34
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Pengaruh Metode Resitasi Melalui World Wide Web 1. Pengertian Metode Resitasi Resitasi berasal dari bahasa inggris yaitu to cite yang artinya mengutip dan re = kembali adalah siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu lalu belajar sendiri dan berlatih sampai siap sebagaimana mestinya. Dengan kata lain yang dimaksud dengan metode resitasi adalah guru menyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab 31 . Metode pemberian tugas belajar atau resitasi yang sering disebut metode pekerjaan rumah adalah suatu metode dimana siswa diberi tugas khusus diluar jam pelajaran. 32 Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati bahwa metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru 31 Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bina Aksara, 1996), 154. 32 Zuhairini,et. al., Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 96. 21

BAB II LANDASAN TEORIdigilib.uinsby.ac.id/7732/4/Bab 2.pdf · Metode pemberian tugas belajar atau resitasi yang sering disebut ... cara yang tersedia untuk mencari informasi di

Embed Size (px)

Citation preview

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pengaruh Metode Resitasi Melalui World Wide Web

1. Pengertian Metode Resitasi

Resitasi berasal dari bahasa inggris yaitu to cite yang artinya mengutip

dan re = kembali adalah siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian

pelajaran itu dari buku-buku tertentu lalu belajar sendiri dan berlatih sampai

siap sebagaimana mestinya.

Dengan kata lain yang dimaksud dengan metode resitasi adalah guru

menyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab31.

Metode pemberian tugas belajar atau resitasi yang sering disebut metode

pekerjaan rumah adalah suatu metode dimana siswa diberi tugas khusus diluar

jam pelajaran.32

Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati bahwa metode resitasi atau

pemberian tugas adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru

31 Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bina Aksara, 1996), 154.32 Zuhairini,et. al., Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 96.

21

22

memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan

siswa mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepada siswa.33

Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mendefinisikan

bahwa metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.34

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil

suatu kesimpulan bahwa metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu cara

penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada

siswa untuk dikerjakan agar siswa melakukan kegiatan belajar dengan adanya

alokasi waktu yang telah ditentukan agar siswa dapat

mempertanggungjawabkan tugas tersebut kepada guru.

Metode resitasi atau pemberian tugas biasanya diberikan guru sebagai

pekerjaan rumah. Tetapi perbedaannya adalah untuk pekerjaan rumah guru

menyuruh membaca buku dirumah dan dua hari lagi memberi pertanyaan-

prtanyaan dikelas. Sedangkan dalam pemberian tugas guru menyuruh membaca

dan mencari bahan lewat internet dengan fasilitas World Wide Web, juga

menambahkan tugas-tugas lain.35

Metode ini digunakan untuk merangsang tekun, rajin dan giat belajar

serta dapat memanfaatkan waktu luang dengan berbagai aktifitas belajar.

33 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Mengoptimalisasi Kegiatan (Bandung:Remaja Rosda Karya, 1993), 128.

34 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: RinekaCipta, 1996), 53.

35 Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta: Bina Aksara, 1994), 75.

23

Adapun resitasi pemberian tugas meliputi antara lain:menyusun karya tulis,

menyusun laporan mengenai bahan bacaan yang berupa buku, menyusun berita

atau kejadian yang diamati atau dialami, menterjemahkan literatur – literature

yang berbahas asing (arab, inggris), membuat resume, klipping ,dari hasil

pencarian di internet melalui fasilitas World Wide Web yang dapat menunjang

proses belajar mengajar.36

Pelaksanaan metode resitasi ini diberikan karena pelajaran trlalu banyak

sementara waktu sedikit, artinya banyaknya bahan yang tersedia tidak seimbang

dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dan agar bahan plajaran selesai

sesuai dengan waktu yang ditentukan37.

2. Pelaksanaan Metode Resitasi

Dalam pelaksanaanya, metode resitasi bukan saja dilakukan oleh siswa

dirumah, akan tetapi pemberian tugas atau resitasi dapat dikerjakan atau

dilaksanakan disekolah, perpustakaan, laboratorium, masjid, dan lain-lain

tergantung jenis tugas yang diberikan. Adapun langkah-langkah pemberian

tugas (resitasi) yang perlu diperhatikan adalah: menetapkan tujuan pemberian

tugas, hal ini ddiperlukan dalam rangka memudahkan penentuan jenis tugas

yang akan diberikan kepada siswa,menetapkan jenis tugas yang akan diberikan

kepada siswa, menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas tersebut, menetapkan

36 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1995), 68.

