25
140 BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dasar Perancangan Pada dasarnya perencanaan gedung serbaguna ini dimaksudkan untuk mengadakan suatu wadah aktifitas kegiatan yang berhubungan dengan instansi pendidikan Universitas Bina Nusantara dan merambah cakupan Universitas Bina Nusantara untuk skup yang lebih luas, baik kalangan pendidikan dan bisnis yang dimulai dari Nasional hingga Internasional. Disamping sebagai pengembang kampus juga sebagai land mark Universitas Bina Nusantara dan kawasan sekitarnya. V.1.1. Luas Total Perancangan Lokasi tapak memiliki aturan wajib sebagai berikut: Luas Lahan : 14.000 m² Luas dasar bangunan : 8.400 m² Luas lantai maksimum : 42.000 m² Kebutuhan Luas Ruang Kebutuhan total seluruh gedung serbaguna : Total kebutuhan ruang luar

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

  • Upload
    dinhtu

  • View
    226

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

140

BAB V.

KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN

V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN

Dasar Perancangan

Pada dasarnya perencanaan gedung serbaguna ini dimaksudkan untuk

mengadakan suatu wadah aktifitas kegiatan yang berhubungan dengan instansi

pendidikan Universitas Bina Nusantara dan merambah cakupan Universitas Bina

Nusantara untuk skup yang lebih luas, baik kalangan pendidikan dan bisnis yang

dimulai dari Nasional hingga Internasional. Disamping sebagai pengembang kampus

juga sebagai land mark Universitas Bina Nusantara dan kawasan sekitarnya.

V.1.1. Luas Total Perancangan

Lokasi tapak memiliki aturan wajib sebagai berikut:

• Luas Lahan : 14.000 m²

• Luas dasar bangunan : 8.400 m²

• Luas lantai maksimum : 42.000 m²

Kebutuhan Luas Ruang

Kebutuhan total seluruh gedung serbaguna :

Total kebutuhan ruang luar

Page 2: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

141

• Konvensi = 6.816,4 m²

• Pameran = 2.332,1 m²

• Fasilitas Penunjang = 1.499 m²

• Servis = 338 m²

• pengelola = 255 m²

Jumlah = 11.240,5 m²

Kebutuhan sirkulasi 20 % = 2.248,1 m²

Jumlah Total = 13.488,6 m²

Luas total bangunan adalah 14.000 m2. Luas total kebutuhan parkir adalah

16.182 m2 untuk 465 unit mobil, dan 540 m2 untuk 186 unit motor.

Jadi kebutuhan total luas bangunan:

Luas Gedung serbaguna = 13.488,6 m²

Luas Parkir = 17.766 m²

Luas total = 31.254.6 m²

• Perkiraan Tinggi Bangunan:

Luas Tapak : 14.000 m2

KDB 60 % : 8.400 m2

Luas Bangunan : 13.488,6 m2

Maka, perkiraan jumlah lapis banguanan adalah:

Perkiraan luas / lantai : 4000 m2

Maka : 13.488,6 / 4000 = 3,4 ~ 4 lantai

Page 3: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

142

V.1.2. Topik dan Tema

Topik yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah ”

urban desain”, dengan pengunaan topik ini ingin menggambarkan bagaimana

gedung serbaguna ini dapat menjadi sebuah bangunan yang peka terhadap

lingkungan sekitarnya dan bisa digunakan secara optimal bagi mahaiswa

UBiNus secara khusus dan masyarakat sekitar yang berguna untuk kegiatan

sosial. Dengan berpedoman pada teori-teori urban desain, bangunan ini

diharapkan dapat memecahkan permasalahan dalam hal ini adalah skala kota

di sekitar kampus UBiNus.

Tema yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah

”penerapan aspek-aspek urban desain dalam penyatuan aktifitas dan

lingkungannya”. Aspek-aspek urban desain antara lain,”place for people,

enrich the existing, make connection, work whit the landscape mix use and

forms, manage the invesment, design for change”. Dengan topik ini dapat

memberikan daya tarik tersendiri bagi lingkungan dan masyarakat sekitar

dengan keberadaan bangunan ini. Karena diharapkan menjadi bangunan yang

sopan dan tanggap terhadap lingkungan sekelilingnya dan manusia. Kondisi

area di sekitar lokasi saat ini masih minim sekali akan ruang-ruang umum

yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar terlebih warga UbiNus. Dengan

adanya bangunan gedung serbaguna ini diharapkan tidak hanya memenuhi

fungsinya sebagai sebuah gedung serbaguna tetapi juga dapat menjadi sebuah

area publik yang dapat menjadi sebuah tempat mencari informasi dan sarana

Page 4: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

143

berinteraksi antar sesama. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya area-area

terbuka di luar bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang umum lainnya.

