29
12 Universitas Kristen Petra 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi Tapak yang dipilih berada di kota Malang, Jawa Timur, yaitu berada di BWK Malang Barat Laut. Adapun pertimbangan pemilihan tapak adalah sebagai berikut : Menurut RDTRK, Kota Malang, merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir Malang menjadi kota yang cukup maju dalam hal perdagangan. Terjadi peningkatan yang pesat yang mengakibatkan perubahan dinamika kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Salah satunya adalah perubahan pola pikir masyarakatnya antara lain banyaknya bermunculan wanita karir terutama sejak krisis ekonomi. Juga semakin maraknya penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibatnya merupakan alasan perlu adanya fasilitas yang dapat menjaga keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan roh sehingga tercipta stamina, kesehatan dan kecantikan yang sejati. Kebutuhan yang besar akan relaksasi dan istirahat dirasakan masih belum memadai. Menurut survei dan pengamatan di Malang, tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk relaksasi sangatlah tidak memadai. Atau dapat dikatakan, tidak ada tempat yang khusus dirancang dengan nuansa alami untuk area relaksasi. Kebanyakan tempat justru sebenarnya adalah salon yang memiliki fasilitas tambahan berupa perawatan-perawatan relaksasi. Di samping itu, jumlah penduduk kota Malang terus meningkat pesat. Tentu saja penambahan fasilitas-fasilitas khusus untuk berelaksasi yang memadai sangat diperlukan. Sebuah tempat relaksasi yang memasukkan unsur alam. Oleh sebab itu lokasi yang dipilih adalah kota Malang karena fasilitas relaksasi bernuansa alam di kota ini belum ada. Menurut RTDRK, daerah yang tepat adalah wilayah BWK Malang Barat Laut karena pemusatan lokasi perdagangan dan perumahan ada di wilayah ini . Selain itu Jalan menuju tapak yaitu jalan Sukarno Hatta merupakan jalan yang banyak dilewati karena menjadi pilihan kebanyakan orang untuk menuju ke pusat

2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

12 Universitas Kristen Petra

2. PERANCANGAN TAPAK

2.1. Dasar Pemilihan Lokasi

Tapak yang dipilih berada di kota Malang, Jawa Timur, yaitu berada di

BWK Malang Barat Laut. Adapun pertimbangan pemilihan tapak adalah sebagai

berikut :

Menurut RDTRK,

Kota Malang, merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah

Surabaya. Dalam beberapa tahun terakhir Malang menjadi kota yang cukup maju

dalam hal perdagangan. Terjadi peningkatan yang pesat yang mengakibatkan

perubahan dinamika kehidupan masyarakat yang tinggal di dalamnya. Salah

satunya adalah perubahan pola pikir masyarakatnya antara lain banyaknya

bermunculan wanita karir terutama sejak krisis ekonomi. Juga semakin maraknya

penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibatnya merupakan alasan perlu adanya

fasilitas yang dapat menjaga keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan roh sehingga

tercipta stamina, kesehatan dan kecantikan yang sejati. Kebutuhan yang besar

akan relaksasi dan istirahat dirasakan masih belum memadai.

Menurut survei dan pengamatan di Malang, tempat-tempat yang

menyediakan fasilitas untuk relaksasi sangatlah tidak memadai. Atau dapat

dikatakan, tidak ada tempat yang khusus dirancang dengan nuansa alami untuk

area relaksasi. Kebanyakan tempat justru sebenarnya adalah salon yang memiliki

fasilitas tambahan berupa perawatan-perawatan relaksasi.

Di samping itu, jumlah penduduk kota Malang terus meningkat pesat.

Tentu saja penambahan fasilitas-fasilitas khusus untuk berelaksasi yang memadai

sangat diperlukan. Sebuah tempat relaksasi yang memasukkan unsur alam. Oleh

sebab itu lokasi yang dipilih adalah kota Malang karena fasilitas relaksasi

bernuansa alam di kota ini belum ada.

Menurut RTDRK, daerah yang tepat adalah wilayah BWK Malang Barat

Laut karena pemusatan lokasi perdagangan dan perumahan ada di wilayah ini .

Selain itu Jalan menuju tapak yaitu jalan Sukarno Hatta merupakan jalan yang

banyak dilewati karena menjadi pilihan kebanyakan orang untuk menuju ke pusat

Page 2: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

13

kota. Selain itu juga merupakan jalan menuju ke Kediri, Tulungagung, Blitar, dan

kota wisata Batu. Hal ini akan memudahkan pengenalan dan pencapaian karena

fasilitas jasa relaksasi dan kecantikan ini bersifat sangat komersial dengan pasar

menengah ke atas, baik wanita karir atau ibu rumah tangga atau anak muda dari

sekitar perumahan atau dari luar kota.

2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

2.2.1. Segi tata Guna tanah

• Terletak di sekitar pemukiman

• Memiliki sumber daya dukung pendidikan ( sarana dan tenaga)

• Kontur / bentuk permukaan tanah sedikit bergelombang bergelombang

• Bebas dari gangguan bencana alam ( banjir dan tanah longsor).

