27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri kimia merupakan suatu sistem organisasi usaha yang “profit oriented”, artinya menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, industri kimia juga juga mengharapkan keuntungan dibidang financial. Suatu penelitian kimia secara laboratorium yang menghasilkan suatu produk, metode atau cara yang baru yang lebih baik, dapat diangkat menjadi ide pendirian suatu industri kimia. Namun sebelum pendirian suatu industri kimia tersebut dilakukan, perlu dilakukan perhitungan awal, atau yang biasa disebut dengan prarancangan industri kimia. Hasil perancangan ini akan digunakan sebagai pertimbangan apakah ide tersebut menarik untuk direalisasikan dan berprospek baik secara komersial atau disebut dengan layak untuk didirikan. Setelah prarancangan selesai, baru diikuti dengan penyusunan proyek prarancangan itu sendiri, dan langkah selanjutnya berupa pembangunan fisik. Dimana prarancangan ini meliputi beberapa tahap, yang berakhir pada evaluasi ekonomi untuk mengetahui kelayakan suatu industri kimia untuk didirikan. 1.2. Batasan Masalah Latar belakang pendirian suatu industri kimia. 1

BAB 1,2,3,4 dan 5RP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rp

Citation preview

Page 1: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri kimia merupakan suatu sistem organisasi usaha yang “profit

oriented”, artinya menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, industri kimia juga juga mengharapkan keuntungan dibidang financial.

Suatu penelitian kimia secara laboratorium yang menghasilkan suatu produk,

metode atau cara yang baru yang lebih baik, dapat diangkat menjadi ide pendirian

suatu industri kimia. Namun sebelum pendirian suatu industri kimia tersebut

dilakukan, perlu dilakukan perhitungan awal, atau yang biasa disebut dengan

prarancangan industri kimia. Hasil perancangan ini akan digunakan sebagai

pertimbangan apakah ide tersebut menarik untuk direalisasikan dan berprospek

baik secara komersial atau disebut dengan layak untuk didirikan. Setelah

prarancangan selesai, baru diikuti dengan penyusunan proyek prarancangan itu

sendiri, dan langkah selanjutnya berupa pembangunan fisik. Dimana prarancangan

ini meliputi beberapa tahap, yang berakhir pada evaluasi ekonomi untuk

mengetahui kelayakan suatu industri kimia untuk didirikan.

1.2. Batasan Masalah

Latar belakang pendirian suatu industri kimia.

1.3. Tujuan

1) Mengetahui latar belakang pendirian suatu industri kimia.

2) Mengetahui standar kelayakan pendirian suatu industri kimia.

3) Mengetahui langkah-langkah pendirian suatu industri kimia.

1.4. Manfaat

1) Dapat mengetahui latar belakang pendirian suatu industri kimia.

2) Dapat mengetahui standar kelayakan pendirian suatu industri kimia.

3) Dapat mengetahui langkah-langkah pendirian suatu industri kimia.

1

Page 2: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Industri Kimia

Berdasarkan survey yang dilakukan David JM Rowe, Universitas York

1998 yang bertujuan untuk menguraikan secara ringkas sejarah industri kimia

(terutama di Inggris), untuk periode 1750-1930, dan hubungannya dengan

perkembangan politik, sosial, dan ilmiah modern. Sejarah berpendapat bahwa

perkembangan industri kimia muncul terutama dalam menanggapi kebutuhan

sosial modern, sementara pembangunan yang diperoleh banyak dari penemuan

ilmiah, masalah yang dihadapi dalam industri juga memberikan gambaran bagi

penyelidikan ilmiah. Hal ini sering dianggap bahwa pure science adalah awal

yang penting dari perkembangan teknologi tetapi studi sejarah mengungkapkan

banyak kasus bahwa pemahaman ilmiah tentang teknologi kurang dibandingkan

dengan teknologi yang telah ada.

