BIOLOGI UMUM

Embed Size (px)

Citation preview

I. PENGENALAN MIKROSKOP DAN PENGAMATAN SEL A. Pengenalan Mikroskop 1.1. Dasar Teori Mikroskop adalah alat bantu pancaindera kita untuk mengamati objek atau gerakan yang sangat kecil atau halus yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Mikroskop sekarang sudah sangat pesat perkembangannya dan mempunyai beberapa jenis, diantaranya adalah mikroskop monokuler, banyangan yang tampak memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit sekali memberi gambaran tentang tingginya. Obyek yang diselidiki harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga ditembus cahaya. Mikroskop terletak pada dasar kaki yang beras dan kokoh, memiliki tiga sistem lensa yaitu ; lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Tabung mikroskop bisa lurus atau bengkok dan berkepala monokuler atau binokuler. Di ujung bawah tabung mikroskop (duduk lensa obyektif) dapat dipasang tiga atau lebih lensa obyektif. Di bawah tabung mikroskop terdapat tempat duduk preparat. Sistem lensa kondensor adalah untuk menerangi obyek dan lensa mikroskop diatasnya (obyektif dan okuler). Pada mikroskop modern terdapat alat penerangan yang dipasang di bagian dasar mikroskop, fungsi untuk menerangi spesimen. Pada mikroskop yang tidak mempunyai alat penerangan, mempunyai cermin datarcekung berfungsi untuk mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan yang pertama yakni menentukan bagian spesimen yang akan terlihat pada akhir bayangan. Ciri penting ialah pembesarannya. (Misalnya 40 x ) dan nilai apaertur (NA) ialah daya pisah suatu lensa terhadap spesimen yang akan diamati menjadi bagian-bagian yang terpisah. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Pembesarannya berkisar 4 x sampai dengan 25 x. Kondensor

2 mendukung terciptanya penerangan pada obyek yang difokuskan sehingga diperoleh cahaya yang maksimal. 1.2. Tujuan Praktikum 1. Memperkenalkan komponen-komponen Mikroskop Biologi dan cara penggunaannya. 2. Mempelajari cara menyiapkan bahan bahan yang akan diamati dibawah mikroskop atau pembuatan preparat. 3. Memahami cara pemeliharaan mikroskop. 1.3. Alat Alat yang digunakan adalah mikroskop biologi (mikroskop binokuler dan monokuler). 1.4. Cara Kerja 1. Cara menggunakan mikroskop 1.1. Menyiapkan mikroskop a. Letakkan mikroskop diatas meja yang kokoh, jangan diatas buku Pada mikroskop yang atau kertas yang berserakan diatas meja. b. c.

menggunakan cermin, aturlah menghadap cahaya. Periksalah mikroskop, bahwa bagian-bagiannya lengkap, dalam Terutama lensa-lensanya, harus dijaga tetap bersih dari debu, air keadaan bersih dan tidak rusak. atau minyak harus dibersihkan dari lensa dengan cara mengusapnya dengan kertas lensa yang bersih. Jangan menggosok dengan benda yang keras atau kasar, karena akan merusak coating nya. d. e. 1.2. Kalau badan atau meja mikroskop kotor, tau berdebu, bersihkan Kenalilah dahulu nama bagian-bagian mikroskop berdasarkan Mengatur Penyinaran dengan lap yang bersih. diagram yang diberikan.

3 Mikroskop biologi ada yang dilengkapi dengan cermin untuk penyinaran, ada pula yang dilengakapi dengan lampu yang telah terpasang (built in lamp). a. Untuk mikroskop yang menggunakan cermin, aturlah cermin Hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh dan Agar didapat sehingga didapatkan cahaya yang betul, seluruh medan pandangan dari mikroskop. merata. Sumber cahaya yang paling sesuai adalah sinar alam dan langit. Dapat pula penyinaran dengan menggunakan lampu. penyinaran yang merata diseluruh medan pandangan disarankan untuk mendapatkan kertas tipis. Misalnya kertas tissue putih di depan lampu. b. Cermin yang lazim dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop yang tanpa kondensor. c. Bagi mikroskop yang dilengkapi dengan kondensor, fungsi kondensor ini adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga menambah kekuatan penyinaran. Kondensor ini biasanya diukur dengan bonggol pengatur kondensor pada posisi yang paling atas, pada keadaan ini akan didapatkan penyinaran kritis, yaitu sumber penyinaran oleh kondensor difokuskan pada obyek, sehingga menjadi bercahaya. d. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan lampu kondensor, biasanya pengaturan banyaknya cahaya dilakukan dengan keping yang dapat diputar, yang mempunyai lubang berbagai ukuran, pilihlah lubang yang sesuai agar dapat terlihat jelas bayangannya. Tidak selalu silau dan terlalu gelap. Pada mikroskop biologi ada dilengkapi dengan lampu terpasang, mengatur penyinaran tinggal menyalakan lampu, dengan kondensor pada posisi paling atas. 1.3. Mengatur Lensa Sebelum mengamati preparat, perhatikan dulu cara mendekatkan dan menjauhkan obyektif dari obyek. Putar sedikit bonggol pengatur kasar ke depan dan ke belakang dengan memperhatikan jarak obyektif dan obyek.

