16
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia bisnis berkembang dengan pesat tidak hanya terbatas pada sektor-sektor tertentu, melainkan merata pada seluruh sektor bisnis seperti sektor industri manufaktur, perdagangan, jasa, dan lain sebagainya. Perkembangan bisnis menyebabkan cara pandang setiap individu dalam hal bisnis mengalami perubahan dan kemajuan serta menjadi motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur yang memiliki suatu bisnis pribadi yang dibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal ini terbukti dari seluruh unit usaha di Indonesia yang mencapai 45,7 juta unit usaha (2006), 98% masyarakat bergerak dalam sektor UMKM. (wartawarga.gunadarma.ac.id, 2009, par 4). Mengingat persaingan bisnis yang terjadi, hal ini menjadi tantangan besar bagi para pengusaha dalam membangun, mempertahankan serta mengembangkan bisnisnya. Persaingan tersebut menyebabkan para pengusaha menjadi terfokus pada bisnis dan profit yang dihasilkan, dan seringkali lupa dan mengabaikan kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Contoh bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan antara lain seperti kegiatan yang bersifat sosial, pencemaran lingkungan

BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada saat ini dunia bisnis berkembang dengan pesat tidak hanya

terbatas pada sektor-sektor tertentu, melainkan merata pada seluruh sektor

bisnis seperti sektor industri manufaktur, perdagangan, jasa, dan lain

sebagainya. Perkembangan bisnis menyebabkan cara pandang setiap individu

dalam hal bisnis mengalami perubahan dan kemajuan serta menjadi motivasi

untuk menjadi seorang entrepreneur yang memiliki suatu bisnis pribadi yang

dibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya

yang ada. Hal ini terbukti dari seluruh unit usaha di Indonesia yang mencapai

45,7 juta unit usaha (2006), 98% masyarakat bergerak dalam sektor UMKM.

(wartawarga.gunadarma.ac.id, 2009, par 4).

Mengingat persaingan bisnis yang terjadi, hal ini menjadi tantangan

besar bagi para pengusaha dalam membangun, mempertahankan serta

mengembangkan bisnisnya. Persaingan tersebut menyebabkan para pengusaha

menjadi terfokus pada bisnis dan profit yang dihasilkan, dan seringkali lupa

dan mengabaikan kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap lingkungan.

Contoh bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan antara

lain seperti kegiatan yang bersifat sosial, pencemaran lingkungan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

2

akibat aktivitas bisnis seperti industri yang tidak memperhatikan penanganan

limbah, dan dampak-dampak buruk lainnya terhadap lingkungan, seperti yang

dilakukan oleh salah satu perusahaan di Jawa Timur yang telah

menenggelamkan hampir seluruh desa dengan pengeborannya .

Dalam menghadapi persaingan bisnis dan dampak kepedulian

lingkungan tersebut, selain diatasi dengan menggunakan berbagai strategi

bisnis seperti strategi dalam pemasaran, operasional, distribusi dan strategi

lainnya dengan menambahkan unsur inovasi di dalamnya sehingga dapat

menjadi nilai tambah yang akan menjadi kekuatan dalam menghadapi eratnya

persaingan bisnis, juga dapat dilakukan inovasi yang bernilai sosial sehingga

inovasi yang dilakukan tidak hanya menjawab persaingan bisnis yang ada

namun juga menjadi jawaban atas permasalahan lingkungan yang terjadi.

Inovasi merupakan suatu bentuk perubahan yang bersifat kreatifitas yang

dapat dilakukan oleh setiap individu dengan didukung oleh ketersediaan

sumber daya yang dapat menunjang terwujudnya suatu inovasi tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu, inovasi telah menjadi salah satu komponen

terpenting dalam melakukan bisnis. Menurut Michael Porter, Perusahaan

memperoleh keunggulan kompetitif melalui tindakan inovasi baik dengan

teknologi baru yang ada maupun dengan penerapan suatu cara yang baru

(Tidd, Bessant, 2009, hal. 16).