• Bebas dari keramaian ( pusat perbelanjaan, bioskop / pusat hiburan).

• Aman karena terletak di area perumahan yang penjagaannya cukup ketat.

2.2.2. Segi Fasilitas Penunjang

• Adanya pasar bagi fasilitas ini yaitu dari area perumahan dan orang-orang

yang menuju dan dari pusat kota melalui jalan alternatif ini.

2.2.3. Segi Kesehatan Lingkungan

• Memiliki sumber air bersih ( PDAM, air tanah, air permukaan dan air

hujan).

• Terjangkau jaringan listrik tegangan menengah

• Tidak berdekatan dengan bengkel/ pabrik

• Bebas dari gangguan bau tempat penimbunan sampah dan pengelolaan

limbah / zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

• Terdapat pembuangan air ( air kotor , air limbah, air hujan)

2.2.4. Segi Pengenalan dan Pencapaian Terhadap Lokasi

• Mudah dicapai dan dikenal oleh pengunjung dari dalam kota ataupun luar

kota karena merupakan jalan kolektor primer.

Page 3: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

14

• Merupakan jalan alternatif yang dipilih oleh kebanyakan orang untuk

menuju pusat kota.

• Dicapai atau dilalui oleh angkutan umum ( taksi, bemo, dan becak)

• Adanya jalan tembus ke pusat kota.

2.3. Alasan Pemilihan Tapak

• Segi pengenalan dan pencapaian terhadap lokasi

Lokasi mudah dikenal dan mudah dicapai oleh pengunjung yang datang

dari dalam kota maupun dari luar kota karena terletak dekat jalan raya

yaitu Jln. Panjang Jiwo sebagai jalan kolektor sekunder.Jalan Panjangjiwo

dipisahkan oleh Kali Wonorejo , jadi tapak tidak bising mengingat

lalulintas kendaraan pada Jalan Panjangjiwo sangatlah padat. Selain itu,

tapak juga menghindari daerah dengan kebisingan tinggi karena dapat

mengganggu konsentrasi anak. Dari segi fungsi, fasilitas ini menuntut

privasi yang sangat tinggi, namun di sisi lain, sasaran utama pasar adalah

wanita karir dan ibu rumah tangga di sekitar site atau dari pusat kota yang

ingin berelaksasi dan keluar dari rutinitas (back to nature), namun tidak

memiliki banyak waktu untuk ke luar kota atau pedesaan karena harus

mengurus keluarga mereka.

• Segi fasilitas penunjang

Dekat dengan perumahan-perumahan menengah ke atas yang merupakan

pasar bagi Pusat Relaksasi dan Kecantikan ini.

2.4. Lokasi Tapak

Bangunan penting di sekitar tapak :

• Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida

• Sekolah MI Jenderal Sudirman

• Institut Teknologi Pertanian dan Kehutanan Malang (IPM)

Page 4: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

15

Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi

2.5. Tinjauan Lokasi Proyek

2.5.1. Data Tapak

Kota Malang

Secara geografis : 112°17’10.9” – 112°57’00” BT & 07°44’55.11” –

08°26’35.45”, dengan batas-batas :

• Utara : kabupaten Pasuruan & kabupaten Probolinggo

• Timur : Kabupaten Lumajang

Sasana krida

Sekolah MI Jenderal Sudirman

IPM Malang

TAPAK

Page 5: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

16

• Selatan : Samudera Hindia

• Barat : Kabupaten Blitar & Kabupaten Kediri

Berikut ini adalah gambar konsep sistem pusat pelayanan kota Malang.

Pertumbuhan Kota Malang diharapkan dapat memberikan pelayanan ke dalam dan

ke luar, yaitu ke kota-kota sekitarnya.

Gambar 2.2. Pola Pertumbuhan Kota Malang

Secara tata ruang wilayah Kabupaten Malang dibagi dalam 5 Sub Satuan

Wilayah Pengembangan (SSWP), yaitu :

• SSWP Malang Utara, pusat pertumbuhan di Kotatif Batu

• SSWP Malang Timur, pusat pertumbuhan di Kecamatan Tumpang

• SSWP Malang Selatan, pusat pertumbuhan di Sumbermanjing Kulon

• SSWP Malang Barat, pusat pertumbuhan di Kecamatan Turen & Dampit

• SSWP Malang Tengah, pusat pertumbuhan di Kecamatan Kepanjen

Lokasi : Jalan Sukarno Hatta, depan Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida

Kelurahan : Jatimulyo

Kecamatan : Lowokwaru

Kotamadya : Malang

Propinsi : Jawa Timur

KDB : 80%

KLB : 0,9 – 3,0

TLB : 1 – 3 lantai

Page 6: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

17

2.5.2. Peraturan-peraturan Bangunan dan Wilayah

2.5.2.1. Ruang Terbuka

Daerah ini termasuk kawasan terbangun kota yang tidak terletak di pusat

kota yang kepadatan bangunannya sedang. Untuk daerah dengan kepadatan

sedang, harus disediakan ruang terbuka minimum 15% dari luas kawasan.

