22
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep Media Pembelajaran a. Pengertian Media Menurut Gagne dalam Rusman (2013 : 64) mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Fauzi (2015 : 8) menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Lebih lanjut lagi AECT (Assosiation of Education and Communication Technology) memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan NEA (National Education Assosiation) media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Rusman, 2013 : 64). Berdasarkan beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses diantara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Pembelajaran juga merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Fauzi (2015 : 8) pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk pembelajaran siswa

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep Media ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414141038.pdf7) kelompok ketujuh; multimedia. 5) Media objek dan media interaktif

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Konsep Media Pembelajaran

    a. Pengertian Media

    Menurut Gagne dalam Rusman (2013 : 64) mengartikan media

    sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

    merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Fauzi (2015 : 8)

    menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi

    dari sumber informasi kepada penerima informasi.

    Lebih lanjut lagi AECT (Assosiation of Education and

    Communication Technology) memberikan batasan media sebagai segala

    bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau

    informasi dan NEA (National Education Assosiation) media sebagai segala

    benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan

    beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut (Rusman, 2013

    : 64).

    Berdasarkan beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

    menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan

    semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

    terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

    b. Pengertian Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan proses diantara pembelajar, pengajar, dan

    bahan ajar. Pembelajaran juga merupakan suatu kombinasi yang tersusun

    meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan

    prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan dalam

    pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Fauzi (2015 : 8) pembelajaran

    adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk pembelajaran siswa

  • 7

    dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan,

    keterampilan dan sikap.

    Pada dasarnya istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukan

    usaha Pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang

    ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta

    pelaksanaanya terkendali. Sedangkan proses belajar mengajar menurut

    Daryanto (2011 : 4) menyatakan pada hakikatnya adalah proses komunikasi

    penyamapaian pesan dari pengantar kepenerima.

    Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan

    dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses

    pembelajaran juga merupakan komunikasi sehingga media pembelajaran

    merupakan media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi

    tersebut.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan

    bahwa media pembelajaran merupakan sarana komunikasi yang digunakan

    untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

    belajar yang sudah direncanakan.

    c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

    Media cukup banyak macam ragamnya, ada media yang hanya dapat

    dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Adapula yang

    penggunaanya tergantung pada hadirnya seorang guru atau pembimbing.

    Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pembelajaran, pengelompokan

    atas media dan sumber belajar dapat juga ditinjau dari jenisnya, Rusman

    (2012 : 142) mengatakan ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam

    pembelajaran, yaitu:

    1) Media Visual: Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat

    dengan menggunakan indera yang terdiri atas media yang dapat

    diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya

    berupa gambar diam atau gambar bergerak.

    2) Media Audio: Media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif

    yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para

  • 8

    peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contohnya: program kaset

    suara dan program radio.

    3) Media Audio-Visual: Media yang merupakan kombinasi audio dan

    visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Contohnya:

    program video, televise instruksional, dan program slide suara.

    4) Kelompok Media Penyaji: Media kelompok penyaji dikelompokan ke

    dalam tujuh jenis, yaitu: 1) kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan

    gambar diam. 2) kelompok kedua; media proyeksi diam. 3) kelompok

    ketiga; media audio. 4) kelompok keempat; media video. 5) kelompok

    kelima; media gambar/film. 6) kelompok keenam; media televise, dan

    7) kelompok ketujuh; multimedia.

    5) Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek

    merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak

    dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti

    ukuranya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya dan

    sebagainya. Sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah

    media yang menuntut siswa untuk berinteraksi selain melihat dan

    mendengarkan.

    d. Fungsi Media Pembelajaran

    Media pembelajaran dapat dipakai sesuai kebutuhan pengajar atau

    siswa artinya, penggunaan media juga digunakan dan disesuaikan dengan

    materi yang berkaitan sehingga memperjelas penyajian materi yang

    disampaikan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran mampu menarik

    siswa untuk semakin giat belajar. Motivasi belajar siswa dapat terdorong

    jika pelajaran yang diajarkan dapat menarik minat serta membuatnya ingin

    mengetahui lebih lanjut, disinilah media memiliki peranan atau fungsi

    dalam pembelajaran. Menurut Sudjana dalam Fauzi (2014 : 17) fungsi

    media pembelajaran yaitu:

    1) Menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi dalam

    diri siswa.

