49
44 BAB 4 ANALISA & PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Proyek Lokasi proyek berada di Jakarta Barat, tepatnya di kawasan Puri Indah Kecamatan Kembangan. Lokasi puri tersebut akan dikembangkan menjadi pusat bisnis dengan bangunan yang didirikan berupa perkantoran, apartement mewah, hotel, dan pusat perbelanjaan. Gambar 4.1. Peta Lokasi Sumber : pusakamitrajasa.wordpress.com; Google Map, 2013 Gambar 4.2. Peruntukan Tapak Sumber : www.tatakota-jakartaku.net. diakses 3 juni 2013

BAB 4 ANALISA & PEMBAHASAN 4.1. Lokasi Proyek Lokasi ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-2-01231-AR Bab4001.pdf · - Posisi tapak menghadap utara - Sisi barat tapak merupakan

Embed Size (px)

Citation preview

44

BAB 4

ANALISA & PEMBAHASAN

4.1. Lokasi Proyek

Lokasi proyek berada di Jakarta Barat, tepatnya di kawasan Puri Indah

Kecamatan Kembangan. Lokasi puri tersebut akan dikembangkan menjadi

pusat bisnis dengan bangunan yang didirikan berupa perkantoran, apartement

mewah, hotel, dan pusat perbelanjaan.

Gambar 4.1. Peta Lokasi

Sumber : pusakamitrajasa.wordpress.com; Google Map, 2013

Gambar 4.2. Peruntukan Tapak

Sumber : www.tatakota-jakartaku.net. diakses 3 juni 2013

45

4.2 Data Tapak

Lokasi yang akan dibangun untuk hotel bisnis ini berada pada

perempatan jalur utama jalan Puri Molek 1 dan jalan Puri Lingkar Dalam

dengan data tapak sebagai berikut :

• Lokasi Tapak : Jl. Puri Lingkar Dalam

• Luas Lahan : ± 9.967 m2

• KDB : 50 %

Luas lantai dasar yang boleh dibangun

: 50% x 9.967 m2 = 4.983 m2

• KLB : 5

Luas total bangunan yang boleh dibangun

: 5 x 9.967 m2 = 49.835 m2

• Ketinggian Maksimum : 32

• GSB : 10 m

• Batas Area Lahan :

Utara : Jl. Puri Lingkar Dalam, Puri Financial Tower,

Sentra Niaga Puri

Timur : Jl. Puri Molek 1; St. Moritz, CNI, Ruko

Barat : Lahan Kosong; Mall Puri Indah, Carefour

Selatan : Jl. Toll Jakarta - Tanggerang

• Peruntukan : Wisma & Bangunan Umum (gambar 4.1)

Pemilihan proyek hotel melihat dalam perencanaan oleh pengembang

puri indah bahwa lokasi tersebut akan menjadi CBD dengan lokasi tapak akan

dijadikan kawasan superblok dengan bangunan yang direncanakan adalah

office, hotel, dan convention center. Adapun dalam kawasan puri tersebut

bangunan yang berdiri sekarang ini diantaranya kantor walikota Jakarta barat,

Rumah Sakit Puri Indah, Apartement Puri Garden, Mcdonald, Kompleks Ruko,

Mall Puri Indah, dan Carefour. Berikut ini penjelasan lingkungan sekitar

berdasarkan lokasinya.

46

Gambar 4.3. Keadaan Sekitar Tapak Sumber : Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan survei lokasi tapak terdapat beberapa bangunan di sekitar

tapak seperti perkantoran (Financial Tower, Puri Sentra Niaga), pusat

perbenlanjaan (Mall Puri Indah, Carefour, Puri Sentra Niaga, dll.), pusat

pemerintahan (Walikota Jakarta Barat) yang berpotensi mendukung kegiatan

hotel bisnis di tapak.

Lokasi Tapak yang berada di perempatan dapat diakses melalui jalan

Puri Molek 1 dan jalan Puri Lingkar Dalam.

CNI

Financial

Tower

Walikota

Jakbar

RSPI

Puri

Sentra

Niaga

Harley

Davidson Mall Puri

Indah

Carefour

Ruko

PX Pavilion

Apartment

St. Moritz

St. Moritz

47

Gambar 4.4. Keadaan Tapak dan Lingkungan Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3 Analisa Lingkungan

4.3.1 Analisa Matahari

Lokasi tapak yang berada di kawasan puri secara astronomis terletak pada 6018

LS dan 106073 BT. Posisi tersebut dilewati oleh matahari dari timur ke barat

sehingga daerah timur dan barat tapak lebih lebih merupakan area yang terkena

cahaya matahari langsung yang menyebabkan panas, oleh karena itu diperlukan

pengaturan orientasi bangunan terutama untuk area hunian.

Keadaan Lingkungan Analisa Respon Bangunan

- Posisi tapak menghadap utara

- Sisi barat tapak merupakan

Panas matahari dapat tereduksi

karena terbayang bangunan di

barat

- Orientasi bangunan

menghadap ke utara atau

selatan dengan sisi pendek

bangunan di arah timur dan

barat sehingga efek panas

48

lahan kosong namun

mempunyai peruntukan untuk

dibangun bangunan tinggi 32

lantai

- Sisi timur tapak merupakan

area kuliner dengan bangunan

berupa tenda - tenda

Panas matahari masih dapat

masuk karena tinggi bangunan

yang rendah

matahari yang diterima

bangunan menjadi berkurang

- orientasi bangunan yang

menghadap timur laut atau barat

daya juga dapat dilakukan

karena area unit kamar tidak

mendapat sorotan matahari

langsung

Gambar 4.5. Analisa Matahari Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3.2 Analisa View

Keadaan Lingkungan Analisa Respon Bangunan

- Sisi Barat tapak mendapat

view office tower

- Sisi Utara tapak mendapat

view Financial Tower

- Sisi Timur tapak mendapat

view ruko, retail

- Sisi Selatan tapak mendapat

view office tower

- view Barat terlalu dekat

dengan tapak, bukaan jendela

unit kamar akan tidak nyaman.

- view Utara masih dapat

dilakukan

- view Timur tidak terhalang

karena perencanaan ketinggian

ruko atau retail yang hanya

sekitar 3 – 4 lantai, posisi

tersebut menyebabkan

bangunan menerima sorotan

matahari timur langsung.

