Upload
bayu-shinici
View
220
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
23
III. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. Penjelasan Umum
Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek merupakan tahap terpenting,
karena dalam tahap ini merupakan proses dalam menentukan hasil akhir dari
bangunan atau struktur yang telah direncanakan dan dirancang. Pada saat
memulai kerja praktik tanggal 12 Mei 2012, pelaksanaan pekerjaan baru
mencapai pekerjaan penggalian tanah di daerah garis pantai. Pelaksanaan
pekerjaan didukung oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya bahan yang
memenuhi syarat, tenaga kerja, peralatan yang memadai dan waktu yang
cukup tersedia.
B. Material dan Peralatan
1. Material
Material adalah semua bahan-bahan yang digunakan di dalam
pelaksanaan pembangunan suatu proyek. Sebelum proyek di mulai,
material harus sudah tersedia di lokasi proyek agar proyek dapat berjalan
lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan. Semua material yang
digunakan dalam suatu proyek harus diletakkan pada tempat yang baik
sehingga terlindung dan tahan dari cuaca/iklim serta hal-hal yang dapat
24
merusak mutu material tersebut. Bahan material yang digunakan pada
Proyek Pembuatan Bangunan Penahan Gelombang Pantai Kunjir ini
adalah sebagai berikut:
a. Air
Air digunakan dalam penyiapan spesi / mortar / adukan dan berfungsi
sebagai pemicu proses kimiawi semen. Selain itu, air yang digunakan
untuk membasahi agregat dan pembuatan mortar tidak boleh
mengandung senyawa yang berbahaya, tercemar garam melebihi yang
dibolehkan, dan tidak mengandung sejumlah bahan – bahan yang
dapat merusak seperti lumpur, bahan organik, dan bahan pengotor
lainnya.
Gambar 2. Air untuk penyiapan spesi / mortar / adukan
b. Semen
Semen berfungsi sebagai perekat butir-butir yang ada di dalam
campuran spesi / mortar / adukan pada pekerjaan pemasangan batu
25
dan pekerjaan plesteran yang dimulai pada sambungan-sambungan
dari semua permukaan pasangan batu. Semen yang digunakan pada
pekerjaan pasangan batu harus disesuaikan dengan syarat-syarat dan
ketentuan – ketentuan SNI.
Gambar 3. Semen untuk campuran adukan pasangan batu
c. Agregat Halus (Pasir)
Pasir untuk spesi / mortar / adukan yang digunakan pada pekerjaan
pasangan batu adalah pasir yang cukup kasar dengan kadar lumpur
maksimal 5%, tidak mengandung kadar garam berlebih dan bersih dari
kotoran – kotoran sampah dan gumpalan tanah. Sebelum pasir dikirim
terlebih dahulu di periksa oleh bagian Direksi Pekerjaan untuk
kemudian dinilai layak untuk digunakan atau tidak memenuhi
persyaratan. Apabila kualitasnya tidak sesuai maka akan dikirim
kembali jenis pasir yang kualitasnya sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
26
Gambar 4. Agregat Halus ( Pasir ) untuk campuran adukan pasangan batu
d. Batu Belah
Batu yang digunakan adalah batu belah / batu kali yang mempunyai
tingkat kekerasan cukup, mempunyai tingkat kekerasan cukup, dan
memiliki spesifikasi ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar 20 cm,
dan panjang 30 cm dengan berat jenis 2,4 ton/m3 atau sesuai yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kondisi batu yang akan digunakan
harus bersih , tanpa alur retak dengan permukaan tidak rata , lonjong
dan dapat ditempatkan dengan saling mengunci antara satu dengan
lainnya. Batu yang banyak mengandung unsur tanah atau kotoran
harus terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disikat sehingga spesi
dapat melekat dengan kuat. Apabila menggunakan batu kali harus
dipecah terlebih dahulu hingga permukaan batu menjadi kasar.
