30
23 III. PELAKSANAAN PEKERJAAN A. Penjelasan Umum Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek merupakan tahap terpenting, karena dalam tahap ini merupakan proses dalam menentukan hasil akhir dari bangunan atau struktur yang telah direncanakan dan dirancang. Pada saat memulai kerja praktik tanggal 12 Mei 2012, pelaksanaan pekerjaan baru mencapai pekerjaan penggalian tanah di daerah garis pantai. Pelaksanaan pekerjaan didukung oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya bahan yang memenuhi syarat, tenaga kerja, peralatan yang memadai dan waktu yang cukup tersedia. B. Material dan Peralatan 1. Material

BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

23

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Penjelasan Umum

Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek merupakan tahap terpenting,

karena dalam tahap ini merupakan proses dalam menentukan hasil akhir dari

bangunan atau struktur yang telah direncanakan dan dirancang. Pada saat

memulai kerja praktik tanggal 12 Mei 2012, pelaksanaan pekerjaan baru

mencapai pekerjaan penggalian tanah di daerah garis pantai. Pelaksanaan

pekerjaan didukung oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya bahan yang

memenuhi syarat, tenaga kerja, peralatan yang memadai dan waktu yang

cukup tersedia.

B. Material dan Peralatan

1. Material

Material adalah semua bahan-bahan yang digunakan di dalam

pelaksanaan pembangunan suatu proyek. Sebelum proyek di mulai,

material harus sudah tersedia di lokasi proyek agar proyek dapat berjalan

lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan. Semua material yang

digunakan dalam suatu proyek harus diletakkan pada tempat yang baik

sehingga terlindung dan tahan dari cuaca/iklim serta hal-hal yang dapat

Page 2: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

24

merusak mutu material tersebut. Bahan material yang digunakan pada

Proyek Pembuatan Bangunan Penahan Gelombang Pantai Kunjir ini

adalah sebagai berikut:

a. Air

Air digunakan dalam penyiapan spesi / mortar / adukan dan berfungsi

sebagai pemicu proses kimiawi semen. Selain itu, air yang digunakan

untuk membasahi agregat dan pembuatan mortar tidak boleh

mengandung senyawa yang berbahaya, tercemar garam melebihi yang

dibolehkan, dan tidak mengandung sejumlah bahan – bahan yang

dapat merusak seperti lumpur, bahan organik, dan bahan pengotor

lainnya.

Gambar 2. Air untuk penyiapan spesi / mortar / adukan

b. Semen

Semen berfungsi sebagai perekat butir-butir yang ada di dalam

campuran spesi / mortar / adukan pada pekerjaan pemasangan batu

Page 3: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

25

dan pekerjaan plesteran yang dimulai pada sambungan-sambungan

dari semua permukaan pasangan batu. Semen yang digunakan pada

pekerjaan pasangan batu harus disesuaikan dengan syarat-syarat dan

ketentuan – ketentuan SNI.

Gambar 3. Semen untuk campuran adukan pasangan batu

c. Agregat Halus (Pasir)

Pasir untuk spesi / mortar / adukan yang digunakan pada pekerjaan

pasangan batu adalah pasir yang cukup kasar dengan kadar lumpur

maksimal 5%, tidak mengandung kadar garam berlebih dan bersih dari

kotoran – kotoran sampah dan gumpalan tanah. Sebelum pasir dikirim

terlebih dahulu di periksa oleh bagian Direksi Pekerjaan untuk

kemudian dinilai layak untuk digunakan atau tidak memenuhi

persyaratan. Apabila kualitasnya tidak sesuai maka akan dikirim

kembali jenis pasir yang kualitasnya sesuai dengan yang

dipersyaratkan.

Page 4: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

26

Gambar 4. Agregat Halus ( Pasir ) untuk campuran adukan pasangan batu

d. Batu Belah

Batu yang digunakan adalah batu belah / batu kali yang mempunyai

tingkat kekerasan cukup, mempunyai tingkat kekerasan cukup, dan

memiliki spesifikasi ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar 20 cm,

dan panjang 30 cm dengan berat jenis 2,4 ton/m3 atau sesuai yang

ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kondisi batu yang akan digunakan

harus bersih , tanpa alur retak dengan permukaan tidak rata , lonjong

dan dapat ditempatkan dengan saling mengunci antara satu dengan

lainnya. Batu yang banyak mengandung unsur tanah atau kotoran

harus terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disikat sehingga spesi

dapat melekat dengan kuat. Apabila menggunakan batu kali harus

dipecah terlebih dahulu hingga permukaan batu menjadi kasar.

