83
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas mengacu pada dua hal yaitu tindakan dan penelitian. Penelitian dan pelaksanaan rencana merupakan bagian dari tindakan. Sedangkan penelitian meliputi dua hal, monitoring dan refleksi. Setiap komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaan. 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian dan tindakan secara keseluruhan, mulai siklus pertama sampai siklus terakhir. Bentuk laporan ini mengikuti rancangan Kemmis dan Taggart yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) seperti dike- mukakan pada bab sebelumnya. Keempat tahapan tersebut kemudian dianalisis dalam beberapa bentuk tahapan, yang meliputi; pratindakan, bentuk tinda- kan, dan peningkatan yang diharapkan. Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin- dakan dan diakhiri dangan pembahasan antar siklus. 4.1.1 Laporan Pra Tindakan a. Perencanaan Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V SDN Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

  • Upload
    buidan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas mengacu pada

dua hal yaitu tindakan dan penelitian. Penelitian dan

pelaksanaan rencana merupakan bagian dari

tindakan. Sedangkan penelitian meliputi dua hal,

monitoring dan refleksi. Setiap komponen tersebut

merupakan satu kesatuan dalam pelaksanaan.

4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil penelitian dan

tindakan secara keseluruhan, mulai siklus pertama

sampai siklus terakhir. Bentuk laporan ini mengikuti

rancangan Kemmis dan Taggart yang meliputi

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting) seperti dike-

mukakan pada bab sebelumnya. Keempat tahapan

tersebut kemudian dianalisis dalam beberapa bentuk

tahapan, yang meliputi; pratindakan, bentuk tinda-

kan, dan peningkatan yang diharapkan. Pada tahap

berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-

dakan dan diakhiri dangan pembahasan antar siklus.

4.1.1 Laporan Pra Tindakan a. Perencanaan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang keadaan pelaksanaan pembelajaran IPS di

kelas V SDN Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

63

Semarang terlebih dahulu disajikan gambaran

observasi awal yang dilakukan bersama kolaborator

tentang kondisi riil sekolah tersebut. Data ini

penulis dapatkan melalui prasubjek dalam

penelitian ini yaitu kelas V berjumlah 35 siswa

yang terdiri dari 15 siswa laki – laki dan 20 siswa

perempuan.

Untuk mengetahui tingkat moralitas siswa

kelas V, maka sebelum dilakukan tindakan,

terlebih dahulu dilakukan uji dengan membagikan

angket untuk mengetahui tingkat moralitas siswa

berdasarkan metode peningkatan moralitas yang

telah disampaikan di depan. Adapun hasilnya

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan 20 item soal yang dinyatakan

valid dan reliabel untuk dilakukan ujicoba, dan

setelah dibagikan angket peningkatan moralitas

siswa, dipaparkan sebagai berikut: patokan untuk

mengukur moralitas siswa adalah nilai (skala)

tertinggi yaitu 4 dikalikan dengan jumlah soal yaitu

20, dikalikan dengan jumlah siswa yang mengikuti

pembelajaran yaitu 35. Uraiannya adalah sebagai

berikut:

Untuk skor perolehan, diperoleh sebagai

berikut: 4 x 20 x 35 = 2800 Jumlah skor yang

diperoleh adalah 1400 dengan penghitungan yaitu 2

x 20 x 35 = 1400. Dengan berpatokan pada rumus

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

64

untuk menghitung skor motiva peningkatan

moralitas yaitu:

1400/2800x100%

= 50%.

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali 70 – 85% = baik 55 – 69% = cukup baik <54% = kurang Dari ketentuan di atas, maka moralitas

siswa kelas V SDN Sidomukti 03

Kecamatan Bandungan Semarang berada

pada kategori kurang.

Selain menguji tingkat moralitas siswa

berdasarkan pendekatan penanaman nilai yang

dilakukan, dilakukan juga tes kepada siswa untuk

mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap

materi pelajaran IPS yang diajarkan. Acuan yang

digunakan sebagai ukuran untuk tingkat

penyerapan siswa pada mata pelajaran IPS adalah

siswa berhasil lulus Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM= 65) Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

65

Tabel 4. 1

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar IPS Sebelum Tindakan No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa

Prosentase (%)

1 < 50 15 50 Belum tuntas 2 50 – 54 10 - Belum tuntas 3 55 – 59 - - Belum tuntas 4 60 – 64 5 16.67 Belum tuntas 5 65 – 69 2 8.33 Tuntas 6 70 – 74 - - Tuntas 7 75 – 79 1 8.33 Tuntas 8 80 – 84 - - Tuntas 9 85 – 89 2 16.67 Tuntas 10 90 – 94 - - Tuntas 11 95 – 100 - - Tuntas Jumlah 12 100 Rata-rata 57.08 Nilai tertinggi 85 Nilai terendah 40

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari

total siswa yaitu 35 siswa ada 30 siswa atau

85.71% yang dinyatakan belum tuntas belajar IPS

berdasarkan kriteria KKM dan hanya 5 siswa atau

14.29% yang berhasil tuntas berdasarkan KKM.

Rinciannya berdasarkan perolehan nilai baik siswa

yang tuntas maupun yang belum tuntas

berdasarkan KKM adalah sebagai berikut: ada 15

siswa yang memperoleh nilai < 50 atau dengan

prosentase sebesar 42.86%, ada 10 siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang 50 – 54 dengan

prosentase sebesar 28.57%; tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai pada rentang nilai antara 55 –

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

66

59, rentang nilai 70 – 74, rentang nilai antara 80 –

84 dan rentang nilai antara 90 – 100. Ada dua

siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65 –

69 atau berada pada 5. 71% demikian juga ada 2

siswa yang memperoleh nilai pada rentang nilai

antara 85 – 89 dengan prosentase yang sama; dan

1 siswa mendapatkan nilai pada rentang nilai 75 –

79 dengan prosentase 2.86%. Perolehan nilai

terendah pada mata pelajaran IPS sebelum

diberikan tindakan yaitu 40 dan nilai tertinggi yaitu

85 dengan nilai rata-rata yaitu 57.08.

Adapun hasil perolehan siswa pada mata

pelajaran IPS sebelum diberikan tindakan disajikan

pada grafik berikut ini:

Gambar 1. Rekapitulasi Belajar Siswa Sebelum

Tindakan

Mengacu pada KKM = 65, maka prosentase

keseluruhan siswa yang mencapai kriteria

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

67

ketuntasan mapun belum tuntas belajar,

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 2

Prosentase Ketuntasan Sebelum Tindakan No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa

Prosentase (%)

1 < 65 30 85.71% Belum tuntas

2 ≥ 65 5 14.29% Tuntas Jumlah 12 100 Rata-rata 57.08 Nilai tertinggi

85

Nilai terendah

40

Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas

kelas V SDN Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan

Semarang sebelum dilakukan tindakan, diketahui

bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak

30 siswa atau 85.71% dari total keseluruhan

siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal sebanyak 5 siswa atau

14.29% dari total seluruh siswa.

b. Kegiatan Penelitian Tindakan

Langkah penelitian tindakan keals ini dilakukan

melalui serangkaian kegiatan yang terdiri dari

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

68

mengidentifikasi masalah, merumuskan permasa-

lahan, analisis awal, menetapkan penyebab perma-

salahan, mengupayakan pemecahan masalah, pe-

laksanaan tindakan, pembahasan hasil penelitian,

melakukan refleksi. Adapun jadwal kegiatan pene-

litian ini, sebagai berikut :

Tabel 4. 3

Jadwal Kegiatan Penelitian No Siklus/Tindakan Tanggal Jam Materi 1. Pra Tindakan 23

Februari 2010

Ke 1 - 2

Berbicara(memahami informasi/ pesan)

2. Siklus I 4.2 Tindakan

ke-1 4.3 Tindakan

k-2 (Refleksi)

12 Maret 2010 17 Maret 2010

Ke 4 Ke 4-5

Informasi/ pesan Komunikasi pesan

3. Siklus II a. Tindakan ke-1 b. Tindakan k-2

(Refleksi)

24 Maret 2010 3 April 2010

Ke 1-2 Ke 4-5

Informasi/ pesan Komunikasi pesan

4. Siklus III a. Tindakan ke-1 b. Tindakan k-2

(Refleksi)

10 April 2010 19 April 2010

Ke 1-2 Ke 4-5

Informasi/ pesan Komunikasi pesan

1) Dialog Awal tentang Nilai – nilai dalam IPS

Sebelum proses penelitian ini dilaksanakan,

peneliti melakukan konsultasi kepada kepala sekolah

SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Bandungan

Semarang untuk menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian tindakan kelas pada lembaga ini. Peneliti

bersama kolaborator kemudian melakukan observasi

kelas awal untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi dan akan dipecahkan dalam penelitian ini.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

69

Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 23 Februari

2010.

Peneliti bersama kolaborator yaitu guru IPS

kelas V (Yenti Erlinda,A.Ma) dan dibantu guru IPS

kelas V, selanjutnya mengadakan dialog untuk

mengetahui keadaan yang dihadapi guru dan siswa

dalam pembelajaran IPS. Guru diberi kesempatan

untuk mengungkapkan secara terbuka permasalahan

yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di kelas dan

pengalaman yang dirasakan langsung di lapangan.

Dari hasil dialog antara peneliti dan guru IPS dapat

diketahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran

selama ini yang dibedakan menajdi dua yaitu

permasalahan yang berasal dari guru dan siswa.

Permasalahan yang berasal dari guru antara lain

:

a) Guru belum mempunyai perangkat pembelajaran

yang sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran

(KTSP)

b) Guru seringkali kurang percaya diri dalam

mengajar

c) Nilai – nilai yang diajarkan dalam kelas secara teori

banyak yang tidak relevan dengan kenyataan

kehidupan di masyarakat.

d) Dominasi guru masih tinggi dalam proses belajar

mengajar

e) Metode pembelajaran cenderung bersifat klasikal

sehingga tidak menarik bagi siswa

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

70

f) Materi yang diajarkan cenderung bersifat teksbook

bukan kontekstual

g) Materi yang diajarkan cenderung bersifat hafalan

(aspek kognitif) bukan afektif

Permasalahan yang berasal dari siswa antara

lain :

a) Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS

rendah

b) Siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran

sehingga enggan bertanya atau berpendapat

c) Sulitnya siswa mencari buku pegangan yang secara

khusus membahas keterkaitan antara pendidikan

sosial dengan pendidikan budi pekerti

d) Siswa takut kepada guru sehingga terasa ada jarak

antara siswa dengan guru

2). Penentuan Permasalahan Nilai – nilai Moral Dalam

Pembelajaran IPS

Dari dialog antara peneliti dengan guru IPS baik

kelas V ternyata ditemukan banyak kendala yang

dihadapi siswa dalam proses pembelajaran termasuk

di dalamnya sikap dan moralitas siswa sehingga guru

merasakan belum efektifnya proses pembelajaran yang

berlangsung selama ini. Peneliti dengan guru IPS

kemudian membahas permasalahan tersebut untuk

dianalisis guna mengetahui layak tidaknya untuk

ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan metode penanaman nilai.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

71

Tabel 4. 4

Penentuan Permasalahan dalam Pembelajaran IPS No Masalah Hasil Analisis Keterangan 1. Guru belum mempunyai

perangkat pembelajaran yang sesuai kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Tidak terpilih

2. Guru seringkali kurang percaya diri dalam mengajar

Tidak terpilih

3. Nilai yang diajarkan dalam kelas secara teori banyak yang tidak relevan dengan kehidupan di masyarakat

Tidak terpilih

4. Dominasi guru masih tinggi dalam proses belajar mengajar

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai 5. Metode pembelajaran

cenderung bersifat klasikal sehingga tidak menarik bagi siswa

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

6. Materi yang diajarkan cenderung bersifat teksbook bukan kontekstual

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

7. Materi yang diajarkan cenderung bersifat hafalan (aspek kognitif) bukan afektif

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

8. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS rendah

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai 9. Siswa bersifat apsif

dalam pembelajaran sehingga enggan bertanya dan berpendapat

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

10. Sulitnya siswa mencari buku pegangan yang secara khusus membahas pendidikan nilai – nilai moral

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

11. Siswa takut kepada guru sehingga terasa ada jarak antara siswa

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

72

dengan guru 12. Belum efektifnya

penanaman nilai – nilai moral dalam pembelajaran IPS

Terpilih Dengan metode penanaman

nilai

Permasalahan yang dihadapi dalam pembe-

lajaran IPS begitu kompleks untuk itu perlu segera

diatasi. Permasalahan yang dimaksud yaitu: dominasi

guru yang masih tinggi dalam pembelajaran, metode

pembelajaran bersifat klasikal sehingga tidak menarik

bagi siswa, guru sulit mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran, hal ini tergambar dari minimnya

antusias siswa untuk bertanya ataupun berpendapat,

metode yang diajarkan guru cenderung bersifat

teksbook, dan bersifat hafalan, motivasi siswa dalam

mengikuti pelajaran rendah, siswa bersifat pasif di

kelas, sulitnya siswa mencari buku pegangan yang

membahas pendidikan budi pekerti (nilai moral), siswa

takut kepada gurunya, serta belum efektifnya

pembelajaran etika sosial seperti penanaman nilai –

nilai moral. Tidak semua permasalahan yang dihadapi

dalam pembelajaran IPS ini diatasi, sesuai dengan

hasil dialog antara peneliti dengan guru IPS memilih

permasalahan yang dapat digunakan dalam penelitian

tindakan kelas dengan metode klarifikasi nilai. Dalam

penelitian tindakan ini permasalahan dibatasi pada:1)

metode pembelajaran yang digunakan guru bersifat

klasikal sehingga kurang menarik perhatian siswa, 2)

materi yang diajarkan guru cenderung bersifat

teksbook bukan kontekstual dan komprehensif, 3)

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

73

materi yang disampaikan guru lebih banyak hafalan

sehingga kurang melatih aspek afektif siswa, 4) belum

efektifnya pembelajaran etika sosial dalam kaitannya

dengan penanaman nilai – nilai moral siswa, 5) siswa

bersifat pasif dalam pembelajaran di kelas sehingga

enggan bertanya atau berpendapat.

