25
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 9 Mei 2011 Jam 07.30 WIB A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama : Tn.S Umur : 48 th Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia Agama : Islam Status perkawinan : Kawin Pendidikan : SLTP Pekerjaan : Swasta Alamat : Batan Timur Raya Miroto Tanggal masuk : 7 Mei 2011, Jam : 07.50 No. Register : 6332009 Diagnosa medis : TB Paru b. Penanggung Jawab Nama : Ny.T Umur : 42 th Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-mohamadsig...BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 9 Mei 2011

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 9 Mei 2011 Jam 07.30 WIB

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : Tn.S

Umur : 48 th

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Batan Timur Raya Miroto

Tanggal masuk : 7 Mei 2011, Jam : 07.50

No. Register : 6332009

Diagnosa medis : TB Paru

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny.T

Umur : 42 th

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dg pasien : Istri pasien

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak napas dan batuk.

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengeluh sesak napas pada saluran napas, 2 minggu pasien mengeluh

sesak napas dan sesaknya hilang timbul. Sesak bertambah saat pasien batuk,

berjalan agak jauh dan naik tangga. Pasien mengeluh pada malam hari sesak

dan batuk, keringat dingin saat malam hari, klien batuk berdahak dengan

warna kuning dan kental namun susah dikeluarkan. .

c. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di RS. Satu minggu

sebelum masuk RS pasien berobat ke BP4, klien di Rontgen dengan hasil

rontgent TB Paru positif kemudian klien di rujuk ke RS Roemani Semarang

d. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit

DM, Hipertensi dan penyakit seperti yang klien derita pasien sekarang.

3. Pola Kesehatan Fungsional (Data Fokus)

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan saat sakit seperti sekarang

klien berusaha mendapatkan pengobatan di RS agar cepat sembuh.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengatakan makan 3x sehari, sebelum masuk RS klien sudah

mengalami penurunan nafsu makan. Selama di RS klien juga mengalami

penurunan nafsu makan, klien makan ± ½ porsi dari yang disediakan rumah

sakit. Klien minum 800-900cc/hari, BB: 50 kg (klien mengalami penurunan

BB yaitu 8 kg), klien mengeluh mual.

c. Pola eliminasi

1) Eliminasi Feses

Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat

BAB.

2) Eliminasi urine

Klien mengatakan BAK dalam sehari 6-7 kali: ± 500cc, warna kuning bau

khas.

d. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari selalu dilakukan sendiri seperti makan,

mandi, BAB, BAK. Setelah masuk RS aktivitas klien dibantu oleh perawat

dan keluarga. Klien mengeluh bertambah sesak saat beraktivitas dan

mengeluh batuk saat tiduran.

e. Pola istirahat dan tidur

1) Kebiasaan tidur

Klien mengatakan sebelum di RS klien jarang tidur siang dan tidur dari

jam 21.00 bangun jam 05.00 WIB. Setelah di RS klien susah tidur karena

klien mengeluh batuk terus dan dahak sulit dikeluarkan sehingga klien

sulit tidur.

2) Kesulitan tidur

Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam istirahat / tidur dan sering

terbangun pada malam hari karena klien batuk terus dan uluhati sakit saat

batuk.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif

Klien tidak mengalami gangguan penglihatan, penciuman, perabaan,

pendengaran dan pengecap. Klien belum mengetahui tentang proses therapy,

kemungkinan kambuh dan perawatan penyakitnya. Klien merasa bosan

ditempat tidur dan batuk tidak lekas hilang, klien tampak tegang dan gelisah.

g. Pola hubungan dengan orang lain

Klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan anggota keluarga

dan teman-temannya baik di RS maupun dimasyarakat, dengan perawat juga

baik.

h. Pola reproduksi dan seksual

Klien berjenis kelamin laki-laki dan sudah menikah. Selama di RS klien tidak

dapat melakukan hubungan suami istri, tetapi itu tidak masalah bagi klien.

