18
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Kepok 2.1.1 Definisi Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah buah tropis dari keluarga Musaceae yang berasal dari daerah tropis di Asia Tenggara. Memenuhi sekitar 16% dari total buah di seluruh dunia sebagai produksi buah terbesar kedua yang dihasilkan setelah jeruk. Buah ini menjadi salah satu yang paling banyak dari buah-buahan tropis yang tumbuh, dibudidayakan di lebih dari 130 negara (Sirajudin et al, 2014). 2.1.2 Taksonomi Pisang Kepok Kedudukan tanaman pisang kepok dalam sistematika taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut (Shenvi et al, 2015) Kingdom : Plantae Divisi : Tracheophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca L.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pisang Kepok

2.1.1 Definisi

Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah buah tropis dari keluarga

Musaceae yang berasal dari daerah tropis di Asia Tenggara. Memenuhi

sekitar 16% dari total buah di seluruh dunia sebagai produksi buah terbesar

kedua yang dihasilkan setelah jeruk. Buah ini menjadi salah satu yang

paling banyak dari buah-buahan tropis yang tumbuh, dibudidayakan di

lebih dari 130 negara (Sirajudin et al, 2014).

2.1.2 Taksonomi Pisang Kepok

Kedudukan tanaman pisang kepok dalam sistematika taksonomi

tumbuhan adalah sebagai berikut (Shenvi et al, 2015)

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

6

2.1.3 Morfologi Pisang Kepok

Karakterisasi morfologi Pisang Kepok adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Morfologi pisang kepok

No Parameter Karakter

1 Tinggi batang ≥3 m

2 Aspek batang Normal

3 Warna batang Hijau

4 Ketegakan daun Sedang

5 Kenampakan permukaan daun Mengkilat

6 Bentuk pangkal daun Kedua sisinya membulat

7 Warna punggung tulang daun Hijau kekuningan

8 Panjang tangkai tandan 31-60 cm

9 Posisi tandan Menggantung bersudut 45 derajat

10 Bentuk tandan Spiral

11 Kenampakan tandan Longgar

12 Bentuk jantung Bulat

13 Bentuk pangkal braktea Berbahu kecil

14 Bentuk ujung braktea Membulat dan pecah

15 Warna luar braktea Merah keunguan

16 Posisi buah Lurus terhadap tangkai

17 Jumlah sisir per tandan 4-7

18 Jumlah buah per sisir 13-16

19 Panjang buah ≤ 15 cm

20 Bentuk buah Lurus

21 Ujung buah Runcing

22 Permukaan tangkai buah Berbulu

23 Warna kulit buah belum masak Hijau

24 Warna kulit buah masak Kuning

25 Warna daging buah masak Putih

(Ambarita & Bayu, 2015)

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

7

Karakter morfologi pisang

Kepok :

(a) pohon pisang Kepok

(b) batang

(c) daun

(d) jantung

(e) tandan

(f) buah

(g) daging buah.

Gambar 2.1 Morfologi pisang kepok

2.1.4 Kandungan dan Manfaat Pisang Kepok

Hampir seluruh bagian tanaman pisang kepok bisa digunakan dan

memberikan manfaat, seperti bunga, jantung pisang, buah pisang baik yang

sudah matangmaupun yang belum matang, daun dan juga batangnya. Ekstrak

dan kandungan senyawa aktif bagian-bagian tanaman pisang kepok tersebut

telah digunakan untuk pengobatan sejumlah besar penyakit. (Lakhsmi, 2015)

Berbagai bagian tanaman pisang kepok seperti daun, akar dan bunga

telah digunakan untuk tujuan pengobatan. Getah tanaman telah digunakan

sebagai obat epilepsi, histeria, disentri dan diare, sedangkan akar sebagai obat

cacing, bunga sebagai astringent dan buahnya digunakan sebagai obat pencahar

ringan (Okareh, Adeolu, & Adepoju, 2015).

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

8

Buah pisang kepok telah dilaporkan memiliki kandungan serat yang

tinggi, mampu menurunkan kolesterol dan membantu untuk meringankan

sembelit sehingga bisa digunakan sebagai pencegahan kanker usus besar

(Asuquo & Udobi, 2016). Sumber lain menyatakan bahwa daging buah pisang

kepok bermanfaat sebagai anti ulkus, penyembuh luka, hepatoprotektif,

analgesik, antioksidan dan merangsang pertumbuhan rambut (Lakhsmi, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Velumani (2016), kulit pisang

kepok (Musa paradisiaca L.) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin.

