31
1 BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Lokasi Penelitian dan Kehidupan Mahasantri di Pusat Mah’ad Al - Jami’ah di Mabna Ibnu Kholdun Lingkungan disekitar Pusat Ma’had Al-Jamiah terbilang cukup kondusif hal ini dikarenakan lokasinya jauh dari pusat kota Malang sehingga terhindar dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan yang berada didalam kampus UIN MALIKI Malang sehingga dengan demikian dapat menunjang aktifitas pelaksanaan ibadah oleh para santri putra. Kekondusifan lingkungan di Dalam Kampus UIN MALIKI Malang tersebut telah nyata dirasakan manfaatnya oleh segenap warga santri di Pusat Ma’had Al-Jamiah sehingga dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar yang ada, baik itu di Kegiatan yang berada di Ma’had maupun kegiatan di Kampus. Suasana di Pusat Ma’had Al- Jamiah meskipun tidak seislami seperti pondok pada umumnya. Akan tetapi di dalamnya tetap menerapkan tradisi tradisi kepesantrenan dan tidak melupakan sisi umumnya juga, jadi bisa digambarkan seperti Pondok Moderen. Suasa itu di dukung oleh segenap mahasantri dan seluruh elemen kampus yang ada, khususnya dalam melaksanakan ibadah sholat fardhu. Perputaran sosialisasi antar sesama mahasantri selama berada didalam Pusat Ma’had Al- Jamiah terbilang cukup harmonis, terlihat dari kentalnya

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

1

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Lokasi Penelitian dan Kehidupan Mahasantri di Pusat

Mah’ad Al - Jami’ah di Mabna Ibnu Kholdun

Lingkungan disekitar Pusat Ma’had Al-Jamiah terbilang cukup kondusif

hal ini dikarenakan lokasinya jauh dari pusat kota Malang sehingga terhindar

dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh

keberadaan yang berada didalam kampus UIN MALIKI Malang sehingga

dengan demikian dapat menunjang aktifitas pelaksanaan ibadah oleh para

santri putra.

Kekondusifan lingkungan di Dalam Kampus UIN MALIKI Malang

tersebut telah nyata dirasakan manfaatnya oleh segenap warga santri di Pusat

Ma’had Al-Jamiah sehingga dapat menunjang proses kegiatan belajar

mengajar yang ada, baik itu di Kegiatan yang berada di Ma’had maupun

kegiatan di Kampus.

Suasana di Pusat Ma’had Al- Jamiah meskipun tidak seislami seperti

pondok pada umumnya. Akan tetapi di dalamnya tetap menerapkan tradisi –

tradisi kepesantrenan dan tidak melupakan sisi umumnya juga, jadi bisa

digambarkan seperti Pondok Moderen. Suasa itu di dukung oleh segenap

mahasantri dan seluruh elemen kampus yang ada, khususnya dalam

melaksanakan ibadah sholat fardhu.

Perputaran sosialisasi antar sesama mahasantri selama berada didalam

Pusat Ma’had Al- Jamiah terbilang cukup harmonis, terlihat dari kentalnya

Page 2: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

2

persaudaraan dan solidaritas antar sesama mereka, tidak hanya itu saja

hubungan antara santri- ustad- pengurus juga cukup harmonis dan beberapa

kegiatan dalam mengisi waktu luang mereka sehingga sangat mendukung

santri putra untuk senang tinggal di Pusat Ma’had Al-Jamiah.

B. Paparan data Kedua Partisipan

Profil ini didasarkan pada hasil wawancara dan observasi kepada kedua

partisipan selama proses penelitian berlangsung yang berisi tentang latar

belakang kehidupan partisipan sebelum tinggal di Pusat Ma’had al- jamiah

Malang. Setelah tinggal di Pusat Ma’had al-jamiah UIN MALIKI Malang

berkaitan dengan perkembangan kepribadian, perkembangan keagamaan,

perkembangan sikap dan perilaku, pengalaman psikologis dalam berdzikir, dan

kegiatan – kegiatan positif lain yang ada sebagai bentuk pembelajaran, serta

sebagai tempat mahasantri dalam menanamkan pola akhlak dan etika dengan

tradisi – tradisi yang ada di pesantren. Secara umum juga melihat pengalaman

mahasantri dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, pengalaman terkait

stres, bagaimana peran santri dalam mengendalikan stres, dan terkait penelitian

yang peneliti inginkan apakah peran dzikir mampu mengendalikan stres

dengan baik dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.

1. Partisipan (1)

Partisipan terlahir di daerah Situbondo, partisipan merupakan anak ke 2

dari dua bersaudara yang hidup ditengah – tengah keluarga yang memberikan

kasih sayang serta perhatian yang besar kepada partisipan. Partisipan berasal

dari keluarga secara ekonomi tergolong cukup. Keluarga partisipan tergolong

sebagai keluarga yang taat dalam menjalankan perintah agama, penerapan

Page 3: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

3

dzikir senantiasa dilakukan dikehidupan partisipan baik setelah sholat fardhu

maupun dzikir khusus lainnya. Dalam keluarga orangtua partisipan selalu

mendidik dan membingbing partisipan untuk selalu melaksanakan sholat dan

dzikir, hingga tertanam dalam pribadi partisipan untuk selalu

mengistiqomahkan beribadah. Motivasi partisipan kuliah yaitu untuk mencari

ilmu dan terus menggapai cita – cita untuk meraih kesuksesan dunia hingga

akhirat, motivasi ini timbul dari kedua orangtua. Keinginan partisipan ingin

membahagiakan dan membanggakan orangtua, sampai akhirnya partisipan

diterimah di UIN MALIKI Malang dengan jalur bidikmisi. Meskipun

partisipan bukan pendidikan dari pesantren tapi kedua orangtua partisipan yang

notabennya alumni pesantren mampu memberikan pendidikan yang luar biasa

kepada partisipan. Dengan selalu mengingatkan partisipan untuk selalu berdo’a

dan yakin, pasti Allah akan mempermudah setiap jalan kita. (wawancara 1,

partisipan 1, pertanyaan 1,2,3,4 )

Semasa kecilnya, partisipan tidak pernah diperlakukan kasar oleh

orangtuanya, baik secara fisik ataupun secara psikologis. Lingkungan dimana

partisipan tinggal dengan notabennya yang belum pernah sama sekali tinggal

dilingkungan pesantren. Pertama partisipan merasa kurang nyaman saat awal

masuk di UIN yang didalam terdapat Ma’had, karena Ma’had dibayangan

partisipan hanya melakukan kegiatan mengaji, tenyata di Ma’had juga terdapat

aturan yang sangat ketat, salah satunya melaksanakan pengabsenan dulu sholat,

dan ada hukuman apabila beberapa kali tidak melaksanakan sholat. Perilaku

partisipan pertama menunjukkan rasa cemas dan takut tidak bisa melaksanakan

Page 4: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

4

semua kegiatan yang ada di Ma’had, karena selain itu juga dihadapkan dengan

kegiatan – kegiatan sangat padat dan penuh aturan. Akan tetapi, Partisipan

mulai menyesuaikan kegiatan seiring dengan bertambahnya bulan. Partisipan

mencoba untuk menikmati saja tanpa mengeluh dan membayangkan kegiatan

yang padat itu, selain itu partisipan senantiasa berdo’a untuk mencari

ketenangan dan melakukan dzikir. partisipan mengikuti saja semua aturan yang

ada. Sebelum partisipan berada di UIN orangtua Partisipan merasakan

perubahan yang awalnya jarang melaksanakan sholat berjama’ah akhirnya

mulai mengistiqomahkan untuk melaksanakan sholat sholat berjamaah.