i. Persepsi dan konsep diri

Identitas diri : klien adalah laki-laki yang berperilaku dan

berpenampilan sebagai laki-laki

Peran diri : klien seorang suami dan bekerja sebagai buruh

pabrik

Ideal diri : klien berharap segera sembuh dari penyakitnya

Gambaran diri : klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan

dirawat di RS

Harga diri : klien di RS merasa dirinya sebagai seseorang yang

memerlukan pengobatan dan perawatan yang tepat

sebagai layaknya manusia dan berkeyakinan akan

sembuh.

j. Pola mekanisme, koping

Klien mengatakan saat mempunyai masalah klien menceritakan masalah

kepada istrinya, dengan bercerita dengan klien merasa beban masalah

berkurang.

k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Klien beragama Islam dan tetap beribadah dalam keadaan sakit, klien berdoa

supaya cepat sembuh dan ingin segera beraktifitas seperti sebelum sakit.

4. Pengkajian Fisik

a. Penampilan / keadaan umum : klien tampak lemah, tampak sesak

b. Tingkat kesadaran : composmentis GCS: E4 M6 V5

c. Tanda-tanda vital :

1) TD : 110/70 mmHg

2) N : 84 kali/ menit

3) RR : 24 kali/ menit

4) S : 370C

d. Pengukuran antropometri

TB: 155 cm, BB: 50 kg, LILA: 24 cm

e. Kepala

1) Rambut : warna hitam, rambut keriting, kebersihan cukup

2) Mata : reflek cahaya positif, sklera tidak ikterik, konjungtiva

anemis, tidak memakai alat bantu pandang

3) Hidung : tidak ada polip, cuping hidung tidak tampak saat

napas

4) Telinga : bersih tidak ada penumpukan serumen, pendengaran

baik.

5) Mulut : mukosa bibir agak kering, warna merah muda.

f. Dada

1) Paru-paru

Inspeksi : secara umum bentuk simetris dan tidak ada lesi

Palpasi : tactil fremitus teraba sama

Perkusi : pekak diseluruh lapang paru

Auskultasi : terdengar suara wheezing dan ronchi

2) Jantung

Inspeksi : ictus cordis tak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta 5 simetris sejajar

garis midklavikula

Perkusi : pekak

Auskultasi : S1-S2 murni

3) Abdomen

Inspeksi : tidak ada acites

Auskultasi : peristaltic usus 10 kali/ menit

Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : tympani

4) Ekstremitas

a) Ektremitas atas : tidak ada oedema pada ekstremitas atas, akral

hangat kapilery refill time < 3 detik, tangan sebelah kanan terpasang

infuse Nacl 0,9% 20 tpm

b) Ekstremitas bawah : tidak ada oedema kaki

5) Genetalia

Bersih, tidak terpasang DC

6) Integumen

Kulit warna sawo matang, kulit tidak pucat dan tidak sianosis.

5. Data Penunjang

a. Laboratorium

1) Kimia klinik 7/5/11

Asam urat 4,20 mg/dl 2.60-7.20

Cholesterol 113 mg/dl 50-200

Trigliserida 82 mg/dl 30-150

HDL Cholesterol 19 mg/dl 35-60

IDL Cholesterol 75 mg/dl 62-130

Protein total 6,9 gr/dl 6,4-8,2

Albumin 2,5 gr/dl 3,4-5,0

2) Hematologi 9/5/11

Hit jenis + darah tepi

Easinofil 1% 1-3

Basofil 0% 0-2

Batang 0% 2-5

Segmen 85% 47-80

Limfosit 10% 20-45

Monosit 4% 2-10

Lain-lain -

Eritrosit

Anisusitosis ringan (mikrosit)

Pulkilositosis ringan (ovalosit)

