88
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paruh pertama bab ini berhubungan dengan audit atas siklus produksi. Bagian ini mencakup pertimbangan sistem pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, dan memberikan perhatian khusus pada pengujian substansif atas saldo persediaan baik untuk persediaan yang dibuat maupun yang dibeli. Paruh kedua dari bab ini akan membhasa audit atas sikuls jasa personalia. Bagian ini memusatkan perhatian pada sistem pengendalian internal untuk transaksi penggajian serta pengujian substansif atas saldo akun terkait. 1.2 Tujuan Penulisan Adapun topik-topik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan audit atas siklus produksi 2. Aktivitas Pengendalian-Transaksi pabrikasi 3. Pengujian substansif atas saldo persediaan 4. Jasa bernilai tambah dalam siklus produksi 5. Merencanakan audit atas siklus jasa personalia 6. Aktivitas Pengendalian-Transaksi penggajian 1 | Page

Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

. Bagian ini mencakup pertimbangan sistem pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, dan memberikan perhatian khusus pada pengujian substansif atas saldo persediaan baik untuk persediaan yang dibuat maupun yang dibeli. Paruh kedua dari bab ini akan membhasa audit atas sikuls jasa personalia. Bagian ini memusatkan perhatian pada sistem pengendalian internal untuk transaksi penggajian serta pengujian substansif atas saldo akun terkait.

Citation preview

Page 1: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paruh pertama bab ini berhubungan dengan audit atas siklus produksi. Bagian ini

mencakup pertimbangan sistem pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi

pabrikasi, dan memberikan perhatian khusus pada pengujian substansif atas saldo persediaan

baik untuk persediaan yang dibuat maupun yang dibeli. Paruh kedua dari bab ini akan

membhasa audit atas sikuls jasa personalia. Bagian ini memusatkan perhatian pada sistem

pengendalian internal untuk transaksi penggajian serta pengujian substansif atas saldo akun

terkait.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun topik-topik yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan audit atas siklus produksi

2. Aktivitas Pengendalian-Transaksi pabrikasi

3. Pengujian substansif atas saldo persediaan

4. Jasa bernilai tambah dalam siklus produksi

5. Merencanakan audit atas siklus jasa personalia

6. Aktivitas Pengendalian-Transaksi penggajian

7. Pengujian substansif atas saldo prnggajian

1 | P a g e

Page 2: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu menguraikan sifat siklus produksi, mengidentifikasi kelompok

transaksi dan akun-akun yang terlibat

2. Mahasiswa mampu menentukan risiko deteksi untuk pengujian rincian dan

merancang program audit

3. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana auditor dapat menggunakan

pengetahuan selama melakukan audit atas siklus produksi

2 | P a g e

Page 3: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI

Siklus produksi (production cycle) berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi

barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan

kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahanakan, serta

transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam

siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk produksi, dan berakhir ketika barang

yang diproduksi ditransfer kebarang jadi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai

transaksi pabrikasi (manufacturing transaction).

Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini : (1) siklus pengeluaran

dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa

personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) siklus pendapatan dalam

penjualan barang jadi. Interaksi diantara siklus-siklus ini dan akun-akun utama yang

dipengaruhi oleh transaksi pabrikasi diperlihatkan dalam Gambar 16-1. Disini harus

diperhatikan bahwa pengkreditan kebahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrikasi,

pendebetan ke persediaan barang dalam proses dan ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat

perpindahan biaya produksi yang sudah selesai dari barang dalam proses ke barang jadi, berasal

dari transaksi pabrikasi pada siklus produksi. Terakhir, walaupun biasanya dianggap sebagai

transaksi siklus pendapatan, namun pemindahan biaya dari barang jadi yang diproduksi keharga

pokok penjualan didasarkan atas data biaya yang terakumulasi dalam siklus produksi.

2.2. TUJUAN AUDIT

Dua kelompok tujuan audit akan dibahas dalam bagian ini: (1) tujuan audit atas kelompok

transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi dan (2) tujuan audit atas saldo akun yang

berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.

Untuk menghindari tumpang tindih, maka pembahasan mengenai tujuan audit atas saldo

akun dan prosedur audit yang berkaitan dengan persediaan yang dibeli telah ditangguhkan ke

siklus pengeluaran agar bisa dibahas bersama dalam bab ini dengan persediaan yang diproduksi.

3 | P a g e

Page 4: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Demikian pula, pembahasan mengenai tujuan audit dan prosedur audit yang berkaitan dengan

harga pokok penjualan telah ditangguhkan ke bab siklus pendaptan, menunggu pembahasan

tentang asal mula biaya-biaya semacam itu melalui transaksi pembelian dalam bab siklus

pengeluaran dan transaksi pabrikasi dalam bab ini. Jadi, sebagaian bukti yang diperoleh

mengenai tujuan yang berkaitan dengan transaksi pembelian dan penjualan yang masing-masing

telah dibahas dalam bab 15 dan 14 adalah relevan untuk memenuhi tujuan audit atas saldo akun

yang akan disajikan dalam Gambar 16-2.

2.3. MENGGUNAKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK

MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT.

Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang

program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi

merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan

tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banyak perusahaan distribusi

dan eceran, manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.

Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi, auditor biasanya ingin memahami

intesivitas modal dari proses pabrikasi, disamping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang

diperlukan dalam proses pabrikasi itu. Suatu proses yang terutama bersifat pada modal, seperti

penyulingan minyak, basanya mempunyai jumlah biaya tetap yang signifikan yang memerlukan

volume yang cukup besar untuk menjamin profitabilitas. Pemahaman ini merupakan hal yang

penting dalam meng evaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan, terutama pada

saat mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada

biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memgang hak kepemilikan atas

persediaan, serta masalah penyajian dan pengungkapan.

Sepanjang Bagian 4 buku ini kita telah mengamati lima industri dan pentingnya setiap

siklus bagi industri tersebut. Persediaan sebenarnya tidak material bagi industri-industri seperti

industri hotel dan sekolah. Kedua industri ini merupakan industri jasa dan audit atas persediaan

biasanya tidak signifikan terhadap keseluruhan strategi audit dalam kedua industri itu. Akan

tetapi, dalam mengaudit toko eceran, pabrikasi peralatan rumah tangga dan pabrikasi komputer,

audit atas persediaan merupakan proses inti yang material dan sangat penting bagi keberhasilan

entitas bersangkutan.

Dalam setiap kasus, unsur pesediaan merupakan hal yang material terhadap neraca suatu

entitas atau perusahaan. Walupun demikian, setiap industri memiliki sifat yang unik dalam hal

jumlah hari yang diperlukannya untuk memutar persediaan. Selain itu, dalam setiap kasus,

4 | P a g e

Page 5: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

jumlah hari perputaran persediaan juga sangat bervariasi diantara untuk industri-industri

tersebut, sehingga sangat penting untuk memahami keadaan klien dan menemukan bukti yang

mencukupi guna mendukung pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada

saat mengevaluasi kewajaran penyajian laporan keuangan, auditor biasanya akan mengevaluasi

harga pokok penjualan dan marjin kotor ketika mengaudit persediaan. Auditor harus menyadari

bahwa jika persediaan ditetapkan terlalu tinggi, maka harga pokok penjualan akan ditetapkan

terlalu rendah dan marjin kotor ditetapkan terlalu tinggi. Salah saji yang sama yang menetapkan

harga pokok penjualan terlalu rendah dan menetapkan persediaan terlalu tinggi akan

menetapkan jumlah hari perputaran persediaan terlalu tinggi serta membuatnya terlihat

memerlukan waktu yang lebih lama untuk memutar persediaan daripada sebenarnya.

Karena pentingnya persediaan bagi kewajaran penyajian bagi sebagaian besar pabrikan,

pedagang grosir, dan pedagang eceran, maka auditor dapat menggunakan prosedur analitis

untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah. Karena signifikannya jumlah transaksi

persediaan yang dilakukan oleh etitas-entitas ini, maka auditor akan sering menekankan pada

pendekatan penilaian tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah dalam situasi-situasi

tersebut.

Gambar 16-2 Tujuan audit spesifik tertentu untuk siklus produksi

Kategori Asersi Tujuan audit atas kelompok

transaksi

Tujuan audit atas saldo akun

Keberadaan atau

kejadian

Transaksi pabrikasi yang dicatat

menyajikan bahan, tenaga kerja,

dan overhead yang ditransfer ke

produksi serta pemindahan

produksi yang sudah selesai

kebarang jadi selama periode

berjalan (EO1)

Persediaan yang tercetak dalam

neraca secara fisik ada (EO2)

Harga pokok penjualan

menunjukkan harga pokok barang

yang dikirimkan (dijual) selama

periode berjalan (EO3)

Kelengkapan Semua transaksi pabrikasi yang

terjadi selama periode berjalan

sudah dicatat (C1)

Persediaan mencakup semua

bahan, produk dan perlengkapan

yang ada ditangan pada tanggal

neraca (C2)

5 | P a g e

Page 6: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Harga pokok penjualan mencakup

dampak semua transaksi semua

penjualan selam periode berjalan

(C3)

Hak dan

kewajiban

Entitas memegang ha katas

persediaan yang berasal dari

transaksi pabrikasi yang dicatat

(RO1)

Entitas pelapor memegang hak

milik atas persediaan pada tanggal

neraca (RO2)

Penilaian atau

alokasi

Transaksi pabrikasi telah dijurnal,

diikhtisarkan dan dibukukan atau

di posting dengan benar (VA1)

Persediaan telah dinyatakan

dengan tepat pada harga yang

terendah antara harga pokok dan

harga pasar (VA2)

Harga pokok penjualan

didasarkan pada penerapan

metode arus biaya yang berlaku

secara konsisten (VA3)

Penyajian dan

pengungkapan

Rincian transaksi pabrikasi

mendukung penyajiannya dalam

laporan keuangan termasuk

klasifikasi dan pengungkapnnya

(PD1)

Persediaan (PD2) dan harga

pokok penjualan (PD3) telah

diidentifikasi dan diklasifikasikan

secara tepat dalam laporan

keuangan

Pengungkapan yang berhubungan

dengan dasar penilaian dan

pengagunan atau penjaminan

persediaan sudah memadai (PD4)

2.4. MATERIALITAS, RISIKO INHEREN DAN PROSEDUR ANALITIS

6 | P a g e

Page 7: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.4.1. Materialitas

Gambar 16-3 mengilustrasikan pentingnya persediaan bagi pabrikan dan pedagang

eceran. Bagi entitas-entitas ini persediaan adalah unsur yang material dan audit atas persediaan

merupakan hal yang penting untuk mencapai pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

keuangan secara keseluruhan.

Alokasi materialitas keakun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan

bervariasi menurut pertimbangan yang telah dijelaskan dalam Bab 8 (jilid 1). Pertimbangan

utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan

mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan

sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan. Umumnya audit atas

persediaan, termasuk mengamati keberadaan persediaan dan mengaudit ketetapan penilaian

persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasikan suatu

jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah

yang ia anggap akan mempengaruhi analisi pemakai laporan keuangan.

2.4.2. Risiko inheren

Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh

transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah, karena persediaan

bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu. Namun, untuk pabrikan,

pedagang grosir, atau pedagang eceran, persediaan dapat dinilai sebesar atau mendekati

maksimum karena alasan-alasan berikut ini :

Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi akun-akun

ini biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.

Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi, pengukuran, dan

alokasi biaya-biaya yang dapat dimasukan dalam persediaan bahan, tenaga kerja dan

overhead pabrik tak langsung, biaya produk gabungan, dan disposisi varians biaya,

akuntansi untuk bahan sisa dari proses produksi, dan masalah akuntansi biaya lainnya.

Sangat beragamnya jenis persedian kadang-kadang mengharuskan digunakannya

prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, seperti volume geometrik

timbunan persediaan, fotografi dari udara, dan estimasi kuantitas oleh seorang pakar.

Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah kesulitan yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik terhadap pencurian dan

kerusakan, serta akutansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan diantara lokasi-

lokasi itu.

7 | P a g e

Page 8: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus dalam

menentukan kualitas dan nilai pasarnya.

Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor-faktor lain

seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta kemampuan

menjual, dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan penilaian persediaan itu.

Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.

2.4.3. Prosedur Analitis

Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor

waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan diatas, jika laporan keuangan

yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai

dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan

terlalu tinggi. Ini akan memperingatkan auditor agar memperhatikan secara seksama keberadaan

dan penilaian persediaan. Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah batas yang

dapat menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi. Gambar 16-4 menyajikan bebrapa

contoh prosedur analitis beserta penjelasan mengenai masalah yang dapat diidentifikasi. Jika

persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap

bahwa prosedur analitis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur

ini bisa sangat efektif dalam memusatkan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

2.5. PERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima komponen

sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi dalam

siklus produksi. Mislanya, dalam komponen lingkungan pengendalian, struktur organisasi harus

mencakup pejabat yang bertanggung jawab atas produksi secara keseluruhan. Dengan

menduduki jabatan seperti wakil direktur operasi, pabrikasi, atau produksi, orang ini biasanya

mempunyai wewenang atas departemen perencanaan serta pengendalian produksi dan setiap

departemen pabrikasi. Filosofi dan gaya operasi manajemen juga mencakup pendekatannya

terhadap pengambilan serta pemantauan resiko bisnis yang berhubungan dengan keputusan

produksi dan tingkat persediaan. Sementara itu, kebijakan serta praktik sumber daya manusia

entitas tersebut yang berkaitan dengan para karyawan departemen produksi dapat secara

signifikan mempengaruhi penggunaan dan pertanggungjawaban atas faktor-faktor produksi.

