Upload
yukma-widjaya
View
33
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LANDASAN TEORI
BAB II
A. Sistem Pengendalian Intern
A.1. Definisi Sistem Pengendalian Intern
Dalam suatu perusahaan baik ituperusahaan kecil maupun besar memerlukan
pengendalian intern tanpa terkecuali , Sistem pengendalian intern (internal control) yang
diterapkan pada perusahaanakan sangat berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dari tujuan semula yang akan dicapai ataupun kecurangan-kecurangan. Selain itu juga dapat
digunakan untuk melacak kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi sehingga dapat dikoreksi
Adapun beberapa pengertian yang coba menjelaskan mengenai sistem pengendalian
intern. Mulyadi (2001:163) mendefinisikan “ Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian yang keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen. Menurut AICPA ( America Institute of Certified Public Accountant )
dalam Hartadi (2000: 3 ) menyatakan bahwa :
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan,
yang terkoordinir yang dianut dalam perusahaan untuk; melindungi harta kekayaan, memeriksa
ketelitian, dan seberapa jauh data usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang
telah ditetapkan.
A.2. Tujuan Dan Unsur Sistem Pengendalian Intern
A.2.1 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Suatu sistem pengendalian yang efisien dan efektif sangat dibutuhkan oleh organisasi
atau perusahaan karena adanya sistem pengendalian, diharapkan rencana yang telah ditetapkan
dapat dilalcsanakan dengan baik.
Menurut Mulyadi ( 2001 : 163 ) menyatakan bahwa :"Tujuan pengendalian intern" adalah :
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mencek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipenuhinya kebijakan manajemen
Sesuai dengan tujuannya maka pengendalian intern tersebut dapat dibagi 2 yaitu :
pengendalian intern administrasi ( Internal Administrative Control ) dan pengendalian intern
akuntansi (Internal Accounting Control).
Pengendalian intern administrasi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran –
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen. Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran –
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek
ketekitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan
menjamin keamanan kekayaan para investor dan kredit yang ditanamkan dalam perusahaan dan
akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Berikut ini menyajikan tujuan
sistem pengendalian intern dan pembagian sistem tersebut menurut tujuannya.
Gambar 2.1 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern
A.2.2 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan
maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain (Mulyadi, 2001: 164)
Tujuan pokok sistem Pengendalian Intern
Menjaga kekayaan organisasi
Mengecek Ketelitian & keandalan data akuntansi
Mendorongefisiensi
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan Pengendalian Intern Akuntansi
Tujuan Pengendalian Intern Akuntansi
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi
dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen
produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-
departemen ini kemudian terbagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional
dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi
operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan
misalnya pembelian. Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari
manajer fungsi yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat
peristiwa keuangan perusahaan.
Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu transaksi
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi
harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya
setiap transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus diawasi sedemikian
rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
Di pihak lain, formulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan
transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang
direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan
(realibility) yang tinggi. Dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya
dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi masukan yang dapat
dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan
informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya
suatu organisasi.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang
sehat adalah
Penggunaan formulir bernomor urut bercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat yang
memberikan otorisasi terlaksananya transasksi.
Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak teratur.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu
unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.
Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan
dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
Keharusan mengambil cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan perusahaan
diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan. Untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.
Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas untur-unsur
sistem pengndalian yang lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya berbagai cara berikut ini
dapat ditempuh :
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Untuk
memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung
jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan yang ada
dalam perusahaan dan menentukan syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan
yang menduduki jabatan tersebut.
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Misalnya untuk menjamin transaksi
penjualan dilaksanakan oleh karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, pada saat
seleksi karyawan untuk mengisi jabatan masing-masing kepala fungsi pembelian, kepala
fungsi penerimaan dan fungsi akuntansi, manajemen puncak membuat uraian jabatan (job
description) dan telah menetapkan persyaratan jabatan (job requirements). Dengan
demikian pada seleksi karyawan untuk jabatan-jabatan tersebut telah digunakan
persyaratan jabatan tersebut sebagai kriteria seleksi.
Efektifitas unsur-unsur Sistem pengendalian tersebut sangat ditentukan oleh Lingkungan
Pengendalian (Control Environment) dimana lingkungan pengendalian tersebut memiliki 4
(empat) unsur sebagai berikut :
1. Filosofi dan gaya operasi
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi parameter bagi
perusahaan dan karyawannya. Philosophy merupakan apa yang seharusnya dikerjakan
dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan.
2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan
Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam perusahaan berbadan hokum
perseroan terbatas . Dewan ini berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen (dereksi). Dengan demikian dewan komisaris yang aktif
menjalankan fungsinya dapat mencegah konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak di
tangan manajemen (direksi)
3. Metode Pengendalian Manajemen
Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan pengendalian
alokasi sumber daya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan dan
pengendalian manajemen dilakukan melalui empat tahap
a. Penyusunan program (rencana jangka panjang)
b. Penyusunan anggran (rencana jangka pendek)
c. Pelaksanaan dan pengukuran
d. Pelaporan dan analisis
4. Kesadaran pengendalian
Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukan oleh manajemen
dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh akuntan
publik atau akuntan intern
B. Penerimaan Kas
Kas merupakan alat pertukaran yang dipergunakan sebagai ukuran dalam akuntansi sehingga
menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan. selain itu kas merupakan golongan aktiva lancar
yang paling likuid dan sangat penting karena menggambarkan daya beli umum dan dapat
memproses barang dan jasa. Di bawah ini ada beberapa pengertian penerimaan kas menurut
beberapa para ahli, diantaranya:
Pengertian penerimaan kas menurut Soemarso S.R (2002 : 174) dalam bukunya “Akuntansi
Suatu Pengantar” mengemukakan bahwa:
“Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas.”
Sedangkan penerimaan kas mernurut H.Kusnadi (2000 : 61) dalam bukunya “Akuntansi
Keuangan Menengah (intermediate)” Adalah sebagai berikut:
“Penerimaan kas pada umumnya meliputi penerimaan via pos (mail receipt), penjualan tunai (cash sales) dan penerimaan piutang (collection of receivable), disamping penerimaan rutin, masih ada lagi penerimaan lainnya yaitu penerimaan yang tidak rutin, misalnya penerimaan uang dari penjualan.”Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian penerimaan kas adalah transaksi-
transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank
milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan
transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.
Penerimaan kas dapat berbentuk uang logam, cek atau wesel pos, uang yang diterima melalui
bank atau langsung dari piutang.