Alkaloid, flavanoid dan tanin bermanfaat sebagai antioksidan. Alkaloid juga

berguna sebagai analgesik, antispasmodik dan bakterisidal. Flavonoid

dilaporkan mempunyai efek menghambat berbagai macam virus dan juga telah

terbukti sebagai antimikroba. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Kandungan kulit pisang kepok (Musa paradisisaca L.)

S.NO PHYTOCHEMICALS WATER ETHANOL CHLOROFORM

1 Test for Alkaloids + + +

2 Test for Flavonoids + + -

3 Test for Tannins + + -

4 Test for Saponins + + +

(Velumani, 2016)

Aboul-Enein et al. melakukan penelitian untuk mengetahui

komposisi kimia dan senyawa bioaktif dalam ekstrak kulit pisang kepok

(Musa pardisiaca L.), serta mengevaluasi aktivitas antioksidan dan

antimikroba. Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui kandungan dari

senyawa fenol, flavonoid dan tannin dari pisang kepok per gram.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

9

Kandungan total fenol pada ekstrak methanol tercatat sebanyak 17.89 mg/g

DW, hasil tersebut merupakan kandungan tertinggi dibandingkan ekstrak

lain yaitu aseton, etanol dan aquades. Sama halnya dengan senyawa

flavonoid dan tannin, kandungan tertinggi didapatkan pada ekstrak methanol

yaitu 21.04 mg/g DW dan 24.21 mg/g DW, sehingga dari hasil tersebut

dapat disimpulkan, senyawa tannin merupakan kandungan tertinggi pada

kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) jika dibandingkan dengan

senyawa flavonoid dan fenol. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komposisi senyawa aktif kulit pisang kepok (Musa paradisisaca L.)

Extracts

Total Phenolic

(mg*/g DW)

Total Flavonoids

(mg**/g DW)

Total Tannins

(mg***/g DW)

Aqueous 9.89 ± 0.16 8.56 ± 0.22 14.69 ± 0.34

Methanol 80% 17.89 ± 0.16 21.04 ± 0.28 24.21 ± 0.17

Ethanol 80% 15.21 ± 0.09 18.52 ± 0.06 17.66 ± 0.34

Acetone 80% 15.44 ± 0.19 16.15 ± 0.28 15.90 ± 0.28

(Aboul-Enein et al, 2016)

Menurut Zahid et al. jantung pisang mengandung alkaloid, flavonoid,

lignin, karbohidrat, sedangkan Adeolu dan Enesi (2013) melakukan

penelitian lebih lanjut tentang kandungan kimia,vitamin dan mineraldari

Musa paradisiaca. Kandungan mineral tinggi yang diperoleh dari sampel

penelitian tersebut yaitu sodium, kalsium, fosfor dan potasium, sedangkan

kandungan besi dan magnesiumnya rendah. Kandungan kalium yang tinggi

dalam sampel jantung pisang bermanfaat sebagai bahan baku industri sabun

tradisional dan juga dalam perawatan keasaman tanah. Kalsium dan fosfor

sangat penting dalam pembentukan tulang dan gigi yang kuat, pertumbuhan,

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

10

menjaga agar saraf dan aktivitas otot tetap normal, pembekuan darah, fungsi

jantung dan metabolisme sel.

Secara empiris air batang pisang kepok banyak digunakan sebagai

pengobatan untuk menurunkan panas. Berdasarkan hasil pengujian

fitokimia pada air batang pisang kepok (Musa paradisiaca L.),menunjukan

bahwa uji tannin, alkaloid, dan saponin memberikan hasil yang positif

sedangkan uji flavonoid dan steroid memberikan hasil negatif. Dari hasil

penelitian tersebut, air batang pisang kepok mengandung senyawa fitokimia

tanin, alkaloid dan saponin dan memiliki efek antipiretik (Maya, 2015).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Zahid et al., bunga pisang kepok

mengandung senyawa alkaloid, glikosida, resin, flavonoid, protein,

tritirpenoid dan steroid, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Rao et

al. ekstrak methanol dan etanol bunga pisang kepok banyak mengandung

senyawa glikosida dan fenol. Pada ekstrak ini juga menunjukkan adanya

flavonoid dan saponin, selain itu dengan pelarut aquades ekstrak bunga

pisang kepok mengandung glikosida, fenol dan banyak mengandung

flavonoid sedangkan senyawa saponin tidak terdeteksi dengan ekstrak

aquades.

