Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB III
LAPORAN STUDI KASUS
A.Pengkajian Keperawatan
Ruang : Bedah
No. RM/CM : 19 22 24
Pukul : 11.30 WIB
Tanggal pengkajian : 14 Mei 2019
1. Data Dasar
a. Identitas pasien
Nama inisial pasien : Ny. N
Umur : 23 th
Alamat : Kotabumi
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Sunda
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Sumber biaya : BPJS
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk RS : 8 Mei 2019
Diagnosa medis : Apendisitis
26
b. Sumber informasi
Nama : Tn. A
Umur : 26 Th
Hubungan dengan pasien : Suami
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kotabumi
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk RS
Pasien datang ke UGD RSD Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
pada tanggal 8 Mei 2019 dengan keluhan nyeri di diperut kanan bawah
dan sesekali menjalar kepinggang sejak 1 bulan terakhir ini. Pasien
mengatakan nyeri sering timbul dari biasanya. Pasien demam dan mual.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil tekanan darah
110/80 mmHg, frekuensi nadi radialis 89x/menit, frekuensi pernapasan
21x/menit dan suhu aksila 38,2oc. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien
dipastikan mengalami apendisitis, dan pada tanggal 10 Mei 2019
dilakukan pembedahan apendiktomi pada Ny.N.
3. Riwayat kesehatan saat pengkajian
a. Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri di daerah luka
post operasi. Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk, luka
tampak kemerahan dan mengeluarkan pus, panjang luka 7 cm dengan 9
27
jahitan, lokasi luka di bagian abdomen bawah kanan, luka terasa nyeri
saat pasien mengerakkan anggota tubuhnya, dan nyeri hilang saat pasien
beristirahat, durasi nyeri <5 menit, nyeri yang dirasakan menjalar hingga
keseluruh bagian abdomen, pasien tidak dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya dikarenakan nyeri pada abdomenya, skala nyeri pasien 6
dari (0-10), pasien tampak meringis.
b. Keluhan penyerta
Pasien mengatakan badannya terasa lemas, sulit tidur, terutama
pada siang hari dan malam hari, pasien mengatakan sesekali ingin batuk
dan dadanya terasa berat. Pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya,
pasien mengatakan nafsu makannya sedikit berkurang.
4. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat apendisitis sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat. Pasien tidak
memiliki riwayat kecelakaan.
5. Riwayat psikososial dan spiritual
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami stres
baik masalah keuangan, keluarga maupun pekerjaan. Pasien mengatakan
jika merasa stres pasien beristirahat ataupun bersendau gurau bersama
keluarga. Keluarga pasien saling mendukung dalam proses pengobatan
pasien. Sebelum sakit dan saat sakit komunikasi pasien dengan keluarga
masih dapat berjalan dengan baik. Sistem nilai kepercayaan pasien dan
28
keluarga tidak bertentangan, namun saat sakit pasien sering meninggalkan
ibadahnya.
6. Lingkungan
Pasien mengatakan lingkungan sekitar rumahnya sedikit kumuh,
pasien juga mengatakan sering membeli makanan di tempat yang
terpapar polusi.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Pola nutrisi sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakn asupan makan pasien oral, dengan
frekuensi 2-3x/hari, dengan menghabiskan 1 porsi makanan. Tidak
ada diit khusus yang dijalani pasien. Tidak terjadi perubahan berat
badan 3 bulan terakhir.
2) Pola nutrisi saat sakit
Saat sakit pasien mengatakan asupan makan oral, makan 1-
2x/hari dengan menghabiskan 1 porsi makanan dari rumah sakit.
b. Pola cairan
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mengatakan asupan cairan pasien oral,
pasien minum air putih 8 gelas/hari dengan volume total 1500-2000
cc/hari.
29
2) Saat sakit
Saat sakit pasien mengatakan asupan cairan pasien oral, pasien
minum air putih 4-5 gelas perhari. Pasien terpasang infus RL 20 tpm.
Volume total 2500cc.
c. Pola eliminasi
1) Buang air besar dan buang air kecil sebelum sakit
Pasien mengatakan buang air kecilnya sehari 4-5x, dengan jumlah
1500cc/hari. Pasien mengatakan warna urin kuning jernih, dan berbau
khas urine. Tidak ada keluhan saat buang air kecil. Pasien mengatakan
buang air besar 1x/hari, feses berwarna kuning, tekstur lunak
terkadang keras dan berbaau khas feses.