- view yang menghadap Utara

- orientasi gubahan massa yang

untuk mendapat view yang

terbaik adalah pada gubahan

yang tidak menghadap barat

49

dan Selatan masih dapat

dilakukan karena jarak

bangunan yang terlampau jauh

sehingga tidak akan

mengganggu kenyamanan tamu

Gambar 4.6. Analisa View Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3.3 Analisa Kebisingan

Keadaan Lingkungan Analisa Respon Bangunan

- Sumber kebisingan berasal

dari kendaraan

- Sumber kebisingan yang

paling tinggi adalah di sisi

Utara di Jl.Puri Indah Raya

yang merupakan jalan utama 2

arah kendaraan

- Sumber kebisingan di sisi

Timur di Jl.Puri Molek 1 tidak

begitu besar karena intensitas

kendaraan tidak terlalu besa

- Area bising

- Area tidak bising

- Posisi bangunan berada di area

yang tidak bising, diutamakan

untuk area yang bersifat privasi

seperti unit kamar hotel

Gambar 4.7. Analisa Kebisingan Sumber : Dokumentasi Peneliti

50

4.3.4 Analisa Sirkulasi Manusia

Keadaan Lingkungan Analisa Respon Bangunan

- Sirkulasi pejalan kaki jumlah

besar

- Sirkulasi pejalan kaki jumlah

besar

- Area yang bersinggungan

dengan pejalan kaki

- Entrance masuk di 3 sisi sudut

tapak yang bersinggungan

dengan sirkulasi pejalan kaki di

luar tapak

Gambar 4.8. Analisa Sirkulasi Manusia Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3.5 Analisa Sirkulasi Kendaraan

Keadaan Lingkungan Analisa Respon Bangunan

- Sirkulasi Kendaraan 1 arah

- Sirkulasi Kendaraan 2 arah

- bukaan entrance yang paling

mudah dijangkau karena

merupakan jalan utama 2 arah

kendaraan

- bukaan entrance yang sulit

- Entrance dan exit kendaraan

untuk tamu hotel

- Entrance dan exit kendaraan

untuk servis hotel

51

dijangkau karena harus

memutari 1 blok bangunan

Gambar 4.9. Analisa Sirkulasi Kendaraan Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3.6 Analisa Zoning

Zoning Horizontal

Penzoningan tersebut dibuat berdasarkan setelah melakukan analisa tapak, dari

hasil analisa matahari, view, kebisingan, dan sirkulasi sehingga ruang publik, privat

dan servis dapat ditentukan melalui zoning berikut ini.

Tabel 4.1. Zoning Horizontal Zoning Lantai Dasar

Publik

S.Publik

Servis

Tamu

Servis

52

Zoning Tower hotel

sumber : Dokumentasi Peneliti

Secara garis besar, penentuan zoning area lantai dasar (podium) area publik

diletakan mengikuti bentukan tapak yang menyinggung akses ke jalan raya, posisi

servis atau Back of The House (BOH) diletakan di area belakang dengan pintu masuk

servis yang melalui basement dan juga difungsikan untuk mendukung area publik

yang ada di lantai tersebut. Area semi publik pada lantai dasar ini merupakan area

front office, ballroom, function room dan ruang – ruang meeting dan area hiburan

diletakan di posisi paling atas podium dengan fasilitas yang ada seperti ruang sauna

& spa, fitness center, bussiness center, Coffee Shop, Swimming Pool.

Untuk zoning Tower Hotel, secara tipikal merupakan area unit kamar dan

housekeeping. Zoning tower hotel lantai paling atas dimanfaatkan sebagai area

eksekutif dan terdapat sky lounge, restoran, dan area penanaman aeroponik yang

posisi dan jenis tanaman yang digunakan disesuaikan berdasarkan penelitian.

Privat

Servis

53

Zoning Vertikal

Secara garis besar zoning vertikal hotel terbagi menjadi 3 zona, yaitu area

basement, podium dan tower hunian.

Zoning area basement adalah parkiran dan servis (BOH), dan ruang – ruang

ME seperti ruang genset, ruang pompa, STP dan lain – lain. Adapun jalur masuk dan

sirkulasi servis diarahkan melalui basement di area belakang bangunan sehingga

pada level lantai diatasnya tidak terjadi crossing jalur sirkulasi servis dengan publik.

Zoning area podium adalah area publik, semi publik, servis. Area servis di zona

podium ini terkoneksi dengan area servis dari basement yang bertujuan untuk

distribusi barang dari loading dock di basement. Area publik di podium diisi dengan

ruang penyambutan tamu seperti lobby, lounge, restoran, dan kafe. Area semi publik

di lantai podium akan diisi oleh pengelola hotel dan front office yang berhubungan

dengan area publik dan servis. Untuk lantai di tingkat atasnya lebih difokuskan

sebagai area pengelola hotel. Level lantai di atasnya lagi akan diisi oleh restoran

hotel yang terhubung dengan area ballroom dan ruang – ruang meeting di atasnya.

Dak podium dimanfaatkan untuk area hiburan yang bersifat semi publik dengan

fasilitas yang mendukung seperti swimming pool, sauna & spa, fitness center, dan

bussiness center.

Area tower hunian dikelompokan menjadi area privat yaitu kamar – kamar unit

hotel dan servis (housekeeping), pada lantai paling atas tower terdapat skylounge &

resto yang lebih bersifat semi publik. Pada lantai dak tower terdapat ruang ME

seperti ruang reservoir atas, chiller dan boiler. Berikut ini skematik zoning secara

vertikal :

54

T

Gambar 4.10. Zoning Vertikal sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.10. Skematik Zoning Vertikal Sumber : Dokumentasi Peneliti

Zoning 3D

Secara garis besar zoning vertikal hotel terbagi menjadi 3 zona, yaitu area

basement, podium dan tower hunian.

Servis Parkir Parkir ME

Servis Parkir Parkir ME

Servis Parkir Parkir ME

S.Publik

Publik

Publik

S.Publik Servis

Publik S.Publik Servis

Servis S.Publik

Servis S.Publik

S.Publik Servis S.Publik

Privat Servis

Privat Servis

Privat Servis

Privat Servis

Privat

Privat

Privat

Privat

ME

Privat Servis

Privat Servis S.Pub

S.Pub

Privat Servis

Privat Servis

Privat Servis

Privat Servis

Privat

Privat

Privat

Privat T

OW

ER

HU

NIA

N (

Lt.