Page 5: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

27

Gambar 5. Batu Belah untuk pasangan bangunan pemecah gelombang

e. Batu Pecah Berukuran Kecil

Batu pecah berukuran kecil sangat diperlukan dalam pekerjaan

pemasangan pasangan batu sebagai pengunci antara rongga rongga

batu belah berukuran besar yang akan dipasang. Dengan adanya batu

pecah berukuran kecil ini sangat penting agar susunan batu besar yang

akan digunakan akan lebih kencang dan lebih padat. Fungsi batu

pecah berukuran kecil ini adalah untuk memuat dan memadatkan

rongga antar batu belah besar

Gambar 6. batu pecah berukuran kecil untuk pengunci batu belah perukuran besar

Page 6: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

28

f. Geotekstil

Geotekstil adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable

yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan

dengan pekerjaan teknik sipil salah satunya dapat digunakan dalam

pembanguna bangunan penahan gelombang pantai. Pemanfaatan

geotekstil merupakan cara moderen dalam usaha untuk perkuatan

tanah lunak. Geotekstil yang digunakan pada proyek ini adalah

geotekstil yang mempunyai berat 250 gr/m3 dan mampu berfungsi

sebagai lapisan filter agar tanah dipantai tidak mengalami erosi akibat

hempasan gelombang air laut. Penyambungan geotekstil dalam proyek

ini dilakukan dengan cara dijahit dengan benang nilon.

Gambar 7. Proses penghamparan geotekstil

Page 7: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

29

2. Peralatan

Peralatan merupakan aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu

proyek. Tanpa adanya peralatan yang memadai, pembangunan tidak akan

dapat terlaksana dengan baik. Peralatan yang digunakan dapat berupa

peralatan sewaan ataupun milik kontraktor pelaksana.

Pada proyek Proyek Pembuatan Bangunan Penahan Gelombang Pantai

Kunjir, peralatan yang digunakan sebagian merupakan milik penyedia

jasa pelaksanaan proyek (PT. Benteng Indo Raya) dan sebagiannya lagi

didapat dengan menyewa kepada perusahaan penyewaan. Pada

pelaksanaan proyek, peralatan yang sedang tidak digunakan akan ditaruh

di gudang peralatan yang terdapat di lokasi proyek. Peralatan yang

digunakan pada proyek ini adalah antara lain:

a. Theodolite

Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran

sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal

dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertikal. Pada

pengerjaan proyek ini Theodolite berfungsi sebagai pengukur sudut

tegak pada pemasangan batu besar, sehingga didapat ukuran

ketinggian pasangan batu yang tepat.

Page 8: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

30

Gambar 8. Theodolite untuk pengukuran sudut dalam pekerjaan pasangan batu

b. Waterpass

Waterpass digunakan untuk mengecek kemiringan / elevasi pada

pengerjaan pasangan batu agar didapat ukuran kemiringan / elevasi

yang tepat. Pentingnya alat ini untuk mengukur berapa derajat

kemiringan bangunan pemecah gelombang sehingga nilai elevasi yang

didapat sesuai dengan rencana pengerjaan.

Gambar 9. Waterpass untuk mengecek kemiringan pengerjaan pasangan batu

Page 9: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

31

c. Ekscavator

Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian.

Excavator dalam proyek ini digunakan untuk menggali tanah. Selain

untuk menggali tanah, excavator juga digunakan untuk menimbun

bagian-bagian tertentu yang harus ditimbun kembali dengan tanah.

Selain itu excavator dalam proyek ini digunakan untuk mengangkut

batu belah berukuran besar sehingga dalam pengerjaannya

pemindahan batu belah berukuran besar dapat dengan mudah

dipindahkan . Penggunaan excavator bertujuan untuk menghemat

biaya waktu pekerjaan.

Gambar 10. Excavator untuk pekerjaan galian

d. Dump Truck

Dump Truck pada proyek ini berguna sebagai alat angkut pembawa

material yang diperlukan dalam proyek ini seperti : batu belah,

Geotekstil, semen, dan material-material lainnya . Dengan adanya

Page 10: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

32

dump truk ini distribusi / mobilisasi material yang akan dibawa ke

lokasi pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat.

Gambar 11. Dump Truck untuk pengangkut pembawa material

e. Baby Roller

Baby Roller adalah alat yang digunakan untuk memadatkan

permukaan tanah terutama setelah proses pengerukan / penggalian

tanah , dan juga saat pekerjaan penimbunan tanah. Alat ini memiliki

spesifikasi dengan berat operasi kurang dari 3 ton, sehingga

diggunakan untuk pemadatan-pemadatan ringan. Pada proyek ini

digunakan Baby Roller dengan kapasitas 2 ton.