37 Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya……………128.

24

batas waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas,fase resitasi

(mempertanggungjawabkan) tugas yang diberikan kepada siswa, baik secara

tertulis maupun lisan.

Dalam pelaksanaanya, metode resitasi terdapat tiga fase dalam

pengajaran yaitu:

a. Fase Pertama, yaitu pemberian tugas (resitasi)

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga siswa

mengerti apa yang ditugaskan tersebut, sesuai dengan kemampuan siswa, ada

petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa, misalnya: cari

bahan di internet lewat alamat World Wide Web, dan menyediakan waktu

yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Fase pelaksanaan tugas (resitasi)

Setelah memberikan tugas, guru harus memperhatikan pelaksanan

dalam pemberian tugas. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tugas

adalah diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan doromgan

sehingga siswa mau mengerjakan tugasnya, dan dianjurkan agar siswa

mencatat hasil-hasil yang siswa peroleh dengan baik dan sistematik.

c. Fase mempertanggungjawabkan tugas (resitasi)

Fase ketiga adalah mempertanggungjawabkan tugas, hal yang harus

dikerjakan pada fase ini adalah laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari

apa yang telah dikerjakannya, ada tanya jawab atau diskusi kelas dan

25

penilaian hasil pekerjaan siswa baik tes maupun nontes atau dengan cara

lainnya. Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut dengan

resitasi.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Resitasi Melalui World Wide Web

Dalam penggunaan metode resitasi melalui World Wide Web, terdapat

beberapa kelebihan sebagai teknik penyajian, diantaranya adalah sebagai

berikut: lebih merangsan siswa dalam melakukan aktivitas belajar baik

individual maupun kelompok, dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar

pengawasan guru, dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa,38 dapat

mempraktekkan hasil teori atau konsep dalam kehidupan nyata atau

masyarakat,39 baik sekali untuk mengisi waktu luang atau senggang dengan hal-

hal yang konstruktif, program World Wide Web dapat dilaksanakan dan di

update secara tepat, materi dapat dirancang secara multimedia dan

dinamis,siswa dapat terhubung ke berbagai perpustakaannya di seluruh dunia

dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman

dan bahan pembelajaran pada bidang PAI, guru dapat secara cepat menambah

refrensi bahan pelajaran pada PAI yang berisi studi kasus dan tren teknologi ke

depan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan siswa terhadap

bahan pelajaran pada PAI dan dapat diakses dari lokasi mana saja dan bersifat

global.

38 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi………………9839 Zuhairini, et. al., Metodik……………………98

26

Beberapa kelemahan metode resitasi melalui World Wide Web adalah

sebagai berikut: siswa dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang

diberikan, hanya dikerjakan oleh orang lain atau menjiplak karya orang lain,

bila tugas terlalu banyak diberikan siswa dapat mengalami kejenuhan atau

kesukaran dan hal ini dapat berakibat ketegangan siswa merasa terganggu, sukar

memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat

dari masing-masing siswa, pemberian tugas cenderung memakan waktu dan

tenaga serta biaya yang cukup berarti.40

Oleh karena metode resitasi melalui World Wide Web ini tidak lepas

dari kekurangan dan kelemahan, maka ada beberapa cara yang perlu

diperhatikan oleh guru antara lain: tugas yang diberikan harus jelas, sehingga

siswa mengerti beyul apa yang harus dikerjakan, alokasi waktu untuk

menyelesaikan tugas tersebut harus cukup, adanya kontrol yang sistematis

sehingga mendorong siswa bekerja dengan sungguh-sungguh, tugas yang

diberikan kepada siswa bersifat: menarik perhatian siswa, mendorong siswa

untuk mencari, mengalami dan menyampaikan, siswa dapat menyelesaikan

tugas, dan bersifat praktis dan ilmiah.

4. Pengertian World Wide Web

Dewasa ini, World Wide Web atau yang sering disebut “web” saja

merupakan aplikasi Internet yang paling popular. Secara teknis, web adalah

40 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi……………………69

27

sebuah sistem di mana informasi dalam bentuk teks, gambar, suara dan lain-lain

yang tersimpan dalam sebuah internet webser dipresentasikan dalam bentuk

hypertext. Pada saat ini, cara yang tersedia untuk mencari informasi di dunia

maya World Wide Web adalah dengan membuka salah satu website utama

search engine seperti Yahoo, Altavista atau Excite. Kemudian, masukkan kata

kunci yang relevan dengan informasi yang ingin dicari.

