15
37 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Uji Penapisan Fitokimia 5.1.1 Hasil Uji Warna 5.1.1.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil penapisan fitokimia terhadap apel segar uji warna, pada saat penambahan gelatin timbul adanya endapan sedangkan setelah ditambah dengan FeCl3 timbul warna hijau kehitaman. *Keterangan :a) Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa tanin dan b) Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa polifenol. Hasil penapisan fitokimia terhadap sampel cuka apel uji warna, pada saat penambahan gelatin tidak timbul adanya endapan sedangkan setelah ditambah dengan FeCl3 tidak timbul warna hijau kehitaman. Gambar 5.1 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin Terhadap Apel Manalagi Gambar 5.2 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin Terhadap Sampel Cuka Apel

BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

  • Upload
    others

  • View
    33

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

37

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Uji Penapisan Fitokimia

5.1.1 Hasil Uji Warna

5.1.1.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol

Hasil penapisan fitokimia terhadap apel segar uji warna, pada saat

penambahan gelatin timbul adanya endapan sedangkan setelah ditambah dengan

FeCl3 timbul warna hijau kehitaman.

*Keterangan :a) Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa tanin dan b)

Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa polifenol.

Hasil penapisan fitokimia terhadap sampel cuka apel uji warna, pada saat

penambahan gelatin tidak timbul adanya endapan sedangkan setelah ditambah

dengan FeCl3 tidak timbul warna hijau kehitaman.

Gambar 5.1 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan

Polifenol Dan Tanin Terhadap Apel Manalagi

Gambar 5.2 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan

Polifenol Dan Tanin Terhadap Sampel Cuka Apel

Page 2: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

38

*Keterangan :a) Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa tanin dan

b)Blanko dan hasil penapisan fitokimia senyawa polifenol.

5.1.1.2 Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid

Hasil penapisan fitokimia terhadap apel segar uji warna, pada saat

penambahan Hcl pekat kemudian dipanaskan di penangas air, tidak mengalami

perubahan. Dan pada uji Wilstater setelah ditambahkan HCl pekat dan 4 potong

magnesium, kemudian diencerkan dengan 2 ml air suling dan ditambahkan 1 ml

butanol, saat diamati tidak ada perubahan warna yang terjadi.

*Keterangan :a) Blanko Dan Hasil Penapisan Fitokimia Senyawa

Leukoantosianin dan b) Blanko Dan Hasil Penapisan Fitokimia Senyawa

Flavonoid.

Hasil penapisan fitokimia terhadap sampel cuka apel uji warna, pada saat

penambahan Hcl pekat kemudian dipanaskan di penangas air, tidak mengalami

perubahan. Dan pada uji Wilstater setelah ditambahkan HCl pekat dan 4 potong

magnesium, kemudian diencerkan dengan 2 ml air suling dan ditambahkan 1 ml

butanol, saat diamati tidak ada perubahan warna yang terjadi.

Gambar 5.3 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan

Flavonoid Dan Tanin Terhadap Apel Manalagi

Gambar 5.4 Hasil Penapisan Fitokimia Identifikasi Senyawa Golongan

Flavonoid Dan Tanin Terhadap Sampel Cuka Apel

Page 3: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

39

*Keterangan :a) Blanko Dan Hasil Penapisan Fitokimia Senyawa

Leukoantosianin dan b) Blanko Dan Hasil Penapisan Fitokimia Senyawa

Flavonoid.

Tabel 5.1 Hasil Penapisan Fitokimia dari Larutan Uji Apel Manalagi Segar,

Produk Olahan Cuka Apel dan Kontrol Positif

No. Golongan

senyawa Pereaksi

Hasil

Apel manalagi

segar Cuka apel

Ekstrak

jambu biji

1.

Polifenol

dan tanin

FeCl3 (+) ada

perubahan

warna kehijauan

(-) tidak ada

perubahan

warna

kehijauan

(+) ada

perubahan

warna

kehijauan

Gelatin dan

NaCl

(+) timbul

endapan putih

(-) tidak

timbul

endapan

(+) timbul

endapan

putih

2.