6 –

32

) P

OD

IUM

(Lt

. 1

- 5

) B

ase

me

nt

55

Tabel 4.2. Zoning 3D No Zoning Keterangan

1 Zoning lt. dasar dengan area publik dekat

dengan jalan utama dan area servis pada

jalan disamping tapak. area privat pada

lantai dasar merupakan area front office

dan lift yang terhubung dengan area

hunian.

2 Zoning lt. tingkat atas merupakan area

semi publik dan servis yang terhubung

dengan area servis di bawahnya.

sumber : Dokumentasi Peneliti

4.3.7 Konsep Gubahan Massa

Berikut ini konsep gubahan massa berdasarkan analisa tapak dan lingkungan di

sekitar tapak.

Publik Servis

Privat Jalan Utama

Semi Publik Servis

Privat

56

1. Site tapak dengan offset GSB 10m

2. Tapak di extrude

2a. Gubahan yang menghadap sisi Barat

viewnya terhalang bangunan.

2b. Gubahan yang menghadap sisi Timur

dikenai cahaya matahari langsung.

Site tapak dengan luas 9.967 m2 memiliki KDB 50% dan GSB 10 m. lokasi site digunakan sebagai lahan parkir.

1 2

2a 2b

3. Gubahan yang mendapat timur dan barat dihilangkan, sehingga tercipta konfigurasi 2

tower bangunan.

3a. sisi dalam bangunan yang saling menghadap menghalangi view gubahan massa.

4. gubahan sisi utara dihilangkan dengan pertimbahangan karena dekat dengan jalan.

3 3a 4

57

Dengan sudah adanya konsep gubahan massa, pengolahan site dilakukan. Pengolahan entrance dan sirkulasi kendaraan pada jalan besar untuk memudahkan akses masuk kendaraan dan posisi service entrance melalui side entrance

Lantai dasar, dengan lobby dan lounge berada di sisi depan (hijau muda) mengikuti bentukan tapak dengan bukaan lobby yang berada ke sisi utara.

Memasuki lobby akan terlihat front desk (cyan) dan terdapat restoran (ungu) dan kafe (kuning) dan servis (biru tua) di belakang

Lantai 2 lebih dikhususkan untuk area office (cyan) dan servis (biru tua) yang terhubung secara vertikal.

Terdapat ruang display aeroponik (abu – abu) pada sisi yang mendapat cahaya sesuai dengan jenis tanman pada penelitian.

58

Area display aeroponik dapat terlihat dari luar, dengan ketinggian floor to floor mencapai 3 lantai akan menarik perhatian orang dari luar bangunan. Suasana area display aeroponik dimana tamu dapat melihat sistem aeroponik yang digunakan juga jenis tanaman yang digunakan.

Lantai 3 diisi dengan karaoke (pink) dan restoran hotel (coklat) yang disupport oleh dapur utama hotel (biru tua) akses menuju restoran lantai 3 ini dapat menggunakan lift atau eskalator dari lobby.

Ketinggian lobby yang mencapai 3 lantai membuat suasana lobby lebih megah.

Lantai 4 dikhususkan untuk area rapat atau acara dengan ruang yang tersedia adalah ballroom, function room, dan ruang – ruang meeting (merah). Lantai ini tetap mendapat akses servis, dengan penyediaan ruang persiapan dan pengelola ballroom (biru).

59

Gambar 4.11. Konsep Gubahan Massa Sumber : Dokumentasi Peneliti

Lantai 5 difungsikan untuk area hiburan seperti ruang fitness, sauna & spa, coffee shop (kuning), terdapat kolam renang (cyan) dan tempat management aeroponik (pink) yang mengelola penanaman aeroponik di tower hunian secara vertikal.

Tower hunian dengan unit kamar mencapai 600 kamar (orange). Akses ke tower dengan menggunakan lift (biru).

Terdapat area penanaman aeroponik jenis full sun (pink) dengan pusat pengelolaan berupa gudang dan area penyemaian yang terdapat di lantai 5, area ini terhubung dengan lift servis yang disediakan khusus untuk pengelolaan tanaman.

Terdapat area skylounge dan restoran di lantai atas dengan area penanaman aeroponik jenis part shade (ungu), dalam area tersebut tamu juga dapat melihat sistem pananaman seperti pada lantai 2.

60

4.4 Analisa Manusia

Lokasi tapak yang berada di kawasan CBD puri merupakan kawasan

yang sedang berkembang menjadi sebuah kawasan perkantoran dan bisnis.

Potensi yang berada di sekitar tapak berupa pusat perbelanjaan, apartement

mewah, kantor walikota, dan perkantoran memberikan peluang target pasar

hotel kelas menengah keatas. Perancangan hotel bisnis yang setara dengan

hotel bintang empat, dengan fasilitas yang disediakan untuk menunjang

kegiatan konvensi atau bisnis di kawasan CBD Puri tersebut, dengan perkiraan

tamu hotel adalah :

• Pebisnis atau pengusaha lokal maupun mancanegara

• Instansi Pemerintah

• Peserta suatu pertemuan atau acara

• Pegawai kantor sekitar.

4.4.1 Analisis Pelaku Kegiatan

Adapun pelaku kegiatan dalam sebuah hotel terdiri dari :

1. Tamu hotel

Merupakan salah satu pelaku kegiatan hotel yang mendapat pelayanan

hotel dan menikmati fasilitas yang ada di hotel. Secara garis besar tamu hotel

digolongkan menjadi 2 yaitu tamu yang menginap dan tidak menginap.

2. Pengelola hotel

Merupakan karyawan atau staf yang bertugas mengelola hotel.

Pengelola hotel dibagi menjadi 2, yaitu front of the house (FOH) dan Back of

the house (BOH).

