Upload
vuongliem
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KELAPA
2.1.1 Asal usul kelapa
Kelapa adalah suatu jenis tumbuha dari suku aren-arenan atau
Arecaceace.Tumbuhan ini memiliki manfaat yang banyak,hamper semua bagiannya
dapat dimanfaatkan oleh manusia sehingga daianggap sebagai tumbuhan serba
guna.Kelapa secara alami tumbuh didaerah pantai sampai pegunungan mencapai
ketiggia 30 m(Palungkun,1992).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua pendapt mengenai asal usul
kelapa. Amerika Selatan semula diperkirakan sebagai negara asal tanaman
kelapa.Sejak ribuan tahun Sebelum Masehi, kelapa sudah dibudidayakan
disekitar Lembah Andes di Kolumbia, Amerika Selatan (Perera et al., 2000).
Lebrun et al. (1998) menganalisis DNA populasi kelapa dari berbagai negara
menggunakan RFLP (Restriction Fragmen Length Polymorphism). Penelitian
tersebut membuktikan penyebaran tanaman kelapa berasal dari Asia Tenggara
menuju Pasifik dan pantai barat Amerika. Hal tersebut didukung oleh Teulat et al.
(2000) dan Perera et al. (2000) bahwa penyebaran kelapa berawal dari Benua
Asia ke arah Timur menuju Pasifik dan Amerika, serta ke barat menuju Afrika.
5
Cara penyebaran buah kelapa bisa melalui aliran sungai atau lautan, atau dibawa oleh
para awak kapal yang sedang berlabuh dari pantai yang satu ke pantai yang lain
(Warisno, 1998).
2.1.2. Karakteristik Morfologi Tanaman Kelapa
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku
pinang-pinangan (Arecaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan,
mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun dapat
dimanfaatkan (Mahmud dan Ferry, 2005).
a. Akar
Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang. Namun
perkembangan akar tersebut makin lama akan dilampaui oleh akar-akar yang lain,
sehingga fungsi dan bentuknya sama seperti akar serabut biasa. Hasil penelitian
Chuakul, (2005) akar tanaman kelapa dapat digunakan untuk antipiretik. Ogbole et
al. (2010) menyatakan juga bahwa akar tanaman kelapa di Nigeria dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat untuk anti pembengkakan.
b. Batang
Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang dapat
bercabang. Pada umumnya, batang kelapa mengarah lurus ke atas dan tidak
6
bercabang, kecuali pada tanaman di pinggir sungai, tebing dan lain-lain,
pertumbuhan tanaman akan melengkung menyesuaikan arah sinar matahari.
Berdasarkan karakter batang kelapa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
kelapa Dalam (Tall) dan kelapa Genjah (Dwarf). Kelapa Dalam (Tall) memiliki ciri
pada pangkal batangnya membesar (disebut bole), umumnya memiliki batang
yang tingginya sekitar 15-30 meter sedangkan kelapa Genjah memiliki ciri pangkal
batangnya tidak membesar atau tidak ada bole umumnya memiliki batang yang
tinggi sekitar 5-10 meter, dari hasil silang kedua tipe tersebut disebut kelapa
Hibrida yang memiliki ciri mirip dengan kelapa Genjah. Batang pohon kelapa
banyak dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan mebel dan jembatan
(Foale and Harries, 2014).
c. Daun
Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun, dimulai sejak biji
berkecambah dan pada tingkat pertama membentuk 4 – 6 helai daun. Daun
tersusun saling membalut satu sama lain, merupakan selubung dan memudahkan
susunan lembaga serta akar menembus sabut pada waktu tumbuh (Steenis et al.,
62005). Daun kelapa tersusun majemuk, menyirip, berwarna kekuningan jika masih
muda dan berwarna hijau tua jika sudah tua. Manfaat daun kelapa sangat banyak
sebagai bahan kerajinan tangan seperti hiasan, atap rumah, sapu, keranjang (Foale
and Harries, 2010). Di Bali daun muda sampai daun tua setiap hari sangat
diperlukan untuk perlengkapan upakara.