Bentuk aspek penanaman nilai di atas dirumus-

kan dalam bentuk penanaman nilai – nilai moralitas

siswa yang mengacu pada aspek etika sosial dalam

pembelajaran IPS, aspek tersebut berupa :

a) Aspek moral siswa dalam aktivitas individu

Aspek ini terjadi pada beberapa aktivitas siswa di

kelas, yang meliputi beberapa aspek, yaitu : 1)

Siswa menghargai orang lain yang sedang

berbicara, 2) Siswa tidak selalu mempertahankan

pendapat 3) Siswa memberikan kepercayaan

kepada orang lain atas dasar kemampuan, 4) Siswa

menghargai keberadaan teman sebaya baik dari

segi fisik, 5) siswa menghargai keberadaan teman

sebaya dari segi jenis kelamin, 6) Siswa terbuka

menerima perbedaan pendapat, 7) Siswa santun

dalam mengemukakan pendapatnya.

b) Aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok

Aspek ini meliputi beberapa aktivitas, diantaranya:

1) Siswa berperan dalam pengambilan keputusan

bersama, 2) Siswa menghargai perbedaan pendapat

dalam kelompok, 3) Siswa mendengarkan

penjelasan antar kelompok, 4) Siswa menyadari

kemampuan dirinya dalam kelompok, 5) Siswa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

74

bekerjasama dalam menyelesaikan tugas, 6) Siswa

menjunjung tinggi hasil kerja kelompok, 7) Siswa

menghargai keberadaan anggota kelompok.

c) Aspek moral siswa dalam aktivitas kelas

Aktivitas ini meliputi : 1) Siswa menghargai

perbedaan pendapat di forum kelas, 2) Siswa tidak

kaku dalam mengemukakan pendapatnya di kelas,

3) Siswa menghargai keberadaan guru di kelas, 4)

Siswa menghormati keberadaan pihak lain di kelas,

5) Siswa menjunjung tinggi hasil keputusan kelas,

6) Siswa menyadari akan kemampuan dirinya

dalam kelas, 7) Siswa terbuka menerima perbedaan

pendapat di kelas.

3). Penyebab Permasalahan

Setelah permasalahan dalam penelitian tindakan

ini ditetapkan, kemudian penenliti bersama guru IPS

mengidentifikasi faktor penyebab munculnya permasa-

lahan moralitas anak khususnya pada pembelajaran

IPS di SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan bandungan

Semarang, meliputi :

a). Munculnya anggapan negatif siswa bahwa IPS itu

mudah

b). Siswa beranggapan nilai – nilai yang diterapkan

dalam pembelajaran IPS tidak begitu sulit untuk

didapatkannya.

c). Siswa merasa kurang adanya relevansi yang positif

antara teori pembelajran IPS dengan kondisi

masyarakat di sekitarnya

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

75

d). Materi pembelajaran yang diberikan belum

mengungkapkan nilai – nilai saling ketergantungan

antara masing – masing siswa, baik dengan

lingkungan sekolah masyarakat maupun teman

sejawatnya.

Penyebab permasalahan yang paling dominan

terletak pada dominasi guru dalam pembelajaran yang

berakibat guru kurang menggunakan media dan

metode pembalajaran yang variatif. Guru kurang

melatih siswa untuk berempati, berpikir kritis dan pro-

blematik. Akibatnya memunculkan gejala negatif pada

diri anak yang ebrtentangan aspek etika sosial dalam

aspek nilai moralitas yang baik, seperti perhatian

siswa pada pembelajaran rendah, siswa kurang aktif

dalam proses pembelajaran, sisiwa kurang peka

terhadap masalah sosial yang melingkupinya.

4). Penentuan Upaya Pemecahan Permasalahan

Berdasarkan uraian permasalahan yang diha-

dapi siswa SD Negeri Sidomukti 03 Kecamatan Ban-

dungan Semarang dalam proses pembelajaran IPS

tersebut, ditentukan solusi untuk pemecahan masalah

segala upaya peningkatan pembelajaran nilai – nilai

moral kaitannya dengan etika sosial yang merupakan

bagian integral dari pendidikan IPS, maka proses

pembelajaran yang ditetapkan harus dapat menum-

buhkan dan mengembangkan jiwa sosial (nilai

kesalingtergantungan), jiwa empati siswa, rasa kerja

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

76

sama dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan

tugas belajar.

Guru diharapkan dapat merancang dan

mengorganisir proses pembelajaran nilai moral melalui

pembelajaran IPS secara baik, sehingga tujuan pembe-

lajaran dapat berhasil secara efektif. Oleh karena itu

pembelajaran harus didesain dan disajikan lebih

menarik yang bersifat komprehensif untuk mengem-

bangkan minat dan motivasi belajar siswa.

c. Perencanaan Peningkatan Pembelajaran IPS

melalui Metode Klarifikasi Nilai – nilai Moral

Upaya untuk meningkatkan pendidikan nilai

moral, peneliti dan guru IPS membuat rencana pro-

ses pembelajaran ynag dilaksanakan dengan meng-

gunakan metode klarifikasi nilai. Untuk itu perlu

ditetapkan alat kerja terhadap alternatif yang

dimaksud.

1) Menetapkan upaya Peningkatan Pembelajaran

Pendidikan Nilai Moral

Solusi yang dapat dilaksanakan dalam

meningkatkan pembelajaran nilai moral dite-

tapkan rancangan proses pembelajaran yang

tidak membosankan belajar siswa dengan

menerapkan metode pembelajaran klarifikasi

nilai. Dari penjelasan peneliti tentang metode

klarifikasi nilai, guru IPS menanggapinya secara

positif dan mendukung untuk dilakukan pene-

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

77

litian tindakan demi peningkatan proses pem-

belajaran IPS.

Setelah melakukan dialog, peneliti dan

kolaborator sepakat untuk mencoba meng-

gunakan metode tersebut di kelas V dengan

pertimbangan kelas yang bersangkutan banyak

memperoleh materi pelajran berbasis sosial

serta moral dan juga kebiasaan belajar siswa

dapat berpola pada tingkat selanjutnya. Proses

pembelajaran dengan klarifikasi nilai mengu-

payakan peran aktif siswa dalam belajar dan

membekali sikap siswa atas nilai kesaling-

tergantungan positif (toleransi terhadap orang

lain, tolong menolong, memiliki keterbukaan,

tanggung jawab individu, disiplin dan kerjasama

dengan orang lain)

3) Penyamaan Persepsi antara Peneliti dengan

Guru tentang Metode pembelajaran Klarifikasi

Nilai Moral dalam IPS

Dalam penyamaan persepsi guru dan

peneliti mendiskusikan materi atas pokok baha-

san yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas.

Guru mencatat hal – hal yang harus dilakukan

sebelum melaksanakan metode klarifikasi nilai –

nilai moral tersebut. Setelah itu guru membagi

siswa dalam kelompok dan anggota kelompok

diusahakan merata kemampuan akademiknya.

Penentuan anggota kelompok ini supaya tidak

terjadi dominasi pembicaraan oleh kelompok

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

78

tertentu, sehingga dalam menentukan anggota

kelompok dapat berdasar kesepakatan dengan

siswa tetapi guru tetap selektif. Tugas guru

selama proses pembelajaran berlangsung

menjelaskan tujuan dan mekanisme pembelajar-

an, membagi tugas masing–masing kelompok,

menentukan tata cara siswa bekerjasama,

menentukan tata cara dalam diskusi, memantau

efektivitas kerja kelompok, mengevaluasi kerja

siswa dan bertindak sebagai fasilitator sekaligus

nara sumber siswa. Setelah guru memahami

penjelasan dari peneliti tentang aplikasi metode

klarifikasi nilai, peneliti bersama guru IPS

membuat desain pembelajaran untuk segera

diadakan penelitian tindakan kelas.

4.1.2 Tindakan Siklus 1 a. Penyusunan Rancangan Tindakan I

Metode penanaman nilai moralitas merupakan

rancangan tindakan dalam penelitian ini sebagai

upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran

IPS supaya tujuan belajar siswa dapat tercapai

secara optimal. Rancangan tindakan ini diperlukan

sebagai pedoman dalam proses penanaman nilai –

nilai moral dalam pembelajaran IPS. Dalam desain

pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator

dan nara sumber serta observer dalam proses

belajar mengajar. Sebagai observer guru mengamati

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

79

menganai motivasi siswa mengikuti pelajaran,

diskusi dengan siswa lain, keaktifan melakukan

pertanyaan kepada kelompok lain ketertiban

pelajaran, kepemilikan buku pelajaran, kesediaan

mendengarkan orang yang sedang berbicara,

kesediaan menghargai perbedaan pendapat, men-

cari pemecahan masalah apabila ada perbedaan

pendapat, keikhlasan menjalankan tugas kelom-

pok, kerjasama dalam kelompok, kesediaan me-

laksanakan keputusan, mempertahankan pendapat

dengan argumen yang dapat dipertanggungjawab-

kan, serta kesiapan menanggapi kritik secara ber-

moral dan beretika.

Dalam penelitian ini, peneliti bersama kolabora-

tor lainnya melakukan koordinasi dan pembagian

tugas yang jelas dalam melakukan pengamatan

terhadap siswa di kelas V. Hal ini dilakukan supaya

pengamatan peneliti dan guru IPS terhadap proses

pembelajaran lebih bersifat teliti dan efektif.

Berhubung kelas V, dalam pembelajaran IPS

terbagi menjadi lima kelompok, maka untuk proses

pengamatan peneliti dan kolaborator mendasarkan

pada acuan pedoman pengamatan yang telah ada

dan disepakati sebelumnya.

Rancangan tindakan dilaksanakan sebanyak

tiga siklus dan setiap siklus ada dua pertemuan

dalam pokok materi pelajaran yang berbeda. Setiap

akhir pelaksanaan tindakan terhadap rancangan

pembelajaran yang telah dibuat, guru dan peneliti

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

80

melakukan diskusi sebagai langkah refleksi. Hasil

dari diskusi dan refleksi terhadap pelaksanaan

tindakan sebagai masukan dalam melakukan revisi

rancangan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya

sesuai dengan permasalahan yang ada. Berikut ini

contoh rancangan tindakan pembelajaran pendi-

dikan moral dengan menggunakan metode kla-

rifikasi nilai.