Sebelum memulai suatu bisnis perlu untuk melakukan analisa terhadap

lingkungan bisnis terlebih dahulu seperti keadaan pasar, kompetitor yang ada,

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

3

dan faktor bisnis lainnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pengambilan

keputusan yang salah. Dari analisa lingkungan, salah satu hal yang terlihat

yaitu semakin berkembangnya dunia otomotif dalam beberapa tahun

terakhir berdampak besar terhadap pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor

yang juga berdampak pencemaran lingkungan.. Hal ini disebabkan oleh

adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap suatu sarana transportasi

yaitu kendaraan.

Di Indonesia sendiri pertumbuhan jumlah kendaraan roda empat

memiliki angka yang sangat tinggi. Dari tahun 2007 hingga 2011 tercatat

bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan roda empat mencapai 252.652 unit

(Gaikindo.or.id, 2012, Diakses 27 April 2012). Seiring dengan kemajuan

teknologi khususnya pada bidang otomotif dan meningkatnya kebutuhan

masyarakat terhadap kendaraan menyebabkan peningkatan yang cukup

signifikan dalam jumlah produksi kendaraan terutama mobil pribadi.

Berdasarkan atas pengumpulan data statistik yang disajikan oleh sebuah

organisasi otomotif yang bernama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor

Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Gaikindo, terlihat peningkatan

produksi mobil yang cenderung meningkat dari tahun 2007 hingga tahun

2011.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

4

Kategori Produksi

2007 2008 2009 2010 2011

Sedan

CC ≤ 1.500 (G/D) 502 2.681 77 ─ 205

1.501 < CC ≤ 3.000 (G)/2.500 (D) 897 2.991 2.084 3900 2.863

CC > 3.001 (G)/2.500 (D) 171 251 206 181 160

Tipe 4x2

CC < 1.500 (G/D) 192.278 285.125 264.447 358.838 418.118

1.501 < CC ≤ 2.500 (D) 89.487 106.937 71.600 100.491 91.601

2.501 < CC ≤ 3.000 (G) 20.569 23.935 10.198 17.923 21.043

CC > 3.001 (G)/2.500 (D) ─ ─ ─ ─ ─

Tipe 4x4

CC < 1.500 (G/D) ─ ─ ─ ─ ─

1.501 < CC ≤ 3.000 (G)/2.500 (D) 969 5.236 2.978 13.029 23.389

CC >3.001 (G)/2.500 (D) 4.335 4.267 582 2.162 4.481

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kendaraan Bermotor pada tahun 2007 – 2011

Sumber : Data Olahan dari (Gaikindo.or.id, 2012)

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya

tahun maka pertumbuhan dari kendaraan roda empat juga cenderung

mengalami peningkatan. Dengan semakin bertambahnya pertumbuhan

kendaraan roda empat tersebut maka kebutuhan akan jasa untuk

maintenance kendaraan tersebut juga akan meningkat. Kota Jakarta dan

sekitamya telah membawa pengaruh pada pola masyarakat dalam

penggunaan alat transportasi, di mana jumlah mobil yang beroperasi di

jalan raya adalah 4.5 juta per hari (Rahim, 2006, par 1).

Maka dari itu bengkel menjadi peluang bisnis yang memiliki potensi

untuk dikembangkan pada saat ini. Akan tetapi, kesibukan aktifitas rutin yang

dijalankan setiap individu menyebabkan keterbatasan waktu. Hal ini

menyebabkan timbulnya perasaan malas bagi sebagian besar individu untuk

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

5

meluangkan waktunya hanya khusus untuk menunggu service kendaraan. Dari

permasalahan ini kami mencoba untuk melakukan inovasi dengan cara

menyediakan bengkel untuk kendaraan roda empat di dalam basement mall.

Berdasarkan atas survei yang penulis lakukan, inovasi ini juga mendapat

dukungan sebesar 64% dari total 67 responden. Bengkel di dalam mall ini

bertujuan agar para pengendara mobil dapat tetap melakukan perawatan untuk

kendaraannya dengan rutin tanpa harus mengorbankan waktu mereka untuk

hanya duduk menunggu, namun selama proses maintenance pelanggan dapat

mengisi waktu mereka di dalam mall tersebut. Value proposition yang

ditawarkan pada customer dalam bengkel basement mall ini berupakan

kemudahan dalam mengakses, kenyamanan dalam melakukan pelayanan,

serta friendly environmentally. Dan menurut penulis, brand yang sesuai untuk

konsep bengkel ini adalah “Autoshop”.

