17
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat, 1991). Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah. Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Proses keperawatan memiliki ciri dinamis, siklik, saing bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbarui jika keadaan klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan

BAB I1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakat untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat, 1991).

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut,

yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam

melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau

memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada

dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah.

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi

optimal. Proses keperawatan memiliki ciri dinamis, siklik, saing bergantung, luwes, dan

terbuka. Setiap tahap dapat diperbarui jika keadaan klien berubah. Tahap demi tahap

merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat

dirumuskan jika data pengkajian belum ada.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan

tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat

langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan berbagai macam

gejala dan disebabkan berbagai hal. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak

dapat menceritakan masalahnya atau bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda

dan kontradiksi. Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien merupakan dasar

utama dalam melakukan asuhan keperawatan dalam gangguan jiwa. Hal ini penting

karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk

menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya .

1.1 Tujuan

A. Tujuan Umum

Mampu memahami proses asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.

B. Tujuan Khusus

1. Memahami pengkajian pada pasien gangguan jiwa

2. Memahami diagnose pada pasien gangguan jiwa

Page 2: BAB I1.docx

1.3 Manfaat

A. Bagi perawat

1. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Tersedia pola pikir/kerja yang logis, ilmiah, sistematis,dan terorganisasi.

3. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat

bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

4. Peningkatan kepuasan kerja.

5. Sarana/wahana desiminasi IPTEK keperawatan.

6. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.

B. Bagi klien

1. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Partisipasi meningkat dalam menuju keperawatan mandiri.

3. Terhindar dari malpraktik.

Page 3: BAB I1.docx

BAB II

PROSES KEPERAWATAN JIWA

2.2 PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan, yang

terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan

kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Sundeen 1995, dikutip : Keliat,

1998). Cara lain dapat berfokus pada lima dimensi yaitu Fisik, emosional, intelektual,

sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data dikembangkan formulir pengkajian dan

petunjuk teknis pengkajian agar mudah dalam pengkajian.

Adapun isi pengkajian meliputi : Identitas klien, keluhan utama/alasan masuk,

faktor predisposisi, aspek pisik/biologis, aspek psikologis, status mental, kebutuhan

persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan

dan aspek medik.

Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu data

obyektif dan data subyektif. Selanjutnya perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau

masalah klien, sebagai berikut :

A. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan :

1. Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan

pemeliharaan kesehatan dan memerlukan follow up secara periodik karena tidak

ada masalah serta klien telah mempunyai pengetahuan untuk antisipasi masalah.

2. Klien memerlukan peningkatan kesehatan berupa prevensi dan promosi sebagai

program antisipasi terhadap masalah

B. Ada masalah dengan kemungkinan :

1. Risiko terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat menimbulkan

masalah.

2. Aktual terjadi masalah disertai data pendukung.

Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan

sebagai pohon masalah (Fasid, 1993 dan INJF, 1996, dikutip : Keliat, 1998). Agar

penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas, penting untuk diperhatikan tiga

Page 4: BAB I1.docx

komponen yang terdapat pada pohon masalah yaitu : penyebab (causa) masalah utama

(core problem) dan effect (akibat).

Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang

dimiliki klien. Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan

penyebab masalah utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang

merupakan efek/akibat dari masalah utama.

2.1 DIAGNOSA

Diagnose keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang

digunakan untuk mengarahkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

(Nanda-1, 2012). Dengan menggunakan istilah “Diagnosis keperawatan” jelaslah bahwa

perawat adalah penegak diagnosis. Landasan untuk pemberian asuhan keperawatan

kesehatan jiwa adalah penegenalan dan pengidentifikasian pola respon terhadap masalah

kesehatan jiwa atau penyakit psikiatri yang actual atau potensial.

A. Komponen rumusan pernyataan diagnose keperawatan meliputi :

1. Masalaha atau respon klien terhadap masalah kesehatannya.

2. Karakteristik adalah pengkajian subjektif dan objektif (tanda gejala) yang

mendukung diagnose keperawatan.

B. Ada tiga tipe diagnose keperawatan

1. Diagnose keperawatan actual yaitu respon klien terhadap masalah kesehatan

atau proses kehidupan yang disukung oleh sekelompok karakteristik /tanda dan

gejala.