Tabel 4. 5

Rancangan Pembelajaran IPS melalui

Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus I

Tindakan I

Rancangan Siklus I Tindakan I

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Pokok Bahasan : Kenakalan Remaja

Kelas/ Semester : V/ Genap

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan ke : 1

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan 3. Guru membuka pelajaran dengan

salam 4. Guru menyiapkan tugas yang akan

diberikan kepada siswa 5. Guru memberikan deskripsi tugas

yang dikerjakan siswa 6. Guru menjelaskan tata cara kerja

sama dalam kelompok

5 menit

2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam kelompok

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

81

2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan guru siswa dalam mengerjakan tugas kelompok mengikuti langkah g. Siswa memahami masalah yang

akan dipecahkan h. Siswa mengemukakan data/

fakta yang dijadikan solusi terhadap pemecahan masalah

i. Siswa memberikan pertimbangan positif dan negatif dalam pemecahan masalah

j. Siswa mengambil kesimpulan berdasar diskusi kelompok

k. Siswa menyebutkan pemecahan yang diambil oleh kelompok

l. Siswa memberikan penjelasan lain jika diperlukan

60

menit

3. Penutup Penutup e. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya f. Guru mengkoordinir

pengumpulan tugas siswa g. Guru menutup pelajaran dengan

doa dan h. diakhiri salam

5 menit

Tabel 4. 6

Rancangan Pembelajaran IPS melalui

Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus I

Tindakan 2

Rancangan Siklus I Tindakan I

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

82

Pokok Bahasan : Kenakalan Remaja

Kelas/ Semester : V/ Genap

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan ke : 2

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan 1. Guru membuka pelajaran dengan

salam 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyiapkan tugas yang akan

diberikan kepada siswa 4. Guru memberikan deskripsi tugas

yang dikerjakan siswa

5 menit

2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas

yang diberikan guru 3. Guru menjelaskan tata cara kerjasama 4. Guru menjelaskan tata cara diskusi 5. Guru mengamati jalannya diskusi

secara seksama untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa

60 menit

3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi

yang dilaksanakan siswa 3. Guru menjelaskan permasalahan

yang tidak terselesaikan 4. Guru menutup pelajaran dengan

doa dan diakhiri salam

5 menit

b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan, pada pertemuan pertama dengan

alokasi waktu 2 kali 35 menit (2 jam pelajaran)

atau selama 70 menit. Pertemuan I dilaksanakan

pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2010, dan

pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 17

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

83

maret 2010. dalam setiap pertemuan kegiatan

pembelajaran berorientasi pada motivasi peran aktif

siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

merupakan penerapan rancangan tindakan yang

telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan

metode penanaman nilai. Pembelajaran tindakan I

pada pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan

pada kompetensi dasar, kemampuan mengenal

permasalahan sosial di masyarakat.

Selama pelaksanaan tindakan berlang-

sung guru bersama peneliti mengamati serta men-

catat kejadian yang terjadi selama pembelajaran

sesuai dengan hal – hal yang termuat dalam lembar

obeservasi.

1) Pelaksanaan Siklus Pertama Pertemuan I

Pada pertemuan pertama, pelaksanaan

pembelajaran dengan aspek moralitas siswa

dalam pembelajaran IPS menitikberatkan pada

aspek penanaman nilai. Sesuai dengan

rancangan tindakan guru memulai pelajaran

dengan berdoa tetapi guru belum mengawali

dengan mengucap salam. Selanjtunya, utnuk

menarik perhatian siswa guru melakukan

apersepsi yang berhubungan dengan materi

kenakalan remaja. Dalam hal ini siswa diminta

untuk memecahkan permasalahan yang beru-

pa dilema moral dengan mengikuti langkah –

langkah :

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

84

a) Siswa memahami masalah yang akan

dipecahkan

b) Siswa menunjukkan data/ fakta yang

dijadikan sumber terhadap pemecahan

masalah

c) Siswa menunjukkan pertimbangan positif

dan negatif dalam pemecahan masalah

d) Siswa mengambil kesimpulan berdasar-

kan diskusi kelompok

e) Siswa mneyebutkan pemecahan yang

diambil oleh kelompok

f) Siswa memberikan penjelasan lain jika

diperlukan

Masalah yang dipecahkan siswa dalam

siklus I berupa dilema moral yang terjadi di

masyarakat. Materi pada pertemuan I siklus I

difokuskan pada materi pokok yaitu masalah

sosial. Untuk menunjukkan perilaku positif

terhadap upaya peningkatan dan kesadaran

dalam menanamkan sikap dan perilaku yang

baik, guru memulai pelajaran dengan

melakukan apersepsi sebagai upaya menarik

minat siswa dalam mengikuti pelajaran dnegan

cara memberikan pertanyaan – pertanyaan

singkat yang pernah dibicarakan pada

pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru

meminta siswa untuk menempatkan diri

sesuai dengan pembagian kelompok yang ada

kemudian mendiskusikan materi pelajaran.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

85

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan

indikator pembelajaran dengan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami siswa. Siswa

memperhatikan dan menyimak penjelasan

guru dengan seksama. Kemudian siswa di-

minta untuk membentuk kelompok. Jumlah

kelompok yang dibentuk ada lima kelompok

dengan masing – masing kelompok berang-

gotakan delapan orang. Setelah siswa mem-

bentuk kelompok, selanjutnya guru mem-

bagikan tugas kepada kelompok untuk didis-

kusikan dengan tugas yang berbeda antara

kelompok satu dengan lainnya.

Selama siswa menyelesaikan tugas

kelompok, guru mengamati dan membimbing

kerjasama secara bergiliran. Pada bagian

penutup guru mengkoordinir pengumpulan

hasil diskusi siswa dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya

terhadap hal yang belum dimengerti dan

memberikan penjelasan sejelas – jelasnya

kepada murid. Setelah memeriksa tugas siswa

dan tidak ada lagi pertanyaan yang di-

ajukannya, guru kemudian menutup materi

pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan

salam.

Tabel 4. 7

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Pertama Tindakan I

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

86

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata -

rata

Jml

Siswa

%

1 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

individu

347 17,35 18 50

2 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

kelompok

344 17,2 15 35

3 Aspek moral siswa

dalam aktivitas kelas

342 17,1 14 30

Berdasarkan data observasi siklus

pertama tindakan I didapatkan bahwa masih

rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa

dalam memahami konsep nilai moralitas,

kondisi ini dapat dilihat dari skor yang dicapai

siswa berdasarkan lembar observasi yang

dilakukan. Pada aspek moral siswa dalam

aktivitas individu diperoleh bahwa dari 35

jumlah siswa kelas V hanya 18 siswa atau 50%

yang telah menerapkan aspek ini, sedangkan

rata – rata pencapaian kelas sebesar 17,35

dari 347 skor yang diperoleh siswa. Untuk

kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa

dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa

skor yang diperoleh seluruh siswa sebesar 344

dengan rata – rata pencapaian sebesar 17,2,

dan hanya 15 siswa atau 35% yang telah

menerapkan konsep ini secara baik.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

87

Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian

kelas sebesar 342 dengan rata – rata kelas

sebesar 17,1 dari data tersebut didapatkan

bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam

menerapkan konsep ini secara baik berjumlah

14 siswa atau baru mencapai taraf 30%.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama

Pertemuan ke 2

Pertemuan ke dua ini merupakan kelan-

jutan dari pertemuan pertama dengan materi

pokok “masalah sosial”. Seperti pada per-

temuan pertama, guru memulai pelajaran

dengan melakukan apersepsi yaitu menga-

jukan beberapa pertanyaan singkat untuk

dijawab siswa, hal ini dilakukan untuk

memfokuskan perhatian siswa. Pertanyaan

tersebut menyangkut materi yang sudah

diajarkan.

Sebelum dilaksanakan kegiatan inti guru

menyampaikan tata cara siswa dalam melaku-

kan diskusi supaya lebih terarah. Di samping

itu guru juga memotivasi siswa agar berperan

aktif dalam setiap kegiatan dengan

mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain

yang sedang mempresentasikan tugas

kelompok atau menjawab pertanyaan yang

diajukan dari siswa yang lain. Selanjutnya

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

88

siswa bergabung dalam kelompok sesuai

dengan pembagian kelompoknya untuk mela-

kukan diskusi dengan aturan main yang

sudah dijelaskan oleh guru. Guru mengamati

secara seksama aktivitas siswa selama

berlangsungnya diskusi dan mencatat hal –

hal yang berlum terjawab.

Pada bagian penutup, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal yang belum jelas. Kemudian menanggapi

setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa

dan memberikan penjelasan atas persoalan

yang tidak terselesaikan pada waktu diskusi.

Setelah tanya jawab selesai, guru memotivasi

siswa agar kerjasama kelompok terus

ditingkatkan dan kepada anggota yang masih

pasif untuk giat berperan dalam pertemuan

berikutnya. Selanjutnya guru menutup

pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan

salam.

Tabel 4. 8

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Pertama Pertemuan 2

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata -

rata

Jml

Siswa

%

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

89

1 Aspek moral siswa

dalam aktivitas individu

356 17,8 21 60

2 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

kelompok

351 17,55 15 45

3 Aspek moral siswa

dalam aktivitas kelas

343 17,15 14 40

Berdasarkan data observasi siklus

pertama tindakan II juga didapatkan bahwa

masih rendahnya tingkat ketuntasan belajar

siswa dalam memahami konsep nilai

moralitas, walaupun secara argumentatif telah

mengalami peningkatan dibanding pada

tindakan I, kondisi ini dapat dilihat dari skor

yang diacapai siswa berdasarkan lembar

observasi yang dilakukan. Pada aspek moral

siswa dalam aktivitas individu diperoleh bahwa

dari 35 jumlah siswa kelas V hanya 21 siswa

atau 60% yang telah menerapkan aspek ini,

sedangkan rata – rata pencapaian kelas

sebesar 17,8 dari 356 skor yang diperoleh

siswa. Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek

moral siswa dalam aktivitas kelompok.,

didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh

siswa sebesar 351 dengan rata – rata

pencapaian sebesar 17,55 dan hanya 15 siswa

atau 45% yang telah menerapkan konsep ini

secara baik. Sedangkan untuk aspek moral

siswa dalam aktivitas kelas didapatkan skor

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

90

pencapaian kelas sebesar 343 dengan rata –

rata kelas sebesar 17,15 dari data tersebut

didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas

dalam menerapkan konsep ini secara baik

berjumlah 14 siswa atau baru mencapai taraf

40%.

c. Hasil Tindakan Siklus I

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

bersama kolaborator diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1) Pengamatan terhadap guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran

pada siklus I pertemuan pertama dan kedua

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Guru telah berusaha untuk memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan

berpendapat selama pembelajaran berlangsung.

Di samping itu guru telah melakukan apresiasi

guan menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif sehingga siswa lebih tertarik untuk

mengikuti pelajaran. Dominasi guru di kelas

juga sudah berkurang sehingga guru tidak lagi

bersifat indoktrinasi. Guru juga telah membagi

siswa dalam kelompok dan menyampaikan

dilema moral untuk dipecahkan siswa secara

berkelompok untuk kemudian dipresentasikan.

Pada siklus I baik pertemuan pertama

tanggal 12 Maret 2010 dan kedua tanggal 17

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

91

Maret 2010 guru belum dapat mengontrol kerja

siswa, hal ini dikarenakan siswa belum

mempunyai pengalaman yang cukup terhadap

penerapan metode klarifikasi nilai. Guru

kelihatan tegang, dalam memberi penjelasan

terhadap pertanyaan yang diajukan siswa, maka

ketika ada pertanyaan yang berkaitan dengan

langkah – langkah metode penanaman nilai,

guru tersebut meminta bantuan peneliti untuk

menjawabnya.

Guru telah mengawali pelajaran dengan

berdoa tetapi belum mengucapkan salam.

Dilihat dari kelengkapan perangkat pem-

belajaran ternyata guru yang bersangkutan

belum memilikinya. Demikian juga guru belum

nampak memberikan motivasi belajar siswa

supaya aktif mengambil peran dalam setiap

kegiatan, hal ini dapat dilihat pada waktu

pertemuan pertama dan kedua berlangsung

masih banyak siswa ngobrol dan bertanya asyik

bermain dengan teman sebelahnya. Di samping

itu guru belum aktif memantau dan mengawasi

kerja siswa dalam kelompok.

Pada bagian penutup proses pembelajar-

an, guru menjelaskan setiap permasalahan yang

tidak terselesaikan waktu diskusi berlangsung

dan selanjutnya, memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

92

menutup pelajaran dengan berdoa tetapi belum

diakhiri dengan mengucap salam.

2) Pengamatan terhadap Siswa

Pada tindakan ini kerjasama kelompok

untuk menyelesaikan tugas cukup baik, hal ini

terbukti siswa dapat mengumpulkan tuags

kelompok sesuai dengan langkah – langkah kerja

dalam metode klarifikasi nilai. Demikian juga siswa

telah memberikan kepercayaan kepada orang lain

atas dasar kemampuan untuk mempresenatsikan

tugas kelompok. Hal positif yang dapat diamati

berkaitan dengan nilai moral dari siswa yaitu

kesediaan untuk melaksanakan hasil keputusan

bersama dan keikhlasan untuk menjunjung tinggi

keputusan bersama.

d. Refleksi

Setelah siklus I berakhir, peneliti

mendiskusikan dnegan guru mengenai aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan metode

klarifikasi nilai. Penetapan metode ini pada siklus I

belum dapat dilaksanakan secara optimal

indikasinya siswa belum banyak berperan dalam

kelompok, di samping itu juga karena guru baru

pertama kali menerapkan metode tersebut.