2.1.1. Latar Belakang Politik

Beberapa peristiwa besar:

1) Perang Kemerdekaan Amerika 1775-1783

2) Revolusi Perancis dan Napoleon Periode

3) Revolusi 1789, Empire Pertama (Napoleon I) 1804-1815

4) Perang Saudara Amerika 1861-1865

5) Unifikasi Italia; selesai 1870

6) Franco-Prusia Perang 1870-1871

7) Unifikasi Jerman; dasar dari Kekaisaran Jerman 1871

8) Perang Dunia Pertama 1914-1918

9) Perang Dunia Kedua 1939-1945

Munculnya Inggris sebagai kekuatan dominan dunia ekonomi antara akhir

Perang Napoleon (1815) dan Perang Dunia Pertama, tetapi Jerman bangkit

sebagai ekonomi yang kuat setelah 1871. Munculnya Amerika Serikat sebagai

ekonomi yang kuat menjelang akhir abad ke-19 sebagai kekuatan ekonomi dunia

2

Page 3: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

2.1.2. Latar Belakang Sosial

2.1.2.1. Pertumbuhan Penduduk

Dalam dua abad (1550-1750) penduduk Inggris dan Wales meningkat

sekitar 50% dari seluruh 4 hingga 6 juta tiap tahunnya pada abad 1750-1850:

Tabel 2.1. Pertumbahan Penduduk Inggris

Tahun 1550 1600 1650 1700 1750 1800 1850 1900 1950

Jutaan 4.0 4.25 5.0 5.75 6.0 9.25 18 33 44

Sumber: Colin McEvedy dan Richard Jones 1978

Hal serupa terjadi di negara-negara lain. Pertumbuhan populasi ini meningkatkan

kebutuhan makanan, pakaian, dan perumahan, sehingga sumber daya yang ada

digunakan besar-besaran.

2.1.2.2. Revolusi Industri

Inggris sebagai pusat perkembangan revolusi Industri yang mengubah

masyarakat agraris mendominasi menjadi satu sangat mempengaruhi pabrik untuk

seluruh dunia, pasar domestik, dan perdagangan internasional. Revolusi Industri

terjadi pada 1760-1830 yang bermula di abad ke-17 dan diperpanjang hingga

akhir abad ke-19. Revolusi industri dibidang kimia datang terutama setelah 1830.

2.1.3. Latar Belakang Ilmiah

Munculnya ilmu pengetahuan modern pada tanggal 1660 yaitu tahun saat

Royal Society didirikan. Pada 1661, Robert Boyle menerbitkan The Skeptis

Chymist memperkenalkan konsep elemen, alkali dan asam dan menyanggah

gagasan awal alkimia (yang, bagaimanapun, tetap bertahan untuk waktu yang

lama). Dalam 150 tahun selanjutnya banyak penemuan unsur dan senyawa empiris

dibuat tapi dasar teoritis kimianya kurang hingga memasuki abad ke-19, maka

ditemukan ide-ide dari teori pembakaran modern (Lavoisier 1774), hukum

kekekalan massa (Lavoisier 1782 ), stoikiometri (Richter 1791), hukum komposisi

konstan (Proust 1799), teori atom (Dalton 1803), hipotesis Avogadro 's (1811),

dan valensi (Frankland 1852).

Dasar-dasar mekanika terdapat pada hukum Newton pada tahun 1687,

tetapi cabang fisika lain relatif belum berkembang sampai abad ke-19. Studi awal

3

Page 4: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

panas dari tahun 1760-an (misalnya konsep panas laten 1761), dan pembentukan

bertahap dari hukum termodinamika dari 1824 (Carnot) ke 1850 (Clausius,

Kelvin) berasal dari kepentingan industri dalam mesin uap, termodinamika kimia

dikembangkan dari sekitar tahun 1870-an (Gibbs, van 't Hoff). Penemuan listrik

Volta (1794) dan efek elektromagnetik oleh Oersted (1820) membuka jalan bagi

pengembangan elektrodinamika oleh Faraday dan Henry di tahun 1820-an dan

1830-an. Faraday juga terbentuk berdasarkan hukum elektrokimia pada 1833.

2.1.4. Awal Teknologi Kimia

Pada pertengahan abad ke-17 sejumlah bahan kimia yang dikenal dan

teknologi kimia empiris pada skala kecil:

1) Peleburan bijih tembaga, besi, timah, dan kapur-burning.