2.5.2.2. Rencana Tata Guna Lahan

Terkait dengan pariwisata, dalam RTRW Kota Malang direncanakan

untuk mengembangkan objek wisata buatan, misalnya : rekreasi keluarga, taman

kota, fasilitas kebugaran dan relaksasi, dsb. Dan dari hasil perhitungan hingga

tahun 2010, fasilitas rekreasi, relaksasi, dan olahraga hamper seluruh BWK di

Kota Malang membutuhkannya. Sehingga pengembangan fasilitas ini diarahkan

menyebar pada setiap BWK yang ada.

Sedangkan secara spesifik, kondisi eksisting site, yaitu di kecamatan

Lowokwaru, fasilitas rekreasi, relaksasi, dan kebudayaan yang ada masih kurang

dan perlu ditingkatkan. Hanya terdapat 2 buah fasilitas yaitu Pemandian Tlogomas

dan Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida padahal jumlah pendudk kota Malang

terus meningkat. Selain itu, perdagangan di kecamatan Lowokwaru juga dalam 5

tahun terakir berkembang sangat pesat, terutama di BWK Malang Barat Laut yaitu

di sepanjang Jalan Sukarno Hatta yang merupakan jalan utama yang sangat

berpotensi untuk perdagangan.

Rencana Tata Guna Lahan Kecamatan Lowokwaru (BWK Barat Laut) :

• Perdagangan : merupakan salah satu fungsi primer kota Malang (sedang

berkembang pesat terutama di Jalan Sukarno Hatta).

• Perumahan : diarahkan pada kelurahan Tasikmadu, Tunjungsekar,

Tunggulwulung, Mojolangu, dan Merjosari.

• Pariwisata, olahraga, dan budaya : di jalan Sukarno Hatta dan Tlogomas

(dipertahankan bahkan dikembangkan lebih lanjut).

• Industri : kelurahan Dinoyo dan Penanggungan (ibatasi)

• Pedagang kaki lima : iarahkan ke kawasan Dinoyo.

Page 7: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

18

• Pertanian : iarahkan ke kelurahan Tunggulwulung, Tasikmadu, dan

Tunjungsekar.

• Pendidikan tinggi : iarahkan pada kawasan Dinoyo – Sumbersari.

Tabel 2.1. Rencana Kebutuhan Penambahan Fasilitas di BWK Malang Barat Laut

(Kecamatan Lowokwaru)

2.5.2.3. Struktur Pelayanan Kota

Direncanakan sesuai dengan penempatan kegiatan fungsional kota

Malang yaitu dengan menetapkan Bagian Wilayah Kota (BWK). Pusat kota dan

BWK ini dalam pengembangan kota Malang ditetapkan sebagai berikut :

• Pusat kota Malang : di sekitar alun-alun

• BWK Malang Tengah : Kel Sidoarjo, Kiduldalem, dan Kauman

• BWK Malang Timur Laut : Kec. Blimbing

• BWK Malang Tenggara : Kec. Kedungkandang

Page 8: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

19

• BWK Malang Barat Daya : Kec. Sukun

• BWK Malang Barat Laut : Kec. Lowokwaru

2.6. Potensi dan Permasalahan Tapak

2.6.1. Potensi Tapak

• Malang memiliki iklim yang mendukung.

• Lokasi mulai berkembang menjadi daerah perdagangan sehingga

merupakan lokasi yang strategis.

• Pencapaian mudah dan terlihat karena letaknya di jalan kolektor primer.

• Merupakan jalan alternatif ang dipilih oleh kebanyakan orang untuk

menuju ke pusat kota karena jalan cukup lebar, tidak macet, dan tanpa

lampu merah. (Lebar jalan 10 meter untuk satu arahnya).

• Merupakan jalan utama ke kota wisata Batu yang banyak dikunjungi, serta

jalan menuju ke Blitar, Kediri, dan Tulungagung serta sebaliknya.

• Pencapaian mudah karena tapak terletak di depan Gedung Seni dan

Budaya Sasana Krida yang merupakan penanda kawasan.

• Jalan masuk site merupakan jalan utama untuk masuk ke beberapa area

perumahan menengah ke atas, dimana perumahan-perumhana ini

merupakan salah satu pasar/sasaran fasilitas ini.

• Kepadatan bangunan masih rendah, banyak lahan kosong yang ditanami

tanaman yang membuat area ini cukup rindang. Selain itu beberapa area

merupakan lahan pertanian.

• Terdapat deretan pohon rindang di tepi jalan tapak. Selain itu sebagai

barier arah jalan terdapat taman selebar 2 meter yang juga ditanami

pepohonan.

• Tidak begitu bising jika dibandingkan dengan pusat kota meskipun mulai

berkembang menjadi area perdagangan. Hal ini disebabkan karena lebar

jalan cukup lebar.

• Tapak dilewati oleh jalur angkutan umum (taksi dan bemo) sehingga

memudahkan pencapaian bagi karyawan dan pengunjung. Selain itu telah

terdapat halte angkutan umum di depan site.

Page 9: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

20

2.6.2. Permasalahan Tapak

• Taman Krida Budaya pada saat-saat tertentu digunakan untuk pameran,

pernikahan maupun acara-acara tertentu lainnya sehingga memungkinkan

kebisingan kendaraan.