1) Pengamatan terhadap guru

Hasil observasi terhadap guru IPS

terhadap penerapan metode penanaman nilai

moral menunjukkan respon yang baik,

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

93

meskipun pelaksanaan tindakan pada siklus I

guru masih canggung dan bingung mengajar

dengan model pembelajaran ini karena belum

biasa menggunakan. Dari pemantauan peneliti

banyak hal yang sudah dilaksanakan guru

seperti guru sudah mengawali pelajaran dengan

berdoa, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, tidak lagi mendominasi

pelajaran, menggunakan metode klarifikasi nilai

dalam pembelajaran IPS, membagi sisiwa dalam

kelompok, serta mengakhiri pelajaran dengan

doa.

2) Pengamatan terhadap siswa

Suasana pertemuan pertama dalam siklus

I siswa masih kelihatan cemas dan kaku karena

belum biasa menggunakan metode penanaman

nilai. Pada siklus I pertemuan pertama dan

kedua motivasi siswa mengikuti pelajaran

tergolong rendah, hal ini terlihat ketika guru

sudah berkali – kali meminta siswa utnuk

segera menampatkan diri sesuai dengan kelom-

poknya tidak segera beranjak dari tempat

duduknya sehingga siswa belum dapat mengi-

kuti pelajaran dengan tertib. Jalannya diskusi

juga sangat monoton karena didominasi oleh

orang – orang tertentu saja. Pada waktu ada

kesempatan bagi kelompok untuk mengajukan

pertanyaan atau pendapat terhadap kelompok

yang mempresentasikan tugas kelompok ter-

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

94

nyata dari lima kelompok yang ada hanya tiga

kelompok yang menggunakannya. Jumlah anak

yang angkat bicara selama pertemuan kedua

hanya ada 15 anak dari siswa sebanyak 35 yang

berarti baru 45% dan itu pun cenderung debat

kusir karena tidak ditunjuk seorang moderator

dan pemandu jalannya diskusi langsung

dilakukan oleh guru.

Rendahnya kemampuan siswa dalam

menanamkan nilai – nilai moralitas dalam pem-

belajaran juga disebabkan oleh beberapa hal,

seperti masih rendahnya kesadaran siswa untuk

menghargai perbedaan pendapat bahkan ada

beberapa siswa memotong pembicaraan teman

yang sedang berlangsung, dari lima kelompok

yang ada tiga kelompok cenderung mem-

pertahankan pendapat tanpa argumentasi yang

dapat dipertanggungjawabkan sehingga siswa

cenderung emosi apabila ada kritik yang

ditujukan kepada keolompoknya yang dilanjut-

kan dengan apersepsi berupa pertanyaan

singkat kepada siswa. Pada kegiatan inti pem-

belajaran guru memberikan tugas yang dikerja-

kan secara kelompok untuk kemudian

dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.

Pada akhir pembelajaran guru selalu mem-

berikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal – hal yang belum dimengerti

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

95

dan mengakhiri dengan berdoa dan mengucap-

kan salam.

Analisis dan refleksi terhadap aktivitas

siswa dalam pelaksanaan tindakan pembelajar-

an dengan menggunakan metode penanaman

nilai menunjukkan keberhasilasn yang masih

rendah atas rancangan tindakan yang telah

dibuat.

Tabel 4. 9

Tingkat Ketuntasan Nilai Moralitas

dalam Pembelajaran IPS Siklus II

No Kategori

Ketuntasan Kelas

Pertemuan I Pertemuan 2

Jml

Siswa %

Jml

Siswa %

1 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

individu

18 50 21 60

2 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

kelompok

12 35 15 45

3 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

kelas

10 30 14 40

Namun demikian ada aktivitas positif yang

dilakukan oleh siswa antara lain, siswa telah

melakukan aktivitas moral secara individu di

mana 18 siswa atau 50% dari 35 siswa pada

tindakan I telah mengalami peningkatan sebesar

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

96

60% atau meningkat menjadi 21 siswa pada

tindakan II. Aktivitas positif juga terjadi pada

aspek moral siswa dalam aktivitas kelompok, di

mana siswa yang telah melakukan aktivitas ini

sebanyak 12 siswa atau 35%, dan kemudian

meningkat sebanyak 15 siswa atau 45% pada

tindakan II. Aktivitas positif juga terlihat pada

aspek moral siswa dalam aktivitas kelas, di

mana telah terjadi peningkatan sebesar 10%

dari tindakan I ke tindakan II, kondisi ini

terlihat pada tindakan I hanya 10 siswa atau

30% yang telah menerapkan konsep ini secara

baik, kemudian meningkat pada tindakan II

menjadi 14 siswa atau 40%.

Masih rendahnya penerapan konsep ini

disebabkan oleh belum ditingkatkan aktivitas

belajar siswa antara lain motivasi siswa dalam

mengikuti pelajaran, di mana hanya 45% siswa

yang sudah siap melakukan diskusi saat guru

memintanya. Dilihat dari keberanian siswa

mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain

baru, menghargai perbedaan pendapat dalam

kelas yang masih rendah sehingga beberapa

siswa masih sering memotong pembicaraan

teman saat diskusi ada tiga kelompok, jalannya

diskusi masih didominasi oleh kelompok

tertentu yang cenderung mempertahankan

pendapat yang kurang dapat dipertanggungja-

wabkan dan bahkan cara menanggapi kritik dari

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

97

kelompok lain masih bersifat emosional seba-

gaimana ditampilkan oleh kelompok I dan 3.

Berdasarkan hasil kesepakatan yang

dilakukan bersama kolaborator dapat disim-

pulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari

kegiatan pembelajaran belum tercapai. Dengan

demikian kegiatan dilanjutkan pada siklus

berikutnya dengan melakukan revisi terhadap

rencangan pembelajaran IPS yang telah dibuat

sebelumnya.

4.1.3 Tindakan Siklus II a. Rancangan pembelajaran Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II

merupakan kelanjutan dari siklus I berhubung

proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai

hasil sesuai denngan rancangan yang ditetapkan

maka perlu dilanjutkan pada siklus II.

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak

dua kali pertemuan dengan materi pokok

keterbukaan dan jaminan keadilan dengan

menggunakan metode klarifikasi nilai. Metode

klarifikasi nilai merupakan rancangan tindakan

dalam penelitian ini sebagai upaya untuk

meningkatkan penanaman nilai – nilai moralitas

siswa sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai

secara optimal. Untuk mewujudkan nilai – nilai

moralitas pada siswa, dalam desain pembelajaran

ini guru berperan sebagai fasilitator dan nara

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

98

sumber serta observer selama proses pembelajaran.

Sebagai observer guru mengawali aktivitas siswa

mengenai motivasi siswa dalam mengikuti

pelajaran, diskusi dengan siswa lain, keaktifan

mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain,

ketertiban mengikuti pelajaran, kepemilikan buku

pelajaran, ketersediaan mendengarkan orang yang

sedang berbicara, kesediaan menghargai perbedaan

pendapat, mencari pemecahan masalah apabila ada

perbedaan pendapat, keikhlasan menjalankan

tugas kelompok, kerjasama dalam kelompok,

kesediaan melaksanakan keputusan, memperta-

hankan pendapat dengan argumen yang dapat

dipertanggungjawabkan serta kemampuan mena-

nggapi kritik.

Hasil refleksi dari siklus I diketahui bahwa

belum berhasilnya pelaksanaan tindakan secara

optimal sesuai dengan rancangan yang telah

ditetapkan karena pertama kali mengenal dan

menerapkan metode klarifikasi nilai. Di samping itu

disebabkan siswa sulit memahami permasalahan

yang ada dalam permasalahan moral yang

diberikan guru. Penyebab lainnya yaitu belum

ditunjuknya moderator untuk memimpin pelak-

sanaan diskusi.

Untuk mencapai hasil yang optimal, pada

siklus II perlu dibuat rancangan pembelajaran

yang memfokuskan pada penanaman nilai – nilai

moralitas seperti pada siklus I. Rancangan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

99

pembelajaran dibuat antara guru dan peneliti

kemudian dikonsultasikan untuk ditindaklanjuti

dan direvisi pada tindakan berikutnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti tentang

pelaksanaan dan hasil refleksi pada siklus I maka

untuk mencapai keberhasilan pada siklus II guru

harus bersungguh – sungguh dan lebih cermat

melaksanakan pembelajaran dengan metode

klarifikasi nilai. Berikut ini contoh rancangan

tindakan pembelajaran pendidikan yang mene-

kankan pada aspek moralitas siswa dengan meng-

gunakan metode penanaman nilai pada siklus II.

Tabel 4. 10

Rancangan Pembelajaran IPS melalui Metode

Penanaman Nilai Moral pada Siklus II Tindakan I

Rancangan Siklus II Tindakan I

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Pokok Bahasan : Pengangguran

Kelas/ Semester : V/ Genap

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan ke : 1

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan

1. Guru membuka pelajaran dengan

salam

2. Guru melakukan apersepsi

3. Guru menyiapkan tugas yang akan

5 menit

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

100

diberikan kepada siswa

4. Guru memberikan deskripsi tugas

yang dikerjakan

5. Guru menjelaskan tata cara kerja

lama dalam kelompok

2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa dalam kelompok

1. Siswa bekerja sesuai dengan tugas

yang diberikan guru

2. Siswa dalam mengerjakan tugas

kelompok mengikuti langkah :

a. Siswa menaliarni masalah yang

akan dipecahkan

b. Siswa menemukan data/ fakta

yang dijadikan sumber terhadap

pemecahan masalah

c. Siswa menunjukkan

pertimbangan positif dan negatif

dalam pemecahan masalah

d. Siswa mengambil kesimpulan

berdasar diskusi kelompok

e. Siswa menyebutkan penjelasan

lain jika diperlukan

60

menit

3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

2. Guru mengkoordinir pengumpulan

tugas siswa

3. Guru menutup pelajaran dengan doa

dan diakhiri salam

5 menit

Tabel 4. 11

Rancangan Pembelajaran IPS melalui

Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus II

Tindakan 2

Rancangan Siklus II Tindakan 2

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

101

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Pokok Bahasan : Pengangguran

Kelas/ Semester : V/ Genap

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan ke : 2

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan 1. Guru membuka pelajaran dengan

salam 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyiapkan tugas yang

akan diberikan kepada siswa 4. Guru memberikan deskripsi tugas

yasng dikerjakan

5 menit

2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam kelompok 2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan guru 3. Guru menjelaskan tata cara kerja sama 4. Guru menjelaskasn tata cara diskusi 5. Guru mengamati jalannya diskusi

secara seksama untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa

60 menit

3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi yang dilaksanakan oleh siswa 2. Guru menjelaskasn permasalahan yang tidak terselesaikan 3. Guru menutup pelajaran dengan doa dan diakhiri salam

5 menit

Dengan dipilih seorang moderator oleh

siswa sendiri, pembelajaran yang fokusnya pada

moral siswa dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan metode penanaman nilai akan

bertambah baik.

b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

102

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan, dengan alokasi waktu 70 menit untuk

pertemuan pertama dan 70 menit untuk pertemuan

kedua dalam setiap pertemuan kegiatan

pembelajaran berorientasi pada memotivasi peran

aktif siswa. Pelaksanaan tindakan pada siklus II

merupakan penerapan rancangan yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan

tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

menggunakan metode penanaman nilai.

Pembelajaran tindakan II pada pertemuan pertama

dan kedua dilaksanakasn pada materi pokok

“masalah sosial”. Selama pelaksanaan tindakan

berlangsung guru bersama peneliti mengamati

serta mencatat kejadian yang ada sesuai dengan

hal – hal yang termuat dalam lembar observasi.

1) Pelaksanaan siklus II pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan

pada tanggal 12 Maret 2010 pertemuan pertama

pelaksanaan pembelajaran dengan penanaman

nilai – nilai moral anak dalam IPS menggunakan

metode klarifikasi nilai. Dalam menyelesaikan

tugas kelompok, siswa harus mengikuti langkah

– langkah :

a) Siswa memahami masalah yang akan dipe-

cahkan

b) Siswa menunjukkan data/fakta yang dija-

dikan sumber terhadap pemecahan masalah

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

103

c) Siswa menunjukkan pertimbangan positif

dan negatif dalam pemecahan masalah

d) Siswa mengambil kesimpulan berdasar dis-

kusi kelompok

e) Siswa menyebutkan pemecahan masalah

yang diambil oleh kelompok

f) Siswa memberikan penjalasan lain jika

diperlukan

Masalah yang dipecahkan siswa dalam

siklus II berupa materi kontekstual yang erat

hubungannya dengan masalah sosial. Sesuai

dengan rancangan tindakan yang telah

ditetapkan, guru memulai pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam. Untuk

menarik minat siswa dalam mengikuti

pelajaran, guru memulai pelajaran dengan

melakukan apersepsi yaitu dengan cara

memberikan pertanyaan–pertanyaan singkat

yang pernah dibicarakan pertemuan sebe-

lumnya. Selanjutnya guru meminta siswa

menempatkan diri sesuai dengan pembagian

kelompok yang ada kemudian mendis-

kusikan materi pelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan

indikator pembelajaran dengan mengguna-

kan bahasa yang mudah dipahami siswa.