7
d. Bunga
Pohon kelapa mulai berbunga kira-kira setelah 3 – 4 tahun, pada kelapa
genjah, dan 4 – 8 tahun pada kelapa dalam, sedang kelapa Hibrida mulai berbunga
sesudah umur 4 tahun. Karangan bunga mulai tumbuh dari ketiak daun yang
bagian luarnya diselubungi oleh seludang yang disebut spatha. Spatha merupakan
kulit tebal dan menjadi pelindung calon bunga, panjangnya 80 – 90 cm (Steenis et al.,
2005).
e. Buah
Bunga betina yang telah dibuahi mulai tumbuh menjadi buah, kira-kira 3 –4
minggu setelah manggar terbuka. Tidak semua buah yang terbentuk akan
menjadi buah yang bisa dipetik, tetapi diperkirakan 1/2 - 2/3 buah muda
berguguran, karena pohon tidak sanggup membesarkannya. Buah yang masih
kecil dan muda sering disebut bluluk atau bungsil (bahasa Bali). Kelapa
diklasifikasikan pula dalam tiga varietas berdasarkan bentuk buah dan asal
perkawinannya yaitu typical (Tall Varieties = kelapa Dalam) Nana(Dwarf
Varieties = kelapa Genjah) dan kelapa Semi Dalam atau kelapa Hibrida (aurantiaca)
(Perera et al.,1996).
Buah merupakan bagian utama dari tanaman kelapa yang dimanfaatkan
sebagai bahan industri. Beberapa komponen dari buah kelapa adalah sebagai
berikut sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa. Komponen buah kelapa
8
tersebut memiliki manfaat yang penting dan bernilai. Sabut kelapa (Mesocarpium)
merupakan bagian terluar dari buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa
dengan ketebalan sabut kelapa bervariasi berkisar antara 4-6 cm. Sabut kelapa
memiliki serat-serat halus yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat karpet,
karung, sikat dan keset. Daging buah adalah komponen utama dari kelapa yang
dapat diolah menjadi berbagai macam produk bernilai ekonomi yang tinggi seperti
minyak goreng, VCO, santan, selai, es kelapa muda (Allorerung et al., 2006).
Pada Pengembangan Inovasi Pertanian (2014) menjelaskan buah kelapa
mengandung 25% air kelapa, presentase kandungan air kelapa tergantung umur
buah. Kelapa muda mengadung 95,5% air, o,1% lemak dan protein serta
karbohidrat 4,0%. Vitamin C, B komplek dan mineral juga banyak terkandung di air
kelapa muda. Mineral pada air kelapa sangat bermanfaat mempercepat penyerapan
obat-obat dalam darah dan menurunkan hipertensi salah satunya mineral K.
Klasifikasi tumbuhan kelapa (Suhardiman, 1999; Foale and Haries, 2010)
adalah sebagai berikut:
Kingsom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
9
Ordo : Palmales (Arecales)
Family : Palmae (Arecaceae)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
2.1.3. Ekologi
Tanaman Kelapa sangat membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk
pertumbuhan dan reproduksinya. Faktor lingkungan berpengaruh sangat besar
terhadap pertumbuhan kelapa adalah iklim. Faktor iklim sangat dipengaruhi oleh
letak lintang dan ketinggian tempat.Tanaman kelapa pertumbuhan optimumnya
pada 10˚ LS - 10˚ LU dan masih tumbuh dengan baik pada 15˚ LS –15˚ LU, oleh
sebab itu kelapa banyak ditemukan tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia,
Philipina, India, Srilangka, dan Malaysia (Setyamidjaja, 2000).Beberapa faktor iklim
yang penting dalam pertumbuhan kelapa (Suripin, 2004):
a) Kelapa dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan antara 1300-2300
mm/tahun, bahkan bisa sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanahtempat
tumbuh mempunyai drainase yang baik.
b) Angin mempunyai peran penting dalam penyerbukan bunga (penyerbukan silang)
sehingga dapat menghasilkan keturunan yang lebih bervariasi, selain itu angin
juga berperan dalam proses transpirasi.
