26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pertambangan mempelajari mineral sangatlah penting karena mineral merupakan salah satu unsur dari pembentuk batuan yang nanti kita akan tambang ataupun mineral nya itu sendiri. Maka dari itu kita harus mempelajari tentang mineral yang meliputi keterbentukan, sifat fisik, dan jenis-jenis dari mineral tersebut. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud Maksud dari praktikum dan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pengetahuan ilmu tentang semua hal mengenai mineral, pengaplikasian dalam mendeskripsikan mineral. 1.2.2. Tujuan Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mineral. Mengetahui cara keterbentukan mineral. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mineralogi. Mengetahui macam-macam jenis mineral. 1

BAB I - Lampiran

  • Upload
    akram

  • View
    230

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ml

Citation preview

22

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam dunia pertambangan mempelajari mineral sangatlah penting karena mineral merupakan salah satu unsur dari pembentuk batuan yang nanti kita akan tambang ataupun mineral nya itu sendiri. Maka dari itu kita harus mempelajari tentang mineral yang meliputi keterbentukan, sifat fisik, dan jenis-jenis dari mineral tersebut.

1.2.Maksud dan Tujuan1.2.1.Maksud Maksud dari praktikum dan pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pengetahuan ilmu tentang semua hal mengenai mineral, pengaplikasian dalam mendeskripsikan mineral.1.2.2.Tujuan Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mineral. Mengetahui cara keterbentukan mineral. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mineralogi. Mengetahui macam-macam jenis mineral.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1. Pengertian MineralMineral adalah senyawa kimia homogen anorganik yang terbentuk secara alami yang memiliki struktur atau bentuk yang teratur yang biasanya berbentuk kristal. Mineral tidak hanya sebagai bahan senyawa kimia tetapi mineral juga termasuk kedalam komposisi unsur murni yang kompleks dengan bermacam-macam bentuk yang diketahui dan tersebar di permukaan bumi. Mineral memiliki proses keterbentukan yang berbeda-beda antara lain akibat pengkristalan atau kristalisasi magma, proses hidrotermal, proses pengendapan atau sedimentasi, proses sublimasi, akibat proses metmorfosisme, dan proses evaporasi.

2.2. Terbentuknya MineralMineral dapat terbentuk dari magma merupakan pembentuk mineral yang memiliki senyawa kimia yang dapat menentukan jenis mineral tersebut. Magma memiliki beberapa unsur kimia, ketika proses pembekuan magma maka unsur-unsur kimia ini akan membentuk suatu endapan yang dapat membentuk suatu jenis mineral. Ketika proses pembekuan terdapat tiga jenis bentuk yaitu yang dapat berupa bentuk padatan, bentuk cairan dan gas. Pada proses pembekuan terdapat faktor yang berpengaruh dalam proses keterbentukan suatu mineral yaitu faktor suhu, faktor tekanan dan faktor tempat terbentuknya mineral tersebut. Dalam pembentukan mineral ini magma menyusup kedalam celah-celah atau yang sering disebut dengan intrusi magma, dalam proses instrusi magma ini faktor-faktor yang berpengaruh merupakan faktor suhu dan tekanan, faktor pernurunan suhu dapat mengakibatkan proses kristalisasi mineral sehingga mineral tersebut dapat terbentuk. Berdasarkan proses keterbentukanya mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu :1. Mineral PrimerMineral primer merupakan mineral yang terbentuk ketika magma mengalami pendinginan atau terkristalisasi. Mineral-mineral primer ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan. Mineral primer ini mengkristal mengikuti pola urutan kristalisasi atau serie bowen. Pola urutan kristalisasi menurut serie bowen adalah yang seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini

Sumber: Google.comGambar 2.1Serie BowenPada serie bowen diatas dapat dilihat pada deret sebelh kiri merupakan mineral discontinious atau untuk membuat mineral yang ada di urutan bawah harus melalui pembentukan mineral secara berurutan dari urutan atas menuju urutan bawah olivin > piroksin > amphibole > biotit > ortoklas > muskovit > kuarsa. Pada mineral-mineral tersebut memiliki sifat ultra basa, basa, intermediete, dan asam, mineral yang memiliki sifat ultra basa adalah olivin, mineral-mineral yang memiliki sifat basa adalah piroksin dan amphibole, mineral-mineral yang memiliki sifat intermediete adalah biotit, dan mineral yang memiliki sifat asam adalah ortoklas, muskovit, dan kuarsa.2. Mineral SekunderMineral sekunder merupakan mineral yang terbentuk akibat proses pelapukan, dan metamorfosis. Faktor terbentuknya mineral sekunder ini karena proses intrusi magma. Keterbentukan mineral sekunder ini merupakan kebalikan dari mineral primer, mineral sekunder terbentuk setelah keterbentukan dari batuan.

