16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang berupa bahan cetakan. Ada beberapa pengertian tentang modul, antara lain: a. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri danterdiri atas suatu rangkaian kegiatan yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas(Nasution, 2010). b. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. (Mulyasa, 2006) c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia modul adalah komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu; unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri; kegiatan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing. Dengan memperhatikan beberapa pengertian modul di atas kita dapat menyimpulkan bahwa modul adalah paket belajar mandiridikemas secara utuh dan sistematis,danterdiri atas suatu rangkaian kegiatan yang 4 Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

  • Upload
    vulien

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Modul

1. Pengertian Modul

Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang berupa bahan

cetakan. Ada beberapa pengertian tentang modul, antara lain:

a. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri danterdiri

atas suatu rangkaian kegiatan yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

jelas(Nasution, 2010).

b. Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian

pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara

sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar.

(Mulyasa, 2006)

c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia modul adalah komponen

dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari

sistem itu; unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri;

kegiatan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid

dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing.

Dengan memperhatikan beberapa pengertian modul di atas kita

dapat menyimpulkan bahwa modul adalah paket belajar mandiridikemas

secara utuh dan sistematis,danterdiri atas suatu rangkaian kegiatan yang

4

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

5

didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang

spesifik dengan bantuan yang minimal dari guru (pembimbing).

2. Karakteristik Modul

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

penggunanya, maka modul harus mencakup beberapa karakteristik

tertentu. Karakteristik untuk pengembangan modul antara lain (Depdiknas,

2008):

a. Self instructional

Self Instructional yaitu melalui modul siswa mampu membelajarkan

diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter

self instructional, maka modul harus:

1) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;

2) Berisi materi pembelajaran ynag dikemas ke dalam unit-unit

kecil/spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas;

3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran;

4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan pengguna memberikan respond an mengukur tingkat

penguasaannya;

5) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;

6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

6

8) Terdapat instrumen penilaian/assesmen, yang memungkinkan

pengguna melakukan self assessment;

9) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur

atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;

10) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya

mengetahui tingkat penguasaan materi; dan

11) Tersedia informasi tentang rujukan rujukan/pengayaan/referensi

yang mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.

b. Self Contained

Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu

modul secara utuh.Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,

karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.Jika harus

dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi

harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan

kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

c. Stand Alone

Stand Alone yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada

media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media

lain. Dengan menggunakan modul, pembelajar tidak tergantung dan

harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau

mengerjakan tugas pada modul tersebut. Penyusunan modul harus

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

7

selengkap mungkin agar siswa dapat mempelajari materi, mengerjakan

soal-soal latihan, tes formatif tanpa menggunakan bahan ajar lain. Jadi

dengan hanya mempelajari modul siswa dapat menguasai materi tanpa

harus mencari bahan ajar lain.

d. Adaptif

Adaptifyaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.Dikatakan adaptif jika

modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu

dan teknologi pengembangan modul hendaknya tetap “up to

date”.Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat

digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

e. User Friendly

User Friendly yaitu modul hendaknya bersahabat dengan

pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat

membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan

keinginan.Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta

menggunakan istilah yang umum digunakan.

3. Tujuan Penyusunan Modul

Adapun tujuan penyusunan atau pembuatan modul menurut

Prastowo ( 2011) antara lain:

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

8

a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan

bimbingan pendidik (yang minimal). Seperti pada pengertiannya,

modul merupakan paket belajar mandiri sehingga diharapkan dengan

modul siswa dapat belajar dengan mandiri tanpa atau dengan

bimbingan guru yang minimal.

b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan adanya modul, diharapkan siswa lebih aktif dan

mandiri dalam belajar sehingga peran pendidik tidak terlalu dominan

dalam pembelajaran.

c. Melatih kejujuran peserta didik. Dalam modul terdapat umpan balik

agar siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan materinya,

sehingga siswa dapat melatih kejujurannya sendiri.

d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.

Bagi peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka

dapat belajar lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan lebih

cepat pula. Dan sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka

dipersilahkan untuk mengulanginya kembali.

e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan

materi yang telah dipelajari. Siswa dapat mengukur tingkat

penguasaan materinya sendiri dengan umpan balik dan tindak lanjut

yang tersedia dalam modul.