Siswa memperhatikan dan menyimak

penjelasan guru dengan seksama. Kemudian

siswa diminta untuk membentuk kelompok.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

104

Jumlah kelompok yang dibentuk ada lima

kelompok dengan masing – masing kelompok

beranggotakan delapan orang. Karena jumlah

siswa kelas V ada 35 anak, maka untuk satu

kelompok beranggotakan tujuh anak. Setelah

siswa membentuk kelompok, selanjutnya

guru membagikan tugas kepada kelompok

untuk didiskusikan dengan tugas yang

berbeda antara kelompok satu dengan

lainnya.

Selama siswa menyelesaikan tugas

kelompok, guru mengamati dan membimbing

kerja sama secara bergiliran. Pada bagian

penutup guru mengkoordinir pengumpulan

hasil diskusi siswa dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya

terhadap hal yang belum dimengerti dan

memberikan penjelasan sejelas mungkin

kepada murid. Setelah memeriksa tugas

siswa dan tidak ada lagi pertanyaan yang

diajukannya, guru kemudian menutup

materi pelajaran dengan berdoa dan diakhiri

dengan salam.

2) Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke 2

Pertemuan kedua ini merupakan

kelanjutan dari pertemuan pertama dengan

materi pokok keterbukaan dan jaminan

keadilan. Seperti pada pertemuan pertama, guru

memulai pelajaran dengan berdoa dan mengu-

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

105

capkan salam dilanjutkan dengan melakukan

apersepsi yaitu mengajukan beberapa per-

tanyaan singkat untuk dijawab siswa, hal ini

dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa.

Pertanyaan tersebut menyangkut materi yang

sudah diajarkan.

Sebelum dilaksanakan kegiatan inti guru

menyampaikan tata cara siswa dalam

melakukan diskusi supaya lebih terarah. Di

samping itu guru juga memotivasi siswa agar

berperan aktif dalam setiap kegiatan dengan

mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain

yang sedang mempresentasikan tugas kelompok

atau menjawab pertanyaan yang diajukan dari

kelompok lain. Selanjutnya siswa bergabung

dalam kelompok sesuai dengan pembagian

kelompoknya untuk melakukan diskusi dengan

aturan main yang sudah dijelaskan oleh guru.

Guru mengamati secara seksama aktivitas siswa

selama berlangsungnya diskusi dan mencatat

hal – hal yang belum terjasab.

Pada bagain penutup, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal yang belum jelas dan menanggapi setiap

pertanyaan yang dilakukan siswa serta

memberikan penjelasan atas persoalan yang

tidak terselesaikan pada waktu diskusi. Setelah

tanya jawab selesai, guru memotivasi siswa agar

kerja sama kelompok terus ditingkatkan dan

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

106

kepada anggota yang masih pasif untuk giat

berperan dalam pertemuan berikutnya.

Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam.

c. Hasil Tindakan Siklus II

Dari hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti bersama kolaborator, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap Guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran

pada siklus II pertemuan pertama dan kedua

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Tidak seperti pada siklus sebelumnya, pada

siklus II ini guru sudah tidak canggung dan

langsung sehingga hampir semua pertanyaan

yang dilakukan oleh siswa berkaitan dengan

penerapan metode klarifikasi nilai dapat dijawab

dengan baik. Guru telah berusaha untuk

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan berpendapat selama pembelajaran

berlangsung. Di samping itu guru tetap

melakukan apersepsi guna menciptakan

susasana pembelajaran yang kondusif untuk

menarik perhatian siswa mengikuti pelajaran.

Dominasi guru di kelas juga sudah berkurang

sehingga guru tidak lagi bersifat indoktrinasi.

Guru juga telah membagi siswa dalam kelompok

dan menyamppaikan tugas untuk dipecahkan

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

107

siswa secara berkelompok dengan topik

:”Pengangguran” untuk kemudian dipresentasi-

kan.

Pada siklus II pertemuan pertama tanggal

12 Maret 2010 dan kedua tanggal 27 maret

2010 sudah banyak peningkatan dalam

pembelajaran dibanding pada siklus I. guru

mulai mengontrol kegiatan siswa, hal ini

dikarenakan guru sudah mempunyai penga-

laman dari siklus I terhadap penerapan metode

klarifikasi nilai. Guru sudah tidak begitu kaku

dalam menyampaikan penjelasan terhadap

pertanyaan yang diajukan siswa, maka ketika

ada pertanyaan dari siswa mengenai langkah –

langkah metode klarifikasi nilai guru tidak lagi

meminta bantuan peneliti utnuk menjawabnya.

Hanya dalam pertemuan pertama dan kedua

siklus II guru belum menguasai materi secara

baik terbukti ketika ada beberapa pertanyaan

yang diajukan siswa guru belum menjalas-

kannya secara fokus dan bahkan ada beberapa

penjelasan guru yang tidak benar.

Guru telah mengawali pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam. Dilihat dari

kelengkapan perangkat pembelajaran ternyata

guru yang bersangkutan masih belum

memilikinya. Guru sudah nampak memberikan

motivasi belajar siswa supaya aktif mengambil

peran dalam setiap kegiatan, hal ini dapat

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

108

dilihat pada waktu pertemuan pertama dan

kedua berlangsung begitu guru meminta siswa

untuk melakukan diskusi sebagian siswa sudah

bergabung dalam kelompoknya meskipun ada

satu kelompok yang asyik ngobrol dan bermain

dengan teman sebelahnya. Namun demikian

guru sudah aktif memantau dan mengawasi

kerja siswa dalam kelompok sesuai dengan

lembar observasi dan rancangan yang telah

ditetapkan.

Psda bagian penutup proses pembela-

jaran, guru menjelaskan setiap permasalahan

yang tidak terselesaikan dalam diskusi dan

selanjutnya memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan pertanyaan. Setelah

tanya jawab dirasa cukup, guru menutup

pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan

mengucap salam.

2) Pengamatan terhadap Guru

Suasana pertemuan pertama dalam siklus

II siswa sudah tidak kelihatan cemas dan kaku

karena sudah mempunyai pengalaman meng-

gunakan metode klarifikasi nilai pada siklus II.

Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua

motivasi siswa mengikuti pelajaran tergolong

tinggi, hal ini terlihat ketika guru meminta siswa

untuk menempatkan diri sesuai dengan

kelompoknya hampir semua duduk bergabung

dalam kelompoknya masing – masing, hanya

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

109

ada satu kelompok yang masih asyik ngobrol

dan gaduh karena revisi terhadap bahan yang

akan dipresentasikan belum selesai. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

sudah menyiapkan diri dan dapat mengikuti

pelajaran dengan tertib. Jalannya diskusi sudah

dipimpin oleh moderator yang disepakati oleh

teman – temannya yaitu siswa yang bernama

Rusdi dan dapat memimpin pelaksanaan

presentasi dengan baik sehingga pembicaraan

tidak lagi didominasi oleh orang – orang

tertentu. Pada waktu ada kesempatan siswa

untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat

terhadap kelompok yang mempresentasikan

tuagsnya, semua kelompok sudah mengguna-

kan kesempatan dengan baik. Jumlah anak

yang angkat bicara selama pertemuan kedua

berlangsung ada 21 anak dari siswa sebanyak

35 yang berarti baru 60% meskipun cenderung

didorong oleh teman dalam kelompoknya.

Demikian juga kesediaan siswa untuk

menghargai perbedaan pendapat sudah baik

ketika ada siswa yang mempresentasikan tugas

kelompok dan menjawab pertanyaan dari

kelompok lain hampir semua siswa menyimak

dan tidak asyik ngobrol. Dari lima kelompok

yang ada satu kelompok cenderung memperta-

hankan pendapat tanpa argumentasi yang dapat

dipertanggungjawabkan. Secara ilmiah, cende-

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

110

rung emosi sedangkan untuk empat kelompok

lainnya dapat menanggapinya dengan santun

apabila ada kritik yang ditujukan kepada

kelompoknya.

Sebagaimana yang terjadi pada siklus I

kerjasama kelompok untuk menyelesaikasn

tugas cukup baik, hal ini terbukti siswa dapat

mengumpulkan tugasnyas sesuai dengan

langkah–langkah kerja dalam metode klarifikasi

nilai. Demikian juga siswa telah memberikan

kepercayaan kepada orang lain atas dasar

kemampuan untuk mempresentasikan tugas

kelompok. Di samping itu hal positif yang dapat

diamati dari siswa yaitu kesediaan untuk

melaksanakan hasil keputusan bersama dan

keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusan

bersama.

Tabel 4. 12

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Kedua Pertemuan 1

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata

- rata

Jml

Siswa

%

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

111

1 Aspek moral siswa dalam

aktivitas individu

357 17,85 21 60

2 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelompok

356 17,8 18 50

3 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas

359 17,95 25 70

Berdasarkan data observasi siklus kedua

tindakan I didapatkan bahwa masih rendahnya

tingkat ketuntasan belajar siswa dalam

memahami konsep nilai moralitas, kondisi ini

dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa

berdasarkan lembar observasi yang dilakukan.

Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu

diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V

hanya 21 siswa atau 60% yang telah

menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata

pencapaian kelas sebesar 17,85 dari 357 skor

yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua,

yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas

kelompok, didapatkan bahwa skor yang

diperoleh seluruh siswa sebesar 356 dengan

rata – rata pencapaian sebesar 17,8 dan hanya

18 siswa atau 50% yang telah menerapkan

konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek

moral siswa dalam aktivitas kelompok,

didapatkan bahwa skor yang diperoleh seluruh

siswa sebesar 356 dengan rata – rata

pencapaian sebesar 17,8 dan hanya 18 siswa

atau 50% yang telah menerapkan konsep ini

secara baik. Sedangkan untuk aspek moral

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

112

siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan skor

pencapaian kelas sebesar 359 dengan rata – rata

kelas sebesar 17,95 dari data tersebut

didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas

dalam menerapkan konsep ini secara baik

berjumlah 25 siswa atau baru mencapai taraf

70%.

Tabel 4. 13

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Kedua Pertemuan 1

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata

- rata

Jml

Siswa

%

1 Aspek moral siswa dalam

aktivitas individu

359 17,95 25 70

2 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelompok

359 17,95 21 60

3 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas

358 17,9 23 65

Berdasarkan data observasi siklus kedua

tindakan II juga didapatkan bahwa masih

rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa

dalam memahami konsep nilai moralitas,

walaupun secara argumentatif telah mengalami

peningkatan dibanding pada tindakan I, kondisi

ini dapat dilihat dari skor yang dicapai siswa

berdasarkan lembar observasi yang dilakukan.

Pada aspek moral siswa dalam aktivitas individu

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

113

diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V

hanya 14 siswa atau 25% yang telah

menerapkan aspek ini, sedangkan rata – rata

pencapaian kelas sebesar 17,95 dari 359 skor

yang diperoleh siswa. Untuk kategori kedua,

yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas

kelompok, didapatkan bahwa skor yang

diperoleh seluruh siswa sebesar 359 dengan

rata – rata pencapaian sebesar 17,95 dan hanya

21 siswa atau 60% yang telah menerapkan

konsep ini secara baik. Sedangkan untuk aspek

moral siswa dalam aktivitas kelas, didapatkan

skor pencapaian kelas sebesar 358 dengan rata

– rata kelas sebesar 17,9 dari data tersebut

didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas

dalam menerapkan konsep ini escara baik

berjumlah 23 siswa atau baru mencapai taraf

65%.

d. Refleksi Siklus II

Setelah siklus II berakhir, peneliti

mendiskusikan dengan guru mengenai aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan metode klarifikasi

nilai. Penerapan metode ini pada siklus II sudah

banyak mengalami peningkatan baik dilihat dari

persiapan mengajar guru maupun proses

pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan guru

sudah mengalami metode penanaman nilai dengan

baik, indikasinya siswa sudah banyak berperan dalam

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

114

kelompok. Berdasarkan hasil diskusi disimpulkan

bahwa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan

pembelajaran sudah banyak mengalami peningkatan.

Dengan demikian, hal – hal positif yang telah dicapai

perlu untuk ditentukan sedangkan untuk beberapa

item yang belum mencapai hasil yasng optimal perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya dnegan melakukan

revisi terhadap rancangan pembelajaran yang telah

dibuat sebelumnya.

e. Pembahasan Siklus II

Dari hasil observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode

klarifikasi nilai pada siklus II pertanyaan pertama

dan kedua guru sudah memulai pembelajaran

dengan doa dan mengucapkan salam yang

dilanjutkan dengan menyampaikan apersepsi

berupa pertanyaan singkat kepada siswa. Pada

kegiatan inti pembelajaran guru memberikan tugas

yang dikerjakan secara kelompok untuk kemudian

dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.