10
c) Tanaman kelapa membutuhkan sinar matahari dengan lama penyinaran
minimum 120 jam/bulan atau 2000 jam/tahun sebagai sumber energy untuk
proses fotosintesis. Apabila pertumbuhan kelapa dinaungi oleh tanaman lain maka
tanaman muda tidak tumbuh dan berkembang dengan baik dan terhambatnya
perkembangan buah. Jika penyinaran perbulan lebih tinggi dari rata-rata, jumlah
produksinya biasanya juga akan meningkat. Selain faktor iklim, faktor lain yang
sangat berperan penting juga adalah keadaan tanah. Kemampuan tanah menahan
air serta kedalaman tanah sangat penting untuk menjaga pertumbuhan kelapa
menjadi optimum. Pertumbuhan tanaman kelapa juga tergantung dari derajat
keasaman (pH) tanah. Derajat keasaman (pH) tanah yang baik adalah 6,5-7,5, tapi
ada juga kelapa yang dapat tumbuh pada tanah yang mempunyai pH 5-8 (Rahim,
2006).
2.2 Pemanenan Buah Kelapa
Pemetikan atau pemanenan buah kelapa biasanya dilakukan dengan
interval waktu antara 1 - 2 bulan. Di pulau Jawa, rotasi pemetikan biasanya
dilakukan setiap satu bulan karena tenaga kerja tersedia cukup banyak, dengan
ongkos yang relatif murah. Di luar Pulau Jawa, rotasi pemetikan buah
dilakukan setiap dua bulan. Jika rotasi pemetikan dilakukan lebih dari dua
bulan, kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang jatuh ke tanah.
Buah-buah yang jatuh ini biasanya sebagian akan hilang (tersembunyi di
rerumputan di bawah pohon kelapa), sebagian sudah mulai tumbuh lagi,
11
dan sebagian hilang dicuri orang. Di samping itu, pembersihan tajuk daun
sudah terlambat. Sebaliknya jika rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu
bulan, efisiensi tenaga kerja berkurang karena buah-buah kelapa yang benarbenar
masak baru sedikit
Cara pemetikan buah kelapa sangat tergantung pada ketinggian letak buah
kelapa. Pada tahun-tahun pertama, pemetikan buah kelapa biasanya cukup
dilakukan dengan menggunakan tangan secara langsung tanpa memanjat
pohonnya. Jika sudah agak tinggi dan sulit dijangkau dengan tangan secara
langsung, pemetikan biasanya dilakukan dengan sabit atau arit.
Jika sudah lebih tinggi lagi (lebih dari 2 meter di atas permukaan tanah)
dan sulit dijangkau dengan tangan maupun sabit, pemetikan harus dilakukan
dengan memanjat pohon tersebut, kemudian janjang buah di potong dengan
menggunakan sabit atau arit yang tajam agar buah-buahnya mudah jatuh dan
terlepas dari tangkainya. Untuk memudahkan pemanjatan, pada batang kelapa
dibuat kowakan atau tataran dengan jarak 0,5 meter .
Lukaluka bekas kowakan atau tataran ini harus sering dibersihkan supaya
tidak membusuk sehingga batang kelapa tidak lekas menjadi keropos atau
menjadi sarang hama kwangwung.Pemetikan buah kelapa juga dapat dilakukan
dengan menggunakan galah bambu sebagai penjolok. Biasanya pada ujung
bambu tersebut dikaitkan sabit atau arit yang tajam, untuk menggaet pangkal
janjangan buahkelapa. Pemetikan dengan cara ini biasanya dilakukan pada
pohon kelapa yang masih muda dengan batang yang tidak terlalu tinggi.