Flavonoid HCl pekat,

serbuk Mg,

butanol

(+) ada

perubahan

warna merah

pucat

(-) tidak ada

perubahan

warna merah

pucat

(+) ada

perubahan

warna

merah

pucat

HCl pekat (-) tidak ada perubahan warna menjadi merah

terang atau ungu

5.1.2 Hasil Uji KLT

5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol

Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar.

Identifikasi golongan senyawa polifenol dengan fase diam kiesel gel 254, Fase

gerak Kloroform-Etil asetat-Asam formiat (0,5 : 9 : 0,5) dan penampak noda

FeCl3.

Page 4: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

40

Gambar 5.5 Hasil Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Terhadap Apel

Segar Dengan Kromatografi Lapis Tipis

*Keterangan :1) Ekstrak jambu biji, 2) Larutan apel segar kombinasi apel

manalagi dan romebeauty (1:1), 3) Larutan apel segar romebeauty, dan 4) Larutan

apel segar manalagi.

Gambar 5.6 Hasil Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Terhadap

Sampel Dengan Kromatografi Lapis Tipis

*Keterangan: 1) Cuka apel manalagi, 2) Cuka apel kombinasi, 3) Sari apel

romebeauty, 4) Sari apel manalagi, 5) Keripik apel manalagi, dan 6) Dodol apel

manalagi.

UV 254 Penampak noda FeCl3

UV 254 Penampak noda FeCl3

Page 5: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

41

5.1.2.2 Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid

Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar dengan fase diam

kiesel gel 254, fase gerak klorofom: aseton: asam formiat (6:6:1) dan penampak

noda asam sulfat 10%.

*Keterangan :1) Larutan apel segar manalagi, 2) Larutan apel segar romebeauty,

dan 3) Larutan apel segar kombinasi manalagi dan romebeauty (1:1).

UV 365 UV 254

365UV

365

UV 254

UV UV 254

Gambar 5.8 Hasil Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid Terhadap Apel

Segar Dengan Kromatografi Lapis Tipis

Gambar 5.7 Hasil Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid Terhadap

Sampel Dengan Kromatografi Lapis Tipis

Page 6: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

42

*Keterangan :1) Dodol apel, 2) Keripik apel, 3) Sari apel romebeauty, 4) Sari

apel manalagi, 5) Cuka apel manalagi, 6) Cuka apel kombinasi manalagi dan

romebeauty (1:1), dan 7) Ekstrak jambu biji

Tabel 5.2 Hasil Uji KLT dari Larutan Uji Apel Manalagi Segar, Produk

Olahan Cuka Apel dan Kontrol Positif

No. Golongan

senyawa Pereaksi

Hasil

Apel

manalag

i segar

Cuka apel

Ekstrak

jambu

biji

1.

Polifenol Fase diam: kiesel gel 254

Fase gerak: Kloroform-

Etil asetat-Asam formiat

(0,5 : 9 : 0,5) dan

Penampak noda: FeCl3.

(+)

timbul

warna

hitam

(-) tidak

timbul

warna

hitam

(+)

timbul

warna

hitam

2. Flavonoid Fase diam: kiesel gel 254,

Fase gerak: klorofom:

aseton: asam formiat

(6:6:1) dan

Penampak noda: asam

sulfat 10%.