2.3. Macam-Macam MineralMineral di permukaan bumi ini sangat bermacam-macam dilihat dari warna, bentuk, dan kekerasanya, macam-macam mineral berdasarkan kekerasan skala Mohs adalah sebagai berikut: TalkTalk merupakan mineral yang berbentuk bedak dan memiliki bentuk kristal monoklin. Talk memiliki tekstur yang lembut dan memiliki kekerasan antara 2,5 - 2,8, talk memiliki warna putih ke abu-abuan atau kehijau-hijauan serta memiliki goresan berwarna putih.

Sumber: Google.comFoto 2.1Talk GypsumGypsum adalah mineral yang memiliki sistem kristal monoklin, gypsum memiliki bentuk prismatik memiliki berat jenis dan memiliki kekerasan antara 2,31 - 2,33, gypsum memiliki gores yang berwarna putih.

Sumber: Google.comFoto 2.2Gypsum KalsitKalsit adalah mineral yang sangat stabil dan memiliki sistem kristal trigonal. Kalsit biasanya berwarna putih dan mempunyai goresan yang berwarna putih.

Sumber: Google.comFoto 2.3Kalsit FluoritFlourit atau fluorspar adalah mineral halida memiliki sistem kristal isometrik. Mineral fluorit tidak berwarna tetapi selalu terlihat berwarna karena adanya mineral pengotor yang menempel pada mineral tersebut.

Sumber: Google.comFoto 2.4Flourit ApatitApatit adalah mineral fosfat yang memiliki bentuk prismatik dan memiliki sistem kristal hexagonal. Apatit memiliki warna yang transparan tergantung dengan mineral pengotornya dan memiliki gores yang berwarna putih, dan memiliki kekerasan antara 3,16 - 3,22

Sumber: Google.comFoto 2.5Apatit FelsparFelspar adalah mineral yang paling banyak terdapat di permukaan bumi. Permata yang dikenal sebagai batu bulan sebagian besar terdiri dari felspar atau sering disebut ortoklas.

Sumber: Google.comFoto 2.6Felspar KuarsaKuarsa adalah mineral yang memiliki sistem kristal Hexagonal. Kuarsa memilki warna mineral yang berwarna putih dan memiliki gores berwarna putih. Kuarsa memiliki kekerasan antara 2,59 - 2,63.

Sumber: Google.comFoto 2.7Kuarsa TopazTopaz adalah mineral silikat yang memiliki sistem kristal orthorombik, dan kristal yang berbentuk prismatik dan diakhiri oleh wajah piramidal.

Sumber: Google.comFoto 2.8Topas KorondumKorondum adalah salah satu mineral transparan alami tetapi dapat memiliki warna jika ada mineral pengotor. Jenis korondum biasa digunakan sebagai permata.

Sumber: Google.comFoto 2.9Korondum

IntanIntan adalah mineral yang sulit untuk ditemukan, intan memiliki sistem kristal isometrik dan hexagonal. Intan memiliki kekerasan antara 3,52 - 0,01. Intan merupakan mineral terkuat dan terkompleks dari mineral lainya. Maka mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mata bor. Intan juga sering dimanfaatkan sebagai perhiasan karena keindahannya.

Sumber: Google.comFoto 2.10Intan

2.4. MineralogiMineralogi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata mineral dan logos, logos yang berarti ilmu yang mempelajari tentang mineral. Mineralogi merupakan cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral baik dalam bentuk individu ataupun dalam bentuk kesatuan, yang diantaranya mempelajari sifat-sifat fisik dari mineral, cara keterbentukan dari mineral, sifat-sifat kimia yang menjadi penyusun mineral, dan keguanaan dari mineral tersebut.

BAB IIITUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1.Tugas3.1.1.Mendeskripsikan Mineral Primer, Sekunder, TambahanDeskripsikan mineral primer, sekunder, dan tambahan masing-masing 5 contoh beserta genesanya.3.1.2.Gambar Perwakan KristalBerikan gambar perawakan kristal.