Timbulnya suatu ide inovasi untuk mendidirikan sebuah bengkel

ramah lingkungan di dalam basement mall dikarenakan penulis melihatnya

adanya tren perilaku berbelanja dan bermain di mall. Hasil riset menunjukkan

rata-rata setiap orang menghabiskan 3,5 jam dalam sekali kunjungan. Angka

ini apabila dikonversikan ke satu tahun menghasilkan lama kunjungan 197

jam. Artinya, selama setahun orang mengisi hidupnya selama 197 jam di mall

(Swa.co.id, 2012, par 3, diakses 27 April 2012).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

6

No. Deskripsi Fakta

1 Frekuensi kunjungan 6,5 hari sekali

2 Lama per kunjungan 3,5 jam

3 Uang yang dibelanjakan Rp 194.500/orang/kunjungan

4 Anchor foodcourt, fashion, supermarket, buku, bioskop, resto, department store, aksesori, game, musik

Tabel 1.2 Survei Perilaku Belanja di Mal di Jakarta Tahun 2010

Sumber: Consumer Survey Indonesia, 2010

Berdasarkan atas survei yang pernah dilakukan oleh salah satu mall di

Jakarta tercatat bahwa pada hari biasa jumlah pengunjung rata-rata mencapai

25.000 orang per hari (m.koran-jakarta.com, 2011, par 2, Diakses 20 April

2012). Di luar libur sekolah tercatat 40.000 - 60.000 pengunjung di hari kerja.

Sedangkan di akhir pekan, pengunjung melesat sampai 120.000 orang

(industri.kontan.co.id, 2011, par 4, Diakses 19 April 2012).

Deskripsi Jumlah pengunjung Satuan

Customer 95088 orang

Mobil 7447 kendaraan

Valet 459 kendaraan

Tabel 1.3 Jumlah pengunjung pada Mall Central Park dalam satu hari

Berdasarkan atas data yang diperoleh tercatat bahwa jumlah

pengunjung yang mendatangi Mall Central Park berjumlah 95.088 orang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

7

dalam satu hari, dan mobil yang parkir pada gedung parkir Mall Central Park

berjumlah 7447 mobil, serta ada sejumlah 459 mobil yang menggunakan jasa

valet yang disediakan oleh Mall Central Park.

“Autoshop” ini merupakan suatu bisnis model yang bersifat inovatif.

Hal ini tidak hanya terlihat dari value proposition bisnisnya yaitu mendirikan

bengkel di dalam basement mall, melainkan “Autoshop” juga merupakan

sebuah bengkel yang “ramah lingkungan” dengan pengolahan limbah yang

terkontrol dengan baik sehingga dapat dipastikan setiap material atau limbah

sisa yang dihasilkan oleh akan di daur ulang dengan baik dan benar untuk

digunakan dengan tujuan yang baik. Nilai sosial dalam mewujudkan bengkel

ramah lingkungan ini menjadi tindakan dalam mengurangi

terciptanya hazardous material dari limbah bengkel yang dapat menimbulkan

dampak negatif pada lingkungan.

Penetapan value proposition atas pengolahan limbah didasarkan oleh

kesadaran penulis mengenai pentingnya nilai sosial baik dalam kehidupan

maupun dalam bisnis. Nilai sosial dalam bisnis bengkel dapat dilakukan

dalam banyak kategori seperti pada gambar value chain berikut ini:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

