Upload
haque
View
221
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan
menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial. Tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam
hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu hubungan intim biasa
sampai hubungan saling ketergantungan. Individu tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu
individu perlu membina hubungan interpersonal (Teguh, 2009).
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif
dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan serta
respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama,
hubungan timbal balik yang sinkron. Peran serta dalam proses hubungan
dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung dan artinya suatu saat
individu tergantung pada orang lain dan suatu saat orang lain akan tergantung
pada individu (Stuart, 2006).
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh
individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu
keadaan yang negatif dan mengancam (Townsend, 1998) dan ada juga
pendapat yang mengemukakan bahwa isolasi social merupakan pengabaian
2
hubungan interpersonal, Individu tidak mempunyai keinginan untuk
berinteraksi sosial dan lebih senang melakukan aktivitas soliter/menyendiri
(Copel, 2007).
Isolasi sosial adalah terjadinya pemutusan proses hubungan terkait
erat dengan dengan ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang
disebabkan kurangnya peran serta respon lingkungan yang negatif. Kondisi
dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk
menghindari dari orang lain (rasa tidak percaya dengan orang lain). Pada
pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang
ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha
untuk melindungi diri sehingga pasien jadi pasif dan berkepribadian
kaku,pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk
juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,semakin
banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan
emosional dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998).
Penarikan diri (withdrawl) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik
perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung/
isolasi sosial (Depkes, 1989).
Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan berpartisipasi dalam kuantitas dan kualitas tidak efektif dari
pertukaran sosial. Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami
seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif atau
mengancam dirinya (Townsend, 2011).
3
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang, merasa kehilangan
kedekatan dengan orang lain dan tidak bisa berbagi pikiran dan perasaannya
(Rawlins, 1993).
Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan
untuk membagi pikiran, perasaan dan pengalaman serta mengalami kesulitan
berinteraksi secara spontan dengan orang lain. Individu yang demikian
berusaha untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa
takut, kemarahan, malu, rasa bersalah dan merasa tidak aman dengan
berbagai respon. Respon yang terjadi dapat berada pada rentang adaptif
sampai maladaptif (Stuart, 2006).
B. Rentang Respon Sosial
Rentang Respon Sosial
Respon adaptif ResponMaladaptif
Solitut Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik Diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling Ketergantungan
Sumber : (Stuart, 2006)
4
Keterangan dari rentang respon sosial
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan
dengan cara yang dapat diterima oleh norma masyarakat. Respon
maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
dengan cara yang bertentangan dengan norma agama dan
masyarakat. Respon ini meliputi (Teguh, 2009):
1. Solitude (menyendiri)
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk
merenungkan apa yang telah terjadi atau dilakukan dan
suatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan rencana-
rencana.
2. Autonomy atau otonomi
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan
sosial. Individu mampu menetapkan untuk interdependen
dan pengaturan diri.
3. Mutuality atau kebersamaan
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian,
saling memberi, dan menerima dalam hubungan
interpersonal.
5
4. Interdependen atau saling ketergantungan
Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan,
saling tergantung antar individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
5. Kesepian
Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak
adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya.
6. Menarik Diri
Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan
hubungan dengan orang lain atau lingkungannya.
7. Manipulasi
Merupakan gangguan sosial dimana individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku mengontrol
digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau
frustasi dan dapat menjadi alat untuk berkuasa kepada
orang lain.
8. Impulsif
Merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu
sebagai subyek yang tidak dapat diduga, tidak dapat
dipercaya, tidak mampu merencanakan, tidak mampu
untuk belajar dari pengalaman, dan miskin penilaian.
6
9. Narsisisme
Respon sosial ditandai dengan Individu memiliki
tingkah laku egosentris, harga diri yang rapuh, terus
menerus berusaha mendapat penghargaan dan mudah
marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain.
10. Isolasi sosial
Adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya.