Khususnya saat sholat subuh yang biasanya sangat sulit sulit sekali untuk

bangun. (wawancara 1, partisipan 1, pertanyaan 9,10)

Kondisi keluarga partisipan sangatlah harmonis dan sehat, mereka tidak

memiliki riwayat psikologis. Kemudian riwayat penyakit penyakit biologis

juga yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan seperti gangguan

pada fungsi otak, sistem endokrin, genetik, sensori dan faktor keluarga melalui

ibu pun selama kehamilan tidak dialami oleh keluarga ini. Semuanya berjalan

normal. Saat partisipan sudah berada di UIN yang di Ma’hadnya dihadapkan

dengan kegiatan – kegiatan yang begitu padat, pertama partisipan mengalami

stres terkait masalah bersosialisasi dengan teman satu kamar, karena partisipan

memakai bahasa madura sedangkan teman satu kamar dari golongan orang

jawa, Stres yang dialami yaitu bingung untuk berinteraksi dan mengawali

interaksi dengan teman satu kamar, akhirnya beberapa minggu pun awal masuk

ma’had meskipun satu kamar partisipan pun kurang menjalin interaksi. Akan

Page 5: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

5

tetapi, lama- kelamaan partisipan mulai menyadari kalau seperti ini terus tidak

akan ada proses pertemanan dan sedikit demi sedikit belajar dan mencoba

menjalin interaksi yang baik dengan teman satu kamar. Selain itu, kendala yang

dialami partisipan juga masalah tugas kuliah yang banyak dan harus segera

menyelesaikan tugas sesuai dengan dedline yang di tentukan dengan kondisi

bingung, letih dan rasa khawatir juga, karena kondisi kegiatan mulai pagi

hingga malam lagi yang tanpa henti – henti untuk santai. Partisipan terus

berusaha menyelesaikan tugas – tugas tersebut meskipun terkadang harus

mengorbankan tidak mengikuti salah satu kegiatan Ma’had. Akan tetapi,

partisipan sangat senang berada di Ma’had (wawancara 1, partisipan 1,

pertanyaan 12,13,14,15)

Berawal dari situlah partisipan mulai menemukan sedikit – demi sedikit

perubahan yang ada dalam partisipan. Bahwasannya “menuntut ilmu itu

memang butuh perjuangan yang berat. Semakin berat perjuangan itu, semakin

besar hasil yang didapatkan tutur partisipan”, partisipan mencari ketenangan

dengan senantiasa melaksanakan sholat, berdzikir, kegiatan – kegiatan positif

yang bernuansa dzikir lainnya sesuai dengan dengan pesan orangtua. Partisipan

merasa menemukan sesuatu perubahan yang luar biasa sebelum berada di UIN,

khususnya dalam kondisi keagamaan.

Meskipun begitu partisipan terkadang masih merasa canggung untuk

memposisikann dirinya, terkadang dia harus menjadi mahasantri dan di sisi lain

di memposisikan diri sebagai mahasiswa pada umumnya. Akan tetapi dari

sinilah partisipan menemukan banyak hikmah saat berada di Ma’had. Salah

Page 6: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

6

satu yang sampai sekarang senantiasa melekat dalam diri partisipan yaitu

melaksanakan sholat dan berdzikir setelah sholat fardhu. Dan insyaAllah

kegiatan yang diterapkan di Ma’had semuanya membawa barokah bagi

partisipan dan lebih menjadikan pribadi partisipan menjadi lebih

sabar.(wawancara 1, partisipan 1, pertanyaan 18,19)

Model lingkungan yang kondusif dan harmonis bagi partisipan yaitu

lingkungan yang membuat kita nyaman dalam berinteraksi, bebas melakukan

aktivitas dan kerativitas tanpa hambatan, mendapat dukungan dengan baik.

Partisipan pernah merasakan kekhawatiran pada teman satu kamarnya,

mungkin karena belum adanya penyesuaian tetapi setelah itu partisipan merasa

nyaman seiring waktu berlalu. (wawancara 2, partisipan 1, pertanyaan 1, dan

2)

Pengalaman partisipan selama berada di Ma’had pernah merasakan stres

yang sangat berat selama hampir satu minggu yaitu, faktor stres yang dialami

partisipan bukan dari ma’had akan tetapi dari luar seperti tanggungjawab

sebagai ketua kelas yang mana pada saat kondisi kelas mengalami kesenjangan

sosial dan partisipan bingung untuk mencari solusi yang baik dan binggung

dalam mengambil tindakan maupun kebijakan. Di tambah lagi tuntutan tugas

kuliah yang harus segera di selesaikan, dan waktu pengumpulan tugas pun tiba.

Posisi kamar mandi penuh hingga tidak sempat untuk mandi. Dari

permasalahan kesemuanya itu membuat emosi tidak teratur, sedih, binggung,

sulit berpikir secara jernih. Partisipan dalam mengatasi permasalahan semacam

sangat sulit sehingga stres itu memuncak. Tindakan yang dilakukan partisipan

Page 7: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

7

dengan terus mengistiqomahkan ibadah sholat dan berdzikir ditambah bangun

malam melakukan sholat sunnah tahajjud. Karena malam adalah pusat dari

ketenangan, kadamaian dan mencari ketenangan dengan berdzikir. (wawancara

2, partisipan 1, pertanyaan 3,4,5,6,7)

Bentuk dzikir yang diterapkan di Ma’had merupakan bentuk dzikir lisan

dan hati. Partisipan mengatakan dari pengalaman spiritualnya dengan

melakukan dzikir secara ikhlas mempu memberikan ketenangan dan kesejukan

pada hati. Dan partisipan berusaha untuk istiqomah malaksanakan dzikir

setelah sholat fardhu.(wawancara 2, partisipan 1, pertanyaan 8,9,10)

Tradisi yang sudah ada menjadikan suatu komitmen dan motivasi bagi diri

partisipan, partisipan berkomitmen berusahan tidak meninggal kewajiban

seperti sholat, berdzikir dan di tambah dengan sholat – sholat sunnah seperti

dhuha dan tahajjud. Rasa senang itu yang momotivasi dan mondorong

partisipan untuk lebih semangat lagi dalam melasanakan kegiatan – kegiatan

positif yang ditetapkan oleh Ma’had. (wawancara 2, partisipan 1, pertanyaan

14,17)

Problem psikologi secara fisik yang dialami partisipan, yang pernah

dirasakan partisipan selama berada di Ma’had ini biasanya sering mengalami

pusing tuntutan ikut hafalan juga, terkadang hilangnya gairah belajar, mudah

letih. Tapi setelah menenangkan diri dengan merenung dan berdzikir di masjid

partisipan merasakan ketenangan, kesejukan hati dan pikiran, dan partisipan

berkomitmen untuk menjaga tradisi yang dilakukan selama di Ma’had ini

Page 8: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

8

secara istiqomah dengan membuat suatu tulisan yang di tempel di sudut

tertentu yang berupa memo.(wawancara 3, partisipan 1, pertanyaan 3,5,6,7)