61

4.4.2 Analisis Pola Kegiatan

1. Tamu Menginap

Gambar 4.12. Diagram Pola Kegiatan Tamu Menginap Sumber : Dokumentasi Peneliti

2. Tamu Tidak Menginap

Gambar 4.13. Diagram Pola Kegiatan Tamu Tidak Menginap Sumber : Dokumentasi Peneliti

3. Front of the house Staf

Gambar 4.14.Diagram Pola Kegiatan Front of The House Staf

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Datang

Lobby

Parkir

Makan & Minum

Pertemuan

Hiburan Istirahat

Check - In

Datang

Lobby

Parkir

Makan & Minum

Pertemuan Hiburan

Datang

Absen

Parkir

Ganti Seragam

Bekerja Makan &

Buang Air

Melayani Tamu

Mengelola

Rapat

62

4. Back of the house Staf

Gambar 4.15. Diagram Pola Kegiatan Back of The House Staf Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.4.3 Kebutuhan Ruang

Tabel 4.3. Kebutuhan Ruang Tamu Hotel

Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Datang Drop off Lobby

Publik

Parkir Kendaraan Parkiran Publik Check – in, mengurus administrasi, mencari info

Front desk resepsionis Semi Publik

Istirahat Unit Kamar Privat Makan & Minum Coffee Shop

Restoran Lounge Bar

Semi Publik

Buang Air Toilet Privat, servis Pertemuan/rapat Lobby Ballroom

Ballroom Meeting Room

Semi Publik

Hiburan Fitness Center Spa & Sauna Kolam Renang Ruang Ganti / Bilas

Semi Publik

Belanja Retail Publik Front of The House Staf

Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Datang

Absen

Parkir

Ganti Seragam

Bekerja

Makan & Minum

Buang Air

Masak

Teknikal

Rapat Bongkar Muat

Istirahat Housekeeping

Security Gardening

Aeroponik

63

Parkir Kendaraan Parkiran Publik Absensi Timekeeper Semi Publik Melayani administrasi tamu Front desk resepsionis Semi Publik Managemen Hotel Front Office Privat Makan & Minum Staf Canteen Semi Publik Buang Air Toilet Karyawan Privat, servis

Back of The House Staf

Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Parkir Kendaraan Parkiran Publik Absensi Timekeeper Semi Publik Mengganti Pakaian Locker Room Privat Istirahat Staf Room Privat Makan & Minum Staf Canteen Semi Publik Buang Air Toilet Karyawan Privat, servis Loading Barang Loading Dock Privat Menyimpan persediaan makanan

Gudang F & B Privat

Memasak & membuat minuman Dapur Utama Servis Membuang sampah Trash holding Servis Menyimpan Barang Gudang Servis Merawat Tanaman Taman, Aeroponik Publik, servis Mencuci pakaian Laundry room Servis Menyimpan linen Linen room Servis Mempersiapkan & membersikan kamar tamu

Housekeeping Servis

Mengurus masalah teknikal Ruang Mekanikal R. pompa R. Panel R. Genset R. Trafo R. Chiller R. Boiler

Servis

Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.4.4 Luasan Ruang

Dalam Buku struktur bangunan tinggi (Jimmy S., 2004) hotel bintang 4

memiliki kamar minimal 400 kamar. Menurut keputusan Direktur Jendral

pariwisata (1988) hotel bintang 4 minimal memiliki 50 kamar dab 3 kamar

suite dengan luas kamar minimal 18 – 28 m2 dan luas kamar suite minimal 48

m2. Dalam pembagiannya terdapat 2 jenis kamar yaitu kamar standart dan suite.

Berikut ini perbandiangan rasio perbandingan kamar standart dan suite pada

hotel bintang 4.

Tabel 4.4. Rasio Kamar Bintang 4

64

Tipe Kamar Hotel Kartika Chandra

Aston Rasuna Residence

Rasio (%)

Standart 245 160 89% - 90%

Suite 29 16 11% - 10%

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Tabel 4.5. Luasan Ruang Area Hunian Hotel

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Standart Min 28 m2 32 550 17600

Suite Min 48 m2 56 41 2296

Sky Lounge Asumsi 700 1 700

Aeroponik Asumsi 65 27 1755

Core Lift Asumsi 135 27 3645

Total 591 25996

Sirkulasi 20% 5199

Total 31195

Lobby

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Lobby 1.2 m2/ unit TSS 300 1 300

Lounge 1.2 m2/ kamar TSS 720 1 720

Front Desk 3 m2/ 50 kamar NAD 40 1 40

Shop Asumsi 36 3 108

Toilet

Pria 1,3 m2/ urinoir

3 m2/ WC

1,5 m2/ wastfl

NAD 6,5

12

6

1 24,5

Wanita 3 m2/ WC

1,5 m2/ wastfl

NAD 15

6

1 21

Core Lift Podium Asumsi 135 5 675

Total 1888

Sirkulasi 20% 377

Total 2265

Function Hall

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Ballroom Asumsi 860 1 860

65

Lobby Ballroom 0,4 m2/Kamar TSS 177 1 117

Foyer Ballroom Asumsi 150 1 150

Function Room Asumsi 256 3 768

Pre-Function Asumsi 200 200

R.Rapat 1,8 m2/Kursi

(30 orang)

HMC 54 6 324

Preparation Room Asumsi 140 1 140

Gudang 20% Ballroom TSS 172 1 200

Total 2559

Sirkulasi 20% 511

Total 3070

Restoran

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Restoran Asumsi 500 3 1500

Coffee Shop 0.7 m2/Kamar TSS 455 1 455

Lounge Asumsi 160 1 160

Total 2115

Sirkulasi 20% 432

Total 2538

Front Office

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Operator Telepon HDPD 24 1 24

Reservasi HDPD 20 1 20

Safe Deposit HDPD 6 1 6

General Manage HDPD 30 1 30

Ex. Asst manager HDPD 10 1 10

F&B Manager HDPD 10 1 10

Front Office

Manager

HDPD 10 1 10

Reservation

Manager

HDPD 10 1 10

Sales &

Marketing

HDPD 10 1 10

Sekretaris HDPD 8 1 8

Asisten Manager HDPD 10 1 10

Administrasi HDPD 64 1 64

Rapat Staf HDPD 40 1 40

66

Accounting HDPD 24 1 24

Housekeeping

manager

HDPD 10 1 10

Manager HDPD 9 3 27

CCTV Asumsi 8 1 8

Total 321

Sirkulasi 20% 64

Total 385

Food Service

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Dapur Utama 40% Resto &

Coffe Shop

Asumsi 320 3 960

Gudang Makanan 30% Dapur

Utama

Asumsi 96 3 288

Receiving Room Asumsi 52 1 52

Trash Holding Asumsi 24 1 24

Total 1324

Sirkulasi 20% 264

Total 1588

Back Office

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Time Keeper HDPD 12 1 12

HRD HDPD 20 1 20

Locker HDPD 90 2 180

Kantin Staf 50% x 650

kamar

Asumsi 325 1 325

Dapur Staf 30% Kantin Asumsi 98 1 98

Laundry Asumsi 300 1 300

Linen Room Asumsi 36 1 36

Housekeeping 7,5 – 9,5 m2 TSS 8 28 224

Aeroponik Asumsi 360 1 360

Toilet Asumsi 32 1 32

Total 1587

Sirkulasi 20% 317

Total 1904

67

Mechanical & Electrical

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

R.Pompa 0,2 m2/kamar TSS 130 1 190

R.Boiler 0,54 m2/kamar TSS 351 1 351

R.Chiller 0,74 m2/kamar TSS 481 1 481

R.Panel Asumsi 32 1 32

R.Trafo Asumsi 40 1 40

R.Genset Asumsi 140 1 140

STP 0,2 m2/kamar TSS 130 1 130

Total 1364

Sirkulasi 20% 272

Total 1636

Hiburan

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Fitness Asumsi 670 1 670

Spa & Sauna Asumsi 400 1 400

Kolam Renang Asumsi 520 1 520

Loker & Ruang

Bilas

Asumsi 80 2 160

Total 1750

Sirkulasi 20% 350

Total 2100

Aeroponik

Ruang Standar Sumber Luas

(m2)

