10
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Hepatitis Viral Akut Hepatitis viral akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis viral akut disebabkan oleh 2 jenis virus yaitu : virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV). Kedua jenis virus ini bersifat self limiting diseases. 6 3.2 Etiologi Disebabkan Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV): Adalah virus tanpa selubung, tahan terhadap cairan empedu, berbentuk rantai tunggal RNA berasal dari family picornaviridae dan hepatovirus genus tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik, tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal. 5 3.3 Faktor Resiko Transmisi enterik (fecal-oral) predominan diantara anggota keluarga. Kejadian luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan bersama peralatan 13

BAB 3 HAV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hepatitis viral akut

Citation preview

Page 1: BAB 3 HAV

BAB 3TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Hepatitis Viral Akut

Hepatitis viral akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang

hati. Hepatitis viral akut disebabkan oleh 2 jenis virus yaitu : virus hepatitis A

(HAV) dan virus hepatitis E (HEV). Kedua jenis virus ini bersifat self limiting

diseases.6

3.2 Etiologi

Disebabkan Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E

(HEV): Adalah virus tanpa selubung, tahan terhadap cairan empedu, berbentuk

rantai tunggal RNA berasal dari family picornaviridae dan hepatovirus genus

tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik, tidak terjadi viremia yang

berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.5

3.3 Faktor Resiko

Transmisi enterik (fecal-oral) predominan diantara anggota keluarga. Kejadian

luar biasa dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan bersama

peralatan mandi, makan dan minum, makanan terkontaminasi dan air.

Bepergian ke negara yang memiliki resiko tingggi terjangkit hepatitis A seperti

Amerika utara, Amerika tengah, Amerika latin dan alaska.

Pusat penitipan anak merupakan sumber infeksius hepatitis A, karena pada

anak-anak sering tidak tampak gejala pada umumnya seperti bentuk ikterik

mata.

Vertical transmisi dari ibu ke anak dan penjalaran yang berasal dari tranfusi

sangat jarang.

13

Page 2: BAB 3 HAV

14

Transmisi infeksi hepatitis A melalui aktivitas sexual sangat memungkinkan,

terutama pada kaum homosexual.

Penggunaan obat hepatotoxic jangka panjang

Pramusaji yang terinfeksi hepatitis A

Penyebaran dari hewan primata ke manusia pernah dilaporkan sebelumnya.6

3.4 Patofisiologi

Berawal dari masuknya virus kedalam saluran pencernaan kemudian

masuk ke alirah darah menuju hepar melalui arus balik vena porta, virus hepatitis

yang menyerang hati membentuk replikasi menyebabkan proses inflamasi, sel

hepatosit yang terinfeksi ditandai dengan agregasi makrofag. Peningkatan

kerusakan sel hepatosit menyebabkan peningkatan enzim AST dan ALT

(Spesifik), pembeseran sel kupfer yang akan menekan ductus biliaris sehingga

aliran bilirubin direk (Konyugasi) terhambat, kemudian terjadi penurunan ekskresi

bilirubin ke dalam usus. Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan sehingga

terjadi penumpukan bilirubin direk dalam hepar akibatnya terjadi reflux bilirubin

kedalam aliran sistemik bermanifestasi kuning pada jaringan kulit dan sklera mata

ikterik kadang disertai rasa gatal dan urin berwarna kuning pekat (Teh). Akibat

sedikitnya bilirubin direk yang masuk kedalam usus dapat mengganggu

metabolisme lemak oleh asam empedu yang dihasilkan oleh vesica fellea, lemak

yang bertahan lama dan tidak di proses dalam lambung meningkatkan regangan

pada lambung merangsang saraf simpatis dan parasimpatis mengakibatkan

terkatifasinya pusat muntah yang berada di medulla oblongata menyebabkan

Page 3: BAB 3 HAV

15

timbulnya gejala mual dan muntah diikuti penurunan nafsu makan.

hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen.4,6

3.5 Manifestasi Klinis

Fase Inkubasi

Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus

berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis, pada virus hepatitis A masa

inkubasi sekitar 14 hari hingga 28 hari

Fase Prodromal (pre-ikterik)

Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala

ikterus. Fase ini berlangsung selama 4-7 hari. Awitannya dapat singkat atau

insidious, ditandai dengan malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah,

anoreksia, mual, dan muntah serta penurunan nafsu makan anak. Demam derajat

rendah umumnya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan

dan menetap pada regio hypochondriac dextra atau epigastrium. Diare terkadang

muncul pada anak yang lebih kecil, sedangkan konstipasi sering muncul pada

anak yang lebih dewasa.