  • 9

    2) Memperjelas makna dari bahan pelajaran sehingga dapat lebih dipahami

    oleh siswa.

    3) Memvariasikan metode mengajar oleh guru.

    4) Menambah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

    2. Media ICT

    a. Pengertian Media ICT

    Menurut Rusman (2012 : 156) mengatakan media ICT atau yang

    sering disebut dengan pembelajaran berbasis ICT adalah komponen sumber

    belajar yang mengandung materi instruktional dilingkungan siswa yang

    berbentuk teknologi informasi dan komunikasi.

    Menurut Nunuk (2015 : 4) mengatakan media ICT yaitu media

    pembelajaran sarana penyebaran informasi yang berupa perangkat keras,

    perangkat lunak, system jaringan, dan infrastruktur komputer maupun

    telekomunikasi agar data dapat disebar dan diakses secara global.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa media

    pembelajaran ICT yaitu media pembelajaran yang mana semua teknologi

    yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan,

    penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi/data dengan

    menggunkan komputer dan telekomunikasi.

    b. Jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT

    ICT mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk

    menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam

    proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:

    1) Teknologi Komputer

    Menurut Rusman (2013 : 47) mengatakan peranan komputer

    sebagai media pembelajaran menjadi sumber utama dalam

    mengimplementasikan program pembelajaran di sekolah. Jadi media

    berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran berbantuan komputer

    ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan

    hamper seluruh media, yaitu: teks, grafis, gambar, photo, audio, video

  • 10

    dan animasi. Seluruh media tersebut secara konvergen akan saling

    mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar biasa

    kemampuanya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak

    dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuanya untuk

    memfasilitasi interaktivitas peserta didik dengan sumber belajar yang

    ada pada komputer.

    2) Teknologi Komunikasi

    Menurut Rusman dalam Nunuk (2015 : 5) beberapa bagian

    media telekomunkasi adalah telepon seluler dan faximile. Teknologi

    komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya

    dalam bentuk telepon seluler dan faximile saja namun bermacam-

    macam, seperti handphone, e-mail, facebook, twitter dan lain

    sebagainya.

    3) Teknologi Jaringan Komputer

    Teknologi ini terdiri dari perangkat keras seperti LAN, internet,

    wifi, dan lain-lain. Selain itu juga terdiri dari perangkat lunak

    pendukungnya atau aplikasi jaringan seperti WEB, e-mail, html, java,

    php, aplikasi basis data dan lain-lain.

    4) Teknologi Multimedia

    Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi

    dengan CD player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses

    gambar gerak, audio, dan grafis dalam resolusi yang tinggi.

    c. Pengertian Teknologi Multimedia

    Menurut Rusman (2012 : 140) mengatakan bahwa teknologi

    multimedia atau yang dikenal dengan pembelajaran berbasis multimedia

    adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan computer untuk

    membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video

    dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan

    pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan

    berkomunikasi.

  • 11

    Menurut Sutopo dalam Nunuk (2015 : 5) mengatakan bahwa media

    pembelajaran yang termasuk teknologi multimedia adalah kamera digital,

    kamera video, player suara, player video dan lain sebagainya. Dalam artiam

    multimedia diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD player,

    kemampuan memproses gambar, audio, video dan grafis dalam resolusi

    yang tinggi.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi

    multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan

    menggabungkan teks, suara, gambar animasi dan video dengan alat bantu

    (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,

    berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi. Dengan menggunakan teknologi

    multimedia dalam pembelajaran akan sangat membantu dalam proses

    pembelajaran dan memberikan keuntungan dibandingkan media

    konvensional.

    d. Manfaat Multimedia dalam Pembelajaran

    Dalam proses belajar mengajar, hal utama yang harus diperhatikan

    oleh seorang guru dalam penggunaan media adalah berkaitan dengan

    analisis manfaat dari penggunaan media tersebut. Ada beberapa alasan yang

    harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran berkaitan

    dengan analisis manfaat yang akan diperoleh. Sebagaimana dikemukakan

    oleh Sudjana dan Rivai dalam Rusman (2012 : 142) yaitu:

    1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar.