3.2.Pembahasan3.2.1.Pendeskripsian Mineral Primer, Sekunder, Tambahan.1. Mineral Primer Olivin (Mg,Fe)2 SiO4Sistem Kristal: OrthorombikWarna: Hijau, putih, abu-abuGores: Putih, abu-abuPecahan: KonkoidalKekerasan: 6,5 - 7Genesa: Terbentuk dalam lingkungan batuan beku basa sampai ultra basa. Muskovit (KAI2)(AlSi3O10)(OH)2Sistem Kristal: MonoklinWarna: TransparanGores: PutihPecahan: SempurnaKekerasan: 2 2,5Genesa: Terbentuk dalam linkungan batuan beku, pegmatit, lingkungan metamorfik berderajat rendah dan menengah Kuarsa (SiO2)Sistem Kristal: TrigonalWarna: TransparanGores: PutihPecahan: KonkoidalKekerasan: 7Genesa: Terbentuk dalam lingkungan batuan beku, sedimen, hidrothermal, metamorfik. Piroksen (Ca,Na)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)2O6Sistem Kristal: Monoklin atau OrthorombikWarna: PutihGores: PutihPecahan: KonkoidalKekerasan: 5 - 6Genesa: Terbentuk pada batuan beku dan metamorf. Biotit (K(Mg,Fe)3 (AlSi3O10)(OH)2Sistem Kristal: MonoklinWarna: Hijau, coklat, hitamGores: -Pecahan: SempurnaKekerasan: 2,5 - 3Genesa: Terbentuk pada batuan beku dan metamorfik.2. Mineral Sekunder Kaolinit (Al4Si4O10)(OH)8Sistem Kristal: TriklinWarna: PutihGores: PutihPecahan: SempurnaKekerasan: 2Genesa: Terbentuk dari hasil dekomposisi alumino silikat dan feldspar oleh pelapukan atau hirothermal. Dolomit (CaMg)(CO3)2Sistem Kristal: TrigonalWarna: Transparan, putih, abu-abuGores: PutihPecahan: SempurnaKekerasan: 3,5 - 4Genesa: Terbentuk dalam lingkungan sedimen melalui proses hidrothermal. Hematit (Fe2O3)Sistem Kristal: HexagonalWarna: Coklat kemerahan, abu-abuGores: MerahPecahan: -Kekerasan: 5,5 - 6,5Genesa: Terbentuk dalam lingkungan batuan beku metamorfisme kontak, hidrothermal suhu tinggi. Zeolit (Na2Al2Si3O10)(2H2O)Sistem Kristal: MonoklinWarna: Putih, abu-abuGores: PutihPecahan: Tidak rataKekerasan: 2,5 - 3Genesa: Terbentuk akibat proses hidrothermal yang masuk pada urat dan rongga batuan beku. Laumontite (Ca)(AlSi2O6)2(4H2O)Sistem Kristal: MonoklinWarna: Putih, abu-abu, pinkGores: PutihPecahan: RataKekerasan: 3,5 - 4Genesa: Terbentuk akibat proses hidrothermal yang mengisi rongga batuan beku, sedimen, metamorf.3. Mineral Tambahan Zircon (ZnSiO)Sistem Kristal: TetragonalWarna: Putih, kuningGores: PutihPecahan: SempurnaKekerasan: 6,5 7,5

Barite (BaSo4)Sistem Kristal: OrthorombikWarna: Putih, abu-abuGores: PutihPecahan: SempurnaKekerasan: 3 3,5 Kromit (FeCr2O4)Sistem Kristal: IsometrikWarna: HitamGores: CoklatPecahan: KonkoidalKekerasan: 5,5 Magnetit (Fe3O4)Sistem Kristal: IsometrikWarna: Hitam, abu-abuGores: HitamPecahan: KonkoidalKekerasan: 5,5 6,5

3.2.2. Gambar Perawakan Kristal Merambut (Capiary) : Cuprite, Bysolite

Sumber: http://geoenviron.blogspot.com/ Foto 3.1Mineral Cuprite

Membenang (Filliform) : Silver

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.2Mineral Silver Menjarum (Acicular) : Natrolite, glauchophane

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.3Mineral Natrolite Membilah (Bladed) : Kyanite, Glauchophane, Kalaverit

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.4Mineral Kyanite Memapan (Tabullar) : Barite, Hematit, Hyperstene