2) Produksi alkohol dengan proses fermentation.

3) Ekstraksi alkali dari bahan pabrik-soda abu (Na2CO3) dari maritime plants,

potash (K2CO3) dari terrestrial plants.

4) Persiapan alkali kaustik (NaOH dan KOH) dengan pengobatan soda abu

dan kalium dengan kapur (CaO atau Ca(OH)2).

5) Pembuatan sabun.

6) Pembuatan kaca.

7) Pembuatan Almunium.

8) Produksi KNO3 untuk mesiu.

Pada tahun 1736 Joshua Ward mulai memproduksi skala kecil dari asam

sulfat dengan membakar campuran belerang (sulfur) dan sodium nitrat di bejana

kaca. Skala ini menjadi skala besar oleh John Roebuck pada tahun 1747.

2.2. Industri Kimia

Industri kimia adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun

dan perekayasaan industri. Industri kimia merujuk pada suatu industri yang

terlibat dalam produksi zat kimia. Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia,

farmasi, polimer, cat, dan oleokimia.

4

Page 5: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

Industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk

membentuk zat baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan

ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-metode lain. Industri kimia

terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan,

pertanian, dan sumber-sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa

kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara.

Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam

dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut,

misalnya kapas untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi

untuk industri besi dan baja. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau

bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang

dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk

industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-

barang cetakan. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai

untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri

pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.

Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan

dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagian-

bagiannya. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan

dengan perancangan dan pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan

industri lainnya.

2.3. Tujuan Pembangunan Industri Kimia

Berikut merupakan tujuan dari pembangunan industri kimia:

1) Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata

dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, atau hasil budidaya serta

dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;

2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur

perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang

sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi

pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi

pertumbuhan industri pada khususnya;

5

Page 6: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

3) Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya

teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap

kemampuan dunia usaha nasional;

4) Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi

lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan

industri;

5) Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,

serta meningkatkan peranan koperasi industri.

6) Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi

nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan

pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan

kepada luar negeri;

7) Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang

pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;

8) Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka

memperkokoh ketahanan nasional.

Faktor pendukung pembangunan industri kimia:

1) Indonesia kaya bahan mentah

2) Jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak

3) Tersedia pasar dalam negeri yang banyak

4) Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri

5) Tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industri

6) Stabilitas politik yang semakin mantap

7) Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal

permodalan, alih teknologi, dan lain-lain.

8) Letak geografis Indonesia yang menguntungkan

9) Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan

10) Tersedia sumber tenaga listrik yang cukup

Faktor penghambat pembangunan industri kimia:

1) Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan

2) Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain

6

Page 7: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

3) Promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan

4) Jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan

negara lain

5) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia

6) Modal yang dimiliki masih relatif kecil

Dampak positif pembangunan industri kimia:

1) Terbukanya lapangan kerja

2) Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat

3) Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat

4) Menghemat devisa negara

5) Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat

6) Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri

7) Penundaan usia nikah

Dampak negatif pembangunan industri kimia:

1) Terjadi pencemaran lingkungan

2) Konsumerisme

3) Hilangnya kepribadian masyarakat

4) Terjadinya peralihan mata pencaharian

5) Terjadinya urbanisasi di kota-kota

6) Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

2.4. Bahan baku dan Produk

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana

bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan

bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh

biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang

meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain–lain. Bahan baku

industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat

dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi

atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon,

benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak

kelapa, bahan baku industri margarine.

7

Page 8: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi

(reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan

zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan

menggunakan lambang unsur. Industri kimia menggunakan proses kimia seperti

reaksi kimia dan metode pengilangan untuk memproduksi material dalam bentuk

padat, cair, maupun gas. Kebanyakan produknya digunakan untuk memproduksi

barang lainnya dan hanya sedikit saja yang langsung digunakan pada konsumen.

Pelarut, pestisida, natrium karbonat, dan semen merupakan beberapa produk

kimia yang langsung dipakai konsumen.

