Upload
dinhtu
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
140
BAB V.
KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN
V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN
Dasar Perancangan
Pada dasarnya perencanaan gedung serbaguna ini dimaksudkan untuk
mengadakan suatu wadah aktifitas kegiatan yang berhubungan dengan instansi
pendidikan Universitas Bina Nusantara dan merambah cakupan Universitas Bina
Nusantara untuk skup yang lebih luas, baik kalangan pendidikan dan bisnis yang
dimulai dari Nasional hingga Internasional. Disamping sebagai pengembang kampus
juga sebagai land mark Universitas Bina Nusantara dan kawasan sekitarnya.
V.1.1. Luas Total Perancangan
Lokasi tapak memiliki aturan wajib sebagai berikut:
• Luas Lahan : 14.000 m²
• Luas dasar bangunan : 8.400 m²
• Luas lantai maksimum : 42.000 m²
Kebutuhan Luas Ruang
Kebutuhan total seluruh gedung serbaguna :
Total kebutuhan ruang luar
141
• Konvensi = 6.816,4 m²
• Pameran = 2.332,1 m²
• Fasilitas Penunjang = 1.499 m²
• Servis = 338 m²
• pengelola = 255 m²
Jumlah = 11.240,5 m²
Kebutuhan sirkulasi 20 % = 2.248,1 m²
Jumlah Total = 13.488,6 m²
Luas total bangunan adalah 14.000 m2. Luas total kebutuhan parkir adalah
16.182 m2 untuk 465 unit mobil, dan 540 m2 untuk 186 unit motor.
Jadi kebutuhan total luas bangunan:
Luas Gedung serbaguna = 13.488,6 m²
Luas Parkir = 17.766 m²
Luas total = 31.254.6 m²
• Perkiraan Tinggi Bangunan:
Luas Tapak : 14.000 m2
KDB 60 % : 8.400 m2
Luas Bangunan : 13.488,6 m2
Maka, perkiraan jumlah lapis banguanan adalah:
Perkiraan luas / lantai : 4000 m2
Maka : 13.488,6 / 4000 = 3,4 ~ 4 lantai
142
V.1.2. Topik dan Tema
Topik yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah ”
urban desain”, dengan pengunaan topik ini ingin menggambarkan bagaimana
gedung serbaguna ini dapat menjadi sebuah bangunan yang peka terhadap
lingkungan sekitarnya dan bisa digunakan secara optimal bagi mahaiswa
UBiNus secara khusus dan masyarakat sekitar yang berguna untuk kegiatan
sosial. Dengan berpedoman pada teori-teori urban desain, bangunan ini
diharapkan dapat memecahkan permasalahan dalam hal ini adalah skala kota
di sekitar kampus UBiNus.
Tema yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah
”penerapan aspek-aspek urban desain dalam penyatuan aktifitas dan
lingkungannya”. Aspek-aspek urban desain antara lain,”place for people,
enrich the existing, make connection, work whit the landscape mix use and
forms, manage the invesment, design for change”. Dengan topik ini dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi lingkungan dan masyarakat sekitar
dengan keberadaan bangunan ini. Karena diharapkan menjadi bangunan yang
sopan dan tanggap terhadap lingkungan sekelilingnya dan manusia. Kondisi
area di sekitar lokasi saat ini masih minim sekali akan ruang-ruang umum
yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar terlebih warga UbiNus. Dengan
adanya bangunan gedung serbaguna ini diharapkan tidak hanya memenuhi
fungsinya sebagai sebuah gedung serbaguna tetapi juga dapat menjadi sebuah
area publik yang dapat menjadi sebuah tempat mencari informasi dan sarana
143
berinteraksi antar sesama. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya area-area
terbuka di luar bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang umum lainnya.