Hasilnya semua kelompok dapat menyelesaikan

tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pada akhir pembelajaran guru selalu memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal –

hal yang belum dimengerti dan mengakhiri dengan

berdoa dan mengucapkan salam.

Hasil observasi terhadap guru IPS atas

diterapkan metode penanaman nilai menunjukkan

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

115

respon yang baik, tindakan pada siklus II tidak

canggung dan bingung mengajar dengan model

pembelajaran ini. Dari pemantauan peneliti banyak

hal yang sudah dilaksanakan guru seperti guru

sudah mengawali pelajaran dengan berdoa dan

salam, memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, guru tidak lagi mendominasi

pelajaran, guru menggunakan metode penanaman

nilai dalam pembelajaran IPS, guru membagi siswa

dalam kelompok, serta mengakhiri pelajaran

dengan doa.

Analisis dan refleksi terhadap aktivitas

siswa dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran

dengan menggunakan metode penanaman nilai

menunjukkan peningkatan pembelajaran yang

berorientasi pada aspek moralitas anak sesuai

dengan rancangan tindakan yang telah dibuat.

Tabel 4. 14

Tingkat Ketuntasan Nilai Moralitas

dalam Pembelajaran IPS Siklus Kedua

No Kategori Ketuntasan Kelas

Pertemuan I Pertemuan 2

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

116

Jml

Siswa %

Jml

Siswa %

1 Aspek moral siswa dalam

aktivitas individu

21 60 25 70

2 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelompok

18 50 21 60

3 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas

25 70 23 65

Aktivitas positif yang dilakukan oleh siswa

antara lain siswa melakukan diskusi dengan

sesama teman dan ada 2 dari 35 siswa (kurang

dari 10%) yang tidak sportif dalam kelompoknya,

mendengarkan orang lain yang sedang berbicara

ada 32 dari 35 siswa (90%), memberikan

kepercayaan kepada orang lain atas dasar

kemampuan tergolong tinggi terbukti semua

kelompok menunjuk wakil untuk mempre-

sentasikan hasil kerja kelompok dengan kemam-

puannya, bekerjasama menyelesaikan tugas ke-

lompok, melaksanakan keputusan bersama, serta

menjunjung tinggi hasil keputusan bersama.

Kesediaan menghargai perbedaan pendapat cukup

baik, siswa mendengarkan atas penjelasan dari

kelompok lain dengan seksama sehingga tidak

memotong pembicaraan teman saat diskusi. Dalam

mempertahankan pendapat sudah bersifat ilmiah

dan apabila ada perbedaan pendapat dapat dicari

penyelesaian yang baik.

Sedangkan aktivitas siswa yang perlu

ditingkatkan antara lain : motivasi siswa dalam

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

117

mengikuti pelajaran secara optimal yang ditetap-

kan siswa lebih tertib dalam mengikuti pelajaran.

Dilihat dari keberanian siswa mengajukan

pertanyaan kepada kelompok lain. Di samping itu,

semangat siswanya untuk berprestasi belum begitu

menggembirakan karena setelah dicermati dari

tugas yang dikumpulkan sebagian besar masih

bersifat asal mengumpulkan. Di samping itu saat

mempresentasikan hasil kelompok, hanya ada 2

kelompok yang secara sungguh – sungguh

melaksanakan diskusi misalnya menggunakan

media pembelajaran.

4.1.4 Tindakan Siklus Ketiga a. Rancangan pembelajaran siklus III

Pelaksanaan tindakan pada siklus III

merupakan kelanjutan dari siklus II untuk lebih

memantapkan dan meyakinkan pencapaian

peningkatan pembelajaran yang berorientasi

pada penanaman nilai moral anak pada siklus III

bukan karena kebetulan tetapi memang sudah

dirancang sebelumnya. Pembelajaran pada

siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan pada materi pokok “Masalah Sosial”

sudah bergabung dalam kelompok, siap dan

tertib dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari

keberanian siswa mengajukan pertanyaan

kepada kelompok lain termasuk tinggi dilakukan

oleh 32 dari 35 siswa (90%). Di samping itu,

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

118

semangat siswa untuk berprestasi sudah

menggembirakan, hal ini dilihat ketika siswa

mempresentasikan tugasnya semua kelompok

menggunakan media yang mudah dipahami

kelompok lain untuk lebih memperjelas jawaban.

Demikian juga anggota kelompok aktif

menjelaskan atas pertanyaan yang diajukan dari

kelompok lain.

Dalam pertemuan pertama dan kedua

pada siklus II guru menguasai materi secara

baik terbukti ketika ada beberapa pertanyaan

yang diajukan siswa yang berhubungan dengan

isi pelajaran guru dapat menjelaskan dengan

tenang dan benar. Namun sampai dengan

pelaksanaan siklus II satu hal yang dirasakan

belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu

guru belum mempunyai pernagkat pembelajaran

sebagaimana yang dipersyaratkan dalam KTSP.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III

merupakan kelanjutan dari siklus II untuk lebih

memantapkan dan meyakinkan pencapaian

peningkatan pembelajaran yang berorientasi

pada penanaman nilai moral anak. Pembelajaran

pada siklus III dilasknaakan sebanyak dua kali

pertemuan pada materi pokok “Masalah Sosial”

dengan kompetensi dasar kemampuan

menganalisis dan merespon permasalahan yang

terjadi di masyarakat dengan metode

penanaman nilai, metode penanaman nilai

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

119

merupakan rencana tindakan dalam penelitian

ini sebagai upaya untuk menigkatkan proses

pembelajaran IPS yang berorientasi pada nilai –

nilai moral anak. Supaya tujuan belajar siswa

dapat tercapai secara optimal, pelaksanaan

siklus III ini, didasarkan hasil refleksi pada

siklus II yang menunjukkan adanya peningkatan

pembelajaran yang positif, untuk lebih

meyakinkan apa yang telah dicapai maka perlu

diadakan pembelajaran dengan metode yang

sama.

Hasil refleksi dari siklus II diketahui

bahwa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan

pembelajaran sudah berhasil meskipun dapat

ditingkatkan lagi. Dengan demikian, secara

umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

sudah berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran

meningkat cukup berarti. Dilihat dari

keberanian siswa mengajukan pertanyaan

kepada kelompok lain termasuk tinggi dilakukan

oleh 27 dari 35 siswa (75%). Di samping itu,

semangat siswa untuk berprestasi sudah

menggembirakan, ketika siswa mempresen-

tasikan tugasnya kelompok menggunakan siswa

yang mudah dipahami kelompok lain untuk

lebih memperjelas jawaban. Demikian juga

anggota kelompok aktif menjelaskan dan

menjawab pertanyaan yang diajukan dari ke-

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

120

lompok lain. Pada siklus II, guru menguasai ma-

teri secara baik, ketika ada beberapa per-

tanyaan siswa yang berhubungan dengan isi pe-

lajaran guru dapat menjelaskan dengan tenang

dan benar. Untuk mendapatkan gambar-an yang

telah memuaskan hasil yang dicapai pada siklus

II maka perlu dilaksanakan siklus III.

Tabel 4. 15

Rancangan Pembelajaran IPS melalui

Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus III

Tindakan 1

Rancangan Siklus I Tindakan 1

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Pokok Bahasan : Kejahatan

Kelas/ Semester : V/ Genap

Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan ke : 1

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan

1. Guru membuka pelajaran

dengan salam. 1 guru

melakukan apersepsi

2. Guru menyiapkan tugas yang

akan diberikan kepada siswa

3. Guru memberikan deskripsi

tugas yasng dikerjakan

4. Guru menjelaskan tata cara

5 menit

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

121

kerja lama dalam kelompok

2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam

kelompok

2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas

yang diberikan guru

3. Siswa dalam mengerjakan tugas

kelompok mengikuti langkah :

a. Siswa memahami masalah

yang akan dipecahkan

b. Siswa menemukan data/fakta

yang dijadikan sumber terhadap

pemecahan masalah

c. Siswa menunjukkan

pertimbangan positif dan negatif

dalam pemecahan masalah

d. Siswa mengambil kesimpulan

berdasar diskusi kelompok

e. Siswa menyebutkan pemecahan

yang diambil oleh kelompok

f. Siswa menyebutkan penjelasan

lain jika diperlukan

60 menit

3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

2. Guru mengkoordinir

pengumpulan tugas siswa

3. Guru menutup pelajaran dengan

doa dan diakhiri salam

5 menit

Tabel 4. 16

Rancangan Pembelajaran IPS melalui

Metode Penanaman Nilai Moral pada Siklus II

Tindakan 2

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

122

Rancangan Siklus III Tindakan 2

Mata Pelajaran : IPS

Materi Pokok : Masalah Sosial

Pokok Bahasan : Kejahatan

Kelas/ Semester : IV/ Genap

Waktu : 35 menit

Pertemuan ke : 2

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Waktu

1. Pendahuluan Persiapan

1. Guru membuka pelajaran dengan

salam

2. Guru melakukan apersepsi

3. Guru menyiapkan tugas yang

akan diberikan kepada siswa

4. Guru memberikan deskripsi tugas

yang dikerjakan siswa

5 menit

2. Kegiatan Inti 1. Guru membagi siswa dalam

kelompok

2. Siswa bekerja sesuai dengan tugas

yang diberikan guru

3. Guru menjelaskan tata cara kerja

sama

4. Guru menjelaskan tata cara diskusi

5. Guru mengamati jalannya diskusi

secara seksama untuk mengetahui

tingkat partisipasi siswa

60 menit

3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

2. Guru mengevaluasi jalannya

diskusi yang dilaksanakan oleh siswa

2. Guru menjelaskan permasalahan

yang tidak terselesaikan

3. Guru menutup pelajaran dengan

doa dan diakhiri salam

5 menit

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

123

b. Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III

Siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan, dengan alokasi waktu 70 menit untuk

pertemuan pertama dan 70 menit untuk pertemuan

kedua. Dalam setiap pertemuan kegiatan pembe-

lajaran berorientasi pada memotivasi peran aktif dan

semangat berprestasi siswa. Pelaksanaan tindakan

pada siklus III merupakan penerapan rancangan

tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

menggunakan metode penanaman nilai. Pembelajaran

tindakan III pada pertemuan pertama dan kedua

dilaksanakan pada materi pokok “Masalah Sosial”.

1) Pelaksanaan Tindakan III Pertemuan I

Pertemuan pertama Siklus III dilaksa-

nakan pada tanggal 12 Februari 2010 pertemuan

pertama pelaksanaan pembelajaran yang

berorientasi pada aspek moral anak dalam IPS

dengan menggunakan metode penanaman nilai.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok siswa harus

menggunakan langkah – langkah :

a) Siswa memahami masalah yang akan

dipecahkan

b) Siswa menunjukkan data/ fakta yang dijadikan

sumber terhadap pemecahan masalah

c) Siswa menunjukkan pertimbangan positif dan

negatif dalam pemecahan masalah

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

124

d) Siswa mengambil kesimpulan berdasar diskusi

kelompok

e) Siswa menyebutkan pemecahan yang diambil

oleh kelompok

f) Siswa memberikan penjelasan lain jika

diperlukan

Masalah yang dipecahkan siswa dalam siklus

III berupa materi kontekstual yang erat hubungan

dengan masalah sosial yaitu wacana yang bertema

:”Mengenal Kejahatan “.

Sesuai dengan rancangan tindakan yang

telah ditetapkan, guru memulai pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam. Untuk menarik

minat siswa dalam mengikuti pelajaran, guru

memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi

yaitu dengan cara memberikan pertanyaan –

pertanyaan singkat yang pernah dibicarakan pada

pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru meminta

siswa untuk menempatkan diri sesuai dengan

pembagian kelompok yang ada kemudian

mendiskusikan materi pelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan

indikator pembelajaran dengan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami siswa. Siswa

memperhatikan dan menyimak penjelasan guru

dengan seksama. Kemudian siswa diminta untuk

membentuk kelompok. Jumlah kelompok yang

dibentuk ada lima kelompok yang masing – masing

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

125

kelompok beranggotakan empat orang. Karena

jumlah siswa kelas V ada 35 anak maka untuk

satu kelompok dengan anggota empat anak.

Setelah siswa membentuk kelompok, selanjutnya

guru membagikan tugas kepada kelompok untuk

didiskusikan dengan tugas yang berbeda antara

kelompok satu dnegan lainnya.

Selama siswa menyelesaikan tugas kelompok,

guru mengamati dan membimbing kerjasama siswa

secara bergiliran. Pada bagian penutup guru

mengkoordinir pengumpulan hasil diskusi siswa

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya terhadap hal yang belum dimengerti dan

memberikan penjelasan sejelas mungkin kepada

murid. Setelah memeriksa tugas siswa dan tidak

ada lagi pertanyaan yang diajukannya, guru

kemudian menutup materi pelajaran dengan

berdoa dan diakhiri dengan salam.