C. Penyebab
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri,
rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, percaya diri kurang dan juga dapat menciderai diri sendiri
(Carpenito, 2006). Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya
menarik diri, adapun faktor tersebut antara lain:
7
1. Factor predisposisi
Faktor predisposisi pada gangguan isolasi sosial menarik diri yaitu
(Teguh, 2009):
a. Faktor perkembangan
Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas-tugas
perkembangan yang harus terpenuhi. Apabila tugas tersebut tidak
terpenuhi maka akan mempengaruhi hubungan sosial. Misalnya anak
yang kurang kasih sayang, dukungan, perhatian dan kehangatan dari
orang tua akan memberikan rasa tidak aman dan menghambat rasa
percaya.
b. Faktor Biologis
Organ tubuh dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan
sosial. Misalnya kelainan struktur otak dan struktur limbic di duga
menyebabkan skizofrenia. Pada klien skizofrenia terdapat gambaran
struktur otak yang abnormal: otak atrofi, perubahan ukuran dan
bentuk sel limbic di daerah kortikal.
c. Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah di dalam keluarga atau lingkungan dapat
menyebabkan gangguan hubungan sosial. Misalkan pada klien
lansia, cacat, dan penyakit kronis yang disingkirkan dari lingkungan.
d. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang
8
termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan
ketidak jelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang
anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam
waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga
yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar
keluarga.
2. Faktor Presipitasi
a. Stressor Sosial Budaya
Adalah stress yang ditimbulkan oleh sosial dan budaya masyarakat.
Kejadian atau perubahan dalam kehidupan sosial-budaya memicu
kesulitan berhubungan dengan orang lain dan cara berperilaku.
b. Stressor Psikologis
Adalah stres yang disebabkan karena kecemasan yang berkepanjangan
dan terjadinya individu untuk tidak mempunyai kemampuan
mengatasinya.
D. Tanda Dan Gejala
Isolasi sosial yaitu menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan
gejala sebagai berikut : sedih,afek tumpul, menjadi tidak komunikatif, kurang
spontan, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan kebersihan
diri, komunikasi verbal kurang, menyendiri, tidak peduli lingkungan, asupan
makanan terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, posisi baring
9
seperti fetus, asyik dengan pikirannya sendiri, disfungsi interaksi dengan
teman sebaya, keluarga, atau orang lain (Townsend, 1998).
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi
ansietas yang sering digunakan adalah regresi, represi, dan isolasi. Individu
yang mempunyai respon sosial maladaptif berupaya menggunakan berbagai
mekanisme koping yang berkaitan dengan jenis spesifik dari masalah-
masalah berhubungan :
1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisosial yaitu
proyeksi, splitting ( pemisahan ), merendahkan orang lain.
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian yaitu
splitting ( pemisahan ), formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi
orang lain, merendahkan orang lain, dan identifikasi proyektif (Stuart,
2006).
F. Masalah Keperawatan (Keliat, 2009)
a. Isolasi sosial: menarik diri
b. Gangguan sensori/persepsi: Halusinasi pendengaran
c. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
d. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis
e. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
f. Defisit perawatan diri: mandi dan berhias
10
g. Ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah
h. Gangguan pemeliharaan kesehatan
G. Pohon Masalah
Halusinasi
Core problem
Harga diri rendah
H. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Halusinasi
Isolasi sosial
11
I. Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1.
Isolasi sosial :
menarik diri
Pasien dapat berinteraksi dengan
orang lain
Tujuan Khusus :
1. Pasien dapat membina hubungan
saling percaya.
2. Pasien mampu menyebutkan
penyebab menarik diri
Setelah 1 x interaksi pasien menunjukkan
tanda-tanda percaya kepada / terhadap
perawat :
1. Wajah cerah, tersenyum
2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Bersedia menceritakan perasaan
5. Bersedia mengungkapkan masalah
Setelah 2 x interaksi pasien dapat
menyebutkan minimal satu penyebab
menarik diri :
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Lingkungan
1.1 Bina hubungan saling percaya
dengan :
a. Beri salam setiap
berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan
tujuan perawat berkenalan
c. Tanyakan dan panggil nama
kesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan pasien
dan masalah yang dihadapi
pasien
f. Buat kontak interaksi yang
jelas
g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
pasien
2.1 Tanyakan pada pasien tentang :
a. Orang yang tinggal serumah
atau sekamar pasien
b. Orang yang paling dekat
dengan pasien dirumah atau ruang perawatan
c. Apa yang membuat pasien
1.1 Membina hubungan
saling percaya.
Kontrak yang jujur,
singkat, konsisten
dengan perawat
dapat membantu
klien membina
kembali interaksi
penuh percaya
dengan orang lain
2.1 Keterlibatan orang
terdekat dapat
membantu
membangun dan
atau kembali
membentuk sistem
12
3. Pasien mampu menyebutkan
keuntungan berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri
4. Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap
Setelah 3 x interaksi pasien dapat
menyebutkan keuntungan berhubungan
sosial, misalnya : a. Banyak teman
b. Tidak kesepian
c. Bisa diskusi
d. Saling menolong
Dan kerugian menarik diri misalnya :
a. Sendiri
b. Kesepian
c. Tidak bisa diskusi
Setelah 4 x interaksi pasien dapat
melaksanakan hubungan social secara
bertahap dengan : a. Perawat
b. Perawat lain
c. Pasien lain
d. Kelompok
dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah atau
diruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat orang dengan
tersebut f. Upayakan yang sudah
dilakukan agar dekat dengan
orang lain
g. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul dengan
orang lain
h. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaan
3.1 Tanyakan pada pasien tentang : a. Manfaat hubungan sosial
b. Kerugian menarik diri
c. Diskusikan bersama pasien
tentang manfaat berhubungan
sosial dan kerugian menarik diri
d. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya.
4.1 Observasi perilaku pasien saat
berhubungan sosial
4.2 Beri motivasi dan bantu pasien
untuk berkenalan atau
berkomunikasi dengan :
a. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Kelompok
4.3 Libatkan pasien dalam terapi
pendukung dan
mengintegrasikan
pasien kembali
kedalam jaringan
sosial
3.1 Solitude dan kesepian
dapat diterima atau
dengan pilihan, dan
perbedaan ini
membantu klien
mengidentifikasi apa yang terjadi pada
dirinya sehingga dapat
diambil langkah untuk
mengatasi masalah ini.
4.1 Kehadiran orang yang
dapat dipercaya
memberi klien rasa
terlindungi. Setelah
dapat berinteraksi
dengan orang lain dan
memberi kesempatan
klien dalam mengikuti
13
5. Pasien mampu menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan sosial
6. Pasien mendapat dukungan
keluarga dalam memperluas
hubungan sosial
Setelah 5x interaksi pasien dapat
menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan :
1. Orang lain
2. Kelompok
Setelah 6 x pertemuan keluarga dapat
menjelaskan tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik diri
c. Penyebab dan akibat menarik diri
d. Cara merawat pasien menarik diri
aktivitas kelompok sosialisasi
4.4 Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan pasien
bersosialisasi
4.5 Beri motivasi pasien untuk
melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan
5.1 Diskusikan dengan pasien tentang
perasaannya setelah berhubungan
sosial dengan :
a. Orang lain
b. Kelompok 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya.
6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi prilaku menarik diri.
6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu pasien mengatasi perilaku menarik diri
6.3 Jelaskan pada keluarga tentang :
a. Pengertian menarik diri
b. Tanda dan gejala menarik
diri
c. Penyebab dan akibat menarik
diri
d. Cara merawat pasien menarik
diri
e. Latih keluarga cara merawat
aktivitas kelompok,
klien merasa lebih
berguna dan rasa
percaya diri dapat
tumbuh kembali
5.1 Ketika klien merasa
dirinya lebih baik dan
mempunyai makna,
interaksi sosial dengan
orang lain dapat
ditingkatkan
6.1. Dukungan dari keluarga
merupakan bagian
penting dari
rehabilitasi
14
7. Pasien ndapat
memanfaatkan obat dengan
baik
Setelah 7 x interaksi pasien menyebutkan :
a. manfaat minum obat
b. kerugian tidak minum obat
c. nama, warna, dosis, efek terapi
dan efek samping obat
d. akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
pasien menarik diri.
f. Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan
g. Beri motivasi keluarga agar
membantu pasien untuk
bersosialisasi h. Beri pujian kepada keluarga
atas keterlibatannya merawat
pasien dirumah sakit
7.1 Diskusikan dengan pasien tentang
manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, dosis,
cara, efek terapi dan efek
samping penggunaan obat
7.2 Pantau pasien saat penggunaan
obat 7.3 Beri pujian jika pasien
menggunakan obat dengan benar
7.4 Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter
7.5 Anjurkan pasien untuk konsultasi
kepada dokter atau perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
7.1. Membantu dalam
meningkatkan
perasaan kendali dan
keterlibatan dalam
perawatan kesehatan
klien.
15
No Dx
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
2.
Halusinasi
pendengaran
Klien tidak menciderai diri sendiri /
orang lain / lingkungan
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
2. Klien dapat mengenali
halusinasinya
Klien mampu membina hubungan saling
percaya dengan perawat dengan kriteria hasil
:
1. Membalas sapaan perawat
2. Ekspresi wajah bersahabat dan
senang
Klien mampu mengenali halusinasinya
dengan kriteria hasil :
1.Klien dapat menyebutkan waktu, timbulnya
halusinasi
2.Klien dapat mengidentifikasi kapan
frekuensi situasi saat terjadi halusinasi
3.Klien dapat mengungkapkan prasaannya
saat muncul halusinasi
1.1 Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :
a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien
dan nama panggilan kesukaan
klien
d. Jelaskan maksud tujuan dan
interaksi
e. Berikan perhatian pada klien,
perhatikan kebutuhan dasarnya
1.2 Beri kesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
1.3 Dengarkan ungkapan klien
dengan empati
2.1 Adakan kontak sering dan singkat
secara bertahap
2.2 Tanyakan apa yang didengar dari
halusinasinya
2.3 Tanyakan kapan halusinasinya
datang
2.4 Tanyakan halusinasinya
2.5 Bantu klien mengenal halusinasinya
a.Jika menemukan klien sedang
halusinasi, tanyakan apakah ada
1.1 Hubungan saling
percaya merupakan
langkah awal
menentukan
keberhasilan rencana
selanjutnya
1.2 Untuk mengurangi
kontak klien dengan
halusinasinya dengan
mengenal halusinasi
akan membantu
mengurangi dan
menghilangkan
halusinasi
2.1Mengetahui apakah
halusinasi datang dan
menentukan tindakan
yanng tepat atas
halusinasinya
2.2Mengenalkan pada
klien terhadap
halusinasinya dan
mengidentifikasi faktor
pencetus halusinasinya
16
3. Klien dapat mengontrol
halusinasinya
3.1 Klien dapat mengidentifikasi tindakan
yang dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya
3.2 Klien dapat menunjukkan cara baru
untuk mengontrol halusinasi
suara yang didengar
b.Jika klien menjawab ada,
lanjutkan apa yang dikatakan
c.Katakan bahwa perawat percaya
klien mendengar suara itu,
namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi)
d.Katakan bahwa klien lain juga
ada yang seperti klien
e.Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.6 Diskusikan dengan klien :
a.Situasi yang menimbulkan atau
tidak menimbulkan halusinasi
b.Waktu terjadinya halusinasi
2.7 Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi
3.1 Identifikasi bersama klien tindakan
yang biasa yang dilakukan bila
terjadi halusinasi
3.2 Diskusikan manfaat dan cara yang
digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian
3.3 Diskusikan cara baik memutus atau
mengontrol timbulnya halusinasi
3.4 Bantu klien memilih dan melatih
cara mengontrol halusinasi secara
bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dilatih, evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika berhasil
3.1Menentukan tindakan
yang sesuai bagi klien
untuk mengontrol
halusinasinya
17
4. Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya
5. Klien dapat menggunakan obat
dengan benar untuk
mengendalikan halusinasinya
4.1 Klien dapat memilih cara mengatasi
halusinasi
4.2 Klien melaksanakan cara yang telah
dipilih
4.3 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas
kelompok
5.1 Klien dapat informasi tentang manfaat
dan efek samping obat
5.2 Klien dapat memahami akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
5.3 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar
penggunaan obat
3.6 Anjurkan klien mengikuti terapi
kelompok
4.1 Anjurkan klien untuk memberi tahu
keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga :
a. Gejala halusinasi yang dialami
klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk mengontrol
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga
yang mengalami halusinasi
d. Beri informasi follow up atau
kapan perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan
risiko menciderai orang lain
4.3 Diskusikan dengan keluarga dan
klien tentang jenis, dosis, frekuensi
dan manfaat obat
5.1 Pastikan klien minum obat sesuai
dengan program dokter
5.2 Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yanng dirasakan
5.3 Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
5.4 Bantu klien menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
4.1.Membantu klien
menentukan cara
mengontrol halusinasi :
a.Beri support kepada
klien
b.Menambah
pengetahuan klien
untuk melakukan
tindakan
pencegahan
halusinasi
5.1Membantu
mempercepat
penyembuhan dan
memastikan obat sudah
diminum oleh klien
5.2Meningkatkan
pengetahuan tentang
manfaat dan efek
samping obat
18
No Dx
Keperawatan
Rencana Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
3. Harga diri
rendah
Klien dapat melakukan hubungan
sosial secara bertahap
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
2 .Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
1.1 Klien dapat mengungkapkan perasaanya
1.2 Ekspresi wajah bersahabat
1.3 Ada kontak mata
1.4 Menunjukkan rasa senang
1.5 Mau berjabat tangan
1.6 Klien mau mengutarakan masalah yang
dihadapi
2.1 Klien mampu mempertahankan
aspek yang positif
1.1 Bina hubungan saling percaya :
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal
maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanya nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan
menepati janji
e. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
1.2Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaanya tentang
penyakit yang dideritanya
1.3Sediakan waktu untuk
mendengarkan klien
1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah
seorang yang berharga dan
bertanggungjawab serta mampu
menolong dirinya sendiri
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki kllien dan beri
pujian / reinforcement atas
kemampuan mengungkapkan
perasaannya
2.2 Saat bertemu klien, hindarkan
1.1 Hubungan saling
percaya akan
menimbulkan
kepercayaan klien
pada perawat
sehingga akan
memudahkan
dalam pelaksanaan
tindakan
selanjutnya
1.1 Pujian akan
meningkatkan harga
diri klien
19
3.Klien dapat menilai kemampuan
yang dapat digunakan
4.Klien dapat menetapkan dan
merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
5.Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya
6.Klien dapat memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
3.1 Kebutuhan klien terpenuhi
3.2 Klien dapat melakukan aktivitas terarah
4.1.Klien mampu beraktivitas sesuai
kemampuan
4.2.Klien mengikuti terapi aktivitas
kelompok
5.1 Klien mampu beraktivitas sesuai
kemampuan
6.1 Klien mampu melakukan apa yang
diajarkan
6.2 Klien mampu memberikan dukungan
memberi penilaian negatif.
Utamakan memberi pujian yang
realistis
3.1 Diskusikan kemampuan klien yang
masih dapat digunakan selama sakit
3.2 Diskusikan juga kemampuan yang
dapat dilanjutkan penggunaan di
rumah sakit dan di rumah nanti
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas
yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan
5.1.Beri kesempatan klien untuk
mencoba kegiatan yang
direncanakan
5.2.Beri pujian atas keberhasilan kllien
5.3.Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada
keluarga tentang cara merawat klien
harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberi dukungan
selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
3.1Peningkatan
kemampuan mendorong
pasien untuk mandiri
4.1 Pelaksanaan kegiatan
secara mandiri modal
awal untuk
meningkatkan harga
diri
5.1 Dengan aktivitas klien
akan mengetahui
kemampuannya
6.1 Perhatian keluarga dan
pengertian keluarga
akan dapat membantu
meningkatkan harga
diri klien
20
J. STRATEGI PELAKSANAAN
Diagnosa Keperawatan 1 : Isolasi sosial
Pasien
SP 1 p
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan 1 orang
5. Membimbing pasien memasukan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan
harian
SP 2 p
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3 p
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP 1 k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
21
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial:menarik diri
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial:menarik diri
SP 2 k
1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial : menarik diri
2. Melatih keluarga cara merawat langsung pasien isolasi sosial:menarik
diri
SP 3 k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Diagnosa Keperawatan 2 : Harga diri rendah
Pasien
SP 1 p
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
kemampuan
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
22
SP 2 p
1. Menevaluasi jadwal kegiatan haian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
SP 1 k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
SP 2 k
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
2. Melatih keluarga cara merawat langsung kepada pasien dengan harga
diri rendah
SP 3 k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Diagnosa keperawatan 3 Halusinasi
Pasien
SP 1 p
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
23
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien saat muncul halusinasi
7. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2 p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3 p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4 p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan kegiatan
harian
24
Keluarga
SP 1 k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP 2 k
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
SP 3 k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
25