8 | P a g e

Page 9: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas

dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai.

Sebagai contoh, jika emas digunakan dalam proses pabrikasi, maka emas itu harus dikendalikan

secara cermat dan sering dihitung mengingat nilai bahan baku tersebut.

Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendalian dan catatan

pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan pabrikasi, ada catatan terpisah

untuk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Sistem yang digunakan

oleh suatu entitas dapat mencakup sistem biaya pesanan serta proses, dan baik biaya aktual

maupun standar mungkin dicatat. Dalam sistem biaya pesanan, biaya pabrikasi diakumulasi

menurut pesanan dan akun barang dalam proses didukung oleh setiap catatan biaya pesanan.

Dalam sistem biaya proses, biaya akumulasi menurut departemen atau proses. Dokumen,

catatan dan file komputer khusus yang biasanya ditemukan dalam sistem-sistem ini akan

dibahas pada bagian berikutnya.

Berbagai aktivitas pengendalian yang berkaitan denga transaksi pabrikasi, termasuk

penggunaan anggaran dan review kinerja, akan dibahas dalam bagian selanjutnya dari bab ini.

Pemantauan pengendalian oleh manajemen dalam siklus produksi meliputi umpan balik dari

pelanggan tentang kualitas produk dan ketetapan waktu pengiriman,serta penggunaan auditor

internal untuk menilai efektivitas pengendalian biaya, akurasi data biaya dan pengendalian fisik

atas perediaan.

Gambar 16-4 prosedur analitis yang biasa digunakan untuk mengaudit siklus

produksi.

Rasio Rumus Signifikansi audit

Jumlah hari

perputaran

persediaan

Rata-rata hutang persediaan :

harga pokok penjualan x 365

Pengalaman sebelumnya mengenai

jumlah hari perputaran persediaan

digabungkan dengan pengetahuan

tentang hpp akan bermanfaat dalam

mengestimasi tingkat persediaan

tahun berjalan. Perpanjangan

periode ini dapat mengindakasikan

masalah eksistensi atau keberadaan,

atau masalah dalam menetukan

nilai yang terendah antara harga

9 | P a g e

Page 10: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

pokok dn harga pasar.

Pertumbuhan

persediaan terhadap

pertumbuhan hpp.

((persediaann : persediaann-1) –

1) : ((hppn : Hppn-1) – 1)

Rasio yang lebih besar dari 1,0

menunjukkan bahwa persediaan

tumbuh lebih cepat daripada

penjualan. Rasio yang besar dapat

menunjukkan kemungkinan adanya

masalah keuangan persediaan.

Barang jadi yang

diproduksi terhadap

bahan baku yang

digunakan

Kuantitas barang jadi :

kuantitas bahan baku

Berguna dalam mengestimasi

efisiensi proses pabrikasi. Dapat

membantu dalam mengevaluasi

kewajaran biaya produksi.

Barang jadi yang di

produksi terhadap

tenaga kerja

langsung

Kuantitas barang jadi : jam

tenaga kerja langsung

Bermanfaat dalam mengestimasu

efisiensi proses pabrikasi. Dapat

membantu dalam mengevaluasi

kewajaran biaya produksi.

Produk yang cacat

per juta

Jumlah produk cacat sebagai

persentase dari setiap juta yang

di produksi.

Bermanfaat dalam mengestimasi

efektivitas proses pabrikasi. Dapat

membantu dalam mengevaluasi

kewajaran biaya produksi dan

beban garansi.

2.6. AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PABRIKASI

Ingatlah kembali bahwa komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal

terdiri atas empat kategori aktivitas : (1) pemisahan tugas, pengendalian umu, dan pengendalian

aplikasi, (2) pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat, (3)

pengendalian fisik serta (4) penelaahan kinerja dan akuntabilitas. Bagian selanjutnya akan

mengidentifikasi dokumen dan catatan yang lazim digunakan dalam memroses transaksi

pabrikasi. Bagian berikut ini menjelaskan bagimana keempat kategori aktivitas pengendalian itu

berhubungan dengan fungsi-fungsi yang dilaksanakan dalam siklus produksi.

10 | P a g e

Page 11: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.6.1. DOKUMEN DAN CATATAN YANG UMUM

Berikut ini disajikan beberapa dokumen, catatan, dan file komputer yang lazim digunakan

dalam memroses transaksi pabrikasi :

Perintah produksi (production order). Formulir yang menunjukkan kuantitas dan

jenis barang yang akan dibuat. Suatu perintah produksi mungkin berkaitan dengan

suatu pesanan atau proses yang berkelanjutan.

Laporan kebutuhan barang (materials requirement report).Berisi daftar bahan baku

dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi.

Slip pengeluaran bahan (material issue slip). Otorisasi tertulis dari departemen

produksi kepada gudang penyimpanan untuk megeluarkan bahan untuk digunakan

berdasarkan perintah produksi yang sudah disetujui.

Tiket waktu (time ticket). Catatan waktu kerja seorang karyawan atas pekerjaan

tertentu.

Tiket perpindahan (move ticket). Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan

fisik barang dalam proses diantara departemen produksi, dan diantara barang dalam

proses serta barang jadi.

Laporan aktivitas produksi harian (daily production activity report). Laporan yang

memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunkan selama hari itu.

Laporan produksi yang sudah selesai (completed production report). Laporan yang

menunjukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah diselesaikan.

Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan perpetual).

Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses, dan

barang jadi. Catatan ini berisi informasi tentang unit dan biaya yang ditambahkan

dan dikurangkan dari masing-masing akun persediaan, serta unit yang ada ditangan

dan baiya terkait yang membentuk saldo persediaan pada suatu titik waktu.

File induk biaya standar (standard cost master file). File computer yang berisi biaya-

biaya standar.

File induk persediaan bahan baku (raw materials inventory master file). File

computer yang berisi kuantitas bahan baku yang ada ditangan.

File induk persediaan barang dalam proses (work-in –process inventory master file).

File computer yang memuat jumlah biaya actual barang dalam proses. File ini

digunakan untuk menyusun laporan produksi harian.

11 | P a g e

Page 12: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

File induk persediaan barang jadi (finished goods inventory master file). File

computer yang berisi jumlah total biaya-biaya produksi. File ini dapat digunakan

sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.

Penggunaan setiap dokumen dan catatan ini akan dijelaakan dalam bagian-bagian selanjutnya.

2.6.2. FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN TERKAIT.

Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-

fungsi pabrikasi berikut ini :

Memulai produksi:

o Merencanakan dan mengendalikan produksi

o Mengeluarkan bahan baku

Memindahkan barang :

o Memproses barang dalam produksi

o Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai kebarang jadi

o Melindungi persediaan.

Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :

o Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi.

o Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan.

Pelaksanaan fungsi-fungsi ini melibatkan beberapa departemen seperti perencanaan dan

pengendalian produksi, bagian pembelian (bahan baku) departemen produksi, pencatatan waktu

(time keeping), barang jadi, TI, akuntansi biaya dan akuntansi umum. Seperti halnya dengan

setiap kelompok transaksi utama lainnya, harus ada pemisahan tugas antara pelaksanaan dan

pencatatan transaksi pabrikasi serta penyimpanan persediaan pabrikasi. Pengendalian yang

berkaitan dengan memulai produksi dan perpindahan barang adalah relevan dalam menilai

resiko pengendalian untuk asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk transaksi

pabrikasi serta persediaan terkait. Pengendalian yang berhubungan denga pencatatan transaksi

persediaan adalah penting dalam menilai resiko pengendalian untuk hak asersi hak dan

kewajiban, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan untuk transaksi dan

persediaan pabrikasi.

12 | P a g e

Page 13: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.6.3. Memulai Produksi

a. MERENCANAKAN DAN MENGENDALIKAN PRODUKSI.

Otorisasi produksi dibuat dalam departemen perencanaan dan pengendalian produksi

berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta

kebutuhan persediaan. Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan menerbitkan perintah

produksi bernomor urut. Teknologi informasi atau cara lain, harus digunakan untuk

mempertanggung jawabkan seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan pencatatan

akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga disiapkan yang

menunjukkan bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada ditangan. Apabila pesanan

harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan laporan ini akan dikirimkan kebagian

pembelian.

Departemen perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab untuk

membantu penggunaan bahan dan tenaga kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi

sampai diselesaikan dan dipindahkan ke barang jadi.Penelaahan atas laporan aktivitas produksi

harian dan laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggung

jawab ini.

b. MENGELUARKAN BAHAN BAKU

Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah menerima slip

pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh departemen produksi. Slip itu

menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta serta nomor perintah produksi yang harus

dibebani. Setiap slip harus ditandatangani oleh penyelia atau pekerja produksi yang berwenang.

Teknologi informasi atau cara lain harus digunakan untuk mencocokkan slip pengeluaran bahan

dengan perintah produksi dan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar

harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen laporan

aktivitas produksi harian yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.

2.6.4. Perpindahan Barang

a. MEMROSES BARANG DALAM PRODUKSI.

Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam

tiket waktu, fungsi pencatatan waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan

memasukkan tanda pengenal mereka kedalam terminal komputer, kemudian mengetikkan

nomor perintah produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan.

13 | P a g e

Page 14: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Dalam kedua cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya

disiapkan dari data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas produksi harian.

Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu departemen dan

barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu ke departemen berikutnya akan

diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan yang harus ditandatangani oleh departemen yang

menerima barang itu. Teknologi informasi, atau cara lain harus mecocokkan tiket waktu dan

tiket perpindahan dengan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi.

b. MEMINDAHKAN PEKERJAAN YANG SUDAH SELESAI KE BARANG JADI.

Apabila pembuatan suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi akhir,

maka disusunlah sebuah laporan produksi yang sudah selesai. Barang itu kemudian dikirimkan

kegudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab atas barang itu dengan menandatangani

tiket perpindahan akhir.

c. MELINDUNGI PERSEDIAAN.

Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan kerusakan. Penyimpanan

persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci dengan akses yang terbatas pada

orang-orang yang diberi otorisasi merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva ini.

Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh

penyelia dan petugas keamanan pabrik, pemberian label pada barang, dan penggunaan tiket

perpindahan bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses di sekitar

pabrik.

2.6.5. Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan

a. MENENTUKAN DAN MENCATAN BIAYA PABRIKASI.

Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut ini :

Membebankan bahan baku dan tenaga kerja langsung kebarang dalam proses.

Menggunakan overhead pabrikasi ke barang dalam proses.

Memindahkan biaya diantara departemen produksi (menurut sistem biaya proses)

Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi.

Untuk memastikan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun harus

menyediakansejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau

biaya-biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu

14 | P a g e

Page 15: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas produksi dan

pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan

klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi. Laporan semacam itu biasanya mencakup

pembandingan antara data aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi biaya.

Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses berdasarkan biaya aktual

atau biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya standar itu harus

disetujui oleh manajemen, dan harus ada pelaporan varians yang tepat waktu dari jumlah

aktual atau yang dianggarkan untuk diselidiki dan ditindaklanjuti sebagai bagian dari

penelaahan kinerja periodik oleh manajemen. Pengendalian tamabahan terhadap pencatatan

biaya pabrikasi meliputi

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pegalokasin biaya

pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai penggunaan bahan dan

tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi harian.

Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang dalam

proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi yang sudah

selesai.

Pengecekan independen seringkali dicapai melalui pengendalian yang terprogram dan

tindak lanjut independen terhadap pengecualian / penyimpangan.

b. MEMPERTAHANKAN KEBENARAN SALDO-SALDO PERSEDIAAN.

Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas. Pertama,

harus dilakukan perhitungan periodic yang indpenden terhadap persediaan yang ada di tangan

dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat menurut catatan persediaan perpetual.

Pembandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak ada lagi,

catatan kuantitas ditangan yang tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang salah

diklasifikasikan dalam catatan. Akan tetapi, aktivitas ini dapat dilakukan setahun sekali dalam

kaitanny dengan audit tahunan, dimana pengendalian yang kuat akan menyebabkan

dilakukannya perhitungan persediaan dalam siklus yang lebih sering sepanjang tahun. Kedua,

harus dilakukan pengecekan periodic yang independen terhadap kesesuaian antara jumlah dolar

yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi

dengan masing-masing akun pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi periodic

terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas persediaan,

penyesuaian untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai pasar harus dilakukan bila

diperlukan.