World Wide Web mempunyai pengertian sebuah jaringan global situs

internet multimedia untuk informasi, hiburan, dan pendidikan. World Wide Web

merupaka sistem hypertext yang terangkai menjadi jaringan yang

memungkinkan informasi dibaca banyak orang melalui internet41. World Wide

Web juga memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan internet,

bahkan sekarang ini bisa dikatakan bahwa internet hampir identik dengan

World Wide Web. Teknologi World Wide Web atau sering disingkat web ini

memungkinkan pertukaran informasi multimedia (audio, visual, movie) melalui

internet.42

Menurut Simamora, World Wide Web merupakan suatu sistem atau

proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh melalui

fasilitas World Wide Web dan jaringan internet. Meskipun pada prinsipnya

World Wide Web dapat berjalan di area lokal, namun World Wide Web

41 M.Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, (Yogyakarta:Andi Yogyakarta, 2003), 45

42 Mardi dkk, Modul Ketrampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi 3, (Bandung: GhaliaIndonesia Printing,2007), 66

28

merupakan perwujudan dari upaya pengajaran e- learning dengan basis World

Wide Web. Perbedaan World Wide Web dan web information lainnya terletak

pada proses interaksi antara siswa dan guru atau antara siswa sendiri.43

Sedangkan menurut Rosen, World Wide Web adalah suatu perkakasan, sama

seperti kapur dan papan hitam, Slide Projektor ataupun VCR.44

Seiring dengan semakin berkembangnya jaringan internet di seluruh

dunia maka jumlah situs web yang tersedia juga semakin meningkat. Hingga

saat ini, jumlah halaman web yang bisa diakses melalui internet telah mencapai

angka miliaran. Untuk memudahkan penulusuran halaman web, terutama untuk

menemukan halaman yang memuat topik-topik yang spesifik, para pengakses

web dapat menggunakan suatu mesin pencari search engine dilakukan

berdasarkan kata kunci (keyword) yang kemudian akan dicocokkan oleh search

engine dengan basis data miliknya. Dewasa ini, search engine yang sering

digunakan antara lain adalah Google (http://www.google.com/) dan Yahoo

(http://www.yahoo.cm/).

Pada saat ini, cara yang tersedia untuk mencari informasi di dunia

maya World Wide Web adalah dengan membuka salah satu website utama

search engine seperti Yahoo, Altavista atau Excite. Kemudian, masukkan kata

kunci yang relevan dengan informasi yang ingin dicari.

43 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),215

44 Isjoni dan Firdaus LN, Pembelajaran Terkini Perpaduan Indonesia Malasyia, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007), 75

29

5. Model Pengembangan Pembelajaran World Wide Web

Model atau pengembangan pembelajaran World Wide Web dapat

menggunakan berbagai model pengembangan pembelajaran. Salah satu contoh

adalah pengembangan pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut45.

(Tabel I.1).

Tabel I.1Model Pengembangan

Sesuai dengan model pengembangan di atas maka prosedur

pengembangan dilakukan sebagai berikut:

a. Menentukan Mata Pelajaran yang akan Dikembangkan

Langkah pertama dalam menentukan matapelajaran yang akan

dikembangkan adalah mengkaji situasi lapangan dengan cara observasi

langsung terhadap sistem pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran

45 Made Wena Strategi Pembelajaran……………..217

Menentukan matapelajaran yang akan

dikembangkan

Mengidentifikasisilabus mata

pelajaran

MengembangkanWeb BasedLearning

Uji coba produkpembelajaran

WBL

Menyusunpetunjuk

penggunaanprogram

MemproduksiWeb Based

Learnig

30

yang akan dikembangkan (PAI) dalam bentuk mencari tugas melalui internet

dengan fasilitas World Wide Web.

b. Mengembangkan World Wide Web

Untuk mengembangkan World Wide Web dilakukan dalam beberapa

langkah sebagai berikut: menetukan tujuan umum pembelajaran, menentukan

tujuan khusus pembelajaran, menentukan karakteristik siswa, dan menyusun

materi pembelajaran.

c. Menyusun Petunjuk Penggunaan Program

Menyusun petunjuk penggunaan program meliputi penjelasan tujuan

program dan petunjuk menjalankan program.

d. Menyediakan Jaringan

Komponen hardware dan software serta beberapa persyaratan

hardware lain yang harus ada untuk mengimplementasikan World Wide Web,

yaitu jaringan lokal (intranet) dan jaringan Interkoneksi Internasional

(Internet).