2) Buang air besar dan buang air kecil saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien hanya buang air kecil 2-
3x/hari dengan jumlah urine 1200cc/hari, waktu pagi hingga malam.
Pasien mengatakan pasca operasi pasien belum pernah buang air
besar. Pasien mengatakan aktivitas toileting dibantu oleh keluarganya.
Pasien memakai deapers.
d. Pola personal Hygiene
1) Personal hygiene sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mandi 2x/hari, pagi dan sore. Pasien
menggosok gigi 2 x sehari pagi dan malam sebelum tidur. Pasien
mencuci rambut 3x seminggu secara mandiri.
30
2) Personal hygiene saat sakit
Pasien hanya dilap sehari sekali, saat pagi/sore.. Aktivitas personal
hygiene pasien dibantu oleh keluarganya.
e. Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur pasien cukup, 7-8 jam perhari. Dengan
waktu tidur siang 1 jam dan malam 5-6 jam. Pasien tidak
menggunakan obat tidur dan pasien tidak mengalami kesulitan saat
akan tidur.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan tidurnya tidak cukup puas.Saat tidur malam
pasien mengalami kesulitan tidur akibat nyeri yang sering timbul.
Pasien tidur < 6 jam perhari.
f. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit
Kegiatan pasien sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, saat ada
waktu luang pasien pergunakan untuk beristirahat. Pasien
mengatakan perutnya sering terasa sakit 1 bulan terakhir ini setelah
beraktivitas berat. pasien jarang berolahraga. Pasien mampu
beraktifitas secara mandiri.
2) Saat sakit
Pasien bedrest. Semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarganya.
Pasien mengatakan masih terasa nyeri saat bergerak. Pasien
31
mengatakan sudah 5 hari dirawat pasca operasi dan tidak ada aktivitas
apapun selama dirawat di rumah sakit.
3) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan cukup paham tentang penyakit yang
dideritanya, baik faktor resiko, pengobatan maupun perawatannya.
Keluarga pasien membawa pasien untuk berobat ke fasilitas
kesehatan/RS. Pasien tidak merokok ataupun minum-minuman keras.
Pasien tidak memiliki ketergantungan obat.
8. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan umum
Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi denyut nadi 92x/menit,
frekuensi pernapasan 21x/menit, tidak terdapat retraksi dinding dada,
irama teratur. Suhu tubuh 36,6ᵒc, lokasi pengukuran di aksila.
b. Pemeriksaan fisik
1) Sistem penglihatan
Pasien dapat melihat dengan jelas, dapat membaca dengan
jarak 30 cm, posisi mata simetris, konjungtiva pucat, pergerakan
bola mata normal, reaksi terhadap cahaya normal, lapang pandang
baik dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Mata pasien
tampak sayu.
32
2) Sistem pendengaran
Pasien dapat mendengar dengan baik. Telinga pasien simetris,
kondisi telinga bersih, tidak ada penumpukan serumen ataupun
cairan. Pasien tidak menggunakan alat bantu dengar.
3) Sistem wicara
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien tidak mengalami
masalah ataupun kesulitan dalam berbicara.
4) Sistem pernapasan
Jalan nafas pasien bersih, pasien mengatakan dadanya tiba-tiba
sering terasa berat saat bernapas, tidak terdapat sekret, pasien tidak
menggunakan alat bantu pernapasan. Frekuensi napas 20x/menit
dengan irama teratur. Suara nafas vesikuler.
5) Sistem kardiovaskuler
Denyut nadi pasien 92x/menit, tidak ada kelainan bunyi jatung.
Pengisisan kspiler (CRT) < 3 detik, kulit teraba hangat. Tidak ada
nyeri dada. Akral pasien teraba hangat.