2. Partisipan (2)

Partisipan ke 2 terlahir di lamongan, partisipan adalah anak kedua dari dua

bersaudara. Partisipan hidup di dalam keluarga muslim yang biasa – biasa saja

dalam menjalankan perintah agama, pelaksanaan terhadap pelaksanaan ibadah

secara berjamaah cukup diperhatikan oleh kedua orangtua partisipan kepada

anak – anaknya, meskipun kedua orangtua partisipan hampir tidak pernah

sholat fardhu secara berjamaah namun setiap anak – anaknya selalu diingatkan

untuk melaksanakan sholat. Orangtua partisipan tidak pernah marah – marah

apabila partisipan lupa atau sengaja tidak melakukan sholat. Dari keluarga

hanya partisipan saja yang pernah dipesantren, partisipan berada dipesantren

selama enam tahun. Awal partisipan masuk ke UIN karena mendengar

informasi dari salah satu seorang teman satu pesantrennya. Partisipan

merupakan anak yang sangat patuh dengan senantiasa selalu mejalankan

perintah orangtuanya. Meskipun notaben dari orangtua yang bukan santri, tapi

masalah agama terutama sholat hampir tidak rangtua senantiasa mengingatkan

tanpa ada rasa kesal sedikitpun.(wawancara 1, partisipan 2, pertanyaan 1,2,3,4)

Kehidupan di pondok partisipan tergolong santri biasa sama seperti santri

yang lain. Tidak ada yang istimewa dari diri partisipan. Baik itu dari segi

perilaku maupun sifatnya antara dipondok dan sebelum dipondok pun tetap

sama pribadi yang pendiam. Dan kondisi terkait penerapan aturan di pondok

tergolong santai, akan tetapi masalah ibadah dan ngaji lebih ditekankan,

Page 9: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

9

khususnya ibadah. Akan tetapi masalah kedisiplinan bagi partisipan masih

kurang di bandingkan di Ma’had. Partisipan merasakan perubahan banyak

selama tinggal di Ma’had khususnya dalam kedisiplinan karena saat di pondok

setiap jamaah tidak pernah di absen, sedangkan di Ma’had setiap jamaah

khususnya maghrib dan subuh pasti di Absen. Itulah bisa memberikan nilai

kedisiplinan. (Wawancara1, partisipan 2, pertanyaan 9)

Dalam tutur partisipan saat berada di pondok dulu sistem pengajaran tidak

jauh berbeda dengan tradisi di Pusat Ma’had Al – Jamiah. Model pembelajaran

di pondok dulu tidak terlalu ketat, bebas yang penting tidak melupakan sholat.

Akan tetapi, di sana tidak ada pembelajaran khusus kebahasaan seperti

shobaqul luhqoh. Dan model berdzikir antara di pondok dengan di Ma’had

lebih lama dan panjang di pondok, jadi partisipan merasa nyaman saat berada

di Ma’had, terkait kegiatan – kegiatan yang bernuansa dzikir, fasilitas dan lain-

lain.(wawancara 2, partisipan 2, pertanyaan 11 )

Gambaran psikologis pada diri partisipan, terlihat dengan adanya sikap

menunjukkan kondisi cemas dan rasa keragu – raguan saat beberapa

pertanyaan di utarakan peneliti. Partisipan merasa sedikit canggung untuk

dalam menjawab pertanyaan. Partisipan masih binggung untuk merasakan

masalah psikologis yang di alami, tetapi secara biologis atau fisik setiap kali

dihadapkan pada tugas dan kegiatan yang padat partisipan sering mengalami

sakit di daerah punggung dan terkadang bangun tidur badan sering terasa sakit

semua. Kemudian tidur tidak terlalu nyaman, dan sedikit gelisah secara tidak

sadar. (wawancara 3. Partisipan 2, pertanyaan 3)

Page 10: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

10

Partisipan merasakan banyak hikmah selama berada di Ma’had, hikmah

yang di dapatkan dari di Ma’had yaitu partisipan lebih nyaman saat mengikuti

dzikir di Ma’had dan lebih khitmad untuk mengikutinya karena dzikir yang

dilaksanakan tidak begitu panjang, dan juga sikap partisipan yang awalnya

pendiam, malu – malu tanpa ada alasan yang jelas, sekarang mulai terbuka dan

lebih sediikt energik setiap mengikuti kegiatan. Partisipan beruntug di UIN

Malang terdapat Ma’had, karena ilmu yang didapatkan saat berada di pondok

tidak begitu saja hilang, semuanya di dukung dengan adanya kegiatan Ma’had

maupun fakultas yang masih dikaitkan di integrasikan pada nilai – nilai agama

yang bersumber pada al – Qur’an dan hadist. Bagi partisipan sendiri berdzikir

memiliki hikmah bahwasannya segala pintu amal dan rezeki kita akan di

bukakan lebar – lebar semuanya partisipan dapatkan selama di pondok. Untuk

menjaga dzikir agar terus berjalan dengan khusyu’ perlu adanya

kesinambungan antara hati, pikiran dan niat yang secara rutin kita lakukan

dengan penuh keikhlasan untuk mencari ridho Allah SWT. (wawancara 3,

partisipan 2, pertanyaan 6,7).

C. Paparan data Mengenai Pola Pelaksanaan Dzikir di Pusat Mah’ad Al-

Jamiah Malang

Dari hasil pengamatan selama proses penelitian, peneliti melihat bahwa

peran pelaksanaan dzikir yang dilakukan mahasantri baik itu setelah sholat

fardhu maupun dalam pembacaan wird khusus seperti wird al-latif dan ratibul

al-haddad sedikit banyak memiliki keunikan jika dibandingkan dengan dzikir

setelah sholat fardhu pada umumnya. Adapun maksud dari peneliti yaitu

Page 11: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

11

pelaksanaan ritual dzikir langsung dipimpin oleh santri senior yang telah

ditugaskan. Kendatipun mengapa terjadinya pola pelaksanaan yang demikian

dikarenakan sebagai upaya untuk melatih santri senior tersebut lebih siap

mental dengan proses latihan dan pengalaman yang dilakukan, dan untuk

mencetak generasi muda yang benar – benar mampu dan siap mempimpin

masyarakat khususnya dalam ritual – ritual keagamaan. Dan proses ini juga

merupakan bagian dari selogan yang ada di UIN MALIKI Malang yaitu

“(menjadikan ulama’ yang profesional dan profesional yang ulama’)”.