World Wide Web sering juga disebut on-line learning merupakan

sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh

melalui aplikasi web dan jaringan internet. Meskipun pada prinsipnya World

Wide Web dapat berjalan di area lokal (LAN), World Wide Web merupakan

perwujudan dari upaya pengembangan e-learning dengan basis web.

Perbedaan World Wide Web dan web Information lainnya terletak pada

proses interaksi antara siswa dan guru atau antara siswa sendiri.

31

6. Indikator Metode Resitasi Melalui World Wide Web

Seperti yang dijelaskan diatas tentang pengertian metode resitasi

melalui World Wide Web, maka selain pengertiannya variable X (metode

resitasi melalui World Wide Web) mempunyai indicator- indicator.

Menurut para tokoh Roestiyah dalam bukunya didaktik metodik dan

Simamora,adapun indikator dari metode resitasi melalui World Wide Web

yaitu: mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan

jalan: membaca sendiri, mencari bahan-bahan tugas melalui World Wide Web

dan mengerjakan soal-soal sendiri, membiasakan siswa berfikir dengan

membandingkan dan mencari bahan tugas dari buku dan internet melalui

World Wide Web, melatih siswa berhadapan dengan persoalan dan mencari

bahan di internet melalui World Wide Web, tidak hanya hafalan serta hanya

mencari di perpustakaan, dan mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab

terhadap penggunaan internet melalui World Wide Web dan pengertian

informasi atau pengetahuan dalam masalah yang aktual atau sehari-hari.46

B. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata “motiv”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

46 NK.Roestiyah, Didaktik Metodik………………….76

32

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan moti dapat diartikan

sebagai suetu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motiv”itu,

maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

aktif. Motiv menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutema bila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.47

Mahfud Shalahuddin memberi pengertian bahwa motivasi adalah

dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai harapan, keinginan yang

bersifat menggiatkan atau menggerakkan individu untuk bertindak atau

bertingkah laku guna memenuhi kebutuhan.48

Menurut Ivor K. Davies motivasi adalah kekuatan tersembunyi di

dalam diri yang mendorong untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara

khas.49

Pendapat Mc. Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto

mendefinisikan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan tenaga didalam diri

seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan.50

Menurut Sardiman AM, motivasi adalah keseluruhan daya penggerak

di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

47 Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2006), 73

48 Mahfud Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu,1990),14449 Ivor K. Davies, Pengelolaan Kelas (Jakarta: Rajawali, 1994), 214

50 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 191

33

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga ujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.51

Sedangkan menurut pendapat Ngalim Purwanto bahwa motivasi

adalah usaha-usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu.52

Dari beberapa uraian pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah tenaga atau daya penggerak yang

ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu yang dikehndaki atau ingin dicapai.

Adapun mengenai pengertian belajar dapat dijelaskan menurut

pendapat beberapa tokoh, sebagai berikut:

Menurut Slameto, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.53

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Abd. Rahman Abror bahwa belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian

51 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi……………………..7452 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 7153 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), 2

34

menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang

ditimbulkan oleh lainnya.54

Menurut W. H. Burton yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, bahwa

belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan

lingkungannya.55

Sedangkan Winkel mendefinisikan belajar sebagai proses

pembentukan tingkah laku secara teroganisir.56

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai hasil

dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Setelah memperhatikan uraian tentang pengertian motivasi dan belajar yang

telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

motivasi belajar adalah tenaga pendorong atau penggerak yang ada pada diri

seseorang untuk bertindak melakukan kegiatan belajar sehingga mencapai

hasil atau tujuan tertentu yang dikehendaki.

2. Macam- Macam Motivasi Belajar

Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi belajar, hanya kan

dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri

54 Abd, Rahman Abror, Psikologi Pendidikan ,(Yogyakarta;Tiara Wacana Yogya, 1993), 6655 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1993), 256 Mahfudh Shalahuddin, Pengantar………………,28

35

pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsic” dan motivasi yang berasal

dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ektrinsik”.

a. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perluy dirangsang dari luar, karena

dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.57

Motivasi intrinsik itu bertujuan inheren dengan situasi belajar dan

bertemu dengan kebutuhan dan tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai

yang terkandung di dalam pelajaran itu. Siswa termotivasi untuk belajar

semata-mata menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan

pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai

yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya.

