28
10 BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian Teori a. Pengertian Kompetensi Paedagogik a. Pengertian Kompetensi Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Hall dan jones (1976) mengatakan kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Pusat Kurikulum Depdiknas (2002) mengatakan kompetensi merupakan Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Pusat Kurikulum Depdiknas (2006) mengatakan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus ( Mulyasa, 2006: 25). Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak dilandasi ilmu pengetahuan yang hasil dari tindakan itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. SK Mendiknas RI No, 045/U2002 menyatakan elemen kompetensi terdiri dari (1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu dan pengetahuan; (3) kemampuan berkarya; (4) sikap dan prilaku dalam berkarya; dan (5) pemahaman kaidah kehidupan masyarakat. b. Fungsi Kompetensi Guru 1) Sebagai Pendidik dan pengajar Setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

10

BAB II

LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK

A. Kajian Teori

a. Pengertian Kompetensi Paedagogik

a. Pengertian Kompetensi

Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak. Hall dan jones (1976) mengatakan kompetensi

adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu

secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan

yang dapat diamati dan diukur.

Pusat Kurikulum Depdiknas (2002) mengatakan kompetensi merupakan

Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap

dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direflesikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak. Pusat Kurikulum Depdiknas (2006)

mengatakan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan

terus menerus ( Mulyasa, 2006: 25).

Jadi kompetensi menggambarkan kemampuan bertindak dilandasi ilmu

pengetahuan yang hasil dari tindakan itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

SK Mendiknas RI No, 045/U2002 menyatakan elemen kompetensi terdiri dari

(1) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu dan pengetahuan; (3) kemampuan

berkarya; (4) sikap dan prilaku dalam berkarya; dan (5) pemahaman kaidah

kehidupan masyarakat.

b. Fungsi Kompetensi Guru

1) Sebagai Pendidik dan pengajar

Setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta

didik, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap

perkembangan, terutama inovasi pendidikan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

11

2) Sebagai Anggota Masyarakat

Setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus

menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar

manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan

bekerjasam dengan kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam

kelompok.

3) Sebagai Pemimpin

Setiap guru adalah pemimpin, yang harus memiliki kepribadian,

menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik

berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi

sekolah.

4) Sebagai Administrator

Setiap guru akan dihadapkn pada berbagai tugas administrasi yang harus

dikerjakan disekolah, sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti,

rajin, serta memahami strategi dan manejemen pendidikan.

5) Sebagai Pengelola Pembelajaran

Setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran

dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas

(Mulyasa, 2006: 19).

c. Jenis Kompetensi Guru

Menurut Peratura Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

adapun macam Kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:

Kompetensi Pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh

melalui pendidikan Profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

12

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan Kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan untuk berkomunikasih dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang mencangkup penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta

penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya (Danim Sudarwan,

2010: 22).

d. Pengertian Pedagogik

Paedagogik berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya

anak, dan gogos berarti memimpin sedangkan akhirnya ik menun jukan ilmu jadi

paedagogik berarti ilmu dan seni memimpin anak.

Pedagogik secara etimologi berasal dari kata Yunani “paedos”, yang

berarti anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi

pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani

kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah.

Kemudian secara kiasan, pedagogik ialah seorang ahli, yang membimbing

anak ke arah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda)

pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah

tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan

tugas hidupnya”.

Pedagogik merupkan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu

pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk-beluk

pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak. Pedagogik

sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru khususnya guru Taman Kanak-kanak

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

13

dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapandengan anak yang belum

dewasa (Sadulloh, 2010: 1).

Pedagogik merupakan suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis dan

objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia,

hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta jakikat proses pendidikan.

Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai”

terraincegnita”(daerah tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah

hakikat hidup dan akhirat manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri.

Bahasa inggris istilah pendidikan mengunakan perkataan”education‟,

basanya istilah tersebut dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, dengan

alasan, bahwa di sekolah tempatnya anak dididik dibimbing oleh para ahli yang

khusus mengalami pendidikan dan latihan sebagai profesi. Kata education

berhubungan dengan kata latin”educere” yang berarti‟ mengeluarkan sesuatu

kemampuan‟(e = keluar, educere =memimpin), jadi berarti membimbing untuk

mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan dalam diri . kata” educere kita

temukan dalam kata konduktor, yaitu seorang yang memimpin sekelompok

pemain musik, juga seorang yang “memimpin sekelompok pemain musik, juga

seseorang yang”memimpin kereta api dalam perjalanan (kondektur”). Dalam

ilmu listrik, konduktorialah bahan (basanya logam) yang dapat” membawa‟

aliran listrik (Sadulloh, Uyoh 2010: 2-3).

Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara

khusus dan pengertian secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld

mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya

(Sadulloh, Uyoh 2010: 3).

Pendidik selayaknya jadi ada pada tiap proses kehidupan anak atau

manusia. Hal lain yang mengharuskan pendidikan itu ada pada tiap proses

kehidupan manusia adalah bahwa pada hakekatnya manusia itu ada pada tiap

proses kehidupan manusia adalah bahwa pada hakekatnya manusia itu

mempunyai prinsip ketergantungan satu sama lain, saling memberi bantuan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

14

tolong menolong, yang bukan hanya terjadi pada anak tetapi juga pada orang

dewasa ( Mulyasa, 2006: 25).

Hakikat ini tidak hanya menyangkut pada salah satu segi kehidupan

manusia, tetapi meliputi berbagai segi, antara lain sosial, ekonomi, kesehatan.

Oleh karena itu manusia, baik sebagai individu, kelompok ataupun masyarakat,

dalam usaha mencapai kesehatan yang optimal juga memerlukan bantuan

pendidikan ini (Ahmadi Abu, 2011: 76).

c. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru

berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,

emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus

mampu menguasai teori belajar dan prinsip – prinsip belajar, karena siswa

memiliki karakter, sifat dan interes yang berbeda.

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan yang berkaitan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Secara substansi, kompetensi ini mencangkup kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya Yang didalamnya harus mengusai (Sudjana

Nana, 1988: 34).

Karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

emosional dan intelektual, mengusai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik, menguasai kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran

mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi yang dimiliki,

berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik,

menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,

melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

(Mulyasa, 2006: 76 ).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

15

Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu

mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing – masing dan

disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimal potensi

peserta didik untuk mengaptualisasikan kemampuan di kelas, dan harus mampu

melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan.

Pengetahuan, keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus.

Lebih lanjut, dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa kompetensi

paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran

peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut

(Mulyasa, 2006: 76).

1) Kemampuan Mengelola Pembelajaran

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola

pembelajaran perlu mendapat pergatian serius. Hal ini penting, karena

pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian

masyarakat, dinilai kuring dari aspek paedagogis, dan sekolah Nampak lebih

mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai

dunianya sendiri.

2) Pemahaman terhadap peserta didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi

paedagogik yang harus dimliki guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang

harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,

kereativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.

Dalam proses penilaian Kompetensi 1, Kemampuan yang dinilai

adalah bagaimana guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang

karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran.

Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik intelektual, sosial emosional,

moral, dan latar belakang sosial budaya ( Priatna Nanang, 2013: 37)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

16

3) Perancangan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

pedagogis yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan,

yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan, kompetensi dasar, dan penyusunan

program pembelajaran.

4) Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh

penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog, proses penjinakan,

pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pda realitas masyarakat.

Sehubungan dengan itu, salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki

guru seperti dirumuskan dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan) berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran.

proses penilaian Kompetensi 4, Kemampuan yang dinilai adalah

bagaimana guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan

pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Peserta didik. Guru Menyusun

dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai

dengan karakteristik peserta didik ( Priatna Nanang, 2013: 43).

5) Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

Abad 21, merupakan abad pengetahuan, sekaligus merupakan abad

informasi, dan teknologi, karena pengetahuan, informasi, dan teknologi

manusia abad ini, sehingga disebut juga era globalisasi, karena canggihnya

penggunaan pengetahuan, informasi dan teknologi dalam berbagai aspek

kehidupan yang menimbulkan hubungan global oleh karena itu sudah

sewajarnyalah apabila dalam abad ini, guru dituntut untuk memiliki

kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terutama internet (e-

learning), agar dia mampu memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi

dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk

kompetensi peserta didik.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

17

6) Evaluasi Hasil Belajar (EHB)

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan prilaku

dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan

penilaian kelas, tes kemapun dasar, penilaian akhir satuan pendidikan

sertifikasi, benchmarking serta penilaian program.

Dalam proses penilaian kompetensi 7, kemampuan yang dinilai adalah

bagaimana guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses

dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi

untuk merancang program remedial dan pengayaan ( Priatna Nanang, 2013:

49).

7) Pengembangan Peserta Didik untuk mengaktualisikan berbagai Potensi yang

dimilikinya

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi

paedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik

dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara , antara lain melalui kegiatan

ekstra kulikuler (ESKUL), pengayaaan dan remedial, serta bimbingan dan

konseling (BK) (Mulyasa 2006: 75 -111).

Dalam proses penilaian Kompetensi 5, kemampuan yang dinilai

adalah bagaimana guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap

peserta didik dan mengindentifikasi pengembangan potensi peerta didik

melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan

potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas

bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka ( Priatna Nanang,

2013: 45).

Semua kegiatan dan fasilitas yang dipilih serta peranan yang dilakukan

guru harus tertuju pada kepentingan siswa, disesuaikan dengan kondisi siswa.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, dalam mengoptimalkan siswa ada tiga

langkah yang harus ditempuh oleh guru yaitu mendiagnosis kemampuan dan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

18

perkembangan siswa, guru memilih cara pembelajaran yang sesuai dengan

kondisi siswa dan kegiatan ( Nana Syaodih Sukmadinata, 2004: 197).

Guru harus mengenal dan memahami siswa yang baik, memahami tahap

perkembangan yan telah dicapainya, kemampuan, keunggulan, dan kekurangan,

hambatan yang dihadapi serta faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.

Setiap siswa sebagai individu mempunyai kemampuan, kecepatan belajar,

karakteristik dan problem-problem sendiri, yang berbeda dengan individu

lainnya. Perkembangan yang optimal hanya mungkin dapat dicapai apabila

kegiatan yang dilakukan siswa dan bantuan yang diberikan guru disesuaikan

dengan kondisi.

Dalam pemilihan dan penggunaan metode dan media belajar, guru yang

memiliki kompetensi akan memilih metode belajar yang bervariasi dan

menggunakan media yang bervariasi juga. Selain itu pelaksanaan metode belajar

dikelas juga disertai dengan usaha-usaha pemberian dorongan, bantuan,

pengawasan, pengarahan dan bimbingan dari guru. Pembimbing itu diberikan

oleh guru pada saaat kegiatan pembelajaran maupun diluar kegiatan

pembelajaran.

Guru memegang peranan penting dalam mengajar. Ia menentukan apakah

proses belajar itu berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode

pemberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan metode

penemuan. Oleh sebab kedua metode itu tidak didukung oleh penelitian empiris.

Teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses belajar itu dapat dikontrol

atau dikendalikan antara lain berusaha untuk menguraikan bahan pelajaran

dalam urutan tertentu. Sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis langkah

demi langkah sampai tujuan tercapai pelajaran. Demikian setiap langkah dapat

dikontrol, dinilai keberhasilannya sebelum maju ke langkah berikutnya.

Kecepatan maju bergantung pada kemampuan murid secara individual di

kalangan murid-murid.

Menurut ahli pendidikan, tidak hanya ada satu jenis belajar tetapi ada

bermacam-macam jenis. Tiap jenis belajar mengingikan cara belajar yang khas.

Tidak ada satu metode mengajar yang serasi bagi semua jenis belajar. Teknologi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

19

pendidikan berusaha untuk menentukan jenis-jenis belajar. Agar dapat

ditentukan metode belajar mana yang serasi untuk tiap jenis belajar berdasarkan

penelitian, kalau ini dapat ditemukan maka mengajar ini dapat ditingkatkan dari

arti atau seni yang membuka kesempatan bagi selera atau pendirian perorangan,

menjadi suatu science atau ilmu yang dapat diterapkan secara objektif tanpa

banyak kesempatan bagi pertimbangan guru secara individual. Pada saat ini taraf

itu masih belum tercapai. Mengajar sebagi ilmu akan meluas melalui percobaan

penelitian, namun pengalaman guru masih memainkan peranan yang sangat

besar biarpun pada suatu saat kita mendekati taraf mengajar sebagai ilmu,

peranan guru tetap penting walaupun berbeda dari sekarang (S.Nasution,

Teknologi Pendidikan, 63-64, Jamars, 1987).

Guru memegang peranan penting dalam mengajar. Ia menentukan apakah

proses belajar itu berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode

memberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan metode

penemuan. Karena kedua metode itu tidak didukung oleh penelitian empiris.

Teknologi pendidikan yang menginginkan agar proses belajar itu dapat dikontrol

atau dikendalikan antara lain berusaha untuk menguraikan bahan pelajaran

dalam urutan tertentu. Sehingga pelajaran dilakukan secara sistematis langkah

demi langkah sampai tercapai tujuan pelajaran. Demikian setiap langkah dapat

dikontrol, dinilai keberhasilan sebelum maju ke langkah berikutnya. Kecepatan

maju bergantung pada kemampuan murid secara individual dikalangan murid-

murid.

Menurut para ahli pendidikan, tidak hanya ada satu jenis belajar tetapi ada

bermacam-macam jenis. Tiap jenis belajar menginginkan cara belajar yang khas.

tidak ada satu metode mengajar yang serasi bagi semua jenis belajar. Teknologi

pendidikan berusaha untuk menetukan jenis-jenis belajar. Agar dapat ditentukan

metode belajar mana yang serasa untuk tiap jenis belajar berdasarkan penelitian,

kalu ini dapat ditemukan maka mengajar ini dapat ditingkatkan dari arti atau seni

yang membuka kesempatan bagi pertimbangan guru secara individual. Pada saat

ini taraf itu masi belum tercapai. Mengajar sebagi ilmu akan meluas melalui

percobaan penelitian, namun pengalaman guru masih memainkan peranan yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

20

sangat besar biarpun pada suatu saat kita mendekati taraf mengajar sebagai ilmu,

peranan guru tetap penting walaupun berbeda dari sekarang (S.Nasution,

Teknologi Pendidikan, 63-64, Jamars, 1987).

2. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka (Hadi,

Haryono, 1988: 29).

Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau

tidaknya seseorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang

dialami oleh siswa tersebut.

b. Fungsi Prestasi Belajar

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai anak didik

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Hal ini didasarkan atas asumsi para ahli psikolog biasanya menyebut hal ini

sebagai tedensi keingintahuan (Couriosity) dan merupakan kebutuhan

umum pada manusia (Abraham H. Moslow, 1984), termasuk kegiatan anak

didik dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan

balik (Feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan

4) Prestasi belajar sebagai indikator tingkat produktivitas suatu institusi

pendidikan

Kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak

didik

Prestasi Belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anakdidik.

Proses belajar mengajar, anak didik merupakan masalah yang utama dan

pertama (Bahri Syaeful, 2011: 37 ).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

21

c. Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (

Djamarah, 2011: 12).

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungnnya. Perubahan disini baik berupa pengetahuan, sikap maupun

keterampilan.

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku,

yang terjadi sebagai hasil dari suatu latihan atau pengalaman.Adapun belajar

merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seorang dalam memperoleh

pengalaman yang diterimanya yang kemudian akan mengubah pengetahuan,

sikap maupun keterampilan setelah belajar.

Menurut R. Gagne yang dikutif oleh Djamarah (2011: 22) Belajar adalah

suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan dan tingkah laku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang

melibatkan dua unsur jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

d. Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Menurut Abu Ahmadi ( 2006: 145) menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar

sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu

kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber

penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan

dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

22

Disamping itu siswa memerlukan dan harus menerima umpan balik secara

langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai rapot atau nilai test) (Abu,

Ahmadi 2006: 151).

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah

hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang

dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang

berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai

seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test

sumatif

Ada beberapa cara untuk meningkatkan prestasi salah satunya adalah

dengan memperhatikan dan mencermati gaya belajar dan cara belajar

a) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar seseorang tidaklah sama,

tetapi sangat pariatif atau berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh

berbagai faktor yang garis besar dapat dibedakan menjadi dua. Faktor dari

dalam diri seseorang (intrinsik) dan Faktor dari luar seseorang (Ekstrinsik).

1. Faktor dari dalam (Intrinsik)

a. Inteligensi

Winkel (1986: 153) dikutif Syah, Muhibin (2004: 21) memberi

batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, inteligensi

adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan suatu tujuan

untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan

lingkungan disekitarnya secara memuaskan.

Pengertian ini dapat dikaitkan bajwa faktor inteligensi menjadi

penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi

belajarnya.

b. Motivasi

Winkel (1986) dikutif Syah, Muhibin (2004: 21) menyatakan

motivasi adalah motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk

melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardirman (2003) dikutif Syah,

Muhibin (2003) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

23

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar

dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai

Jadi jelas bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam

mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan

motivasi dari seseorang.

c. Sikap

Sarwono (1988: 20) mendefinisikan sikap adalah kecenderungan

atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia

menghadapi suatu rangsangan tertentu.

Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara

baik positif maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk

dikembangkan/ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap

positif terhadap rangsanganyang diterima yang pada gilirannya akan

mengoptimalkan prestasi belajar yang optimal

d. Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang

mengatakan bahwa: „minatadalah kecenderungan yang tepat untuk

memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa

diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh

suatu kepuasan‟ (Cony Semiawan, 1990: 123) dikutif Syah, Muhibin

(2003: 21) juga menurut Winkel (1986:151) dikutif Syah, Muhibin

(2003: 18) bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan

untuk rasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang-bidang itu.

Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam

belajar dapat memperoleh prestasi belajar yangoptimal. Oleh karena

itu yang dapat diupayakan gar siswa dapat berprestasi dengan baik

perlu dibangkitkan minat belajarnya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

24

e. Bakat

Bakat menurut Tabrina Rusyan (1989: 42) dikutif Syah,

Muhibin (2003: 26) adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis

untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit

mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih

dahulu.

Jadi bakat merupakan potensi dn kecakapan pada sutu lapangan

pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka

potensi akan berkembang menjadi kecakapan.

f. Konsentrasi

Kosentrasi adalah pemusatan pemikiran dengan segala kekuatan

perhatian yang ada pada suatu situasi. Pemusatan pikiran ini dapat

dikembangkan melalui latihan.

2. Faktor dari Luar (Ekstrinsik)

a. Faktor Keluarga

Faktor keluarga turut mempengaruhi perkembangan pretasi

belajar siswa. Pendidikan yang pertama dan utama yang diperolah ada

dalam keluarga. Jadi keluarga merupakan salah satu sumber bagi anak

untuk belajar. Kalau pelajaran yang diperoleh anak dari rumah tidak

baik, kemungkinan diluar lingkungan keluarga anak menjadi nakal

dan begitu juga sebaliknya.

Pendidikan formal dan informal memerlukan kerjasama antara

orang tua dengan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan

pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya. Orang

tua juga harus menunjukan kerjasama dalam cara anak belajar di

rumah. Pendidikan seumur hidup berlangsung dan dilaksanakan dalam

lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu

pendidikan adalah tangung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

25

b. Faktor Sekolah

Faktor ini menyangkut proses pembelajaran yang diterima

seeorang dengan bantuan guru. Metode pembelajaran yang diberikan

sekolah sangat menentukan bagaimana anak dapat belajar mandiri

dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang menguasai kelas

memiliki kemampuan dan menggunakan metode pembelajaran yang

tepat, yaitu kemampuan membelajarkan dan kemampuan memilih alat

bantu pembelajaran yang sesuai serta kemampuan menciptakan situasi

dan kondisi belajar.

Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat

menarik minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan

pelajaran, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi

belajar.

c. Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah

keluarga dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai

prestasi belajar yang baik. Anak haruslah dapat berinteraksi dengan

masyarakat sekitarnya, karena dri pengalaman yang dialami siswa di

masyarakat banyak diperoleh ilmu yang berguna bagi anak didik.

Hal ini didukung pendpat Glesser (1987: 5) dikutif Syah,

Muhibin (2006: 24) yang mengatakan, manusia normal adalah seorang

manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada taraf tertentu

merasa bahagia dan menunjukan prestasi dibidang yang dianggapnya

perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan mempertimbangkan

norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal dan

hidup.

3. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengukuran hasil belajar ideal meliputi segenap rana

psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruhrana itu,

khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

26

belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang

dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambilkan cuplikan

perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang

berdimensi cipta rasa maupun yang berdimensi kasta.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa

sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis- garis besar indicator

(penunjuk adanya prestasi menentu) dikaitkan dengan kenis prestasi yang

hendak diungkapkan atau diukur.( Syah, Muhibin, 2003: 213).

4. Pendekatan Evaluasi prestasi belajar

Ada dua macam pendekatan yang amat popular dalam mengevaluasi atau

menilai tingkat keberhasilan/prestasi belajar yakni: 1)Norn-referencing ayau

Norm-referenced assessment; dan 2) Criterion-referencing atau Criterian-

Referenced assessment. Di Indonesia, pendekatan-pendekatan ini lazim disebut

Penilaian Acuan Norma (PAN) dan penilaian Acuan Kriteria (PAK)

1) Penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Assessment)

Dalam penilaian yang menggunakan pendekatan PAN (Penilaian Acuan

Norma), prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara

membandingkan dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau

sekelompoknya. Jadi, pemberian skor atau nilai peserta didik tersebut

merujuk pada hasil perbandingan antara skor-skor yang diperoleh teman-

teman sekelompoknya dengan sendiri.

2) Penilaian Acuan Kriteria (Criterian-referenced Assessment)

Penilaian dengan pendekatan PAK (Penilaian Acuan Kriteria) menurut

merupakan proses pengukura prestasi belajar dengan cara membandingkan

pencapaian seorang siswa dengan berbagai prilaku ranah yang telah

ditetapkan secara baik (Well-defined domain behaviors) berbagai patokan

absolute. Oleh karena itu, dalam menginplementasikan pendekatan penilaian

Acuan Kriteria diperlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk pada tujuan

pembelajaran umum dan khusus (TPU dan TPK). Artinya, nilai atau

kelulusan seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan dengan nilai yang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

27

dicapai oleh rekan-rekan sekelompoknya melainkan ditentukan oleh

pengusaannya atas materi pelajaran hingga batas yang sesuai dengan tujuan

intruksional (Syah, Muhibbin, 2003: 216).

5. Batas Minimal Prestasi Belajar

Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi prestasi

belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas

minimal keberhasilan siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan

batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah

perkara muda. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi

rana cipta, rasa, dan karsa siswa.

Ranah psikologis, walaupun berkaitan satu ama lain, kenyataan sukar

diungkap sekaligus jika hanya melihat perubahan yang terjadi pada salah satu

ranah. Contoh: seorang siswa yang memiliki nilai tinggi dalam bidang studi

sejarah misalnya, belum tentu mengerti tentang Nasionalisme. Sebaliknya siswa

lain yang hanya mendapat nilai cukup dalam bidang studi tersebut, justru

menunjukan prilaku yang baik dalam kehidupan nasionalisme sehari-hari.

6. Klasifikasi Tife Prestasi Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa jauh

prestasi belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi proses. Artinya

seberapa jauh tife pretasi belajar dimiliki siswa. Dalam system pendidikan

nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi tife belajar

Benyamin S. Bloom (Sudjana, 2004: 22) yang secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yaitu :

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seorang. Prestasi

belajar kognitif melibtkan siswa ke dalam proses berfikir seperti mengingat,

memahami, menerapkan, analisa, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap,

nilai, perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatan aspek ini dimulai dari yang

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

28

sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleksn yaitu penerimaan,

penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan

motorik dan syaraf, memanipulasi objek dan kordinasi syaraf. Tingkatan-

tingkatan dari aspek ini yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreatifitas.

Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru

berkenaan dengan karakteristik sisw dilihat dari berbagai aspek seperti moral,

emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus

mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa

memiliki karakter, sifat dan interes yang berbeda.

Ciri seorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan sesuatu,

hal ini sesuai dengan pendpat munandar: bahwa kompetensi merupakan daya

untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.

Pendapat ini, menginformasikan dua factor yang mempengaruhi terbentuknya

kompetensi, yakni (a) factor bawaan, seperti bakat, dan (b) factor latihan, seperti

prestasi belajar.

Menurut (Mulyasa, 2006: 75), guru memiliki kompetensi pedagogic perlu

menguasai antara lain:

a. Kemampuan mengolah pembelajaran

b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Perancangan pembelajaran

d. Pelaksanaan pembelajarn yang mendidik dan dialogis

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

f. Evaluasi hasil belajar

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya

Dengan demikian proses pendidikan tersebut, pada waktu-waktu tertentu

guru melakukan evaluasi untuk menentukan kemajuan belajar peserta didik.

Hasil evaluasi tersebut digunakan guru untuk berbagai hal seperti menemukan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

29

kelemahan belajar peserta didik, menentukan apakah seorang peserta didik boleh

mempelajari materi pelajaran yang lebih lanjut, naik kelas, atau dianggap sudah

dapat menyelesaikan seluruh pelajaran di sekolah tersebut, menyempurnakan

materi/ bahan ajar atau proses pembelajaran

Tuntutan di atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk

memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak

mengalami ketinggalan dalam kompetensi paedagogik. Semua hal yang

disebutkan diatas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh

informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami

ketinggalan dalam kompetensi paedagogik. Semua hal yang disebutkan diatas

merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru. Dengan

kompetensi paedagogik tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses

pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendididkan yang

bermutu. Keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan

yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak

pengiring, yakni masyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi

paedagogik adalah kemampuan terhadap penguasaan materi dan didukung oleh

tingkat abstraksi atau kemampuan menggunakan nalar.

Guru yang kompeten adalah guru yang kompeten dalam berbagai hal

diantaranya dalam peningkatan prestasi. prestasi yang baik dan kompeten hanya

bisa dilakukan oleh guru yang memiliki tingkat kompetensi yang tinggi. Sebagus

apapun prestasi, tidak berarti jika gurunya tidak kompetensi. Untuk itu perintah

dari masa ke masa selalu melakukan terobosan-terobosan dalam meningkatkan

kompetensinya guru. Jadi yang menentukan keberhasilan dalam prestasi adalah

kompetensi guru itu sendiri. Karena prestasi adalah kemampuan untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam belajar, tetapi yang menggerakan itu adalah

guru-guru yang kompeten.

Seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, guru tidak

lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu

bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

30

sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan

dan tidak hanya terbatas pada penguasan prinsip mengajar, tetapi dalam

mengolah prestasi yang mantap sehingga suatu terobosan evaluasi yang daya

guna ganda.

Pembelajaran ini menggunakan kompetensi agar pembelajaran tidak

merasa bosan dan menjenuhkan sehingga berakibat pada penurunan prestasi

belajar (Hasan Hamid, 2008: 24)

Suatu pengajaran dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan

pembelajaran. Penerapan tindakan paedagogik merupakan salah satu kunci

keberhasilan dari proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan kompetensi Ini hendaknya menerapkan tindakan pembelajaran yang

memotivasi siswa untuk lebih giat, aktif dan berani mengemukakan pendapat,

sehingga pembelajaran di kelas menjadi hidup dan interaktif serta tidak

menonton dan searah. Disini guru hanya menjadi fasilitator dalam proses

pembelajaran, sedangkan siswa menjadi pelaku pembelajaran. Artinya proses

pembelajaran tidak berpusat pada pendidik melainkan berpusat pada siswa.

Salah satu kompetensi pembelajaran tersebut adalah kompetensi

paedagogik. Maka dari uraian tersebut prestasi belajar sejarah siswa dapat

ditingkatkan dengan kompetensi pembelajaran salah satunya adalah kompetensi

pedagogik.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Terkait dengan kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar siswa ada

beberapa penelitian relevan lain yang dapat di peroleh antara lain penulisan hasil

penelitian.

1. Nunik Nurdikasari (2008) dalam penelitian tentang. Hubungan Kompetensi

dengan Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VII di

Madrasah Tsanawiyah PUI Cikaso Kabupaten Kuningan.menunjukan bahwa.

Pendidikan di sekolah pada intinya terletak pada proses belajar

mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa. Proses belajar mengajar ini

berdampak pada keberhasilan pelaksanaan pendidikan yang tidak terlepas

dari bagaimana cara proses belajar mengajar disekolah, hal ini sangat erat

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

31

dengan kompetensi guru dalam mengajar dan proses belajar yang dialami

siswa yang berdampak pada prestasi belajar, pada prestasi belajar yang

diperoleh oleh siswa. Sehingga dipandang perlu untuk mengadakan penelitian

tentang hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan memperoleh data tentang kompetensi guru,

memperoleh data tentang prestasi belajar siswa, serta memperoleh data

tentang hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas VIII dimadrasah Tsanawiyh PUI Cikaso

Kabupaten Kuningan.

Kompetensi guru merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang

guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab

yang tercermin dalam kebiasaan guru dalam bertindakan berfikir untuk

mengupayahkan proses mengajar yang dapat dirasakan oleh siswa dan

akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa. Variabel yang digunakan

adalah variable yang digunakan adalah variable X sebagai kompetensi guru

dan varabel Y sebagai prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan empirik, sedangkan untuk

pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara, angket, studi

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah PUI Cikaso

Kabupaten Kuningan. Pupulasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VII MTS PUI Cikaso Kabupaten Kuningan dengan jumlah 137 siswa

.pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling,

sampel yang diambil sebesar 25 % yaitu 35 siswa. Sedangkan untuk analisis

data serta pendekatan kualitatatif untuk data hasil observasi dan wawancara

serta pendekatan kuantitatif untuk data hasil angket dengan menggunakan

skala presentasi dan untuk mengetahui korelasi menggunakan tehnik korelasi

produck moment.

Dari analisis data diperoleh kesimpulan: guru IPS Ekonomi memiliki

kompetensi yang baik yang diaplikasikan dalam proses belajar mengajar hal

ini dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukan dengan data baik baik

sebesar 76% dan prestasi belajar siswa adalah 69,42. Hal tersebut dapat

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

32

dilihat dari perhitungan nilai rata-rata. Dengan demikian prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS Ekonomi memenuhi standar ketuntasan belajar

mengajar. Hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VII memiliki hubungan atau korelasi yang

lemah atau rendah, hal tersebut dapat dlihat dari harga korelasi variabel X

dengan variabel Y yaitu sebesar 0,362 terletak pada rentang 0,20-0,40.

Terkait tentang penelitian yang lain.

2. Dede Aidah (2006) dengan penelitian Hubungan antara Profesonalisme

Guru dengan Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1

Sumber Kabupaten Cirebon menunjukan bahwa.

Profesional guru merupakan faktor penting untuk mencapai

keberhasilan belajar siswa. Prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan

lazimnya ditunjukan nilai atau angka yang diberikan guru. Guru profesional

sangat berpengaruh dalam prestasi belajar permasalahan dalam skripsi ini

adalah guru memiliki Profesionalisme dan sesuai dengan spesialisasinya, baik

dilihat dari pendidikan formal yang ditempuhnya maupun bidang pekerjaan

yang ditekuninya, tapi prestasi belajar siswa pada khususnya mata pelajaran

IPS masih rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Profesionalisme

guru IPS, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan hubungan antara

profesionalisme guru IPS dengan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Sumber Kabupaten Cirebon

Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa adanya guru profesional

maka prestasi belajar tinggi. Namun dalam penelitian ini terdapat guru

profesional tetapi prestasi belajar siswanya rendah.

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah penulis

melakukan penelitian awal untuk mengetahui masalah, kemudian menyusun

proposal penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tehnik-tehnik :

observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi. Analisis data kuantitatif

menggunakan pendekatan statistik dengan rumus korelasi product momen

sedangkan analisis data kulitatif menggunakan pendekatan deskriptif yang

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

33

logis reliable (sesuai dengan kenyataan di lapangan) dan akuntabel (dapat

dipertanggung jawabkan).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah profesionalisme guru IPS cukup

baik terbukti dari 20 siswa yang dijadikan sampel penelitian didapat dari skor

rata-rata 65 % sedangkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

berada pada angka rata-rata 6,3 (standar lulus) dengan modus 6 dan median 7

adapun korelasi profesionalisme guru IPS dengan prestasi siswa pada mata

pelajaran IPS berada pada angka 0,27 nampak korelasi rendah ini berarti

profesionalisme guru perlu ditingkatkan.

Terkait tentang penelitian yang lain.

3. Abdul Husnah (2012) dengan penelitian tentang Pengaruh Motivasi Belajar

terhadap Prestasi belajar siswa kelas II pada mata pelajaran IPS Ekonomi di

MA Al hidayah kabupaten Cirebon menunjukan bahwa.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah yang dihadapai

guru dalam mengelola pengajaran adalah cara menumbuhkan motivasi pada

diri siswa secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi

oleh motivasi atau dorongan. Aktivitas belajar sangat bertalian dengan

motivasi. pengumpulan dan Perubahan motivasi dapat berdampak kepada

bentuk dan hasil belajar. Perubahan itu adalah akibat pengalaman yang

disebabkan adanya motivasi.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang

motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Ekonomi di MA Al

hidayah Sidangkasih Kabupaten Cirebon.

Untuk mengetahui Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif analisis dan dilengkapi oleh data-data yang

diperoleh melalui penelitian lapangan (field research).dalam hal ini peneliti

yakni MA Al hidayah Sindang Kasih Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon

adapun tehnik pengumpulan data ini menggunakan tehnik observasi,

wawancara, angket.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa antara variabel

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

34

X (motivasi) dan variable Y (prestasi belajar bidang study IPS) bertanda

positif yang lemah dengan memperhatikan besarnya Yang diperoleh sebesar

0,38. Apabila hasil tesikan secara tersebut di interpretrasikan secara Kasar

atau sederhana dengan mencocokan hasil pehitungan dengan angka indeks

korelasi r product moment, ternyata besarnya rxy (0,38) yang besarnya

berkisar anatara 0,20-0,40 berarti positif antara variable X dan variable Y itu

adalah termasuk korelasi yang lemah atau rendah dengan df sebesar 75, pada

taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel 0,0217 sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh”r” tabel= 0,283. dan jika dilihat pada hargar

tersebut lebih besar pada harga r”tabel. Baik pada taraf signifikan 5% (0,38

lebih besar 0,283). Hal ini menunjukan belajar IPS ditentukan oleh motivasi

sebesar 15,4% sedangkan 58,6% ditentukan oleh fakor lain MA Al. Hidayah

Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon hanya menyediakan waktu selama. 2

jam untuk mempelajari bidang studi.

C. Kerangka Berfikir

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan yang berkaitan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Secara substansi, kompetensi ini mencangkup kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya (Sudjana Nana, 1988: 34).

Pernyataan di atas jika dikaitkan antara kompetensi paedagogik dengan

pendidikan adalah Dalam pendidikan guru harus memiliki empat kompetensi

diantara kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

pedagogik sangat penting dikuasai seorng guru karena guru adalah sumber

dalam pembelajaran dalam kenyataan masih banyak seorang guru mengajar

tanpa menguasai kompetensi pedagogik sehingga materi yang diajarkan tidak

sesuai apa yang diajarkan didalam RPP, sehingga waktu yang seharusnya bisa

dimanfaatkan oleh seorang guru tidak digunakan semaksimal mungkin,

keterbatasan seorang guru dalam hal waktu atau kesempatan, kemampuan

maupun dalam pembiayaan, walaupun adanya program sertifikasi, pemerintah

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

35

telah membuat kebijakan subsidi di bidang pendidikan berupa tunjangan

sertifikasi bagi seorang guru. Namun kenyataannya dilapangan masih banyak

guru yang kurang kompeten setelah mereka lulus program sertifikasi.

Dalam kaitannya dengan kompetensi pedagogik sebagian-bahkan mungkin

sebagian besar-seorang guru sangat terbatas kemampuan kompetensi pedagogik.

Dalam arti sebagian besar guru di Indonesia tergolong masih memiliki status

pegawai tidak tetap. kemampuan kompetensi guru sangat erat dengan

keberlangsungan kualitas pendidikan Negara kita. Karena keberlangsungan

pendidikan tersebut harus memelurkan guru yang berkompeten, baik dalam

menguasai materi maupun dari pengolaan kelas. Walaupun sebenarnya ada

program sertifikasi yang diberikan untuk memacu semangat guru dalam

mengajar.

Disamping itu kemapuan guru erat pula kaitannya dengan bagaimana

seorang mengajar. Bagi seorang guru yang berkompeten dan dinyatakan lulus

sertifikasi akan menyampaian materi pembelajaran yang bervariasi seperti

motode yang sesuai dengan materi yang diajarkan model belajar yang membuat

motivasi siswa meningkat dan media yang lengkap akan tetpi guru yang tidak

berkompeten menyampaikan materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan

RPP, pembelajaran dengan saru arah, menggunakan satu metode saja dalam

pembelajaran dan tidak menggunakan media yang ada meski media yang

disediakan sekolah tersebut memadai.

Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Abu

Ahmadi, 2006: 145).

Dengan adanya keterkaitan di atas, meskipun kompetensi pedagogik bukan

satu-satunya hal yang mempengaruhi baik tidak baiknya prestasi belajar anak

di sekolah karena masih ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, baik secara

internal (kondisi psikologis dan fisiologis anak) maupun eksternal (kondisi

lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah- namun dapat diduga terdapat

pengaruh kompetensi paedagogik terhadap prestasi belajar siswa disekolah‟ oleh

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

36

karena itu kerangka berfikir ini dapat pula dikatakan sebagai anggapan dasar

atau asumsi peneliti terhadap permasalahan yang akan ditelitinya.

BAGAN TENTANG PRESTASI BELAJAR SISWA

DISEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBERJAYA

D. HIPOTESIS

Berdasarkan hipotesis yang kami buat maka:

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi paedagogik

dengan prestasi belajar siswa.

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi

paedagogik dengan prestasi belajar siswa.

Pengaruh Kompetensi

paedagogik guru sejarah

terhadap prestasi belajar

siswa

Proses / kegiatan

Pencapaian tujuan

Tujuan pendidikan

yang telah

ditentukan

Perbandingan antara tujuan

dengan hasil yang telah dicapai

Informasi (sesuai tidak, berhasil,

gagal, bermutu/kurang bermutu?

Mengapa ? Bagaimana ?

Feed back/umpan balik

upaya perbaikan

penyempurnaan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Kajian …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21410140154.pdf · 2014. 8. 22. · hakikat. Anak, hakikat tujuan pendidikan serta

37