Solusinya adalah dengan penataan ruang-ruang yang membutuhkan privasi

dan agak terbuka di bagian belakang, tidak di dekat jalan kolektor primer

Sukarno Hatta. Selain itu, pemberian taman yang cukup luas dan

pepohonan rindang di area depan dalam site merupakan barier udara dan

suara yang cukup baik.

2.7. Data dan Analisis Eksisting Tapak

2.7.1. Batas-Batas Tapak

Gambar 2.3. Batas-Batas Tapak

Area tapak dibatasi langsung oleh jalan raya :

• Jalan Kolektor Primer Sukarno Hatta

Perum Griya Shanta Blok P-M

Perum Griya Shanta Blok A-B

Sukarno Hatta

Page 10: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

21

• Jalan Kolektor Sekunder Griya Shanta Blok A-B

• Jalan Perumahan Griya Shanta P-M

2.7.2. Kebisingan dan Polusi Udara

Taman sebagai barier ke kapling selebar 2m tidak cukup untuk

mengatasi bising dan polusi. Taman ditanami semak dan pohon-pohon.

Kebisingan utama tapak adalah dari jalan Sukarno Hatta. Lalu disusul

oleh jalan Griya Shanta Blok P-M. Sisi paling tenang tapak adalah sisi yang

dibatasi jalan Griya Shanta blok P-M.

• Jalan Griya Shanta Blok P-M

Merupakan jalan local perumahan,memiliki lebar jalan ±9m untuk 2 arah.

• Jalan Griya Shanta Blok P-M

Merupakan salah satu jalan masuk utama ke lingkungan perumahan, dari

arah jalan Sukarno Hatta.

• Jalan Griya Shanta Blok A-B

Merupakan kolektor sekunder, memiliki pedestarian selebar 1.00m. Lebar

jalan untuk 1 arahnya adalah +- 7m. Terdapat barier jalan berupa taman

yang lebarnya +- 1.00m.

2.7.3. Pedagang Kaki Lima (PKL)

Terdapat beberapa titik PKL di depan ruko-ruko sepanjang jalan

Sukarno Hatta. PKL yang terbanyak terletak di depan Pool Café yang merupakan

tempat billiard dan café yang menjadi pusat kegiatan yang selalu ramai setiap hari.

Letaknya cukup jauh dari site, yaitu sekitar 400 meter dari site.

Gambar 2.4. Tempat Pemusatan PKL

Page 11: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

22

2.7.4. Jalur Pejalan Kaki dan Arus Pejalan Kaki

2.7.4.1. Jalur Pejalan Kaki

Lebarnya 1.5m. Pedestarian cukup berfungsi dan digunakan oleh

masyarakat karena banyaknya deretan ruko di sepanjang Sukarno Hatta. Di

sepanjang pedestrian ditanami ppepohonan yang cukup rimbun. Di samping

pedestrian terdapat saluran air kotor yang ditutup oleh gril-gril.

2.7.4.2. Arus Pejalan Kaki

Arus pejalan kaki utama

Arus pejalan kaki utama terletak pada jalan kolektor primer (Sukarno

Hatta) dan kolektor sekunder (jalan perumahan Griya Shanta Blok A-B), karena

merupakan jalan masuk utama ke perumahan dan beberapa fasilitas umum.

Arus pejalan kaki jumlahnya cukup banyak pada pagi hari ( 07.00 am), Siang (

01.30 pm), dan sore hari (05.30 pm) yang merupakan jam-jam sibuk arus

kendaraan lewat dan jam-jam aktivitas fasilitas umum yang ada.

Jalan Sukarno Hatta dilewati oleh angkutan umum sehingga

menimbulkan arus pejalan kaki utama. ada koloktor Primer dan kolekt. Sekunder

tersebut sudah terdapat pedestarian ways (trotoar) yang cukup lebar dan cukup

untuk menampung pejalan kaki ( lebar 1.5m).

Arus Menyeberang Pejalan Kaki

Karena adanya deretan ruko yang berseberangan menimbulkan arus

menyeberang pejalan kaki. Untuk itu perlu disediakan jalur penyeberangan namun

jangan terlalu dekat dengan site dan area putar balik agar tidak mengganggu.

2.7.5. Arus Kendaraan

Page 12: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

23

Gambar 2.5. Arus Kendaraan Jalan Sukarno Hatta

• Koridor Sukarno Hatta dilewati oleh angkutan umum, sepeda motor, mobil

dan truk. Vegetasi cukup rapat dan rindang.

• Pengguna jalan yang dominan adalah kendaraan pribadi.

• Arus kendaraan cukup padat namun tidak macet (lancar), terutama pada

jam 5sore-8 malam.

2.7.6. Barier Jalan

Gambar 2.6. Barier Jalan Koridor Sukarno Hatta

• Lebar taman barier adalah 3m.

• Di sepanjang barier jalan terdapat titik lampu yang berderetan tiap ±15m.

• Di sepanjang barier jalan terdapat deretan pohon tiap ±4m.