6) Sistem neurologis
Kesadaran pasien composmentis dengan (GCS) E4V5M6, kekuatan
otot
5555 5555
5555 5555
33
7) Sistem pencernaan
Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam
menelan, pasien mengatakan tidak ada masalah pada mulutnya,
pasien mengatakan gigignya sudah banyak yang berlubang, pasien
tidak mual dan mutah, tidak ada sariawan. Pasien mengatakan tidak
ada masalah dengan buang air kecilnya. Pasien mengatakan belum
buang air besar sejak operasi. Bising usus 12x/menit. Tidak ada
asites dan terdapat nyeri tekan bagain abdomen kanan bawah.
8) Sistem imunologi
Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran kelenjar
getah bening.
9) Sistem endokrin
Pasien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid. tidak ada
tanda-tanda peningkatan kadar gula darah.
10) Sistem urogenital
Pasien memakai diapers. Tidak terdapat distensi kandung
kemih. Tidak ada nyeri tekan pada genital.
11) Sistem integumen
Rambut pasien tampak kotor, berwarna hitam dan kuat. Kuku
pasien bersih dan kuat. Pasien mengatakan terdapat luka post
operasi apendiktomi di bagian abdomen kanan bawah dengan
panjang luka 7 cm, saat dikaji terdapat luka dengan jumlah jahitan
9 jahitan, warna luka kemerahan dan mengeluarkan pus.
34
12) Sistem muskulosekeletal
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan
mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas ringan
maupun berat, seperti berpindah posisi dan bangun dari tempat
tidur karena adanya luka operasi di bagian abdomen. Pasien
mengatakan masih belum bisa duduk. Aktivitas bergerak pasien
dibantu oleh keluarganya, pasien tidak menggunakan alat bantu
jalan. Tidak ada tanda-tanda fraktur.
9. Pemeriksaan penunjang
Pada pasien apendisitis dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan laboratorium sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan laboratorium Ny.N diRuang Bedah RSD
Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara Tanggal 7-8 Mei 2019
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan
1 2 3 4
7 Mei 2019
Sgot/Ast
Sgpt/Alt
Ureum
Kreatinin
Hepatitis/HbsAg
13 U/L
19 U/L
25 mg/dl
0,7
Negatif
5-40 U/L
5-41 U/L
15-39 mg/dl
0,6-1,1
-
35
1 2 3 4
8Mei 2019
Wbc
Rbc
Hgb
Plt
4600 U/L
4,80 U/L
12.0/dl
275.000 U/L
4.000-10.000
U/L
3.50-5.50 U/L
11.0-16.0/dl
150.000-
450.000 U/L
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Pasien post operasi apendiktomi mendapatkan terapi kolaborasi yang
dijelaskan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pemberian Therapi Post Operasi Ny.N di Ruang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampoung Utara 14-16 Mei 2019
Selasa 14 Mei 2019 Rabu 15 Mei 2019 Kamis 16 Mei 2019
1 2 3 Cefuroxcim 2x10 cc/iv
Ranitidine 2x25mg/iv
Ketorolac 3x1 amp/iv
Metronidazole 3x500
gr/iv
Cefuroxcim 2x10 cc/iv
Ranitidine 2x25mg/iv
Ketorolac 3x1 amp/iv
Metronidazole 3x500
gr/iv
Cefuroxcim 2x10 cc/iv
Ranitidine 2x25mg/iv
Ketorolac 3x1 amp/iv
Metronidazole 3x500
gr/iv
36
B. Data Fokus
Dari hasil pengkajian diatas dapat ditemukan data-data yang menjadi
masalah dan keluhan pasien. Adapun data yang ditemukan dapat dilihat pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3 Data fokus hasil pengkajian pada Post Operasi Apendiktomi Pada
Ny.N diRuang Bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara (14-16 Mei 2019)
Data Subyektif Data Ojektif
1 2 Pasien mengatakan saat nyeri
timbul, di seluruh bagian abdomen terasa nyeri
Pasien mengatakan nyeri timbul saat pasien bergerak
Pasien mengatakan tidak mampu merawat diri secara mandiri
Pasien mengatakan sudah 5 hari dirawat pasca operasi Pasien mengatakan terdapat luka post operasi
Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan tidak dapat
beraktivitas seperti biasa Pasien mengatakan memiliki
keterbatasan rentang gerak Pasien mengatakan semua
aktifitasnya dibantu oleh keluarganya
Pasien mengatakan belum mampu untuk duduk
Pasien mengeluh sulit tidur mengatakan jam tidurnya < 6
jam/hari
Semua aktivitas dibantu oleh Keluarganya
Pasien memakai deapers Pasien bedrest Pasien tampak lemah Terdapat luka post operasi
dengan 9 jahitan Luka masih mengeluarkan pus
pada hari ke lima Kondisi sekitar luka
kemerahan Luka dibalut kasa Daerah sekitar luka lembab Tanda- tanda vital : Td : 130/80 mmHg
Rr : 21x/menit Hr : 92x/menit
T : 36,3o Pasien terpasang infus
Triofusin 500 cc/20 tpm Pasien tampak meringis Mata pasien tampak sayu Pasien mendapatkan therapi
inj/iv: -Cefuroxcim 2x10mg/2 jam/(iv) -Ranitidine 2x25mg/2
37
1 2 jam/(iv)
-Ketorolac 3x1 amp/8 jam/(iv) -Metronidazole 30x500 gr/8 jam /(iv)
C. Analisa Data
Dari hasil pengkajian dan setelah dilakukan pengelompokkan data,
selanjutnya dilakukan analisa data, adapun analisa data dapat dilihat pada tabel
3.4.