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

9

4. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran dengan Modul

Keunggulan pembelajaran dengan sistem modul yang dikemukakan

oleh Mulyasa (2006) adalah sebagai berikut:

a. Berfokus kepada kemampuan individual siswa, karena pada

hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan

lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sehingga akan

mendorong kemandirian belajar siswa.

b. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar

kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa. Pada

setiap akhir kegiatan belajar diberikan umpan balik sehingga siswa

dapat mengetahui tingakat hasil belajarnya.

c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara

pencapaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara

pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

Di samping memiliki keunggulan, modul juga memiliki

keterbatasan sebagai berikut (Mulyasa, 2006):

a. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses

atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya.

b. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta

membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari

pembelajaran konvensional.

c. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup

mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbeda

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

10

dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peraga

dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.

5. Peran Guru dalam sistem modul

Pada umumnya sebuah modul sudah mencakup seluruh kegiatan

belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik, sehingga guru tidak lagi

menjadi unsur pokok di dalam mempelajari kompetensi.Dalam hal ini,

peran guru hanya sebagai pembimbing saja.Oleh karena itu, guru dalam

sistem pembelajaran modul ini tugasnya bukan untuk menyampaikan

bahan kepada peserta didik sebagaimana halnya dalam sistem biasa.

Menurut Mulyasa (2006) tugas utama guru dalam dalam sistem modul

adalah mengorganisasi dan mengatur proses belajar antara lain :

a. Menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif. Situasi yang

kondusif sangat penting dalam pembelajaran. Dengan situasi yang

kondusif siswa dapat belajar dengan nyaman sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan didalam

memahami isi modul atau pelaksanaan tugas. Kemampuan peserta

didik dalam memahami isi modul atau pelaksanaan suatu tugas

berbeda-beda, siswa dengan kemampuan tinggi biasanya dapat

memahami dengan baik, sebaliknya siswa dengan kemampuan rendah

terkadang masih menemui kesulitan, sehingga peran guru dapat

berfungsi untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang

dihadapi.

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

11

c. Melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik. Pelaksanaan

penelitian terhadap setiap peserta didik diharapkan dapat

mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dengan baik.

Melalui penelitian, guru dapat menemukan letak kesulitan belajar

siswa dan mencari cara untuk mengatasinya.

B. Bernuansa islami.

Istilah “nuansa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (pusat bahasa

Depdiknas, 2007) berarti variasi atau perbedaan yang sangat halus atau kecil

sekali (tentang warna, kualitas). Bernuansa berarti mempunyai variasai atau

perbedaan dengan yang lain . Sedangkan pengertian islami dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah bersifat islam. Islam sendiri mempunyai arti

agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.Secara umum ajaran

agama islam itu terdiri atas tiga bagian besar yaitu akidah, syari’ah dan

akhlak (Anshari, 1986).

Jadi dapat disimpulkan bahwa bernuansa islami adalah mempunyai

variasai atau perbedaan yang terletak pada pemberian unsur-unsur pokok

ajaran agama islam yaitu akidah, syariah dan akhlak. Akan tetapi, dalam

modul pembelajaran matematika bernuansa islami yang akan dikembangkan,

unsur pokok ajaran islami yang penulis ambil adalah unsur akhlak.

Muhammad „Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi al-

Islam (dalam Ilyas, 2001) membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian,

yaitu :

a. Akhlak Pribadi (al-akhlaq al fardiyah).

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

12

b. Akhlak Berkeluarga(al-akhlaq al-usariyah)

c. Akhlak Bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyah)

d. Akhlak Bernegara (akhlaq ad-daulah)

e. Akhlak Beragama/Akhlak kepada Allah (al-akhlaq ad-diniyyah)

Dari sistematika yang dibuat oleh „Abdullah Draz di atas tampaklah

bahwa ruang lingkup akhlak itu sangat luas, mencakup seluruh aspek

kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah SWT maupun horizontal

dengan sesama makhluknya.

Adapun penjabaran dari kelima ruang lingkup di atas adalah sebagai

berikut:

a. Akhlak Pribadi (al-akhlaq al fardiyah).