27
Gambar 5. Batu Belah untuk pasangan bangunan pemecah gelombang
e. Batu Pecah Berukuran Kecil
Batu pecah berukuran kecil sangat diperlukan dalam pekerjaan
pemasangan pasangan batu sebagai pengunci antara rongga rongga
batu belah berukuran besar yang akan dipasang. Dengan adanya batu
pecah berukuran kecil ini sangat penting agar susunan batu besar yang
akan digunakan akan lebih kencang dan lebih padat. Fungsi batu
pecah berukuran kecil ini adalah untuk memuat dan memadatkan
rongga antar batu belah besar
Gambar 6. batu pecah berukuran kecil untuk pengunci batu belah perukuran besar
28
f. Geotekstil
Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable
yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan
dengan pekerjaan teknik sipil salah satunya dapat digunakan dalam
pembanguna bangunan penahan gelombang pantai. Pemanfaatan
geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan
tanah lunak. Geotekstil yang digunakan pada proyek ini adalah
geotekstil yang mempunyai berat 250 gr/m3 dan mampu berfungsi
sebagai lapisan filter agar tanah dipantai tidak mengalami erosi akibat
hempasan gelombang air laut. Penyambungan geotekstil dalam proyek
ini dilakukan dengan cara dijahit dengan benang nilon.
Gambar 7. Proses penghamparan geotekstil
29
2. Peralatan
Peralatan merupakan aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
proyek. Tanpa adanya peralatan yang memadai, pembangunan tidak akan
dapat terlaksana dengan baik. Peralatan yang digunakan dapat berupa
peralatan sewaan ataupun milik kontraktor pelaksana.
Pada proyek Proyek Pembuatan Bangunan Penahan Gelombang Pantai
Kunjir, peralatan yang digunakan sebagian merupakan milik penyedia
jasa pelaksanaan proyek (PT. Benteng Indo Raya) dan sebagiannya lagi
didapat dengan menyewa kepada perusahaan penyewaan. Pada
pelaksanaan proyek, peralatan yang sedang tidak digunakan akan ditaruh
di gudang peralatan yang terdapat di lokasi proyek. Peralatan yang
digunakan pada proyek ini adalah antara lain:
a. Theodolite
Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran
sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal
dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Pada
pengerjaan proyek ini Theodolite berfungsi sebagai pengukur sudut
tegak pada pemasangan batu besar, sehingga didapat ukuran
ketinggian pasangan batu yang tepat.
30
Gambar 8. Theodolite untuk pengukuran sudut dalam pekerjaan pasangan batu
b. Waterpass
Waterpass digunakan untuk mengecek kemiringan / elevasi pada
pengerjaan pasangan batu agar didapat ukuran kemiringan / elevasi
yang tepat. Pentingnya alat ini untuk mengukur berapa derajat
kemiringan bangunan pemecah gelombang sehingga nilai elevasi yang
didapat sesuai dengan rencana pengerjaan.
Gambar 9. Waterpass untuk mengecek kemiringan pengerjaan pasangan batu
31
c. Ekscavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian.
Excavator dalam proyek ini digunakan untuk menggali tanah. Selain
untuk menggali tanah, excavator juga digunakan untuk menimbun
bagian-bagian tertentu yang harus ditimbun kembali dengan tanah.
Selain itu excavator dalam proyek ini digunakan untuk mengangkut
batu belah berukuran besar sehingga dalam pengerjaannya
pemindahan batu belah berukuran besar dapat dengan mudah
dipindahkan . Penggunaan excavator bertujuan untuk menghemat
biaya waktu pekerjaan.
Gambar 10. Excavator untuk pekerjaan galian
d. Dump Truck
Dump Truck pada proyek ini berguna sebagai alat angkut pembawa
material yang diperlukan dalam proyek ini seperti : batu belah,
Geotekstil, semen, dan material-material lainnya . Dengan adanya
32
dump truk ini distribusi / mobilisasi material yang akan dibawa ke
lokasi pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.
Gambar 11. Dump Truck untuk pengangkut pembawa material
e. Baby Roller
Baby Roller adalah alat yang digunakan untuk memadatkan
permukaan tanah terutama setelah proses pengerukan / penggalian
tanah , dan juga saat pekerjaan penimbunan tanah. Alat ini memiliki
spesifikasi dengan berat operasi kurang dari 3 ton, sehingga
diggunakan untuk pemadatan-pemadatan ringan. Pada proyek ini
digunakan Baby Roller dengan kapasitas 2 ton.