15 | P a g e

Page 16: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.6.7. Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen seringkali digunakan untuk memantau setiap fungsi yang telah

diuraikan diatas. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas

penggunaan sumber daya pada setiap tahap produksi, maka kemungkinan terjadinya kesalahan

yang tidak disengaja akan diperkecil. Seperti diuraikan diatas, manajemen biasanya akan

dengan cermat memantau perintah produksi, tenaga kerja dan bahan yang digunakan, total

akumulasi biaya produksi, eksistensi persediaan, dan persetujuan terhadap biaya standar.

2.7. MEMPEROLEH PEMAHAMAN DAN MENILAI RISIKO PENGENDALIAN.

Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-bagian dari

komponen pengendalian internal yang relevan denga transaksi pabrikasi, auditor menggunakan

prosedur yang sama seperti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini meliputi review atas

pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada pengajuan pertanyaan kepada

manajemen serta personil produksi lainnya, pemeriksaan dokumen dan catatan produksi serta

pengamatan atas aktiva dan kondisi produksi. Prosedur ini juga mencakup penggunaan

kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum naratif.

Demikian pula, proses tiga langkah yang sudah dikenal untuk mengidentifikasi potensi

salah saji, pengendalian yang diperlukan, dan pengujian pengendalian juga berkaitan dengan

penilaian resiko pengendalian atas transaksi-transaksi dalam siklus produksi. Contoh-contoh

potensi sala saji dan prosedur pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi

potensi sala saji yang berkaitan dengan siklus produksi telah disajikan dalam Gambar 16-5 yang

juga mereferensisilang tujuan audit terkait atas setiap kategori asersi. Dari daftra pengendalia

yang diperlukan itu, auditor memilih pengendalian yang akan digunakan untuk mencari bukti

lebih lanjut guna mendukung penilaian resiko pengendalian yang lebih rendah dan melakukan

pengujian pengendalian. Ingat kembali bahwa ketika auditor merencanakan untuk menilai

resiko pengendalian pada tingkat yang rendah berdasarkan prosedur pengendalian yang sudah

terprogram, ia harus langsung menguji pengendalian terprogram itu (misalnya, dengan

menggunakan data pengujian), menguji pengendalian umum computer, dan menguji prosedur

tindak lanjut manual. Auditor biasanya aka menguji pengendalian manual melalui kombinasi

antara pengajuan pertanyaan, observasi terhadap individu-individu yang sedang melaksanakan

tugasnya, pemeriksaan dokumen dan laporan, serta pelaksanaan kembali beberapa aktivitas

pengendalian oleh auditor sendiri. Hasil dari setiap pengujian pengendalian ini harus

didokumentasikan untuk membentuk dasar bagi penilaian resiko pengendalian akhir atas asersi

signifikan yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi.

16 | P a g e

Page 17: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.8. PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS SALDO PERSEDIAAN

Bagian ini berhubungan dengan pengujian substansif atas persediaan barang dagang yang

dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang

dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Audit atas saldo persediaan memerlukan

perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya dan upaya audit yang sangat substansial.

Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti

kompoten yang mencukupi, harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko

deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substansif yang sesuai untuk asersi-

asersi persediaan.

2.8.1. MENENTUKAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN

Sesuai dengan model resiko audit yang telah diuraikan dan ditetapkan dalam bab-bab

terdahulu, spesifikasi auditor mengenai tingkat resiko deteksi yang dapat diterima untuk

pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik

dengan penilaian resiko inheren, risiko pengendalian, dan resiko prosedur analitis yang relevan

yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Beberapa faktor resiko inheren yang berkaitan dengan

persediaan telah disebutkan sebelumnya dalam bab ini. Walaupun sebagian dari faktor-faktor itu

hanya berhubungan dengan persediaan yang diproduksi, namun yang lainnya berlaku untuk

semua jenis persediaan.

Penilaian risiko pengendalian yang relevan bervariasi menurut kelompok yang

mempengaruhi akun persediaan tertentu seperti yang diperlihatkan dalam tabulasi berikut ini :

Akun persediaan Kelompok transaksi yang

Memperbesar akun Memperkecil akun

Persediaan barang dagang

bahan baku

Pembelian

pembelian

Penjualan

Transaksi pabrikasi yang

mentransfer biaya bahan ke

produksi

17 | P a g e

Page 18: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Barang dalam proses Transaksi pabrikasi yang

mentransfer biaya bahan,

tenaga kerja, dan overhead

dalam proses lainnya

Transaksi pabrikasi yang

mentransfer biaya dari akun

ini ke akun barang dalam

proses atau barang jadi

lainnya

Barang jadi Transaksi pabrikasi yang

mentransfer biaya poduksi

yang sudah selesai ke barang

jadi

Penjualan

Jadi, misalnya dalam menilai resiko pengendalian untuk asersi eksistensi/keberadaan

atau kejadian pada persediaan barang dagang auditor akan memperhitungkan penilaian resiko

pengendaliannya untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian bagi transaksi pembelian

yang memperbesar saldo persediaan, dan asersi kelengkapan untuk transaksi penjualan yang

memperkecil saldo persediaan. Ingat kembali bahwa alasan untuk hal yang berakhir ini adalah

bahwa jika beberapa transaksi penjualan tidak dicatatat, maka sebagaian dari persediaan yang

tercatat tidak akan ada lagi. Sebagai contoh lain, penilaian resiko pengendalian dalam asersi

penialain atau alokasi untuk persediaan bahan baku mengharuskan diperhitungkannya penialain

resiko pengendalian gabungan untuk asersi penilaian atau alokasi, baik atas transaksi pembelian

maupun transaksi pabrikasi yang mentransfer biaya-biaya ke produksi.

Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling

tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo persediaan,

maka tingkat resiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus diperkecil untuk

asersi – asersi ini dibandingkan untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya akan mempengarhi

keputusan tentang perancangan pengujian substansif, dan bauran prosedur analitis serta

pengujian rincian.

2.8.2. MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANSIF

Pengujian substansif yang mungkin dilakukan terhadap asersi-asersi saldo persediaan dan

tujuan audit atas saldo akun khusus yang berhubungan dengan asersi itu akan diperlihatkan

dalam gambar 16-7. Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada

persediaan barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi juga berkaitan

18 | P a g e

Page 19: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

dengan tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian, karena adanya hubungan

timbal balik diantara akun-akun tersebut. Perhatikan bahwa terdapat banyak pengujian yang

dapat diterapkan pada tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan

atau kejadian, kelengkapan serta penilaian atau alokasi. Setiap pengujian substansif ini akan

dibahas dalam bagian berikut bersama dengan komentar tentang bagaimana pengujian itu dapat

disesuaikan berdasarkan ringkat resiko deteksi yang dapat diterima yang telah dicapai.

2.8.3. PROSEDUR AWAL

Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan

pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk

mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting

untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi.

Jika suatu pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu akan memerlukan volume aktivitas

yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada tingkat 80% hingga 90% dari kapasitas, untuk

mencapai profitabilitas impas (breakeven). Jika suatu entitas merupakan pengecer, maka

penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang dimainkan klien dalam mata

rantai distribusi ini. Auditor juga harus memahami pentingnya persediaan konsinyasi, apakah itu

konsinyaasi masuk atau konsinyasi keluar bagi bisnis klien.

Dalam menelusuri saldo persediaan awal kekertas kerja tahun sebelumnya, auditor harus

memastikan bahwa setiap penyesuaian audit yang telah disepakati pada tahun lalu benar-benar

telah dicatat. Selain itu, ayat jurnal periode berjalan dalam akun persediaan dibuku besar umum

juga harus di-scan untuk mengidentifikasi setiap posting yang tidak biasa menyangkut jumlah

atau sifatnya dan memerlukan penyelidikan khusus. Prosedur awal juga menyangkut penentuan

bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul persediaan lainnya telah sesuai

dengan saldo buku besar umum. Pekerjaan tambahan yang berhubungan dengan penyusunan

daftar persediaan berdasarkan perhitungan persediaan fisik akan dibahas dalam bagian lain yang

membahas pengujian rincian saldo.

2.8.2. PROSEDUR ANALITIS

Penerapan prosedur analitis pada persediaan serigkali bersifat ekspensif seperti yang

telah diperlihatkan dalam gambar 16-4 dan oleh langkah-langkah yang ditunjukkan dalam

gambar 16-7. Penelaahan atas pengalaman dan kecenderungan industri merupakan hal yang

sangat penting ketika mengembangkan ekspektasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi

19 | P a g e

Page 20: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

data analitis bagi klien. Sebagai contoh, dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio

perputaran persediaan klien yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam industri,

dapat membantu auditor menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan

yang berhubungan dengan keberadaan atau keterjadian atau kelengkapan data klien yang

digunakan dalam menghitung rasio perputaran persediaan, melainkan mengindikasikan masalah

yang berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunya harga

pasar. Review atas hubungan antara saldo persediaan dengan aktivitas pembelia, produksi, dan

penjualan terakhir juga akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan dalam tingkat

persediaan. Misalnya, kenaikan tingkat persediaan barang jadi yang dilaporkan sementara

tingkat pembelian, produksi, dan penjualan tetap stabil dalam mengindikasikan terjadinya salah

saji yang berkaitan dengan eksistensi keberadaan atau penilaian persediaan barang ajdi. Selain

menghitung rasio perputaran persediaan secara keseluruhan untuk setiap akun persediaan, kita

juga dapat menghitung rasio data yang tidak digabungkan, seperti menurut lini produk.

Karena danya hubungan timbal balik antara persediaan dan harga pokok penjualan, maka

prosedur ini dapat memberikan bukti yang berguna dalam menentukan kewajaran asersi-asersi

manajemen yang berkaitan dengan kedua akun tersebut. Sebagai contoh, rasio perputaran

persediaan yang secara tak terduga tinggi atau tingkat laba kotor yang secara tak terduga rendah

mungkin disebabkan oleh lebih saji harga pokok penjualan dan rendah saji persediaan yang

berkaitan. Auditor juga harus memahami dan mengevaluasi sebatas mana biaya-biaya pabrikasi

bersifat tetap dan variabel, serta hubungan antar biaya , volume dan laba kotor. Sebaiknya,

kesesuaian rasio-rasio ini dengan yang diharapkan dapat memberikan keyakinan yang terbatas

mengenai kewajaran data historis yang digunakan dalam perhitungan, kecualai jika bukti dari

sumber-sumber lain bertentangan. Terakhir analisis tingkat dan rasio persediaan yang

didasarkan pada volume penjualan yang diantisipasi selama periode berikutnya akan berguna

bila digabungkan dengan pengujian penilaian pasar yang akan dibahas dalam bagian lain dibab

ini.

2.8.3. PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) dan

penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi

20 | P a g e

Page 21: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan ketepatan pisah batas

transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.

Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan

Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian

bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh vouching ayat jurnal yang

tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen mendukung.

Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku kefaktur

penjual, laporan penerimaan dan pesanan pembelian.

Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke catatan

biaya pabrikasi dan laporan produksi

Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan

catatan penjualan.

Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan

biaya pabrikasi dan laporan produksi.

Ingatlah kembali bahwa vouching ayat jurnal yang memperbesar saldo persediaan akan

memberikan bukti tentang eksistensi dan penilaian persediaan pada saat transaksi. Sementara

vouching ayat jurnal yang memperkecil saldo persediaan untuk menentukan ketepatan

penurunan persediaan akan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi penilaian dan dapat

menunjukkan adanya masalah asersi kelengkapan jika terdapa dukungan atas pengkreditan itu.

Penelurusan dokumentasi pembelian dan faktor-faktor biaya yang ditambahkan pada produksi

ke ayat jurnal dalam akun persediaan akan memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan dan

penilaian persediaan. Sementara penelusuran dokumentsi transaksi yang memperkecil saldo

persediaan, seperti penjualan, untuk menetukan bahwa ayat jurnal sudah dicatat pada jumlah

yang tepat akan memberikan bukti lebih jauh mengenai asersi eksistensi/keberadaan dan

penilaian persediaan. (jika transaksi itu tidak dicatat, maka sebagaian persediaan yang tercatat

tidak akan ada. Jika ayat jurnal dibuat dengan jumlah yang salah, maka pelaporan nilai

persediaan yang ada ditangan akan salah saji). Penelusuran dan vouching juga memberkan bukti

mengenai asersi hak dan kewajiban (kepemilikan) atas persediaan.

Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan

Tujuan dan sifat dari pengujian pisah batas penjualan serta pembelian masing-masing telah

dijelaskan dlam bab 14 dan 15, yaitu dalam hubungannya dengan audit atas saldo piutang usaha

21 | P a g e

Page 22: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

dan hutang usaha. Kedua pengujian itu merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa

transaksi yang terjadi menjelang akhir tahun telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat jurnal telah dicatat dalam

periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang bergerak di antara (1) gudang dan

departemen produksi (2) departemen produksi yang satu dan yang lainnya, atau (3) departemen

produksi dan barang jadi.

Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen dan observasi

fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah batas fisik atasa perhitungan

persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor menetapkan bahwa suatu ayat jurnal

yang mentransfer biaya lot terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke

barang jadi sudah dicatat, maka ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih dalam

perjalanan, hanya dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja yaitu, barang

itu tidak dihitung sebagai bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua kali, atau sama

sekali tidak dihitung. Bukti yang dperoleh dari pengujian pisah batas ini berhubungan baik

dengan asersi eksistensi/keberadaan maupun keterjadian atau kelengkapan untuk saldo

persediaan.

2.9. PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Sebagiaman telah diperlihatkan dalam gambar 16-7, pengujian persediaan ini bersifat

ekstensif, terutama karena diwajibkannya prosedur pengamatan persediaan fisik klien dan

pengujian yang berkaitan.

2.9.1. Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien

Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang diterima

umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan hal

yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan serta praktis dan layak dilaksanakan,

pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan menghabiskan banyak waktu, dan

sulit bagi auditor tetapi biasanya hal itu jarang terjadi.

Dalam melakukan prosedur auditing ini, klien memikul tanggung jawab untuk

menghitung persediaan. SAS 1 (AU 331.09), piutang dan persediaan, menyatakan bahwa dari

pengujian substansif ini auditor akan memeperoleh pengetahuan langsung mengenai efektivitas

perhitungan persediaan klien serta tingkat keandalan yang dapat diberikan atas asersi

22 | P a g e

Page 23: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

manajemen sehubungan dengan kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Dalam beberapa kasus,

spesialis persediaan dari luar perusahaan mungkin dipekerjakan oleh klien untuk menghitung

persediaan. Apabila hal ini terjadi, maka auditor juga harus hadir mengamati perhitungan yang

merekan lakukan karena dari sudut pandang auditing para spesialis itu pada dasarnya sama

dengan karyawan perusahaan. Perimbangan audit yang pertama dapat diterapkan pada prosedur

yang diwajibkan ini akan dijelaskan dalam subbagian berikut ini.

2.9.2. PENETAPAN WAKTU DAN LUAS PENGUJIAN

Penenetan waktu pengamatan persediaan tergantung pada sistem persediaan yang dianut

klien dan efektifitas pengendalian internal. Dalam sistem persediaan periodik, kuantitas

ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan telah dilakukan pada tanggal

tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati tanggal neraca, dan auditor biasanya

harus hadir pada penetapan tanggal itu.

Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif,

perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal

interim. Apabila catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan perbandingan dengn

perhtungan fisik telah dilakukan secara periodik oleh klien, maka auditor harus hadir untuk

mengamati sampel representatif dari perhitungan semcam itu. Dalam kasus seperti itu, prosedur

ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang diaudit.

2.9.3. Rencana Perhitungan Persediaan

Perhitungan persediaan fisik oleh klien biasanya dilakukan sesuai dengan rencana atau

daftar intruksi. Intruksi yang dibuat oleh klien harus mencakup hal-hal seperti :

1. Nama karyawan yang bertanggungjawab untuk mengawasi perhitungan persediaan

2. Tanggal perhitungan

3. Lokasi-lokasi yang akan dihitung

4. Intruksi terinci mengenai bagaimana perhitungan akan dilakukan

5. Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar

(kompilasi)

6. Ketentuan mengenai penanganan penerimaan, pengiriman, dan perpindahan barang

selama perhitungan jika aktivitas tersebut tidak dapat dihindarkan

23 | P a g e

Page 24: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

7. Pemisahan atau identifikasi barang yang bukan milik klien

Auditor harus mereview dan mengevaluasi rencana perhitungan persediaan klien jauh

sebelum tanggal perhitungan. Dengan tenggang waktu yang cukup, klien mampu menganggapi

dengan baik saran modifikasi atas rencana itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan

hal biasa bagi auditor untuk membantu klien dalam merancang suatu rencana perhitungan

persediaan yang akan memudahkan baik perhitungan maupun pengamatan persediaan.

Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika pengamatan persediaan akan

dilakukan secara efektif dan efisien. Seorang auditor yang berpengalaman biasanya bertanggung

jawab untuk : (1) merencanakan prosedur, (2) menentukan kebutuhan tenaga kerja, (3)

menugaskan anggota tim audit ke lokasi-lokasi tertentu. Setiap pengamat harus dilengkapi

dengan salinan rencana perhitungan klien dan intruksi tertulis mengenai tugas yang akan

dilakukannya.

2.9.4. Melaksanakan Pengujian

Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus :

1. Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan

2. Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada barang yang

diberi dua label

3. Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah

dikendalikan dengan semestinya

4. Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke lembar

kompilasi

5. Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang mungkin ada

apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat

6. Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang

7. Menilai kondisi umum persediaan

8. Mengidetifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan dan

memastikan bahwa barang yang akan diterima selama perhitungan telah dipisahkan

sebagaiamana mestinya

24 | P a g e

Page 25: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

9. Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat

pergerakannya

Luas pengujian perhitungan dilakukan auditor tergantung sebagian, pada kecermatan para

karyawan klien dalam menghitung persediaan, sifat dan komposisi persediaan dan

penyelenggaraan catatan perpeptual. Biasanya¸ auditor akan membuat stratifikasi atas barang

persediaan dengan memasukan barang-barang bernilai dollar tertinggi ke dalam perhitungan dan

mengambil sampel representatif dari barang-barang lainnya. Penelusuran ke catatan persediaan

perpetual juga berguna untuk mengidentifikasi barang-barang bernilai tinggi dan memilih

barang-barang yang akan dijadikan sampel.

Dalam melakukan pengujian perhitungan, auditor harus mencatat perhitungan yang akan

dilakukan dan memberikan deskripsi yang lengkap serta akurat mengenai barang tersebut

(nomor identifikasi, satuan ukuran, lokasi, dan lain-lain) dalam kertas kerja seperti yang

diperlihatkan dalam Tabel 1.1. Data semacam ini sangat diperlukan dalam membandingkan

pengujian perhitungan yang dilakukan auditor dengan perhitungan klien, serta penelusuran

perhitungan selanjutnya ke lembar ikhtisar persediaan dan catatan persediaan perpetual. Setelah

persediaan selesai dihitung, auditor perlu membuat daftar semua label (yang digunakan atau

tidak digunakan) atau lembar ikhtisar, dan mendapat informasi yang cukup sehingga tidak ada

persediaan yang bisa ditambahkan ke perhitungan sesudah auditor mengamati persediaan.

Beberapa kecurangan signifikan pernah terjadi yaitu menetapkan persediaan terlalu tinggi pada

saat auditor tidak mengendalikan lembar perhitungan atau label secara memadai.

Tabel 1.1 Kertas Kerja Pengujian Perhitungan Persediaan

Disiapkan Oleh : L. R. S Tanggal : 31/12/X1

25 | P a g e

Page 26: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Direview Oleh : B. E. M Tanggal : 7/1/X2

Highlift Company

Pengujian Perhitungan Bahan Baku

31/12/X1

Labe

l

L.

PersediaanPersediaan Perhitungan

No NoNomo

rUraian Klien Audit Selisih

6531 151-42-

003Back plate 1 2 5 1 2 5

8430 181-83-

012

¼” copper

plate9 3 9 3

1483 242-11-

004

Single and

wire1 3 2 1 3 2 1 4 yds

4486 262-28-

811

Copper

tubing2 2 0 2 2 0

3334 484-26-

204Slide plate 4 2 4 4 2 4

8502 647-44-

310

½” copper

wire2 7 6 2 7 6

8844 687-72-

460

3/8%

copper

write

4 1 9 4 1 9

6295 92 3-48-

260

Front plate 9 6 9 6 2 7 unit

s

26 | P a g e

Page 27: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Setiap selisih telah dikoreksi oleh klien.

Pengaruh bersih dari koreksi tersbut adalah meningkatkan persediaan sebesar $840

Total nilai persediaan menurut pengujian perhitungan dan ditelusuri ke ikhtiar persediaan tanpa pengecualian

= $26.460 atau 22% dari total

= telah ditelusuri ke lembar ikhtisar persediaan klien (F-4) dengan mencatat koreksi atas semua selisih

Ket Warna :

= Ceklist

= yds

= ft

Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus menyiapkan

sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai hal-hal seperti :

1. Penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien

2. Luas pengujian perhitungan dan setiap selisih material yang dihasilkannya

3. Kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan.

Apabila persediaan bersifat material dan auditor tidak mengamati perhitungan persediaan

pada atau menjelang akhir tahun, maka AU 331.12 menyatakan bahwa :

1. Pengujian atas catatan akuntansi saja tidak akan memadai dalam kaitannya dengan

kuantitas

2. Auditor harus melakukan, atau mengamati beberapa perhitungan fisik persediaan dan

menerapkan pengujian yang tepat atas transaksi yang terjadi selama perhitungan.

Kata-kata ini sudah jelas, pengamatan atau perhitungan persediaan bisa ditunda, tetapi tidak

dapat dihilangkan. Auditor harus mendapatkan bukti fisik tertentu mengenai persediaan akhir

sesuai dengan standar auditing yang diterima umum. Selain itu, auditor juga harus menelaah

catatan setiap perhitungan yang dilakukan oleh klien.

27 | P a g e

Page 28: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.9.5. Persediaan yang ditentukan dengan sampel statistik

Suatu perusahaan mungkin memeiliki pengendalian persediaan atau menggunakan metode

penentuan persediaan, seperti sampel statistik yang tidak memerlukan perhitungan fisik tahunan

atas setiap barang persediaan. Metode semacam itu tidak membebaskan auditor dari tanggung

jawab untuk mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu harus diamati apabila

dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu, auditor juga harus memperoleh bukti

mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan kuantitas persediaan. Apabila

metode sampel statistik digunakan oleh klien maka AU 331.11 mengharuskan auditor untuk

memastikan bahwa :

1. Rencana pengambilan sampel memiliki kebasahan statistik

2. Rencana itu telah diterapkan sebagaimana mestinya

3. Hasilnya telah dianggap wajar dari segi persepsi serta reliabilitas sesuai dengan

situasinya

2.9.6. Pengamatan persediaan awal

Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan laba-rugi harus

mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun akhir. Dalam melakukan penugasan audit

yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi dengan mengamati persediaan akhir setiap tahun.

Akan tetapi, dalam melakukan audit yang pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah

berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk

meminta laporan keuangan dari suatu atau lebih periode sebelumnya. Dalam keadaan seperti itu,

jelas tidak praktis serta tidak mungkin bagi auditor untuk mengamati perhitungan persediaan,

dan standar auditing yang diterima umum memperbolehkan auditor untuk memverifikasi

persediaan itu dengan prosedur audit lainnya.

Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode

sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan atau kertas

kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama periode

sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh

kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan oleh klien,

menguji transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap

persediaan. Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat memverifikasi

keabsahan dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit.

28 | P a g e

Page 29: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

2.9.7. Dampak terhadap laporan auditor

Apabila persediaan sudah diamati atau diobservasi, auditor dapat mengeluarkan laporan

audit standar. Hal ini juga diperbolehkan jika auditor menggunakan pengujian substantif untuk

memverifikasi persediaan awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh

sehubungan dengan persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan

akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit standar.

2.9.8. Aplikabilitas pada asersi

Seperti konfirmasi pada piutang usaha, pengamatan perhitungan persediaan oleh klien juga

berlaku pada banyak asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti yang utama tentang

eksistensi persediaan. Disamping itu, pengujian ini juga berhubungan dengan asersi-asersi

berikut ini :

ASERSI PENJELASAN

KelengkapanKuantitas yang melebihi catatan perpetual menunjukan

bahwa catatan tidak lengkap

Penilaian atau

alokasi

Kuantitas yang diamati merupakan dasar untuk

mengkopilasi total nilai dollar dalam ikhtisar persediaan.

Barang yang rusak dan usang yang diamati dapat dinilai

sebesar nilai realisasi bersih

Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban karena

barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi atau untuk

kemudahan salah satu pelanggan yang mudah memegang hak milik atas barang itu.

2.9.9. Pengujian klerikal atas akurasi daftar persediaan

Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan

persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung. Harga

barang-barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dollar

persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap

ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan

yang ada ditangan, auditor harus melakukan pengujian klerikal tertentu untuk memastikan

bahwa daftar itu akurat hasil perhitungan fisik.

29 | P a g e

Page 30: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Perhitungan klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam

daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan harga per unit

atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara akurat menyajikan hasil

perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang telah dilakukannya ke dalam daftar

persediaan, serta memvouching barang-barang dalam daftar itu ke label persediaan dan lembar

perhitungan yang digunakan dalam menghitung persediaan fisik. Perhitungan fisik itu kemudian

dibandingkan atas dasar pengujian, dan jumlah percatatan perpetual, apabila memungkinkan,

dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri ke ayat jurnal penyesuaian apabila

diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian,

kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

2.9.10. Pengujian penetapan harga persediaan

Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok

maupun nilai dasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi

penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur penetapan

harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun sebelumnya.

Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus

memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga yang

digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan

harga ini dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit

yang berulang dan atau laporan keuangan tahun sebelumnya. Langkah untuk memverivikasi

penetapan harga ini mencakup penelaahan atas penetapan harga barang yang usang dan rusak

guna memastikan bahwa barang tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasi bersih pada

tanggal laporan. Bukti pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut sifat persediaan.

Bagi barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau konsumsi (persediaan

barang dagang, bahan baku, dan perlengkapan) harga pokok harus divourching ke faktur penjual

representatif.

2.9.11. Pengujian harga pokok persediaan yang diproduksi

Sifat dan luas pengujian penetapan harga barang dalam proses dan harga barang jadi yang

dilakukan auditor tergantung pada reabilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang

digunakan oleh klien dalam mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah

metode itu untuk memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya. Sebagai

30 | P a g e

Page 31: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

contoh, apabila biaya standar digunakan maka auditor harus menguji perhitungan standar-

standar itu, membandingkan perhitungannya dengan spesifikasi engineering, memastikan

bahwa standar itu mutakhir, dan mengevaluasi apakah standar itu mendekati biaya aktual

dengan memeriksa akun-akun varians. Jika akun-akun varians itu memiliki saldo yang besar,

maka auditor harus mempertimbangkan apakah penyajian yang wajar memerlukan

dilakukannya alokasi pro rata ke persediaan dan harga pokok penjualan, dan bukan hanya

membebankan varians-varians itu ke harga pokok penjualan.

Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan dengan hal-hal yang sangat

bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar dari luar. Sebagai contoh, hal

ini mungkin saja terjadi, dalam perusahaan minyak yang memiliki mutu minyak dan pelumas

yang berbeda, atau pada toko perhiasan yang memiliki permata dengan karat yang berbeda dan

jam tangan yang hiasan permatanya berlainan. Auditor dapat memanfaatkan pekerjaan seorang

spesialis sebagai salah satu prosedur audit untuk mendapatkan bukti yang kompoten, apabila ia

merasa puas dengan kualifikasi dan indepedensi pakar tersebut.

2.9.12. Mengkonfirmasi persediaan pada lokasi-lokasi di luar entitas

Apabila persediaan klien disimpan di gudang umum atau pada jasa penyimpan (custodian)

luar, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai eksistensi persediaan itu melalui

komunikasi langsung dengan si penyimpan. Jenis bukti ini akan dianggap memadai kecuali bila

jumlah yang terlibat merupakan proporsi yang signifikan dari aktiva lancar atau total aktiva.

Dalam kasus ini, AU 331.14 menyatakan bahwa auditor harus menerapkan satu atau lebih dari

prosedur-prosedur berikut ini :

1. Pengujian prosedur pemilik untuk menyelidiki penjaga gudang dan mengevaluasi

kinerja penjaga gudang

2. Mendapatkan laporan akuntan independen mengenai prosedur pengendalian yang

diterapkan penjaga gudang berhubungan dengan penyimpanan barang dan jika ada

penjamin tanda terima atau menerapkan prosedur alternatif atau gudang untuk

mendapatkan keyakinan yang layak bahwa informasi yang diterima dari penjaga gudang

dapat diandalkan.

3. Mengamati perhitungan fisik barang jika praktis dan layak

4. Jika tanda terima gudang sudah dijaminkan sebagai agunan, maka konfirmasi kepada

pemberi pinjaman mengenai rincina yang berkaitan dengan tanda terima yang

dijaminkan itu (atas dasar pengujian jika tepat)

31 | P a g e

Page 32: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Pengujian ini juga dapat memberikan bukti tentang asersi hak dan kewajiban. Selain itu,

pengujian ini juga akan menghasilkan bukti mengenai asersi kelengkapan jika pihak penyimpan

mengkonfirmasi lebih banyak barang ditangan daripada yang dinyatakan dalam permintaan

konfirmasi. Pengkonfirmasian persediaan ini tidak memberikan bukti apapun tentang nilai

persediaan karena penyimpanan tidak diminta untuk melaporkan biaya, kondisi, atau nilai pasar

barang yang tersimpan di gudang.

2.9.13. Memeriksa perjanjian dan kontrak konsinyasi

Barang yang ada di tangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan, setelah penjualan

terjadi atau barang itu mungkin juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus ini, manajemen

diminta untuk memisahkan barang yang bukan miliknya selama melakukan perhitungan

persediaan. Di samping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis mengenai kepemilikan

persediaan dalam surat represenasi klien.

Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang yang

disimpan atas dasar konsinyasi, maka syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. Jika

klien mengirimkan barang sebagai konsinyasinya, maka auditor harus menelaah

dokumentasinya untuk memastikan bahwa barang yang disimpan oleh consignee sudah

termasuk dalam persediaan klien pada tanggal neraca.

Seperti yang diharapkan, bukti yang diperoleh dari pengujian ini berkaitan dengan asersi

hak dan kewajiban. Untuk barang yang disimpan sebagai konsinyasi, pengujian ini juga

memberikan bukti mengenai asersi penyajian dan pengungkapan.

2.9.14. Pengujian rincian saldo : estimasi akuntansi

Audit atau estimasi akuntansi sangat menantang karena bersifat prospektif. Pada saat

mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat menurunkan nilai persediaan di

bawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat bergerak, dan apakah situasi yang

ada membuat klien menderita kerugian.

Tanggung jawab auditor atau kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah cukup

memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan

menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi yang dijual, digunakan, atau

dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor

memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan :

32 | P a g e

Page 33: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

1. Mengenali perhitungan persediaan yang dilakukan klien

2. Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang

yang lambat bergerak

3. Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang memungkinkan

dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga

pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :

1. Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog penjualan dan

laporan penjualan tahun berjalan

2. Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun

3. Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indikator

berubahnya kondisi pasar

4. Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan

usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan

2.9.15. Perbandingan penyajian kaporan dengan GAAP

Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama

persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi. Selain itu, metode

yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan, pelimpahan atau penjaminan

persediaan, serta eksistensi komitmen pembelian utama juga diungkapkan.

Bukti yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan laporan diberikan oleh

pengujian-pengujian substantif. Bukti lebih lanjut dapat diperoleh, sesuai yang diperlukan, dari

review atas notulen rapat-rapat dewan direktur dan dari pengajuan pertanyaan kepada

manajemen. Berdasarkan bukti itu dan perbandingan laporan keuangan dengan klien dengan

ketentuan-ketentuan akuntansi yang berlaku, auditor menetapkan ketepatan penyajian dan

pengungkapan.

Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan

eksistensi kontrak-kontrak yang mengikat atas pembelian barang dimasa depan. Apabila

komitmen semacam itu dibuat, auditor harus memeriksa syarat-syarat kontrak dan mengevaluasi

33 | P a g e

Page 34: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

ketepatan akuntansi serta pelaporan perusahaan. Apabila terjadi kerugian yang material atas

komitmen pembelian itu, maka kerugian tersebut harus diakui dalam laporan berserta

pengungkapan mengenai situasi yang terjadi. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari kombinasi

antara beberapa pengujian substantif, auditor harus dapat memenuhi setiap tujuan audit saldo

akun untuk persediaan.

2.10. JASA-JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI

Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap

perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mendapat tujuan profitabilitas

dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah-masalah seperti nilai realisasi bersih, persediaan,

audito harus memperhitungkan resiko bisnis klien, resiko adanya produk pengganti atau

perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang

hal ini dengan klien.

Prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas proses manajemen

persediaan.biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan suatu usaha entitas.

Terdapat perbedaan perputaran persediaan untuk tiga industri yang berlainan. Jika peringkat

klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka akuntan publik biasanya akan

mencoba membahas masalah bagaimana klien dapat memperbaiki proses manajemen

persediaannya. Sebagai contoh banyak akuntansi publik yang telah membantu klien

mengembangkan sistem persediaan Just-In-Time dengan menggunakan pertukaran elektronik

(EDI = Electronic Data Interchane) untuk berkomunikasi dengan pemasok. Selain itu, mereka

juga membantu klien dalam mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dari

proses pabrikasi. Para akuntan publik ini secara teratur memberikan rekomendasi untuk

menyempurnakan sistem informasi yang memungkinkan manajemen memantau dan

mengendalikan penciutan persediaan dengan permintaan secara lebih baik, serta mencocokkan

kuantitas persediaan secara lebih baik. Dewasa ini para akuntan publik telah menolong klien

dalam menata ulang proses reengineering yang berkaitan dengan e-business. Semua contoh ini

menunjukan jasa-jasa bernilai tambah yang penting berdasarkan pengetahuan tentang

persediaan yang diperoleh selama audit atas laporan keuangan.

2.11. MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus jasa personalia (personnel services cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan

aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis

34 | P a g e

Page 35: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insentif (borongan), komisi bonus, opsi saham,

dan tunjangan karyawan (misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti). Kelompok transaksi yang

utama dalam siklus ini adalah Transaksi Penggajian (payroll transaction). Akun-akun yang

dipengaruhi oleh transaksi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Pembelian Pembayaran

Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan

upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas

dalam siklus pengeluaran. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses berkaitan

dengan siklus produksi. Perhatian dalam sisa bagian ini akan difokuskan terutama pada

kompensasi per jam kepada para karyawan serta pajak gaji dan upah terkait, serta masalah

pengukuran dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan opsi saham dan program

pensiun.

2.12. TUJUAN AUDIT

Tujuan audit spesifik untuk siklus jasa personalia dapat diperlihatkan dalam gambar berikut ini :

Gambat 16.10

Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Jasa Personalia

Kategori Asersi Tujuan Audit Kelompok Tujuan Audit Saldo Akun

35 | P a g e

Beban kompensasi (termasuk gaji, upah, komisi, bonus, opsi saham, dan hak apresiasi saham, serta tunjangan karyawan)

Beban pajak gaji dan upah, Tenaga kerja langsung, Overhead pabrikasi (tebaga kerja tak langsung)

DEBET KREDIT DEBET

KREDIT

Rekening bank penggajian imperest (untuk gaji dan upah bersih)

Rekening bank umum (untuk pemotongan serta pajak gaji dan upah

Hutang kompensasi akrual

Kewajiban sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan

Hutang pajak gaji dan upah akrual

Page 36: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Transaksi

Keberadaan atau

keterjadian

Beban gaji dan upah serta

beban pajak gaji dan upah

yang tercatat berhubungan

dengan kompensasi untuk jasa

yang diberikan selama periode

berjalan (EO1)

Saldo kewajiban gaji dan upah

akrual serta pajak gaji dan upah

menunjukkan jumlah yang terhutang

pada tanggal neraca (EO2))

Kelengkapan Beban gaji dan upah serta

beban pajak gaji dan upah

yang tercatat mencakup semua

beban semacam itu yang

terjadi untuk jasa personalia

selama tahun berjalan (C1)

Kewajiban gaji dan upah akrual serta

pajak gaji dan upah mencakup smeua

jumlah yang terutang kepada

personil dna lembaga pemerintah

pada tanggal neraca (C2)

Hak dan kewajiban Kewajiban gaji dan upah akrual serta

pajak gaji dan upah adalah

kewajiban entitas yang melaporkan

(RO1))

Penilaian atau alokasi Beban gaji dan upah serta

beban pajak gaji dan upah

yang telah dihitung serta

dicatat secara akurat (VA1)

Kewajiban gaji dan upah akrual serta

pajak gaji dan upah telah dihitung

serta dicatat secara akurat (VA2)

Distribusi tenaga kerja pabrik telah

dihitung dan dicatat dengan benar

(VA3)

Penyajian dan

pengungkapan

Beban gaji dan upah serta

beban pajak gaji dan upah

yang telah diidentifikasi serta

diklasifikasi dengan tepat

dalam laporan laba rugi (PD1)

Akun kewajiban gaji dan upah akrual

serta pajak gaji dan upah telah

diidentifikasi serta diklasifikasikan

dengan tepat dalam rencana (PD2)

Laporan keuangan memuat

pengungkapan yang layak atau

pensiun dan program tunjangan

lainnya. (PD3)

36 | P a g e

Page 37: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

a. Menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri untuk mengembangkan

strategi audit

Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi

dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting

bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah, karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunnya

mungkin dihabiskan untuk jasa dan tunjangan personalia. Industri hotel merupakan slah satu

industri jasa yang tergantung pada pemanfaatan personalia secara efektif. Dalam kenyataannya

banyak jaringan hotel besar tidak memiliki semua properti mereka dan menghasilkan sebagian

besar pendapatannya dari manajemen properti. Dewasa ini mayoritas pekerjaan dalam

perekonomian A.S terdapat dalam sektor jasa.

Pentingnya jasa personalia mungkin bervariasi bagi pabrikan, pedagang grosir, dan

pedagang eceran. Beberapa industri mungkin sangat berbeda dari segi intensivitas tenaga kerja

dalam melaksanakan proses pabrikasinya. Selain itu, banyak pabrikan juga terus menjalankan

program pensiun dengan manfaat pasti yang mengungkapkannya dianggap signifikan. Program

kompensasi lainnya meliputi opsi saham yang menghadirkan tantangan pengukuran dan

pengungkapan sendiri bagi para auditor. Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia adalah

penting bagi auditor untuk memahami :

1. Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas

2. Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian

yang berbeda dengan kompensasi gaji

3. Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham, dan hak apresiasi

saham, serta perjanjian pensiun.