4 Kearah manakah memutar bonggol, agar obyektif mendekati obyek ? (Ada model mikroskop yang pengaturnya dengan menaik-turunkan objektif, tetapi ada pula mikroskop yang mengaturnya dengan menaik-turunkan meja). a. Jauhkan objektif dengan bonggol pengatur kasar sehingga ujung bawah lensa objektif kira-kira 20 mm di atas meja mikroskop. terdengar bunyi klik. b. Pasanglah preparat diatas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Aturlah preparat hingga bagian yang ingin diamati kira-kira dibawah lensa objektif. Pada mikroskop yang lebih lengkap, menggerakkan preparat dengan bonggol penggerak meknis. c. Sambil melihat dari disamping mikroskop, dekatkan objektif dengan bonggol pengatur kasar hingga dengan ujung objektif kira-kira 4 mm. d. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan objektif perlahan-lahan dengan bonggol pengatur kasar hingga bayangan terlihat cukup jelas. Untuk memperjelas lagi gunakan bonggol pengatur halus. e. Aturlah cahaya dengan lever diafragma (atau keping pemutar pada mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor) untuk mendapatkan penyinaran yang baik dan bayangan terlihat jelas. Untuk benda yang transparan, terlalu banyak cahaya menyebabkan bayangan kurang jelas. f. Pindahkan objek yang kan diamati hingga ditengah lapangan pandangan dengan menggeserkan kaca objek. Perhatikan : Bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah terbalik Dengan menggeser kaca objek ke kiri, bayangan berpindah ke Biasakan untuk dapat memindahkan objek yang akan diamati Pindahkan objektif yang terlemah (4 x atau 10 x) ke sumbu optik, sehingga

kanan. Menggeser ke atas, bayangan berpindah ke bawah. dengan cermat dan tepat. Untuk itu diperlukan latihan.

1.4. Mengganti Perbesaran

5 a. Mengganti perbesaran yang paling sering dilakukan adalah dengan mengganti objektif. Sebelum mengganti lensa objektif, terutama kepada lensa yang lebih kuat perbesarannya, tempatkan bayangan yang akan diamatiditengah lapangan pandangan. b. Putarkan objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga terdengar bunyi klik. Pada mikroskop yang masih baik, telah dibuat farfokal, hingga setelah diganti objektif, bayangan masih terlihat. bonggol pengatur halus. c. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar. penyinaran yang paling baik. d. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari meja mikroskop, biasakan memindahkan dahulu objektif yang lemah ke sumbu optik. 1.5. Penting Diperhatikan a. b. Jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang terlalu kuat, Sifat-sifat objektif perbesaran kuat yang kurang menguntungkan Medan pandangan sangat sempit, sehingga kalau pengamatan Aturlah kembali diafragma atau keping pengatur sinar hingga didapatkan Mungkin kurang tepat fokusnya, dan untuk memperjelas tinggal menggunakan

bayangan akan kurang jelas. dan sebaiknya diperhatikan adalah : langsung dengan lensa kuat, sukar untuk mencari atau menemukan objek yang ingin diamati. Jarak kerja (jarak antara ujung lensa dengan benda yang diamati) sangat pendek. Kalau kurang hati-hati dapat mengakibatkan objektif atau preparat rusak kalau terjadi sentuhan. Kedalaman fokus/ bidang fokus sangat sempit. Bayangan yang jelas (dalam fokus) hanya merupakan bidang yang sangat tipis seperti sayatan. Benda yang agak tebal tidak terlihat seluruhnya, atau mungkin menjadi kurang jelas. A. Pengamatan Sel

6 2.1. Dasar Teori Sel merupakan satuan struktur kehidupan yang telah diakui sejak kurang lebih tahun 1830. Konsep ini menjadi salah satu dasar biologi modern dan sangat penting karena dengan menjadikan sel sebagai unit dasar kehidupan, maka akan terfokuskan pada suatu struktur benda hidup yang diteliti dan dipahami agar biologi sebagai ilmu terus maju. Sel-sel tumbuhan pada umumnya lebih mudah diamati dan dipelajari dibandingkan dengan sel-sel hewan sehingga penelaahan mengenai sel tumbuhan berkembang dengan pesat. Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti peluru, kubus, prisma, memanjang, dan lain-lain. Penampang lintangnya mempunyai ukuran rata-rata 1/ 100 1/10 mm (10 100 mikron). Tetapi ada pula sel-sel yang mempunyai diameter 1 mm atau lebih, hingga dapat dilihat dengan mata biasa. Pada umumnya sel terdiri atas 3 bagian : a. b. c. Dinding sel di bagian luarnya. Selapis protoplasma yang melapisi dinding itu dan disebut protoplas (sitoplasma dan nukleus) Rongga yang disebut vakuola sentral yang menempati bagian terbesar rung dalam sel. 2.2. Tujuan : agar mahasiswa mengetahui bentuk dan bagian dari sel tumbuhan dan hewan. 2.3. Alat dan Bahan Praktikum Alat yang digunakan yaitu mikroskop, kaca objek (slide glass), kaca penutup (coverglass), pinset, jarum, silet tajam, dan tusuk gigi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biru metil, air ledeng/ aquadest, lombok merah, wortel, alamanda, sel mukosa mulut, ganggang hidrilla dan kentang. 2.4. Cara Kerja.

7 2.4.1. Preparat segar Sel Tumbuhan 1. Dengan menggunakan jarum, silet tajam atau pinset, ambil irisan tipis dari bahan tumbuhan (epidermis atau irisan melintang bahan). 2. Letakkan pada objek yang telah ditetesi air ledeng, usahakan

jangan ada gelembung udara. ( Catatan : Cara menutup kaca penutup pada gelas objek sebagai berikut ; mula-mula kaca penutup diletakkan miring pada salah satu ujung kaca objek yang ditahan oleh jarum bertangkai. Kemudian jarum perlahan-lahan ditarik sehingga kaca penutup turun sampai akhirnya menempel seluruhnya diatas kaca objek. sekitar objek yang kan diamati ). 3. Amati objek dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10 x, 40 x. Kenali dan gambar bagian-bagiannya : dinding sel, sitoplasma, nukleus dan vakuola. 2.4.2. Preparat segar sel hewan. 1. Sediakan kaca objek bersih dengan setetes air atau biru metil. Korek perlahan-lahan dengan satu jari yang bersih atau dengan tusuk gigi bagian dalam dari pipi anda. 2. Sentuhkan sedikit material diujung jari pada tetesan air di atas objek, kemudian tutup dengan kaca penutup yang juga sudah bersih. 3. Amati objek dibawah mikroskop dengan perbesaran objek 10 x. Sel mukosa mulut sangat transparan, gunakan diagran dengan bukaan kecil. Gambarkan satu sel yang menurut anda paling bagus untuk diamati, gunakan objektif 40 x. Kenali bagian-bagiannya; dinding sel, sitoplasma, nukleus dan vakuola. Cara ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gelembung udara pada dan

8 2.5. Pertanyaan 1. Berapa perbesaran minimum objektif untuk mikroskop biologi ? 2. Apa sebabnya lensa tidak boleh digosok dengan benda kasar ? 3. Mengapa preparat harus dibuat setipis mungkin ? 4. Apa perbedaan sel hewan dengan sel tumbuhan ? 5. Apa yang dapat dilihat dengan jelas dari suatu sel ? 6. Apa sebabnya preparat tersebut dapat berbeda warnanya dan apa saja pigmen-pigmen pembentuknya ?

9

Gambar 1. Mikroskop Monokuler

Gambar 2. Sel Tumbuhan dan sel hewan

10 II. 2.1. Dasar Teori Faktor abiotik adalah faktor fisika dan kimia yang membentuk lingkungan bagi suatu organisme hidup. organisme. Di udara faktor abiotik yang cukup mempengaruhi kehidupan organisme antara lain; suhu, pH, kelembaban, pH, kadar air dan sebagainya. Sedangkan pada perairan antara lain ; suhu, pH, kadar CO2, kecepatan arus (untuk air yang mengalir) dan sebagainya. Pada praktikum ini, faktor yang akan diukur adalah yang paling penting pada ekosistem darat dan perairan, yang dapat dilakukansecara sederhana yaitu pada ekosistem darat adalah kelembaban relatif, serta pada perairan : suhu, pH dan kecepatan arus permukaan. 2.2. Tujuan Untuk mengukur beberapa faktor abiotik dan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara suhu (t), derajat keasaman (pH) dan kecepatan arus air (v) pada suatu tempat. 2.3. Alat dan Bahan Sedangkan alat yang digunakan yaitu ,termometer, Stop Watch/ Jam penunjuk detik, kertas pH, pita ukur 100 cm, gabus/ styrofoom/ kertas, patok kayu. Sedangkan bahan yang digunakan adalah : air suling, kapas, tali rafia dan karet. Antara organisme dan lingkungannya tersebut terdapatlah hubungan yang cukup erat dan sangat mempengaruhi kehidupan PENGUKURAN FAKTOR ABIOTIK

11 2.4. Cara Kerja 2.4.1. Mengukur Suhu Gantungkan termometer setinggi 1 meter dari atas permukaan tanah di udara terbuka, misalnya pada dahan pohon yang teduh, kemudian amati berapa suhunya. Sedangkan untuk mengukur suhu air, celupkan ujung termometer 5 cm ke dalam air dan biarkan 2 menit, lalu lihat suhunya. Pada waktu membaca suhu, ujung termometer jangan keluar dari air, catat pula waktu dilakukannya pengamatan tersebut. 2.4.2. Mengukur Derajat Keasaman Celupkanlah kertas pH tersebut ke dalam air 3 cm, lalu angin-anginkan sebentar ( 0,5 menit). Setelah itu cari warna yang sesuai / sama antara warna dari kertas pH yang digunakan dengan salah satu warna dari yang terdapat pada kotak tempat kertas pH tersebut, lalu catat berapa pHnya. 2.4.3. Mengukur Kecepatan Arus 1. Tentukan satu patok atau kayu melintang (patok 1) pada sungai atau parit yang mengalir. Dari patok 1, ukur jarak sejauh 1 meter ke arah aliran airnya dan beri patik atau kayu melintang lagi (patok 2). 2. Apungkanlah secarik kertas dengan luas 2 cm daripatok 1 mengikuti aliran air sehingga sampai dipatok 2. Hitung berapa detik yang diperlukan untuk mencapai jarak sejauh 1 meter tersebut. 3. Lakukan pengamatan ini 5 kali, lalu ambil nilai waktu rata-ratanya, misalnya x detik. 4. Dari data tersebut, tentukan kecepatan arus permukaan sungai tersebut, yaitu Jarak yang ditentukan Waktu rata-rata Jadi, kecepatan arus permukaannya = 1 meter = x detik = 1/ x dengan satuan meter/ detik

12

2.5. Pertanyaan 1. Apakah mungkin menurut saudara, dua tempat atau lokasi yang berbeda, misalnya dengan jarak 100 meter dalam satu aliran sungai, mempunyai suhu yang berbeda? Terangkan ! 2. Jika kita mengatur kecepatan arus permukaan suatu sungan yang cukup deras, dapatkah kita menggunakan jarak dan patok 1 ke patok 2 sepanjang 1 meter saja ?

13

III. 3.1. Dasar Teori

KLASIFIKASI TUMBUHAN

Praktikum ini merupakan pengenalan beberapa contoh dari tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Kelompok tumbuhan tingkat rendah yang dimaksud dalam praktikum ini diantaranya dari filum Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta dan Pteridophyta pada klasifikasi yang sudah lama. Contoh tumbuhan rendah dipilihkan yang mudah di dapat. Kelompok tumbuhan tingkat tinggi yang dipelajari dari Spermatophyta dengan mengenal beberapa contoh spesies dari tiap kelas. Kenali bentuknya secara umum, nama ilmiah, nama daerah, cara hidup atau dimana tumbuhan tersebut didapatkan. Spermatophyta dibagai menjadi kelas Gymnospermae dan Angiospermae. Sedangkan Angiospermae mempunyai subkelas Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae. 3.2. Tujuan Praktikum 1. Pengenalan contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah 2. Mempelajari dan mengenal Spermatophyta.