Daun pisang kepok mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin,

glikosida , terpen, gula deoksi, flavonoid dan karbohidrat, hasil tersebut

didapatkan dari penapisan fitokimia yang dilakukan oleh Asuquo dan Udobi

(2016).

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

11

Akar tanaman pisang kepok mengandung aukubin (glikosida) dan

apigenin (flavonoid) yang telah dipelajari secara luas untuk berbagai efek

mereka pada peradangan. Secara medis akar tanaman pisang kepok

digunakan sebagai antibakteri, penangkal racun dan antiseptik. Rebusan

akar digunakan dalam pengobatan berbagai keluhan termasuk diare

(Oyewole et al, 2015).

2.1.5 Mekanisme Senyawa Antimikroba Kulit Pisang Kepok

1. Alkaloid

Alkaloid adalah zat aktif dari tanaman yang berfungsi sebagai obat

dan aktivator kuat bagi sel imun yang dapat menghancurkan bakteri, virus,

jamur, dan sel kanker.Alkaloid mempunyai aktivitas antimikroba dengan

menghambat esterase, DNA, RNA polimerase, dan respirasi sel serta

berperan dalam interkalasi DNA (Bhaskara, 2012).

Sebagai antifungi, alkaloid menyebabkan kerusakan membran sel.

Alkaloid akan berikatan kuat dengan ergosterol membentuk lubang yang

menyebabkan kebocoran membran sel. Hal ini mengakibatkan kerusakan

yang tetap pada sel dan kematian sel pada jamur (Bhaskara, 2012).

2. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polifenol.Sebagai antifungi

senyawa fenol bersifat dapat merusak membran sel sehingga terjadi

perubahan permeabilitas sel yang dapat mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhanatau matinya sel (Kumalasari & Sulistyani, 2011).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

12

Senyawa fenol juga dapat mendenaturasi protein sel dan

mengerutkan dinding sel sehingga dapat melisiskan dinding sel jamur.

Selain itu, senyawa fenol melalui gugus hidroksi yang akan berikatan

dengan gugus sulfihidril dari protein fungi sehingga mampu mengubah

konformasi protein membran sel target (Kumalasari & Sulistyani, 2011).

3. Saponin

Saponin merupakan glikosida kompleks dari steroid atau steroid

alkaloid.Senyawa saponin berfungsi sebagai antibiotik, mempercepat

pertumbuhan sel-sel baru, merangsang pembentukan fibroblast,

menghambat pertumbuhan bakteri, dan juga bersifat antijamur. (Yuliana et

al, 2015).

Saponin memiliki aktivitas sebagai antifungi.Mekanisme aksi dari

saponin terhadap jamur melibatkan pembentukan kompleks dengan sterol

pada membran plasma sehingga menghancurkan semipermeabilitas sel

lalu mengarah kepada kematian sel (Kumalasari & Sulistyani, 2011).

4. Tannin

Tannin merupakan senyawa yang bersifat lipopilik sehingga

mudah terikat pada dinding sel jamur. Mekanisme kerja tannin sebagai

antifungi dengan cara menghambat sintesis kitin yang merupakan

komponen penting penyusun dinding sel jamur sehingga menyebabkan

kerusakan pada dinding sel (Bokhari, 2009).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

13

2.2 T.rubrum

2.2.1 Taksonomi

Kingdom :Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Onygenales

Famili : Arthgrodermataceae

Genus : Trichophyton

Spesies : Trichophyton rubrum (Kidd et al, 2016)

Gambar 2.2 Biakan dan gambaran mikroskopis T.rubrum

(Wolff et al, 2008)

2.2.2 Morfologi

Spesies jamur ditentukan oleh sifat koloni, hifa, dan spora yang

dibentuk. Pada media Sabouroud Dekstrosa Agar mikrokonodia kecil,

perifer, atau seperti buah pear, berwarna putih, permukaan seperti kapas,

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

14

dan pigmen merah yang tidak merata jika dilihat dibawah plate.