V.1.3. Hubungan Skematik
Skema Hubungan Ruang
Staf/pemain
r. control suara, lighting
R.persiapan R.ganti
stage
r.konvensiexit
Loading dock
security
Servis Entrance
Loading dock
toile
r. control suara, lighting
Pengunjung/ Peserta
Toilet, caftaria
bar
parkirPejalan kaki
security
Pre function
Pre function
Main HallKantor
Pengelola
Restoran
cafe
Retail
Pameran
144
Skematik struktur organisasi pihak pengelola bangunan
Skematik Kegiatan Persidangan
General Manager
Manager Teknik
Manager Umum
Manager Pemasaran
Bidang Humas
Bidang Pemasaran
Bidang Perlengkapa
Bidang fasilitas
Bidang pemelihar
aan & penyelngg
araan
Bidang keamanan
Bidang Rumah tangga
Bidang ADM
• Coffee break • Lobbying • Pameran konvensi • Makan siang • Rekreasi • Keperluan lain
Datang
TungguPembukaan
sidang
BREAK
BREAK
sidangPenutupan
sidang
Akomodasi
Pulang
AkomodasiLobbying
145
Skematik Kegiatan Pameran
Skematik Kegiatan Pertunjukan
Skematik Kegiatan Pengelola
Datang
Loading barang
r. Bounden ware house
Atur denah
eksebisi
Pembukaan pameran
Eksebisi
Set-up stand
Pendirian stand
Show display
Penutupan pameran
Break down,
bongkar stand
Pemasukan materi
Penarikan kabel
Datang
Lobby, resepsionis informasi
Perayaan
Tiket
Break
Pulang
Sidang/pleno
Entertaiment
Graduation
sidang
Snack bar/ lounge
Datang
Gudang alat Meja/kursi
R.pemyimpanan alat: Micropone, slide projector, interprnter boot,
dll
Diperiksa
Set-up selesai
146
V.2. KONSEP PERANCANGAN TAPAK
Konsep perancangan tapak dalam proyek gedung serbaguna ini mengacu pada
topik yang sudah ada yaitu ”urban desain”, sehingga dalam perancangan tapak ini
akan muncul area terbuka yang dihasilkan dari analisa lingkungan yang ada yang
akan di gunakan sebagai urban room bagi pengguna gedung atau pun masyarakat
sekitarnya sebagai sarana umum dan sosial.
V.2.1. Sirkulasi di Luar Tapak
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang telah ditentukan
pada tahap analisa, maka ada beberapa kesimpulan yang akan diterapkan pada
perancangan gedung serbaguna ini, yaitu:
• Main Entarance Mobil
Gambar 36: Main entrance mobil
147
Pertimbangan:
- Pintu masuk tidak berada di jalan utama untuk menghindari dan
mengurangi sirkulasi jalan utama yang sangat padat dan mecet.
- Di depan pintu masuk merupakan boulevard jalur dua arah yang
efektif untuk sirkulasi keluar dan masuk dari bangunan dan juga
pertimbangan antrian mobil menuju bangunan, sehingga tidak
menambah kemacetan bagi jalan utama.
- Jalur dua arah di depan pintu masuk relatif tidak begitu padat karena
merupakan jalan untuk menuju ke pemukiman, bukan jalan utama.
• Main Entarance Pejalan Kaki
Gambar 37: Main entrance pejalan kaki alternatif I
Petimbangan:
- Berada di jalan utama, tidak tersembunyi dan lebih mengundang.
148
- Merupakan akses terdekat pejalan kaki dari kedua Kampus UBiNus.
- Berada di posisi yang berbeda dari pintu masuk mobil sehingga tidak
terjadi persilangan sirkulasi.
- Pintu masuk dan keluar pejalan kaki berada di jalur yang sama.
• Side Entarnce Mobil
Gambar 38: Side entrance mobil alternatif
Pertimbangan :
- berada di bagian belakang tapak yang merupakan zoning servis.
- dekat dengan staff sehingga memudahkan sirkulasi membawa barang-
barang workshop, partisi dan lain-lain dari servis ke gudang-gudang
perlengkapan pada setiap kegiatan.
149
• Side Entarnce Pejalan Kaki
Pejalan kaki merupakan yang utama disini, oleh karena itu di
keliling bangunan diberi bukaan sebagai akses bagi pejalan kaki, karena
tapak berada di keliling pemukiman yang terdapat banyak jalan-jalan
kecil yang bisa di akses oleh pejalan kaki dari berbagai sudut. Seperti di
bagian belakang tapak yang merupakan jalur alternatif pencapaian dari
Kampus Syahdan.
Gambar 39: Side entrance pejalan kaki
V.2.2. Sirkulasi di Dalam Tapak
Sirkulasi di dalam tapak dipengaruhi oleh zoning dan orientasi massa
bangunan. Hasil dari tahap analisa yang dilakukan sebelumnya adalah sebagai
berikut:
150
Gambar 40: Side entrance pejalan kaki
• Privat
- Berada di bagian dalam tapak yang relatif lebih tenang.