12
Di beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan, pemetikan buah kelapa
dilakukan oleh kera yang sudah terlatih. Kera tersebut diperintahkan untuk
memanjat pohon kelapa dan memetik buah yang sudah masak.Pemetikan buah
kelapa yang menggunakan kera membutuhkan waktu lama untuk melatih kera
agar dapat memilih kelapa yang sudah bisa dipetik dan yang belum bisa
dipetik.Pelatihan kera yang cukup lama akan berdampak pada pengambilan hasil
pada saat panen raya buah kelapa.
2.3 Teknologi tepat guna
Penerapan teknologi tepat guna dalam pertanian dan perubahan sosial
masyarakat petani telah menciptakan cara dan sikap masyarakat petani dalam
melakukan proses produksi pertanian. Secara tegas dikatakan bahwa teknologi
tepat guna dalam pertanian yang diperkenalkan dipedesaan Jawa lebih banyak
mengandalkan masukan modern dan membatasi tenaga kerja. Hanya saja pada
masa selanjutnya, hal ini berbanding berbalik, yakni penerapan teknologi tepat
guna dalam pertanian semakin menambah kesempatan kerja, utamanya bagi kaum
buruh tani.
Bentuk lain dari hasil analisa mengenai cara dan sikap masyarakat petani ini
adalah bahwa teknologi meningkatkan alternatif kita, penerapan teknologi tepat
guna dalam pertanian membawa cita-cita yang sebelumnya tak dapat dicapai ke
dalam alam kemungkinan dan dapat mengubah kekuasaan relatif atau
memudahkan.Penerapan teknologi tepat guna dalam pertanian saat ini telah
13
mampu membentuk alternatif-alternatif baru bagi masyarakat petani dalam
melakukan proses produksi pertanian, serta menjadikan masyarakat petani untuk
dapat selalu mengkondisikan alam.
2.4 Jenis-jenis Teknologi Tepat Guna
bisa dikatakan sebagai hasil karya manusia yang mengagumkan. Sebagai
bukti bahwa manusia memiliki akal, cerdas dan kreatif untuk menciptakan sesuatu
yang mampu mendukung aktifitasnya. Akhirnya tercipta banyak teknologi yang
meningkatkan produktifitas manusia dari berbagai sektor. Jenis-jenis teknologi
tersebut antara lain :
1. Bidang Transportasi.
Untuk bidang satu ini termasuk banyak teknologi yang telah dilakukan. Mulai
dari ditemukannya sepeda, sepeda bermotor, mobil, pesawat, kapal dan belakangan
motor atau mobil dengan bahan listrik yang ramah lingkungan. Bukan tidak mungkin
jika dikemudian hari teknologi pada bidang transportasi ini semakin maju dengan
temuan baru yang semakin memudahkan dan cepat.
2. Bidang Pertanian
Anda bisa melihat bagaimana tanah digarap dengan bajak. Dimana sebelumnya
harus dicangkul. Pencangkulan lahan dinilai terlalu lama dan terlalu banyak orang
14
yang diperlukan. Kemudian muncul bajak dengan memanfaatkan sapi atau kerbau
sebagai penggerak. Pekerjaan menggarap tanah lebih cepat. Namun ternyata masih
dianggap terlalu lama lalu muncullah trantor yang membuat penggarapan lahan
pertanian lebih cepat. Belum lagi penemuan pembuatan pupuk. Mulai pupuk buatan
hingga pupuk organik cair (POC) yang dinilai lebih aman bagi tanaman.Teknologi
tepat guna di bidang pertanian ini sudah banyak diproduksi oleh pabrik mesin
Agrowindo.
3. Bidang Usaha Kecil
Bidang satu ini termasuk sangat berkembang teknologi yang dihasilkan. Jika dulu
untuk mengiris bawang perlu bersusah payah menahan air mata, kini sudah ada mesin
pengupas dan pengiris bawang. Tidak hanya menghindarkan dari deraian air mata,
pengirisian lebih cepat dan lebih banyak. Lalu ada mesin pengiris untuk pembuatan
keripik singkong, keripik ubi, keripik kentang.
Siapa sangka, buah dan sayur bisa dijadikan keripik. Namun saat ini hal tersebut
bukan bualan. Terdapat pengiris untuk keripik buah, terdapat mesin untuk pembuatan
keripik, dimana hasilnya akan dimaksimalkan dengan mesin peniris minyak. Apapun
jenis gorengan akan semakin renyah dan minim sisa minyak goreng. Padahal dahulu
untuk meniriskan minyak kebanyakan menggunakan koran bekas yang belakangan
diketahui berbahaya karena tinta pada koran bisa menempel pada makanan tersebut.
15
4. Bidang Kedokteran.
Bidang kedokteran sudah pasti ada banyak teknologi yang digunakan. Misalnya
untuk memeriksa kadar kolesterol, kadar gula, fungsi pencernaan, fungsi syaraf dan
lainnya ada sistem canggih yang digunakan. Menggunakan alat semacam maghnet
yang digenggam kemudian langsung terhubung dengan layar komputer dan diketahui
bagaimana kondisi tubuh pasien. Hal tersebut berarti tidak hanya menggunakan
metode pengambilan sampel darah saja. Alhasil ada banyak alternatif untuk
membandingkan hasil pemeriksaan sehingga lebih maksimal. Belum lagi teknoloti
CT scan, USG dan sebagainya.
5. Bidang Pendidikan
Begitu pula bidang pendidikan. Pendidikan hanya dikenal dengan proses
pengajaran di dalam kelas menggunakan papan tulis dan kapur tulis yang berdebu.
Kemudian menggunakan papan tulis dengan spidol belakangan menggunakan laptop
dan proyektor, pembelajaran melalui video, internet dan sebagainya.
Dalam pemanenan buah kelapa teknilogi yang digunakan sebagai alat bantu untuk
memanjat buah kelapa terdapat dua jenis yaitu alat pemanjat tipe duduk dan alat
pemanjat tipe berdiri.alat ini bisa dioperasikan dengan satu orang saja mulai dari anak
muda hingga dewasa.
16
2.5 Alat pemanjat pohon kelapa
Alat pemanjatan pohon kelapa mempunyai dua konstruksi yang meliputi
kerangka atas dan kerangka bawah.masing-masing kerangka dapat bergerak
sepanjang pohon kelapa.tedapat dua buah jenis alat pemanjat kelapa :
2.5.1 Tipe alat pemanjat duduk
Gambar 2.1 Alat pemanjat kelapa duduk
Rubber bushes
Karet yang digunakan untuk menahan frame atas dan berfungsi juga
mempermudahan perpindahan frame.
Seat
17
Tempat duduk yang menopang tubuh pemanjat.karena pada tipe ini pemanjat duduk
diatas frame.
Adjusting belt
Sebagai pengatur jarak antara frame atas dan frame bawah sesuai dengan tinggi badan
pemanjat kelapa.
Top support
Frame bagian atas alat pemanjat yang akan menopang tubuh bagian atas
Foot rest
Tempat kaki yang digunakan untuk mengangkat frame bagian bawah saat
memindahkan frame.
Button support
Frame bagian bawah alat pemanjat sebagai tempat kaki.
Tipe alat pemanjat duduk dikembangkan oleh Tamil Nadu Agricultur
University (TNAU).alat tipe ini mempunyai dua buah rangka yang terletak satu diatas
dan satu dibawah,ala ini dihubungkan oleh sabuk yang diikatkan pada pohon
kelapa.Pengguna harus duduk dikursi yang disediakan diatas kerangka,sedangkan
kaki bisa dimasukkan kedalam karet yang disediakan pada kerangka bawah.kerangka
bagian atas dapat digesr menggunakan kedua tangan dan kerangka bawah dapat
digeser menggunakan kaki.proses ini akan terus diulang secara terus menerus pada
18
proses pemanjatan.pada tipe ini ukuran dapat disesuikan sesuai dengan ukuran
diameter pohon yang akan dipanjat.kedua rangka akan membentuk sudut,dengan
adanya karet yang melingkar akan membuat kerangka menempel erat pada pohon.
2.5.2 Tipe alat pemanjat berdiri
Alat pemanjat kelapa tipe berdiri ditemukan oleh Mr. M J Joseph seorang ahli
ilmu tanah dikarala.pada tipe ini terdapat dua kerangka yang sama.
Gambar 2.2 Alat pemanjat kelapa berdiri
penggunaan alat ini anatara tangan dan kaki bergerak paada koordinat yang
sma dalam waktu yang bersamaan.dalam pengoprasiaannya pengguna harus
berdiri,awalnya kedua baja diikat melingkar pada pohon kelapa dengan terhubung
dengan pengunci.
19
Steel rope wire
Kawat baja/seling yang berguna menopang berat alat dan beban pemanjat
Top support
Kerangka yang posisinya lebih tinggi
Button support
Kerangka yang posisinya lebih rendah
Foot rest
Tempat pijakan kaki dan berguna sebagai penggeser frame.
2.6 Gaya Geser dan Momen Lentur
Apabila sebuah balok dibebani oleh beberapa buah gaya atau kopel maka akan
tercipta sejumlah tegangan dan regangan internal. Untuk menentukan berbagai
tegangan dan regangan tersebut, harus dicari terlebih dahulu gaya internal (internal
forces) dan kopel internal yang bekerja pada penampang balok. Gaya internal yang
bekerja pada penampang-penampang balok diantaranya gaya geser V dan momen
lentur M.
2.6.1 Gaya Geser (Shearing Force)
Gaya geser secara numerik adalah jumlah aljabar dari semua
komponen vertikal gaya – gaya luar yang bekerja pada segmen yang
20
terisolasi, tetapi dengan arah yang berlawanan, dinotasikan dengan V.
Penentuan gaya geser pada sebuah irisan balok memenuhi syarat
keseimbangan statis pada arah vertikal. ΣFv = R1 - P1 - P2 - V = 0
atau V = R1 - P1 - P2\
2.6.2 Momen Lentur (Bending Momen)
Momen lentur adalah jumlah aljabar dari semua komponen
momen gaya luar yang bekerja pada segmen yang terisolasi,
dinotasikan dengan M. Besar M dapat ditentukan dengan persamaan
keseimbangan statis ΣM =0 ΣMo = M - R1x + P1 (x-a) + P2 (x-b) = 0
atau M = R1x – P1(x-a) – P2(x-b)
2.7 Hubungan Antara Beban
Gaya Geser Dan Momen Lentur Hubungan ini bermanfaat untuk: Mencari gaya
geser dan momen lentur di seluruh arah panjang sebuah balok Menyusun diagram –
diagram gaya geser dan momen lentur
A. Beban Terdistribusi dx dV w dx dM
B. B. Beban Terpusat V1 = - P M1 = P ( ) 2 dx + Vdx + V1dx
C. C. Beban Kopel V1 = 0 M1 = - Mo
Diagram Gaya Geser dan Momen Lentur Gaya geser V dan momen lentur M dalam
balok merupakan fungsi-fungsi dari jarak x yang diukur sepanjang sumbu
longitudinal. Salah satu cara untuk mengetahui harga V dan M pada semua
21
penampang balok adalah dengan menggambar sebuah grafik yang memperlihatkan
bagaimana V dan M berubah terhadap x. Grafik ini disebut diagram gaya geser dan
momen lentur.
2.8 Bearing
Dalam Bahasa Indonesia berarti bantalan. Dalam ilmu mekanika bearing
adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua
atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing
menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga
menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya.
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik.
Bearing atau laher adalah komponen sebagai bantalan untuk membantu mengurangi
gesekan peralatan berputar pada poros/as. Bearing atau laher ini biasanya berbentuk
bulat. Bearing di mobil dipasang pada as roda dan ditempat-tempat yang berputar
lainnya.
Tujuan dari bantaran balock untuk mengurangi gesekan rotasi dan mendukung radial
dan aksial beban.