Makrokonidia berdinding halus berbentuk silinder (Sari, 2010).

Beberapa strain dari T.rubrum telah dibedakan yaitu :T.rubrum

berbulu halus dan T.rubrum tipe granuler. T.rubrum berbulu halus

memiliki karakteristik yaitu produksi mikrokonidia yang jumlahnya

sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak mempunyai makrokonidia, sedangkan

karakteristik T.rubrum tipe granuler yaitu produksi mikrokonidia dan

makrokonidia yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia berbentuk

clavate dan pyriform, makrokonidia berdinding tipis, dan berbentuk seperti

cerutu. T.rubrum berbulu halus adalah strain jamur yang paling banyak

menginfeksi manusia. Strain ini dapat menyebabkan infeksi kronis pada

kulit. Sedangkan T.rubrum tipe granuler menyebabkan penyakit Tinea

korporis (Kidd et al, 2016).

2.2.3 Habitat

Jamur Trichophyton adalah dermatofita yang habitatnya ditanah,

binatang, dan manusia, terutama pada daerah yang beriklim tropis dan

basah. Berkaitan dengan afinitasnya, genus Trichophyton dibagi menjadi

geofilik (hidup di tanah), antropofilik (hidup pada manusia), dan zoofilik

(hidup pada hewan), sedangkan T.rubrum adalah jamur antropofilik,

terutama menghinggapi manusia, menyebabkan kelainan pada kulit,

rambut, dan kuku. Penyakit infeksi jamur yang disebabkan karena

T.rubrum ini dapat ditularkan melalui kontak langsung pada bagian yang

terinfeksi (Wolff et al, 2008).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

15

2.2.4 Patogenesis

Dermatofita merupakan jamur yang menginfeksi jaringan keratin

seperti pada kulit, rambut, dan kuku. Infeksi dimulai dengan perlekatan

dermatofita pada jaringan keratin dan kemudian terjadi penetrasi ke

stratum corneum yang dibantu oleh enzim keratolitik proteinase, lipase

dan enzim mucinolitik yang dihasilkan oleh jamur (Wolff et al, 2008).

Berikut ini beberapa manifestasi klinik yang ditimbulkan oleh infeksi

jamur T.rubrum:

1. Tinea Pedis

Tinea Pedis adalah infeksi jamur superficial pada pergelangan kaki,

telapak, dan sela jari-jari kaki. Manifestasi klinisnya berupa eritema,

maserasi serta sisik pada sela jari jari kaki, dapat meluas pada telapak kaki

serta dapat berkembang menjadi pustule dan vesikula (Widaty &

Budimulja, 2015).

2. Tinea manum

Dermatofitosis pada pergelangan tangan, telapak tangan, bahkan

ujung-ujung jari tangan. Klinis tampak bentuk keratosis dan penebalan

lipat (Widaty & Budimulja, 2015).

3. Tinea Kapitis

Menyerang kulit kepala dan rambut. Kelainan ini dapat ditandai

dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan terkadang terjadi

gambaran klinis yang lebih berat disebut kerion (Widaty & Budimulja,

2015).

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

16

4. Tinea korporis

Tinea korporis merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak

berambut (glabrous skin). Klinis berupa eritema, skuama, kadang-kadang

dengan vesikel dan papul (Widaty & Budimulja, 2015).

5. Tinea unguium

Tinea unguium adalah infeksi jamur dermatofit pada kuku. Gejala

klinis berupa penampakan kuku suram, lapuk dan rapuh, dan dimulai dari

arah distal (Widaty & Budimulja, 2015).

6. Tinea kruris

Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah

perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun

bahkan seumur hidup (Widaty & Budimulja, 2015).