Dalam pelaksanaan dzikir setelah sholat fardhu di Pusat Ma’had Al jamiah

selalu dilaksanakan secara rutin setiap seusai sholat. Akan tetapi yang membuat

khusus juga tradisi dzikir yang ada di Pusat Ma’had Al- jamiah yaitu khusus

setelah shalat subuh secara rutin setelah pembacaan dzikir dan do’a dilakukan,

dilanjutkan dengan pembacaan wird al-latif yang dipimpin langsung oleh

santri senior. Hal ini dimaksudkan selain sebagai upaya untuk mencari barokah

juga dikarenakan sebagai media pengajaran kepada santri putra di Pusat

Ma’had Al Jamiah sehinggah bisa dikatakan sebagai buku saku atau taqarrubat

yang berisi banyak amalan – amalan dzikir dan do’a - do’a. Kemudian

dilanjutkan setelah pembacaan wird al-latif dengan kegiatan shobaqul luhqo

yang langsung dipimpin para santri senior atau disebut Musyrif. Dan untuk

menjaga ketenangan dalam setiap kegiatan baik beribadah maupun kegiatan

yang lainnya selalu di awasi oleh para ustadz atau Murroby yang menyebar

demi berjalannya suatu kegiatan secara khidmat dan menhaga ketertiban,

ketenangan, dan keamanan di saat – saat pelaksanaan dzikir.

Page 12: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

12

(observasi dilakukan setiap setelah sholat fardhu di Masjid At-Tarbiyah-

Malang, Selama kegiatan berlangsung, karena peneliti juga pengurus

disana ).

Kepemimmpinan dzikir setelah sholat fardhu dilakukan oleh santri senior

yang telah mendapat jadwal tersebut, dan semuanya berjalan secara baik dan

khidmat. Semuanya ikut bergabung dalam pelaksanaan sholad dan dzikir.

Dalam prosesnya peneliti juga merasakan kekhusu’an dalam setiap alunan

dzikir dan do’a karena secara mayoritas dilaksanakan secara bersama – sama

dan dilakukan dengan tatacara dan adab – adab berdzikir maupun do’a yang

baik.

D. Pembahasan

1. Analisis Gejala Stres Mahasantri Putra Pusat Ma’had Al Jamiah di

Mabna Ibnu Kholdun

Stres adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.

Stres terjadi bila pikiran dan tubuh bereaksi terhadap sebuah situasi yang nyata

ataupun yang dibayangkan. Stres dapat disebabkan oleh dua lingkup dalam

kehidupan manusia, yakni lingkup internal dan eksternal.

Secara umum, sebab internal adalah sebab-sebab stress yang berasal dari

dalam diri manusia itu sendiri yang umumnya berkaitan dengan keadaan diri.

Sedangkan sebab eksternal adalah sebab-sebab yang berasal dari luar diri

manusia atau identik dengan lingkungan sekitar manusia.

Mungkin iya, Stres yang saya rasakan sendiri bukan dari Ma’hadnya

sendiri mas tetapi dari faktor luar, sahingga sampai di Ma’had la tempat

pelampiasan stres yang saya rasakan. Misalnya banyaknya tugas kuliah

yang harus diselesaikan hari dengan dedline yang cepat, dengan

numpuknya tugas kuliah itu setelah saya kembali ke Ma’had, istilahnya

faktor X yang dari luar yang sebenarnya menyebabkan itu. Selain itu

Page 13: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

13

juga, kalau di Ma’had Kalau yang saya alami mungkin pernah saat di

kamar mandi sampai antri lama, tapi sebelumnya itu saya juga sadar

diri juga bahwasannya di Ma’had ini kamar mandinya sedikit.

(Partisipan 1, wawancara ke 2, pertanyaan 3)

Partisipan menyadari bahhwasannya stres yang timbul bukan dari ma’had,

partisipan merasakan beban tugas sebagai mahasiswa terlalu padat, hingga

menjadikan kita menjadi tergesah – gesah dalam mengerjakan. Dan tuntutan

tugas yang harus selesai pada hari itu juga. Dari kesemuanya itu pasti kita juga

sebagai mahasiswa merasakan pusing, stres, dan binggung mulai dari mana

harus menyelesaikannya.(partisipan 1:3)

Bagi saya beban itu timbul bukan karena kewajiban saya pada

Ma’hadnya. Akan tetapi dengan saya sendiri dan itu yang menjadi

konflik batin pada diri saya, karena biasa yang saya lakukan dan

menurut saya baik, tetapi tidak saya lakukan, terasa ada hal yang jangal

atau ndak enak, atau rasa bersalah pada diri sendiri. Seperti kewajiban

sebagai mahasiswa. (pertisipan 1, wawancara 2, pertanyaan 18)

Menurut Partisipan, bahwasannya kegiatan ma’had ini sangat bagus, akan

tetapi kondisi dan kemampuan dari setiap masing – masing pribadi berbeda

dalam melaksanakan dan menjalankan semua tuntutan aktivitas yang ada.

Sehingga kondisi ini yang menyebabkan timbulnya suatu

permasalahan.(partisipan 1:18)

Mungkin tidur tidak teratur, sakit punggung, lelah dan kehilangan daya

energi dan kurang konsentrasi.(partisipan 2,wawancara 3,pertanyaan 3)

Partisipan secara tidak sadar mengalami gejala psikis dengan tidur yang

sulit atau tidak bisa nyenyak. Dan itu sering dialami oleh beberapa mahasantri

yang lain. Sehingga menjelang pagi mereka baru bisa merasakan tidur dan

akhirnya teman – teman banyak yang tidak mengikuti kegiatan pagi seperti

Page 14: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

14

jamaah subuh, shobaqul lugha dan taklim mutaa’llim.(observasi peneliti tgl 1

oktober – 20 desember, pukul 05.00 – 07.00 wib).

Gejala stres secara global mencakup dua elemen dalam diri manusia, yakni

elemen psikis dan elemen fisik. Elemen psikis ditandai dengan menurunnya

kemampuan dalam menanggapi situasi, suasana cemas, takut, susah tidur, dan

apabila perasaan takutnya semakin menjadi akan menimbulkan situasi diri

yang mirip dengan kepanikan. Sedangkan secara fisik, gejala yang timbul

adalah jantung berdebar, sesak nafas dan badan gemetar.

Menurut konteks Islam, stres sebagai salah satu penyakit yang umum dan

banyak dialami oleh manusia modern dapat terjadi karena adanya unsur

kelupaan atau kealpaan manusia dari mengingat Allah. Hossein Nasr dalam

Sholeh (2005:37) mengatakan krisis peradaban modern bersumber dari

penolakan (negation) terhadap hakekat ruh dan penyingkiran ma’nawiyah

secara gradual dalam kehidupan manusia. Manusia modern mencoba

membunuh Tuhan dan menyatakan kebebasannya dari kehidupan akhirat.

Tingkat stres yang di alami oleh Mahasantri putra di mabna Ibnu Kholdun

karena padatnya kegiatan dan tugas banyak dengan dedline yang ditentukan.

Menurut Suroto (1997:1), dalam buku “Stres cara mengendalikan” Jadi antara

keadaan jiwa dan keadaan fisik terdapat hubungan yang erat dan saling

mempengaruhi. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh kelainan organik

dapat mempengaruhi keadaan psikologik penderita dan sebaliknya gangguan

emosi dapat memperburuk penyakit – penyakit yang penderitanya seperti

misalnya penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Page 15: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

15

Dalam keadaan gangguan emosi seperti anxietas (resah, cemas), stres (rasa

tertekan) dan rasa terancam gejala – gejala yang merupakan penjelmaan

ransangan bagian simpatik susunan saraf gaib (susunan saraf otonom) dapat

dijumpai, di antaranya denyut nadi cepat, jantung berdebar, telapak tangan

berkeringat, gemetar, sesak nafas, gangguan pencernaan, rasa mau pingsan dan

lain – lain.