2) Pelaksanaan Tindakan III Pertemuan I

Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan

dari pertemuan pertama dengan materi pokok

“masalah sosial”. Seperti pada pertemuan pertama,

guru memulai pelajaran dengan berdoa dan

mengucapkan salam dilanjutkan dengan

melakukan apersepsi yaitu mengajukan beberapa

pertanyaan singkat untuk dijawab siswa, hal ini

dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa.

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

126

Pertanyaan tersebut menyangkut materi yang

sudah diajarkan.

Sebelum dilaksanakan kegiatan inti guru

menyampaikan tata cara siswa dalam melakukan

diskusi supaya lebih terarah. Di samping itu, guru

juga memotivasi siswa agar berperan aktif dalam

setiap kegiatan dan menunjukkan semangat

berprestasi. Selanjutnya siswa bergabung dalam

kelompok sesuai dengan pembagian kelompok

utnuk melakukan diskusi dengan aturan main

yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru mengamati

secara seksama aktivitas siswa selama berlang-

sungnya diskusi dan menacatat hal – hal yang

belum terjawab.

Pada bagian penutup, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal

yang belum jelas dan menanggapi setiap

pertanyaan yang diajukan siswa serta memberikan

penjelasan atas persoalan yang tidak terselesaikan

pada waktu diskusi. Setelah tanya jawab selesai,

guru memotivasi siswa agar kerja sama kelompok

terus ditingkatkan dan kepada anggota yang masih

pasif untuk giat berperan dalam pertemuan

berikutnya. Di akhir kegiatan guru menutup

pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.

c. Hasil Tindakan Siklus III

Dari hasil pengamatan yang dilakukan

peneliti dengan guru IPS diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

127

1) Pengamatan terhadap guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran pa-

da siklus III pertemuan pertama dan kedua sesuai

rancangan yang telah ditetapkan. Pada siklus III ini

guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan berpendapat selama pembelajaran

berlangsung, suasana pembelajaran bersifat demo-

kratis, terbuka bahkan ada beberapa canda yang

menambah hangatnya keadaan. Kesan guru galak,

angker dan mendominasi kelas tidak terlihat dalam

proses belajar mengajar. Di samping itu guru juga

melakukan apersepsi guna menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif untuk menarik perhatian

siswa mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru membagi

siswa dalam kelompok yang anggota – anggota berbeda

dari siklus II, kemudian guru menyampaikan tugas

untuk dipecahkan siswa secara berkelompok dengan

judul :”Tindak Kejahatan di Masyarakat”.

Pada siklus III pertemuan pertama tanggal 12

Februari 2010 dan kedua tanggal 14 Februari 2010

semakin menguatkan hasil yang dicapai pada siklus II.

Guru benar – benar dapat mengontrol kerja siswa

karena guru sudah mempunyai pengalaman dari

siklus I dan II. Guru mempunyai percaya diri yang

tinggi, tidak kaku dalam menyampaikan penjelasan

terhadap pertanyaan yang diajukan siswa. Dalam

pertemuan pertama dan kedua siklus III guru

menguasai materi dan mempersiapkan diri secara

mantap atas materi yang dipecahkan siswa terbukti

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

128

ketika ada beberapa pertanyaan yang diajukan siswa,

guru dapat menjelaskan dengan tenang dan benar.

Sebagaimana yang ada dalam rancangan

pembelajaran, guru mengawali pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam dan siswa juga

menjawab salam dengan kompak. Untuk kesekian

kalinya guru memberikan motivasi belajar siswa

supaya aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan

presentasi hasil kelompok. Sebaliknya siswa sangat

respek dalam pembelajaran ini, pada pertemuan

pertama dan kedua berlangsung begitu guru dan

peneliti memasuki ruangan kelas, siswa sudah

bergabung dalam kelompok siap dan tertib mengikuti

pelajaran. Kendala yang masih nampak pada

pelakanaan siklus III, seperti pada pertemuan

sebelumnya yaitu guru belum mempunyai keleng-

kapan perangkat pembelajaran.

Pada bagian penutup proses pembelajaran,

banyak sekali siswa yang bertanya dibanding siklus II

sehingga guru kekurangan waktu untuk menjelas-

kannya. Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru me-

nutup pelajaran dengan berdoa dan diakhiri dengan

mengucap salam.

2) Pengamatan terhadap siswa

Suasana pertemuan pertama dalam siklus III

terasa menyenangkan berbeda dengan siklus

sebelumnya, begitu guru dan peneliti masuk kelas

siswa sudah bergabung dalam kelompok siap

menerima tugas dari guru. Pada siklus III pertemuan

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

129

e\pertama dan kedua motivasi siswa mengikuti

pelajaran tergolong tinggi, tanpa diminta oleh guru

siswa sudah menempatkan diri sesuai dengan

kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah

siap dan tertib mengikuti pelajaran. Bertindak selaku

moderator adalah siswa yang bernama Ambang

Setiawan yang memimpin dengan tegas tetapi

humoris. Pada waktu ada kesempatan bagi siswa

untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat

terhadap kelompok yang mempresentasikan tugasnya

semua kelompok juga berebut mengacungkan jari

untuk bertanya. Jumlah anak yang ikut berbicara

selama pertemuan kedua berlangsung ada 25 anak

dari siswa sebanyak 35 yang berarti ada 70%.

Demkian juga kesediaan siswa untuk menghargai

perbedaan pendapat sudah baik. Ada beberapa siswa

yang mempertahankan pendapat tetapi disertai

argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan

jika belum ada titik temu mereka sepakat untuk

menanyakan kepada guru/ nara sumber.

Sebagaimana yang terjadi pada siklus I dan II

kerjsama kelompok untuk menyelesaikan tugas cukup

baik, hal ini terbukti semua kelompok mengumpulkan

tugas sesuai dengan langkah – langkah yang

ditentukan dan tepat waktu. Demikian juga siswa

telah memberikan kepercayaan kepada siswa yang

dipandang mampu untuk mewakili kelompok

mempresentasikan tugas kelompok. Karena anggota

kelompok, pada siklus III tidak sama dengan siklus II

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

130

maka secara otomatis personil yang mewakili

kelompok juga berbeda. Berdasar pengamatan peneliti

dan guru IPS menyimpulkan bahawa kesediaan siswa

untuk melaksanakakan hasil keputusan bersama dan

keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusan

bersama tergolong tinggi.

Tabel 4. 17

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Ketiga Pertemuan 1

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata -

rata

Jml

Siswa

%

1 Aspek moral siswa dalam

aktivitas individu

359 17,95 25 70

2 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelompok

358 17,9 25 70

3 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas

356 17,8 21 60

Berdasarkan data observasi siklus ketiga

tindakan I didapatkan bahwa masih rendahnya tingkat

ketuntasan belajar siswa dalam memahami konsep

nilai moralitas, kondisi ini dapat dilihat dari skor yang

dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang

dilakukan. Pada aspek moral siswa dalam aktivitas

individu diperoleh bahwa dari 35 jumlah siswa kelas V

hanya 25 siswa atau 70% yang telah menerapkan

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

131

aspek ini, sedangkan rata – rata pencapaian kelas

sebesar 17,95 dari 359 skor yang diperoleh siswa.

Untuk kategori kedua, yaitu pada aspek moral siswa

dalam aktivitas kelompok, didapatkan bahwa skor

yang diperoleh seluruh siswa sebesar 358 dengan rata

– rata pencapaian sebesar 17,9 dan hanya 25 siswa

atau 70% yang telah menerapkan konsep ini secara

baik. Sedangkan untuk aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas, didapatkan skor pencapaian kelas

sebesar 356 dengan rata – rata kelas sebesar 17,8 dari

data tersebut didapatkan bahwa tingkat ketuntasan

kelas dalam menerapkan konsep ini secara baik

berjumlah 21 siswa atau baru mencapai taraf 60%.

Tabel 4. 18

Aspek Penanaman Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Ketiga Pertemuan 2

No Kategori

Penilaian Ketuntasan

Kelas

Skor

Kelas

Rata -

rata

Jml

Siswa

%

1 Aspek moral siswa dalam

aktivitas individu

371 18,55 28 80

2 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelompok

378 18,9 30 85

3 Aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas

371 18,55 26 75

Berdasarkan data observasi siklus ke II

tindakan II didapatkan bahwa telah maksimalnya

tingkat ketuntasan belajar siswa dalam memahami

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

132

konsep nilai moralitas, secara argumentatif telah

terjadinya peningkatan yang signifikan dibandingkan

pada tindakan I, kondisi ini dapat dilihat dari skor

yang dicapai siswa berdasarkan lembar observasi yang

dilakukan. Pada aspek moral siswa dalam aktivitas

individu diperoleh bahwa dari 35 junlah siswa kelas V,

28 siswa atau 80% telah menerapkan aspek ini,

sedangkan rata – rata pencapaian kelas sebesar 18,55

dari 371 skor yang diperoleh siswa. Untuk kategori

kedua, yaitu pada aspek moral siswa dalam aktivitas

kelompok, didapatkan bahwa skor yang dieproleh

seluruh siswa sebesar 378 dengan rata – rata

pencapaian sebesar 18,9 di mana 30 siswa atau 85%

telah menerapkan konsep ini secara baik. Sedangkan

untuk aspek moral siswa dalam aktivitas kelas,

didapatkan skor pencapaian kelas sebesar 371 dengan

rata – rata kelas sebesar 18,55 dari data tersebut

didapatkan bahwa tingkat ketuntasan kelas dalam

menerapkan konsep ini secara baik berjumlah 26

siswa atau baru mencapai taraf 75%.

d. Refleksi Siklus III

Setelah siklus III berakhir, peneliti mendis-

kusikan dengan guru mengenai aktivitas belajar siswa

dengan berorientasi pada aspek nilai moral dengan

menggunakan metode penanaman nilai. Keberhasilan

pada siklus III lebih memantapkan apa yang telah

dicapai pada siklus II, bahwa keberhasilasn yang ada,

bukan karena kebetulan tetapi memang sesuai dengan

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

133

apa yang telah ditetapkan dalam rancangan

pembelajaran. Penerapan metode klarifikasi nilai pada

siklus III sudah menunjukkan peningkatan pembel-

ajaran IPS baik dilihat dari persiapan mengajar guru

maupun proses pembelajaran di kelas. Hal ini

dikarenakan guru sudah memahami metode klarifikasi

nilai dengan baik. Indikasinya peran siswa dalam

kelompok dan diskusi menunjukkan peningkatan yang

besar.

Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti

dengan kolaborator disimpulkan bahwa tujuan yang

ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran sudah

berhasil meskipun ada beberapa aspek yang dapat

ditingkatkan lagi. Dengan demikian, dapat disimpul-

kan bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran

pada siklus III sudah berhasil sesuai dengan yang

diharapkan.

e. Pembahasan Siklus III

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pene-

liti bersama kolaborasi diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

a. Pengamatan terhadap guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran

pada siklus III pertemuan pertama dan kedua

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Guru

telah berusaha untuk memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

selama pembelajaran berlangsung. Di samping itu

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

134

guru telah melakukan apersepsi guna menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif sehingga

siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran.

Dominasi guru di kelas juga sudah berkurang

sehingga guru tidak lagi bersifat indoktrinasi. Guru

juga telah membagi siswa dalam kelompok dan

menyampaikan dilema moral untuk dipecahkan

siswa secara berkelompok untuk kemudian

dipresentasikan.

Pada siklus III baik pertemuan pertama

tanggal 12 Maret 2010 dan kedua tanggal 17 Maret

2010 guru telah dapat mengontrol kerja siswa, hal

ini dikarenakan siswa telah mempunyai

pengalaman yang cukup terhadap penerapan

metode penanaman nilai. Guru tidak kelihatan

tegang dalam memberi penjelasan terhadap per-

tanyaan yang diajukan siswa, ketika ada

pertanyaan yang berkaitan dengan langkah –

langkah metode penanaman nilai, guru tidak lagi

meminta bantuan peneliti untuk menjawabnya.

Guru telah mengawali pelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan salam. Dilihat dari

kelengkapan perangkat pembelajaran ternyata guru

yang bersangkutan telah menyiapkan terlebih

dahulu. Demikian juga guru selalu memberikan

motivasi belajar siswa suapya aktif mengambil

peran dalam setiap kegiatan. Hal ini dapat dilihat

pada waktu pertemuan pertama dan kedua

berlangsung tidak terdapat lagi siswa ngobrol dan

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

135

asyik bermain dengan teman sebelahnya. Di

samping itu guru telah aktif memantau dan

mengawasi kerja siswa dalam kelompok.