    2) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

    komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

    peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bagi

    guru yang mengajar setiap jam pelajaran.

    3) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat mudah

    dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik

    menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

  • 12

    4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

    hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti

    mengamati melakukan, mendemeonstrasikan, dan lain-lain.

    e. Langkah-langkah Menggunakan Multimedia

    Multimedia dalam penggunaanya terdapat beberapa langkah seperti

    yang diungkapkan oleh Munir (2013 : 155):

    1) Tahap Persiapan

    a) Siapkan laptop yang di dalamnya telah terangkai komponen-

    komponen berbasis multimedia. Ada visualisasi gambar, audio,

    VCD-DVD, wereles program serta software lain yang bisa

    digunakan dalam pembelajaran.

    b) Siapkan infocus untuk memperlihatkan gambar/video kepada siswa,

    agar siswa dapat melihat secara menyeluruh

    c) Siapkan materi ajar yang akan disampaikan, baik itu gambar atau

    berbentuk video yang sesuai dengan apa yang akan disamapaikan

    kepada siswa.

    2) Tahap Pelaksanaan

    a) Siapkan laptop dan infocus, sambungkan laptop keinfocus, lalu buka

    materi atau video yang akan ditampilkan pada siswa.

    b) Setelah video terlihat oleh siswa guru juga menerangkan secara lisan

    apa yang terjadi dalam video tersebut.

    c) Untuk mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan multimedia,

    guru kembali membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan

    yang baru saja disampaikan

    d) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

    menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.

    f. Kelebihan dan Kelemahan Multimedia

    Multimedia dalam pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

    kelemahan. Seperti yang disebutkan oleh Masfiqon (2012 : 189) yaitu:

    1) Kelebihan Multimedia

    a) Lebih menarik minat siswa.

  • 13

    b) Lebih efektif dan efisien.

    c) Lebih praktis dan materi lebih banyak diserap siswa karena sesuai

    modalitas belajarnya

    d) Memotivasi peserta didik dalam pembelajaran, karena pembelajaran

    dengan menggunakan multimedia lebih menarik dan siswa dapat

    berkonsentrasi pada saat belajar.

    2) Kelemahan Multimedia

    a) Hanya akan berfungsi sebagai hal-hal yang sudah terprogramkan.

    b) Memerlukan peralatan (komputer) multimedia.

    c) Pengembanganya memerlukan waktu yang cukup lama.

    d) Perlu kemampuan pengoprasian.

    3. Konsep Minat Belajar

    a. Pengertian Minat

    Minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan. Seseorang

    yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara

    konsisten dengan rasa senang (Slameto, 1995 : 20).

    Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari

    keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat kegiatan adalah

    kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi,

    pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

    Menurut Ramayulis (2001 : 91) seperti yang diungkapkan Walgito

    minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian

    terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan

    mempelajarinya maupun membuktikanya.

    Melihat dari beberapa pengertian di atas yang dimaksud dengan

    minat adalah suatu kecendereungan dan keinginan yang besar terhadap

    sesuatu yang disertai dengan perasaan senang, tertarik, pemusatan

    perhatian, serta kecenderungan-kecenderungan yang lain yang mengarah

    pada suatu pilihan.

  • 14

    b. Pengertian belajar

    Pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang ditimbulkan

    atau diubah melalui latihan atau pengalaman (Soemanto, 2003 : 99).

    Menurut Gagne dalam Dahar (2006 : 2) menyatakan belajar dapat

    didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah

    perilakunya sebagai akibat pengalaman.

    Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu

    proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

    dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2015

    : 2). Sedangkan menurut Rusman (2012 : 85) belajar merupakan suatu

    aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis.

    Aktivitas psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental misalnya

    aktivitas berfikir, memahami, menyimak, membandingkan dan sebagainya.

    Sedangkan aktivitas fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses

    penerapan misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktek dan

    sebagainya.

    Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas merupakan suatu

    proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai perubahan tingkah

    laku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamanya sendiri dalam

    interaksi dengan lingkunganya.