Page 11: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

33

Gambar 12. Baby Roller untuk memadatkan permukaan tanah

f. Concrete Mixer

Dalam proyek ini untuk pembuatan spesi / adukan dibutuhkan

Concrete Mixer sebagai alat untuk mencampurkan material. Concrete

Mixer yg digunakan adalah Concrete Mixer dengan kapasitas 500

Liter, yang di hidupkan dengan mesin genset diesel dan memiliki

kecepatan drum sebesar 24-25 rpm. Perbandingan adukan yang

dipakai untuk pasangan batu adalah satu bagian semen portland dan

empat bagian pasir (yang bersifat lepas) dan air secukupnya untuk

adukan perbandingan 1 : 4.

Page 12: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

34

Gambar 13. Concrete Mixer untuk pembuatan adukan

g. Peralatan Lainnya

Selain beberapa perlatan di atas, juga terdapat beberapa peralatan

bantu yang menunjang dan sangat berguna pada pelaksanaan proyek,

diantaranya yaitu:

1. Cangkul dan Sekop.

2. Palu Batu

3. Linggis

4. Sendok semen.

5. Meteran.

6. Gergaji.

7. Ember Plastik.

8. Bambu

9. Tali tambang plastik

10.Benang Nilon dan Jarum

11. Paku

12.Lori dorong

Page 13: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

35

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan Persiapan

a. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan dan Personil

Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan dan personil sesuai

dengan program dan metode kerja yang diajukan serta mendapat

persetujuan dan pengesahan dari Direksi pekerjaan.

b. Pemeliharaan Jalan Masuk Yang Digunakan

Penyedia Jasa supaya membangun, memelihara dan membongkar

jalan masuk sementara termasuk saluran pembuang dan bangunan

yang memotong sungai yang diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan. Maksimal 30 (tiga puluh) hari sebelum Penyedia Jasa

memulai pelaksanaan bagian dari jalan masuk sementara, Penyedia

Jasa harus menyerahkan program pelaksanaan secara detail jalan

masuk kepada Direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan antara

lain :

1. Rencana jalan masuk sementara termasuk saluran pembuang dan

bangunan pemotong parit yang berhubungan.

2. Metode pelaksanaan dan bagan waktu pelaksanaan jalan masuk

sementara dan lain- lain.

Page 14: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

36

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai melaksanakan pekerjaan jalan

masuk sementara sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan. Persetujuan

ini tidak akan mengurangi Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai

dengan gambar dan rencana kerja yang telah disetujui. Penyedia Jasa

bertanggung jawab untuk memperbaiki atas kerusakan jalan masuk

termasuk jalan yang ada pada arah jalan masuk yang disebabkan oleh lalu

lintas peralatan berat dan truk yang dipergunakan oleh Penyedia Jasa untuk

pelaksanaan pekerjaan.

Pada saat penyelesaian pekerjaan, jalan masuk sementara harus

dipindahkan atau ditinggalkan dalam keadaan seperti semula sesuai

dengan petunjuk Direksi pekerjaan

2. Pekerjaan Tanah

a. Galian Tanah dengan alat berat

Penyedia Jasa harus meminta ijin Direksi pekerjaan sebelum mulai

mengerjakan galian sehingga penampang, elevasi dan pengukurannya

dikoreksi terlebih dahulu agar sesuai dengan gambar kerja.Penggalian

pondasi yang dalamnya melebihi 3 m perlu dilaksanakan secara

bertangga agar kestabilan lereng akibat aliran air tanah dapat

dipertahankan, kecuali pada batuan kompak dimana penggalian

vertikal dapat dilaksanakan. Semua penggalian harus dikerjakan

sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar-gambar

rencana atan ditetapkan lain oleh Direksi pekerjaan

Page 15: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

37

Semua penggalian yang tidak sesuai rencana atau dibuat oleh

Penyedia Jasa untuk keperluan lain sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Penyedia Jasa dalam hal penimbunan kembali / membentuk

ukuran yang diinginkan dan memadatkannya.Penyedia Jasa harus

menyediakan pompa untuk keperluan pengeringan bagian pekerjaan

yang perlu dikeringkan dengan ukuran yang sesuai dengan kondisi

pelaksanaan lapangan.

Penggalian terbuka untuk pondasi bangunan harus diselenggarakan

hingga batas-batas garis yang diizinkan dalam pelaksanaan bangunan

yang disetujui Direksi pekerjaan Penggalian sedalam 15 cm minimum

dari batas ujung pondasi harus dikerjakan dengan tangan. Galian

pondasi untuk konstruksi atau lantai pondasi harus digali sampai pada

pada batas-batas kemiringan dan elevasi yang dicantumkan pada

gambar rencana atau atas petunjuk Direksi pekerjaan.Galian tersebut

harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi

atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai gambar rencana

mudah dilaksanakan.Tanah longsor dan kotoran yang masuk

kedalaman galian harus dipindahkan dibersihkan sebelum dilakukan

penimbunan kembali.