Industri kimia juga memproduksi bahan kimia industri organik dan

anorganik, produk keramik, petrokimia, agrokimia, polimer, karet, oleokimia

(minyak, lemak, wax), peledak, dan aroma buatan. Beberapa produknya

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 2.2. Contoh Tipe Produk

Tipe produk Contoh

Industri anorganikamonia, klorin, natrium hidroksida, asam sulfat, asam

nitrat

Industri organik akrilonitril, fenol, etilena oksida, urea

produk keramik silika, frit

petrokimia etilena, propilena, benzena, stirena

agrokimia pupuk, insektisida, herbisida

polimer polietilena, Bakelit, poliester

elastomer poliisoprena, neoprena, poliuretan

oleokimia lemak babi, minyak kedelai, asam stearat

peledak nitrogliserin, amonium nitrat, nitroselulosa

aroma buatan benzil benzoat, coumarin, vanilin

gas industri nitrogen, oksigen, asetilena, dinitrogen oksida

Proses-proses kimia seperti reaksi kimia digunakan pada pabrik kimia

untuk membentuk senyawa baru dengan berbagai macam tipe tangki reaktor. Di

8

Page 9: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

banyak kasus reaksinya dilakukan pada peralatan khusus anti-karat pada suhu dan

tekanan tertentu dengan bantuan katalis. Produk reaksi ini dipisahkan dengan

berbagai teknik di antaranya distilasi seperti distilasi fraksional, pengendapan,

kristalisasi, adsorpsi, filtrasi, sublimasi, dan pengeringan.

Proses dan produk umumnya diuji selama dan setelah proses dengan

menggunakan instrumen atau alat tertentu untuk memastikan operasi berjalan

aman dan produk yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Produk ini

dikirimkan dengan banyak cara, termasuk jalur pipa, mobil tanki, silinder, botol,

drum, kotak, dsb. Sebuah perusahaan kimia umumnya mempunyai laboratorium

penelitian dan pengembangan untuk menguji dan mengembangkan proses serta

produk yang dihasilkan.

BAB III

METODOLOGI

9

Page 10: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

3.1. Langkah Pra-Rancangan Industri Kimia

Adapun langkah-langkah Pra-Rancangan Industri Kimia sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan didirikannya suatu industri kimia

Tujuan pendirian suatu industri ditentukan dengan mempertimbangkan

beberapa faktor, meliputi:

a. Terdapatnya bahan baku (raw material yang melimpah atau belum

digunakan secara maksimal, merupakan faktor yang mendorong ide

didirikannya suatu industri kimia.

b. Manfaat produk yang dihasilkan.

c. Pemenuhuan atas kebutuhan suatu produk (semula produk diperoleh

secara import, maka dengna dibangunnya industri di Indonesia, maka

mengurangi ketergantungan importa atas suatu barang.

d. Penampungan tenaga kerja, sesuai dengan tingkatannya.

2. Menentukan jenis dan mekanisme proses yang ada/ yang dijalankan.

Macam atau jenis serta mekanisme proses yang akan dilakukan dalm industri,

dapat ditentukan berdasar penelitian pendahuluan secara laboratorium.

Biasanya penelitian- penelitian dengan topik penentuan kondisi operasi

optimal dalam suatu proses, merupakan acuan kondisi operasi yang akan

diretapkan dalam skala industri. Sedangkan mekanisme proses yang

dilakukan, pada prinsipnya juga sama dengan mekanisme pada penelitian

pendahuluan, hanya perbedaannya terletak pada sistem operasinya.

3. Menentukan kapasitas produksi (Pettrs M.S; 2003)

Kapasitas produksi suatu industri biasanya ditentukan berdasarkan jumlah

produk yang akan dihasilkan dengan kemurnian tertentu, yang besarnya dapat

dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Biro Pusat Statistik, dari biro ini

dapat diketahui kebutuhan akan suatau produk untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri dari data industri yang telah ada (tentang bahan pembantu dll.

yang diperlukan). Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya

kapasitas produksi. Setelah kapasitas produksi ditentukan, dapat diprediksi

hasil penjualan produk secara total. Dengan mengetahui ongkos pemebelian

10

Page 11: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

bahan baku, dan harga jual produk, dapat dilihat apakah industri akan meraih

keuntungan atau tidak, walaupun keuntungan secara signifikan masih harus

dihitung dengan analisis ekonomi (analisis rugi-laba) dengan menggunakan

beberapa kriteria.