    Berdasarkan paparan di atas minat belajar adalah aspek psikologi

    seseorang yang menampakan diri dalam beberapa gejala, seperti: keinginan,

    perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui

    berbagai kegiatan yang meliputi menari pengetahuan dan pengalaman,

    dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan

    seseorang (peserta didik) terhadap belajar yang ditunjukan melalui

    keantusiasan, pertisipasi dan keaktifan dalam belajar.

  • 15

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

    Menurut Taufani (2008 : 38) ada tiga faktor yang mendasari

    timbulnya minat yaitu:

    1) Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri,

    sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu

    untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan

    menimbulkan minat untuk belajar.

    2) Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar

    dapat diterima dan diakui oleh lingkunganya. Minat ini merupan

    semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya.

    Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapat penghargaan dari

    orang tuanya.

    3) Faktor emosional, yaitu minat erat hubunganya dengan emosi karena

    faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan

    dengan objek minatnya.

    Agar siswa memiliki minat untuk belajar, guru harus berusaha

    membangkitkan minat siswa agar proses belajar mengajar yang efektif

    tercipta di dalam kelas dan siswa mencapai suatu tujuan sebagai hasil dari

    belajarnya.

    d. Upaya untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa

    Menurut Syah (2002 : 192) bahwa minat dapat mempengaruhi

    kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Guru

    seyogyanya membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan

    yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih

    sama dengan membangun sikap positif.

    Mengenai minat ini menurut Sardiman (2009 : 95) dapat

    dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:

    1) Membangkitkan suatu kebutuhan.

    2) Menghubungkan dengan persoalan yang lampau.

    3) Memberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.

  • 16

    4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

    Menurut Dalyono (2001 : 56-57) bahwa minat dapat timbul karena

    daya tarik dari luar, perasaan senang, dan sikap yang positif yang akan

    meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi

    tertentu.

    Berdasarkan paparan di atas minat belajar bisa tumbuh dari dalam

    dan dorongan dari luar yang menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran

    yang diikutinya. Dengan perasaan senang maka minat belajar akan tumbuh

    dengan sendirinya sehingga materi yang disampaikan guru pada saat proses

    pembelajaran bisa dengan mudah diterima siswa.

    4. Konsep Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Menurut Winkel dalam Purwanto (2016 : 45) hasil belajar adalah

    perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

    lakunya, aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran

    yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

    Dimyati dan Moedjiono (2006 : 200) mengatakan bahwa hasil

    belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak

    belajar. Hamalik (2001 : 34) menyebutkan ada tiga teori tentang hasil

    belajar yaitu:

    1) Teori disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi

    dapat diperkuat melalui latihan akademis.

    2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon

    yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan.

    3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada pembentukan pengertian

    yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamanya.

    Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas dapat

    disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat

    belajar. perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan

    atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar menagajar.

  • 17

    Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

    Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun

    psikomotorik.

    b. Jenis-jenis Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan aspek yang penting dalam proses

    pembelajaran. kita dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

    terhadap pemberian materi melalui hasil belajar. hasil belajar dapat

    diketahui melalui penilaian. Bloom dalam Sudjana (2011 : 22)

    mengklarisifikasikan jenis-jenis hasil belajar sebagai berikut:

    1) Ranah Kognitif

    Berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di

    dalamnya kemampuan menghafal, mengaplikasikan, menganalisis dan

    kemampuan mengevaluasi. Ketercapaian hasil belajar dalam ranah

    kognitif akan terlihat dari hasil tes yang diujikan. Terdapat enam tingkat

    di dalam hasil belajar ranah kognitif, yaitu:

    a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya

    konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat

    menggunkannya.

    b) Tipe hasil belajar: Pemahaman

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi

    pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa

    harus menghubungkannya dengan hal-al lain. Kemampuan ini

    dijabarkan lagi menjadi tiga yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan

    mengekstrapolasi.

    c) Tipe hasil belajar: Penerapan

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tat acara ataupun

    metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.

  • 18

    d) Tipe hasil belajar: Analisis

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu

    ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya.

    Kemampuan analisis dikelompokan menjadi tiga yaitu analisis

    unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang

    terorganisasi.

    e) Tipe hasil belajar: Sintesis

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik, untuk menghasilkan suatu yang baru dengan cara

    menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa

    tulisan, rencana atau mekanisme.

    f) Tipe hasil belajar: Evaluasi

    Tipe ini merupakan jenjang kemampuan yang menuntut

    peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan,

    pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.