Tabel 3.4
Analisa data pada Ny.N dengan Post Operasi apendiktomi di Ruang Bedah
RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara
No Data Masalah Etiologi
1 2 3 4 1 Data Subyektif:
Klien mengatakan nyeri
pada luka post operasi di bagian abdomen kanan bawah
Klien mengatakan nyeri hilang timbul dan seperti tertusuk-tusuk
Klien mengatakan nyeri menyebar ke seluruh bagian abdomen
Klien mengatakan nyeri sering timbul saat klien bergerak
Nyeri akut Agen pencidera fisik
(pembedahan)
38
1 2 3 4 Data Objektif:
Skala nyeri 6 ( 0-10 ) Terdapat luka post op di
abdomen bawah kanan Klien tampak meringis Tekanan darah 130/80
mmHg Nadi 92x/menit Klien mendapatkan therapi
ketorolac 30mg/iv
2 Data Subyektif: Pasien mengatakan sudah
dilakukan perawatan luka hari ke 5 pasca operasi Pasien mengatakan lukanya terus mengeluarkan cairan bernanah
Pasien mengatakan lukanya terasa nyeri
Data Obyektif: Luka masih mengeluarkan
pus pada hari ke 5 Sayatan luka belum dapat
merapat kembali Pasien tampak tidak
nyaman (nyeri) Pasien belum dapat
beraktivitas Pasien mendapatkan therapi
cefuroxime 10mg/iv,ranitidine 25mg/iv & metronidazol 500mg/infus
Perlambatan pemulihan
pasca bedah
Infeksi luka perioperatif
3 Data Subyektif: Klien mengatakan nyeri saat
bergerak
Hambatan mobilitas fisik
Nyeri
39
1 2 3 4 klien mengatakan tidak
dapat beraktivitas seperti biasa
klien mengatakan memiliki keterbatasan rentang gerak klien mengatakan semua aktifitasnya dibantu oleh keluarganya
Data Obyektif: rentang gerak terbatas semua aktivitas tampak
dibantu oleh keluarganya
D. Diagnosa Keperawatan
Dari analisa data diatas beberapa diagnosa yang ditegakkan dapat
diambil prioritas masalah yang harus segera diatasi, adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (pembedahan)
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, skala nyeri 6, pasien sulit tidur
2. Pelambatan pemulihan pascah bedah berhubungan dengan infeksi luka
perioperatif ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, kondisi luka masih
mengeluarkan pus pada hari ke lima.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan nyeri
saat bergerak, aktivitas pasien dibantu oleh keluarganya.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanis ditandai
dengan kerusakan jaringan, kulit kemerahan dan nyeri.
40
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan pada pasien post operasi apendiktomi dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut
.