2.2.5 Tes Laboratorium

Untuk mengidentifikasi spesies Trichophyton dapat menggunakan tes

berikut, yaitu:

1. Tes Hidrolisis Urea

Untuk melihat apakah mikroba bisa menggunakan komponen urea

sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan. Jika urea bisa

digunakan oleh mikroba, maka terjadi pemecahan alkalin dan pH menjadi

meningkat dan pH indikator berubah warna untuk mengindikasi produksi

alkali. Pada media ditambahkan 2% urea

pH indikator: phenol red

pH indikator berwarna merah maka pH normal, pH indikator berwarna

kuning maka pH<6,8 dan pH indicator berwarna magenta maka pH>8,4.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

17

Tes hidrolisis urea dikatakan positif jika pH indikator berubah warna dari

merah menjadi magenta, ini menandakan pH berubah jadi basa.

2. Saboraud’s Dextrose Agar (SDA)

Media untuk isolasi primer dari dermatofita. Dapat digunakan untuk

melihat karakteristik fungi pada mikroskop standar. Dextrose adalah

fermentasi karbohidrat yang berasal dari karbon dan energi. Pada media

biasanya ditambahkan dengan antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah

pertumbuhan bakteri dan jamur lain. Konsentrasi dextrose yang tinggi dan

pH asam membuat media ini selektif untuk jamur. Trichophyton

menunjukkan koloni dengan berbagai warna tergantung spesies masing-

masing basa.

3. SDA dengan 5% NaCl

Media ini untuk membedakan T.rubrum dengan Trichophyton

mentagrophytes (T.mentagrophytes). Pada T.rubrum, koloni berbulu halus

berwarna putih dengan pigmen bawah media berwarna kuning-coklat dan

pertumbuhan yang buruk, sedangkan pada T.mentagrophytes koloni

berwarna krem dengan permukaan halus, pigmen bawah media berwarna

coklat gelap dan pertumbuhan yang baik.

4. Trichophyton agar

Untuk mengidentifikasi perbedaan masing-masing spesies

Trichophyton berdasarkan keperluan nutrisi. Terdapat 7 jenis agar dengan

nutrisi yang berbeda yaitu:

No. 1: Bebas vitamin atau nutrisi

No. 2: Penambahan inosol

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

18

No. 3: Penambahan inosol dan thiamin

No. 4: Penambahan thiamin

No. 5: Penambahan asam nikotinik

No. 6: Penambahan ammonium nitrat

No. 7: Penambahan histidin

Penambahan nutrisi tersebut untuk membantu menentukan vitamin dan

asam amino yang diperlukan isolat atau fungi.

5. Tes perforasi rambut

Tes ini untuk menentukan fungi memproduksi enzim yang akan

menginvasi rambut dan menyebabkan perforasi pada rambut. Interpretasi

dari tes ini adalah positif dan negatif. Positif jika pada mikroskop terdapat

perforasi rambut yang berbentuk kerucut.

2.2.6 Pengobatan

a. Obat Antijamur Topikal

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat topikal diatas:

1. Bahan kimia antiseptik: mempunyai sifat antijamur ringan serta

bersifat mengeringkan, misalnya gentian violet 1%.

2. Bahan keratolitik: bahan yang meningkatkan eksfoliasi stratum

korneum, misalnya asam undesilinat krim dan bedak 3%.

3. Golongan azol: menghambat enzim 14 alfa-demetilase pada

pembentukan ergosterol membrane sel jamur.

4. Golongan alilamin: menghambat enzim epoksidase skualen pada

proses pembentukan ergosterol membran sel jamur.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

19

5. Lain-lain: siklospiroksolamin mempunyai efek antiinflamasi, bekerja

dengan menghambat respirasi jamur dan merusak dinding sel jamur.

b. Obat Antijamur Sistemik

1. Grioseofulvin: bersifat fungistatis, bekerja pada inti sel bakteri dengan

cara menghambat mitosis

2. Golongan alilamin: bersifat fungisidal, bekerja pada membran sel jamur

dengan cara menghambat sintesis ergosterol melalui enzim epoksidase

3. Golongan azol: imidazol (ketokonazol) merupakan obat antijamur

spektrum luas, bersifat fungistatik, bekerja menganggu sintesis ergosterol.

Triazol (flukonazol dan intrakonazol) bekerja menghambat enzim 14 alfa-

demetilase

2.3 Mekanisme Kerja Bahan Antimikroba

Cara kerja zat antimikroba dalam melakukan efeknya terhadap

mikroorganisme adalah sebagai berikut:

a. Merusak dinding sel

Pada umumnya bakteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku disebut

dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan

menahan sel, dinding sel jamur tersusun atas lapisan peptidoglikan yang

merupakan polimer komplek yang terdiri atas rangkaian asam N-

asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat yang tersusun secara

bergantian. Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat

pembentukannya atau dengan mengubahnya setelah dibentuk. Pada

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

20

konsentrasi rendah, bahan antimikroba yang ampuh akan menghambat

pembentukan ikatan glikosida sehingga pembentukan dinding sel

terganggu, selanjutnya dijelaskan bahwa pada konsentrasi tinggi bahan

antimikroba akan menyebabkan ikatan glikosida menjadi terganggu dan

pembentukan dinding sel terhenti (Jawetz et al., 2008).

b. Merubah molekul protein dan asam nukleat

Kelangsungan hidup sel sangat tergantung pada molekul-molekul

protein dan asam nukleat. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang

terjadi pada pembentukan atau fungsi zat-zat tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan total pada sel. Bahan antimikroba yang dapat

mendenaturasi protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat

diperbaiki lebih lanjut (Jawetz et al., 2008).

c. Merubah permeabilitas sel

Sitoplasma dibatasi oleh selaput yang disebut membran sel yang

mempunyai permeabilitas selektif, membran ini tersusun atas fosfolipid

dan protein. Membran sitoplasma berfungsi mengatur keluar masuknya

bahan-bahan tertentu dalam sel. Proses pengangkutan zat-zat yang lebih

diperlukan baik kedalam maupun keluar sel kemungkinan karena didalam

membran sel terdapat protein pembawa, didalam membran sitoplasma juga

terdapat enzim protein untuk mensintesis peptidoglikan komponen

membran luar. Apabila fungsi membran sel terganggu oleh adanya bahan

antimikroba, maka permeabilitas sel jamur akan mengalami perubahan,

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

21

sehingga akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau

kematian sel (Jawetz et al., 2008).

d. Menghambat kerja enzim

Didalam sel terdapat enzim protein yang membantu kelangsungan

proses-proses metabolisme. Banyak zat kimia telah diketahui dapat

menganggu reaksi biokimia misalnya logam berat, golongan tembaga,

perak, air raksa, dan senyawa logam berat lain, umumnya efektif sebagai

bahan antimikroba pada konsentrasi relatif rendah, dengan demikian kerja

enzim yang terhambat akan menyebabkan proses metabolisme terganggu,

sehingga aktifitas sel jamur akan terganggu, hal ini dapat menyebakan sel

jamur hancur dan akan mati (Jawetz et al., 2008).

e. Menghambat sintesis asam nukleat dan protein

DNA, RNA dan protein memegang peranan penting dalam proses

kehidupan normal sel. Beberapa bahan antimikroba dalam bentuk

antibiotik dapat menghambat sintesis protein. Apabila keberadaan DNA,

RNA dan protein mengalami gangguan atau hambatan pada pembentukan

atau fungsi zat tesebut dapat mengakibatkan kerusakan sel sehingga proses

kehidupan sel terganggu (Jawetz et al., 2008).

2.4 Uji Kepekaan Antimikroba in vitro

2.4.1 Metode Dilusi

Metode dilusi yang digunakan bertujuan untuk menentukan konsentrasi

minimal antimikroba untuk menghambat atau membunuh

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/39304/3/BAB 2.pdf5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Pisang Kepok . 2.1.1 Definisi . Pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah

22

mikroorganisme. Hal ini dapat dicapai dengan pengenceran antimikroba

baik di media agar atau broth (Lalitha & Thomas, 2009).

2.4.2 Metode Difusi Cakram

Difusi dari agen antimikroba menjadi hasil media kultur unggulan

dalam gradien antimikroba. Ketika konsentrasi antimikroba menjadi begitu

encer yang tidak bisa lagi menghambat pertumbuhan mikroba uji, maka

zona inhibisi dibatasi. Diameter zona inhibisi yang mengitari disk

antimikroba berhubungan dengan KHM untuk mikroba tertentu. Secara

umum, semakin besar zona inhibisi, semakin rendah konsentrasi

antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan organisme

(Jawetz et al., 2008).