(+)

timbul

warna

kuning

intensif

(-) tidak

timbul

warna

kuning

intensif

(+)

timbul

warna

kuning

intensif

5.2 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan

MenggunakanSpektrofotometer UV-Vis

5.2.1 Hasil Pengukuran ABTS

Pada pengukuran maks di lakukan dengan cara mengukur larutan ABTS

sebagai kontrol pereaksi, diukur absorbansi larutan ABTS dengan menggunakan

Page 7: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

43

spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang maksimum yang di dapatkan

seperti pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran λ Maks Larutan ABTS

Larutan ABTS

maks Absorbansi Keterangan

737nm 0,631 Replikasi 1

737nm 0,638 Replikasi 2

737nm 0,627 Replikasi 3

Rata-rata 0,632

5.2.2 Hasil Pengujian Operating Time Aktivitas Antioksidan Vitamin C

Hasil pengukuran operating time aktivitas antioksidan vitamin C dengan

ABTS sebagai radikal bebas, pada maks 737nm dan diukur absorbansinya setiap

selang waktu 1 menit. Waktu dihitung sejak penambahan ABTS diukur

absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Data pengukuran

operating time pada absorbansi vitamin C di dapatkan seperti pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Data Pengukuran Operating Time Pada Absorbansi Vitamin C

Dengan ABTS Pada λ Maks 737 nm

Waktu

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120

2 0,641 0,479 0,317

3 0,641 0,479 0,318

4 0,640 0,478 0,317

5 0,640 0,478 0,317

6 0,639 0,478 0,317

Page 8: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

44

Waktu

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120

7 0,638 0,477 0,316

8 0,637 0,477 0,316

9 0,637 0,477 0,316

10 0,635 0,476 0,316

11 0,635 0,476 0,316

12 0,634 0,476 0,316

13 0,633 0,476 0,316

14 0,633 0,475 0,316

15 0,632 0,475 0,315

16 0,631 0,475 0,315

17 0,630 0,474 0,315

18 0,630 0,474 0,315

19 0,629 0,474 0,315

20 0,628 0,474 0,315

21 0,628 0,473 0,315

22 0,627 0,474 0,315

23 0,627 0,473 0,314

24 0,626 0,473 0,314

Page 9: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

45

Waktu

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120

25 0,625 0,473 0,314

26 0,625 0,472 0,314

27 0,624 0,472 0,314

28 0,624 0,471 0,313

29 0,623 0,471 0,313

30 0,622 0,471 0,313

31 0,621 0,471 0,313

32 0,621 0,471 0,313

33 0,620 0,471 0,313

34 0,620 0,470 0,313

35 0,619 0,470 0,313

36 0,618 0,470 0,313

37 0,618 0,470 0,313

38 0,617 0,469 0,312

39 0,617 0,469 0,312

40 0,616 0,469 0,312

41 0,616 0,469 0,312

42 0,615 0,469 0,312

Page 10: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

46

Waktu

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120

43 0,615 0,469 0,312

44 0,614 0,468 0,312

45 0,613 0,468 0,312

46 0,613 0,468 0,312

47 0,613 0,467 0,311

48 0,612 0,467 0,311

49 0,611 0,467 0,311

50 0,611 0,467 0,311

51 0,610 0,467 0,311

52 0,610 0,466 0,311

53 0,609 0,466 0,311

54 0,608 0,466 0,311

55 0,608 0,466 0,311

56 0,608 0,466 0,311

57 0,607 0,465 0,311

58 0,606 0,465 0,311

59 0,606 0,465 0,311

60 0,605 0,465 0,311

Page 11: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

47

Waktu

(menit)

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

0,1 60 120

61 0,605 0,465 0,311

62 0,604 0,464 0,310

63 0,604 0,464 0,311

64 0,603 0,464 0,310

65 0,603 0,464 0,311

5.2.3 Hasil Pengujian Absorbansi Larutan Uji dan Kontrol Positif dengan

Metode ABTS

Hasil pengukuran aktivitas antioksidan berdasarkan penentuan IC50 dari

vitamin C dengan ABTS sebagai radikal bebas yang diukur absorbansinya pada

menit ke-60 pada panjang gelombang maksimum 737 nm dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Data pengukuran yang di dapatkan seperti pada tabel

5.5.