33
Gambar 12. Baby Roller untuk memadatkan permukaan tanah
f. Concrete Mixer
Dalam proyek ini untuk pembuatan spesi / adukan dibutuhkan
Concrete Mixer sebagai alat untuk mencampurkan material. Concrete
Mixer yg digunakan adalah Concrete Mixer dengan kapasitas 500
Liter, yang di hidupkan dengan mesin genset diesel dan memiliki
kecepatan drum sebesar 24-25 rpm. Perbandingan adukan yang
dipakai untuk pasangan batu adalah satu bagian semen portland dan
empat bagian pasir (yang bersifat lepas) dan air secukupnya untuk
adukan perbandingan 1 : 4.
34
Gambar 13. Concrete Mixer untuk pembuatan adukan
g. Peralatan Lainnya
Selain beberapa perlatan di atas, juga terdapat beberapa peralatan
bantu yang menunjang dan sangat berguna pada pelaksanaan proyek,
diantaranya yaitu:
1. Cangkul dan Sekop.
2. Palu Batu
3. Linggis
4. Sendok semen.
5. Meteran.
6. Gergaji.
7. Ember Plastik.
8. Bambu
9. Tali tambang plastik
10.Benang Nilon dan Jarum
11. Paku
12.Lori dorong
35
C. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan dan personil sesuai
dengan program dan metode kerja yang diajukan serta mendapat
persetujuan dan pengesahan dari Direksi pekerjaan.
b. Pemeliharaan Jalan Masuk Yang Digunakan
Penyedia Jasa supaya membangun, memelihara dan membongkar
jalan masuk sementara termasuk saluran pembuang dan bangunan
yang memotong sungai yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Maksimal 30 (tiga puluh) hari sebelum Penyedia Jasa
memulai pelaksanaan bagian dari jalan masuk sementara, Penyedia
Jasa harus menyerahkan program pelaksanaan secara detail jalan
masuk kepada Direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan antara
lain :
1. Rencana jalan masuk sementara termasuk saluran pembuang dan
bangunan pemotong parit yang berhubungan.
2. Metode pelaksanaan dan bagan waktu pelaksanaan jalan masuk
sementara dan lain- lain.
36
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai melaksanakan pekerjaan jalan
masuk sementara sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan. Persetujuan
ini tidak akan mengurangi Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai
dengan gambar dan rencana kerja yang telah disetujui. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki atas kerusakan jalan masuk
termasuk jalan yang ada pada arah jalan masuk yang disebabkan oleh lalu
lintas peralatan berat dan truk yang dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk
pelaksanaan pekerjaan.
Pada saat penyelesaian pekerjaan, jalan masuk sementara harus
dipindahkan atau ditinggalkan dalam keadaan seperti semula sesuai
dengan petunjuk Direksi pekerjaan
2. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah dengan alat berat
Penyedia Jasa harus meminta ijin Direksi pekerjaan sebelum mulai
mengerjakan galian sehingga penampang, elevasi dan pengukurannya
dikoreksi terlebih dahulu agar sesuai dengan gambar kerja.Penggalian
pondasi yang dalamnya melebihi 3 m perlu dilaksanakan secara
bertangga agar kestabilan lereng akibat aliran air tanah dapat
dipertahankan, kecuali pada batuan kompak dimana penggalian
vertikal dapat dilaksanakan. Semua penggalian harus dikerjakan
sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar-gambar
rencana atan ditetapkan lain oleh Direksi pekerjaan
37
Semua penggalian yang tidak sesuai rencana atau dibuat oleh
Penyedia Jasa untuk keperluan lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa dalam hal penimbunan kembali / membentuk
ukuran yang diinginkan dan memadatkannya.Penyedia Jasa harus
menyediakan pompa untuk keperluan pengeringan bagian pekerjaan
yang perlu dikeringkan dengan ukuran yang sesuai dengan kondisi
pelaksanaan lapangan.
Penggalian terbuka untuk pondasi bangunan harus diselenggarakan
hingga batas-batas garis yang diizinkan dalam pelaksanaan bangunan
yang disetujui Direksi pekerjaan Penggalian sedalam 15 cm minimum
dari batas ujung pondasi harus dikerjakan dengan tangan. Galian
pondasi untuk konstruksi atau lantai pondasi harus digali sampai pada
pada batas-batas kemiringan dan elevasi yang dicantumkan pada
gambar rencana atau atas petunjuk Direksi pekerjaan.Galian tersebut
harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi
atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai gambar rencana
mudah dilaksanakan.Tanah longsor dan kotoran yang masuk
kedalaman galian harus dipindahkan dibersihkan sebelum dilakukan
penimbunan kembali.