Jumlah

Ruang

Total

Luas (m2)

Management

Aeroponik

Asumsi 26 1 26

Area Penyemaian Asumsi 150 1 150

Gudang Umum Asumsi 48 1 48

Gudang Pupuk Asumsi 24 2 24

Area Display

Aeroponik

Asumsi 250 1 250

Total 498

Sirkulasi 20% 99

Total 597

sumber : Dokumentasi Peneliti

68

Tabel 4.6. Keterangan Sumber Keterangan Sumber

TSS Time Saver Standart NAD Neufert Architect Data

HDPD Hotel Design & Planning Development sumber : Dokumentasi Peneliti

Tabel 4.7. Total Kebutuhan Luas Area Kebutuhan Luas Ruang

Area Luas (m2) Tower Hunian 31195 Lobby 2265 Function Hall 3070 Front Office 385 Restoran 2538 Food Service 1588 Back Office 1904 Mechanical & Electrical 1636 Hiburan 2100 Aeroponik 597 TOTAL 47278

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Perhitungan kebutuhan parkir

Perhitungan kebutuhan parkir untuk proyek hotel bisnis yang setara

dengan hotel bintang 4 menggunakan perbandingan antara mobil dan kamar

dengan perbandingan 1 kamar : 5 mobil, sedangkan untuk parkir ballroom

perbandingannya adalah 1 mobil : 4 orang (Juwana, J.S., 2005). Sehingga

perhitungan lot mobil yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan parkir hotel 591 kamar :

Kebutuhan parkir (lot) = 1 : 5

= 591 : 5

= 118 lot

Kebutuhan parkir ballroom 800m2 :

Kebutuhan parkir (lot) = 1 : 4

69

= 800 : 4

= 200 lot

Total parkir mobil = 118 lot + 200 lot

= 318 lot

Kebutuhan parkir motor karyawan dengan perbandingan 1 lot : 1

karyawan, perhitungan jumlah karyawan 1,6 orang x 600 kamar = 960 dengan

asumsi terdapat 3 shift sehingga jumlah karyawan = 960 : 3 = 320 karyawan,

sehingga jumlah parkir motor yang diperlukan dengan perbandingan 1 : 1 =

320 lot.

70

Gam

ba

r 4.

16

Hu

bun

gan

Ant

ar R

uan

g M

akro

S

um

ber

: Do

kum

enta

si P

enel

iti

4.4.

5.H

ubun

gan

Ant

ar R

uang

1.

Mak

ro

71

1. Lobby

Gambar 4.17. Hubungan Ruang Lobby

Sumber : Dokumentasi Peneliti

2. Function Hall / Ballroom

Gambar 4.18. Hubungan Ruang Function Hall

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Entrance

Front Office

Function Hall

Fitness

Sauna & Spa

Restoran

Kolam Renang

Bussiness Center

Shop

Kamar

Lounge

Lobby

Lift Tamu

Tangg/eskalator

Front Desk

Toilet

Lobby

Pre – Function

Toilet

Preaparation Room

Ballroom

Meeting Room

Meeting Room

Function Room Ruang Tunggu

Gudang Tangga/ Lift Servis

72

3. Restoran

Gambar 4.19. Hubungan Ruang Restoran Sumber : Dokumentasi Peneliti

4. Front Office

Gambar 4.20. Hubungan Ruang Front Office Sumber : Dokumentasi Peneliti

Lobby

Restoran

Kasir

Dapur Utama

Gudang Chef Room

Ruang Penyajian

Bar

Front Desk

Office

Admin

Fotokopi & Berkas

Manager & Dept

Operator Telepon

GM

Manager & Dept

Gudang

Toilet

Safe Deposit

Timekeeper

Loker

Entrance Servis

73

5. Back Office

Gambar 4.21. Hubungan Ruang Back Office

Sumber : Dokumentasi Peneliti

6. Loading

Loading Dok

Servis Area

Gudang Umum

Trash Holding

Gudang Makanan

Dapur Hotel

Receiving

reject Entrance Servis

Restoran Lobby

Servis Area

Laundry

R. Staf

Housekeeping

Linen Room

Loker

Gudang

Toilet

Timekeeper

Kantin Staf

Dapur

Kamar Tamu

Entrance Servis

Aeroponik

R. Teknisi

74

Gambar 4.22. Hubungan Ruang Loading

Sumber : Dokumentasi Peneliti

7. Aeroponik

Gambar 4.23. Hubungan Ruang Aeroponik Sumber : Dokumentasi Peneliti

Loading Dok

Management

Aeroponik

R.Display Aeroponik Gudang Umum

Gudang Nutrisi

Area Penyemaian

Area Penanaman

Dapur Restoran

75

4.5 Analisa Bangunan

4.5.1 Analisa Pencahayaan terhadap gubahan massa

Lokasi tapak yang berada di kawasan puri secara astronomis terletak

pada 6018 LS dan 106073 BT. Posisi tersebut dilewati oleh matahari dari timur

ke barat sehingga daerah timur dan barat tapak lebih lebih merupakan area yang

terkena cahaya matahari langsung yang menyebabkan panas. Pada sisi timur

terdapat area kuliner yang sekarang ini berupa tenda – tenda, menurut rencana

ke pembangunan ke depannya daerah tersebut akan dibangun deretan ruko

dengan tinggi lantai berkisar 3 – 4 lantai. Pada sisi barat sekarang ini

merupakan tanah kosong, menurut RTRW Dinas Tata Kota Jakarta blok daerah

tapak tersebut dapat dibangun menjadi wisma dan bangunan umum dengan

ketinggian maksimal lantai 32 lantai, untuk itu perlu dipertimbangkan

kemungkinan berdirinya bangunan 32 lantai di sisi barat tapak tersebut.