V.1.3. Hubungan Skematik

Skema Hubungan Ruang

Staf/pemain

r. control suara, lighting

R.persiapan R.ganti

stage

r.konvensiexit

Loading dock

security

Servis Entrance

Loading dock

toile

r. control suara, lighting

Pengunjung/ Peserta

Toilet, caftaria

bar

parkirPejalan kaki

security

Pre function

Pre function

Main HallKantor

Pengelola

Restoran

cafe

Retail

Pameran

Page 5: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

144

Skematik struktur organisasi pihak pengelola bangunan

Skematik Kegiatan Persidangan

General Manager

Manager Teknik

Manager Umum

Manager Pemasaran

Bidang Humas

Bidang Pemasaran

Bidang Perlengkapa

Bidang fasilitas

Bidang pemelihar

aan & penyelngg

araan

Bidang keamanan

Bidang Rumah tangga

Bidang ADM

• Coffee break • Lobbying • Pameran konvensi • Makan siang • Rekreasi • Keperluan lain

Datang

TungguPembukaan

sidang

BREAK

BREAK

sidangPenutupan

sidang

Akomodasi

Pulang

AkomodasiLobbying

Page 6: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

145

Skematik Kegiatan Pameran

Skematik Kegiatan Pertunjukan

Skematik Kegiatan Pengelola

Datang

Loading barang

r. Bounden ware house

Atur denah

eksebisi

Pembukaan pameran

Eksebisi

Set-up stand

Pendirian stand

Show display

Penutupan pameran

Break down,

bongkar stand

Pemasukan materi

Penarikan kabel

Datang

Lobby, resepsionis informasi

Perayaan

Tiket

Break

Pulang

Sidang/pleno

Entertaiment

Graduation

sidang

Snack bar/ lounge

Datang

Gudang alat Meja/kursi

R.pemyimpanan alat: Micropone, slide projector, interprnter boot,

dll

Diperiksa

Set-up selesai

Page 7: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

146

V.2. KONSEP PERANCANGAN TAPAK

Konsep perancangan tapak dalam proyek gedung serbaguna ini mengacu pada

topik yang sudah ada yaitu ”urban desain”, sehingga dalam perancangan tapak ini

akan muncul area terbuka yang dihasilkan dari analisa lingkungan yang ada yang

akan di gunakan sebagai urban room bagi pengguna gedung atau pun masyarakat

sekitarnya sebagai sarana umum dan sosial.

V.2.1. Sirkulasi di Luar Tapak

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang telah ditentukan

pada tahap analisa, maka ada beberapa kesimpulan yang akan diterapkan pada

perancangan gedung serbaguna ini, yaitu:

• Main Entarance Mobil

Gambar 36: Main entrance mobil

Page 8: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

147

Pertimbangan:

- Pintu masuk tidak berada di jalan utama untuk menghindari dan

mengurangi sirkulasi jalan utama yang sangat padat dan mecet.

- Di depan pintu masuk merupakan boulevard jalur dua arah yang

efektif untuk sirkulasi keluar dan masuk dari bangunan dan juga

pertimbangan antrian mobil menuju bangunan, sehingga tidak

menambah kemacetan bagi jalan utama.

- Jalur dua arah di depan pintu masuk relatif tidak begitu padat karena

merupakan jalan untuk menuju ke pemukiman, bukan jalan utama.

• Main Entarance Pejalan Kaki

Gambar 37: Main entrance pejalan kaki alternatif I

Petimbangan:

- Berada di jalan utama, tidak tersembunyi dan lebih mengundang.

Page 9: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

148

- Merupakan akses terdekat pejalan kaki dari kedua Kampus UBiNus.

- Berada di posisi yang berbeda dari pintu masuk mobil sehingga tidak

terjadi persilangan sirkulasi.

- Pintu masuk dan keluar pejalan kaki berada di jalur yang sama.

• Side Entarnce Mobil

Gambar 38: Side entrance mobil alternatif

Pertimbangan :

- berada di bagian belakang tapak yang merupakan zoning servis.

- dekat dengan staff sehingga memudahkan sirkulasi membawa barang-

barang workshop, partisi dan lain-lain dari servis ke gudang-gudang

perlengkapan pada setiap kegiatan.

Page 10: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

149

• Side Entarnce Pejalan Kaki

Pejalan kaki merupakan yang utama disini, oleh karena itu di

keliling bangunan diberi bukaan sebagai akses bagi pejalan kaki, karena

tapak berada di keliling pemukiman yang terdapat banyak jalan-jalan

kecil yang bisa di akses oleh pejalan kaki dari berbagai sudut. Seperti di

bagian belakang tapak yang merupakan jalur alternatif pencapaian dari

Kampus Syahdan.