8

Gambar 1.1 Mapping the Social Impact of the Value Chain

Berdasarkan atas pengamatan, dalam otomotif masih terdapat kendala

karbon emisi pada proses delivery dari spare part yang dikirim oleh supplier,

namun penanganan pada karbon emisi tersebut masih sulit untuk

dilaksanakan. Sedangkan apabila dilihat dari segi kegiatan bengkel, kendala

yang ditemukan terdapat pada penggunaan listrik dan air untuk kebutuhan

operasional bengkel, sisa material dan juga penampungan dari barang-barang

bekas yang dihasilkan oleh bengkel yang dapat merusak dan mencemari

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

9

lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Sementara pada proses

marketing masih terdapat kendala pada brosur-brosur berupa kertas untuk

kebutuhan promosi dari bengkel tersebut. Oleh karena itu, akan lebih baik

apabila seluruh waste yang ada dapat di daur ulang. Hal ini juga memberikan

nilai lebih bagi customer karena secara tidak langsung customer yang

melakukan service di “Autoshop” juga ikut berkontribusi dalam mendukung

kegiatan ramah lingkungan. Dari survei yang dilakukan penulis, sebanyak

63% responden yang mendukung bahwa nilai sosial yang paling penting

dalam sebuah bengkel adalah pada penanganan limbah bengkel yang

dihasilkan.

Gambar 1.2 Dampak Sosial pada Aktifitas Utama di Autoshop

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

10

Selain dari pengamatan terhadap kegiatan bengkel itu sendiri,

pengamatan ini juga didukung oleh beberapa survei yang telah dilakukan oleh

berbagai pihak yang menyatakan mengenai bahaya limbah minyak pelumas

yang tumpah di tanah dan badan air sehingga hal tersebut dapat

mencemari tanah sekitar (Borneotribune.com, 2012, par 4, Diakses 27 April

2012). Limbah cair seperti oli bekas yang kalau dihitung terdapat jutaan liter

per hari dari hasil pembuangan atau penggantian oli mobil dan motor yang

ada di bengkel-bengkel maupun pabrik (Wargahijau.org, 2009, par 5, Diakses

23 April 2012).

Berikut ini gambaran penanganan limbah oli dan aki yang dilakukan

pada bengkel-bengkel pada umumnya, yang disalurkan pada penadah tanpa

mengetahui dan memperdulikan untuk apa limbah itu digunakan dan

bagaimana penanganan yang dilakukan apakah berdampak buruk bagi

lingkungan atau tidak.

Gambar 1.3 Penanganan Limbah Pada Bengkel Biasa

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

11

Ketentuan mengenai oli bekas diatur dengan Keputusan Kepala

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-

225/BAPEDAL/08/1996 tentang syarat-syarat penyimpanan dan

pengumpulan limbah oli dan minyak pelumas yang menyatakan bahwa

limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dan dibuang secara

sembarangan sangat berbahaya bagi lingkungan (Kabarindonesia.com, 2009,

par 2, Diakses 22 April 2012).

Tidak hanya menghasilkan limbah berupa oli bekas, bengkel juga

menghasilkan limbah berupa plastik dari sisa galon/botol oli yang

telah digunakan, serta limbah berbahan logam dari aki bekas yang digunakan

pada kendaraan. plastik dan aki tersebut juga dapat diolah dan didaur ulang

menjadi sesuatu yang baru dan berguna. Limbah oli bekas pada AutoShop

disalurkan pada perusahaan pengelolah limbah oli bekas bernama PT.

Wiraswasta Gemilang Indonesia, aki bekas disalurkan pada PT. Non Ferindo

Utama, sedangkan untuk limbah plastik akan disalurkan pada komunitas

sosial yang mengelolah limbah plastik bekas. Dalam menentukan perusahaan

pengelolah limbah AutoShop telah memastikan terlebih dahulu bahwa

perusahaan-perusahaan tersebut melakukan pengolahan secara baik dan benar

sesuai dengan prosedur pengolahan limbah yang terstandarisasi dan tidak

menimbulkan pencemaran lingkungan.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

tidak terimplementasi secara optimal, bahkan penanganan sampah plastik di

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

12

Indonesia dinilai masih sebatas wacana (Voaindonesia.com, 2012, par 1,

Diakses 23 April 2012).

Dengan menggabungkan kedua value proporsition tersebut dan

didukung oleh sistem operasi, marketing dan manajemen yang baik, penulis

yakin Autoshop akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan

berkembang dengan uniqueness dan competitive advantage yang dimiliki.