Munurut Suroto(1997:03) telah membeberkan pengalamannya sebagai

penderita gangguan psikogenik dan bagaimana mangatasi penyakitnya,

sehingga sistem desensitisasi, yakni dengan mengusahakan relaksasi fisik

sambil mengkonfrontasi masalah – masalah atau keadaan – keadaan yang

menjadi penyebab rasa cemas dan stresnya.

Penyembuhan yang bertujuan mengurangi hingga bahkan menghilangkan

stres dapat juga dilakukan dengan berbagai alternatif pengobatan. Salah satu

teknik pengobatan tersebut adalah dengan menggunakan dzikir. Akan tetapi

dalam dzikir kita harus mengetahui etika yang ada.

kalau misalkan dzikir yang dilaksanakan diMa’had ini berbedah , bagi

saya lebih menyejukkan hati dan pikiran saya mas, soalnya ada dzikir

yang baru, dan biasanya tidak pernah saya lafadzkan, akan tetapi

misalnkan dzikir itu sama seperti yang saya lakukan di rumah, sama

saja hanya sekedar menenangkan hati. Akan tetapi dzikir yang bagi

saya baru atau asing bisa memberikan efek positif bagi diri saya. Dan

hikmahnya pun luar biasa dalam keseharian hidup saya

mas.(partisipan 1, wawancara 2, pertanyaan11)

Agar dapat memetik segala manfaat yang tersimpan di dalam aktivitas

dzikrullah ini, sudah tentu dzikir tersebut harus dilakukan dengan mengikuti

proses tuntunan dan bimbingan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Di

Page 16: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

16

antara adab dan etika yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam mengingat

Allah ialah sebagai berikut.

1. Niat ikhlas dalam Berdzikir

Nilai dan Kualitas amal perbuatan seseorang di hadapan Allah sangat

bergantung pada niat kita dalam mengerjakannya. Artinya, niat dalam

beramal merupakan penentu keberhasilan perbuatan seseorang.

Rssulullah SAW bersabda :

إنما األعمال بالنيات,وإنمالكل امرئ مانوىArtinya :“Segala amal yang dilakukan seseorang sangat tergantung dari

niatnya, dan balasan bagi setiap amal manusia adalah sesuai dengan apa

yang diniatkan.”

2. Suci dari Hadas dan Najis dalam Berdzikir

Keadaan suci dari hadas dan najis sangat dianjurkan, umat Islam juga

dianjurkan untuk mensucikan hati dan jiwanya dari segala kotoran dan dosa

yang pernah dilakukan sebelum memulai berdzikir. Adapun caranya, yaitu

dengan memohon ampunan kepada Allah yang kemudian dilanjutkan

dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

karunia yang telah dianugerahkan Allah.

Islam mengajarkan umatnya untuk bersuci terlebih dahulu, yaitu dalam

keadaan berwudhu sebelum berdzikir kepada Allah SWT. Hal tersebut

karena lebih mencermikan sikap hormat dan tunduk kita terhadap Allah

AWT, yang juga akan sangat membantu kita untuk lebih khusyuk dan

berkonsentrasi dalam mengingat Allah SWT. Meskipun demikian, tidak

berarti kita dicegah mengingat Allah apabila tidak memiliki wudhu, hanya

saja suci dan bersih ketika berdzikir adalah lebih baik dan lebih utama.

Page 17: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

17

3. Berdzikir Hendaklah Dilakukan pada Tempat yang Bersih

Sebagai perbuatan yang utama dan istimewa, berdzikir atau dzikrullah

hendaklah dilakukan pada tempat yang baik, yaitu tempat yang layak dan

pantas untuk mengagungkan dan menyebut asma’–asma’ Allah di

dalamnya, seperti masjid, mushala, dan tempat yang dianggap layak dan

pantas lainnya.

4. Sopan dan Takzim dalam Berdzikir

Sopan dan takzim dalam berdzikir, artinya kita benar – benar

menghadirkan keagungan Allah ke dalam hati dan jiwa. Dengan Dzikir

serius dan bersungguh – sungguh, penuh konsentrasi, serta dengan

persiapan yang matang, sehingga yang ada dalam hati dan pikiran kita

hanyalah Allah SWT yang kita agungkan, yang kita muliakan, dan yang kita

puja.

5. Serius dan Bersungguh – Sungguh dalam berdzikir

Bersungguh – Sungguh dalam berdzikir kepada Allah merupakan kunci

keberhasilan dzkir kita. Dzikir tidaklah mungkin dapat berhasil dengan baik,

memberi kesan dan dampak yang positif bagi kita, jika hal itu dilakukan

dengan sikap meremehkan dan dilakukan dengan tanpa konsentrasi, tanpa

mengikuti tuntunan yang telah diajarkan Allah dan Rasul-Nya.

6. Khusyuk dan Konsentrasi dalam berdzikir

Khusyuk dalam berdzikir merupakan syarat penting bagi kesuksesan

dan keberhasilan dzikir. Khusyuk dapat dimaknai dengan menyangaja,

ikhlas, dengan menghadirkan hati dan kesadaran serta pengertian segala

Page 18: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

18

ucapan dan sikap lahir. Artinya, dalam berdzikir hendaklah kita benar –

benar menghadirkan Allah SWT ke dalam kalbu, meresapi makna dan

bacaan dzikir, serta men-tadabbur-kan bacaan tersebut ke dalam hati.

7. Meredahkan Suara dalam Berdzikir

Dzikir adalah aktivitas mengingat Allah Yang Maha Mendengar. Oleh

Karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk merendahkan diri dan

merendahkan suara dalam berdzikir. Hal ini selain mengabarkan rasa

hormat dan tunduk kita terhadap Allah SWT, juga akan sangat membantu

kita untuk lebih dapat konsentrasi dan meresapi makna bacaan dzikir yang

kita ucapkan. Demikianlah petunjuk Allah dalam mengingat-Nya.

Firman Allah SWT:

يفةا ودون وٱذكر عا وخي ك تض ك في نفسي ب هري ر ن ٱل ي ٱلقولي مي ي ب ن ٱألصالي و ٱلغدو ي يي ول تكن م فيل ٢٠٥ ٱلغ Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan

merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di

waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang

lalai.

8. Optimis dalam Berdzikir

Perasaan yakin dan rasa optimis apabila dzikir diterima Allah SWT dan

dapat memetik segala fadhillah yang tersimpan di dalamnya merupakan satu

bagian dari adabdalam berdzikir. Sebaliknya, keraguan atau tidak yakin

akan keberhasilan dzikir yang dilakukan, selain akan sangat berpengaruh

terhadap kesungguhan dan konsentrasi dzikir, juga dapat menjadikan dzikir

itu tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan.