Tabel 2.1
Rencana keperawatan pada pasien post operasi Apendiktomi
No Diagnosa Tujuan
Intervensi
1 2 3 4 1 Nyeri akut Kontro Nyeri
1. Mampu
mengontrol nyeri (penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Managemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)
7. Ajarkan teknik non farmakologi (tarik
41
1 2 3 4 nafas dalam
7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
8. Ajarkan teknik non farmakologi (tarik nafas dalam)
9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
10. Tingkatkan istirahat 11. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri Pemberian analgesik
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat, cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan Frekuensi
2. Cek riwayat alergi 3. Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
4. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
5. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
6. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
42
1 2 3 4 2 Gangguan
integritas jaringan
Integritas jaringan : kulit & memran mukosa
1. Perfusi jaringan normal
2. Tidak ada tanda-tand Infeksi
3. . Ketebalan dan tekstur jaringan normal
4. Menunjukkan pemahaman
5. dalam mencegah terjadinya cidera berulang
6. Menunjukkan trjadinya proses penyembuhan luka
Perawatan luka
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar supaya tidak ada penekanan pada luka
2. Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
4. Monitor kulit akan adanya tanda-tanda infeksi
5. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
6. Monitor status nutrisi pasien
7. Observasi luka : lokasi, dimensi,
keadaan luka, tanda infeksi
8. Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka
9. Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
10. Kolaborasi pemberian terapi
3 Hambatan mobilitas fisik
Pergerakan 1. Pasien meninggkat
dalam aktivitas fisik
2. Mengerti tujuan dari peningkatan
Terapi latihan : ambulasi
1. Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan liat respon pasien saat latihan
2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
43
1 2 3 4 aktivitas
3. Memverbalisasi kan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
4. Bantu untuk mobilisasi (fasilitasi)
3. Fasilitasi klien dalam melakukan mobilisasi
4. Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilisasi
5. Latih pasien dalam pemenuhan
6. kebutuhan ADLs secara mandi sesuai kemampuan
7. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien
8. Ajari pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
4 Resiko infeksi
Keparahan l infeksi 1. Pasien bebas dari
tanda dan gejala infeksi
2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannnya
3. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Kontrol infeksi 1. Batasi pengunjung pasien 2. Pertahankan teknik isolasi 3. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal 4. Monitor kerentanan
terhadap infeksi 5. Dorong intake nutrisi dan
cairan 6. yang adekuat 7. Dorong istirahat pasien 8. Informasikan kepada
keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
9. Ajarkan cara pencegahan infeksi
10. Laporkan kecurigaan infeksi
11. Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
44
F. Implementasi dan Evaluasi
Catatan perkembangan dari tiga diagnosa utama yang telah dipaparkan
diatas dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Implementasi dan Evaluasi pada Ny.N Dengan Post Operasi Apendiktomi di Ruang Bedah RSD Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung Utara14-16 Mei 2019
Hari/ tgl No Dx
Implementasi
Evaluasi
1 2 3 4 14-5-2019
1 Tanggal /jam: 14 Mei 2019 Pkl : 08.15
Melakukan pengkajian nyeri secara komprehennsif meliputi, lokasi, kualitas,dan durasi.