2. Diagnose keperawatan risiko yaitu respon klien yang dapat timbul dan di

tunjang oleh faktor risiko yang memberikan kontribusi untuk terjadinya

diagnose keperawatan tersebut apabila tidak diantisipasi.

3. Diagnose keperawatan kesejahteraan yaitu respon klien terhadap tingkat

kesehatan yang mempunyai potensi terhadap peningkatan derajat kesehatan

yang lebih tinggi dasar pikiran ilmiah mendasari diagnosa keperawatan.

Untuk menetukan diagnosa keperawatan apakah actual, risiko atau kesejahteraan

dalam keperawatan jiwa maka ditentukan dengan membuat pohon masalah yang terdiri

dari core problem, causa dan effect di mana core problem adalah diagnosa keperawatan

actual berdasarkan prioritas.

Page 5: BAB I1.docx

Contoh pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan (pada diri

sendiri, orang lain,lingkungan, verbal)

effect

Perilaku kekerasan

Core problem

Harga diri rendah kronik

Causa

Contoh diagnose keperawatan

1. Perilaku kekerasan

2. Harga diri rendah kronik

3. Resiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain, lingkungan dan verbal).

1. Criteria proses

Perawat :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan/keperawatanyang actual,risiko,dan

kesejahteraan.

b. Menganalisa data yang ada sesuai dengan kerangka teori yang dapat diterima.

c. Mengumpulkan data tambahan untuk menetapkan diagnose keperawatan.

d. Merumuskan diagnose keperawatan.

2. Criteria hasil

a. Diagnose keperawatan divalidasi bersama klien apakah mempunyai tujuan yang

terapeutik jika keadaan klien tidak memungkinkan maka validasi dilakukan

bersama keluarga klien atau orang lain yang penting bagi klien dan atau perawat

sejawat lain.

b. Diagnose kepeawatan dicatat dan memfasilitasi perencanaan dan penelitian

keperawatan.

Page 6: BAB I1.docx

Rekapitulasi diagnosa keperawatan jiwa NANDA-I 2012-2014.

(Dari 214 diagnosa keperawatan di NANDA-I,

teridentifikasi 127 keperawatan jiwa)

Domain Kelas DIAGNOSA KEPERAWATAN

Promosi Kesehatan Manajemen Kesehatan Kesiapan meningatkan manajemen

Kesehatan diri

Ketidakefektifan manajemen regimen

terapeutik

Nutrisi Makan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Hidrasi Kekurangan volume cairan

