12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi telah menuntut segala informasi dapat diakses secara cepat dan praktis. Perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi tidak lagi terbatas pada informasi seperti surat kabar, audio visual dan elektronik tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui sistem informasi dan teknologi. Salah satu contoh sistem informasi dan teknologi adalah penggunaan internet. Internet merupakan sebuah media komunikasi dan informasi yang sudah tidak asing dan memiliki banyak manfaat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah masyarakat Indonesia yang semakin digital. Dari sekitar 255,5 juta total populasi masyarakat Indonesia, sekitar 72,7 juta masyarakat merupakan pengguna internet aktif dan 72 juta di antaranya adalah pengguna media sosial yang aktif. Meskipun penetrasi internet di Indonesia terbilang lemah, namun konektifitas mobile di Indonesia sudah lebih dari 100%. Data ini dilansir oleh wearesocial tahun 2015 yang dikutip dari Tribunnews (8/3/2016). Gambar 1.1 Digital in Indonesia Sumber: We Are Social (2015)

BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan era globalisasi telah menuntut segala informasi dapat diakses

secara cepat dan praktis. Perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat

dalam mencari dan mendapatkan informasi tidak lagi terbatas pada informasi seperti

surat kabar, audio visual dan elektronik tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya

yang salah satu diantaranya melalui sistem informasi dan teknologi.

Salah satu contoh sistem informasi dan teknologi adalah penggunaan internet.

Internet merupakan sebuah media komunikasi dan informasi yang sudah tidak asing

dan memiliki banyak manfaat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah masyarakat Indonesia

yang semakin digital. Dari sekitar 255,5 juta total populasi masyarakat Indonesia,

sekitar 72,7 juta masyarakat merupakan pengguna internet aktif dan 72 juta di

antaranya adalah pengguna media sosial yang aktif. Meskipun penetrasi internet di

Indonesia terbilang lemah, namun konektifitas mobile di Indonesia sudah lebih dari

100%. Data ini dilansir oleh wearesocial tahun 2015 yang dikutip dari Tribunnews

(8/3/2016).

Gambar 1.1 Digital in Indonesia Sumber: We Are Social (2015)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi

(PUSKAKOM) dan APJII menyatakan, 85% dari jumlah pengguna internet di

Indonesia menggunakan perangkat seluler saat berselancar di dunia maya. Perangkat

kedua yang paling sering digunakan adalah Laptop, disusul PC/Komputer, dan

terakhir Tablet. Kebanyakan orang mengakses internet dari rumah dan rata-rata

waktu penggunaan 1 hingga 3 jam per harinya.

Fenomena ini akan terlihat wajar jika dikaitkan dengan jumlah produk telpon

seluler yang bisa dengan mudah didapatkan. Seperti yang kita tahu, harga

smartphone sudah sangat murah dan bukan merupakan barang mewah lagi di

Indonesia.

Pengguna smartphone Indonesia bertumbuh dengan pesat. Lembaga riset

digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif

smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu,

Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat

di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Peningkatan smartphone Indonesia ini

juga berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen yang akan berdampak pada

gaya hidup masyarakat Indonesia

Gambar 1.2 Perangkat Akses Internet Sumber: APJII (2015)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

  

Perangkat mobile seperti handphone atau smartphone menyimpan potensi

yang sangat besar untuk mendukung pergerakan ke arah M-Commerce. M-

commerce adalah suatu cara baru dalam melakukan kegiatan berbisnis di mana

dengan bantuan suatu aplikasi mobile, baik yang terhubung ke jaringan internet

maupun tidak, seseorang dapat dengan mudah mengatur dan mengelola kegiatan

bisnis yang dijalankannya. Berselancar di dunia maya tidak lagi hanya sebatas dapat

dilakukan dengan duduk di depan komputer baik di rumah maupun di kantor atau

warnet, tetapi dengan perangkat mobile yang kita pegang saat ini juga sudah dapat

digunakan untuk tujuan tersebut. Sebut saja aplikasi jejaring social seperti facebook

yang saat ini hamper pasti terdapat dalam semua handphone ataupun smartphone.