- Berada di bagian belakang tapak agar berdekatan dengan rencana side
entrance dan pintu masuk kendaraan, diharapkan sebagai fasilitas servis
yang diberikan bangunan agar para pengunjung merasakan keamanan.
• Semi Publik
- Berisi program-program penunjang dan pemberi informasi seperti kantor
pengelola.
- Sebagai pusat seluruh area yang ada.
- Terdapat hall yang juga sebagai main entrance.
• Publik
- Berada di posisi yang bisa dengan mudah mengakses ke tiga zona
lainnya.
- Berada di sisi utara tapak karena menghadap ke area pemukiman yang
relatif tenang sehingga para staff dapat bekerja dengan optimal.
- Sisi utara sebagai akses kemungkinan terbesar jalan pintas kampus
syahdan.
privat
Semi publik
publik
servis
151
• Servis
- Berada di bagian belakang, berdekatan dengan side entrance (sirkulasi
servis) dan rencana lokasi parkir mobil dan motor.
- Karena akses jalannya lebih tersembunyi, dan cocok sebagai letak center
servis pendistribusian vertikal, loading dock dan gudang.
Hasil dari analisa sirkulasi dan juga penzoningan menghasilkan pemecahan
lahan yang bertujuan memberikan sifat bangunan menjadi lebih ramah kepada
lingkungannya, serta memberikan akses-akses yang memudahkan pengunjung
ataupun masyarakat yang hanya melintas ke tempat tujuannya, tidak hanya
semata memberikan kemudahan akses tetapi bertujuan khusus untuk
menghidupkan kawasan bangunan dengan akses-akses yang telah dibuat.
V.3. KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN
V.3.1. Sirkulasi di Dalam Tapak
Bentuk bangunan tidak mengacu pada suatu aliran atau gaya arsitektur
tertentu, tetapi sesuai dengna topik yaitu ”urban desain” yang nantinya setiap
bentuk dan ruang yang tercipta adalah berdasarkan teori-teori urban desain
pejalan kaki ME SE
152
yang dapat digunakan oleh mahasiswa UBiNus secara khusus dan masyarakat
sekitar secara umum sebagai suatu sarana publik. Respon terhadap lingkungan
dan bangunan eksisting secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi bentuk dari bangunan ini.
Gambar 41: Analisa sirkulasi dengan pergerakan bangunan
• Memaksimalkan tapak • Radiasi masih terlalu
banyak
• Pembagian sinar matahari merata
• Pergeseran juga dikarenakan view pada bangunan ; mengarah ke jalan utama sebagai penyambut, menghadap ke kampus Anggrek, menghadap ke kampus Syahdan, dan mengarah ke ME.
• Penggunaan lahan secara maksimal
• Mendapatkan view yang baik dan tanggapan hadapan bangunan yang baik kepada ling sekitar.
153
Untuk fasade bangunan sendiri terjadi akibat kebutuhan dan fungsi akan
bangunan tersebut baik dari dalam maupun dari lingkungan di luar, kesan
modern dan bangunan yang berteknologi tak habis dimakan waktu adalah
kesan yang ingin ditampilkan, serta juga penggunaan analogi dari simbol-
simbol Univeritas Bina Nusanara. Penggunaan material yang tepat juga akan
memperkuat kesan yang ingin disampaikan oleh bangunan ini, dengan
mengkombinasikan material alami yang terkesan lembut dan material buatan
yang terkesan kokoh dan modern akan menambah nilai estika dan juga
disempurnakan dengan pencahayaan yang baik untuk bangunan, sehingga
menciptakan bangunan yang juga anggun.
V.3.2. Sirkulasi Bangunan
Sesuai dengan tahap analisa yang sebelumnya dilakukan, jalur sirkulasi
yang diterapkan pada perancangan ini adalah sirkulasi horizontal dan vertikal.
Sirkulasi horizontal yang digunakan dalam perancangan ini adalah redial dan
linier menerus, karena sesuai fungsi gedung serbaguna dimana terdapat pusat
dimulai dari main entrance, lobby dan pusat informasi yang menjadi pusat dari
bangunan ini.Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan alat bantu lift, eskalator
dan tangga darudat untuk penanggulangan bencana kebakaran.