Fase Ikterus

Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan

dengan munculnya gejala. Fase ini berlangsung selama 3-6 minggu. Pada banyak

kasus fase ini tidak terdeteksi. Gejala yang timbul berupa sklera mata ikterik,

terkadang jaundice, terkadang pruritus pada hasil laboratorium yang meningkat

berupa nilai bilirubin total (≥ 10 mg/dl) atau bilirubin direk. Urin berwarna kuning

Page 4: BAB 3 HAV

16

pekat akibat peningkatan bilirubin fragmen kecil yang dikeluarkan melalui ginjal

disebut dengan urobilinogen.

Fase Konvalesen

Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi

abnormalitas fungsi hati tetap ada. Munculnya perasaan sudah sehat dan

kembalinya nafsu makan serta warna urin kembali normal kuning muda – jernih.5,6

3.6 Pemeriksaan fisik

Tampilan secara umum pasien baik, sedikit pembesaran hepar dan nyeri

perut pada regio hypochondriac kanan terkadang tampak pada pasien hepatitis A,

gambaran klinik berupa jaundice kadang tampak pada 2-3 pasien yang

menunjukkan gejala nyata. Pemeriksaan mata tampak sklera ikterik, pruritus pada

badan akibat peningkatan bilirubin direk yang mengalir ke sistemik Splenomegaly

mungkin tampil pada 10-20% dari semua pasien infeksi hepatitis A.5

3.7 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kecurigaan infeksi

hepatitis A ada beberapa diantaranya yaitu :

1. Darah rutin

2. Urin rutin (urobilinogen)

3. Pemeriksaan fungsi faal hati ( Bilirubin total, direk, SGOT, SGPT dan

alkaline fosfatase)

4. Serum marker (IgM HAV, IgG HAV)

3.8 Diagnosis

Page 5: BAB 3 HAV

17

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Gold standar penegakkan infeksi hepatitis A berdasarkan

penanda serum hepatitis A terdiri dari IgM HAV dan IgG HAV .

HAV

- IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya

- Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi

lampau

3.9 Penatalaksanaan

a. Rawat jalan kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan

menyebabkan dehidrasi.

b. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat.

- Tidak ada rekomendasi diet khusus

- TKTP

c. Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.

Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan.

d. Tidak memerlukan pengobatan untuk hepatitis A dan E, penanganan

sebatas pada gejala yang menonjol, pemberian urdahex bila dicurigai

adanya batu empedu pada ductus bilier.

e. Antiemetik (bila diperlukan) dan vitamin K pada kasus kecenderungan

perdarahan.

f. Obat-obat yang tidak perlu harus dihindarkan (OAINS).9

Page 6: BAB 3 HAV

18

3.10 Komplikasi

Hepatitis viral akut dapat berlanjut menjadi hepatitis viral kronik dan bisa

berlanjut menjadi sirosis hepatis. Khusus untuk hepatitis A tidak dapat berlanjut

menjadi hepatitis kronik tetapi ada kemungkinan menjadi hepatitis fulminan.

Infeksi hepatitis virus dalam keadaan pasien yang immunocompromise dapat

menyebabkan kematian.8,5

3.11 Prognosis

Infeksi virus hepatitis A dan E jarang menyebabkan kematian dan dapat

sembuh sendiri (Self-limiting disease). Prognosis pada infeksi virus hepatitis A

dibagi dalam 4 area utama berdasarkan gejala klinis yang timbul terdiri dari gejala

klasik, relaps, cholestatis jaundice dan fulminant. Secara umum prognosis pada

penyakit ini relatif baik, sisi tanda-tanda vital, fungsional dan sosial.

3.12 Pencegahan

Pencegahan secara umum:

1. Menjaga sanitasi dan personal hygine dengan baik, cuci tangan sebelum

makan dan setelah dari toilet.

2. Minum air yang dimasak.

3. Jika terdapat anggota keluarga yang positif terkena hepatitis A, jangan

menggunakan alat dalam rumah secara bersama linen tempat tidur, handuk

dan alat-alat makan dan minum.

Pencegahan dengan imunoprofilaksis:

1. Menggunakan vaksin HAV yang telah dilemahkan.

Page 7: BAB 3 HAV

19

2. Jadwal vaksin hepatitis A pada usia ≥ 2 tahun dengan 2 dosis (0, 6-12

bulan pada interval berikutnya).

3. Injeksi secara i.m pada daerah m. Deltoideus sebanyak 0,5 ml/dosis.

4. Indikasi vaksinasi (turis asing pada daerah endemik, anak dan dewasa

muda pada daerah endemik, pekerja laboratorium yang menangani HAV,

Pramusaji dan pekerja pada bagian pembuangan air).7