• Taman barier juga selain ditanami pohon tiap 4 m, juga ditanami pohon-

pohon pendek setinggi 1.5m. (jalan cukup rindang )

2.7.7. Sanitasi

Terdapat saluran pembuangan (got) selebar 50cm sedalam 60cm . Got

ini ditutup sebagian dan pada beberapa tempat dibuat terbuka. Pada saat hujan

tidak banjir di sepanjang Sukarno Hatta ini.

2.7.8. Landmark dan Nodes

2.7.8.1. Landmark

Potensi

Lokasi tapak sangat dikenali karena adanya landmark di jalan ini.

Page 13: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

24

Landmark tersebut adalah Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida yang ramai

pada momen-momen tertentu menimbulkan kebisingan, jalan juga jadi lebih padat

tetapi tidak macet.

Prospek

• Lokasi site dapat menjadi landmark minor di koridor Sukarno Hatta.

• Sehinga tidak mengalahkan landmark mayor yamg terlenih dulu ada.

Gambar 2.7. Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida

2.7.8.2. Node

Potensi:

• Pusat kegiatan kota di kawasan ini adalah fasilitas –fasilitas di sepanjang

koridor Sukarno Hatta, yaitu berupa ruko-ruko. Namun bisa dibilang tidak

terlalu ramai, beberapa masih belum dinuka.

• Tempat di koridor Sukarno Hatta yang dapat dibilang cukup ramai setiap

hari dan menjadi tempat berkumpul / pusat aktifitas adalah tempat billiard

dan Pool café, yang letaknya sangat jauh dari site, kurang lebih 400m dari

site.

• Karena Pool café selalu ramai setiap hari, di depannya banyak sekali PKL

yang singgah.

Gambar 2.8. Pool Café

Page 14: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

25

2.7.9. Pencapaian Menuju Tapak

Pencapaian menuju tapak dapat diakses melalui berbagai arah karena

semua sisi tapak dikelilingi oleh jalan. Namun jalan-jalan di sekeliling tapak

beberapa merupakan jalan perumahan sehingga tidak memungkinkan untuk

dijadikan entrance tapak. Sesuai dengan konsep perancangan, pintu masuk

(entrance) harus mudah terlihat dan dikenal namun harus memiliki privasi tinggi.

Konsumen bagi jasa pusat relaksasi ini berasal dari:

• Perumahan

• Hotel / Tempat kerja

Yaitu dari :

• Lingkungan sekitar site

• Dari pusat kota

• Dari luar kota

Jalan Sukarno Hatta

Merupakan alternatif utama pencapaian kedalam tapak karena

merupakan jalan kolektor primer dan jalan pilihan masyarakat untuk ke pusat kota

demi menghindari lampu merah dan kemacetan. Juga merupakan jalan utama ke

kota Batu, Blitar dan Kediri.

Gambar 2.9. Pencapaian Menuju Tapak

Perum Griya Shanta Blok P-M

Perum Griya Shanta Blok A-B

Sukarno Hatta

Page 15: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

26

Jalan Griya Shanta

Tidak mungkin dijadikan pintu masuk ke tapak karena merupakan jalan

perumahan. Tidak semua orang mengerti atau bahkan melewati jalan ini.

• Arus lalu lintas sepi ( hanya kendaraan pribadi yang menuju perumahan )

• Ramai hanya pada jam-jam tertentu ( Pejalan kaki dan kendaraan pribadi

menuju fasilitas umum MIJS, IPM, dan SLTPN 18 Malang ).

• Sisi-sisi jalan ini ditutup dengan pagar dekoratif untuk menciptakan

privasi di dalam site.

2.7.10. Land Use

• Perumahan

• Ruko

• Masjid

• fasilitas-fasilitas umum

(Institut Pertanian Dan Kehutanan Malang -IPM dan Sekolah MI Malang,

serta Gedung Seni dan Budaya Sasana Krida)

• lahan pertanian

Area perdagangan (ruko-ruko) merupakan fungsi yang mendominasi

koridor Sukarno Hatta. Perumahan juga merupakan fungsi yang dominan di area

ini karena memang secara peruntukan utama, kawasan ini difungsikan untuk

perdagangan, perumahan, dan fasilitas umum.

Lahan-lahan disekitar site masih banyak yang kosong, yaitu yang

terletak di area perumahan dan beberapa di koridor jalan Sukarno Hatta. Untuk

masa depan, lahan-lahan kosong tersebut (oranye) akan digunakan untuk lahan

perumahan Griya Shanta.

Page 16: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

27

Gambar 2.10. Land Use Kawasan

2.7.11. Vegetasi

Lingkungan tapak adalah lingkungan yang cukup rindang. Di sepanjang

jalan, area depan kapling, dan pada barier jalan ditanami pepohonan yang

berderet. Selain itu terdapat semak-semak setinggi 1.5 meter. Selain itu lahan

sekitarnya beberapa adalah lahan pertanian.

2.7.12. Iklim

Data iklim kota Malang dari sumber Badan Pusat Statistik Kota Malang

2003:

• Suhu udara 22°

• Kelembaban udara rata-rata 70%

• Kecepatan angin rata-rata 5.50 km/jam

• Curah hujan rata-rata 98 mm/thn

Page 17: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

28

Kota Malang memiliki curah hujan rata-rata 98 mm/tahun. Data ini

menunjukkan bahwa curah hujan relatif tinggi. Hal ini akan mempengaruhi

bentukan atap bangunan, dimana desain atap harus mampu mengalirkan air hujan

seefektif mungkin, baik dari bentukan, material,dsb.