    2) Ranah Afektif

    Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

    mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya

    bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tinggi. Hasil belajar

    ranah afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku,

    seperti perhatiannya terhadap pembelajaran IPS, keaktifan dalam

    pembelajaran, motivasi yang tinggi, serta penghargaan dan rasa hormat

    kepada guru mata pelajaran. Yang termasuk dalam ranah afektif adalah:

    a) Menerima (attending) peserta didik memiliki keinginan untuk

    memperhatikan suatu fenomena khusus. Misalnya keadaan kelas,

    berbagai kegiatan sekolah (kegiatan musik, ekstrakulikuler). Disini

    guru hanya bertugas mengarakan perhatian peserta didik pada

    fenomena yang menjadi objek afektif.

    b) Tanggapan (responding) merupakan partisipasi aktif peserta didik,

    yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada kesempatan ini peserta

  • 19

    didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus tetapi juga

    bereaksi terhadap fenomena yang ada. Serta peringkat tertinggi pada

    kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada

    pencarian hasil dan kesenangan pada aktifitas khusus. Misalnya

    senang bertanya, senang membaca buku, senang membantu sesame

    dan lain sebagainya.

    c) Menilai (valuing) melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap

    yang menunjukan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat

    senangnya mulai dari menerima sesuatu misalnya keinginan untuk

    meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Hasil

    belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten

    dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan

    pembelajaran, penilaian ini diklasifikasi sebagai sikap apresiasai

    d) Organisasi (organization) antara nilai yang satu dengan nilai yang

    lainnya dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan, serta mulai

    membangun system nilai internal yang konsisten. Hasil belajar pada

    peringkat ini, misalnya pengembangan filsafat hidup.

    e) Karakterisasi (characterization) pada peringkat ini peserta didik

    memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada

    suatu waktu tertentu hingga terbentuk pola hidup hasil belajar pada

    peringkat ini adalah berkaitan dengan tingkat pribadi, emosi dan rasa

    sosialisasi.

    3) Ranah Psikomotorik

    Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan

    (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotorik

    berhubungan dengan aktifitas fisik. Ada enam tingkatan dalam ranah

    psikomotorik, yaitu:

    a) Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

    b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

    c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

    membedakan auditif motoris, dan lain-lain.

  • 20

    d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

    ketepatan

    e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

    pada keterampilan yang kompleks.

    f) Kemampuan berkenaan dengan komunikasi non-decursive, seperti

    gerakan ekspresif dan interpretative.

    Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang diukur dalam

    penelitian ini adalah hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, aspek

    efektif, dan aspek pesikomotorik.

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi

    dalam Rusman (2012 : 124) meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu:

    1. faktor Internal

    a) Faktor Fisiologis

    Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan

    yang prima tidak dalam keadaan lemah dan capek, tidak dalam

    keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat

    mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

    b) Faktor Psikologis

    Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki

    kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut

    mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi

    perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, daya nalar siswa.

    2. Faktor Eksternal

    a) Faktor Lingkungan

    Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

    lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan

    alam meliputi suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah

    hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya

    akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar dipagi hari

  • 21

    yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung

    untuk bernafas lega.

    b) Faktor Instrumental

    Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaanya

    dirancang sesuai hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini

    diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-

    tujuan belajar yang telah direnvanakan. Faktor-faktor ini berupa

    kurikulum, sarana, dan guru.

    5. Konsep Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs

    a. Pengertian Pembelajaran

    Hamalik (2010 : 57) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

    kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

    fasilitas, perlengkapan dan prosedur. Suatu kombinasi tersebut saling

    mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia yang

    terlibat dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya.

    Unsur material antara lain adalah buku-buku, papan tulis, dan kapur. Unsur

    fasilitas dan perlengkapan antara lain mencakup ruangan kelas dan

    perlengkapan visual. Unsur yang terakhir adalah prosedur. Prosedur dapat

    meliputi jadwal dan model penyampaian informasi.

    Selanjutnya Isjoni (2010 : 14) menyatakan bahwa pembelajaran

    pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan

    sesuatu kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi

    dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Pihak-pihak

    yang terlibat dalam pembelajaran adalah guru dan siswa yang berinteraksi

    edukatif antara satu dengan yang lainya.

    Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran adalah suatu kondisi lingkungan belajar yang didesain secara

    sengaja oleh pendidik agar tercipta sebuah interaksi aktif edukatif antara

    guru dan siswa dalam pemindahan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

  • 22

    b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berasal dari Amerika dengan nama

    Social Studie. National Council for Social menurut Savege and Armstrong

    dalam Supardi (2011 : 182) bahwa IPS sebagai berikut:

    “Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities

    to promote civic competence. Within the school program, discipline as

    anthropology, archaeology, psychology, economics, geography, history,

    law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as

    well appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural

    sciences.”

    Terkait dengan pengertian tersebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    dapat dikatakan sebagai mata pelajaran disekolah yang dirumuskan atas

    dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu

    pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-

    ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik,

    hukum, budaya, psikologi sosial, ekologi).

    Menurut Supardi (2010 : 192) pendekatan pembelajaran terpadu

    dalam IPS sering disebut pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran

    terpadu hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang

    memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif

    mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara

    holistik dan otentik. Disini sangat jelas bahwa dengan pembelajaran secara

    terpadu sangat memungkinkan timbulnya pemikiran-pemikiran kritis dari

    siswa terhadap penomena-penomena dilingkungan mereka. Dalam UU No.

    20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

    “IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum

    pendidikan dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu

    bumi/geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang

    dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

    kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat”.

  • 23

    Berdasarkan pada beberapa paparan mengenai pengertian IPS di

    atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    di SMP/MTs adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang dirumuskan

    atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diorganisasikan dengan satu

    pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau transdisipliner dari ilmu-

    ilmu sosial dan humaniora (sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, politik,

    hokum, budaya, psikologi social, ekologi).

    c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    Menurut permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi

    pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut:

    1) Memberikan pengetahuan untuk menjadikan siswa sebagai warga

    negara yang baik, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak

    dan kewajibanya sebagai warga bangsa, bersikap demokratis dan

    bertanggung jawab memiliki identitas dan kebanggaan nasional.

    2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan inkuiri untuk

    memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian memiliki

    keterampilan sosial untuk ikut berpartisispasi dalam memecahkan

    masalah-masalah sosial.

    3) Melatih belajar mandiri, di samping belajar untuk membangun

    kebersamaan melalui program-program pembelajaran yang lebih

    kretatif inovatif.

    4) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial.

    Melalui pembelajaran IPS, diharapkan siswa memiliki kecerdasan dan

    keterampilan dalam berbagai hal yang terkait dengan kehidupan sosial

    kemasyarakatan. Menumbuhkan rasa senang terhadap setiap aktivitas

    sosial, sehingga melahirkan kebiasaan sosial yang sesuai dengan nilai,

    norma, dan ketentuan yang ada. Secara tidak langsung juga akan

    menimbulkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

    lingkungan.

    5) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

    lingkungan.

  • 24

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari

    pendidikan IPS sebenarnya erat kaitanya dengan pendidikan karakter.

    Seperti menumbuhkan rasa peduli dalam memahami lingkungan sekitar,

    mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

    analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

    bermasyarakat yang dinamis. Sehingga dengan pembelajaran IPS akan

    dapat menumbuhkan manusia yang berfikir kritis, logis, sistematis, kretif,

    dan peka.

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

    antara lain:

    1. Hendri Harliawan 2014 dengan judul PENGGUNAAN MEDIA

    PEMBELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL

    BELAJAR IPS KELAS VIII J SMP NEGERI 5 SINGARAJA. Berdasarkan

    hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal

    sebagai berikut. (1) Penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis

    Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) dapat meningkatkan hasil

    belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja. Hal

    ini dapat dilihat pada siklus I hasil belajar siswa mencapai ketuntasan

    65,52% dengan nilai ratarata 69,87. Pada siklus II mengalami peningkatan

    dengan ketuntasan belajar 93,10% dengan nilai rata-rata siswa secara

    keseluruhan adalah 80,00. (2) Dengan penggunaan media pembelajaran

    interaktif berbasis TIK pada kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja

    memberikan respons positif dengan nilai rata-rata respons siswa sebesar

    41,79. Hal ini berarti penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis

    TIK sudah berhasil diikuti dengan baik oleh siswa.