4. Menghitung banyaknya bahan atau zat yang keluar atau masuk dari dan ke

suatu alat proses. (Geankoplis; 1992).

Banyaknya zat (bahan) yang keluar dan masuk dari dan ke suatu alat proses

akan menentukan volume/ kapasitas suatu alat proses yang digunakan, serta

mengetahui massa zat/ bahan yang diperlukan dan yang dihasilkan yang

selanjutnya akan menentukan biaya pembelian zat, serta berperan dalam

perancangan alat proses yang terkait. Penentuan bahan- bahan yang keluar

masuk dalam suatu alat proses dilakaukan dengan mengunakan konsep neraca

massa. Konsep neraca massa merupakan aplikasi dari konsep kekekalan

massa, yang menyatakan bahwa massa bahan yang masuk sama dengan massa

bahan yang keluar dari suatu alat proses.

5. Menghitung banyaknya panas yang keluar atau yang masuk dari dan ke dalam

suatu alat proses. (Himmelblau; 1984).

Analog dengan konsep neraca massa, konsep neraca panas diturunkan dari

konsep kekekalan panas, yang mengatakan: panas yang masuk ke dalam suatu

alat proses sama dengan panas yang keluar dari alat tersebut. Banyaknya

panas yang masuk dan keluar dalam suatu proses menentukan banyaknya zat

pendingin (air) dan zat pemanas (uap air atau fluida panas lainnya). Dengan

menghitung panas yang terlibat maka akan berpengaruh dalam perancangan

alat terkait, disamping itu proses dapat berjalan dengan aman. Jika proses

tersebut menghasilkan panas, maka sejumlah panas yang dihasilkan dapat

diantisipasi, sehingga tidak mengganggu jalannya proses mengakibatkan

terjadinya polusi panas pada lingkungan.

6. Merancang alat-alat produksi / alat- alat proses

11

Page 12: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

Ditinjau dari proses yang terjadi, dalam industri kimia pada umumnya terdiri

dari 2 macam proses; yaitu proses kimia/ reaksi kimia (terbentuk zat baru)

dan proses fisik ( terjadi perubahan fisik). Dengan melakukan perancangan

semua alat yang diperlukan, dapat diprediksi biaya yang diperlukan untuk

pengadaan alat. Alat- alat produksi dalam industri kimia meliputi:

Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia, perancangan atas alat ini

sangat spesifik, tergantung pada: jenis reaksi yang terjadi ( homogen,

heterogen, eksotermal, endotermal,) Ada bebrapa jenis rector yang digunakan

dalam industri kimia, antara lain: Reaktor Alir Tangki berpengaduk (RATB),

Reaktor Alir Pipa (RAP), Shell and Tube Reactor, Fluidized Bed Reactor .

( Westerterp, Swaij and Beenackers; 1994).

Alat Proses yang bekerja secara fisik. Alat- alat ini pada pronsipnya

merupakan alat pemisahrnian produk dan alat pencampur, yang digunakan

untuk menyesuaikan keadaan fisik dari zat/ bahan yang diolah, agar

kondisinya sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan/ diinginkan. Kondisi

tersebut meliputi: suhu (digunakan alat penukar kalor/ heat exchanger = HE),

tekanan (digunakan kompresor atau pompa), ukuran butiran (digunakan alat

penumbuk, alat pengayak,), fasa zat (digunakan alat penguap, atau

pengembun, alat pengering), kemurnian bahan ( digunakan alat distilasi, alat

ekstraksi, alat adsorbsi). (Brown G.G: 1989. dan Geankoplis; 1992 ).

7. Menghitung banyaknya utilitas yang diperlukan (meliputi: air, uap air, udara

tekan dan listrik).

Menurut artinya, utilitas adalah bahan yang diperlukan untuk menujang

terlaksananya suatu proses. Yang termasuk dalam utilitas adalah: air, uap air,

udara dan listrik. Air dalam industri kimia mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

sebagai air keperluan rumah tangga industri, air proses, air pencuci dan air

pembangkit tenaga uap (air umpan boiler). Masing- masing jenis air

mempunyai persyaratan yang berbeda. Kebutuhan total air untuk industri

dihitung dengan cara menghitung kebutuhan air pada tiap- tiap alat. Alat

produksi yang memerlukan air adalah: alat pencuci, alat pendingin (cooler)

dan ketel pembangkit uap air. Dengan menggunakan konsep neraca massa

12

Page 13: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

dan neraca panas dan pada tiap alat, maka kebutuhan air dapat diketahui.

(Powell S.T: 1992). Uap air dalam industri kimia berfungsi sebagai sumber

panas. Alat- alat proses industri yang memerlukan uap air sebagai pemanas

misalnya adalah: alat penguap (evaporator), alat pendidih kembali (reboiler),

alat pemanas (heater). Seperti halnya pada penenetuan kebutuhan air,

kebutuhan akan uap air ditentukan dengan bantuan neraca massa dan neraca

panas. (Geankoplis C.J; 1992).

Udara tekan dan udara panas banyak digunakan dalam industri kimia pada

proses pengeringan dan proses pembakaran bahan bakar yang berlangsung

dalam suatu dapur pembakaran. Banyaknya udara tekan dapat diketahui

dengan cara merancang alat- alat yang membutuhkan udara tekan.

Dalam industri kimia, listrik digunakan untuk keperluan penerangan,

pemompaan dan alat- alat angkut lainnya seperti conveyor dan elevator.

Prediksi kebutuhan listrik dihitung berdasarkan perancangan terhadap alat-

alat yang memerlukan listrik.

8. Melakukan evaluasi ekonomi.

Evaluasi ekonomi dilakukan untuk menentukan kelayakan didirikannya suatu

industri kimia. Yang dilamsud dengan industri kimia yang layak didirikan

adalah industri kimia yang apabila beroperasi akan mendapatkan keuntungan

secara financial. Dengan mengetahui besarnya modal, baik modal tetpa

maupun modal kerja, besarnya biaya produksi, pendapatan dari penjualan

produk, memperhitungkan besarnya pengeluaran tak terhingga seta besarnya

pajak yang harus dibayarkan, menurut Aries R.S and Newton R.D (1988),

dengan alur perhitungan tertentu akan diperoleh beberapa kriteria yang

digunakan sebagai tolok ukur penentuan kelayakan didirikannya suatu

industri. Tolok ukur tersebut meliputi Break event Point (BEP); Pay Out

Time Period (POT), Discounted Cash Flow (DCF), Shut Down Point (SDP)

dan Return On Investment (ROI).

Break Event Poin (BEP ) adalah kapasitas produksi ( dinyatakan dengna k%

kapasitas penuh) dimana dengan produksi sebesar ini, maka industri tidak

mengalami rugi maupun laba. Misalnya suatu industri memepunyai kapasitas

13

Page 14: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

produksi 100 000 ton tiap tahun. Jika dari perhitungan diperoleh harga BEP

sebesar 40%, ini bertarti bahwa jika industri sudah beroperasi sebanyak

40.000 ton per tahun , maka industri tidak rugi dan tidak laba. Namun jika

berproduksi lebih kecil dari 40.000 ton per tahun industry akan mengalami

kerugian. Demikian pula sebaliknya.

Pay Out Time Period (POT) adalah kurun waktu dimana modal tetap yang

dikeluarkan oleh industri akan kembali.

Discounted Cash Flow (DCF) adalah besarnya bunga per tahun yang bias

doperoleh pihak penanam modal. Misalnya seseorang menanam modal sebesar

Rp. 100.000.000. Jika harga DCF sebesar 20% berartai tiap tahun akan

menerima keuntungan sebesar 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 20.000.000. Ini

berarti bahwa ditinjau dari DCF, industri ini menarik untuk didirikan. (karena

bunga Bank sebesar 12% per tahun).

Shut Down Point (SDP) adalah besarnya kapasitas produksi yang

mengakibatkan industri tutup. Semakin kecil harga SDP industri semakin

layak atau menarik untuk dibangun.