Trombosit jumlah normal bentuk besar

Leukosit jumlah tampak normal

LED

LED 1 jm 115.0 mm 3,0-14,0 H

LED 2 jm 129,0 mm

3) Hematologi 10 Mei 2011

Hematologi paket

Hemoglobin 10,90 gr% 12,00-15,00

Hematokrit 30,8% 35,0-47,0

Eritrosit 3,79 jt/mmk 3,90-5,60

MCH 28,70 Pg 27,00-32,00

MCV 81,30 Fl 76,00-96,00

MCHC 35,30 g/dl 29,00-36,00

Lekosit 99,3 ribu/mmk 150,0-400,0

Trombosit 39,90 ribu/mmk 11,60-44,80

RDW 13,70% 11,60-44,80

MPV 7,51 Fl 4.00-11,00

4) Pengecatan gram 10/5/11

Diplococcus (+) / positive

Streptococcus (+) / positive

5) Pengecatan ziehl Nielsen

BTA (1+) / Positive

6) Pengecatan jamur

Jamur (-) / negative

7) Hasil foto thorak 11/5/11

Kesan: cor tak membesar

Gambaran TB paru aktif dengan pneumonia

b. Therapy tgl 11/5/11

1) O2 nasal 3 lt/mnt

2) Cefriaxone 2 x 1 mg (IV)

3) Ambroxol 3 x 1 tab

4) Paracetamol (jika suhu ≤ 38oC)

5) OBH 3 x cth

6) Metroclorpramid 3 x 1 amp

7) Nacl 0,9 % 20 tpm

Tgl 14/5/11

Inj ceftriaxone 2 x 1mg stop

Tambahan :

1) Glimepirrid 2 mg (1-0-0) P.O (pg)

2) FDC 1 x 3 tablet (hr-2)

c. Diet

Diet yang didapat klien adalah diet lunak, TKTP ( Tinggi Kalori Tinggi

Protein ), makanan selingan, minuman saring.

B. Analisa Data

Data Fokus Masalah (P) Etiologi (E)

Ds :

− Klien mengatakan sesak napas

− Klien juga mengeluh batuk

terus dan dahak sulit

dikeluarkan

Do:

Bersihan jalan

napas tidak

efektif

Akumulasi

sekret yang

berlebih

Tabel 3.2 Analisa Data

− RR 24x/menit

− Klien terlihat batuk terus

− Sputum dahak kental

− Terpasang O2 nasal 3 lt/menit

− Mendapatkan therapy

ambroxol 3x1 tab dan OBH

3xcth

− Terdengar suara wheezing dan

ronchi

Ds :

− Klien mengatakan mual

− Klien mengatakan nafsu makan

menurun

Do :

− Mukosa mulut agak kering

− Konjungtiva anemis

− BB: 58 kg, BB saat pengkajian

50 kg TB:155 cm,

− IMT: BB/(TB) m2 : 50/(155)

2 :

50/2,4: 20,8 (N)

− LILA : 24 cm

− Selama di RS klien

menghabiskan makanannya ½

porsi

− Hb: 10,90 gr %

− Albumin: 2,5 gr/dl

− Diit: lunak

Ds :

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Gangguan pola

Intake yang

tidak adekuat

sekunder

terhadap mual

Sesak nafas

− Klien mengatakan sering

terbangun dan susah tidur

karena batuk terus dan sesak

Do :

− Klien tidak dapat tidur

− Wajah tampak kusut

− Klien gelisah

− Klien tampak cemas

− TD : 110/70 mmHg

− ND : 84x/menit

− S : 370C

istirahat tidur

dan batuk

C. PATHWAYS KASUS

Microbacterium tubercolosa

Masuk saluran pernafasan

Saluran pernafasan atas

Bakteri bertahan di bronkus

Peradangan bronkus

Penumpukan secret

Batuk tidak efektif Anoreksia, malaise,mual,muntah

Sekret sulit keluar

Batuk terus

menerus

G

D. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret yang

berlebih.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat sekunder terhadap mual.

3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk.

Perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

Gangguan

pola

istirahat

E. Intervensi Keperawatan

Tgl Diagnosa

Keperawatan

Intervensi TTD

Tujuan LKH Tindakan Kep Rasional

10/5

/11

Bersihan jalan

napas tidak

efektif

berhubungan

dengan

akumulasi

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 3x24

jam diharapkan

bersihan jalan napas

efektif dengan KH :

a. Kaji fungsi

pernapasan, ex:

bunyi nafas,

irama dan

penggunaan

alat bantu

a. Peningkatan bunyi

napas dapat

menunjukkan

ronchi, whezing,

krekes, akumulasi

sekret

Tabel 3.3 Intervensi keperawatan Kasus

sekret yang

berlebih

Perubahan

pasien dapat

mempertahankan

jalan napas dan

mengeluarkan sekret

tanpa bantuan.

Setelah dilakukan

b. Catat

kemampuan

untuk

mengeluarkan

mukus batuk

efektif, catat

karakter jumlah

sputum adanya

hemoptisis

c. Berikan klien

posisi

semi/fowler

d. Bersihkan

sekret dari

mulut dan

trakea

penghisapan

sesuai

keperluan.

e. Pertahankan

masukan cairan

sedikitnya 2500

ml/hari kecuali

kontra indikasi.

a. Catat status

b. Pengeluaran sulit

bila sekret sangat

kental

c. Posisi membantu

memaksimalkan

ekspansi paru

untuk menurunkan

upaya pernapasan

d. Mencegah

obstruksi respirasi,

penghisapan dapat

diperlukan bila

pasien tidak

mampu

mengeluarkan

sekret

e. Pemasukan tinggi

cairan membantu

untuk

mengencerkan

sekret membantu

untuk mudah

dikeluarkan

a. Berguna dalam

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan intake

yang tidak

adekuat

sekunder

terhadap mual

tindakan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan

KH : pasien

menunjukkan

peningkatan berat

badan.

nutrisi pasien

dari

penerimaan,

catat turgor

kulit, BB dan

derajat

kekurangan

BB, riwayat

mual muntah

diare.

b. Pastikan pada

diet biasa

pasien yang

disukai / tidak

disukai.

c. Kaji anoreksia

mual dan

muntah dan

catat

kemungkinan

hubungan

dengan obat,

awasi

frekuensi,

volume,

konsistensi

feses

d. Dorong dan

berikan periode

mendefinisikan

derajat/luasnya

masalah dan

pilihan intervensi

yang tepat.

b. Membantu dalam

mengidentifikasi

kebutuhan

pertimbangan

keinginan individu

dapat memperbaiki

masukan diet.

c. Dapat

mempengaruhi

pilihan diet,

mengidentifikasi

area pemecahan

masalah untuk

meningkatkan

pemasukan/penggu

naan nutrien.

d. Membantu

menghemat energi

10/5

/11

Gangguan pola

istirahat tidur

berhubungan

dengan sesak

dan batuk.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

2x24 jam diharapkan

pola tidur terpenuhi

istirahat sering

e. Berikan

perawatan

mulut sebelum

dan sesudah

tindakan

pernapasan

f. Dorong makan

sedikit dan

sering dengan

makanan tinggi

protein

g. Kolaborasi

rujuk keahli

diet untuk

menentukan

komposisi diet

a. Diskusikan

perbedaan

individu dalam

kebutuhan tidur

berdasarkan hal

khususnya bila

kebutuhan

meningkat saat

demam

e. Menurunkan rasa

tidak enak karena

sisa sputum/obat

untuk pengobatan

respirasi yang

merangsang pasien

muntah

f. Masukan nutrisi

tanpa kelemahan

yang tidak perlu /

kebutuhan energy

dari makanan yang

banyak

menurunkan iritasi

gester

g. Bantu dalam

perencanaan diet

dengan nutrisi

adekuat untuk

ketahanan

metabolik diet.

a. Rekomendasikan

tidur 8 jam tiap

malam

F. Implementasi Keperawatan

Tgl/jam No.Dx Implementasi Respon Pasien TTD

10/5/11

08.20

1

- Mengkaji pernafasan,

frekuensi, irama, kedalaman,

bunyi nafas, alat bantu nafas

S : klien mengatakan sesak nafas

O : pernafasan cepat, dangkal, RR :

24x/menit, terpasang O2

dengan KH: pasien

dapat istirahat tidur

tanpa terbangun

usia tingkat

aktivitas, gaya

hidup tingkat

stress

b. Tingkatkan

relaksasi

berikan

lingkungan

yang gelap dan

tenang, berikan

kesempatan

untuk memilih

penggunaan

bantal, linen

dan selimut,

berikan ritual

waktu tidur

yang

menyenangkan.

b. Tidur akan sulit

dicapai sampai

tercapai relaksasi

lingkungan RS

dapat mengganggu

relaksasi.