2.8.1Jenis-jenis bantalan gelinding
Berdasarkan gesekan yang terjadi antar permukaan bantalan gelinding
mempunyai kelebihan memiliki gesekan yang sangat kecil dibandingkan dengan
bantalan luncur. Gambar 2.5 memperlihatkan elemen gelinding seperti bola atau rol
dipasang diantara cincin dalam dan cincin luar . Apabila salah satu cincin tersebut
berputar, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan
diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol dengan cincin yang sangat
22
kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi.
Sehingga bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang tinggi.
Klasifikasi bantalan gelinding sama seperti pada bantalan luncur yang terdiri
atas: bantalan radial, yang terutama membawa beban radial dan sedikit beban aksial,
dan bantalan aksial yang membawa beban yang sejajar sumbu poros .
Berdasarkan bentuk elemen gelindingnya, dapat juga dibagi atas bantalan bola dan
bantalan rol. Selain itu dapat juga dibedakan menurut banyak baris dan konstruksi
dalamnya. Jenis bantalan yang cincin dalam dan cincin luarnaya dapat saling
dipisahkan disebut macam pisah.
Gambar 2.1 Jenis-jenis bantalan gelinding Berdasarkan diameter luar dan diameter dalamnya, bantalan gelinding dapat dibagi atas:
Diameter luar lebih dari 800 mm Ultra besar
Diameter luar 180-800 mm Besar
Diameter dalam 80-180 mm Sedang
Diameter dalam 10 mm atau , dan Kecil
Diameter luar sampai 80 mm
Diameter dalam kurang dari 10 mm,
Diameter kecil
Diameter luar 9 mm atau lebih
Diameter kurang dari 9 mm Miniatur
23
2.8.2 Kelakuan bantalan gelinding
1. Kemampuan membawa beban aksial Bantalan radial yang mempunyai sudut kontak yang besar antara elemen
gelinding dan cincinnya, dapat menerima sedikit beban aksial. Jenis-jenis bantalan
seperti bantalan bola macam alur dalam, bantalan bola kontak sudut, dan bantalan rol
kerucut merupakan jenis bantalan yang dibebani gaya aksial yang kecil. Bantalan
mapan dapat menyesuaikan diri dengan defleksi poros. Namun kemampuan dalam
menahan gaya aksial adalah kecil. Bantalan rol silinder pada umumnya hanya dapat
menahan beban radial. Walaupun demikian diantaranya terdapat pula yang
mempunyai konstruksi khususuntuk menerima gaya aksial.
2. Kelakuan terhadap putaran
Diameter poros d (mm) dikalikan dengan putaran per menit n (rpm) disebut
harga d.n. Harga ini untuk suatu bantalan mempunyai batas empiris yang besarnya
tergantung pada macam dan cara pelumasannya. Tabel 2.1 merupakan suatu pedoman
dalam perencanaan bantalan. Bantalan bola alur dalam dan bantalan bola sudut serta
bantalan rol silinder pada umumnya dipakai untuk putaran tinggi; bantalan rol
kerucut dan bantalan mapan sendiri untuk putaran sedang; bantalan aksial untuk
putaran rendah. Harga-harga diberikan dalam table diatas merupakan batas untuk
kondisi kerja terus-menerus dalam keadaan biasa. Untuk bantalan yang diameter
dalamnya dibawah 10 mm atau lebih dari 200 mm, terdapat harga-harga yang lebih
rendah. Dalam hal pelumasan dngan gemuk, harga-harga batas tersebut adalah untuk
umur gemuk 1000 jam. Untuk pelumasan celup 2-2,5 kali harga di dalam tabel dapat
diterima; untuk pelumasan dengan pompa 3-5 kali harga dalam tabgel dapat diterima.
Tabel 2.1 Harga batas d.n(Sularso, 1978)
24
2.1 tabel bantalan
3.Kelakuan gesekan
Bantalan bola dan bantalan rol silinder mempunyai gesekan yang relatif kecil
dibandingkan dengan bantalan macam lain. Alat-alat ukur, gesekan bantalan
merupakan hal yang menentukan ketelitiannya.
2.9 Kelakuan Dalam bunyi dan getaran
Hal ini dipengaruhi oleh kebulatan bola dan rol, kebulatan cincin, kekasaran
elemen-elemen tersebut, keadaan sangkarnya, dan kelas mutunya. Faktor lain yang
mempengaruhi adalah ketelitian pemasangan, konstruksi mesinnya (yang memakai
bantalan tersebut), dan kelonggaran dalam bantalan. Bunyi atau getaran adalah
pengaruh gabungan dari pelbagai factor. Sampai saat ini belum ada pemecahan yang
sempurna dan memuaskan.
Sebagai petunjuk, kelakuan bantalan tersebut di atas ditabelkan seperti
diperlihatkan dalam tabel 2.2.
Klasifikasi Karakteristik
Beban Elemen
gelinding
Baris
Jenis
Beban radial
Beban aksial
Putaran
Ketahanan terhadap
tumbukan
Gesekan
Ketelitian
Radial Bola
Baris tunggal
Alur dalam
Sedang Sedang Sangat tinggi
Rendah Rendah Tinggi
Mapan sendiri*
Sangat ringan
Sangat ringan
Tinggi Sangat rendah
Sangat rendah
Baris ganda
Mapan sendiri
Ringan Sangat ringan
Tinggi Sangat rendah
Rendah
Sedang
Alur dalam
Sedang Ringan Sedang Rendah
Rol Silinder Baris tunggal
Jenis N, NU*
Berat
Tidak dapat
Sedang Tinggi Rendah Tinggi
Baris Jenis NN Tidak Tinggi Tinggi Sedang Tinggi
25
Tabel 2.2 Klasifikasi bantalan gelinding serta karakteristiknya (Sularso,1978)
Bahan bantalan gelinding
Cincin dan elemen gelinding pada bantalan umumnya dibuat dari baja bantalan
khrom karbon tinggi. Baja bantalan dapat memberikan efek stabil pada perlakuan
panas. Baja ini dapat memberikan umur panjang dengan keausan sangat kecil.
Untuk bantalan yang memerlukan ketahanan khusus terhadap kejutan, dipakai
baja paduan karbon rendah yang kemudian diberi perlakuan panas dengan sementasi.
Baja semen yang kedalaman sementasinya dan kekerasan dari inti dan permukaannya
adalah sedang, dapat menahan tumbukan yang besarnya beberapa kali kemampuan
baja bantalan. Bahan untuk sangkar, yang akan mengalami kontak gesekan dengan elemen
gelinding, harus tahan aus dan tidak mudah patah. Sangkar untuk bantalan kecil
dibuat dengan mengepres pita baja yang difinis dari baja karbon rendah atau baja plat
yang difinis. Untuk pemakaian khusus, plat kuningan atau plat baja tahan karat juga
sering dipakai. Untuk bantalan besar dipakai baja karbon rendah atau kuningan
berkekuatan tinggi. Untuk beberapa macam bantalan putaran tinggi dapat dibuat dari
plastik.
Sebagai paku keeling untuk sangkar dipergunakan baja karbon rendah bermutu baik.
ganda dapat
Bulat Baris ganda
Mapan sendiri
Sangat berat
Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang
Gabungan Bola
Baris tunggal
Kontak sudut
Sedang Agak berat
Sangat tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Magneto Ringan Ringan Tinggi
Baris ganda
Kontak sudut
Sedang Sedang Sedang Sedang
Rol Kerucut Baris tunggal Berat Berat
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Baris ganda* Sangat berat
Sedang
Aksial Bola Baris tunggal dan ganda
Tidak dapat
Agak berat
Rendah Rendah Rendah Tinggi
Silinder Baris tunggal, ganda, tiga*
Sangat berat
Sangat rendah
Tinggi
Tinggi
Sedang
Kerucut Baris tunggal Agak rendah