Data yang diambil dari we are social pada tahun 2015, mengatakan bahwa

aktivitas mobile di Indonesia paling banyak digunakan untuk media sosial dan

diurutan ke dua digunakan untuk mobile banking dan melihat video seperti youtube

sebanyak 11%. Alasan seperti inilah yang mendorong bank-bank di Indonesia mulai

memanfaatkan canggihnya alat komunikasi ini, selain dapat digunakan panggilan

telepon dan SMS, smartphone juga bisa dimanfaatkan untuk bertransaksi online

khususnya dunia perbankan yaitu dengan istilah e-Banking.

Gambar 1.3 Mobile Activities Sumber: We Are Social (2015)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

Sejak September 2015 lalu, BCA telah meluncurkan inovasi bernama

“Sakuku”, produk dompet elektronik atau e-wallet yang diakses melalui

aplikasi smartphone. Sakuku sangat praktis karena menggunakan nomor ponsel

sebagai akun uang. Aplikasi smartphone yang begitu identik dengan anak muda dan

generasi digital ini benar-benar membantu dalam berbagai transaksi. Karena

targetnya memang anak muda, strategi pemasaran yang dilakukan BCA untuk

Sakuku juga 80% melalui media digital supaya benar-benar menyentuh pasarnya.

Hal tersebut dinyatakan oleh Division Head of Funding and Service Development

BCA Ina Suwandi dalam sesi conference Kamis, (26/02/2016). Dalam kesempatan

tersebut Ina menekankan bahwa di masa depan pembayaran secara mobile akan

sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.

“Kebiasaan kita sekarang sudah berubah. Hidup kita tidak bisa dilepaskan

dari ponsel. Untuk mengikuti perubahan kebiasaan tersebut, BCA meluncurkan

‘Sakuku’ – sebuah aplikasi transaksi keuangan baru yang aman dan praktis. ‘Sakuku’

lebih mudah karena ada di dalam gadget yang kita pakai sehari-hari,” ujar Suwignyo,

Direktur PT Bank Centrak Asia, Tbk (BCA) saat peluncuran aplikasi Sakuku di

Jakarta. Produk terbaru dari BCA ini menyasar generasi muda, hal ini terlihat dari

tampilan aplikasi Sakuku yang trendi layaknya media sosial. Mutasi transaksi

ditampilkan dengan bentuk timeline. Demikian pula foto profil dan cover bisa

diganti-ganti sesuai keinginan.

Produk Sakuku miliki BCA ini menawarkan kepada nasabah sebuah

kemudahan dan keamanan untuk bertransaksi menggunakan aplikasi di smartphone.

Tidak hanya itu saja, BCA juga berharap kehadiran Sakuku dan inovasi fitur-fitur di

dalamnya dapat meningkatkan transaksi nontunai di Indonesia dan juga

menumbuhkan kebiasaan penggunaan uang non tunai kepada masyarakat Indonesia.

Aplikasi Sakuku yang dimiliki oleh Bank BCA, hingga kini telah diadopsi

oleh kurang lebih 60.000 nasabah pada bulan Mei 2016. Pencapaian tersebut cukup

membanggakan mengingat aplikasi ini belum genap setahun ditawarkan ke publik.

Namun demikian, data yang diperoleh dari divisi terkait mengatakan bahwa

pencapaian user aktif dan pasif aplikasi sakuku sangat perlu diperhatikan mengingat

produk ini menyasar kalangan milenia yang merupakan kalangan cepat memahami

inovasi. Pengguna pasif adalah pengguna yang tidak menggunakan aplikasi mobile

sakuku dalam kurun waktu 1 (bulan) sekali, sedangkan pengguna aktif adalah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

  

pengguna aplikasi mobile sakuku yang minimal dalam 1 (satu) bulan sekali

melalukan transaksi.