Kelembaban udara di Kota Batu memiliki rata-rata 70%. Kondisi ini

menunjukkan kelembaban udara yang tinggi. Sirkulasi udara pada bangunan harus

mampu memiliki sirkulasi yang maksimal untuk memberikan kenyamanan pada

penghuni. Bentuk dan posisi pembukaan akan sangat berperan untuk

menghasilkan kenyamanan udara yang baik. Untuk sirkulasi udara di buat lorong-

lorong angin agar pada open space tercipta angin yang cukup. Udara yang lembab

jika diterpa angin maka akan tercipta udara yang sejuk.

Pembukaan utama yaitu lorong-lorong angin utama untuk menangkap

angin diarahkan pada arah Barat Laut-Tenggara sesuai arah angin.

Secara global matahari terbit dari Timur dan tenggelam di Barat,

sehingga sebisa mungkin orientasi bangunan menghadap ke arah Utara-Selatan

untuk menghindari sinar matahari Barat.

Namun konsep peletakan massa bangunan tidak memungkinkan untuk

semua bangunan berorientasi ke barat-timur maka perlu diperhatikan pemberian

pembayangan untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk.

2.7.13. Gaya Bangunan

Gambar 2.11. Ruko-Ruko di Samping Kiri Site

Page 18: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

29

Gambar 2.12. Ruko di Samping Kanan Site

Gambar 2.13. Landmark Kawasan

Daerah sekitar site memiliki langgam yang tidak seragam. Terdapat

kebebasan langgam dalam kawasan jalan Sukarno Hatta. Pengaruh langgam

sekitar terhadap langgam site :

• secara tampilan bentuk massa sengaja dibuat sangat berbeda dengan

sekitar yaitu dengan bentuk masa kurva karena ingin menampilkan kesan

yang berbeda dengan sekitar, berbeda, lepas dari rutinitas.

• Karena bentuknya berbeda, bangunan relaksasi ini menjadi landmark

minor. Namun secara fungsi dan tinggi bangunan tidak mungkin menjadi

landmark mayor.

• langgam modern dan simplicity dengan penyesuaian dengan landmark

yang ada dalam kawasan.

• menggunakan atap yang dari arah luar (jalan) nampak mirip dengan

sekitar.

• pengadopsian sebagian dari ciri khas landmark yang ada di depan site

(unsur-unsur kayu sebagai ornament pada fasade dan bentuk-bentuk

jendela dan pembukaan yang kotak-kotak)

Page 19: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

30

2.8. Aplikasi Penataan Bangunan dalam Site

2.8.1. Sirkulasi dan Sistem Parkir

2.8.1.1. Lingkungan Luar Menuju Tapak

Arus kendaraan paling banyak adalah pada jalan Sukarno Hatta karena

merupakan jalan utama. Pengunjung yang datang ke tapak diasumsi yang paling

banyak berasal dari jalan Sukarno Hatta, meskipun juga ada yang berasal dari area

perumahan Griya Shanta. Oleh sebab itu entrance diletakkan di Jalan Sukarno

Hatta. Selain untuk mempermudah pencapaian dan lebih dikenal orang, tujuan

peletakan entrance di jalan utama adalah agar tidak mengganggu area perumahan

dengan polusi udara dan kebisingan.

Pada area depan dalam tapak diberi deretan pohon yang cukup rindang

dan taman-taman sehingga pengunjung dapat menikmati suasana yang alami dari

jarak pandang 50 meter. Selain itu juga terdapat sculpture berupa air mancur yang

diberi warna kontras sebagai vocal point untuk menarik pandangan orang ke

dalam site.

Gambar 2.14. Sirkulasi Menuju Tapak

Page 20: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

31

Untuk memasuki entrance, pengunjung harus putar balik jadi sempat

menikmati bangunan dari jauh (stimulasi). Entrance dan parkir mobil untuk

pengunjung dan pengelola dijadikan satu yaitu di jalan Sukarno Hatta dengan

pertimbangan :

• perbedaan waktu keluar masuk kendaraan

• jumlah pengelola yang menggunakan mobil tidak banyak.

Entrance dan parkir sepeda motor karyawan dan pengunjung dijadikan

satu dengan pertimbangan :

• perbedaan waktu keluar masuk kendaraan

• jumlah pengunjung yang menggunakan sepeda motor tidak banyak.

Entrance untuk servis dijadikan satu karena pertimbangan datangnya

yang tidak setiap hari.

Jadi hanya terdapat satu pintu masuk. Hal ini akan mempermudah

pengawasan sehingga keamanan benar-benar terjamin.