Bila siswa telah memiliki motivasi intrinsic dalam dirinya, maka

ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan

motivasi dari luar diri dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsic

sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Siswa yang memiliki motivasi

intrinsic selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakaangi

oleh pemikiran positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari

sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa

mendatang.

57 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2002),115

36

Perlu ditegaskan, bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsic

cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang

mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah

aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi

intrinsic. Dan memang diakui oleh semua pihak, bahwa belajar adalah

suatu cara untuk mendapatkan sejumlah ilmu pengetahuan. Dengan

begitu, membaca adalah pintu gerbang kelautan ilmu pengetahuan.

Kreativitas membaca adalah kunci inovasi dalam pembinaan pribadi yang

lebih baik. Tidak ada seorang pun yang berilmu tanpa melakukan aktivitas

membaca.

Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan

keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi,

motivasi intrinsic muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial,

bukan sekedar atribut dan seremonial.

b. Motivasi Ektrinsik

Motivasi ektrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsic.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

danya perangsang dari luar.58

Motivasi belajar dikatakan ektrinsik bila siswa menempatkan

tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some

factor outside the learning situation). Siswa belajar karena hendak

58 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar………………………..117

37

mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya,

untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehoramatan, dan

sebagainya.

Motivasi ektrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan

dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ektrinsik diperlukan agar siswa

mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi

untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah membangkitkan minat

siswa dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ektrinsik. Kesalahan

penggunaan motivasi ektrinsik akan merugikan siswa. Akibatnya,

motivasi ektrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan

siswa malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai

mempergunakan motivasi ektrinsik ini dengan akurat dan benar dalam

rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.

Motivasi ektrinsik tidak selalu sering digunakan bahan pelajaran

kurang menarik perhatian siswa atau karena sikap tertentu pada guru atau

orang tua. Baik motivasi ektrinsik yang positif maupun motivasi ektrinsik

yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Diakui,

angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan

merangsang siswa untuk giat belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman

yang menghina, sindiran kasar, dan sebagainya berpengaruh negatif

dengan renggangnya hubungan guru dengan siswa.

38

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan siswa yang malas

berpartisipasi dalam belajar. Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran

menjadi pangkal penyebab kenapa siswa tidak bergeming untuk mencatat apa-

apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa siswa

tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi intrinsic ini

merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tak bisa ditunda-tunda.

Guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi ektrinsik. Sehingga

dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan belajar.

Baik motivasi intrinsic maupun motivasi-motivasi ektrinsik sama

berfugsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya

menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah

fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam

menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau

penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam

setiap perbuatan.59

Untuk lebih jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut

diatas akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang

59 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…………………………..122

39

akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari

sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya

mendorong siswa untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Siswa pun

mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Di sini, siswa

mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya

dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang

mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi,

motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa

yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu

merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma

dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini siswa sudah melakukan aktivitas

elajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap

raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Siswa yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Seorang siswa yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran

tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran

yang lain. Pasti siswa akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan

sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari siswa merupakan

40

tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebgai pengarah

yang memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Dengan penuh

konsentrasi siswa belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin

diketahui atau dimengerti itu cepat tercapai. Segala sesuatu yang

mengganggu pikirannya dan dapat mengacaukan konsentrasinya

diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat

mengarahkan perbuatan siswa dalam belajar.

4. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic

maupun ektrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.60

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan

motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ektrinsik kadang-

kadang tepat, dan kadang-kadang juga kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-

hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar untuk

para siswa. Sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru

tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

60 Sardiman,Interaksi dan motivasi………………………………….91

41

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai

yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau

nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi

yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau

belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Namun demikian

semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti

itu belum merupakan hasil belajar belajar yang sejati. Oleh karena itu,

langsung selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara

memberikan angka-angka dapat dikaitkan values yang terkandung di

dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga

tidak sekadar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk

sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk

gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa

yang tidak menggambar.

42

c. Kompetisi

Kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur

persaingan ini banyak di manfaatkan di dalam menigkatkan kegiatan

belajar siswa.

d. Ego –Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harag diri, adalah sebagai salah satu bentuk

motivasi yang cukup penting. Siswa akan berusaha dengan segenap tenaga

untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri,

begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan

keras bisa jadi karena harga dirinya.

e. Memberi ulangan

Para siswa menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering

(misalnya tiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.

Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan

harus diberitahukan kepada siswanya.

43

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada

diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta

sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus

memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu

kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa

44

itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentu hasilnya

akan lebih baik.

j. Minat

Sebelumnya sudah diuraikan bahwa motivasi sangat erat

hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan

alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau

disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan

dengan cara-cara: membangkitkan adanya suatu kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan menggunakan

berbagai macam bentuk mengajar.

k. Tujuan yang dicapai

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas,

tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang

penting bagi guru adanyaRumusan tujuan yang diakui dan diterima baik

oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab

dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat

45

berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus

belajar.

Di samping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan di atas,

tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang

penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu untuk dapat

melahirkan hasil belajar yang bermakna.

5. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI

Motivasi belajar merupakan daya penggerak atau pendorong yang ada

dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan untuk lebih giat dalam

melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Seorang

guru sangat perlu untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi yang

ada pada diri siswa dengan tujuan agar siswa dapat meningkatkan belajarnya

khususnya pada mata pelajaran PAI dan mata pelajaran lain pada umumnya.

Oleh karena itu, kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila dalam diri

siswa ada dorongan terhadap stimulus belajar. Dalam upaya memberikan

perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dapat dilakukan guru sebelum

mengajar di mulai, pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar

terutama pada saat siswa melakukan kegiatan belajar dan pada saat-saat

kondisi belajar siswa mengalami kemunduran.

46

Memberikan motivasi kepada siswa berarti meningkatkan belajarnya

saja, melainkan juga pada tingkah lakunya.61 Oleh karena itu, guru diharapkan

dapat menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam mengajarnya, merangsang

minat belajarnya dan menjaga agar siswa tetap memiliki motivasi sehingga

siswa akan mengejar ilmu meskipun sudah meninggalkan kelas.

Dalam sumber hukum islam disebutkan bahwa dalam melaksanakan

suatu kegiatan harus didasarkan atas niat atau motivasi beramal:

Artinya: Setiap amal perbuatan ditinjau dari segi niat atau tujuannya,

dan setiap orang (berbuat) tergantung pada tujuannya.(HR.Bukhori

Muslim).62

Hal ini memberi pengertian bahwa sebelum melakukan suatu

pekerjaan atau perbuatan hendaknya diawali dengan niat terlebih dahulu

sebelum melangkah. Karena niat tersebut sangat mempengaruhi proses dan

hasil dari perbuatan yang akan dilakuakan. Ini berarti, niat mempunyai makna

motivasi . Sebab setiap melakukan suatu pekerjaan dalam PAI harus diawali

dengan niat yang baik dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan agar tidak

putus asa ditengah jalan.

Dalam Al Qur’an juga disebutkan bahwa dalam surat Ar Rad:11

61 Mahfudh, Pengantar……………………………..11462 Alhafidh dan Masrup Suhaemi,Tarjamah Ridhaus Shalihin,(Surabaya: Mahkota, 1986),6

47

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah yang ada pada mereka sendiri”. (QS.Ar Rad :11).

Dengan demikian, di dalam ajaran islam juga terdapat konsep tentang

pentingnya motivasi. Karena dalam menempuh suatu kehidupan, manusia

selalu menginginkan akan adanya suatu perubahan. Dan perubahan tersebut

adalah sesuatu yang menjadi tuntutan dan tidak dapat ditinggalkan.

Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar motivasi berkaitan erat

dengan prestasi atau perolehan belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang

tinggi akan memperoleh hasil belajar atau prestasi yang tinggi, dan sebaliknya

siswa yang memiliki motivasi yang rendah, rendah pula hasil belajar atau

prestasinya.

Sebagai upaya dalam menimbulkan membangkitkan motivasi belajar

siswa, hendaklah seorang guru memberikan dorongan atau stimulus belajar

agar siswa meningkatkan belajar siswa secara aktif. Karena adanya motivasi

belajar akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Di samping itu, dalam

memberikan motivasi seorang guru harus dapat menciptakan kondisi belajar

yang dapat merangsang dan menantang siswa untuk belajar khususnya mata

pelajaran PAI. Kegiatan belajar PAI yaitu keaktifan usaha seseorang dalam

mendapatkan kemajuan baik pada ilmu pengetahuan, keterampilan atau sikap

yang sesuai dengan tujuan dalam mempelajari PAI . Karena dalam interaksi

edukatif, tidak semua siswa termotivasi untuk mata pelajaran tertentu.