I.2 Pentingnya Business Model Creation

Dalam memulai suatu bisnis, terlebih dahulu dibutuhkan suatu

analisis, penilaian dan penetapan strategi bisnis dalam

mendukung terwujudnya tahap-tahap perencanaan bisnis yang sistematis.

Untuk membuat perencanaan bisnis tersebut dibutuhkan suatu alat bantu yang

dikenal dengan nama Business Model Creation.

Bisnis Model merupakan sebuah gambaran atas pemikiran tentang

bagaiman suatu organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap

suatu nilai (Osterwalder, Pigneur, 2010, hal. 14). Selain itu, bisnis model juga

merupakan suatu blueprint strategy untuk diimplementasikan melalui struktur,

proses, dan sistem dalam sebuah organisasi (Osterwalder, Pigneur, 2010, hal.

15). Dengan membuat bisnis model yang didukung dengan gambaran

nine building blocks, maka perencanaan bisnis “Autoshop” ini akan menjadi

lebih terarah dan terstruktur.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

13

I.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan dalam skripsi ini meliputi :

1. Proses bisnis Autoshop

Proses bisnis Autoshop meliputi perencanaan manajemen, operasional,

marketing, dan finansial. Pada setiap perencanaan yang dilakukan akan

menggambarkan bagaimana operasional Autoshop dijalankan, kegiatan

pemasaran yang mendukung, serta perencanaan keuangan dan proyeksi

keuangan serta penjualan selama periode 5 tahun kedepan.

2. Pengolahan limbah oli, aki, dan plastik pada bengkel Autoshop.

Selain membahas mengenai inti dari seluruh proses bisnis Autoshop,

penulis juga membahas mengenai pengolahan limbah yang dihasilkan

Autoshop terkait dengan konsep bengkel ramah lingkungan yang

diterapkan yang juga merupakan salah satu value proposition bagi

Autoshop.

I.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Business Model

Creation ini antara lain:

1. Membuat perencanaan bisnis “Autoshop” yang sistematis dan terstruktur

2. Menetapkan strategi bisnis yang akan diterapkan pada “Autoshop”

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

14

3. Melakukan forecasting financial untuk 5 tahun

4. Penyusunan prototype dari bisnis “Autoshop”

Penulis berharap hasil penyusunan Business Model Creation ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi :

1. Investor

Data, informasi, dan analisa yang diperoleh oleh penulis diharapkan dapat

berguna bagi investor dalam menilai prospek bisnis yang direncanakan

sehingga dapat membantu investor dalam pembuatan keputusan investasi

bisnis.

2. Pembaca

Bisnis model ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca

yang memerlukan informasi dan referensi mengenai penyusunan bisnis

model sebelum memulai suatu bisnis.

I.5 Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan thesis dan memberikan gambaran

secara garis besar mengenai apa yang diuraikan dalam thesis ini, penulis

menguraikan secara singkat sistematika penulisan thesis sebagai berikut:

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

15

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis mengungkapkan latar belakang masalah,

pentingnya Business Model Creation, tujuan dan manfaat, ruang

lingkup, serta sistematika pembahasan sebagai awal penyusunan

thesis ini.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menjadi dasar dalam

penyusunan thesis, yang secara garis besar mencakup definisi

bengkel, ramah lingkungan, pencemaran lingkungan, business

model, business model canvas, CSV, SWOT, dan sebagainya.

BAB III Final Design

Pada bab ini diuraikan mengenai final design bisnis canvas yang

akan diimplementasikan pada Autoshop.

BAB IV Business Plan

Dalam bab ini dibahas mengenai perencanaan bisnis Autoshop yang

meliputi operational, management, marketing, dan financial plan.

BAB V Prototyping

Bab ini menguraikan rancangan-rancangan yang akan mendukung

bisnis model Autoshop seperti layout bengkel dalam basement mall,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0002.pdfdibangun dan dikembangkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada. Hal

16

layout counter dalam mall, seragam karyawan Autoshop,

membercard, serta website Autoshop.

BAB VI Kesimpulan

Bab ini merupakan bab terakhir dari thesis yang menguraikan

simpulan dari apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya.