4
40 BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan konsep teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep ini mengacu pada masalah-masalah (bagian-bagian) yang akan diteliti/ berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram (Hidayat, 2009). Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2016).

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/41257/4/BAB III.pdf · perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

  • Upload
    buinhu

  • View
    297

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/41257/4/BAB III.pdf · perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

40

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan konsep teori dalam

bentuk kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep ini mengacu pada masalah-masalah

(bagian-bagian) yang akan diteliti/ berhubungan dengan penelitian dan dibuat dalam bentuk

diagram (Hidayat, 2009).

Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan

dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel (baik variabel yang

diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam

menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2016).

Page 2: BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/41257/4/BAB III.pdf · perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

41

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Produksi & Pengeluaran ASI

Manajemen kecemasan

Non Farmakologi Farmakologi MANFAAT :

Merangsang refleks oksitosin

meningkatkan dan memperlancar ASI

mengurangi stres dan cemas

membangkitkan rasa percaya diri (sumber)

(Monika, 2014, Rahayu, 2016, Depkes 2007, Solehati, & Kosasih, 2015)

Kortisol dan katekolamin

Sekresi Prolaktin

Rangsangan Hipotalamus oleh Hipofisis Posterior

SekrersiOksitosin

Hormon Oksitosin

ASI

Stimulasi hipotalamus

Hipofisis anterior

Keadaan stress, takut, bingung, dan kecemasan

Hipofisis Posterior

IBU Menyusui

Impuls saraf dari hisapan bayi

FAKTORYANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI MENURUN

Faktor makanan ibu

Faktor isapan bayi

Frekuensi Penyusuan

Riwayat Penyakit

Berat badan lahir

Perawatan Payudara

Pola tidur

Jenis Persalinan

Umur Kelahiran saat persalinan

Konsumsi rokok

(Dewi & Sunarsih 2011, Marmi 2013, kristiyansari 2009, Kodrat 2010, jalal 2017, Prawiharjo 2012).

Memperlancar aliran darah dan

merelaksasikan otot

Mekanisme Kerja

Faktor-faktor yang meningkatkan kecemasan

Faktor Psikonalitik

Faktor interpersonal

Factor perilaku

Factor keluarga

Ancaman integritas diri

Ancaman terhadap system diri

(Fitria, Sriati,

&Hermawaty, 2013) Penurunan Kecemasan

Factor biologi

Aktifitas Hipotalamus Axis dan ACTH

Faktor psikologis (Kecemasan, sedih, kurang pecaya diri)

Menurunkan detak jantung dan

tekanan darah

Keadaan Rileks

Terapi Supportif

Terapi Perilaku kognitif

Terapi Perilaku (sumber)

(Gautam et al 2017, Katona et al 2012, Nurcahyani

et al 2016, Li, et al, 2014 & Jalalodini, 2016 )

Terapi Relaksasi (Pijat

Oksitosin)

Pemberian Antidepresan SSRI dan SNRI (Resep dokter)

(Frank, et al, 2012 &Katona et al 2012)

Page 3: BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/41257/4/BAB III.pdf · perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

42

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep

Ibu yang menyusui dalam mengeluarkan ASI sangat dipengaruhi oleh isapan bayi pada puting

susu ibu, isapan bayi pada puting susu ibu akan ditangkap oleh sel saraf sensorik pada puting yang

akan mengirimkan sinyal ke otak menuju ke hipotalamus melalui medula spinalis hipotalamus dan

akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin sehingga merangsang hipofisis

anterior mengeluarkan prolaktin. Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis

anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofisis posterior

(neurohipofisis) yang kemudian akan melepaskan hormon oksitosin, melalui aliran darah hormon

ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang

telah terbuat keluar ke alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus

laktiferus masuk ke mulut bayi (Astuti Sri, 2015).

Sekresi proklatin dan oksitosin akan terhambat karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti

keadaan stress, takut, bingung dan kecemasan sehingga produksi ASI dan pengeluaran ASI

menurun. Produksi ASI dan pengeluaran ASI menurun di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti

faktor makanan ibu, faktor isapan bayi, frekuensi penyusuan, riwayat penyakit, berat badan lahir,

perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

dan faktor psikologi (kecemasan, sedih, tertekan, kurang percaya diri) (Dewi & Sunarsih, 2011).

Kecemasan dan stress dapat menurunkan hormone prolaktin dan sekresi oksitosin, sehingga aliran

susu berkurang ketika ibu menyusui (Mitra Jalal, 2017). Terapi untuk menangani kecemasan terbagi

menjadi dua yaitu farmakologi dan non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi yang bisa

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

= Ada hubungan

Page 4: BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/41257/4/BAB III.pdf · perawatan payudara, pola tidur, jenis persalinan, umur kelahiran saat persalinan, konsumsi rokok,

43

menurunkan kecemasan pada ibu menyusui adalah dengan terapi teknik pijat oksitosin. Pijat

oksitosin adalah terapi pijat tulang belakang di costa 5-6 pada tulang belikat, pemijatan pada daerah

punggung akan memperlancar aliran darah dan merelaksasikan otat dan merangsang aktifitas

hipotalamus ptiutari axis dan ACTH untuk menurunkan kortisol dan katekolamin sehingga

membuat menurunkan detak jantung dan tekanan darah yang dapat membuat kondisi menjadi

rileks dan dapat menurunkan kecemasan pada ibu. Kondisi ibu yang rileks dapat merangsang

hipotalamus dan direspon oleh hipofisis posterior untuk mengeluarkan hormone oksitosin

sehingga pengeluaran ASI menjadi lancar.

3.3 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam

perencanaan penelitian (Notoatmodjo, 2013). Sedangkan menurut Nursalam, (2016) hipotesa

adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan peneliti. Berdasarkan

rumusan masalah dan kerangka konsep penelitian akan dikemukakan hipotesa sebagai berikut

H1: Ada pengaruh Pijat oksitosin terhadap perubahan kecemasan ibu menyusui.