V.3.3. Massa Bangunan
Bentuk massa bangunan pada perancangan gedung sebaguna ini di
adaptasi dari analogi simbol-simbol Universitas Bina Nusantara, yang
154
disesuaikan juga dengan analisa dalam tapak tesebut. Pembentukan massa dari
analisa bentuk tapak, sirkulasi dan penzoningan yang telah terbentuk dibuat
menjadi bangunan yang fluid, geometri dan spatis berusaha menciptakan
kedinamisan bentuk dan space untuk mendukung adanya keunikan perjalanan
dan public employment bagi masyarakat. Penggabungan bentuk persegi
panjang dengan bentuk elips tidak mengurangu fungsi di dalam bangunannya,
karena dominan yang terjadi didalam bangunan adalah bentuk persegi
sehingga dalam segi layout tetap dapat sisesuaikan dengan fungsi ruang yang
di dalamnya.
V.4. SISTEM MASSA BANGUNAN
V.4.1. Pola Massa Bangunan
Pola massa bangunan yang akan diterapkan dalam perancangan gedung
serbaguna ini adalah pola massa bangunan tunggal, alasannya adalah karena
setiap fungsi dari program ruang yang ada di dalam gedung serbaguna ini
harus saling berhubungan meskipun memiliki fungsi yang berbedadan
memiliki pusat dalam bangunannya. Dan pertimbangan secara umum dari
pemilihan pola ini adalah:
- Kebutuhan lahan sempit.
- Sirkulasi pencapaian menjadi cepat dan efisien.
- Pengawasan dan pemeliharaan lebih mudah.
- Sifat bangunan terpusat.
155
Pola Massa Bangunan Tunggal
Gambar 42: Pola massa bangunan tunggal
Penampilan Bangunan
Menghadap jalan utama
Menghadap kampus anggrek
Menghadap kampus syahdan
Menghadap Main Entrance
1 2 3 4
1
2
34
156
Garis Ketinggian Bangunan (skyline)
157
V.4.2. Struktur dan Konstruksi
Struktur bentang lebar bisa dijadikan alternatif dalam pemilihan jenis
struktur yang lebih sederhana dalam proyek bangunan konvevsi, adalah:
• Struktur Rangka
Unsur utama dari struktur ini adalah kolom dan balok, yang masing-
masing berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya ke tanah serta sebagi
penerima beban horizontal yang diteruskan ke kolom.
Struktur rangka bisa jadi alternatif dalan pemilihan jenis struktur rangka
yang lebih spesifik, adalah:
• Struktur Rangka Batang
Terdiri dari rangka batang horizontal dan vertikal yang menerima
gaya tekan dan batang diagonal yang menahan gaya tarik.
Struktur bagian bawah bangunan merupakan struktur yang berada di
bagian bawah bangunan yang langsung berhubungan dengan tanah.
Berdasarkan bangunan konvensi, maka alternatif pemilihan sub struktur yang
sesuai adalah:
Pondasi Tiang Pancang
158
Keterangan Kerugian - untuk keadaaan dimana kedalaman tanah
keras jauh dari permukaan tanah - menggunakan bahan baja beton bertulang,
baik yang monolit atau tidak dibuat pre-fabrikasi dan dipancangkan dengan cara di pukul hingga mencapai kedalaman tanah keras
- bapat menahan beban yang cukup besar (50 ton/m2)
- pemasangan tiang pancang memberi pengaruh getaran pada daerah sekitarnya
- dampak suara bising
V.4.3. Sistem Pencahayaan
Beberapa sistem penerangan yang dapat diterapkan dalam proyek ini, adalah:
• sistem pencahayaan langsung
• sistem down light (tenggelam pada plafon, menghindari silau secara
langsung)
• sistem up light (memantulkan cahaya ke plafon untuk mengurangi silau
dan menambah unsur estetika)
• daya yang dibutuhkan masing-masing ruang:
- 200 lux untuk foyer
- 300 lux untuk ruang konvesi
- 500 lux untuk ruang pameran
V.4.4. Sistem Instalasi Listrik
Berdasarkan analisa yang telah diurai sebelumnya maka sistem yang
digunakan, adalah:
PLN
Trafo
Panel tegangan
tinggi
Genset
Panel kontrol
Panel tegangan rendahPanel utama Panel
cabang Titik
distribusi
159
Phone
V.4.5. Sistem Tata Suara
Berdasarkan analisa sistem tata suara menggunakan Central Loundspeaker
(sistem pengeras suara terpusat), berdasarkan kebutuhan tuntutan, frekwensi
kebutuhan dan fasilitas yang disewakan.