Motivasi siswa dalam menerima pelajaran tentu berbeda-beda. Hal ini perlu

48

disadari oleh guru agar dapat memberikan motivasi yang bervariasi kepada

siswa agar mendapatkan prestasi yang sesuai dengan kemampuannya.

6. Indikator Motivasi Dalam Belajar

Motivasi belajar merupakan suatu perubahan energi dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Menurut Sardiman AM dan Syaiful Bahri Djamarah

motivasi belajar juga mempunyai indicator- indicator, dimana indicator itu

merupakan salah satu tujuan dari proses belajar mengajar.

Adapun indikator dari motivasi belajar siswa pada bidang PAI yaitu:

tekun mengerjakan tugas PAI (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum tidur), ulet menghadapi kesulitan (tidak

lepas putus asa), lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pada

bidang PAI, lebih disiplin dalam menggunakan waktu belajar, dapat

mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu), dan tidak

mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

Indikator motivasi belajar seperti itu akan sangat penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil

baik, jika guru dengan siswanya dapat berinteraksi dengan siswanya dapat

memberikan motivasi yang tepat dan optimal.

49

C. Pengaruh Metode Resitasi Melalui World Wide Web Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Pada Bidang PAI

Di dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan faktor belajar yang

sangat penting dan syarat mutlak dalam belajar yang harus diupayakan dan

diusahakan. Oleh karena itu, guru harus dapat menimbulkan dan membangkitkan

motivasi belajar yang ada pada diri siswa.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Perananya adalah menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat

untuk belajar. Seorang siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajar akan

tercapai secara optimal.

Mengajar merupakan usaha untuk menciptakan situasi dimana siswa

diharapkan dapat belajar secara efektif. Situasi belajar terdiri dari beberapa faktor

seperti siswa, fasilitas, belajar dan cara penilaian. Dalam situasi belajar seperti ini

seorang guru dapat mengatakan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang disebut

direction dan membimbing serta membantu siswa dalam menyelesaikan tugas

atau yang disebut guidance63.

Dalam proses belajar mengajar, metode yang dipakai oleh guru tidak

hanya sekerdar berfungsi menyampaikan / mengutarakan meteri pelajaran

khususnya PAI kepada siswa. Akan tetapi, metode yang digunakan untuk

mengaktifkan siswa sehingga siswa akan terlibat secara langsung baik fisik

63 J. Mursell dan S. Nasution, Mengajar Dengan Sukses.(Jakarta: Bumi Aksa, 1995), 9.

50

maupun psikis. Oleh karena itu, dalam menetapkan dan menggunakan metode

mengajar harus dapat mendorong dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Guru yang terampil dan penuh tanggung jawab akan selalu berusaha

menciptakan suasana kelas dalam keadaan hidup dan menyenangkan. Tidak dapat

di sembunyikan lagi bahwa pengetahuan guru dalam mengelola kelas sangat

diperlukan. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih bentuk motivasi yang tepat

dalam membangkitkan gairah dan semangat belajar siswa. Maka dari itu, salah

satu usaha yang dilakukan oleh guru dalam menggugah motivasi belajar siswa

adalah dengan menggunakan metode resitasi melalui World Wide Web.

Adapun yang dimaksud metode resitasi World Wide Web adalah suatu

cara penyajian bahan pelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu,

dimana mencari bahan tugasnya lewat internet dengan fasilitas “World Wide

Web” kepada siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa

mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas

tersebut dapat dilaksanakan oleh siswa di halaman sekoalah, warnet atau dimana

saja asal tugas tersebut dapat dikerjakan.

Penggunaan metode resitasi melalaui World Wide Web diharapkan dapat

merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide / gagasan dalam memecahkan

suatu masalah sehingga memperluas wawasan, mengembangkan sikap

menghargai, toleransi, bertanggung jawab dan disiplin serta merangsang siswa

melakukan aktivitas belajar baik secara individual maupun secara berkelompok

51

agar dapat mengembangkan kemandirian siswa sehingga motivasi belajar siswa

dapat meningkat.

Dalam interaksi edukatif, para siswa sering dihadapkan pada berbagai

macam permasalahan yang kadang-kadang tidak hanya dengan satu cara, namun

memerlukan berbagai cara yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah yang

sukit untuk dipecahkan.