Sumber : Google.comFoto 3.5Mineral Barite Melapis (Lamellar) : Muskovit

Sumber : Google.comFoto 3.6Mineral Muskovit Mendaun (Fiolated) : Mika, Talk, Chlorite

Sumber : Google.comFoto 3.7Mineral Chlorite Memika (Micacaeus) : Lepidolit, Muskovit, CrisoliteiSumber: Google.comFoto 3.8Mineral Lepidolit Membulu (Plumose) : Mika, Wurtzite

Sumber : Google.comFoto 3.9Mineral Wurtzite Mondok (Stubby, Staout) : Zircon

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.10Mineral Zircon Membata (Blocky) : Microline, Kalsit

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.11Mineral Microline Meniang (Columnar) : Tourmaline, Pyrolusite, Wollastonite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.12Mineral Tourmaline Menyerat (Fibaraous) : Abestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, Pyrophilit

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.13Mineral Abestos Memencar (Divergent) : Gypsum, Millerite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.14Mineral Gipsum Menjari (Radiated) : Marcasite, Cerusite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.15Mineral Cerusite Membintang (Stellated) : Pyrophilite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.16Mineral Pyrophilite Mendendrit (Dendritic) : Native cooper, Opal

Sumber : Google.comFoto 3.17Mineral Opal Membulat-bulat (Colloform) : Glauchonite, Cobalt, Bismuth, Goethile

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.18Mineral Goethile Mementeng (Botyroidal) : Barit, Hematit, Sphalerit

Sumber : Google.comFoto 3.20Mineral Hematit Mengginjal (Reniform) : Hematit, Kasiterit

Sumber : Google.comFoto 3.21Mineral Kasiterit Mendada (Mamilary) : Malakit, Opal, Hemimorphite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.22Mineral Malakit Membutir (Granullar) : Olivin, Kromit, Sodalite, Cinnabar, Alunite

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3,23Mineral Sodalite Memisolit (Pisolitic) : Opal, Gibsit, Pisolitic, Limestone

Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/Foto 3.24Mineral PisoliticBAB IVANALISA

Di permukaan bumi mineral dibagi menjadi tiga yaitu mineral primer, mineral sekunder, dan mineral aksesoris atau mineral tambahan. Perbedaan antara mineral primer, sekunder, dan tambahan adalah mineral primer terbentuk dari pengkristalisasian magma dan terbentuk bersama dengan batuan, mineral sekunder terbentuk akibat dari proses hidrothermal, metamorfisme kontak, pelapukan dan lain sebagainya dari mineral primer yang mengalami perubahan unsurnya, keterbentukan mineral tambahan sama dengan mineral sekunder tetapi jumlahnya yang lebih sedikit. Bentuk dari mineral tergantung dari perawakan mineral, perawakan mineral tergantung dari tempat terjadinya, maka bentuk dari mineral memiliki kemungkinan berubah tergantung dari tempat terjadinya.

BAB VKESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini praktikan telah mengetahui apa yang dimaksud dengan mineral dan cara keterbentukanya, mineral merupakan senyawa anorganik padat yang bersifat homogen, mineral memiliki tiga ganesa yaitu mineral primer, sekunder, dan tambahan. Mineral primer terbentuk akibat adanya proses kristalisasi magma, mineral sekunder terbentuk dari mineral primer yang mengalami pelapukan, hidrothermal, metamorfisme kontak, mineral tambahan sama seperti mineral sekuder hanya jumlhnya sedikit. Untuk mempelajari mineral kita dikenalkan ilmu tentang mineral yaitu ilmu mineralogi. Dalam bumi ini terdapat banyak sekali jenis mineral tetapi ada yang dikelompokan sesuai skala mohs yaitu talk, gypsum, kalsit, flourit, apatit, feldspar, kuarsa, topaz, korondum, dan intan.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Mineral. Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Mineral. Diakses pada 8 Oktober 2014.Putra, Iqbal. 2009. Skala Kekerasan Mohs. Wordpress. http://iqbalputra.wordpress.com/2009/04/29/81/. Diakses pada 8 Oktober 2014.Noor, Djauhari. 2009. "Pengantar Geologi". Unsri. http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Bab-3-1+Mineral+dan+Batuan. Diakses pada 8 Oktober 2014.Syahid, Ahmad. 2012. Ilmu Pertambangan. Blogger. http://miningunlam.blogspot.com/2012/01/mineralogi.hmtl. Diakses pada 8 Oktober 2014

LAMPIRAN22