9. Usahakan Dzikir sambil Menangis

Page 19: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

19

Islam memberikan tuntunan agar dzikir dilakukan dengan sungguh-

sungguh, meresapi makna yang terkandung bacaan dzikir sehingga apa yang

dibaca membekas di dalam kalbu.

Menagis ketika mengingat Allah adalah ciri orang yang mendapat petunjuk

(hidayah) dari Allah SWT. Lebih dari itu, dzikir sambil menangis karena

teringat segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, teringat

kedurhakaan dan kemaksiatan yang telah dilakukan adalah wujud nyata kita

telah khusyuk dalam berdzikir. Allah SWT Berfirman :

ل ۥل فٱستجبنا ل ۥووهبنا صلحنا

ي وأ ريعون في ۥ زوجه ۥي هم كنوا يس ين تي إ ا ويدعوننا ر ٱلير ا ورهبا غباعيي شي ٩٠وكنوا لا خ

Artinya: Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan

kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam

(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada

Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang

khusyu´ kepada Kami. (QS. Al-Anbiya’21:90)

10. Dzikir Sambil Duduk atau Berbaring

Berdzikir merupakan amalan sunnah yang mudah dan ringan, berdzikir

boleh dilakukan kapan pun, dimana pun dan dalam keadaan bagaimana pun.

Berdzikir bisa dilakukan sambil berdiri, sambil duduk dan bisa pula sambil

berbaring.

Firman Allah SWT:

ين تي في خلقي إ و م رضي و ٱلسفي و ٱل يل لي ٱخت ي و ٱل ولي ٱلهار

ي ت ل بي ألي لب

ين ١٩٠ ٱل ي يذكرون ٱل ا ٱلل ما يي ق

رون في خلقي م ويتفك يهي جنوب ا ولع تي وقعودا و م رضي و ٱلسنك فقينا ٱل لا سبح طي ذا ب نا ما خلقت ه رب

ي عذاب ١٩١ ٱلارArtinya :Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

Page 20: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

20

berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka

peliharalah kami dari siksa neraka

11. Menghadiri Majelis – Majelis Dzikir

Rasulullah SAW sangat menganjurkan kita untuk banyak – banyak

mengingat Allah SWT, dan senantiasa mengikuti atau menghadiri majelis –

majelis dzikir. Karena majelis dzikir adalah sebaik – baik majelis, yang di

dalamnya tersimpan fadhilah yang besar.

Majelis dzikir merupakan majelis yang mulia. Majelis tersebut akan

dihadiri para malaikat, dirahmati Allah, dan ketenteraman turun kepada

semua orang yang berada di dalamnya. Bahkan nama – nama mereka yang

berada di dalam majelis akan disebut satu persatu oleh Allah SWT di

hadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya.

12. Tidak Mencampuradukkan dengan Kesyirikan Saat Berdzikir

Dzikir yang dilakukan dengan niat dan keinginan kepada selain Allah

SWT, maka sesengguhnya kita telah menghina dan merendahkan Allah

SWT. Hal tersebut adalah perbuatan sangat tercela dan dilarang keras dalam

agama Islam.

Firman Allah SWT :

ين ي يك لهم ٱل ئ ول

يظلم أ نهم ب ييم ا إ يسو من ءامنوا ولم يلبهتدون ٱل ٨٢وهم م

Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman

mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan

dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. Al-

An’am 6:28)

Page 21: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

21

Lebih dari itu, berdzikir dengan niat bukan karena Allah Adalah dosa

besar dan perbuatan yang dapat menghilangkan pahala dzikir. oleh karena

itu, dzikir yang kita lakukan harus dilandasi dengaan niat yang tulus dan

ikhlas untuk mengharapkan keridhaan Allah semata.

2. Analisis Bentuk Dzikir Mahasantri Putra Pusat Ma’had Al jamiah di

Mabna Ibnu Kholdun

Diantara potensi yang sangat berharga dan memiliki peran sangat penting

dalam pembentukan kualitas hidup kita di hadapan Allah dan seluruh makhluk-

Nya adalah potensi untuk bertuhan, dan potensi untuk berpikir dan

memikirkan. Adanya fitrah atau potensi dasar manusia untuk bertuhan dan

menganut agama yang lurus ini, menjadikan kita secara alamiah memiliki

kecenderungan dan keinginan yang kuat untuk berlaku baik dan lurus.

Sedangkan kemampuan untuk berpikir meniscayakan kita mampu menjalani

kehidupan di dunia dengan lebih baik, aman dan sejahtera.

Secara teoritis sama, soalnya menurut saya dalam berdzikir tidak ada

aturan, terserah dimana, kapanpun, dimanapun kita ingin berdzikir

bisa kita lakukan. Dan ibadah menurut saya paling mudah tanpah

biaya dan pahalanya sangat melimpah yaitu dzikir mas. (partisipan 1.

Wawancara 3. Pertanyaan 4)

Menurut partisipan dzikir itu merupakan amalan yang paling mudah dan

memilih pahala yang paling banyak. Semuanya bisa kita lakukan dan terapkan

dengan keniatan hati yang ikhlas dan tulus hanya untuk Allah SWT.(partisipan

1:4)

Page 22: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

22

Tutur dari partisipan tentang terkait dzikir yang dilakukan setiap

mengalami suatu permasalahan. Harapan dari partisipan semoga segera di

berikan petunjuk atas setiap permasalahan yang ada.

soalnya apabila di hadapkan pada suatu masalah, yang saya lakukan

yaitu sholat malam, berdzikir dan Do’a. Saya yakin ketiga ini

mempunyai efek luar biasa di antara ketiganya itu. (patisipan 1,

wawancara 3, pertanyaan 5).

Bentuk dzikir yang diterapkan di Ma’had merupakan bentuk dzikir lisan

dan hati. Partisipan mengatakan dari pengalaman spiritualnya dengan

melakukan dzikir secara ikhlas mempu memberikan ketenangan dan kesejukan

pada hati. Dan partisipan berusaha untuk istiqomah malaksanakan dzikir

setelah sholat fardhu.(wawancara 2, partisipan 1, pertanyaan 8,9,10)

Namun di balik semua kesempurnaan dan kemampuan itu, sebagai

makhluk kita juga memiliki banyak keterbatasan, kekurangan dan kelemahan.

Salah satu dari kelemahan yang dimiliki umat manusia umumnya adalah

mereka sangat mudah dalam berkeluh kesah, berputus asa manakala di

hadapkan pada suatu yang kurang menyenangkan dan stres dengan aktivitas

yang padat.

Allah berfirman :

ن م يس ل نس ن دع ءي ٱلي يي مي ه ٱل س إون م ٤٩و ق قنو ق في ٱلشArtinya: Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa

malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan (QS. Fushillat 41:49)

Juga firman Allah :

يذا ه إ مس وعا ٱلش ٢٠جز

Page 23: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

23

Artinya : Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (QS. Al – Ma’arij

70:20)

Secara mendasar, kita memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan

kebaikan, sementara kita sering lupa bahwa kita memiliki banyak keterbatasan

dalam kemampuan maupun pengetahuan, karenanya kita tidak mampu

menolak kemudharatan atau mendatangnya kebaikan dalam diri kita sendiri.