Risiko kekurangan volume cairan

Risiko ketidakseimbangan volume cairan

Eliminasi dan

Pertukaran

Fungsi Urinarius Gangguan eliminasi urine

Kesiapan meningkatkan eliminasi urine

Referensi urine

Aktivitas/Latihan Hambatan mobilitas di tempat tidur

Hambatan mobolitas fisik

Hambatan kemampuan berpindah

Hambatan berjalan

Keseimbangan Energi Gangguan medan energi

Keletihan

Keluyuran

Perawatan Diri Defisit perawatan diri mandi

Defisit perawatan diri berpakaian

Defisit perawatan diri makan

Defisit perawatan diri eliminasi

Pengabaian diri

Kerusakan ketaatan beragama

Risiko kerusakan ketaatan beragama

Kesiapan untuk ketaatan beragama

Persepsi/Kognisi Orientasi Sindiran gangguan interpretasi

Page 7: BAB I1.docx

Kognisi Konfusi akut

Konfusi kronik

Risiko konfusi akut

Ketidakefektifan kontrol impuls

Kerusakan memori

Komunikasi Kesiapan meningkatkan komunikasi

Hambatan komunikasi verbal

Persepsi Diri Konsep Diri Keputusasaan

Risiko pelemahan martabat

Risiko kesepian

Gangguan identitas diri

Risiko gangguan identitas pribadi

Kesiapan meningkatkan konsep diri

Harga diri rendah kronik

Harga diri rendah situasional

Risiko harga diri rendah kronik

Risiko harga diri rendah situasional

Gangguan citra tubuh

Hubungan Pasien Peran Pemberi Asuhan Ketegangan peran pemberi asuhan

Risiko ketegangan peran pemberi asuhan

Koping komunikasi tidak efektif

Ketidakmampuan menjadi orang tua

Kesiapan meningkatkan menjadi orang

tua

Risiko Ketidakmampuan menjadi orang

tua

Hubungan Keluarga Risiko gangguan perlekatan

Disfungsi proses keluarga

Gangguan proses keluarga

Kesiapan meningkatkan proses keluarga

Page 8: BAB I1.docx

Performa Peran Ketidakefektifan hubungan

Kesiapan meningkatkan hubungan

Risiko ketidakefektifan hubungan

Konflik peran orang tua

Ketidakefektifan performa peran

Hambatan interaksi sosial

Seksualitas Fungsi Seksual Disfungsi seksual

Ketidakefektifan pola seksualitas

Keputusasaan

Berduka kronik

Koping/Toleransi

Stres

Respon Pascatrauma Sindrom pascatrauma

Risiko Sindrom pascatrauma

Sindrom trauma perkosaan

Sindrom stres akibat perpindahan

Risiko sindrom stres akibat perpindahan

Respon Koping Ketidakefektifan perencanaan aktivitas

Ansietas

Defensif

Ketidakefektifan koping

Kesiapan meningkatkan koping

Ketidakefektifan koping komunitas

kesiapan meningkatkan koping keluarga

Penurunan koping keluarga

Ketidakmampuan koping keluarga

Kesiapan meningkatkan koping keluarga

Ketidakefektifan penyangkalan

Gagal bertumbuh dewasa

Ketakutan

Duka cita

Duka cita terganggu

Risiko duka cita terganggu

Ketidakberdayaan

Risiko ketidakberdayaan

Page 9: BAB I1.docx

Gangguan penyesuaian individu

Kesiapan meningkatkan penyesuaian

Risiko gangguan penyesuaian

Kepedihan kronis

Stres berlebihan

Prinsip Hidup Nilai Kesiapan meningkatkan harapan

Keyakinan Kesiapan meningkatkan kesejahteraan

spiritual

Risiko cedera

Keselarasan

Nilai/Keyakinan/Tindakan

Kesiapan meningkatkan pengambilan

keputusan

Konflik pengambilan keputusan

Distres moral

Religiositas

Kesiapan meningkatkan religiositas

Risiko hambatan religiositas

Distres spiritual

Risiko distres spiritual

Kemananan/

Perlindungan

Kenyamanan Fisik

Kenyamanan lingkungan

Kenyamanan social

Gangguan rasa nyaman

Kesiapan meningkatkan rasa nyaman

Perilaku Kekerasan Resiko perilaku kekerasan terhadap orang

lain

Resiko perilaku kekerasan terhadap diri

sendiri

Mutilasi diri

Resiko mutilasi diri

Resiko bunuh diri

Kenyamanan Kenyamanan Fisik

Kenyamanan lingkungan

Kenyamanan social

Gangguan rasa nyaman

Kesiapan meningkatkan rasa nyaman

Kenyamanan Fisik Mual

Page 10: BAB I1.docx

Nyeri akut

Nyeri kronis

Kenyamanan Sosial Isolasi Sosial

Pertumbuhan/

Perkembangan

Pertumbuhan Risiko pertumbuhan tidak proporsional

Keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan

Risiko keterlambatan perkembangan

Sepuluh diagnosa keperawatan terpopuler di rumah sakit jiwa Indonesia

1. Perilaku Kekerasan

2. Resiko Perilaku Kekerasan (pada Diri Sendiri/Orang Lain/Lingkungan/Verbal)

3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi (Pendengaran/ Penglihatan/ Pengecap/ Peraba/

Penghindu)

4. Gangguan Proses Pikir: Waham

5. Kerusakan Komunikasi Verbal

6. Resiko Bunuh Diri

7. Isolasi Sosial

8. Kerusakan Interaksi Sosial

9. Defisit Perawatan Diri (Mandi/Berpakaian/Makan/Eliminasi)

10. Harga Diri Rendah Kronik)

Page 11: BAB I1.docx

BAB IV

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga

membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan

perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk

menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih

lanjut.

 

3.2 Saran

1. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara

pendokumentasian keperawatan jiwa sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan

layanan keperawatan jiwa.

2. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti pendokumentasian tersebut melalui

kegiatan asuhan keperawatan jiwa sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan

di Lingkungan Rumah Sakit Jiwa dalam ruang lingkup keperawatan.

Page 12: BAB I1.docx