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Absorbansi Larutan Uji Dan Kontrol Positif

Dengan Metode ABTS

Larutan Kadar (ppm) Absorbansi

Rata-Rata 1 2 3

Larutan Cuka

Apel

6187,5 0,539 0,524 0,543 0,535

12.375 0,536 0,523 0,524 0,528

24.750 0,534 0,521 0,521 0,525

49.500 0,529 0,52 0,519 0,523

99.000 0,522 0,516 0,515 0,518

Page 12: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

48

Kadar (ppm) Absorbansi

Rata-Rata 1 2 3

99000 0,522 0,516 0,515 0,518

198000 0,518 0,514 0,512 0,515

792.000 0,437 0,425 0,468 0,443

990.000 0,414 0,421 0,451 0,429

Larutan Kadar (ppm)

Absorbansi

Rata-Rata

1 2 3

Larutan Apel

Manalagi

104 0,497 0,486 0,515 0,499

520 0,495 0,485 0,513 0,498

5.200 0,459 0,469 0,493 0,474

13.000 0,411 0,439 0,47 0,440

15.600 0,403 0,427 0,454 0,428

20.800 0,37 0,405 0,432 0,402

26.000 0,341 0,384 0,412 0,379

52.000 0,243 0,302 0,328 0,291

Larutan Kadar (ppm) Absorbansi

Rata-Rata 1 2 3

Larutan Vitamin

C (Kontrol

Positif)

0,31 0,579 0,559 0,535 0,5577

3,14 0,558 0,542 0,530 0,5433

15,65 0,527 0,521 0,502 0,5167

31,39 0,491 0,481 0,459 0,4770

62,78 0,416 0,406 0,387 0,4030

Page 13: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

49

Gambar 5.9 Grafik Prosentase Penghambatan Larutan Cuka Apel

Gambar 5.10 Grafik Prosentase Penghambatan Larutan Apel Segar

Manalagi

15.30%

16.51%

16.88%

17.30%

18.09%

18.57%

24.00% 29.85%

32.17%

y = 2E-07x + 0.1617 R² = 0.9871

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000

Linearitas Larutan Cuka Apel

y = 5E-06x + 0.2181 R² = 0.9917

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000

Linearitas Larutan Apel Segar Manalagi

Kadar (ppm) Absorbansi

Rata-Rata 1 2 3

94,17 0,309 0,330 0,299 0,3127

125,55 0,268 0,249 0,208 0,2417

Page 14: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

50

Gambar 5.11 Grafik Prosentase Penghambatan Larutan Vitamin C (Kontrol

Positif)

5.2.4 Hasil Perhitungan IC50

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan IC50

y = 0.004x + 0.1207 R² = 0.9989

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

0 20 40 60 80 100 120 140

Linearitas Larutan Vitamin C Sebagai Kontrol Positif

Larutan Konsentrasi

( x)

Prosentase

Penghamb

atan

( y )

Persamaan

Regresi

IC50

(ppm)

Larutan

Cuka Apel

6187,5 15,30 % y = 1,68x10-5

x +

16,1710

R = 0,993

2.014.021,736

12.375 16,51%

24.750 16,88%

49.500 17,30%

99.000 18,09%

198.000 18,57 %

396.000 24,00 %

792.000 29,85%

990.000 32,17%

Page 15: BAB V HASIL PENELITIANeprints.umm.ac.id/42828/6/BAB V.pdf · 5.1.2.1 Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap apel segar. Identifikasi

51

Larutan Konsentrasi

( x)

Prosentase

Penghamb

atan

( y )

Persamaan

Regresi

IC50

(ppm)

Larutan

Apel

Manalagi

104 20,99% y = 5,36x + 21,8098

R = 0,995

43.765,67715

520 21,26%

5.200 25,05%

13.000 30,38%

15.600 32,28%

20.800 36,34%

26.000 40,03%

52.000 53,96%

Larutan

Vitamin C

(Kontrol

Positif)

0,31 11,76% Y=0,3978x+12,0615

R = 0,9994

95,36474

3,14 14,03%

15,65 18,25%

31,39 24,53%

62,78 36,23%

94,17 50,53%

125,55 61,76%