Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Kesehatan
2.1.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
di amati langsung maupun yang tidak dapat di amati oleh pihak luar
(Notoatmojo, 2009). Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah
faktor lingkungan yang mehmpengaruhi kesehatan individu, kelompok
atau masyarakat (Blum 1974 dalam Notoatmojo, 2009).
Menurut Skiner (1938), perilaku merupakan respon atau reaksi
seseoramng terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoamojo,
2009). Berdasarkan pengertian tersebut Skiner membedakan adanya dua
respon yaitu:
a. Responden respon atau reflexive, yakni respon ang di
timbulkan oleh rangsangan rangsangan (stimulus) tertentu,
Stimulus tertentu semacam ini disebut elicting stimulation
karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap,
responden respon ini juga mencakup perilaku emosional
b. Operan respon atau instrumental respons yakni yang timbul
dan berkembang kemudian di ikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Perangsang ini di sebut reinforcing
stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (oerganisme) terhadap
stimulus onjek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sitem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini
peilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance).
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan
(Health seeking behavior).
7
c. Peilaku kesehetan lingkungan, perilaku dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Hal ini meskipun stimulusnya sama untuk
beberpaa orang, namun respon setiap individu berbeda faktor yang
menentukan atau membentuk, perilaku ini disebut determinan.
Determinan perilaku dibedakan menjadi 2 yaitu: (Notoatmodjo,
2010)
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, dan jenis kelamin.
b. Determinan aatau faktor eksternal, yakni lingkungan baik,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Menurut tim kerja WHO (1984), menyebutkan bahwa ada 4
alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling)
Hasil pemikiran dan perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan
pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan
modal awal untuk bertindak atau berprilaku. Notoatmojo 2010
menyebutkan bahwa pemikiran dan perasaan yakni dalam bentuk
pengetahuan presepsi, sikap kepercayaan, dan peniliaian
seseorang terhadap objek.
1. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh
dz pengetahuan bahwa api itu panas adalah setelah
memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena
api dan terasa panas.
2. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek,
atau nenek. Seseorang memperoleh kepercayaan itu
8
dari keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
3. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka terhadap
objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman
sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang
lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai
kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu
tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan
diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang
mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap
diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar
pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
b. Adanya acuan atau refrensi dari seseorang atau pribadi yang
dipercayai (personal reference)
Perilaku seseorang tergantung dari perilaku acuan (reference)
terlebih lagi perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi orang-
orang yang di anggap penting. Apabila seseorang itu penting
baginya maka apa yang ia katakan atau perbuatan condong akan
diikuti atau dicontoh. Misalnya seseorang yang dianggap penting
dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren
ustadz/ustadzah, pengurus organisasi pesantren/kakak kelas,
orang tua santri.
c. Sumber-sumber daya (resources)
Sumber daya merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku
masyarakat. Sumber daya disini mencakup fsilitas-fasilitas, uang,
waktu, tenaga dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku
positif maupun negatif seseorang atau kelompok. Sumber daya
dalam penelitian ini mencakup alat dan bahan yang digunakan
alternatif lain dari bahan dan alat yang digunakan frekuensi
9
melakukan personal hygiene, dan biaya yang di berikan orang tua
per bulan.
d. Sosial budaya setempat (culture)
Faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya
perilaku seseorang. Perilaku nomal, kebiasaan, nilai-nilai, dan
penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat disebut
kebudayaan. Perilaku normal merupakan salah satu aspek
kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai pengaruh yang
dalam terhadap perilaku. Dalam penelitian ini kebudayaan dapat
terlihat pada keyakinan dan kebiasaan informan yang diperoleh
dari keluarga atau kerabatnya bahwa tidaklah menjadi suatu
masalah jika berjalan tanpa alas kaki dan sebagainya.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Lawrence Green (1980) dalam Mujtahidah 2012
perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:
a. Faktor-faktor predisposisi (disposing factors)
Yaitu faktor-faktor yang mempermudah dan
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-
nilai, tradisi dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)
Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yag
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud
dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana
atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan
misalnya: posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat
pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat
olahraga, makanan bergizi, dan uang (ekonomi).