Tabel 4.8. Pembayangan Bangunan Sekitar 21 Maret / September 21 Juni 21 Desember

76

Tidak terkena bayangan

Tidak terkena bayangan

Tidak terkena bayangan

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Pembayangan bangunan sekitar disimulasikan menggunakan software

ecotect dengan memasukan lokasi tapak berada, simulasi pembayangan yang

diambil adalah pada saat matahari berada di titik lintang terjauh pada belahan

bumi (gerak semu matahari). Dari hasil simulasi tersebut dapat diketahui bahwa

pembayangan bangunan sekitar tidak berdampak besar terhadap tapak sehingga

lahan penanaman dapat diletakan di posisi manapun, area penanaman akan

dipengaruhi oleh bentuk gubahan massa itu sendiri.

Hal yang perlu menjadi pertimbangan adalah apabila dibangun sebuah

bangunan tinggi di sekitar tapak, berikut ini simulasi pembayangan terhadap

tapak dengan asumsi terdapat bangunan bertingkat dalam blok tapak.

Gambar 4.24. Simulasi pencahayaan bangunan dalam blok tapak Sumber : Dokumentai Peneliti

Dari hasil simulasi tersebut terlihat bahwa area tapak akan terkena

pembayangan bangunan dari sisi barat tapak. Bayangan akan mulai memasuki

tapak pada pukul 13:00 ke atas selama bulan april hingga September. Dengan

mempertimbangkan kemungkinan tersebut maka saran lokasi penanaman

adalah diletakan pada sisi bangunan yang menghadap timur karena sisi tersebut

tidak terhalang bangunan sehingga tanaman masih akan mendapat cahaya

77

matahari pagi hingga pukul 12:00, artinya tanaman dapat menerima cahaya

matahari langsung selama kurang lebih 6 jam.

Setelah mengetahui pembayangan yang terjadi dari bangunan sekitar

tapak, dilakukan simulasi pencahayaan pada gubahan massa kasar yang

terbentuk dari analisa tapak. Analisa pencahayaan pada gubahan massa

dilakukan untuk mendapatkan zona penanaman dan lamanya cahaya matahari

mengenai zona tersebut. Untuk mendapatkan zona dan lamanya penyinaran

perlu dilakukan Simulasi matahari dan pembayangan yang terjadi pada sisi

bangunan kemudian dicatat waktunya dan akan menjadi area penanaman.

Pengaturan tanggal dalam simulasi dilakukan berdasarkan gerak semu matahari

yaitu bulan maret/septermber, juni dan desember. Dari waktu yang tercatat

pada saat pembayangan terjadi akan diolah sehingga akan menghasilkan zona

penanaman dan lamanya penyinaran pada zona tersebut selama 1 tahun.

Simulasi dilakukan untuk mendapatkan zona penanaman dan lama penyinaran

pada seluruh bagian gubahan massa (bagian depan & belakang) dibuat dalam

bentuk kronologi pencahayaan terhadap massa bangunan (Terdapat pada

halaman LAMPIRAN 1).

Dari hasil analisa gubahan massa yang dilakukan pada bagian depan

bangunan dan belakang bangunan didapat data berupa lamanya waktu

penyinaran cahaya matahari terhadap zona tertentu. Terdapat jenis pola

pembayangan yang berbeda – beda tiap bulann dikarenakan adanya gerak semu

matahari, pembayangan yang berbeda tersebut terjadi pada bulan maret, juni

dan desember. Berikut ini hasil zona yang terjadi pada gubahan massa

bangunan berdasarkan penelitian yang dilakukan :

78

Gambar 4.25. Zona Penanaman & Lama Penyinaran Sumber : Dokumentai Peneliti

Ketiga data dari bulan yang berbeda yaitu data waktu lama penyinaran

pada zona yang tercatat kemudian akan dikombinasikan dengan mengambil

waktu lamanya penyinaran yang terendah dikarenakan waktu lama penyinaran

yang rendah berarti pembayangan pada daerah tersebut berlangsung lama,

dengan mengambil waktu penyinaran terendah sudah mewakilkan bahwa dalam

1 tahun ada pada area yang disimulasikan tersebut akan terkena pembayangan

yang cukup lama sehingga jenis tanaman yang akan ditanam perlu diperhatikan

79

persyaratannya. Berikut ini hasil penggabungan waktu lamanya penyinaran

terhadap zona tertentu pada gubahan massa.

Tabel 4.9. Zoning & Lama Penyinaran Gubahan Massa dalam 1 Tahun

Bagian Depan Gubahan Massa Bagian Belakang Gubahan Massa

Bagian Depan Gubahan Massa Bagian Belakang Gubahan Massa No Lamanya penyinaran No Lamanya penyinaran 1 6 jam 1 3 jam 30 menit 2 4 jam 30 menit 2 3 jam 45 menit 3 3 jam 45 menit 3 0 jam 4 >6 jam 4 >6 jam 5 0 jam

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Dari hasil kombinasi data waktu lamanya penyinaran pada zona tertentu

yang didapat dari hasil simulasi memiliki waktu lamanya penyinaran yang

bervariasi. Zona peletakan tanaman juga sudah didapatkan. Selanjutnya adalah

meletakan jenis tanaman pada zona yang tersedia, jenis tanaman yang diletakan

pada zona harus memiliki persyaratan kebutuhan cahaya yang sesuai dengan

zona tersebut terima. Mencocokan dengan persyaratan kebutuhan cahaya

minimal tanaman, lamanya waktu penyinaran terhadap zona yang tersedia akan

2

4

5

1 3

1

2

3

4

80

dikategorikan menjadi 3 yaitu zona dengan lamanya penyinaran di bawah 3 jam

(tidak dapat ditanam), zona dengan lama penyinaran 3 – 6 jam (tanaman partial

shade), zona dengan lamanya penyinaran di atas 6 jam (tanaman full sun).

berikut ini pengelompokan zona pada gubahan massa.