Pada bagian penutup proses pembelajaran,

guru menjelaskan setiap permasalahan yang tidak

terselesaikan waktu diskusi berlangsung dan

selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan. Setelah tanya

jawab dirasa cukup, guru menutup pelajaran

dengan berdoa dan diakhiri dengan mengucap

salam.

b. Pengamatan terhadap Siswa

Pada tindakan ini kerjsama kelompok untuk

menyelesaikan tugas cukup baik, hal ini terbukti

siswa dapat mengumpulkan tugas kelompok sesuai

dengan langkah – langkah kerja dalam metode

klarifikasi nilai. Demikian juga siswa telah

memberikan kepercayaan kepada orang lain atas

dasar kemampuan untuk mempresentasikan tugas

kelompok. Hal positif yang dapat diamati berkaitan

dengan nilai moral dari siswa yaitu kesediaan

untuk melaksanakan hasil keputusan bersama dan

keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusan

bersama.

Tabel 4. 19

Tingkat Ketuntasan Nilai Moralitas dalam

Pembelajaran IPS Siklus Ketiga

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

136

No Kategori

Ketuntasan Kelas

Pertemuan I Pertemuan 2

Jml

Siswa %

Jml

Siswa %

1 Aspek moral siswa

dalam aktivitas individu

25 70 28 80

2 Aspek moral siswa

dalam aktivitas

kelompok

25 70 30 85

3 Aspek moral siswa

dalam aktivitas kelas

21 60 26 75

Persentase peningkatan ketuntasan belajar

siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan

nilai moralitas pada siklus III secara argumentatif

dapat diketahui, bahawa telah terjadinya

peningkatan ketuntasan belajar siswa dari tiga

kategori yang diberikan. Peningkatan pertama,

yaitu aspek moral siswa dalam aktivitas individu,

terjadinya peningkatan sebesar 10% dari tindakan I

ke tindakan II, di mana dari 25 siswa atau 70%

pencapaian siswa pada tindakan I naik menjadi 28

siswa atau 80%. Peningkatan kedua, yaitu aspek

moral siswa dalam aktivitas kelompok, aspek ini

mengalami kenaikan sebesar 15%, di mana pada

tindakan I siswa yang tuntas dalam memahami

aspek ini sebanyak 25 siswa atau 70%, kemudian

mengalami kenaikan sebanyak 30 siswa atau 85%

pada tindakan II. Kenaikan yang sama juga terjadi

pada aspek ketiga, yaitu aspek moral siswa dalam

aktivitas kelas, dari dua tindakan yang dilakukan

terhadap aspek ini terjadi perubahan terhadap

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

137

pencapaian hasil belajar siswa, di mana dari 21

siswa 60% pada tindakan I naik menjadi 26 siswa

atau 75% pada tindakan kedua.

4.2 Pembahasan Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti

bersama kolaborator dari awal siklus sampai dengan

siklus terakhir diperoleh data sebagai berikut :

a. Pengamatan terhadap guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran pada

siklus I pertemuan pertama dan kedua sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Guru belum berusaha

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan berpendapat selama pembelajaran

berlangsung. Di samping itu guru tidak melakukan

apersepsi guna menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga siswa lebih tertarik utnuk

mengikuti pelajaran. Dominasi guru di kelas masih

terjadi sehingga dan terjadi indoktrinasi. Guru belum

membagi siswa dalam kelompok dan menyampaikan

dilema moral untuk dipecahkan secara berkelompok

untuk kemudian dipresentasikan.

Pada siklus I baik pertemuan pertama tanggal

12 Maret 2010 dan kedua tanggal 17 Maret 2010 guru

belum dapat mengontrol kerja siswa, hal ini

dikarenakan siswa belum mempunyai pengalaman

yang cukup terhadap penerapan metode klarifkasi

nilai. Guru kelihatan tegang, dalam memberi pen-

jelasan terhadap pertanyaan yang diajukan siswa,

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

138

maka ketika ada pertanyaan yang berkaitan dengan

langkah–langkah metode penanaman nilai, guru

tersebut meminta bantuan peneliti untuk menja-

wabnya.

Guru telah mengawali pelajaran dengan berdoa

tetapi belum mengucapkan salam. Dilihat dari

kelengkapan perangkat pembelajaran ternyata guru

yang bersangkutan belum memilikinya. Demikian juga

guru belum nampak memberikan motivasi belajar

siswa supaya aktif mengambil peran dalam setiap

kegiatan, hal ini dapat dilihat pada waktu pertemuan

pertama dan kedua berlangsung masih banyak siswa

ngobrol dan bertanya asyik bermain dengan teman

sebelahnya. Di samping itu guru belum aktif

memantau dan mengawasi kerja siswa dalam

kelompok.

Pada bagian penutup proses pembelajaran, guru

menjelaskan setiap permasalahan yang tidak

terselesaikan waktu diskusi berlangsung dan

selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan. Setelah tanya jawab

dirasa cukup, guru menutup pelajaran dengan berdoa

tetapi belum diakhiri dengan mengucap salam.

b. Pengamatan terhadap Siswa

Pada tindakan ini kerjasama kelompok utnuk

menyelesaikan tuags cukup baik, hal ini terbukti

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

139

siswa dapat mengumpulkan tugas kelompok sesuai

dengan langkah – langkah kerja dalam metode

klarifikasi nilai. Demikian juga siswa telah mem-

berikan kepercayaan kepada orang lain atas dasar

kemampuan untuk mempresentasikan tugas

kelompok. Hal positif yang dapat diamati berkaitan

dnegan nilai moral dari siswa yaitu kesediaan untuk

melaksanakan hasil keputusan bersama dan

keikhlasan untuk menjunjung tinggi keputusans

bersama.

Dari hasil observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pena-

naman nilai pada siklus II pertanyaan pertama dan

kedua guru sudah memulai pembelajaran dengan doa

dan mengucapkan salam yang dilanjutkan dengan

menyampaikan apersepsi berupa pertanyaan singkat

kepada siswa. Pada kegiatan inti pembelajaran guru

memberikan tugas yang dikerjakan secara kelompok

untuk kemudian dipresentasikan pada pertemuan

berikutnya. Hasilnya semua kelompok dapat

menyelesaikan tuags sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Pada akhir pembelajaran guru selalu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk me-

nanyakan hal – hal yang belum dimengerti dan meng-

akhiri dengan berdoa dan mengucapkan salam.

Hasil observasi terhadap guru IPS atas

diterapkan metode penanaman nilai menunjukkan

respon yang baik, tindakan pada siklus II tidak

canggung dan bingung mengajar dengan model

Page 79: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

140

pembelajaran ini. Dari pemantauan peneliti banyak

hal yang sudah dilaksanakan guru seperti guru sudah

mengawali pelajaran dengan berdoa dan salam,

memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, guru

tidak lagi mendominasi pelajaran, guru menggunakan

metode penanaman nilai dalam pembelajaran IPS,

guru membagi siswa dalam kelompok, serta

mengakhiri pelajaran dengan doa.

Analisis dan refleksi terhadap aktivitas siswa

dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan

menggunakan metode penanaman nilai menunjukkan

peningkatan pembelajaran yang berorientasi pada

aspek moralitas anak sesuai dengan rancangan

tindakan yang telah dibuat. Aktivitas positif yang

dilakukan oleh siswa antara lain siswa melakukan

diskusi dengan sesama teman dan ada 2 dari 35 siswa

(kurang dari 10%) yang tidak sportif dalam

kelompoknya, mendengarkan orang lain yang sedang

berbicara ada 32 dari 35 siswa (90%), memberikan

kepercayaan kepada orang lain atas dasar

kemampuan tergolong tinggi terbukti semua kelompok

menunjuk wakil untuk mempresenatsikan hasil kerja

kelompok dengan kemampuannya, bekerja sama

menyelesaikan tugas kelompok, melaksanakan

keputusan bersama, serta menjunjung tinggi hasil

keputusan bersama. Kesediaan menghargai perbedaan

pendapat cukup baik, siswa mendengarkan atas

penjelasan dari kelompok lain dengan seksama

sehingga tidak memotong pembicaraan teman saat

Page 80: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

141

diskusi. Dalam mempertahankan pendapat sudah

bersifat ilmiah dan apabila ada perbedaan pendapat

dapat dicari penyelesaian yang baik.

Sedangkan aktivitas siswa yang perlu

ditingkatkan antara lain : motivasi siswa dalam mengi-

kuti pelajaran secara optimal yang ditetapkan siswa

lebih tertib dalam mengikuti pelajaran. Dilihat dari

keberanian siswa mengajukan pertanyaan kepada

kelompok lain baru dilakukan oleh 19 dari 35 siswa

(55%). Di samping itu, semangat siswanya untuk

berprestasi belum begitu menggembirakan karena

setelah dicermati dari tugas yang dikumpulkan

sebagian besar masih bersifat asal mengumpulkan. Di

samping itu saat mempresentasi hasil diskusi

kelompok, hanya ada 2 kelompok yang secara

sungguh – sungguh melaksanakan diskusi misalnya

menggunakan media pembelajaran.

c. Pengamatan terhadap guru

Guru telah melaksanakan pembelajaran pada

siklus III pertemuan pertama dan kedua sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Guru telah berusaha

untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan berpendapat selama pembelajaran

berlangsung. Di samping itu guru telah melakukan

apersepsi guna menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga siswa lebih tertarik untuk

mengikuti pelajaran. Dominasi guru di kelas juga

sudah berkurang sehingga guru tidak lagi bersifat

Page 81: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

142

indoktrinasi. Guru juga telah membagi siswa dalam

kelompok dan menyampaikan dilema moral untuk

dipecahkan siswa secara berkelompok untuk

kemudian dipresentasikan.

Pada siklus III baik pertemuan pertama tanggal

12 Maret 2010 dan kedua tanggal 17 maret 2010 guru

telah dapat mengontrol kerja siswa, hal ini

dikarenakan siswa telah mempunyai pengalaman yang

cukup terhadap penerapan metode penanaman nilai.

Guru tidak kelihatan tegang dalam memberi

penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan siswa,

ketika ada pertanyaan yang berkaitan dengan langkah

– langkah metode penanaman nilai, guru tidak lagi

meminta bantuan peneliti untuk menjawabnya.

Guru telah menagawali pelajaran dengan berdoa

dan mengucapkan salam. Dilihat dari kelengkapan

perangkat pembelajaran ternyata guru yang

bersangkutan telah menyiapkan terlebih dahulu.

Demikian juga guru selalu memberikan motivasi

belajar siswa supaya aktif mengambil peran dalam

setiap kegiatan, hal ini dapat dilihat pada waktu

pertemuan pertama dan kedua berlangsung tidak

terdapat lagi siswa ngobrol dan asyik bermain dengan

teman sebelahnya. Di samping itu guru telah aktif

memantau dan mengawasi kerja siswa dalam

kelompok.

Pada bagian penutup proses pembelajaran, guru

menjelaskan setiap permasalahan yang tidak

terselesaikan waktu diskusi berlangsung dan

Page 82: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

143

selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan. Setelah tanya jawab

dirasa cukup, guru menutup pelajaran dengan berdoa

dan diakhiri dengan mengucap salam.

d. Pengamatan terhadap Siswa

Pada tindakan ini kerjasama kelompok untuk

menyelesaikan tugas cukup baik, hal ini terbukti

siswa dapat mengumpulkan tuags kelompok sesuai

dengan langkah – langkah kerja dalam metode

klarifikasi nilai. Demikian juga siswa telah memberi-

kan kepercayaan kepada orang lain atas dasar

kemampuan untuk mempresentasikan tugas

kelompok. Hal positif yang dapat diamati berkaitan

dengan nilai moral dari siswa yaitu kesediaan untuk

melaksanakan hasil keputusan bersama dan

keikhlasan untuk menjunjung keputusan bersama.

Kerjasama kelompok untuk menyelesaikan tugas

telah begitu baik, hal ini terbukti siswa belum dapat

melaksanakan keputusan bersama, serta telah mampu

mnjunjung tinggi hasil keputusan bersama secara

baik. Ini dapat dilihat dari rata – rata penerapan

konsep nilai toleransi siswa, di mana telah tingginya

tingkat kesadaran siswa dalam menerapkan konsep

ini, baik dalam hal kesediaan mendengarkan orang

lain yangs edang berbicara, memberikan kepercayaan

kepada orang lain atas dasar kemampuan, bekerjsama

menyelesaikan tugas kelompok, kesediaan menghargai

perbedaan pendapat seperti mendengarkan penjelasan

kelompok lain dengan tidak memotong pembicaraan

Page 83: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2501/5/T2_942008142_BAB IV.pdf · Pada tahap berikutnya dilaporkan secara keseluruhan hasil tin-dakan

144

teman saat diskusi. Tidak selalu mempertahankan

pendapat dan menerima perbedaan pendapat.

Menghormati keberadaan guru di kelas, keberadaan

peneliti dan keberadaan teman sebaya.