Tempat pembuangan material sisa galian harus ditempat dan cara

yang ditunjukkan oleh Direksi pekerjaan Bilamana bahan galian akan

dipergunakan kembali sebagai bahan timbunan maka harus dilakukan

pengujian untuk mendapatkan mutu sesuai dengan bahan timbunan

Page 16: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

38

yang disyaratkan. Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan

penggalian yang berlebihan dari batas-batas yang ditetapkan dalam

galian rencana. Bila penggalian berlebihan itu memang diperlukan

atas persetujuan Direksi pekerjaan maka penggalian tersebut akan

dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sesudah galian selesai dilakukan,

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi pekerjaan akan hal ini tidak

diperkenankan untuk memasang lantai pondasi, material pondasi

sebelum Direksi pekerjaan setuju dengan ukuran dan kedalaman

galian, materiakmaterial, pondasi, serta konstruksi-konstruksi yang

akan dipasang pada lubang galian tersebut.

Galian tambahan terdiri dari galian pada tanah (daerah) yang terletak

disekitar lokasi rencana bangunan tetapi bukan dari tempat

pengambilan bahan timbunan yang telah ditetapkan. Material yang

didapat dari galian tambahan akan digunakan sebagai bahan timbunan

yaitu bila tidak mungkin didapatkan dari daerah galian.

Persetujuan Direksi pekerjaan dalam hal ini adalah perlu dari segi

penggunaan, macam dan sifat tanah guna keperluan tersebut.

b. Pekerjaan Tanah Urugan

Pekerjaan timbunan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan gambar

desain. Timbunan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan

menggunakan baby Roller, tiap lapis tebal 30 cm. Untuk pengurugan

digunakan tanah setempat yang bebas dari sampah. Pelaksanaan

pengurugan dilakukan secara bertahap dan setiap lapis dengan

Page 17: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

39

ketebalan 30 cm. Dalam pelaksanaan pemadatan harus dilakukan

secara berurutan dan harus merata, setiap kali dilakukan pemadatan

tanah harus keadaan basah, untuk menjaga suatu ikatan meolekul

tanah, sehingga akan didapat hasil pemadatan yang sempurna.

Pengurugan untuk lubang-lubang sisi-sisi pondasi dilaksanakan

dengan menggunakan tanah urugan yang telah dibersihkan, sehingga

rongga-rongga yang timbul akibat kurang sempurnya pekerjaan

pemadatan/pengurugan dapat dihindari. Tanah urug yang

dipergunakan tidak diperkenankan mengambil dati halaman sekitar

lokasi bangunan kecuali telah mendapat ijin dari Direksi

Teknis/Direksi Pekerjaan.

3. Pekerjaan Pasangan

a. Pasangan Geotextile

Geotextile yang digunakan adalah geotextile yang memunyai berat

250 gr/m2 dan mampu berfungsi sebagai lapisan filter agar tanah di

pantai tidak mengalami erosi akibat hempasan gelombang air laut.

Penyambungan geotextile dengan cara dijahit dengan benang nilon

cara penjalinan sesuai petunjuk direksi teknis / Direksi Pekerjaan.

Arah horizontal dihindari terjadi lipatan jarak sejajar antara

penyambungannya 0,5 m dan dikalakukan 2 (dua) jahitan dengan

rentang 0,25 m'. Geotextile yang digunakan harus menyertakan surat

keterangan / referensi dari pabrik.

Page 18: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

40

b. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong ø 25-30 cm (25-50 kg)

a) Pasangan batu kosong ø 25-30 cm (25-50 kg) disusun dilapis kedua

diatas pasangan Geotekstil.

b) Batu kosong yang dipakai adalah batu belah hitam dengan BJ 2,4

T//m3

c) Cara pemasangan batu dan batu yang dipakai harus sesuai petunjuk

direksi Teknis/ Direksi Pekerjaan.

c. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong ø 50-80 cm (250-500 kg)

a) Pasangan Batu kosong ø 50-80 cm (250-500 kg) disusun diatas

Pasangan Batu kosong ø 25-30 cm (25-50 kg)

b) Batu kosong yang dipakai adalah batu belah hitam dengan BJ 2,4

T//m3

c) Cara pemasangan batu dan batu yang dipakai harus sesuai petunjuk

direksi teknis / Direksi Pekerjaan.

d. Pasangan Batu (Stone Masonry)

1. Scope Pekerjaan

Semua pasangan batu (stone masonry) dilaksanakan harus sesuai

dengan spesifikasi teknik, dan sebelum pelaksanaan terlebih dahulu

minta ijin kepada Direksi pekerjaan, agar pelaksanaan sesuai dengan

gambar kerja. Dalam pelaksanaan Penyedia jasa harus harus

menyiapkan bahan-bahan yang sesuai mutu seperti yang tercantum

Page 19: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

41

yang tercantum dalam spesifikasi Teknik dan dibentuk serta

ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan.