Tempat pembuangan material sisa galian harus ditempat dan cara
yang ditunjukkan oleh Direksi pekerjaan Bilamana bahan galian akan
dipergunakan kembali sebagai bahan timbunan maka harus dilakukan
pengujian untuk mendapatkan mutu sesuai dengan bahan timbunan
38
yang disyaratkan. Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan
penggalian yang berlebihan dari batas-batas yang ditetapkan dalam
galian rencana. Bila penggalian berlebihan itu memang diperlukan
atas persetujuan Direksi pekerjaan maka penggalian tersebut akan
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sesudah galian selesai dilakukan,
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi pekerjaan akan hal ini tidak
diperkenankan untuk memasang lantai pondasi, material pondasi
sebelum Direksi pekerjaan setuju dengan ukuran dan kedalaman
galian, materiakmaterial, pondasi, serta konstruksi-konstruksi yang
akan dipasang pada lubang galian tersebut.
Galian tambahan terdiri dari galian pada tanah (daerah) yang terletak
disekitar lokasi rencana bangunan tetapi bukan dari tempat
pengambilan bahan timbunan yang telah ditetapkan. Material yang
didapat dari galian tambahan akan digunakan sebagai bahan timbunan
yaitu bila tidak mungkin didapatkan dari daerah galian.
Persetujuan Direksi pekerjaan dalam hal ini adalah perlu dari segi
penggunaan, macam dan sifat tanah guna keperluan tersebut.
b. Pekerjaan Tanah Urugan
Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
desain. Timbunan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan
menggunakan baby Roller, tiap lapis tebal 30 cm. Untuk pengurugan
digunakan tanah setempat yang bebas dari sampah. Pelaksanaan
pengurugan dilakukan secara bertahap dan setiap lapis dengan
39
ketebalan 30 cm. Dalam pelaksanaan pemadatan harus dilakukan
secara berurutan dan harus merata, setiap kali dilakukan pemadatan
tanah harus keadaan basah, untuk menjaga suatu ikatan meolekul
tanah, sehingga akan didapat hasil pemadatan yang sempurna.
Pengurugan untuk lubang-lubang sisi-sisi pondasi dilaksanakan
dengan menggunakan tanah urugan yang telah dibersihkan, sehingga
rongga-rongga yang timbul akibat kurang sempurnya pekerjaan
pemadatan/pengurugan dapat dihindari. Tanah urug yang
dipergunakan tidak diperkenankan mengambil dati halaman sekitar
lokasi bangunan kecuali telah mendapat ijin dari Direksi
Teknis/Direksi Pekerjaan.
3. Pekerjaan Pasangan
a. Pasangan Geotextile
Geotextile yang digunakan adalah geotextile yang memunyai berat
250 gr/m2 dan mampu berfungsi sebagai lapisan filter agar tanah di
pantai tidak mengalami erosi akibat hempasan gelombang air laut.
Penyambungan geotextile dengan cara dijahit dengan benang nilon
cara penjalinan sesuai petunjuk direksi teknis / Direksi Pekerjaan.
Arah horizontal dihindari terjadi lipatan jarak sejajar antara
penyambungannya 0,5 m dan dikalakukan 2 (dua) jahitan dengan
rentang 0,25 m'. Geotextile yang digunakan harus menyertakan surat
keterangan / referensi dari pabrik.
40
b. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong ø 25-30 cm (25-50 kg)
a) Pasangan batu kosong ø 25-30 cm (25-50 kg) disusun dilapis kedua
diatas pasangan Geotekstil.
b) Batu kosong yang dipakai adalah batu belah hitam dengan BJ 2,4
T//m3
c) Cara pemasangan batu dan batu yang dipakai harus sesuai petunjuk
direksi Teknis/ Direksi Pekerjaan.
c. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong ø 50-80 cm (250-500 kg)
a) Pasangan Batu kosong ø 50-80 cm (250-500 kg) disusun diatas
Pasangan Batu kosong ø 25-30 cm (25-50 kg)
b) Batu kosong yang dipakai adalah batu belah hitam dengan BJ 2,4
T//m3
c) Cara pemasangan batu dan batu yang dipakai harus sesuai petunjuk
direksi teknis / Direksi Pekerjaan.
d. Pasangan Batu (Stone Masonry)
1. Scope Pekerjaan
Semua pasangan batu (stone masonry) dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknik, dan sebelum pelaksanaan terlebih dahulu
minta ijin kepada Direksi pekerjaan, agar pelaksanaan sesuai dengan
gambar kerja. Dalam pelaksanaan Penyedia jasa harus harus
menyiapkan bahan-bahan yang sesuai mutu seperti yang tercantum
41
yang tercantum dalam spesifikasi Teknik dan dibentuk serta
ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan.