V.4.6. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan di dalam external bangunan menggunakan
sistem telepon langsung atau sistem PABX dan pada internal menggunakan
interkom
External
Phone
PhoneMain distribution
frame operator
Private autonatic exchange (PABX)
panel
PLN
baterypanel
TELKOM
160
Internal
V.4.7. Sistem Tata Udara
Berdasarkan analisa penggunaan system tata udata menggunakan system
pengudaraan buatan yang di bagi menjadi 2, yaitu pengunaan AC central pada
bangunan utama, dan Ac split pada bangunan servis.
V.4.8. Sistem Sanitasi
Air bersih
Air kotor
intercom
intercom
intercom
intercom
PDAM R.reservoir Presure pump
sprinkle
Hydran
toilet
dapur
161
Air limbah
V.4.9. Sistem Penangkal Petir
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem penangkal petir yang dipilih
adalah tipe sangkar faraday.
V.4.10. Sistem Pembuangan Sampah
V.4.11. Sistem Keamanan
Sampar r.dalam
Sampar r.luar
Tempat sampah
TPS
TPA
organik anorganik
Air hujan
Bak kontrol Riol kotaWastafel,
dapur, urinoir
Riol kotaLimbah Closet spitank
Sumur resapan
api
detektor
Smoke detektor
162
V.5. SKEMTIK DESAIN
Secara umum, konsep desain yang digunakan dalam perancangan gedung
serbaguna ini sesuai dengan topik dan tema. Dalam kaitan dengan konsep
perancangan yang dilihat dari potensi-potensi yang berada dilingkungan. Keberadaan
bangunan (dalam konteks kepemilikan Bina Nusantara)memiliki andil dalam
pemikiran dan pembentukan bangunan (bentuk dan simbol-simbol Bina Nusantara).
Pengolahan tapak memfokuskan urban desai pada pejalan kaki dan bangunan dengan
sekala kota di lingkup Universita Bina Nusantara, dan juga dapat menyelesaikan
permasalahan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan serta pencapaian ke dalam tapak.
Pada bangunan itu sendiri diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar
dan bangunan-bangunan eksisting yang telah ada.
V.5.1. Tapak
Pemecahan tapak mengikuti beberapa jalan yang ada di sekitar tapak
dilakukan untuk memberikan tapak yang menyatu dengan lingkungannya
sekaligus memberikan akses langsung dari beberapa jalur antara kampus
Heat detector Panel
alaram
Alat pemadam
sprinkler
Portable estinguisher
Fire hidrant
163
UBiNus dengan tapak baik dari jalan utama maupun jalan-jalan kecil yang ada
di belakangnya.
Gambar 43: Pemecahan Tapak
V.5.2. Eksterior
Selain bentuk massa bangunan yang dihasilkan berdasarkan pemecahan
tapak akibat analisa dari kemungkinan pergerakan aktifitas, yang akan
memberikan dampak pada bentuk bangunan yang terpisah-pisah sehingga
terbentuk ruang-ruang kosong yang memberikan dampak bangunan tidak
begitu besar serta ringan dan juga tidak menambahkan visualisasi kepadatan
untuk daerah tersebut.
Pemecahan tapak mengakibatkan banyak fasad yang harus diolah,
karena memiliki 4 tampak sisi yang harus diperhatikan, dari segi kulit
bangunan, iklim dan juga fungsi ruangan yang berada di dalam, di mulai dari
penggunaan kaca serta bukaan, bahan penutup seperti dinding masif ataupun
clading. Secara keseluruhan, kesan yang ingin ditampilkan dari bangunan ini
164
adalah menyatu dengan ligkungan sekitar dan terkesan modern dari segi
bentuk dan fungsi.
V.5.3. Interior
Berdasarkan fungsi bangunan utama yaitu sebuah ruang pertemun yang
sangat fleksibel dari segi kapasitas, sehingga perencanaan dalam bangunanya
harus bersatu dengan struktur pada bangunan, dan terjadi pembentukan
struktur bantang lebar dengan meminimalkan struktur kolom agar tidak
mengganggu kegiatan aktifitas didalamnya.