Tabel 4.10. Zoning & Lama Penyinaran Untuk Penanaman

Bagian Depan Gubahan Massa Bagian Belakang Gubahan Massa

Hatch Lamanya Penyinaran (Direct Sun)

>=6jam

3 – 6 jam

<3jam

Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.6 Analisa Jenis Tanaman yang Digunakan

4.6.1 Jenis tanaman Aeroponik yang dibutuhkan di Hotel

Adapun jenis tanaman aeroponik yang digunakan di hotel dipilih

dengan melihat kebutuhan bahan yang digunakan pada resep hotel dan tanaman

yang dapat dilakukan dengan sistem aeroponik.

81

Data resep yang didapat dari jurnal perhotelan maupun buku resep yang

digunakan dalam penelitian ini terdapat sekitar 25 jenis resep masakan hotel,

sedangkan jenis tanaman yang dapat dilakukan dengan sistem aeroponik saat

ini terdapat lebih dari 150 jenis tanaman meliputi sayur, buah, rempahan, dan

bunga. Pemilihan jenis tanaman aeroponik yang dibutuhkan di hotel dilakukan

dengan membandingkan bahan yang digunakan pada resep hotel dengan

tanaman yang dapat ditanam dengan sistem aeroponik, sebagai contoh pada

resep “mihun goreng” terdapat beberapa bahan yang dapat diproduksi dengan

sistem aeroponik, seperti selada, tomat, timun, sawi, bawang putih, dan garam

(Data resep dan jenis tanaman aeroponik pada bab 2). Adapun terdapat 19 jenis

tanaman aeroponik yang digunakan di hotel meliputi tomat, selada, mentimun,

seledri, paprika, sawi, kubis, terung, brokoli, stroberi, jinten, ketumbar,

rosemary, peterseli, oregani, thyme, kemangi, bawang putih, dan serai.

4.6.2 Jenis Tanaman yang Digunakan Berdasarkan PersayaratanTumbuh

Adapun Suhu udara rata – rata lingkungan tapak (Jakarta) menurut data

Badan Pusat Statistik berkisar 270C - 290C. Data suhu tersebut kemudian akan

dicocokan dengan persyaratan suhu tanaman untuk menentukan tanaman

tersebut dapat tumbuh atau tidaknya. Kategori tanaman yang dapat tumbuh

yang digunakan adalah faktor ketinggian dapat ditanam di dataran rendah dan

dapat tumbuh dengan suhu di atas 250C (Rahimah, 2010; Diansari, 2008).

Berikut ini daftar tanaman yang dapat tumbuh dan juga digunakan dalam hotel

dan dapat diproduksi menggunakan sistem aeroponik berikut dengan

persyaratan tanaman untuk tumbuh (Jurnal Pertanian; Litbang Departemen

Pertanian; Departemen Kehutanan).

82

Tabel 4.11. Seleksi Jenis Tanaman No Jenis

Tanaman Ketinggian Kebutuh

an Direct Sun

Suhu Dapat Tumbuh

1 Tomat (Lycopersicon esculentum)

Dataran Rendah –

Tinggi (0 – 1250 m)

6 jam 24 – 28 V

No Jenis Tanaman

Ketinggian Kebutuhan Direct

Sun

Suhu Dapat Tumbuh

2 Selada (Lactuca sativa L.)

Dataran Rendah –

Tinggi (5 – 2200 m)

3 jam 22 - 27 V

3 Mentimun (Cucumis sativus L.)

Dataran Rendah –

Tinggi (0 – 1000 m)

6 jam 21 – 26 V

4 Seledri (Apium graveolens)

Dataran Rendah –

Tinggi (1000 - 1200 m)

3 jam 18 – 24 X

5 Paprika (Capsicum annuum L.)

Dataran Menengah – Tinggi (700 –

1500 m)

6 jam 16 – 25 X

6 Sawi (Brassica juncea)

Dataran Rendah –

Tinggi (100 – 500 m)

3 jam 22 – 33 V

7 Kubis (Brassica oleracea L.)

Dataran Rendah –

Tinggi (0 – 1200 m )

3 jam 15 - 25 X

8 Terung (Solanum melongena)

Dataran Rendah -

Tinggi (1 - 1200 m)

6 jam 22 - 30 V

9 Brokoli (Brassica oleracea ver italica)

Dataran Rendah –

Tinggi (1 – 1000 m)

3 jam 15 - 24 X

10 Stroberi (Fragaria vesca)

Dataran Tinggi (1000 – 1500

m)

6 jam 17 - 20 X

11 Jinten 6 jam 5 - 25 X

83

(Nigella sativa) 12 Ketumbar

(Coriandrum sativum)

- 3 jam 15 - 23 X

13 Rosemary (Rosmarinus officinalis L.)

- 6 jam 20 - 25 X

14 Peterseli (Petroselinum cripcum)

Dataran Tinggi (450 – 1100

m)

6 jam (naungan)

18 - 21 X

No Jenis Tanaman

Ketinggian Kebutuhan Direct

Sun

Suhu Dapat Tumbuh

15 Oregano (Origanum vulgare L.)

- 6 jam 10 - 13 X

16 Thyme (Thymus vulgaris)

- 6 jam 21 - 24 X

17 Kemangi (Ocinum basilicum)

Dataran Rendah -

Tinggi (1 - 1100 m)

6 jam 5 - 30 V

18 Bawang Putih (Allium sativum)

- 3 jam 15 – 20 X

19 Serai (Cymbopogon Nardus)

3 jam 18 - 25 X

Sumber : Data Olahan Peneliti

Dari data tersebut dapat diketahui dari 19 tanaman aeroponik terdapat 6

tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di jakarta (tomat, selada, mentimun,

sawi, terung, dan kemangi) dengan melihat suhu tanaman dapat hidup masih

dapat diterapkan terhadap suhu di lokasi tapak. Terdapat 3 tanaman yang tidak

dapat diaplikasikan di Jakarta karena kriteria suhu yang tidak sesuai (cukup

jauh) dengan suhu lokasi tapak, yaitu peterseli, oregano dan bawang putih. sisa

10 tanaman memiliki suhu yang mendekati dengan rata – rata suhu Jakarta,

tanaman tersebut dapat dibudidayakan di Jakarta tetapi harus dilakukan dalam

84

greenhouse yang suhunya harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman

tersebut.

4.7 Letak Lahan Tanam

4.7.1 Area Tanam & Jenis Tanaman pada Gubahan Massa

Dari hasil gubahan massa dengan zona – zona peletakan tanaman yang

tersedia dan lamanya matahari langsung yang mengenai zona tersebut dan jenis

tanaman yang digunakan pada hotel dengan persyaratan lingkungannya.