10
c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor yang mendorong tau memperkuat
terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berprilaku sehat,
tetapi tidak melakukannya.
2.2 Integumen
2.2.1 Pengertian Integumen
Kata integumen berasal dari bahas latin “integumentum”
yang berarti “penutup”. Sistem integumen atau biasa disebut kulit
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya
dan merupakan organ yang paling luas, dimana orang dewasa
luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm. Sistem integumen
merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur
internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, dan
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu
dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem
integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap
bakteri, virus, dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.
Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendektesi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.
Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot.
Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan
jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan
ikat (dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis) (Jonyo,U.A, 2012)
11
2.2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Integumen
1. Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:
a. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk
menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan
melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka
dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit dapat
menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah
zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta
menghalau rangsangan-rangsangan fisik seperti sinar
ultraviolet dari matahari.
b. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai angsangan
sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau
dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
c. Pengatur Panas (Termoregulasi)
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan
kontruksi pembuluh kapiler serta melalui yang keduanya di
pengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu
tetap kira-kira 98,6 derajat farenheit atau sekitar 36,5 derajat
celcius. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan, panas akan
hilang dengan penguapan menjadi keringat.
d. Penguluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-
pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat
kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan
12
air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
e. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-
zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada
tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit (sebacea), merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
g. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan
kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah,
pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
2.2.3 Pembagian Kulit
Kulit terbagi menjadi 3: (Puspasari, S.F, 2017)
a. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak
tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut.
Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat
13
pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh
zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam
epidermis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
1. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan
menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan
tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti,
tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris
keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk
jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten
terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan
horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan
digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap
sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan
terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung
sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repiaring
capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia
dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk
yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan
penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat
digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada
lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk
14
mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih
dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi
lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.
2. Lapisan bening (stratum lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan
tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan
lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel
jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga
dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak
jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi
bermula dari lapisan bening.
3. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang
mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar
dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit
telapak tangan dan telapak kaki.
4. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling
berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi
filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel
pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak
(polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar
ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus
yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang
lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis.
Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang
khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol dan asam amino.
15
5. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu
baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap
permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur
halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina
basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-
epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-
sel epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi
bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel
tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear
cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
Dalam jaraingan ini terdapat tipe-tipe sel epidermis di antaranya :
1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes
selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu
digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal
(di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju permukaan.
Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma.
Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum,
lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum,
losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang
memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan
panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian
tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam
melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase
yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan
16
badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh
keratinocytes.
3. Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips,
oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum
basal yang banyak mengandung keratinocytes.
4. Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan
stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi.
Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga
banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan
vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap
imun karena mempunyai antibodi.
b. Dermis (Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit
(Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening,
dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-
menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang
menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut
kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan
rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis
terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan
telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa
memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit,
sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera
17
bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak
menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel
di kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk
berdiri. Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak
untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya
dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat menghasilkan
cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori kulit.
Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang
dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein
ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan
penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang
menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis
dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan
kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa
luka yang terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini
disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri
seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua
macam kelenjar yaitu :
a) Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan,
telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan
obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95-97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti
garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
18
metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai
dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di
seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam
waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan
salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada
rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin
dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak
kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang.
Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea
pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak
terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar
ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas
kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b) Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke
dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang
meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk
sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,
kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada
kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk
melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa,
ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan
folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika
produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka
kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat
19
c. HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-
cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan
bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata.
Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga
menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya
berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta
pedis yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan ketebalan
kulitnya tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang
sama dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4. Stratum corneum sangat tipis.
5. Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
2.2.4 Derivat Kulit
a. Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada
telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora.
Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan
pubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-
tetapi juga oleh hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang
dari sebuah invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa
20
pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut.
Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis
mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian
dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut:
1. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
2. Rambut velus (pendek, halus dan lembut).
Rambut mempunyai 4 fungsi yaitu:
1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk, seperti alis mata melindungi
mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung
(vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase rambut:
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut
tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6
tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat (Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 –
100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding
jika terjadi trauma stress, disebut Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin Pertumbuhan rambut pada daerah
tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah, janggut,
kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas
dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
21
c. Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut keratin.
Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki.
Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras,
cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di dorsalo
paling distal. LK terbentuk dari bahan tanduk yang tumbuh ke arah
dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan tumbuh kuku
jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2
kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi 0,5 mm-
0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari
tiga lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal
(1/3 bagian).
2. Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3
bagian).
3. Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan
hiponikium yang mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula
merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan
epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel
dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan.
Daerah di bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku
merupakan batas dan pelindung kuku. Lipat kuku proksimal merupakan
perluasan epidermis, bersama kuku yang melindungi matriks kuku. Produk
akhirnya adalah kutikel. Pada matriks kuku terdapat sel melanosit.
Bagian-bagian kuku :
a. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b. Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang
menutupi bagian pinggir dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
22
d. Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar
kuku.
e. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
f. Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
g. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h. Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang
bebas (free edge) menebal.
2.3 Patofisiologi Sistem Integumen
2.3.1 Sistem Integumen
1) Peradangan pada Kulit
Radang kulit merupakan reaksi alergi berupa ruam dan juga gatal
pada kulit. Namun jangan takut karena penyakit ini tidak menular,
tetapi biasanya diturunkan melalui keluarga. Sifat dari penyakit ini
berulang sehingga lebih sulit untuk disembuhkan secara total. Jika
radang kulit ini terjadi pada anak-anak, biasanya setelah dewasa akan
sembuh dengan total.
Ada baiknya mengetahui penyebab radang kulit. Hal ini
dimaksudkan ketika penyakit ini datang bisa lebih mudah mencari
obat untuk menyembuhkan radang kulit. Penyebab radang kulit
diantaranya karena penggunaan kosmetik yang tidak sesuai, alergi
terkena bahan-bahan perhiasan imitasi, alergi terkena kain yang
bersifat kasar, alergi dengan detergen ataupun cairan untuk mencuci
lainnya, penggunaan jam tangan, alergi terhadap penggunaan ponsel
bahkan alergi terhadap makanan tertentu.
23
Gejala yang ditimbulkan jika radang kulit ini hadir di kulit adalah
akan timbul rasa yang sangat gatal yang dilanjutkan dengan timbulnya
lepuhan dikulit yang berwarna merah. Lepuhah ini dapat pecah dan
akan mengeluarkan cairan. Bila cairan ini dibiarkan akan mengering
dan akan menimbulkan kerak pada kulit.
Jika gejala radang pada kulit sudah hadir maka hindari kontak
dengan alergen (bahan yang menyebabkan alergi). Biasanya akan
timbul kebingungan untuk mengingat bahan yang menyebabkan
alergi. Namun yang bisa Kita perhatikan dimana letak radang kulit
yang timbul. Jika terjadi muka, kemungkinan disebabkan pemakaian
kosmetik yang tidak sesuai. Namun jika terjadi pada pergelangan
tangan tempat dimana biasanya menggunakan jam tangan,
kemungkinann karena tekananan pemakaian jam tangan tersebut.
Gejala radang yang ditemukan di daerah tempat pemakaian
kosmetik bisa jadi disebabkan karena pemakaian perhiasan tersebut.
Namun jika terjadi pada tangan dan jari-jari bisa jadi disebabkan
karena penggunana deterjen ataupun penggunaan cairan untuk
mencuci lainnya. Selain itu jika rasa gatal ini timbul, hindari untuk
menggaruknya. Sebaiknya gunakan krim pelembab. Hal ini mencegah
kulit mengering yang rentan menimbulkan rasa gatal. Obat anti alergi
juga bisa menyembuhkan radang kulit. Jika sudah sangat mengganggu
dan untuk menghindarkan terjadinya infeksi alangkah baiknya untuk
memeriksakan kepada dokter agar diberikan penanganan untuk
menyembuhkan radang kulit dengan lebih baik.
2) Penyakit Peradangan Pada Kulit
Penyakit dermatitis Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang
biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat
membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah
perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit
dermatitis.
Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan
suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk
24
dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan
tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai
bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,
memerah dan kulit gatal.
Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai
gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa
jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh,
sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis
dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya
tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit
yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau
alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung
dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena
ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus
menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan
pengerasan kulit.
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi.
Dalam kasus seperti itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal
dan kemerahan, hanya beberapa jam atau hanya satu atau dua hari.
Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu. Tangan dan
kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering
kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang
kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaoskaki dan sepatu
dapat mendukung pertumbuhan jamur.
Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau
penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau
mungkin salah satu dari beberapa kelainan kulit kronis yang tidak
diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis menghasilkan retak dan
lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi
bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun dermatitis
kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering
ditemukan.
25
3) Infeksi pada Kulit
Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi
pada orang-orang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan
infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek.
Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon
terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan
bahwa frekuensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum
sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika menderita
penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling
menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk
sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan,
penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain
itu,mereka menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat
kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran bekas luka
kulit dapat berhasil dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser,
pencangkokan kulit dan lain sebagainya. Gejala-gejala penyakit pada
kulit dapat menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan
menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit dapat menyebabkan
jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit pun perlu
dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
2.3.2 Macam-Macam Penyakit Infeksi Pada Kulit :
a. Eksim (ekzema) Ditandai dengan kulit kemerah-merahan,
bersisik, pecah-pecah, terasa gatalterutama pada malam hari,
timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak,
melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas.
Penyebabnya karena alergi terhadap rangsangan zatkimia
tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu seperti
udang, ikan laut, alkohol, dan vetsin.
26
b. Kudis scabiez Gejala : timbul gatal hebat di malam hari,
terutama di sela-sela jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat
kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting payudara), dan
permukaan depan pergelangan.Kudis mudah menular ke orang lain
baik secara langsung maupun tidak langsung (handuk atau
pakaian) Pencegahan: kudis lebih sering terjadi di daerah yang
hygiene yang kurang bersih dan memelihara kebersihan tubuh
adalah wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit.
c. Kurap penyebab jamur Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul
lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair,dan terasa gatal.
kemudian timbul bercak keputihan.Pencegahan : jaga kebersihan
kulit terutama di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
d. Bisul (Furunkel) Bisul disebabkan karena adanya infeksi
bakteri Stafilokokus aureus pada kulit melalui folikel rambut,
kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan
infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara
lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan
diabetes, kosmetika yang menyumbat pori dan pemakaian bahan
kimia.
e. Campak (Rubella) Gejala dari penyakit ini adalah demam,
bersin, pilek, sakit kepala, badan terasa lesu, tidak nafsu makan,
dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul
ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa
bagiantubuh.
f. Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh
mycobacteriumlepra yang interseluler obligat, yang pertama
menyerang saraf tepi, selanjutnya dapatmenyerang kulit, mukosa
mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot,
tulang, dan testis
27
g. Lepra Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut
bahkan jika penyakit tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan
akan memakan kulit dan daging.
h. Cacar air (Frambusia) penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis
virus bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama
melalui udara, pakaian, tempat tidur dan keropeng penderita.
Keterangan: dari jauh kulit yang terkena Frambusia mirip dengan
buah frambus yang berbintil-bintil ranum.
i. Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,
pwenyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit
disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa
berwarna putih, coklat, serta pengobatannya dengan cairan asam
benzoat,dan asam salisilat atau (Anonymus, 2010).
2.3.3 Macam-macam Alergi Kulit
a. Alergi kulit jenis Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik sering terjadi pada anak-anak, walaupun
pada dewasa muda juga biasa terjadi dan bisa terus ke dalam
kehidupan dewasa. Ruam dermatitis atopik terjadi di mana
seseorang terkena goresan. Pada bayi, ruam terjadi di pipi dada,
dan kulit kepala. Anak yang lebih besar dan dewasa biasanya
memiliki ruam di kulit lipatan siku dan di belakang lutut,
meskipun mungkin juga terjadi pada wajah, leher, tangan, kaki
dan punggung. Ruam ini merah, sering serpih atau merembes, dan
lepuh kecil atau benjolan. Sering terjadi excoriations atau daerah
alergi kulit yang rusak dari agresifitas garukan.
b. Alergi kulit jenis Urtikaria (Hives) dan Angioedema
(Pembengkakan)
Urtikaria adalah sebuah ruam gatal yang dapat terjadi pada
semua usia. Ruam ini muncul sebagai akibat pengangkatan
benjolan merah dari berbagai bentuk dan ukuran, dan biasanya
28
berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Pembengkakan kadang-kadang sejalan dengan urtikaria yang
biasa disebut angioedema (biasanya pembengkakan pada bibir,
mata, dan tangan dan kaki). Angioedema biasanya tidak gatal atau
merah, ia cenderung untuk membakar, menyengat atau
menyebabkan sensasi kesemutan. Parah pembengkakan ini
kemampuan untuk bernapas bisa berbahaya dan bahkan
mengancam jiwa.
c. Alergi kulit jenis Kontak Dermatitis
Kontak dermatitis ini disebabkan dari kontak kulit yang
dapat menjadi alergi kulit dengan zat yang menyebabkan reaksi
seperti ruam. Orang bereaksi terhadap berbagai bahan kimia,
termasuk kosmetik, pewarna rambut, logam, obat topical, dan
sebagainya. Contoh dari dermatitis kontak adalah ruam dari
poison ivy, yang sangat gatal dan muncul sebagai lepuh cairan
dan kerak setelah kontak dengan tanaman (Puspasari, 2017).
2.3.4 Tinjauan Umum Tentang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.
Schum)
2.3.4.1 Pengertian
Lengkuas merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang
bisa hidup di daerah daratan tinggi maupun daratan rendah dan
termasuk dalam golongan Zingiberaseae. Umumnya masyarakat
atau lebih khususnya kaum wanita sering memanfaatkannya
sebagai penyedap masakkan atau campuran bumbu masak serta
pengobatan tradisional. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yaitu
varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varitas
berimpang umbi merah. Lengkuas putih (Alpinia galanga) inilah
yang dipakai sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas
merah digunakan sebagai obat (Satya, 2013). Walaupun
29
lengkuas merah lebih harum digunakan sebagai penyedap
makanan (Dalimartha, 2009).
2.3.4.2 Kandungan Kimia Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.
Schum)
Kandungan kimia dari lengkuas merah (Alpinia purpurata
K.Schum) yaitu daun dan akar mengandung Flafonoid, Fenol
dan terpenoid. Rimpang juga mengandung minyak asiri (Raina,
2011). Minyak asiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari
methyl Cinamate 48%, sineol 20-30%, eugenol (yang membuat
pedas), kamfer 1% alpine, galangin selain itu, rimpang lengkuas
mengandung sesquiterpane, camphor, galangol, candinine,
hydrates hexahydroca dalane dan kristal kuning (Muhlisah,
2008). Minyak asiri yang mudah menguap ini dapat merangsang
kulit dan mukosa. Buah mengandung I’acetoxychavicol acetate
(ACA), I’-acetoxyyeugenol acetate (AYA), caryophyllenol I,II,
pentadecane, 7- heptadecan, quecetin 3-methyl ether,
rhamnocitrin, 7-hydroxy-3,5-dimethoxyflavone. Penelitian yang
lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas
mengandung zat-zat yang dapat bersifat sebagai antitumor atau
antikanker, diantaranya Asetoksi Chavikol Asetat yang mampu
menghabat enzim xhantin oksidase