Pkl : 09.00 Melihat reaksi non verbal
mengenai ketidaknyamanan pasien
Pkl : 09.30 Menganjurkan keluarga
untuk membatasi kunjungan agar lingkungan menjadi tenang
Menganjurkan pasien untuk beristirahat
Pkl :11.30 Mengukur tanda-tanda
vital Pkl :12.30
Memasukkan obat ketorolac 30 mg/iv
Pkl :14.15 Mengajarkan teknik
Tanggal/jam: 14 Mei 2019 Pkl : 08.30 S : Pasien mengatakan nyeri
pada luka operasi Pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk Pasien mengatakan nyeri
berlangsung selama <4 menit dan hilang timbul
Pasien mengatakan nyeri menyebar di seluruh bagian abdomen
O : Pkl : 09.15 Pasien tampak meringis
menahan nyeri Pkl : 09. 50
Pasien hanya di temani oleh 2 orang keluarganya
Pkl : 12.00 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan darah :130/80
mmHg Nadi :92x/menit
45
1 2 3 4 distraksi (tarik nafas dalam)
Pkl : 18.00 Memasukkan obat
ketorolac 30 mg/iv Pkl : 20.30 Menganjurkan pasien
untuk istirahat/tidur Pkl : 05.15 Mengukur tanda-tanda
vital Pkl : 06.00 Memasukkan obat
ketorolac 30 mg/iv
Pernapasan :21x/menit Suhu : 36,3oc
Pasien tampak meringis menahan nyeri saat di berikan therapi
Pkl : 14.45 Pasien mampu melakukan
teknik nafas dalam Pkl :18.30 Pasien tampak merintih
saat diberikan therapy Pkl : 21.00 Pasien beristirahat tidur
Pkl : 05.30 Hasil pengukuran tanda-tanda vital : Tekanan darah :120/80
mmHg Nadi : 84x/menit Pernapasan :18x/menit Suhu : 36oc
Pkl : 06.30 Pasien tampak menahan
nyeri saat diberikan therapi injeksi IV ketorolac 30 mg
A : Masalah Nyeri belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Monitor tanda-tanda vital Lanjutkan kolaborasi
pemberian therapy farmakologi ketorolac 30 mg
Evaluasi teknik nafas dalam saat nyeri timbul
46
1 2 3 4 Dorong pasien untuk
istirahat yang cukup Gali bersama pasien faktor
pemberat dan penurun nyeri
Ana septiani
15-5-2019
1 Pukul : 08. 15 Mengevaluasi teknik nafas
dalam Pukul : 11. 15 Memberikan informaasi
mengenai nyeri (penyebab nyeri dan bagaimana penanganannya)
Pukul : 12.00 Memeriksaan tanda- tanda
vital Pukul : 12.30 Memasukkan obat
ketorolak 30 ml/iv Pukul : 13.00 Menganjurkan pasien untuk
beristirahat Pukul : 18.15 Memasukkan obat
ketorolac 30 ml/iv Pukul : 18.30 Menggali bersama pasien
faktor pemberat dan penurun nyeri
Pukul : 06.00 Memasukkan obaat
ketorolac 30 ml/iv
S : Pukul : 08.30 Pasien mengatakan dapat
melakukan teknik nafas dalam saat nyeri timbul
Pukul : 11.30 Pasien mengatakan paham
mengenai penyebab nyeri (karena luka insisi) dan bagaimana cara penanganan segera (tarik nafas dalam)
Pukul : 19.00 Pasien mengatkan nyeri
bertambah saat bergerak dan berkurang saat beristirahat
Pukul : 12.15 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/90 mmHg Nadi 82x/meni Pernapasan 16x/menit Suhu 36,5oc
Pukul : 12.45 Pasien masih tampak
kesakitan saat diberikan obat injeksi ketorolac 30 mg
47
1 2 3 4 Pukul : 13.30
Pasien tampak sedang beristirahat
Pukul : 17.15 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah110/70 mmHg
Nadi 79x/menit Pernapasan 16x/menit Suhu 36oc
Pukul : 18.30 Pasien tampak
menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri saat dimasukkan obat ketorolac 30 mg
Pukul : 06.20 Pasien tampak dapat
menahan nyeri saat di berikan obat ketorolac 30 mg
A : masalah nyeri akut teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi Anjurkan pasien untuk
melakukan pergerakan ringan
Menggali bersama pasien faktor yang faktor pemberat nyeri
Ana septiani
48
1 2 3 4 16-5-2019
1 Pukul : 08.00 Mengevaluasi kefektifan
tindakan pengurangan nyeri yang diberikan
Pukul : 11.00 Menganjurkan pasien untuk
beristirahat dengan cukup (tidur siang)
Pukul : 12.00 Mengukur tanda-tanda vital
