34
LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA MAWAR KELURAHAN MANISRENGGO KOTA KEDIRI Oleh: Zainal Abidin, S.Ked 201320401011082 0

Bab 1- Lampiran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipertensi

Citation preview

Page 1: Bab 1- Lampiran

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN

HIPERTENSI

DI POSYANDU LANSIA MAWAR

KELURAHAN MANISRENGGO

KOTA KEDIRI

Oleh:

Zainal Abidin, S.Ked

201320401011082

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

0

Page 2: Bab 1- Lampiran

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa

oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi

sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk

penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu

sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat

melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar

(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab

tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,

peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan

volume aliran darah (Kurniawan, 2002).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai

oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit

penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke,

dan penyakit jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).

Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi

adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

1

Page 3: Bab 1- Lampiran

1.2 TUJUAN :

Tujuan dilakukan penyuluhan ini adalah :

- Bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan mampu memahami dan mengerti

tentang HIPERTENSI

- Bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan mengerti penyebab-penyebab

yang dapat meningkatkan HIPERTENSI

- Bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan mengerti dari tanda dan gejala

dari HIPERTENSI

- Bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan bisa mengerti cara pencegahan

HIPERTENSI

2

Page 4: Bab 1- Lampiran

BAB 2

PERSIAPAN PENYULUHAN

2.1. Panitia Kegiatan

Susunan Kepanitiaan:

Pembimbing : dr. Djaka Handaya, MPH

dr. Gita Sekar Prihanti, MPd. Ked

Ketua : Zainal Abidin S.Ked

Sekretaris : Farah Nailufar, Dwi Nelli Zulfia A

Moderator : Bu Nelly

Penyaji : Zainal Abidin S.Ked

Perlengkapan : Zainal Abidin ,Farah Nailufar ,Dwi Nelli

Dokumentasi : Dwi Nelli Z A

2.2. Koordinasi dengan Petugas Setempat

Koordinasi dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : jum’at, 10 Juli 2015

Tempat : Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo

Jam : 09.00 WIB

Telah dilakukan koordinasi mengenai penyuluhan tentang pentingnya

pengetahuan tentang HIPERTENSI. Hal-hal yang dibahas antara lain :

a. Menjelaskan singkat mengenai latar belakang dan tujuan dari

penyuluhan yang akan dilaksanakan

b. Menentukan tempat dan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan

kegiatan di Kelurahan Manisrenggo

c. Menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk

mendukung kelancaran proses penyuluhan.

2.3. Persiapan Tempat Penyuluhan

Atas persetujuan Bidan Desa, maka penyuluhan akan

diselenggarakan di Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo

3

Page 5: Bab 1- Lampiran

2.4. Persiapan Materi penyuluhan

a. Mencari materi di buku internet tentang HIPERTENSI

b. Membuat materi penyuluhan dalam bentuk leaflet dikerjakan

langsung oleh penyaji.

c. Menyiapkan doorprize oleh tim perlengkapan.

2.5. Metoda

Metoda yang digunakan adalah penyuluhan secara langsung, selanjutnya

dilakukan sesi tanya jawab dan doorprize.

2.6. Alat / Media Peraga

Alat / media peraga yang digunakan adalah presentasi dengan media

leaflet, serta pembagian leaflet kepada para peserta penyuluhan.

4

Page 6: Bab 1- Lampiran

BAB 3

SASARAN, METODE, DAN MATERI PENYULUHAN

3.1. Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan ini adalah bapak bapak dan Ibu-ibu Posyandu

Lansia Kelurahan Manisrenggo – Kecamatan Kota

3.2. Metode

a. Ceramah

Ceramah dilakukan dalam waktu 20 menit, untuk menjelaskan topik

penyuluhan dengan instrumen leaflet.

b. Tanya Jawab dan Pembagian Doorprize

Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 20 menit tentang materi

tersebut. Pembagian doorprize diberikan kepada 5 peserta penyuluhan yang

bertanya.

3.3. Materi Penyuluhan

3.3.1 Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat

melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar

(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab

tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,

peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan

volume aliran darah (Kurniawan, 2002).

3.3.2 Klasifikasi

Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7

Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education

Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46

professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka mencanangkan

klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation,

5

Page 7: Bab 1- Lampiran

and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh

33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).

Tabel 1Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention,

Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)

Kategori Tekanan Darah menurut JNC 7

Kategori Tekanan Darah menurut JNC 6

Tekanan Darah Sistol (mmHg)

dan/ atau

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Normal Optimal < 120 dan < 80Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89- Nornal < 130 dan < 85- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89Hipertensi: Hipertensi:Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100- Tahap 2 160-179 atau 100-109

Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110 (Sumber: Sani, 2008)

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang

sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan

peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong

pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (Sani, 2008).

3.3.3 Patofisiologi

Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari

korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki

peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan

ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)

dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi

NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan

ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan

darah (Anggraini, 2008).

6

Page 8: Bab 1- Lampiran

Gambar 1. Patofisiologi hipertensi.

(Sumber: Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009)

Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem

sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO)

dan dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-

masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai

faktor yang kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas

dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah

7

Renin

Angiotensin I

Angiotensin II

↑ Sekresi hormone ADH rasa haus Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal

Urin sedikit → pekat & ↑osmolaritas

Mengentalkan

Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler

Volume darah ↑

↑ Tekanan darah

↓ Ekskresi NaCl (garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal

↑ Konsentrasi NaCl di pembuluh darah

Diencerkan dengan ↑ volume ekstraseluler

↑ Volume darah

↑ Tekanan darah

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Page 9: Bab 1- Lampiran

jantung dan / atau ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat pada

bagan.

Gambar 3: Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah

(Sumber: Kaplan, 1998 dalam Sugiharto, 2007)

8

Page 10: Bab 1- Lampiran

3.3.4 Pengobatan hipertensi

Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah

adalah :

1. Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.

Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan

dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO)

dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama

menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi

kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hampir kembali

kondisi pretreatment.

a. Thiazide

Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi,

golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah.

Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi

Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen

diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah.

Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan

terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk

mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal

ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan

tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari

dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi

vascular perifer.

9

Page 11: Bab 1- Lampiran

b. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika

digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik

dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat

Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium

dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.

c. Antagonis Aldosteron

Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi

lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang

lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).

2. Beta Blocker

Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat

melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan

efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.

a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan

kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β1

daripada reseptor β2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang

bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non

selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi

pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.

Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan dan

efek akan hilang jika dosis tinggi.

10

Page 12: Bab 1- Lampiran

b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas

intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas agonis

reseptor β.

3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)

ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam

regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa

jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada

prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama

produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada

kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada

penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan

produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.

4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)

Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin

(termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain

seperti chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-

angiotensin, ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I,

reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti

inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.

5. Antagonis Kalsium

CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan

menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan sehingga

mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai

otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan

11

Page 13: Bab 1- Lampiran

reduksi tekanan darah. Antagonis kanal kalsium dihidropiridini dapat

menyebbakan aktibasi refleks simpatetik dan semua golongan ini

(kecuali amilodipin) memberikan efek inotropik negative.

Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi

nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat

memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah.

Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam level

yang lebih rendah daripada verapamil.

6. Alpha blocker

Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat

reseptor α1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular

perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini tidak

mengubah aktivitas reseptor α2 sehingga tidak menimbulkan efek

takikardia.

7. VASO-dilator langsung

Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot

polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan

aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut jantung,

curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari

vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan

pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.

8. Inhibitor Simpatetik Postganglion

12

Page 14: Bab 1- Lampiran

Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari

terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin

terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah

jantung dan resistensi vaskular perifer .

9. Agen-agen obat yang beraksi secara sentral

10. VASO-dilator langsung

13

Page 15: Bab 1- Lampiran

Pengobatan hipertensi masyarakat dengan menggunakan :

a. Bayam

Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak

hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat

mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam

bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat

bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa

tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan

serangan jantung dan stroke.

b. Biji bunga matahari.

Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari

mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol

dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah

tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.

c. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah

mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup

efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

d. Pisang

Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat

tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat

tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga

14

Page 16: Bab 1- Lampiran

menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu

mencegah tekanan darah tinggi.

e. Kedelai

Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi

kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan

tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat

bermanfaat bagi kesehatan.

f. Kentang

Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang

tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada

kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan

darah.

g. Cokelat pekat (dark chocolate)

Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu

menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat

oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh

darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah

meningkat.

h. Avokad

Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol.

Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk

kesehatan jantung

15

Page 17: Bab 1- Lampiran

BAB 4

PELAKSANAAN PENYULUHAN

4.1. Waktu Pelaksaan Penyuluhan

Hari, Tanggal : Jum’at , 10 juli 2015

Waktu : Pukul 09.00-10.00 WIB

4.2. Tempat Penyuluhan

Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo

4.3. Sasaran dan Jumlah Peserta

Bapak-bapak dan Ibu-ibu kelurahan Manisrenggo yang hadir pada jadwal

posyandu lansia acara penyuluhan yang berjumlah 22 orang

4.4. Susunan Acara

Jam Acara

09.00 Pembukaan

09.05 Sambutan Bidan Munjiyah

09.15 Perkenalan

09.20 Penyuluhan

09.40 Tanya jawab dan doorprize

10.00 Penutupan

16

Page 18: Bab 1- Lampiran

BAB 5

HASIL KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh bapak-bapak dan Ibu-ibu posyandu

Kelurahan Manisrenggo kecamatan Kota. Pemberitahuan kegiatan penyuluhan

dilakukan satu hari sebelumnya berupa pemberian surat ijin yang ditujukan pada

Kepala Desa dan koordinasi tentang mekanisme penyuluhan yang akan

diselenggarakan.

Acara dibuka dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan sambutan dari

pihak desa yang diwakili oleh Bidan Desa. Penyuluhan dalam 2 sesi, dimulai

dengan pelaksanaan penyuluhan menggunakan bantuan leaflet berisi materi

penyuluhan serta gambar-gambar sehingga dapat menarik perhatian peserta dan

peserta tampak cukup antusias merespon materi yang diberikan. Setelah

pemberian materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, dibatasi

hanya 5 orang yang boleh bertanya. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian

doorprize kepada warga yang bertanya.

Setelah itu acara diakhiri dengan penutupan dari pihak panitia.

17

Page 19: Bab 1- Lampiran

BAB 6

PENUTUP

Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah

pengetahuan kepada bapak-bapak dan ibu- ibu posyandu Kelurahan Manisrenggo

sehingga lebih memahami dan mengerti mengenai pentingnya menjaga pola hidup

yang sehat.

Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya

kepada semua pihak yang terkait, bapak-bapak dan Ibu- ibu posyandu dan bidan

desa Kelurahan Manisrenggo ,atas kerjasamanya dan partisipasinya demi

terselenggaranya kegiatan penyuluhan ini.

Sebagai pelaksana kegiatan, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran

sangat kami harapkan untuk meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan

datang. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang

secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan.

18

Page 20: Bab 1- Lampiran

LAMPIRAN

Lampiran 1 : daftar hadir peserta penyuluhan

19

Page 21: Bab 1- Lampiran

Lampiran 2 : gambar leaflet

20

Page 22: Bab 1- Lampiran

Lampiran 3 : dokumentasi kegiatan penyuluhan

21

Page 23: Bab 1- Lampiran

22

Page 24: Bab 1- Lampiran

23