Menurut data diatas, dapat dilihat bahwa persentase user aktif sakuku pada

grafik sangat fluktuatif. Pada bulan ke 5 yaitu Mei 2016 user aktif mencapai

persentase tertinggi yaitu 22% dan persentase terendah terdapat pada bulan Maret

2016 dengan pencapaian 8%. Penulis menduga bahwa ada beberapa faktor penyebab

mengapa perbandingan user aktif dan pasif aplikasi sakuku sangat jauh, salah

satunya karena konsumen sudah merasa sangat nyaman dengan pembayaran

cash/tunai.

Berdasarkan hal tersebut diatas dan untuk mengetahui minat penggunaan

aplikasi mobile sakuku yang diluncurkan oleh PT BCA, maka konsep dalam

penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang telah

dimodifikasi. Model TAM menyebutkan bahwa pengguna sistem cenderung

menggunakan sistem apabila sistem mudah digunakan dan bermanfaat baginya.

TAM berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi

ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), adalah

tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan

kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), adalah

tingkat kepercayaan individu bahwa penggunaan teknologi membuatnya lebih mudah

menyelesaikan pekerjaan (Venkatesh dan Bala, 2008).

Gambar 1.4 User Sakuku Sumber: Laporan Bulanan BCA

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

Technology Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi dalam

penelitian ini menggunakan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan

persepsi kesesuaian gaya hidup (lifestyle). Gaya hidup adalah cara hidup individu

yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka

(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa

yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Oleh sebab itu, gaya hidup

mempengaruhi perilaku konsumen dalam menghabiskan uangnya untuk membeli

suatu produk atau jasa.

Untuk memperkuat analisis dari penelitian ini, penulis melakukan

preliminary research yang lakukan dengan cara wawancarai 10 responden yang

menggunakan aplikasi mobile sakuku sebagai salah satu alat untuk bertransaksi atau

berbelanja online.

Pertanyaan Responden Jawaban

Apakah yang menjadi pertimbangan Anda dalam menggunakan aplikasi mobile Sakuku?

1 • Cashless • Promo menarik • Memudahkan saat melakukan transfer • Lebih canggih (Kekinian) • Tidak perlu menggunakan kartu • Interface bagus

2 • Modern karena mobile • Tidak perlu membawa uang tunai • Mudah dalam transfer karena

menggunakan nomor Handphone tidak menggunakan nomor rekening

• Promonya banyak • Tinggal download dan free • Aman karena menggunakan PIN, kalau

sewaktu-waktu handphone hilang dapat di-download kembali tanpa harus ke cabang

3 • Isi pulsa free biaya admin • Promo menarik

4 • Aplikasinya menarik dan sedang booming

• Mudah dalam transaksi seperti pembelian pulsa

• Unik karena bisa tarik tunai di ATM dan split bill

5 • Isi pulsa lebih mudah dan tidak ada additional charge

Tabel 1.1 Hasil Interview Responden

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

  

• Mudah digunakan, reliable, dan sudah terintegrasi dengan klik BCA sehingga memudahkan proses top up

6 • Pemakaiannya mudah • Dapat diakses dimanapun dan kapanpun • Mudah transaksi tanpa harus

mengeluarkan kartu • Dapat membantu orang-orang yang tidak

memiliki tahapan • Membantu dalam keadaan darurat

misalnya pengisian pulsa tidak perlu ke counter

7 • Terdapat promo yang selalu update dengan merchant-merchant strategic

• Aman karena saldo sakuku mengikuti nomor handphone user

• Ada fitur split bill antar pengguna sakuku artinya para pengguna sakuku dapat membayar bersama (patungan) untuk sebuah transaksi yang dilakukan

• Bisa tarik tunai di ATM yang sudah dapat terintegrasi dengan sakuku

8 • Kecepatan transaksi • Cashless • Praktis, tidak perlu tunggu kembalian

dan tidak repot membawa uang kemana-mana

9 • Memudahkan pembayaran, tidak perlu menunggu kembalian dan tidak salah kembalian

• Cepat dalam pembayaran karena tidak perlu hitung uang untuk pembayaran

10 • Tidak repot karena tidak perlu membawa dompet

• Praktis • Banyak promonya • Aman

Sumber: Penulis (2016)

Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pertimbangan paling

banyak dalam menggunakan aplikasi mobile sakuku adalah cashless, mobile, promo,

kecepatan bertransaksi, mudah dalam pembayaran dan praktis.