Berikut ini jenis tanaman dan kebutuhan cahayanya yang kemudian akan

diaplikasikan ke dalam gubahan massa.

Tabel 4.12. Jenis Tanaman & Kebutuhan Cahaya No Jenis

Tanaman Kategori Kebutuhan

Direct Sun

1 Tomat (Lycopersicon esculentum)

Full Sun 6 jam

2 Selada (Lactuca sativa L.)

Partial Shade 3 jam

3 Mentimun (Cucumis sativus L.)

Full Sun 6 jam

4 Sawi (Brassica juncea)

Partial Shade 3 jam

5 Terung (Solanum melongena)

Full Sun 6 jam

6 Kemangi (Ocinum basilicum)

Full Sun 6 jam

Sumber : Data Olahan Peneliti

85

Jenis tanaman dengan persyaratan kebutuhan cahaya tersebut kemudian

diaplikasikan pada area gubahan massa yang mempunyai penyinaran cahaya

matahari yang sesuai dengan persyaratan kebutuhan cahaya tanaman.

Gambar 4.26. Perletakan Tanaman Depan Gubahan Massa Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.27. Perletakan Tanaman Belakang Gubahan Massa Sumber : Dokumentasi Peneliti

Sawi

Selada

Kemangi

Terung

Mentimun

Tomat

Sawi

Selada

Kemangi

Terung

Mentimun

Tomat

86

4.8 Sistem Aeroponik

4.8.1 Modul Aeroponik dan Sistem Irigasi

Sistem aeroponik yang digunakan adalah secara modular, terdapat chamber

(wadah penanaman) yang disusun secara vertikal dengan sistem irigasi dilakukan

secara tertutup menggunakan pipa PVC dan sprinkler. Larutan nutrisi yang terbuang

dari hasil pengkabutan akan jatuh ke chamber kemudian dialirkan ke reservoir

larutan nutrisi untuk digunakan kembali sehingga tidak ada larutan nutrisi yang

terbuang. Berikut ini skematik sistem pengairan aeroponik dan detail modul

aeroponik yang digunakan :

Gambar 4.28. Skematik sistem irigasi

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.29. Detail Modul Aeroponik Sumber : Dokumentasi Peneliti

Reservoir Larutan

Nutrisi

Pompa

Modul Aeroponik

Modul Aeroponik

Modul Aeroponik

87

Gambar 4.30. Chamber Aeroponik

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.31 Modul Aeroponik Sumber : Dokumentasi Peneliti

Cara perawatan sistem aeroponik dilakukan dengan melakukan mengecekan

sprinkler yang digunakan, pengecekan sprinkler perlu dilakukan karena sprinkler

tidak berfungsi larutan nutrisi tidak disemprotkan ke tanaman sehingga

mengakibatkan tanaman mati. Untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan pada

salah satu sprinkler, maka ditempatkan valve pada setiap pipa irigasi per modul

tanamannya.

Valve

88

Gambar 4.32 Posisi Valve Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.9 Analisa Sisetm Struktur

Analisa Sistem Struktur

Adapun sistem struktur bangunan terbagi menjadi 2 yaitu sub structure

dimana sistem sub structure yang digunakan adalah pondasi gabungan antara

rakit dan tiang dengan memanfaatkan basement untuk memperkuat pondasi.

Sedangkan sistem upper structure menggunakan sistem portal dikarenakan

struktur yang sederhana dan ringan. Sistem upper structure menggunakan

podium pada bangunan juga dimaksudkan untuk menambah stabilitas

bangunan.

Gambar 4.33. Struktur Portal Sumber : Dokumentasi Peneliti

Untuk stabilitas dan penahan gaya lateral bangunan, bangunan perlu

diperkuat dengan dinding geser (shear wall), rangka pengaku (brace frame),

89

atau portal penahan momen. Sistem struktur bangunan yang digunakan sebagai

pengaku tersebut adalah inti struktural (struktural core) yang ditempatkan

pada bagian tengah tower hunian. Struktural core itu sendiri pada dasarnya

merupakan dinding geser yang ditempatkan pada bagian dalam bangunan.

Pengaturan modul kolom bangunan diupayakan mempunyai berjarak 8

meter disesuaikan dengan modul unit kamar dan parkir, pengaturan modul

tersebut dilakukan untuk memudahkan konfigurasi pengaturan parkir di

basement.

Gambar 4.34. Modul kolom Sumber : Dokumentasi Peneliti

Proteksi Kebakaran

Penempatan tangga darurat dengan radius jarak maksimum 30 meter

(untuk bangunan tanpa sprinkler) atau 45 meter (untuk bangunan dengan

sprinkler). Posisi tangga kebakaran pada tower hunian diletakan pada kedua

ujung bangunan.

90

Gambar 4.35. Letak Tangga Darurat Sumber : Dokumentasi Peneliti

Analisa Sistem Utilitas

Jaringan pipa air bersih dan air kotor bangunan menggunakan sistem up

– down feed, dimana sumber air bersih ditampung di reservoir bawah

kemudian di pompa ke reservoir atas dan didistribusikan melalui shaft utama ke

tiap kamar. Distribusi air bersih ke tiap kamar dibagi atas beberapa zona agar

tekanan air yang diterima sama.

Sistem pengolahan limbah padat diolah untuk dimanfaatkan kembali

menggunakan Sewage Water Treatment (STP), sedangkan untuk air bekas akan

ditampung sementara dalam sumur resepan kemudian dialirkan ke riol kota.

Berikut ini skematik sistem plumbing yang digunakan.

TANGGA KEBAKARAN

POMPA

RESERVOIR

ATAS

Boiler Chiller

Kamar - kamar

Sumur

Resapan

Riol Kota

PAM GWT

Deep Well RWT

Recylce STP GWT RECY

91

Gambar 4.36. Skematik sistem plumbing Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.37. Skematik vertikal sistem plumbing Sumber : Dokumentasi Peneliti

Analisa Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan hotel menggunakan sistem AC central dengan

penempatan ruang AHU di tiap lantai dan chiller yang diletakan pada lantai

paling atas. Distribusi udara dilakukan melalui ducting ke tiap kamar.

Pengaturan suhu ruang dapat dilakukan dengan cara mengatur laju udara yang

disirkulasikan menggunakan damper, untuk mengatur suhu di tiap kamar

digunakan thermosta.,

92

Gambar 4.38. Thermostat Sumber : http://www.scribd.com/doc/82743004/Laporan-AHU-Di-Hotel-Sheraton,diakses 8

juli 2013.