Pukul : 12.45 Memasukkan obat ketorolac
30 mg/iv Pukul : 14.00 Menganjurkan pasien untuk
tidak melakukan pergerakan dengan waktu yang cukup lama
Pukul : 18.00 Memberikan therapy injeksi
ketorolac 30 mg
S : Pukul : 08.30 Pasien mengatakan
nyerinya dapat berkurang saat pasien melakukan teknik relaksasi nafas dalam
Pasien mengatakan dapat beristirahat
O : Pukul : 12.30 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80
Nadi 86x/menit Pernapasan 18x/menit Suhu 36,3oc
Pukul : 14.15 Pasien tampak melakukan
pergerakan ditempat tidur < 5 menit
Pukul : 18.15 Pasien tampak lebih bisa
menahan nyeri dari sebelumnya dengan menggunakan teknik nafas dalam
Pasien tampak lebih rileks A : masalah nyeri akut teratasi P : hentikan intervensi Ana septiani
49
1 2 3 4 Selasa 14-5-2019
2 Pukul : 08.30 Melakukukan perawatan
luka Pukul : 09.35 Mengobservasi adanya
tanda dan gejala infeksi pada luka
Pukul : 14.45 Melakukan perawatan luka Pukul : 17.00 Memeriksa tanda-tanda
vital Pukul : 18.00
Memasukkan obat cefuroxime 10mg/iv &
ranitidine 25mg/iv Pukul : 19.45 Menganjurkan pasien
untuk merubah posisi tiap 2 jam sekali
Pukul : 06.00 Memasukkan obat
cefuroxime 10mg/iv & ranitidine 25mg/iv
S : Pukul : 08.45 Pasien mengatakan terdapat luka post operasI O : Pukul : 10.00 Tampak ada luka bekas
operasi ditutup oleh kassa dengan jahitan 9 dan sudah terlepas drainase
Kondisi sekitar luka kemerahan, luka mengeluarkan pus
Pukul : 15.15 Kondisi luka pasien masih
mengeluarkan pus Pukul : 17.20 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/70 mmHg Nadi 80x/menit Pernapasan 18x/menit Suhu 36,0oc
Pukul : 18..30 Pasien tampak tenang saat
diberikan therapi injeksi cefuroxime 10mg/iv
Pukul : 06.30 Pasien tampak nyeri saat
di berikan therapi obat A : masalah perlambatan pemulihan pasca bedah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi Pertahankan prinsip steril
saat mengganti balutan Lakukan perawatan luka
pagi dan sore secara teratur
50
1 2 3 4 Kaji luka setiap ganti
balutan Anjurkan pasien untuk
melakukan mobilisasi
Ana septiani
Rabu 15-5-2019
2 Pukul : 09.00 Membersihkan area
sayatan dengan (Nacl) Pukul : 16.00 Memonitor adanya tanda
gejala infeksi Pukul : 16.30 Menganjurkan pasien
untuk selalu mengganti pakaiannya agar meminimalisir bakteri penyebab infeksi
Pukul:18.00 Memasukkan obat
cefuroxime 10mg dan ranitidine 25mg/iv
Pukul :19.45 Memberikan informasi
kepada pasien pentingnya melakukan melakukan perawatan diri untuk mempercepat proses penyembuhan luka
Pukul : 05.15 Melakukan pengukuran
tanda-tanda vital Pukul: 06.00 Memasukkan obat
cefuroxime 10mg/iv & ranitidine 25mg/iv
S : Pukul : 20.00 Pasien mengatakan sudah
cukup paham mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dalam proses penyembuhan luka
Pukul : 16.45 Pasien mengatakan selalu
mengganti pakainnya pagi dan sore
O : Pukul: 09.15 Daerah sayatan insisi
belum menyatu Pukul : 16.15 Luka pasien terdapat pus Tampak kemerahan Daerah sekitar luka
tampak bersih Pukul: 18.05 Pasien tampak tenang Pukul : 05.45 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 82x/menit Pernapasan 16x/menit Suhu 36oc
Pukul: 06.08
51
1 2 3 4 Ekspresi wajah pasien rileks
A : masalah perlambatan pemulihan pascabedah belum teratasi P: lanjutkan intervensi Catat perkembangan luka Lakukan perawatan luka Anjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
Ana septiani
Kamis 16-5-2019
2 Pukul : 08.30 Mengevaluasi nyeri dan
sayatan pada luka Pukul 14.35 Mengevaluasi tingkat
istirahat pasien Pukul:18.00 Memasukkan obat
cefuroxime 10mg dan ranitidine 25mg/iv
Pukul : 19.40 Memonitor keadaan luka
pasien Pukul:06.00 Memasukkan obat
cefuroxime 10mg dan ranitidine 25mg/iv