    2. Dirwan Alwi Palewa 2014 dengan judul PERANAN MEDIA

    PEMBELAJARAN ICT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA

    PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMA MA’ARIF NU PANDAN

    media ini dapat digunakan dalam hampir setiap proses pembelajaran dan

  • 25

    cukup berhasil dalam kegiatan belajar mengajar di SMA MA’ARIF NU

    PANDAN yang sudah berlangsung lama.

    3. Nely Sofa 2008 dengan judul PENGGUNAAN MEDIA ICT DALAM

    PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (Studi Kasus di SMP

    Muhammadiyah 1 Yogyakarta) berdasarkan hasil analisis deskriftif bahwa

    proses pembelajaran Bahasa arab yang dilaksanakan di SMP

    Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam menggunakan media ICT sudah

    terlaksana dengan baik. Dalam penyampainya guru menggunakan internet,

    komputer dan LCD untuk membantu menyampaikan materi. Salah satu

    contoh penggunaan media internet dalam pembelajaran Bahasa arab adalah

    pemanfaatan internet untuk melihat kamus secara online hal ini sangat

    membantu para siswa karena tampilan lebih menarik dalam lebih jelas.

    Berdasrkan ketiga penelitian terdahulu ada kesamaan dengan penelitian

    yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan media

    pembelajaran ICT/TIK dan perbedaanya itu bisa dilihat dari tempat peneltian

    dan jenis penelitianya yang mana penelitian terdahaulu menggunakan jenis

    penelitian kualitatif sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan

    jenis penelitian PTK. Kelebihan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu lebih

    lengkap dari penelitian terdahaulu tidak hanya meneliti prestasi siswa saja tapi

    juga meneliti minat siswa dalam pembelajaran.

    C. Kerangka Pemikiran

    Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan belajar dikelola

    secara sengaja oleh pendidik untuk melibatkan peran aktif siswa dalam

    peindahan pengetahauan, sikap, dan keterampilan. Kurangnya minat belajar

    siswa khususnya pelajaran IPS berdampak pada situasi belajar yang kurang

    aktif yang akan berdampak pada nilai akhir atau hasil belajar yang tidak sesuai

    yang di harapkan.

    Tinggi rendahnya minat belajar dipengaruhi dua faktor yaitu faktor

    dalam diri siswa dan faktor dari luar seperti metode dan media pembelajaran

    yang dipakai guru saat proses pembelajaran. Posisi guru yang sangat dominan

  • 26

    dalam poses pembelajaran akan membuat siswa jenuh, apalagi media yang

    digunakan guru kurang menarik dan hanya didominasi dengan ceramah.

    Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa media pembelajaran yang

    menarik dan menyenangkan akan membuat minat dan hasil belajar siswa

    bertambah.

    Setelah memperhatikan keadaan kelas di atas, maka peneliti mencoba

    menggunkan media pembelajaran ICT untuk mengatasi permasalahan tersebut,

    dengan demikian uraian kerangka pikir dapat di gambarkan sebagai berikut:

    Gambar 1.

    Kerangka pemikiran

    Tindakan

    Kondisi

    Akhir

    Kondisi

    Awal

    Guru: belum

    menggunakan

    media ICT

    Dalam pembelajaran

    guru mengguanakan

    media pembelajaran

    ICT

    Setelah menggunakan

    media pembelajaran

    ICT Meningkatnya

    minat dan hasil belajar

    siswa

    Minat dan hasil

    belajar siswa

    rendah

    Siklus 1,2 dan 3:

    Guru menggunakan

    media pembelajaran

    ICT

  • 27

    D. Hipotesis Tindakan

    Dengan menerapkan media pembelajaran ICT (Informatonon

    Communication Technologies) sebagai upaya meningkatkan minat dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditujukan pada hasil belajar

    yang meningkat, selanjutnya dapat diungkapkan dalam hipotesis tindakan

    sebagai berikut: “jika media pembelajaran ICT (Information

    Communication Technologies) diterapkan dalam pembelajaran dengan

    maksimal, maka hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Gunung Jati Kabupaten

    Cirebon meningkat”.