Syarat-syarat dan ketentuan disini selanjutnya harus diterapkan pada

semua pekerjaan pasangan batu atau dengan petunjuk Direksi

Pekerjaan.

2. Komposisi campuran

Komposisi campuran harus sesuai yang dipersyaratkan. Ukuran dalam

melakukan takaran harus dibuat kotak dari papan takaran lain

sehingga melakukan takaran harus dibuat kotak dari papan atau

takaran lain sehingga didapatkan komposisi campuran sesuai yang di

syaratkan. Adukan untuk semen pasangan batu kecuali ada ketentuan

lain dari satu bagian semen Portland dan empat bagian pasir (yang

lepas) dan air secukupnya untuk adukan 1:4

3. Cara membuat spesi

Untuk pekerjaan pasangan batu dengan kuantitas (volume) yang besar

alat yang dipergunakan untuk mengaduk adalah molen (concrete

mixer) atau alat pengaduk lain yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.

Adukan dibuat sedemikian rupa sehingga tingkat kekentalannya sesuai

dengan persyaratan yang ditentukan, sehingga memudahkan dalam

pelaksanaan dengan hasil dan mutu yang baik.

Jika masih mengaduk (mixer) dipergunakan maka waktu

mencampurnya sesudah semua bahan berada dalam alat pencampur,

Page 20: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

42

kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh tidak boleh kurang dari 2

menit. Adukan harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk

segera digunakan dan semua adukan yang tidak digunakan sampai 30

menit sesudah penambahan air untuk mencampur, harus

dibuang.Penumpukan ulang atas adukan yabf sudah mengeras tidak

diizinkan.Palung dan Ember – ember adukan harus dibersihkan dan

dicuci pada akhir kerja.

4. Pemasangan

- Semua batu yang digunakan dalam penembokan atau pemasangan

harus betul-betul bersih sebelum dipasang dan disetujui oleh Direksi

pekerjaan

- Batu – batu tidak boleh dipasang selama hujan yang cukup lebat atau

cukup lama dan dapat menghanyutkan adukan dari penembokan.

- Adukan yang sudah dihamparkan dan cair/meleleh karena air hujan

harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.

- Pekerjaan – pekerjaan yang tidak diperkenankan berada diatas

penembokan atau pasangan batu sebelum selesai dipasang dan betul –

betul mengeras.

- Semua batu yang digunakan dalam pasangan batu atau pasangan

dengan siaran spesi harus dibasahi dengan iar antara tiga sampai

empat jam sebelum dipergunakan dengan cara yang terjamin agar

masing-masing batu dibasahi seluruhnya dan merata.

Page 21: BAB III Pelaksanaan Pekerjaan2 Revisions

43

e. Plesteran adukan 1:3, tebal 1,5 cm

- Susunan Spesi/Adukan

Spesi untuk semua plesteran kecuali kalau ditentukan lain dari

spesifikasi ini atau seperti ditetapkan lain oleh Direksi pekerjaan

terdiri dari satu bagian Semen Portland dan tiga bagian pasir (keadaan

lepas) serta air secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang

cocok untuk penggunaan yang dimaksudkan.

- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, sambungan – sambungan dari

semua permukaan pasangan batu harus digaruk sebelum spesi /

adukan dipasang (atau dipahat untuk pemembokan batu yang sudah

lama). Permukaan harus dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.

- Perawatan/curing

Semua pasangan batu termasuk plesteran harus dirawat (cured)

dengan air atau cara – cara lain yang dapat diterima menurut Direksi

pekerjaan

Jika curing dilaksanakan dengan air, pasangan – pasangan batu

harus dijaga agar tetap basah paling tidak 14 hari jika tidak ada

ketentuan lain, dengan menutupinya dengan bahan – bahan yang

direndang dengan air, atau cara lain yang disetujui yang menyebabkan

permukaan yang dirawat selalu basah. Air yang dipakai untuk curing

harus memenuhi ketenyuan – ketentuan spesifikasi untuk air.