Allah menjelaskan dalam firman-Nya:

يمسسك إون ف ل ٱلل فل كشي يض ي فل را د ۥ ب ك بي إون يريد و يل ه إ

ي يه يفضل ي ۦ ل يه ب ب ي ي ۦيصي اديه ب ن عي و ۦ من يشا ء مي يم ٱلغفور وه لرحي ١٠٧ ٱArtinya: Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka

tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah

menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-

Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di

antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.(QS. Yunus 10:107)

Sungguh kita hanyalah manusia yang memiliki kewenangan untuk sekedar

berusaha atau berikhtiar, sedangkan penentuannya mutlak berada dalam

kendali Allah. Sehebat apapun kita, tetap saja kita tidak akan mampu

mendatangkan kebaikan untuk diri kita sendiri dan tidak pula mampu menolak

keburukan yang setiap saat dapat menimpa perjalanan hidup kita. Bukankah

sering kali kita telah berusaha dengan mengerahkan segala daya dan upaya

untuk meraih apa yang kita inginkan namun tak kunjung kita dapatkan juga.

Page 24: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

24

Dan tidak jarang pula kita telah berusaha semaksimal mungkin untuk

menghindari keburukan dan berbagai hal yang tidak menyenangkan hati, tetapi

tetap saja datang menimpa kehidupan kita, kenyataan hidup yang demikian ini

sungguh dapat menjadikan jiwa kita terguncang dan putus asa.

kalau misalkan dzikir yang dilaksanakan di ma’had ini berbedah , bagi

saya lebih menyejukkan hati dan pikiran saya mas, soalnya ada dzikir

yang baru, dan biasanya tidak pernah saya lafadzkan, akan tetapi

misalnkan dzikir itu sama seperti yang saya lakukan di rumah, sama

saja hanya sekedar menenangkan hati. Akan tetapi dzikir yang bagi saya

baru atau asing bisa memberikan efek positif bagi diri saya. Seperti wird

al altif, ratibul al haddad dan hikmahnya pun luar biasa dalam

keseharian hidup saya mas.(partisipan 1, wawancara 2, pertanyaan 11)

tutur partisipan tentang peran dzikir yang ada di ma’had mampu

memberikan energi positif yang luar biasa. Daik dari kehidupan maupun

bathin. Sehingga dari sinilah kita mengingat akan ujian dan hikmah yang Allah

berikan agar selalu dijadikan menjadi hamba yang selalu bersyukur.(partisipan

1:11)

Sholawat, sholawat itu model berdzikir yang di lagukan, jadi saya

menjadi lebih nyaman. (partisipan 2, wawancara 3, pertanyaan 4)

Partisipan menuturkan bahwa dengan mendengarkan musik shalawat dan

melakukan shalawat bisa membantu partisipan untuk menghilangkan stres

yang dialami, kemudian partisipan bisa merasa nyaman kembali. Partisipan

adalah orang yang rileks dalam menghadapi segala masalah. Partisipan tidak

pernah mengalami trauma dalam hidupnya.

Dapat disimpulkan bahwasannya kegiatan yang ada di ma’had ini

memberikan aspek dzikir yang luar biasa, seperti wird al latif, ratibul al haddad,

shalawat yang mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan dari diri

Page 25: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

25

setiap manusia. Selain itu perlu adanya ghoirah pada setiap manusia untuk

menuju ke jalan yang lebih baik.

Oleh karena itu, kita benar – benar membutuhkan kekuatan atau energi

bathin yang dapat kita pergunakan untuk menghadapi berbagai kemungkinan

yang dapat menimpa kahidupan kita hingga menyebabkan kita frustasi, stres,

depresi, putus asa, cemas, dan lain sebagainya. Kekuatan bathin yang sangat

kita perlukan tersebut adalah ketabahan dan kesabaran.

Di sini peran dan pentingnya kita melakukan Dzikir kepada Allah SWT,

sebab dengan mengingat Allah SWT adalah sarana yanag paling tepat untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kualitas kesabaran dan ketabahan kita.

Mengingat Allah akan menumbuhkan keyakinan dalam jiwa kita bahwa segala

sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Mengingat Allah juga akan melahirkan kesadaran bahwa Allah-lah yang

mampu mendatangkan kesedihan dan kesusahan bagi hidup kita, dan Allah

pula yang akan menghilangkan dan menggantikannya dengan sesuatu yang

lebih baik dan berharga.

Apabilah dalam hati kita sudah tertanam keyakinan ini, maka tidak ada

lagi anggapan bahwa apa yang kita lakukan adalah perbuatan kita sendiri, tidak

ada lagi kesombongan, sifat ujub, riya’ dalam diri hati dan jiwa kita. Dan tidak

ada kata berputus asa, stres dan cemas ketika kesulitan, kesedihan dan musibah

menimpah hidup kita, sebaliknya akan muncul kesadaran bahwa kita hanyalah

tempat pelaksanaan takdir. Maka karunia Allah akan senantiasa datang,

sebelum kita meminta Allah pun sudah tahu dan memahami isi hati kita. Dan

Page 26: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

26

disinilah kesadaran ini akan menumbuhkan kesabaran dan ketabahan dalam

jiwa kita.

Allah menjelaskan dalam firmanya :

يين ير ٱل يذا ذك إ لت قلوبهم و ٱلل يين وجي بي ما ٱلص صابهم و لع

يمي أ لمقي ي ٱ ٱ ة لو لص

هم ينفيقون زقن ا ر م ٣٥وميArtinya: (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah

hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka,

orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang

menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada

mereka.(QS.Al-Hajj 22:35).

3. Analisis Dzikir sebagai Media Pengelolahan Stres Mahasantri Putra Pusat

Ma’had Al- Jami’ah di Mabna Ibnu Kholdun

Pendekatan kepada Allah terlihat dari adanya pengakuan akan kekuasaan

dan permohonan akan pertolongan Allah. Selain itu, pendekatan kepada Allah

juga didukung dengan pemberitahuan kepada para jama’ah akan ketentuan

Allah dalam memberikan cobaan kepada manusia. Pendek kata, substansi

bacaan dzikir yang dilantunkan dalam aktifitas dzikir mengajak para

mahasantri untuk lebih mengingat Allah.

Saya sangat setuju banget, selain itu sudah menjadi kebiasaan saya mas,

munurut saya dzikir setelah sholat berjamaah itu merupakan sesuatu

yang baik karena dianjurkan kemudian dzikir itu bisa menenangkan hati

bagi diri saya.(partisipan 1, wawancara 2, pertanyaan 12) .

Page 27: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

27

Partisipan bertutur bahwasannya proses ayng paling mudah dan cepat

dalam mengingat akan keesaan Allah yaitu dengan berdzikir. Partisipan pun

menyakini bahwa dengan berdzikir kita selalu di berikan ketenangan dan

dilindungi dari setiap mala bahaya.(partisipan 1:12)

Dzikir ternyata tanpa saya sadari bisa membuat saya tenang, dan apabila

setelah sholat ada dzikir yang menurut saya baru itu juga menyejukkan

hati saya, ternyata ada dzikir yang biasanya belum pernah saya lakukan

menjadikan saya menjadi lebih nyaman dan tenang dalam hati saya.