Melalui teori TAM yang telah dimodifikasi dan hasil wawancara yang

dilakukan penulis, dapat dipahami bahwa reaksi dan persepsi pengguna terhadap

teknologi dapat mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

secara ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Minat Penggunaan

Aplikasi Mobile Sakuku dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)

yang telah dimodifikasi di PT Bank Central Asia, Tbk.”

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dengan uraian latar belakang diatas, permasalahan yang akan

dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap minat pengunaan aplikasi

mobile sakuku?

2. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap minat penggunaan

aplikasi mobile sakuku?

3. Apakah persepsi kesesuaian lifestyle berpengaruh terhadap minat penggunaan

aplikasi mobile sakuku?

4. Apakah secara simultan perceived usefulness, perceived ease of use dan

persepsi kesesuaian lifestyle berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi

mobile sakuku?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap

minat pengunaan aplikasi mobile sakuku

2. Untuk mengetahui apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap

minat penggunaan aplikasi mobile sakuku

3. Untuk mengetahui apakah persepsi kesesuaian lifestyle berpengaruh

terhadap minat penggunaan aplikasi mobile sakuku

4. Untuk mengetahui apakah secara simultan perceived usefulness, perceived ease of use dan persespsi kesesuaian lifestyle berpengaruh terhadap minat penggunaan aplikasi mobile sakuku.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan yang dapat diperoleh dari

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Penulis

Berguna untuk memperluas pengetahuan tentang technology

acceptenance model (TAM) pada aplikasi mobile sakuku agar dapat

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

  

memperoleh hasil yang bermanfaat. Dan diharapkan penelitian ini

sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam

penerapan teori-teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah.

2. Manfaat Bagi Perusahaan

Agar perusahaan dapat mengevaluasi dan sebagai bahan masukan

mengenai minat penggunaan aplikasi mobile sakuku sehingga

kedepannya dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus.

3. Manfaat Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi baik bagi penulis, para pembaca, maupun perusahaan lain dalam memberikan pengetahuan dan informasi yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya dan pengetahuan mendalam tentang technology acceptenance model .

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi dalam 5 bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini memberikan gambaran singkat yang berisi tentang latar belakang

serta perumusan masalah yang diteliti serta tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang berbagai teori yang digunakan sebagai dasar

analisis penelitian yang berkaitan serta mendukung dengan masalah yang

diteliti dan penulis melampirkan penelitian terdahulu seperti jurnal ilmiah

yang membahas masalah yang sama dengan penulisan skripsi ini dan juga

membahas kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode penelitian

Bab ini menguraikan cara-cara yang digunakan dalam penelitian yang berisi

variabel penelitian dan definisi operasionalnya, penentuan sampel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, dan metode yang dipakai dalam

penelitian ini.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang isi pokok dari penelitian dan gambaran mengenai objek

penelitian dan hasil penelitian.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

BAB V : Penutup

Bab ini mengemukakan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan terkait dalam mengembangkan produk dan strategi marketing produk untuk masa yang akan datang.