Return On Investment (ROI) adalah besarnya keuntungan (dinyatakan dalam

%) yang diperoleh setiap tahun. Return On Investment dihitung berdasarkan

besarnya modal tetap.

Setelah harga-harga BEP, POT, DCE, SDP dan ROI dapat diketahui, dan

dengan memperhatikan tingkat risiko dari industri, dapat ditarik suatu

kesimpulan tentang kelayakan industri tersebut didirikan.

3.2. Diagram Alir Pra-Rancangan Industri Kimia

14

Page 15: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

BAB IV

PEMBAHASAN

15

Menentukan Tujuan didirikannya Industri Kimia

Menentukan Jenis dan Mekanisme yang akan dijalankann

Menentukan Kapasitas Produksi

Menghitung Banyaknya Bahan/Zat yang keluar atau masuk dari dan ke suatu Alat Proses

Menghitung Banyaknya Panas yang keluar atau masuk dari dan ke suatu Alat Proses

Merancang Alat-alat Produksi atau Alat-alat Proses

Menghitung Banyaknya Utilitas yang diperlukan (meliputi: air, Uap air, Udara tekan, dan listrik)

Melakukan Evaluasi Ekonomi

Page 16: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

Pendirian chemical plant dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar

yaitu dalam bidang politik, pertumbuhan penduduk, revolusi industri, latar

belakang ilmiah, dan perkembangan teknologi kimia. Hal tersebutlah yang

mempengaruhi pembangunan chemical plant saat ini. Selain itu, chemical plant

menghasilkan produk yang lebih banyak dibandingkan dengan produksi skala

laboratorium. Latar belakang dapat digunakan sebagai acuan untuk perkembangan

chemical plant yang lebih baik

Latar belakang dalam pembangunan industri kimia memuat informasi

plant yang akan dibangun. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas

mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang menurut wikipedia.org adalah:

1) Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi,

kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin

diraih.

2) Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan

perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan

terjadi.

3) Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap

masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.

4) Latar belakang mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan

mengenai topik yang sama sebelumnya.

Tujuan dibentuknya chemical plant antara lain: meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah

yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong

terciptanya teknologi yang tepat, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja

dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan

ekspor hasil produksi nasional yang bermutu, mengembangkan pusat-pusat

pertumbuhan industri dan menunjang dan memperkuat stabilitas nasional.

BAB V

PENUTUP

16

Page 17: BAB 1,2,3,4 dan 5RP

5.1. Kesimpulan

1) Pendirian chemical plant dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar

yaitu dalam bidang politik, pertumbuhan penduduk, revolusi industri, latar

belakang ilmiah, dan perkembangan teknologi kimia.

2) Kelayakan dididirkannya suatu industri kimia dapat ditentukan oleh

besarnya harga-harga BEP (Break Event Point), POT period (Pay Out Time

Period), DCF (Discounted Cash Flow), SDP (Shut Down Point) dan ROI

(Return On Investment).

3) Langkah- langkah prarancangan industri kimia meliputi 1). Menentukan

tujuan didirikannya industri kimia; 2) Menentukan jenis dan mekanisme

proses yang ada di dalamnya (termasuk proses kimia dan proses fisika); 3)

Menentukan kapasitas produksi; 4) Menghitung banyaknya bahan/ zat yang

keluar dan masuk dari dan ke dalam suatu alat proses (dengan menggunakan

konsep neraca bahan); 5) Menghitung banyaknya panas yang keluar dan

masuk dari dan ke dalam suatu alat (menggunakan konsep neraca panas); 6)

Merancang alat- alat produksi (reaktor, alat pemurnian, alat penukar kalor

dll.); 7) Menghitung utilitas yang diperlukan (meliputi: air, udara,, uap air

dan listrik); 8). Melakukan evaluasi ekonomi untuk menentukan kelayakan

didirikannya industri kimia tersebut.

5.2. Saran

Untuk mendirikan suatu industri kimia perlu mengetahui latar belakang

pendirian industri kimia tersebut serta dilakukan studi kelayakan pendirian

industri kimia sehingga industri kimia tersebut dapat direalisasikan.

17