2.8.1.2. Dari Dalam Tapak

Terdapat 3 buah pintu keluar :

• 1 buah pintu keluar di jalan Sukarno Hatta untuk pengunjung yang

mengendarai mobil

• 2 buah pintu keluar di jalan Perum Griya Shanta untuk pengelola,

karyawan, loading dock, dan pengunjung yang mengendarai sepeda motor.

dan

B

A

C

Page 21: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

32

Gambar 2.15. Peletakan Pintu Keluar

Peletakan pintu masuk dan pintu keluar diletakkan di area depan site

yaitu pada jalan kolektor primer dan kolektor sekunder untuk arus keluar-masuk

pengunjung dan karyawan serta servis (PLN, pompa, dsb), sehingga tidak

mengganggu masyarakat perumahan.

Untuk pintu keluar servis restoran dibuat terpisah yaitu pada jalan

perumahan karena dianggap tidak mengganggu masyarakat karena hanya mobil

pengantar bahan makanan.

2.8.1.3. Sirkulasi dalam Tapak

Sirkulasi antar ruang dibuat linear dengan pola yang jelas agar

mempermudah pengunjung (pejalan kaki) untuk mengetahui arah perjalanannya

(merupakan penerapan konsep adanya tahapan yang jelas dan pasti).

A

C

B

Page 22: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

33

OPEN SPACE

Gambar 2.16. Pola Sirkulasi dalam Site

Gambar 2.17. Pola Sirkulasi Kendaraan

PUBLIC SPACE

LOBY, FRONT DESK & R. TUNGGU

FAS. RELAKSASI FISIK

FAS. RELAKSASI PSIKIS

KANTOR PENGELOLA & SERVIS

FASILITAS PENUNJANG (RESTORAN)

MAIN ENTRANCE

AREA PRIVAT

AREA PUBLIK

AREA KENDARAAN

Page 23: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

34

Gambar 2.18. Pola Sirkulasi Pejalan Kaki

2.8.2. Site Plan

2.8.2.1. Site dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh lingkungan sekitar terhadap site dan pengaruh perencanaan

site terhadap lingkungan sekitar

• bagi karyawan, terdapat halte untuk angkutan umum di sisi kiri jalan

sukarno hatta. Oleh sebab itu disediakan pedestrian di sekeliling site.

• Pola penataan ruang luar yang melingkar sangat berbeda dengan

sekitarnya yang kotak-kotak.

• tinggi bangunan tidak boleh lebih dari 3 lantai menurut peraturan daerah

AREA PUBLIK

FASILITAS FISIK

FASILITAS ] PSIKIS

Page 24: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

35

• terdapat batas-batas garis sempadan yang dimanfaatkan sebagai taman

untuk barier suara dan polusi udara.

• Karena daerah sekitarnya adalah perumahan yang merupakan salah satu

pasar bagi fasilitas ini maka disediakan pedestrian / trotoar sekelilingnya.

2.8.2.2.Penzoningan / Pendaerahan

Berdasarkan konsep - proses relaksasi

• Area Publik meliputi = salon, butik, organic market, toko aksesoris, toko

aromatherapy, restoran (oranye)

• Area semi publik = loby ( merupakan area transisi/ penyaringan dari area

publik ke private) kantor pengelola (merah)

• Area private = fasilitas relaksasi fisik dan fasilitas relaksasi psikis (biru).

• Area service = ruang-ruang penunjang seperti genset, ruang filter, loker

dan ruang ganti karyawan, ruang PLN, ruang trafo, dan MDP (hijau).

Gambar 2.19. Penzoningan

Kolektor Primer SUKARNO HATTA

Kolektor Sekunder GRIYA SHANTA

Lokal Perumahan GRIYA SHANTA

Public tanpa butuh view dan ketenangan

Public namun butuh view dan ketenangan

Page 25: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

36

Pembagian daerah (penzoningan) dalam site dibagi menjadi beberapa

area berdasarkan pelaku aktivitasnya :

• Area publik = untuk pengunjung (semua orang bisa masuk), termasuk area

parkir dan entrance.

Berdasarkan hasil analisis tapak, penempatan fasilitas public

diletakkan pada sisi jalan kolektor primer Sukarno Hatta yang arus

kendaraannya cukup deras. Peletakan area public di sini sekaligus

berfungsi sebagai buffer zone bagi area private yang sangat membutuhkan

ketenangan dan privasi.

Penataan area public pun masih dibagi dua yaitu fasilitas public

yang butuh view dan ketenangan dan yang tidak terlalu membutuhkan

view dan ketenangan.

Fasilitas-fasilitas publik yang membutuhkan view dan

ketenangan seperti salon (khusus untuk area pressotherapy, manicure,

pedicure, dan head massage) diletakkan di sisi jalan local perumahan griya

shanta. Hal ini juga agar tidak mengganggu penduduk perumahan.

Gambar 2.20. Pembagian Area Publik

Jalan local perumahan

Jalan kolektor primer

Kolektor sekunder

TAMAN PARKIR

Salon Restoran

Market Butik

Page 26: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

37

Sedangkan untuk fasilitas-fasilitas publik yang tidak terlalu

membutuhkan view dan ketenangan seperti organic market, butik, dan area

parkir diletakkan di sisi jalan kolektor sekunder.

• Area semi publik = hanya pengunjung yang ingin ke area private dan

kantor pengelola

• Area privat = khusus untuk pengunjung yang ingin menikmati treatment

relaksasi.