Akhlak pribadi mempunyai 10 cakupan yaitu shidiq, amanah, istiqamah,

iffah, syaja’ah, tawadhu’, malu, sabar, dan pemaaf. Dari 10 cakupan di

atas, diambil 1 unsur sebagai tambahan nuansa dalam modul yang akan

dikembangkan yaitu amanah. Amanah artinya dipercaya.Amanah dalam

pengertian sempit adalah memelihara titipan dan pengembaliannya dalam

keadaan semula.Sedangkan dalam pengertian luas amanah mencakup

banyak hal yaitu misalnya menyimpan rahasia orang lain, menjaga

kehormatan orang lain, menunaikan tugas-tugas dengan baik, dan

sebagainya.Sifat amanah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa‟ayat 58 yang berbunyi,

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya.”.Lunturnya sifat amanah dapat

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

13

menyebabkan hal-hal yang buruk misalnya saja dalam hal pinjam buku di

perpustakaan, seringkali buku kembali dalam keadaan kotor, rusak, dan

sebagainya.

b. Akhlak dalam Keluarga

Akhlak dalam keluarga mempunyai 4 cakupan yaitu birrul walidain, hak

kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua

terhadap anak serta silaturahim dengan karib dan kerabat. Dari 4 cakupan

tersebut diambil unsur birrul walidain sebagai nuansa dalam modul yang

akan dikembangkan. Birrul walidain berasal dari kata birru dan al-

walidain.Birru artinya kebajikan dan al-walidain artinya dua orang

tua.Sehingga birrul walidain mempunyai arti berbuat kebajikan kepada

kedua orang tua.Birrul walidain atau berbuat baik kepada kedua orang tua

sangat penting untuk kehidupan siswa.Hal ini sesuai dengan perintah Allah

dalam QS. Lukman ayat 14 :“Dan Kami perintahkan kepada manusia

(untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, (terutama kepada

ibunya), karena ibunyalah yang mengandungnya dengan berbagai susah

payah, dan menyapihnya dalam (umur) dua tahun. Oleh karena itu

hendaklah kamu bersyukur kepada Ku (hai manusia) dan juga kepada

kedua orang tuamu.”

c. Akhlak dalam Bermasyarakat

Akhlak dalam bermasyarakat mempunyai 5 cakupan yaitu bertamu dan

menerima tamu, hubungan baik dengan tetangga, hubungan baik dengan

masyarakat, pergaulan muda-mudi, dan ukhuwah islamiyah. Dari kelima

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

14

cakupan tersebut yang akan diambil sebagai tambahan nuansa islami

dalam modul adalah bertamu dan menerima tamu. Dalam bertamu dan

menerima tamu, islam memberikan tuntunan bagaimana adab yang baik

dalam bertamu dan menerima tamu. Dewasa ini, adab dalam bertamu dan

menerima tamu mulai luntur dari diri siswa.Contohnya saja tidak

mengucap salam sebelum masuk rumah orang lain, langsung masuk tanpa

dipersilahkan, dan sebagainya. Oleh karena itu, adab dalam bertamu dan

menerima tamu perlu untuk dikembangkan.

d. Akhlak dalam Bernegara

Akhlak bernegara mempunyai 4 cakupan yaitu musyawarah, menegakkan

keadilan, amar ma’ruf nahi munkar dan hubungan pemimpin dan yang

dipimpin. Adapun unsur yang akan diambil sebagai nuansa adalah

musyawarah. Musyawarah berarti mengatakan atau mengajukan

sesuatu.Musyawarah dilakukan untuk memutuskan suatu perkara dengan

mempertimbangkan pendapat dari semua pihak yang bersangkutan.

Musyawarah sangat penting dikembangkan dalam diri siswa karena siswa

adalah calon pemimpin yang nantinya akan terjun langsung ke masyarakat.

Dalam masyarakat, musyawarah sangat penting dilakukan dalam

pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama.Sehingga pengetahuan

musyawarah perlu di tanamkan sejak dini pada diri siswa.

e. Akhlak dalam Beragama (Akhlak kepada Allah)

Akhlak dalam beragama meliputi 8 cakupan yaitu taqwa, cinta dan ridha,

ikhlas, khauf dan raja’, tawakal, syukur, muraqabah, dan taubat. Dari 10

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

15

cakupan di atas, diambil nilai syukur sebagai tambahan nuansa islami

dalam modul.Syukur ialah respon terhadap nikmat atau pemberian yang

diterima.Allah SWT memerintahkan kepada kau muslimin untuk

bersyukur kepadaNya.FirmanNya :“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu

niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu, dan

janganlah kamu mengingkari nikmatKu”(QS. Al-Baqarah 2 : 152).

Dewasa ini, siswa kurang bisa memaknai syukur dalam kehidupan sehari-

hari. Hal ini terlihat dari kebiasaan siswa yang mengungkapkan rasa

syukur lulus UAN dengan cara yang tidak semestinya. Contoh : mencoret-

coret seragam sekolah dijalan raya, konvoi sepeda motor, dan sebagainya.