Tanggal 16 Mei 2019 S : Pukul : 14.45 Pasien mengatakan nyeri
sudah berkurang O: Pukul : 08.50 Sayatan luka masih
tampak belum menyatu Pukul : 14.45 Paien tampak rileks dan
segar Konjungtiva ananemis Pukul: 18.10 Ekspresi wajah pasien
rileks Pukul : 20.00 Kondisi luka masih
kemerahan Pus sudah berkurang Luka tampak kering
Pukul: 06.00 Pasien tampak tenang
52
1 2 3 4 A : masalah perlambatan
pemulihan pasca bedah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake nutrisi dan kolaborasikan
pemberian therapi Modifikasi perawatan luka
pasien dengan kolaborasi dokter
Ana septiani
Selasa 14-5-2019
3 Pukul : 07.50 Menganjurkan pasien untuk
mobilisasi dengan perlahan Pukul : 15.45 Melibatkan pasien dalam
melakukan perubahan posisi Pukul : 16.20 Menggali bersama pasien
hambatan dalam bermobilisasi
Pukul : 06.00 Melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital Pukul : 07.30 Membantu pasien merubah
posisi (miring kanan/miring kiri)
S : Pukul : 08.00 Pasien mengatakan masih
susah untuk melakukan pergerakan
Pukul : 16.35 Pasien mengatakan masih
terasa sangat nyeri saat dilakukan pergerakan
O: Pukul : 06.30 Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
Tekanan darah 120/70 mmHg Nadi 80x/menit Pernapasan 18x/menit Suhu 36,0oc
Pukul : 07.40 Pasien mampu melakukan
perubahan posisi dengan bantuan keluarga dan perawat
53
1 2 3 4 A : masalah hambatan
mobilitas fisik ditempat tidur belum teratasi P : lanjutkan intervensi Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi
ringan miring kanan miring kiri
Anjurkan keluarga untuk tetap membantu proses mobilisasi pasien
Ajarkan pasien teknik ROM pasif
Ana septiani
Rabu 15-5-2019
3 Pukul : 09.00 Mengevaluasi
mobilisasi pasien ditempat tidur
Pukul : 16.00 Mengajarkan pasien ROM
pasif ditempat tidur Pukul : 16.30 Memonitor integritas kulit Pukul :19.45 Memberikan informasi
kepada pasien pentingnya melakukan mobilisasi selama bedrest
Menganjurkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan tubuhnya
Pukul : 05.15 Melakukan pengukuran
tanda-tanda vital
S : Pukul : 09.15 Pasien mengatakan mampu
melakukan mobilisasi ringan ditempat tidur dan dibantu keluarga
Pukul : 20.00 Pasien mengatakan sudah
cukup paham mengenai pentingnya melakukan mobilisasi selama bedres dan pasien paham untuk selalu menjaga kebersihan tubuhnya selama bedrest
Pukul : 16.45 Pasien mampu mengikuti
gerakan ROM pasif O : Pukul : 16.15 Tidak ada dekubitus Pasien tampak bersih
54
1 2 3 4 Pukul : 05.45
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi 82x/menit Pernapasan 16x/menit Suhu 36oc
A : masalah hambatan mobilisasi fisik ditempat tidur teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi Monitor latihan ROM pasif
pasien Monitor keadaan kulit
pasien Anjurkan untuk mobilisasi
tiap 2 jam sekali
Ana septiani Kamis 16-5-2019
3 Pukul : 08.30 Membantu pasien untuk
melakukan pergerakan ditempat tidur miring kanan dan miring kiri
Mengevaluasi tindakan ROM yang sudah di berikan
Pukul : 14.45 Menganjurkan pasien untuk
melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk
Pukul : 19.40 Memonitor keadaan kulit
pasien Menganjurkan pasien untuk
tetap melakukan perubahan posisi tiap 2 jam sekali
S : Pukul : 08.45 Pasien mengatakan dapat
melakukan ROM pasif beberapa gerakan dibantu oleh keluarganya
Pukul : 15.00 Pasien mengatakan
sesekali dapat duduk dalam waktu< 10 menit
O : Pukul : 08.50 Pasien dapat miring kanan
miring kiri denagn dibantu oleh keluarga dan perawat
Pukul : 20.00 Tidak terdapat luka
dekubitus ditubuh pasien Pasien dapat melakukan
55
1 2 3 4 perubahan posisi 2 jam
sekali dibantu keluarga A : masalah hambatan mobilitas fisik teratasi P: hentikan intervensi Ana septiani