Gambar 39: Side entrance pejalan kaki

V.2.2. Sirkulasi di Dalam Tapak

Sirkulasi di dalam tapak dipengaruhi oleh zoning dan orientasi massa

bangunan. Hasil dari tahap analisa yang dilakukan sebelumnya adalah sebagai

berikut:

Page 11: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

150

Gambar 40: Side entrance pejalan kaki

• Privat

- Berada di bagian dalam tapak yang relatif lebih tenang.

- Berada di bagian belakang tapak agar berdekatan dengan rencana side

entrance dan pintu masuk kendaraan, diharapkan sebagai fasilitas servis

yang diberikan bangunan agar para pengunjung merasakan keamanan.

• Semi Publik

- Berisi program-program penunjang dan pemberi informasi seperti kantor

pengelola.

- Sebagai pusat seluruh area yang ada.

- Terdapat hall yang juga sebagai main entrance.

• Publik

- Berada di posisi yang bisa dengan mudah mengakses ke tiga zona

lainnya.

- Berada di sisi utara tapak karena menghadap ke area pemukiman yang

relatif tenang sehingga para staff dapat bekerja dengan optimal.

- Sisi utara sebagai akses kemungkinan terbesar jalan pintas kampus

syahdan.

privat

Semi publik

publik

servis

Page 12: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

151

• Servis

- Berada di bagian belakang, berdekatan dengan side entrance (sirkulasi

servis) dan rencana lokasi parkir mobil dan motor.

- Karena akses jalannya lebih tersembunyi, dan cocok sebagai letak center

servis pendistribusian vertikal, loading dock dan gudang.

Hasil dari analisa sirkulasi dan juga penzoningan menghasilkan pemecahan

lahan yang bertujuan memberikan sifat bangunan menjadi lebih ramah kepada

lingkungannya, serta memberikan akses-akses yang memudahkan pengunjung

ataupun masyarakat yang hanya melintas ke tempat tujuannya, tidak hanya

semata memberikan kemudahan akses tetapi bertujuan khusus untuk

menghidupkan kawasan bangunan dengan akses-akses yang telah dibuat.

V.3. KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

V.3.1. Sirkulasi di Dalam Tapak

Bentuk bangunan tidak mengacu pada suatu aliran atau gaya arsitektur

tertentu, tetapi sesuai dengna topik yaitu ”urban desain” yang nantinya setiap

bentuk dan ruang yang tercipta adalah berdasarkan teori-teori urban desain

pejalan kaki ME SE

Page 13: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

152

yang dapat digunakan oleh mahasiswa UBiNus secara khusus dan masyarakat

sekitar secara umum sebagai suatu sarana publik. Respon terhadap lingkungan

dan bangunan eksisting secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi bentuk dari bangunan ini.

Gambar 41: Analisa sirkulasi dengan pergerakan bangunan

• Memaksimalkan tapak • Radiasi masih terlalu

banyak

• Pembagian sinar matahari merata

• Pergeseran juga dikarenakan view pada bangunan ; mengarah ke jalan utama sebagai penyambut, menghadap ke kampus Anggrek, menghadap ke kampus Syahdan, dan mengarah ke ME.

• Penggunaan lahan secara maksimal

• Mendapatkan view yang baik dan tanggapan hadapan bangunan yang baik kepada ling sekitar.

Page 14: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

153

Untuk fasade bangunan sendiri terjadi akibat kebutuhan dan fungsi akan

bangunan tersebut baik dari dalam maupun dari lingkungan di luar, kesan

modern dan bangunan yang berteknologi tak habis dimakan waktu adalah

kesan yang ingin ditampilkan, serta juga penggunaan analogi dari simbol-

simbol Univeritas Bina Nusanara. Penggunaan material yang tepat juga akan

memperkuat kesan yang ingin disampaikan oleh bangunan ini, dengan

mengkombinasikan material alami yang terkesan lembut dan material buatan

yang terkesan kokoh dan modern akan menambah nilai estika dan juga

disempurnakan dengan pencahayaan yang baik untuk bangunan, sehingga

menciptakan bangunan yang juga anggun.

V.3.2. Sirkulasi Bangunan

Sesuai dengan tahap analisa yang sebelumnya dilakukan, jalur sirkulasi

yang diterapkan pada perancangan ini adalah sirkulasi horizontal dan vertikal.