Syarat-syarat dan ketentuan disini selanjutnya harus diterapkan pada
semua pekerjaan pasangan batu atau dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2. Komposisi campuran
Komposisi campuran harus sesuai yang dipersyaratkan. Ukuran dalam
melakukan takaran harus dibuat kotak dari papan takaran lain
sehingga melakukan takaran harus dibuat kotak dari papan atau
takaran lain sehingga didapatkan komposisi campuran sesuai yang di
syaratkan. Adukan untuk semen pasangan batu kecuali ada ketentuan
lain dari satu bagian semen Portland dan empat bagian pasir (yang
lepas) dan air secukupnya untuk adukan 1:4
3. Cara membuat spesi
Untuk pekerjaan pasangan batu dengan kuantitas (volume) yang besar
alat yang dipergunakan untuk mengaduk adalah molen (concrete
mixer) atau alat pengaduk lain yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.
Adukan dibuat sedemikian rupa sehingga tingkat kekentalannya sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan, sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan dengan hasil dan mutu yang baik.
Jika masih mengaduk (mixer) dipergunakan maka waktu
mencampurnya sesudah semua bahan berada dalam alat pencampur,
42
kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh tidak boleh kurang dari 2
menit. Adukan harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk
segera digunakan dan semua adukan yang tidak digunakan sampai 30
menit sesudah penambahan air untuk mencampur, harus
dibuang.Penumpukan ulang atas adukan yabf sudah mengeras tidak
diizinkan.Palung dan Ember – ember adukan harus dibersihkan dan
dicuci pada akhir kerja.
4. Pemasangan
- Semua batu yang digunakan dalam penembokan atau pemasangan
harus betul-betul bersih sebelum dipasang dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan
- Batu – batu tidak boleh dipasang selama hujan yang cukup lebat atau
cukup lama dan dapat menghanyutkan adukan dari penembokan.
- Adukan yang sudah dihamparkan dan cair/meleleh karena air hujan
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
- Pekerjaan – pekerjaan yang tidak diperkenankan berada diatas
penembokan atau pasangan batu sebelum selesai dipasang dan betul –
betul mengeras.
- Semua batu yang digunakan dalam pasangan batu atau pasangan
dengan siaran spesi harus dibasahi dengan iar antara tiga sampai
empat jam sebelum dipergunakan dengan cara yang terjamin agar
masing-masing batu dibasahi seluruhnya dan merata.
43
e. Plesteran adukan 1:3, tebal 1,5 cm
- Susunan Spesi/Adukan
Spesi untuk semua plesteran kecuali kalau ditentukan lain dari
spesifikasi ini atau seperti ditetapkan lain oleh Direksi pekerjaan
terdiri dari satu bagian Semen Portland dan tiga bagian pasir (keadaan
lepas) serta air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang
cocok untuk penggunaan yang dimaksudkan.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, sambungan – sambungan dari
semua permukaan pasangan batu harus digaruk sebelum spesi /
adukan dipasang (atau dipahat untuk pemembokan batu yang sudah
lama). Permukaan harus dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.
- Perawatan/curing
Semua pasangan batu termasuk plesteran harus dirawat (cured)
dengan air atau cara – cara lain yang dapat diterima menurut Direksi
pekerjaan
Jika curing dilaksanakan dengan air, pasangan – pasangan batu
harus dijaga agar tetap basah paling tidak 14 hari jika tidak ada
ketentuan lain, dengan menutupinya dengan bahan – bahan yang
direndang dengan air, atau cara lain yang disetujui yang menyebabkan
permukaan yang dirawat selalu basah. Air yang dipakai untuk curing
harus memenuhi ketenyuan – ketentuan spesifikasi untuk air.