• Area servis = untuk pengelola dan karyawan (diletakkan di dekat jalan

kolektor sekunder dan jalan perumahan).

2.8.2.3.Penataan Massa 3 tahap proses

Pola penataan massa dalam tapak dibuat melingkar dengan sirkulasi

pengunjung di lingkar dalam agar pengunjung dapat merasakan adanya privasi

dan keamanan. Lingkar luar digunakan untuk sirkulasi karyawan (servis) agar

tidak mengganggu privasi pengunjung. Pola penataan tiap-tiap massa dibuat linear

sesuai dengan tahap-tahapan dalam relaksasi.

Adanya konsep proses relaksasi yang terdiri dari 3 tahapan diterapkan ke

dalam penataan massa dalam site yang seolah terbagi 3 bagian yaitu 3 buah pusat

lingkaran. Kesamaan bentuk lingkaran dan diameter pusat yang berbeda-beda

adalah untuk menunjukkan bahwa tiap tahap proses relaksasi adalah sama

pentingnya untuk memperoleh kondisi yang rileks namun memiliki karakter dan

cara yang berbeda. Oleh sebab itu site dibagi atas 3 area (3 pusat lingkaran).

Pusat lingkaran pertama terdiri atas lobi, salon, butik, toko aksesoris,

toko aroma terapi, restoran, kantor pengelola, dan ruang-ruang servis ( laundry,

genset, ruang pompa dan tandon, ruang trafo, ruang PLN, ruang ganti karyawan,

dsb).

Pada tahap awal kesan yang ingin diciptakan adalah pertentangan antara

bentuk yang cukup massif dan tinggi seperti bangunan sekitarnya dengan adanya

open space yang bernuansa alam sehingga pengunjung dapat merasa berada di

tempat yang berbeda sehingga menyadari tujuan datang (Prinsip Pertentangan

Tadao Ando). Oleh sebab itu pada pusat lingkar 1 penataan massa dibuat secara

vertical dan horizontal dan ditata secara melingkar rapat namun dengan open

Page 27: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

38

space yang cukup luas. Bagian antar massa yang diberi jarak hanya pada area

bangunan penerima bagian depan yang sekaligus berfungsi untuk penghawaan-

lorong angin.

Gambar 2.21. Penataan Massa Area Publik

Pusat lingkaran 2 terdiri atas ruang ahli kecantikan, ruang ahli

kebugaran, ruang konselor, ruang konseling, ruang terapis, ruang P3K, dan

fasilitas relaksasi fisik bagi pengunjung yang meliputi kolam air hangat,

sauna/steam, massage dan lulur, serta Jacuzzi.

Penataan massa pada pusat lingkar 2 dibuat hanya secara horizontal dan

lebih renggang ( terdapat sedikit jarak antar massa-lorong angin) namun dengan

diameter lingkar dalam (area sirkulasi) dibuat lebih kecil untuk membuat

pengunjung merasa terlingkupi karena fasilitas relaksasi fisik yang ada di area ke

2 ini sangat membutuhkan privasi.

Penghawaan pada open space tengah (area lingkar dalam) diciptakan

melalui adanya lorong-lorong angina yang cukup kecil. Dengan lebar lorong yang

tidak terlalu besar dan penataan lorong yang dibuat dengan system cross

ventilation diharapkan tercipta semilir angin di area open space tengah yang

Lorong angin

Page 28: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

39

merupakan jalur sirkulasi bagi pengunjujng. Di lingkar luar, pada ujung lorong

ditanami pohon-pohon yang cukup rindang sebagai barier kebisingan, polusi

debu, dan barier angin pada saat kecepatan angin cukup kencang.

Gambar 2.22. Penataan Massa Fasilitas Relaksasi Fisik

Pusat lingkaran 3 terdiri atas unit-unit ruang meditasi dan loby penerima

yang dibuat dengan kesan terbuka dan menyatu dengan alam, tidak massif..

Penataan massa pada pusat lingkar 2 dibuat hanya secara horizontal dan

sangat renggang. Kesan yang ingin diciptakan adalah kesan yang lapang dan

kebebasan, dimana dalam kebebasan tersebut orang membutuhkan kesendirian

(privasi dan rasa aman). Untuk menciptakan kesan tersebut penataan massa dibuat

lapang seolah tanpa batas dengan cara memberi jarak yang cukup luas antara area

loby dan open space tengah ke tiap ruang meditasi. Penataan massanya dibuat

seolah menyebar. Adanya deretan pohon akan membantu menciptakan kesan

lapang seolah tanpa batas dan menciptakan penyesuaian antar bentuk site yang

Aliran Udara ( cross ventilation )

Page 29: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Dasar Pemilihan Lokasi · 2013. 3. 11. · Gambar 2.1. Peta Garis dan Foto Lokasi 2.5. Tinjauan Lokasi Proyek 2.5.1. Data Tapak Kota Malang Secara geografis

Universitas Kristen Petra

40

persegi dengan bentuk massa yang melingkar. Privasi dan rasa aman diciptakan

melalui penataan massa yang juga melingkar.

Gambar 2.23. Penataan Massa Fasilitas Relaksasi Psikis

LOBY RUANG

MEDITASI