Sirkulasi horizontal yang digunakan dalam perancangan ini adalah redial dan

linier menerus, karena sesuai fungsi gedung serbaguna dimana terdapat pusat

dimulai dari main entrance, lobby dan pusat informasi yang menjadi pusat dari

bangunan ini.Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan alat bantu lift, eskalator

dan tangga darudat untuk penanggulangan bencana kebakaran.

V.3.3. Massa Bangunan

Bentuk massa bangunan pada perancangan gedung sebaguna ini di

adaptasi dari analogi simbol-simbol Universitas Bina Nusantara, yang

Page 15: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

154

disesuaikan juga dengan analisa dalam tapak tesebut. Pembentukan massa dari

analisa bentuk tapak, sirkulasi dan penzoningan yang telah terbentuk dibuat

menjadi bangunan yang fluid, geometri dan spatis berusaha menciptakan

kedinamisan bentuk dan space untuk mendukung adanya keunikan perjalanan

dan public employment bagi masyarakat. Penggabungan bentuk persegi

panjang dengan bentuk elips tidak mengurangu fungsi di dalam bangunannya,

karena dominan yang terjadi didalam bangunan adalah bentuk persegi

sehingga dalam segi layout tetap dapat sisesuaikan dengan fungsi ruang yang

di dalamnya.

V.4. SISTEM MASSA BANGUNAN

V.4.1. Pola Massa Bangunan

Pola massa bangunan yang akan diterapkan dalam perancangan gedung

serbaguna ini adalah pola massa bangunan tunggal, alasannya adalah karena

setiap fungsi dari program ruang yang ada di dalam gedung serbaguna ini

harus saling berhubungan meskipun memiliki fungsi yang berbedadan

memiliki pusat dalam bangunannya. Dan pertimbangan secara umum dari

pemilihan pola ini adalah:

- Kebutuhan lahan sempit.

- Sirkulasi pencapaian menjadi cepat dan efisien.

- Pengawasan dan pemeliharaan lebih mudah.

- Sifat bangunan terpusat.

Page 16: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

155

Pola Massa Bangunan Tunggal

Gambar 42: Pola massa bangunan tunggal

Penampilan Bangunan

Menghadap jalan utama

Menghadap kampus anggrek

Menghadap kampus syahdan

Menghadap Main Entrance

1 2 3 4

1

2

34

Page 17: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

156

Garis Ketinggian Bangunan (skyline)

Page 18: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

157

V.4.2. Struktur dan Konstruksi

Struktur bentang lebar bisa dijadikan alternatif dalam pemilihan jenis

struktur yang lebih sederhana dalam proyek bangunan konvevsi, adalah:

• Struktur Rangka

Unsur utama dari struktur ini adalah kolom dan balok, yang masing-

masing berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya ke tanah serta sebagi

penerima beban horizontal yang diteruskan ke kolom.

Struktur rangka bisa jadi alternatif dalan pemilihan jenis struktur rangka

yang lebih spesifik, adalah:

• Struktur Rangka Batang

Terdiri dari rangka batang horizontal dan vertikal yang menerima

gaya tekan dan batang diagonal yang menahan gaya tarik.

Struktur bagian bawah bangunan merupakan struktur yang berada di

bagian bawah bangunan yang langsung berhubungan dengan tanah.

Berdasarkan bangunan konvensi, maka alternatif pemilihan sub struktur yang

sesuai adalah:

Pondasi Tiang Pancang

Page 19: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

158

Keterangan Kerugian - untuk keadaaan dimana kedalaman tanah

keras jauh dari permukaan tanah - menggunakan bahan baja beton bertulang,

baik yang monolit atau tidak dibuat pre-fabrikasi dan dipancangkan dengan cara di pukul hingga mencapai kedalaman tanah keras

- bapat menahan beban yang cukup besar (50 ton/m2)

- pemasangan tiang pancang memberi pengaruh getaran pada daerah sekitarnya

- dampak suara bising

V.4.3. Sistem Pencahayaan

Beberapa sistem penerangan yang dapat diterapkan dalam proyek ini, adalah:

• sistem pencahayaan langsung

• sistem down light (tenggelam pada plafon, menghindari silau secara

langsung)

• sistem up light (memantulkan cahaya ke plafon untuk mengurangi silau

dan menambah unsur estetika)

• daya yang dibutuhkan masing-masing ruang:

- 200 lux untuk foyer

- 300 lux untuk ruang konvesi

- 500 lux untuk ruang pameran

V.4.4. Sistem Instalasi Listrik

Berdasarkan analisa yang telah diurai sebelumnya maka sistem yang

digunakan, adalah:

PLN

Trafo

Panel tegangan

tinggi

Genset

Panel kontrol

Panel tegangan rendahPanel utama Panel

cabang Titik

distribusi

Page 20: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

159

Phone

V.4.5. Sistem Tata Suara

Berdasarkan analisa sistem tata suara menggunakan Central Loundspeaker

(sistem pengeras suara terpusat), berdasarkan kebutuhan tuntutan, frekwensi

kebutuhan dan fasilitas yang disewakan.