Tabel 3.4 Implementasi

08.25

09.00

10.00

10.30

10.40

11.30

1,2.3

1

2

1

1, 2

2

- Mengobservasi TTV

- Memberikan posisi semi

fowler

- Injeksi metoclorpramid 1

ampul IV (2ml/10mg)

- Mengajarkan pasien latihan

napas dalam dan batuk

efektif

- Menganjurkan pasien untuk

minum air hangat.

- Mengkaji status nutrisi

A : Mengukur BB, TB,

LILA

S : klien tampak lemah

O : TD :110/ 70 mmHg

N : 84 x/menit, S: 37oC

RR : 24x/menit

S : klien mengatakan sesak

berkurang dan merasa lebih

nyaman ketika diberikan posisi

setengah duduk oleh perawat

O : klien tampak lebih nyaman,

TD: 110/70 mmHg,N : 84x/menit,

S : 37oC, RR : 24x/menit

S : -

O : obat dapat masuk (2ml/10mg),

tidak ada alergi

S: Klien mengatakan sudah

mengerti tentang cara batuk

efektif yang diajarkan perawat.

Klien mengatakan sekret bisa

dikeluarkan

O : sekret bisa dikeluarkan

S: Klien mengatakan akan

mengikuti anjuran perawat

O : klien mau minum air hangat

S : Klien mengatakan tidak nafsu

makan dan terasa mual

O : TB: 155 cm, BB: 50 kg, LILA:

12.00

12.15

12.30

12.40

13.00

13.10

2

2

2

3

1, 3

3

B: Memantau hasil lab

C: Melakukan pemeriksaan

fisik

D: memberikan diit yang

dianjurkan

- Menganjurkan klien untuk

makan sedikit tapi sering

- Menimbang BB dan

mengukur lila

- Mengkaji adanya mual dan

muntah

- Mengkaji penyebab klien

tidak bisa tidur

- Mengajarkan pasien

distraksi relaksasi

- Menganjurkan klien minum

air hangat

24 cm, Hb: 10,90 gr%, albumin: 2,5

gr/dl, turgor kurang, konjungtiva

anemis, diit: lunak DM 1900 kkal

S : klien mengatakan nafsu makan

berkurang

O : klien menghabiskan ½ porsi

makanan

S : klien mengatakan BB berkurang

8 kg saat sakit

O : BB sebelum sakit 58, BB

sekarang : 50 kg, LILA: 24 cm

S : pasien mengatakan mual

O : klien tampak lemah

S : klien mengatakan tidak bisa tidur

karena batuk terus dan sesak

O : klien tampak lelah

S : Klien mengatakan sudah

mengerti teknik distraksi

relaksasi yang diajarkan perawat

O : -

S : klien mengatakan susah tidur

karena batuk dan sekret susah

dikeluarkan

O : klien terlihat minum air hangat

13.20

11/5/11

09.00

09.15

09.30

09.40

09.50

10.00

3

1

2

1

1

1

2

- Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

dengan membatasi

pengunjung

- Mengkaji pernafasan

- Mempertahankan dan

memberikan posisi semi

fowler

- Mempertahankan asupan

cairan sedikitnya 2500

ml/hari

- Membantu pasien latihan

napas dalam dan batuk

efektif

- Menyarankan pasien untuk

menggunakan tisue saat

batuk dan bersin

- Injeksi metoclorpramid 1

ampul IV (2ml/10mg)

S : -

O : klien tampak tenang dan nyaman

S : Klien mengatakan kadang masih

sesak

O : Sekret dapat dikeluarkan, RR:

22x/menit,terdengar suara

wheezing dan ronchi

S : klien mengatakan kadang-

kadang masih sesak dan batuk

O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan dahak masih

kental dan susah dikeluarkan

O : cairan masuk 1500 ml

S : klien mengatakan lebih enakan

dan lega

O : sekret berkurang, sekret kental,

berwarna kuning kehijauan

S : klien mengatakan mau

melakukannya

O : klien kooperatif

S : -

O : obat dapat masuk(2ml/10mg),

11.00

11.10

11.30

12.30

13.00

13.30

12/5/

11

1,2,3

2

2

3

3

3

1

- Mengukur TTV

- Menganjurkan perawatan

mulut sebelum dan sesudah

makan

- Memotivasi pasien untuk

makan dan menganjurkan

klien untuk makan sedikit

tapi sering

- Mengobservasi keadaan

umum klien

- Meningkatkan relaksasi dan

memberikan lingkungan

yang tenang dan nyaman

- Memotivasi pasien untuk

istirahat

- Memberikan masase pada

punggung dan postural

tidak ada alergi

S : -

O : TD : 130/80mmHg, N :

80x/menit, RR : 22x/menit, S :

36o C

S : klien mengatakan lebih segar dan

mual berkurang

O : klien tampak segar

S : klien mengatakan mau makan

O : klien menghabiskan 1 porsi

makanannya

S : Klien mengatakan semalam

belum bisa tidur karena masih

batuk terus dan sesak

O : Klien tampak tegang, wajah

kusut

S : klien mengatakan nyaman

O : klien tampak senang dan nyaman

S : klien mengatakan susah tidur

O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan rasanya lebih

enakan

09.00

09.30

10.00

11.00

12.00

13.00

1

1,2,3

2

3

3

drainase

- Mempertahankan O2 dan

memberikan posisi semi

fowler

- Mengukur TTV

- Memotivasi pasien untuk

makan sedikit tapi sering

dan menganjurkan pasien

untuk minum obat sesuai

advis dokter

- Menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman

dengan membatasi

pengunjung

- Mengobservasi ulang pola

istirahat tidur Tn. S

O : klien tampak nyaman

S : klien mengatakan sesak

berkurang

O : klien tampak tenang dan nyaman,

O2 masuk 3 ltr/mnt

S : -

O : TD : 120/80mmHg N:80x/menit,

RR: 20x/menit S:36oC

S : klien mengatakan tidak mual lagi

O : klien menghabiskan 1 porsi

makanan yang disediakan RS

dan mau minum obat

S : -

O : klien tampak tenang

S : klien mengatakan semalam

tidurnya nyenyak, batuk

berkurang,dan sesak nafas hilang

O : klien tampak segar, wajah tidak

kusut,tidak ada kantung mata

G. Evaluasi

Tgl/jam No Dx Evaluasi ( SOAP ) TTD

12/5/11

14.20

1

S : klien mengatakan mengatakan sudah tidak sesak lagi, sekret

bisa dikeluarkan

O : klien tidak sesak,klien dapat melakukan batuk efektif, tidak

ada ronchi dan wheezing, sekret bisa dikeluarkan,TD : 120/80,

N : 80x/menit, S : 36OC, RR: 22xmenit

A : masalah teratasi

Tabel 3.5 Evaluasi

16..00

16.10

2

3

P : optimalkan intervensi ( latihan nafas dalam dan batuk

efektif)

S : klien mengatakan tidak mual lagi, nafsu makan sudah

meningkat

O : klien menghabiskan 1 porsi makanannya, konjungtiva tidak

anemis,mukosa bibir lembab, turgor baik,belum ada

kenaikan BB yaitu 50kg.

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi( pantau BB tiap hari )

S : klien mengatakan tidurnya nyenyak, batuk berangsur

kurang,dan sesak nafas hilang

O : klien tampak segar, wajah tidak kusut,tidak ada kantung

mata

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi ( ciptakan lingkungan yang tenang

dan nyaman )