Proses metode resitasi melalui World Wide Web bertujuan untuk

mengembangkan insiatif, kreatif dan sikap mandiri pada siswa64. Segala tugas

yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dan dilaksanakan di rumah dengan

mencari bahan pelajaran (tugas) lewat internet dengan fasilitas World Wide Web.

Dalam pemberian tugas-tugas yang menarik akan meningkatkan perhatian siswa

dalam mengerjakannya dengan penuh sungguh-sungguh dan penuh ketekunan.

Siswa tersebut akan berusaha untuk mencari dan menemukan jawaban atas tugas

yang telah diberikan oleh guru.

Dalam melaksanakan dan mengerjakan tugas tersebut, siswa akan

berusaha untuk mempelajari sendiri dengan jalan mengerjakan, dan mencoba

mengerjakan sendiri mencari bahan pelajaran (tugas) dengan fasilitas World Wide

Web.

64 Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi,……………….68

52

Pemberian tugas atau resitasi melalui World Wide Web dalam melatih

kemandirian dalam kerja perorangan yang bertanggung jawab maupun kerja

kelompok jika tugas-tugas tersebut perlu diselesaikan secara kelompok65.

Resitasi atau tugas yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dan

dilaksanakan di rumah dengan mencari bahan pelajaran lewat internet dengan

fasilitas World Wide Web. Pemberian tugas ini sangat bermanfaat mengingat

siswa dapat dididik dan dilatih untuk menghadapi teknologi yang semakin

canggih di zaman sekarang ini, dan dapat mengatasi masalah belajar yang sedang

dihadapi secara mandiri. Sehingga siswa akan berusaha mempelajari sendiri

masalahnya tersebut dengan jalan mencari bahan pelajaran (tugas) lewat internet

dengan fasilitas World Wide Web, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri

dan lain-lain. Sehingga siswa akan terbiasa bersikap mandiri tanpa harus selalu

minta bantuan orang lain, karena dalam mengahadapi kesulitan mereka tidak akan

putus asa.

Dengan adanya tugas yang dibebankan kepada siswa akan memupuk rasa

tanggung jawab yang ada pada diri siswa karena adanya suatu kewajiban. Hal ini

terbukti dengan adanya pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru kepada

siswa tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Di dalam ajaran Islam Allah berfirman dalam Qs. Al-Zalzalah ayat 7 – 8

yang berbunyi:

65 A. sama,Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) danPertimbangan Metodologinya,(Yogyakarta:Kanisius,1992), 139.

53

Artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya

dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan

sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula”. (QS. Al

Zalzalah: 7 – 8).

Dari ayat tersebut diatas, apabila dihubungkan dengan pengertian

motivasi, maka motivasi merupakan faktor pendorong yang menyebabkan

seseorang melakukan pekerjaan yang baik meskipun seberat dzarroh, maka Allah

akan memberikan pahala kebaikan bagi pelakunya, begitu pula sebaliknya.

Jadi, motivasi merupakan tenaga pendorong yang kuat bagi guru maupun

siswa untuk lebih giat dalam melaksanakan kewajiban dan tugas masing-masing.

Adapun tugas dan guru selain mengajar adalah juga menimbulkan motivasi

belajar siswa dapat meningkat. Oleh karena itu, guru bertanggung jawab

melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik, dan keberhasilan

ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajarnya.

Dengan demikian setiap pengajar melaksanakan dengan menggunakan

metode resitasi melalui World Wide Web akan membangkitkan motivasi belajar

yang ada pada diri siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal.

54

Dari beberapa uraian di atas, maka penggunaan metode resitasi melalui

World Wide Web berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. HIPOTESIS

Istilah hipotesa (Hypothesis) berasal dari dua suku kata yaitu hipo (hypo)

yang artinya di bawah dan tesa (thesis) artinya suatu pernyataan yang telah diakui

kebenarannya. Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang

belum sepenuhnya diakui kebenarannya66.

Dengan demikian, hipotesis merupakan jawaban sementara karena masih

memerlukan pengujian terlebih lanjut melalui proses penelitian dan analisis

statistik. Dari hasil penelitian ini nantinya akan diperoleh suatu jawaban, apakah

suatu hipotesis penelitian yang telah ditentukan dapat diterima atau ditolak.

Dalam penelitian ini, terdapat 2 jenis hipotesis yang digunakan antara lain:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Bahwa ada pengaruh antara metode resitasi melalui World Wide Web

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh antara metode resitasi melalui World Wide

Web terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

66 I.B. Netra, Statistik Inferensial, (Surabaya: Usaha Nasional,1974), 26