Oleh karena itu, penanaman tentang cara bersyukur yang baik perlu

diberikan kepada siswa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penjabaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-unsur akhlak

yang perlu dikembangkan dalam modul yaitu: 1) akhlak pribadi yaitu

amanah 2) akhlak berkeluarga yaitu birrul walidain, 3) akhlak

bermasyarakat yaitu bertamu dan menerima tamu, 4) Akhlak bernegara yaitu

musyawarah, 5) Akhlak dalam beragama yaitu syukur.

C. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan

perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri

atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (pendefinisian), (2) Design(perancangan),

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

16

(3) Develop (pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Model ini

digambarkan seperti diagram di bawah ini:

Diagram 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Thiagarajan

(Trianto, 2009)

Secara garis besar keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-

syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat

Rancangan Awal

Penyusunan Tes

Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Analisis Awal Akhir

Analisis Konsep

Pemilihan Format

Pemilihan Media

Analisis Siswa

Uji Pengembangan

Validasi Ahli

Analisis Tugas

Pengemasan

pen

gid

entifik

asia

n

Pen

yeb

ara

n

pera

nca

ngan

P

engem

ban

gan

Uji Validasi

Penyebaran dan Pengadobsian

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

17

pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang

dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu :

1) Analisis Awal-Akhir

Analisis awal-akhir bertujuan untuk menentukan masalah dasar yang

dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan

bahan pembelajaran .

2) Analisis Siswa

Tujuan analisis siswa adalah menelaah karakteristik siswa yang sesuai

dengan rancangan dan perkembangan materi pelajaran.

3) Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan

menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan

diajarkan berdasarkan analisis awal akhir.

4) Analisis Tugas

Analisis tugas adalah prosedur untuk menentukan isi dalam satuan

pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar

dalam bentuk garis besar.

5) Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Spesifikasi tujuan pembelajaran ditujukan untuk mengkonversikan

tujuan dari analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-tujuan

pembelajaran khusus, yang dinyatakan dengan tingkah laku.

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

18

b. Tahap Perancangan (Design)

Tujuan tahap ini adalah untuk merancang prototipe perangkat

pembelajaran yang meliputi empat langkah, yaitu: 1) penyusunan tes acuan

patokan, 2) pemilihan media, 3) pemilihan format, 4) desain awal

(rancangan awal).

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan pengembangan adalah untuk menghasilkan draft perangkat

pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data

yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap pengembangan ini terdapat dua

langkah kegiatan, yaitu penilaian para ahli dan uji coba.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Maksud dari tahap ini adalah menyebarkan perangkat pembelajaran

dan instrument penelitian setelah direvisi berdasarkan hasil validasi para

ahli dan hasil uji coba.

D. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah salah satu pokok

bahasan di SMP kelas VIII semester gasal. Adapun rincian Standar

Kompetensi dan Kompetensi dasar dalam materi ini adalah :

Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel

dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Tabel 2.1 Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

2.1 Menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

Menyebutkan perbedaan PLDV dan

SPLDV

Mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai

bentuk dan variabel

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6836/3/Aris Hartanti_BAB II.pdf · pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu

19

Menentukan penyelesaian SPLDV

dengan metode grafik, substitusi,

eliminasi dan gabungan eliminasai

substitusi

2.2 Membuat model

matematika dari masalah

sehari-hari yang berkaitan

dengan SPLDV

Membuat Model matematika dari

masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan SPLDV

2.3 Menyelesaikan model

matematika dari masalah

yang berkaitan dengan

SPLDV

Menyelesaikan model matematika dari

masalah yang berkaitan dengan SPLDV

E. Modul Pembelajaran Matematika Bernuansa Islami

Modul matematika bernuansa islami merupakan modul yang disusun

dengan menambahkan nuansa islami khususnya akhlak kedalam modul

tersebut seperti dalam ilustrasi materi, contoh soal dan gambar. Contoh:

a. Dalam petunjuk penggunaan modul diawali dengan basmalah dan diakhiri

dengan hamdalah serta diberi panduan doa sebelum dan sesudah belajar.

b. Ilustrasi pada kegiatan belajar 1 mengandung nuansa islami yaitu akhlak

bermasyarakat (bertamu dan menerima tamu).

Pengembangan Modul Pembelajaran..., Aris Hartanti, FKIP UMP, 2013