Misalnya dzikir seperti wird al latif dan wird ratibul haddad.(partisipan

1, wawancara 2, pertanyaan 8)

Melalui proses ingatnya manusia kepada Allah (dzikrullah) akan

membantu manusia dalam menemukan ketenangan jiwanya. Hal ini

disebabkan oleh dua faktor, yakni:

a. Janji Allah

Faktor ini sebagaimana telah ditegaskan Allah dalam surat ar- Ra’du ayat 28:

يين كري ٱل يذي ين قلوبهم ب يه ءامنوا وتطمئ كري ٱلل يذي ب ل

ي أ ين ٱلل مئ لقلوب تط ٢٨ ٱ

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-

lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d:28)

Jelas sekali bahwa Allah telah menegaskan bahwasanya proses dzikrullah

(ingat kepada Allah) merupakan faktor utama terbentuknya ketenangan jiwa.

Selain itu, berkaitan dengan asmaul husna, Allah juga menegaskan bahwa

perlu dan pentingnya manusia berdo’a dengan menggunakan nama-nama Allah

dalam asmaul husna sebagaimana termaktub dalam surat al-A’raf ayat 180.

Page 28: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

28

ي سما ء وللين ٱل س دعوه ف ٱل ٱ ا وذروا يه ن ب يي ي ٱل يه ئ سم

دون في أ ون سيج ۦ يلحي ز

وا يعملون ١٨٠ما كن

Artinya: Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya

dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti

mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan

(al-A’raf 180:7)

Terkait dengan do’a yang dilakukan oleh manusia juga dijanjikan oleh

Allah bahwasanya do’a yang dipanjatkan oleh manusia akan dikabulkan oleh

Allah, seperti dijelaskan dalam surat Ghaafir ayat 60.

ل كم وقا ين ٱدعوني رب ب لكم إ ستجي

يين أ يدخ ٱل بادتي س ون عن عي كبي ت ون ل يسريين داخي م ٦٠جهن

Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan

diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina

dina".(QS. Ghaafir 40:60)

Penjelasan di atas dapat mendeskripsikan bahwasanya proses dzikir

memiliki efektifitas dalam mengatasi masalah stress dan juga dalam proses

Pengelolahan stress bagi Mahasantri. Hal ini tidak terlepas dari janji Allah yang

tidak mungkin diingkari oleh Allah, sehingga dengan semakin banyak para

santri melakukan dzikir, maka kesempatan untuk lebih menemukan ketenangan

jiwa akan semakin terbuka dengan adanya pengenalan dan pendekatan santri

kepada Allah melalui pelafadzan nama-nama Allah (asmaul husna) dan do’a.

b. Keimanan

Pelaksanaan dzikir yang memiliki pengaruh terhadap semakin kenal dan

dekatnya manusia kepada Allah akan membuat manusia menyandarkan segala

pikiran dan tindakan kepada kekuasaan Allah, terlebih manakala sedang

Page 29: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

29

mengalami musibah. Seringkali manusia melupakan nikmat Allah manakala

mereka sedang dilanda musibah. Hal ini dapat terlihat dalam kehidupan sehari-

hari di mana manusia sering melupakan nikmat kesehatan yang mereka terima

di balik musibah.

Manusia lebih mengukur kualitas musibah ketimbang kuantitas nikmat.

Seseorang yang terkena bencana seringkali lebih mudah mendahulukan keluh

kesah mereka ketimbang rasa syukur. Seringkali mereka berkeluh kesah

tentang kesulitan yang mereka alami daripada bersyukur terhadap keadaan

saudaranya yang mungkin keadaannya lebih parah dari dirinya.

Dengan adanya pengenalan dan pendekatan kepada Allah, maka manusia

akan selalu mengingat dan memposisikan hubungan manusia dengan Allah,

khususnya rasa syukur, pada posisi teratas dalam setiap keadaan diri mereka.

Bukan musibah sebagai tolok ukur hubungan melainkan kenikmatan yang

menjadi landasan dasar hubungan manusia dengan Allah. Dengan demikian,

para mahasantri akan lebih sabar dan menerima (qana’ah) dalam menghadapi

permasalahan hidup yang dialaminya sehingga mereka akan lebih berpeluang

untuk terhindar dari gangguan stres.

c. Faktor hati

Hati manusia, dalam konteks Islam, merupakan tempat terpenting dalam

hidup dan berkehidupan manusia. Hati menjadi pusat pengendali segala

aktifitas manusia. Apabila hati manusia baik, maka akan baik pula seluruh

tindakannya dan sebaliknya

Page 30: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

30

Sebagai bagian dari diri manusia, hati juga memerlukan makanan layaknya

bagian tubuh yang lain. Selain makanan yang bervitamin, dalam konteks

biologi, menurut Islam hati mempunyai makanan yakni berupa dzikir (atau

mengingat Allah). Dengan memperbanyak mengingat Allah, maka hati

manusia akan senantiasa terjaga dari segala kebusukan dan keburukan yang

nantinya dapat mempengaruhi segala perilaku manusia. Melalui dzikir para

sufi memasuki dunia ma’rifatullah dan mahabbatullah.

Saat itu saya pernah berkomitmen mas, dan selain berkomitmen saya

membuat catatan – catatan kecil yang saya gunakan untuk mengingatkan

diri saya bahwasannya saya harus menjadi orang yang istiqomah, dan itu

yang saya terapkan untuk memacu komitmen saya mas. Jadi untuk

mejadi pribadi yang istiqomah yaitu berjanji kepada diri sendiri

kemudian membuat tulisan berupa memo selalu melaksanakan

dzikir.(partisipan 1, wawancara 3, pertanyaan 7)

Partisipan menyakini bahwa semua yang kita lakukan dengan keniatan

yang baik dan harapan yang baik. Pasti Allah akan membalas dengan hasil yang

baik pula.(partisipan 1:7)

Pelaksanaan dzikir secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi kualitas hati mereka. Semakin seringnya mereka melakukan

aktifitas dzikir, maka kualitas hati yang baik akan terbentuk sehingga mereka

akan dapat lebih mengendalikan pikiran, sikap, dan perilaku mereka,

khususnya dalam menghadapi permasalahan hidup. Berdasarkan pemaparan di

atas, maka dapat diperoleh penjelasan bahwasanya substansi bacaan dzikir

untuk lebih mempertebal keimanan dengan mengenal lebih dalam asma-asma

Allah sekaligus menjadikan dzikir sebagai “makanan” bagi hati mereka

Page 31: BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data …etheses.uin-malang.ac.id/631/9/10410152 Bab 4.pdf · dari hingar- bingar kemajuan kota, kekondusifan itu juga didukung oleh keberadaan

31

sehingga akan membentuk kesabaran, keikhlasan, serta perilaku yang

berdasarkan pada syari’at Islam dalam menghadapi permasalahan hidup.

Dengan demikian, setiap mengalami masalah, para santri akan terlebih

dahulu menganggap masalah tersebut sebagai bagian dari takdir Allah yang

harus dihadapi dengan penuh kesabaran, keikhlasan, keimanan dan bukan

ditanggapi dengan emosi yang negatif.