1.6 State of The Art  

 

No. Peneliti Judul

Penelitian Tahun Hasil Penelitian

1 Yudhi W. Arthana R. dan Novi Rukhviyanti

Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile Banking (M-Banking): Model Kombinasi Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB)

2015 Implikasi pada praktiknya, hasil penelitian ini akan menambah informasi bagi pendesain sistem dan manajemen perusahaan bagi lembaga perbankan untuk dapat mengembangkan sistem informasi dengan mempertimbangkan pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap, dan norma subjektif terhadap minat menggunakan mobile banking. Hasil penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kontrol perilaku persepsian memengaruhi minat individu dalam menggunakan mobile banking. Dengan kata lain, penggunaan mobile banking masih dirasa sulit digunakan oleh para penggunanya sehingga lembaga perbankan dirasa perlu memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat atas manfaat dan fungsi yang diperoleh dari penggunaan mobile banking. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna mobile banking untuk dapat menggunakan mobile banking dalam waktu dekat.

2 Ceva Lavenja Arahita

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Penggunaan Ulang BCA

2015 Berdasarkan analisis dan pembahasan, ditemukan hasil bahwa variabel perceived usefulness, perceived ease of use, perceived credibillity, customer awareness, dan social influence memiliki pengaruh terhadap niat

Tabel 1.2 State of The Art

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

11 

  

mobile (Studi Pada Nasabah BCA di Bandung)

nasabah dalam penggunaan ulang BCA mobile di Bandung secara simultan yaitu sebesar 44,7%. Dan secara parsial, ditemukan hasil sebagai berikut: 1. Perceived usefulness tidak berpengaruh terhadap niat penggunaan ulang BCA mobile di Bandung. 2. Perceived ease of use berpengaruh secara positif terhadap niat penggunaan ulang BCA mobile sebesar 16,7%. 3. Perceived credibility tidak berpengaruh terhadap niat penggunaan ulang BCA mobile. 4. Customer awareness berpengaruh secara positif terhadap niat penggunaan ulang BCA mobile yaitu sebesar 29,3%. 5. Social influence berpengaruh secara positif terhadap niat penggunaan ulang BCA mobile yaitu sebesar 48,5%

3 Fitria Magdalena Suprapto

Pengaruh Persepsi Keamanan Web dan Kesesuaian Lifestyle terhadap Minat Penggunaan Internet Banking: Technology Acceptance Model yang Dimodifikasi

2013 Berdasarkan hasil dari penelitian ini, yang pertama terbukti bahwa dalam mengadopsi internet banking, sikap penggunaan masyarakat ditentukan oleh persepsi kegunaan, keamanan web, dan kesesuaian lifestyle. Persepsi kegunaan menginterpretasikan bahwa dengan menggunakan internet banking responden merasa lebih dapat meningkatkan kinerjanya. Persepsi keamanan web mengindikasikan bahwa dalam menggunakan internet banking responden cenderung merasa aman dan tidak perlu khawatir. Sementara persepsi kesesuaian lifestyle menunjukkan bahwa fasilitas internet banking ini sesuai/cocok dengan gaya hidup responden. Oleh karena itu, pihak bank sebagai penyedia jasa layanan internet banking hendaknya memfokuskan diri dalam membenahi produk layanannya pada persepsi kegunaan, keamanan web, dan kesesuaian lifestyle sebab berdasarkan hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa minat masyarakat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/BOL-S1-2017-0083 Stefvia...Dari hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM)

 

 

ditentukan oleh ketiga persepsi tersebut. Sedangkan yang kedua penelitian ini tidak berhasil membuktikan secara empiris bahwa minat penggunaan internet banking dipengaruhi oleh sikap dan sikap ditentukan oleh persepsi kemudahan penggunaan. Hal tersebut dikarenakan aplikasi internet banking ini dirasa tidak mudah untuk digunakan oleh responden. Responden merasa tidak mudah atau kesulitan dengan panduan untuk mengaplikasikan yang mungkin saja diperoleh melalui artikel-artikel online namun karena kebutuhan yang terdesak akhirnya masyarakat terpaksa untuk menggunakannya. Masyarakat menggunakan internet banking karena hanya ingin mengikuti trend yang ada sehingga mudah atau tidaknya suatu aplikasi tidak memengaruhi seseorang dalam menggunakan internet banking.

Sumber : Penulis (2016)