Jika kompensasi suatu entitas terutama didasarkan atas gaji dan menunjukkan hubungan

yang dapat diprediksi dengan pemberian jasa, maka auditor dapat menekankan pada prosedur

analitis dalam pengembangan strategi audit. Jika beban kompesasi didasarkan pada upah per

jam, dan menunjukan tingkat variabilitas yang tinggi sepanjang periode berjalan, maka auditor

dapat menekankan pendekatan penilaian tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah.

37 | P a g e

Page 38: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

b. Materialitas, resiko inheren, dan prosedur analitis

Materialistis

Untuk perusahaan perangkat lunak dan perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi,

dan kantor personalia, jasa personalia merupakan beban utama. Untuk sekolah, jasa personalia

mungkin menajdi pengeluaran yang utama. Pertumbuhan sektor jasa dalam perekonomian A.S

dan pentingnya sumber daya manusia bagi nilai banyak perusahaan teknologi serta perangkat

lunak telah membuat siklus jasa personalia suatu bidang audit yang material bagi banyak

perusahan. Walaupun saldo moneter untuk gaji dan upah akrual mungkin tidak sesignifikan

saldo piutang, namun pengungkapan yang berkaitan dengan opsi saham pada pensiun

merupakan pengungkapan material.

Resiko inheren

Auditor jarang memperhatikan asersi kelengkapan dalam siklus gaji dan upah karena

sebagian bersar karyawan akan segera menuntut majikan mereka jika tidak dibayar. Akan tetapi,

penipuan gaji dan upah telah menjadi perhatian utama auditor. Penipuan ini dapat terjadi pada

dua tingkatan. Karyawan yang terlibat dalam penyiapan dan pembayaran gaji dan upah mungkin

memproses data untuk karyawan fiktif, kemudian menyimpang cek gaji itu untuk digunakan

sendiri. Atau, manajemen mungkin dengan sengaja salah mengklasifikasikan atau mengalihkan

biaya tenaga kerja dalam kontrak pemerintah untuk menipu badan pemerintahan itu.

Periode pembayaran bisa ditetapkan secara mingguan, dua bulanan, atau bulanan. Dalam

setiap kasus, volume transaksi gaji dan upah mungkin tinggi. Untuk pekerja pabrik, penghasilan

kotor dapat didasarkan pada waktu dan atau produktivitas. Dengan demikian, perhitungannya

bisa menjadi rumit dan resiko inheren untuk asersi penilaian atau alokasi mungkin tinggi.

Apabila sering terjadi perputaran karyawan dalam perusahaan, maka terdapat resiko bahwa

seorang karyawan yang sudah pensiun tetap ada dalam daftar gaji dan upah.

Terakhir, program tunjangan perusahaan dapat melibatkan opsi saham, hak apresiasi saham,

atau program pensiun yang menyangkut baik masalah pengukuran maupun pengungkapan yang

signifikan. Oleh karena itu, resiko inheren mungkin tinggi untuk asersi eksistensi atau

keberadaan atau keterjadian, penilaian atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan.

Prosedur analitis

38 | P a g e

Page 39: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa

personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar 16.11

Prosedur Analitis Yang Umum Digunakan Untuk Mengaudit Siklus Jasa Personalia

RASIO RUMUS SIGNIFIKAN AUDIT

Biaya gaji dan upah rata-rata

per klasifikasi karyawan

Total biaya gaji dan upah

untuk satu kelompok

karyawan dibagi dengan

jumlah karyawan dalam

kelompok tersebut

Pengujian atas kelayakan gaji

dan upah kotor untuk

sekelompok karyawan.

Banyak perusahaan yang

mempunyai lebih dari satu

kelompok karyawan, dan

penting untuk mengevaluasi

kelayakan gaji dan upah

berdasarkan kelompok

karyawan

Pendapatan per karyawan Total pendapatan : jumlah

karyawan prunah waktu

Rasio ini dapat menjadi

ukuran produktivitas per

karyawan. Rasio ini

khususnya penting dalam

industri jasa dan akan

dibandingkan dengan statistik

industri

Total biaya gaji dan upah

sebagai presentase dari

pendapatan

Total beban gaji dan upah :

total pendapatan

Pengujian atas kelayakan

biaya gaji dan upah. Rasio ini

seringkali dibandingkan

dengan statistik industri

Beban gaji dan upah sebagai

presentase dari gaji dan upah

kotor

Total beban pajak gaji dan

upah : gaji dan upah kotor

Pengujian kelayakan pajak

gaji dan upah. Rasio ini

seringkali dibandingkan

dengan tarif pajak standar

39 | P a g e

Page 40: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Membandingkan beban gaji

dan upah (gaji dan upah,

komisi, bonus, tunjangan

karyawan, dan sebagainya)

dengan saldo atau anggaran

tahun sebelumnya

Beban gaji dan upah tahun

berjalan : beban gaji dan upah

tahun sebelumnya

Pengujian kelayakan untuk

bebas gaji dan upah jika rasio

ini cukup jauh berbeda dari

1.0

Membandingkan kewajiban

gaji dan upah tahun berjalan

dengan kewajiban gaji dan

upah tahun sebelumnya

Kewajiban pajak gaji dan

upah tahun berjalan :

kewajiban pajak gaji dan

upah tahun lalu setelah

disesuaikan dengan

pertumbuhan volume gaji dan

upah

Pengujian kelayakan untuk

kewajiban gaji dan upah jika

rasio ini cukup jauh berbda

dari 1.0

Menghitung rasio beban pajak

gaji dan upah terhadap total

beban gaji dan upah

Beban pajak gaji dan upah :

total beban gaji dan upah

Pengujian kelayakan untuk

beban pajak gaji dan upah

berdasarkan rasio beban pajak

gaji dan upah tahun

sebelumnya terhadap total

gaji dan upah

Beban tunjangan karyawan

sebagai presentase dari gaji

dan upah kotor

Total bebas tunjangan : gaji

dan upah kotor

Pengujian kelayakan beban

tunjangan. Rasio ini seringkali

dibandingkan dengan statistik

industri

Prosedur analitis berguna untuk mengidentifikasi potensi kecurangan seperti apabila

gaji dan upah kotor per karyawan melebihi ekspetasi auditor. Jenis prosedur ini dianggap paling

efektif jika auditor bisa menggunakan perangkat lunak yang umum, memilah karyawan menurut

kategori, dan kemudian mengevaluasi rata-rata pembayaran menurut kategori karyawan itu.

Sebagai contoh, jika auditor melakukan pengujian ini atas sebuah tim baseball profesional,

maka para pemain profesional itu harus dipisahkan dari personil kantor utama, yang selanjutnya

dipisahkan dari karyawan yang menjual hotdog selama pertandingan berlangsung. Jika setiap

kelompok karyawan digabungkan menjadi satu, maka prosedur analitis akan segera menjadi

tidak efektif.

40 | P a g e

Page 41: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Dalam beberapa kasus, auditor mungkin dapat mengembangkan ekspektasi yang akurat

mengenai gaji dan upah suatu organisasi. Dalam sebuah universitas, misalnya, auditor dapat

mengembangkan estimasi yang akurat mengenai jumlah dosen purna waktu dan pembayaran

kotor para pengajar di sebuah sekolah atau akademi dengan mengetahui jumlah siswa purna

waktu yang ekuivalen. Karena auditor dapat mengembangkan ekspektasi yang lebih dapat

diandalkan, maka ia dapat menetapkan kepastian yang lebih besar atas bukti itu dan menilai

resiko prosedur analitis pada tingkat yang lebih rendah daripada jika ekspetasinya agak luas dan

umum. Seperti yang telah dinyatakan diatas, pemanfaatan perangkat lunak audit yang umum

akan memungkinkan dikembangkannya ekspektasi yang lebih akurat pada saat mengaudit siklus

personalia.

2.13. PERTIMBANGAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Seperti untuk kelompok transaksi utama lainnya, kelima komponen pengendalian internal

dianggap relevan dengan siklus jasa personalia. Beberapa faktor lingkungan pengendalian

mempunyai relevansi yang bersifat langsung. Keseluruhan tanggungjawab atas masalah

personalia seringkali diserahkan kepada wakil direktur hubungan industrial atau tenaga kerja

atau kepada manajer sumber daya manusia atau personalia. Departemen sumber daya manusia

biasanya bertanggungjawab atas otorisasi pengangkatan personil dan mengotorisasi pembayaran

gaji, upah serta tunjangan. Dewan direktur biasanya menetapkan gaji pejabat dan bentuk-bentuk

kompensasi pejabat lainnya. Departemen yang mungkin secara signifikan terlibat dalam

pemrosesan transaksi gaji dan upah meliputi pencatatan waktu, penggajian, serta kantor

bendahara. Kebijakan dan praktik personalia yang ditetapkan harus memastikan bahwa

individu-individu yang terlibat dalam fungsi penggajian mengetahui undang-undang serta

peraturan penggajian negara bagian dan federal serta ketentuan yang berlaku dalam kontrak-

kontrak kerja. Terakhir, lingkungan pengendalian yang baik akan menetapkan tingkat

akuntabilitas yang tepat atas penggunaan sumber daya personalia entitas bersangkutan.

Manajemen juga harus menilai resiko dan konsekuensi yang berkaitan dengan kesalahan

atau kecurangan dalam pemrosesan gaji dan upah. Hal ini dapat menyangkut masalah-masalah

seperti pembayaran yang tidak semestinya atau berlebih, penanganan SPT pajak gaji dan upah

yang tidak tepat, serta distribusi biaya tenaga kerja pabrikasi yang tidak tepat.

Pemahaman atas komponen informasi dan komunikasi mengharuskan auditor untuk

mengenal dengan baik metode-metode pengorganisasian data dan pemrosesan data yang

berhubungan dengan transaksi penggajian. Jika manajemen menguunakan organisasi jasa dari

luar perusahaan untuk memproses gaji dan upah, maka auditor harus memahami pembagian

41 | P a g e

Page 42: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

tanggungjawab dan pencatatan antara entitas dengan organisasi jasa dari luar itu. Walaupun

beberapa fungsi seperti penyelenggaraan catatan personalia kerap kali dilakukan secara online,

namun penyusunan draft gaji dan upah biasanya melibatkan pemrosesan batch.

Aktivitas pemantauan yang dapat diterapkan atas penggajian mencakup umpan balik dari

karyawan mengenai masalah pembayaran, umpan balik dari badan pemerintah mengenai

masalah pelaporan serta pembayaran pajak gaji dan upah, penilaian efektivitas pengedalian gaji

dan upah oleh auditor internal, dan pengawasan kompensasi eksekutif oleh komisi audit.

2.14. AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PENGGAJIAN

2.14.1. Dokumen dan catatan yang umum

Dokumen dan catatan berikut ini penting dalam melaksanakan serta mencatat transaksi

penggajian :

1. Otorisasi personalia. Memo yang dikeluarkan oleh departemen personalia yang

menunjukan pengangkatan seorang karyawan dan setiap perubahan selanjutnya atas

status karyawan itu untuk tujuan penggajian

2. Kartu absen. Formulir yang digunakan oleh setiap karyawan utnuk mencatat jumlah jam

kerja yang dilakukan setiap harinya selama satu periode pembayaran. Kartu ini

digunakan dengan jam waktu yang mencatat waktu pada kartu tersebut. Formulir ini

dan formulir berikutnya dapat digantikan dalam sistem modern dengan tanda pengenal

karyawan yang dimasukkan kedalam suatu terminal yang menghasilkan catatan

elektronik mengenai waktu tersebut.

3. Tiket waktu. Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja ini seorang

karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja in seringkali dicetak oleh mesin.

4. Registrasi penggajian. Laporan yang menunjukan nama, penghasilan kotor, potongan

gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu periode

pembayaran. Registrasi ini menyediakan dasar untuk membayar karyawan serta

mencatat gaji dan upah

5. Rekening bank untuk penggajian imprest. Rekening yang menampung setoran sebesar

total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran, dan dari

rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji serta upah para karyawan

42 | P a g e

Page 43: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

6. Cek gaji. Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini juga

disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas untuk menunjukkan penghasilan kotor

serta potongan gaji dan upah

7. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun untuk

penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran

8. SPT pajak gaji dan upah. Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk diserahkan

bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak gaji dan

upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal dan negara bagian

9. File personalia karyawan. File yang membuat data mengenai ikatan kerja setiap

karyawan dan membuat semua otoritas personalia yang dikeluarkan untuk karyawan

tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.

10. File induk penghasilan karyawan. File komputer yang berisi penghasilan kotor,

potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun berjalan

hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

11.

2.14.2. FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALAI NTERKAIT

Pemrosesan transaksi penggajian melibatkan fungsi-fungsi penggajian berikut ini :

1. Memulai transaksi penggajian yang mencakup :

Mengangkat karyawan

Mengotorisasi perubahan gaji dan upah

2. Penerimaan jasa, mencakup :

Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu

3. Pencatatan transaksi penggajian, meliputi :

Menyiapkan daftar serta mencatat gaji dan upah

4. Pembayaran gaji dan upah, yang mencakup :

Membayar gaji dan upah serta menjaga upah yang belum diambil

43 | P a g e

Page 44: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

GAMBAR 16.12 Bagan Arus Sistem – Transaksi Penggajian

Dalam bagan arus tersebut, dapat dilihat bahwa tanggungjawab untuk melaksanakan

serta mencatat gaji dan upah tersebar di beberapa departemen. Pemisahan tugas ini sangat

membantu mengurangi resiko terjadinya pembayaran kepada karyawan fiktif atau pembayaran

yang belebihan kepada karyawan aktual akibat penggembungan tarif atau jumlah kerja.

Memulai transaksi penggajian

mengangkat karyawan

semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus di

dokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus menunjukkan

klasifikasi pekerjaan, tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah yang diotorisasi. Dalam

sistem setiap karyawan yang di departemen personalia diberi otorisasi dapat mengakses file

induk data personalia dengan memasukkan password pada terminal online, sebelum

memasukkan data mengenai pengangkatan karyawan baru. Secara periodik, sebuah catatan yang

dibuat komputer mengenai semua perubahan file induk dicetak dan diperiksa secara independen

oleh seorang manajer personalia yang tidak terlibat dalam pemasukan data kedalam komputer.

Satu lembar salinan formulir otorisasi personalia lalu dimasukkan dalam file personalia

karyawan tersebut di departemen personalia.

Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data personalia akan

mengurangi resiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif. Dengan demikian,

pengendalian itu berkaitan dengan asersi eksistensi serta hak dan kewajiban untuk transaksi

penggajian.

Mengotorisasi perubahan gaji dan upah

Permintaan untuk melakukan perubahan klasifikasi pekerjaan atau kenaikan tarif upah dapat

dimulai oleh penyelia karyawan. Akan tetapi semua perubahan itu harus diotorisasi secara

tertulis oleh departemen personalia sebelum dimasukkan ke dalam file induk data personalia.

pengendalian terhadap perubahan gaji dan upah ini membantu memastika keakuratan daftar gaji

dan upah serta berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi dan juga hak dan kewajiban.

Departemen personalia juga harus mengeluarkan pemberitahuan tentang pemberhentian pada

saat berakhirnya ikatan kerja seseorang. Pemutakhiran file induk data personalia dengan segera

44 | P a g e

Page 45: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

sangat penting untuk mencegah karyawan yang sudah berhenti masih tercatat dalam dafar gaji

dan upah. Jadi pengendalian ini berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau kejadian.

Menerima jasa

Menyiapkan data kehadiran dan pencatatan waktu

Dalam banyak perusahaan, terdapat departemen pencatatan waktu yang bertanggung jawab

atas fungsi ini. Time clock kerapkali digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan

pada saat sebuah kartu waktu atau tanda pengenal karyawan dimasukan kedalam Time clock

tersebut. Agar seorang karyawan tidak mencetakkan untuk karyawan lain, petugas keamanan

harus mengawasi prosedur kartu waktu itu.

Untuk para karyawan pabrik jumlah jam kerja menurut kartu jam harus didukung oleh tiket

waktu yang memperlihatkan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja langsung dan

tidak langsung dan pekerjaan mana yang akan dibebani dengan jumlah jam kerja tenaga kerja

langsung. Semua jam kerja yang dilakukan harus disetujui secara tertulis oleh seorang penyelia.

Departemen pencatatan waktu kemudian merekonsiliasikan tiket waktu yang sudah disetujui

dengan kartu jam, dan menyerahkannya ke departemen penggajian untuk digunakan dalam

menyiapkan daftar gaji dan upah.

Dengan memastikan bahwa data yang akurat telah diakumulasikan untuk jumlah waktu kerja,

yang dilakukan, pengendalian terhadap fungsi pencatatan waktu akan berkaitan dengan asersi

eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi untuk transaksi penggajian.

Persetujuan penyelia atau klasifikasi tenaga kerja berkaitan dengan asersi penyajian dan

pengungkapan.

Mencatat gaji dan upah

Menyiapkan daftar gaji dan upah

Program gaji dan upah memilah transaksi-transaksi penggajian menurut nomor karyawan

dan data ini akan menjalani proses pengecekan serta penyuntingan. Proses ini meliputi

pengecekan atas validitas nomor karyawan dan batas atau kelayakan jumlah jam kerja. Keluaran

dari proses ini terdiri atas transaksi penggajian yang sah dan pelaporan dan sebuah laporan

tentang penyimpangan serta pengendalian yang dikirimkan ke departemen pengendalian data.

Departemen pengendalian data ini kemudian membandingkan angka-angka total pengendali

dengan batch contl log, memberitahu departemen penggajian mengenai penyimpangan yang

ditemukan oleh proses penyuntingan, dna menindaklanjuti hal itu untuk memastikan bahwa

45 | P a g e

Page 46: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

departemen penggajian telah menyerahkan data yang sudah dikoreksi. Pengendalian terhadap

proses pemasukan data yang mendahului perhitungan gaji dan upah ini akan mendukung asersi

eksistensi/keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau aloaksi semua transaksi

penggajian.

Mencatat gaji dan upah

Pada saat pembayaran kotor, potongan dan pembayaran bersih dihitung untuk setiap

karyawan, program akan memutakhiran file induk penghasilan karyawan, dan mengakumulasi

total ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan serta dimasukkan ke dalam file induk buku besar

umum ketika proses ini telah selesai. Keluaran tercetak berikut ini akan dikirimkan ke

departemen pengendalian data :

1. Sebuah laporan tentang penyimpangan dan pengendalian yang telah ditelaah oleh

departemen pengendalian data sebelum membagikan keluaran tercetak lainnya

2. Sebuah salinan registrasi gaji dan upah yang dikembalikan bersama dengan kartu jam

dan tiket waktu kepada departemen gaji dan upah untuk dibandingkan dengan data

batch transmittal yang asli

3. Sebuah salinan registrasi gaji dan upah yang kedua serta cek-cek gaji bernomor yang

dikirimkan ke kantor bedahara

4. Ikhtisar buku besar umum yang dikirim ke departemen akuntansi yang memperlihatkan

ayat jurnal gaji dan upah yang dihasilkan oleh program penggajian

Penelaah yang tepat atas setiap keluaran ini oleh personil yang tepat akan membantu

mengendalikan salah saji dalam kelima kategori asersi.

Membayar gaji dan upah serta melindungi upah yang belum diambil

Pengendalian yang dapat diterapkan meliputi berikut ini :

1. Cek-cek gaji itu harus ditangani dan dibagikan oleh personil kantor bedahara yang

berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau pencatatan gaji dan upah

2. Akses ke mesin penandatanganan cek dan pelat tanda tangan harus dibatasi pada orang-

orang yang berwenang

3. Cek-cek gaji harus didistribusikan hanya kepada karyawan yang identifikasinya benar

46 | P a g e

Page 47: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

4. Cek-cek gaji yang belum diambil harus disimpan di brankas atau tempat yang aman

lainnya di kantor bendahara

Secara kolektif, pengendalian ini berhubungan dengan kelima kategori asersi. Pengendalian

lainnya yang penting terhadap pembayaran gaji dan upah pada kebanyakan perusahaan besar

adalah penggunaan rekening bank panjar untuk penggajian imprest.

Menyerahkan SPT pajak gaji dan upah

SPT gaji dan upah harus diserahkan sebesar jumlah yang dipotong dari karyawan untuk

pajak penghasilan dan jaminan sosial federal, serta untuk jaminan sosial dan pajak

pengangguran federal serta negara bagian yang dikenakan kepada pemberi kerja. SPT ini harus

diserahkan secara tepat waktu untuk menghidari pembayaran denda serta bunga, dan bahkan

mungkin tuduhan kriminal. Jadi, tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ini harus

ditetapkan dengan jelas menurut jadwal yang sesuai dengan batas waktu penyerahan serta

pembayaran federal dan negara bagian.

Memperoleh pemahaman dan menilai resiko pengendalian

Prosedur yang digunakan untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman

tentang komponen struktur pengendalian internal untuk transaksi penggajian sama seperti untuk

kelompok transaksi utama lainnya. Kita harus mengingat kembali bahwa prosedur-prosedur ini

mencakup pengajuan pertanyaan, penelaahan dokumentasi, pengamatan, serta pertimbangan

pengalaman sebelumnya dengan klien.

Proses penilaian resiko pengendalian untuk transaksi penggajian dimulai dengan

mengidentifikasi potensi salah saji serta pengendalian yang diperlukan. Pengendalian yang

membuat auditor menilai resiko pengendalian dibawah maksimum selanjutnya harus diuji.

Pengujian atas pengedalian yang terprogram untuk mendukung penilaian resiko yang rendah

biasanya akan mencakup suatu pengujian langsung atas program itu (misalnya menguji data

dalam suatu fasilitas pengujian terpadu), pengujian atas pengendalian umum untuk memastikan

bahwa program itu tidak dapat diubah tanpa otorisasi, dan pengujian atas prosedur yang

menindaklanjuti penyimpangan atau pengecualian.

Banyak dari pengendalian yang dijabarkan dalam sebuah gambar diatas bahwa

pengendalian manual seperti departemen personalia yang mengotorisasi pengangkatan

karyawan baru atau perubahan lain pada file induk data personalia, atau penelaahan manajemen

atas perubahan pada file induk data personalia. Auditor biasanya akan menguji pengendalian ini

dengan mengajukan pertanyaan kepada sejumlah individu yang terlibat dalam menjalankan

47 | P a g e

Page 48: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

sistem itu, memeriksa dokumen dan laporan serta melakukan kembali pengendalian atas

beberapa transaksi untuk memastikan bahwa pengendalian telah dijalankan itu secara efektif.

Dalam menilai resiko pengendalian, auditor menyadari bahwa salah saji yang terjadi dalam

daftar gaji dan upah mungkin timbul akibat kesalahan yang tidak disengaja atau kecurangan.

Disini yang menjadi perhatian khusus adalah resiko lebih saji gaji dan upah melalui hal-hal

berikut ini :

1. Pembayaran kepada karyawan fiktif

2. Pembayaran kepada karyawan aktual untuk jam-jam kerja yang tidak dilakukan

3. Pembayaran kepada karyawan aktual dengan tarif yang lebih tinggi daripada diotorisasi

Dua resiko yang pertama berkaitan dengan asersi eksistensi, sementara resiko yang ketiga

berhubungan dengan asersi penilaian atau alokasi. Resiko rendah saji kurang begitu

diperhatikan karena karyawan akan segera mengeluh apabila mereka dibayar terlalu rendah.

Dengan demikian, banyak pengujian atas pengendalian gaji dan upah diarahkan pada

pengendalian yang mencegah atau mendekati lebih saji.

Dua pengujian pengendalian yang berhubungan dengan resiko pengendalian untuk asersi

keberadaan atau keterjadian adalah (1) pengujian atas karyawan yang sudah berhenti, dan (2)

menyaksikan pembagian gaji dan upah. Hal yang pertama merupakan penyimpangan dari arah

pengujian gaji dan upah yang normal, karena auditor memilih sampel surat pemberitahuan

pemberhentian serta melihat registrasi gaji dan upah berikutnya untuk memastikan bahwa

karyawan yang telah berhenti itu untuk tidak terus menerima gaji. Dalam menyaksikan

pembagian cek gaji itu, auditor mengamati bahwa :

1. Ada pemisahan tugas antara penyusunan daftar serta pembayaran gaji dan upah

2. Setiap karyawan hanya menerima satu cek

3. Setiap karyawan diidentifikasikan dengan badge atau kartu identitas karyawan

4. Terdapat pegendalian dan disposisi yang tepat atau cek-cek yang belum diambil.

Gambar 16.13 Pertimbangan resiko pengendalian – Transaksi Penggajian

Fungsi Potensi

Salah Saji

Pengendalian

Komputer 1

EO(# C(#) RO VA(#) PD(#)

48 | P a g e

Page 49: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

(Pengendalian

Manual Dicetak

Miring)

) 1

Memulai Transaksi Penggajian

Mengangkat

karyawan

Karyawan-

karyawan

fiktif

mungkin

ditambahka

n pada

daftar gaji

dan upah

Departemen

personalia

mengotorisasi

semua

pengangkatan

karyawan baru

Hanya beberapa

karyawan kunci di

departemen

personalia yang

dapat

menambahkan

karyawan baru pada

file induk gaji dan

upah

Komputer

melaporkan semua

perubahan pada file

induk data

personalia.

Manajemen di

departemen

personalia

menelaah laporan

tentang semua

P(1.2)

P(1.2)

D(1.2

)

49 | P a g e

Page 50: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

perubahan file

induk

Mengotorisas

i perbahan

gaji dan upah

Karyawan

mungkin

menerima

kenaikan

tarif gaji

yang tidak

diotorisasi

Karyawan

yang sudah

berhenti

mungkin

setiap ada

dalam daftar

gaji dan

upah

Departemen

personalia

mengotorisasi

semua perubahan

tarif upah ke dalam

file induk

personalia

Departemen

personalia

menghapus

karyawan yang

sudah berhenti dari

file induk data

personalia

Hanya beberapa

karyawan kunci di

departemen

personalia yang

dapat mengubah

informasi dalam file

induk datar

personalia

Manajemen di

departemen

personalia

P(1.2)

P(1.2)

D(1.2

)

D(1.2

)

50 | P a g e

Page 51: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

menelaah semua

perubahan pada file

induk data

personalia

Penerimaan Jasa

Menyiapkan

data

kehadiran

dan

pencatatan

waktu

Karyawan

mungkin

dibayar

untuk jam

kerja yang

tidak

dilakukan

Karyawan

mungkin

tidak

dibayar

untuk jam

kerja yang

dilakukan

Menggunakan

prosedur jam waktu

dan persetujuan

tiket waktu oleh

penyelia

P(1.2) P(1.2)

Mencatat Transaksi Penggajian

Menyiapkan

daftar dan

mencatat gaji

dan upah

Data gaji

dan upah

mungkin

hilang pada

saat

diserahkan

ke TL

Transaksi

gaji dan

upah

mungkin

memuat

Menghitung total

batch untuk jam

kerja yang

disiapkan oleh

departemen gaji dan

upah serta

diverifikasi oleh

komputer.

Menguji

pembatasan

D(1.2

)

D(1.2

)

D(1.2

)

D(1.2

)

D(1.2

)

D

D

D(1.2,3

)

D(1.2,3

)

D(1.2,3

)

D(1.2

)

D(1.2

)

D(1.2

)

51 | P a g e

Page 52: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

data yang

salah ketik

atau yang

tidak valid

komputer atas

jumlah jam kerja

yang dilakukan

serta jumlah setiap

cek gaji dan upah

Tanggal

penyerahan untuk

diproses

dibandingkan

dengan file induk

gaji dan upah

Membayarkan gaji dan upah

Membayarka

n gaji dan

upah serta

melindungi

upah yang

belum

diambil

Menyerahkan

SPT pajak

gaji dan upah

Cek gaji

dan upah

mungkin

dibagikan

kepada

penerima

yang tidak

diotorisasai

SPT pajak

gaji dan

upah

mungkin

tidak

diserahkan

secara tepat

waktu

Identifikasi

karyawan

diperlukan untuk

menerima cek gaji

dan upah

Menetapkan

tanggungjawab

untuk menyerahkan

SPT pajak gaji dan

upah

Menelaah

penyerahan SPT

pajak secara tepat

D(1.2

)

D(1.2

)

P(2)

D(2)

D

P

D

D(1.2)

P(2)

D(2)

D(1.2

)

52 | P a g e

Page 53: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

waktu oleh

manajemen

akuntansi

Pengendalian Manajemen

gaji dan

upah

mungkin

dicatat

untuk jasa

yang tidak

diterima,

dibukukan

ke akun

yang salah,

atau dengan

jumlah yang

salah

Tingkatan

manajemen yang

sesuai harus

menelaah semua

pembelian yang

dibebankanke pusat

pertanggungjawaba

n secara tepat

waktu, dengan

menekaah

karyawan, jumlah,

dan akun yang

dibebani

D(1.2

)

D(1.2

)

D D(1.2,3

)

D(1.2

)

2.15. PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS SALDO GAJI DAN UPAH

Menentukan resiko deteksi

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya resiko inheren untuk asersi eksistensi atau

kejadian serta penilaian alokasi yang berkaitan dengan transaksi penggajian telah disebutkan

sebelumnya. Akan tetapi, bukti tentang keefektifan pengendalian atas resiko-resiko ini dalam

banyak kasus akan memungkinkan penilaian resiko pengendalian yang rendah, sehingga

menghasilkan tingkat resiko deteksi yang sedang atau tinggi untuk sebagian besar atau seluruh

asersi gaji dan upah. Akibatnya, pengujian substantif atas saldo-saldo gaji dan upah seringkali

dibatasi pada penerapan prosedur analitis ata akun-akun beban dan pos-pos akrual yang terakait,

serta pengujian rincian yang terbatas. Jika prosedur analitis tersebut mengungkapkan fluktuasi

yang tidak diduga, maka akan diperlukan pengujian rincian yang lebih ekstentif.

Merancang pengujian substantif

53 | P a g e

Page 54: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Pertimbangan program audit untuk saldo kewajiban gaji dan upah akrual serupa dengan

yang telah diidentifikasi. Akan tetapi, auditor tidak mengkonfirmasi kewajiban gaji dan upah

itu. Sementara prosedur analitis sudah dibahas sebelumnya. Apabila tidak terungkap fluktuais

yang diduga oleh prosedur ini, auditor sudah memperoleh bukti yang mendukung tujuan audit

yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penialain

atau aloaksi. Pengujian substantif yang spesifik atas saldo-saldo gaji dan upah dibatasi prosedur-

prosedur berikut ini :

1. Menghitung kembali jumlah-jumlah akrual

2. Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun

3. Mengaudit opsi saham dan hak apresiasi saham

4. Memverifikasi kompensasi pejabat

Menghitung kembali kewaiban gaji dan upah akrual

Bagi banyak perusahaan perlu dibuat berbagai macam akun akrual pada tanggal neraca

sebesar jumlah yang terutang kepada pejabat dan karyawan untuk gaji dan upah, komisi, bonus,

uang cuti dan sebagainya, serta sebesar jumlah terutang kepada badan-badan pemerintah untuk

pajak-pajak gaji dan upah. Walaupun perhatian utama auditor mengenai beban gaji dan upah

untuk tahun berjalan tertuju pada lebih saji, namum untuk akun-akun akrual akhir tahun

perhatian utamanya adalah pada rendah saji. Hal yang juga harus dperhatikan adalah konsistensi

metode untuk menghitung akrual dari periode ke periode.

Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran jumlah-jumlah akrual manajemen, auditor

harus mereview perhitungan manajemen atau melakukan perhitungan sendiri. Jumlah-jumlah

akrual untuk pajak gaji dan upah harus dibandingkan dengan jumlah yang diperlihatkan dalam

laporan gaji dan upah. Selain itu, bukti tambahan juga dapat diperoleh dengan memeriksa

pembayaran sesduanya atas jumlah akrual itu sebelum pekerjaan lapangan berakhir. Bukti yang

diproleh dari pengujian ini terutama menyangkut tujuan yang berhubungan dengan asersi

eksistensi/keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penialain atau aloaksi.

Mengaudit tunjangan karyawan dan program pensiun

54 | P a g e

Page 55: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

Banyak perusahaan menawarkan tunjangan pensiun dan pasca pensiun yang signifikan

kepada para karyawan. Sejumlah perusahaan pabrikasi telah memilih program pensiun dengan

tunjangan pasti yang menghadirkan masalah yang signifikan dalam hal pengukuran beban

pensiun, serta pengungkapan pensiun. Di sini risiko yang paling signifikan berhubungan dengan

salah saji dalam arsesi penilaian atau alokasi (menentukan beban pensiun), serta arsesi

penyajian dan pengungkapkan (menulis catatan kaki tentang pensiun). Program pensiun dengan

tunjangan pasti biasanya terkena persyaratan yang di keluarkan Employee Retirement Income

Security Act (ERISA) tahun 1974, yang biasanya mensyaratkan audit terpisah atas program

pensiun. Auditor yang mengaudit laporan keuangan biasanya dapat mengacu pada hasil audit

ERISA ketika mengaudit beban dan pengungkapkan pensiun. Pada saat menyelesaikan audit

ERISA, auditor biasanya akan menggunakan pakar dari luar untuk mengaudit asumsi-asumsi

aktuaril yang penting yang diperlukan untuk menentukan beban pensiun dan proyeksi kewajiban

tunjangan. Auditor juga mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi utama, yaitu tingkat

pengembalian yang digunakan untuk menentukan proyeksi kewajiban tunjangan, pada saat

mengaudit beban pensiun. Hal ini biasanya melibatkan audit atas tingkat pengembalian jangka

panjang perusahaan yang diperoleh aktiva program (bukan hanya pengembalian jangka pendek

yang terakhir), serta mengevaluasi tingkat pengembalian jangka panjang yang dilaporkan oleh

perusahaan lainnya di dalam industri tersebut

Mengaudit Opsi Saham dan Hak Apresiasi Saham

Salah satu bentuk kompensasi karyawan yang umum bagi banyak perusahaan menyangkut

penggunaan opsi saham. Auditor harus menentukan :

1. Jenis program kompensasi insentif yang digunakan untuk memberikan kompensasi

kepada karyawan dan pejabat

2. Bagaimana beban kompensasi ditentukan, dan bagaimana beban kompensasi di

alokasikan ke berbagai periode akuntansi, serta

3. Kecukupan pengungkapkan yang berkaitan dengan program kompensasi insentif .

Pertama, auditor harus menentukkan metode kompensasi insentif yang di gunakan oleh

klien dan membaca kontrak-kontrak yang mendasari untuk mengidentifikasi istilah-istilah

penting yang berhubungan dengan program kompensasi insentif. Metode yang umum yang di

gunakan mencakup penggunaan baik opsi saham insentif maupun, dalam beberapa kasus, hak

apresiasi saham. Hak apresiasi saham seringkali di gunakan untuk memberikan karyawan-

55 | P a g e

Page 56: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

karyawan kunci kas yang cukup untuk menggunakan opsi saham dan menyimpan saham itu,

bukan menjual saham guna mendapatkan kas yang cukup untuk menggunakan opsi.

Dalam hal akuntansi untuk beban kompensasi, sebagian besar perusahaan menyusun

program opsi sahamnya untuk memenuhi persyaratan APB no.25, sehingga mereka dapat

menggunakan pendekatan nilai instrinsik dan tidak melaporkan beban kompensasi yang

berkaitan dengan opsi saham. Namun, Hak Apresiasi saham mengharuskan diakuinya beban

kompensasi, tanpa memperhatikan apakah hak itu digunakan selama periode berjalan atau tidak.

Auditor harus dapat cermat mengevaluasi ketetapan penerapan GAAP dalam konteks syarat-

syarat kontrak yang berhubungan dengan opsi saham dan hak apresiasi saham.

Masalah paling yang signifikan menyangkut program kompensasi yang insentif

berhubungan dengan pengungkapkan yang memadai dalam laporan keuangan. FASB no.123 di

wajibkan perusahaan untuk mengungkapkan laba bersih dan laba perusahaan pro forma seperti

dalam menggunakan pendekatan nilai wajar. Akibatnya, auditor harus mengaudit model

penilaian yang digunakan untuk menentukkan nilai wajar opsi saham. Pada saat mengevaluasi

kewajaran penyajian dalam laporan keuangan, auditor mengevaluasi asumsi-asumsi yang

mencakup suku bunga bebas risiko, perkiraan umur opsi, perkiraan volatilitas harga saham, dan

perkiraan dividen.

Auditor juga harus mengevaluasi kewajaran penyajian pengungkapkan termasuk deskripsi

program secara umum, serta jumlah dan rata-rata tertimbang harga penggunaan opsi yang masih

beredar pada awal dan akhir tahun, serta opsi yang diberikan, digunakan, dibatalkan, atau

kadaluwarsa selama tahun berjalan

Memverifikasi Kompensasi Pejabat

Kompensasi pejabat sangat sensitif terhadap audit karena dua alasan :

1. Pengungkapkan kompensasi pejabat secara terpisah disyaratkan dalam laporan 10-K

yang diserahkan perusahaan terbuka kepada SEC.

2. Para pejabat mungkin bisa menghindari pengendalian dan menerima gaji, bonus, opsi

saham, serta bentuk kompensasi lainnya yang melebihi jumlah yang diotorisasi. Karena

alasan-alasan ini, otorisasi dewan direksi untuk gaji pejabat dan bentuk kompensasi

lainnya harus dibandingkan dengan jumlam yang tercatan. Pengujian ini berhubungan

dengan tujuan yang berkaitan dengan setiap kategori arsesi.

56 | P a g e

Page 57: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini

meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang

akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta transaksi dan peristiwa

yang berkaitan dengan proses pabrikasi.

Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :

1.      Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead

2.      Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik

3.      Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi 

Siklus jasa personalia , suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas yang berhubungan

dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam

dan insenstif ( borongan ), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan ( misalnya asuransi

57 | P a g e

Page 58: Audit Siklus Produksi Dan Jasa Personalia

kesehatan dan uang cuti ). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi

penggajian.

Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan upah

serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus

pengeluaran. 

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, Kell, Johnson. Modern Auditing Edisi Ketujuh; Erlangga: Jakarta

58 | P a g e