V.4.6. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan di dalam external bangunan menggunakan

sistem telepon langsung atau sistem PABX dan pada internal menggunakan

interkom

External

Phone

PhoneMain distribution

frame operator

Private autonatic exchange (PABX)

panel

PLN

baterypanel

TELKOM

Page 21: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

160

Internal

V.4.7. Sistem Tata Udara

Berdasarkan analisa penggunaan system tata udata menggunakan system

pengudaraan buatan yang di bagi menjadi 2, yaitu pengunaan AC central pada

bangunan utama, dan Ac split pada bangunan servis.

V.4.8. Sistem Sanitasi

Air bersih

Air kotor

intercom

intercom

intercom

intercom

PDAM R.reservoir Presure pump

sprinkle

Hydran

toilet

dapur

Page 22: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

161

Air limbah

V.4.9. Sistem Penangkal Petir

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem penangkal petir yang dipilih

adalah tipe sangkar faraday.

V.4.10. Sistem Pembuangan Sampah

V.4.11. Sistem Keamanan

Sampar r.dalam

Sampar r.luar

Tempat sampah

TPS

TPA

organik anorganik

Air hujan

Bak kontrol Riol kotaWastafel,

dapur, urinoir

Riol kotaLimbah Closet spitank

Sumur resapan

api

detektor

Smoke detektor

Page 23: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

162

V.5. SKEMTIK DESAIN

Secara umum, konsep desain yang digunakan dalam perancangan gedung

serbaguna ini sesuai dengan topik dan tema. Dalam kaitan dengan konsep

perancangan yang dilihat dari potensi-potensi yang berada dilingkungan. Keberadaan

bangunan (dalam konteks kepemilikan Bina Nusantara)memiliki andil dalam

pemikiran dan pembentukan bangunan (bentuk dan simbol-simbol Bina Nusantara).

Pengolahan tapak memfokuskan urban desai pada pejalan kaki dan bangunan dengan

sekala kota di lingkup Universita Bina Nusantara, dan juga dapat menyelesaikan

permasalahan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan serta pencapaian ke dalam tapak.

Pada bangunan itu sendiri diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar

dan bangunan-bangunan eksisting yang telah ada.

V.5.1. Tapak

Pemecahan tapak mengikuti beberapa jalan yang ada di sekitar tapak

dilakukan untuk memberikan tapak yang menyatu dengan lingkungannya

sekaligus memberikan akses langsung dari beberapa jalur antara kampus

Heat detector Panel

alaram

Alat pemadam

sprinkler

Portable estinguisher

Fire hidrant

Page 24: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

163

UBiNus dengan tapak baik dari jalan utama maupun jalan-jalan kecil yang ada

di belakangnya.

Gambar 43: Pemecahan Tapak

V.5.2. Eksterior

Selain bentuk massa bangunan yang dihasilkan berdasarkan pemecahan

tapak akibat analisa dari kemungkinan pergerakan aktifitas, yang akan

memberikan dampak pada bentuk bangunan yang terpisah-pisah sehingga

terbentuk ruang-ruang kosong yang memberikan dampak bangunan tidak

begitu besar serta ringan dan juga tidak menambahkan visualisasi kepadatan

untuk daerah tersebut.

Pemecahan tapak mengakibatkan banyak fasad yang harus diolah,

karena memiliki 4 tampak sisi yang harus diperhatikan, dari segi kulit

bangunan, iklim dan juga fungsi ruangan yang berada di dalam, di mulai dari

penggunaan kaca serta bukaan, bahan penutup seperti dinding masif ataupun

clading. Secara keseluruhan, kesan yang ingin ditampilkan dari bangunan ini

Page 25: BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2008-1-00025-AR Bab 5.pdf · Bentuk massa bangunan pada perancangan

164

adalah menyatu dengan ligkungan sekitar dan terkesan modern dari segi

bentuk dan fungsi.

V.5.3. Interior

Berdasarkan fungsi bangunan utama yaitu sebuah ruang pertemun yang

sangat fleksibel dari segi kapasitas, sehingga perencanaan dalam bangunanya

harus bersatu dengan struktur pada bangunan, dan terjadi pembentukan

struktur bantang lebar dengan meminimalkan struktur kolom agar tidak

mengganggu kegiatan aktifitas didalamnya.