3.3. Alat dan bahan Alat yang digunakan yaitu gelas piala 250 ml, pipet tetes, kaca pembesar, pisau, pinset, jarum bertangkai, kaca objek , kaca penutup dan mikroskop. Bahan yang diperlukan yaitu bakteri dan Spirogyra (Schizophyta), Saccharomyces dan jamur akar ganoderma (Thallophyta), Marchantia (Bryophyta), Adiantum (Pteridophyta), dan yang termasuk Spermatophyta adalah Pinus merkusii (Pinus), Gnetum gnemon (melinjo), Caesalpinia pulcherrima (bunga merak), Mimosa pudica (putri malu), Imperata cylindrica (alang-alang) bunga lili atau bunga anggrek.

14

3.4.

Cara Kerja

3.4.1. Pengenalan contoh-contoh tumbuhan tingkat rendah a. Bakteri Untuk mendapatkan contoh bakteri yang mudah dilakukan dengan membuat air rebusan jerami. Jerami dipotong-potong sebanyak 3 gram, rebus dalam air suling selama 150 menit, kemudian tunggu sampai dingin. Saringlah dengan kapas, dan tambahkan dengan air suling hingga volume 300 ml. Isi botol erlenmeyer dengan larutan tersebut sebanyak 50 ml, biarkan terbuka selama 24 jam, kemudian tutuplah dengan kapas. Sehari kemudian dalam cairan tadi telah banyak mengandung bakteri, terutama yang berbentuk batang. Ambil dengan pipet tetes, teteskan pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x dan diafragma bukaan kecil. Perhatikan; bentuk bakteri yang terlihat, dapatkan bekteri tersebut bergerak, dan bagaimana pergerakannya. b. Spirogyra Ganggang tersebut biasanya tumbuh di kolam yang airnya cukup jernih dan tidak dalam. Seringkali benang-benang Spirogyra terbelit pada tumbuhan air Hydrilla yang tumbuh di dasar. c. Saccharomyces Organisme ini terdapat pada ragi untuk membuat roti. Campurkan 10 butir ragi dengan 10 ml larutan gula 5 % (5 gram dalam 100 ml air suling). Biarkan beberapa jam, ambil 2 tetes cairan, teteskan pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup, amati di bawah mikroskop perbesaran 10 x dengan diafragma kecil. Gambarkan beberapa sel ragi. d. Ganoderma Jamur ini dapat hidup sebagai parasit atau sapropit paad kayu. Hidup parasit sebagai jamur akar pada tanaman-tanaman perkebunaan, perhatikan sporanya yang khas dengan 2 dinding, pori-pori kecil dan rapat.

15

e.

Marchantia Lumut tersebut banyak tumbuh di tanah pada suasana lembab, terutama di

daerah pegunungan. Tumbuhan ini dapat di cari ditepi jalan setapak yang lewat hutan. Bagian tumbuhan yang pipih dan menempel di tanah adalah stadium gemetofit. f. Adiantum Contoh Pteridophyta yang mudah di dapat adalah paku suplir (Adiatum cuneatum) yang banyak di tanam di pot sebagai tanaman hias. Tumbuhan tersebut adalah stadium sporofit, yaitu tumbuhan yang menghasilkan spora. Bangsa paku mempunyai 2 macam daun yaitu tumbuhan yang menghasilkan daun vegetatif yang tidak mengandung sorus dan daun fertil, disebut sporofit yang mempunyai sorus di bagian tepinya. Tiap sorus mengandung banyak spora. Amati dengan kaca pembesar atau mikroskop stereo, sorus terlihat banyak mengandung sporangium yang bertungkai, dan akan terlihat bila bagian pelindungnya di buka. mengandung sorus. 3.4.2. Mempelajari dan Mengenal Spermatophyta a. 1. Pinus merkusii Alat perkembangbiakan berupa kerucut atau cone yang dalam istilah botani disebut juga Strobilus. Strobilus jantan lebih kecil, berkelompok di daerah ujung batang, dan strobilus betina lebih besar, sebelum masak berwarna hijau, tetapi setelah masak dan jatuh, berwarna coklat. Strobilus betina yang kering, daun sisiknya akan terpisah dan bijinya dapat terlihat atau jatuh, demikian pula pada strobilus jantan. Daun pada pinus berupa jarum yang panjang. Amati dan gambarlah strobilus betina yang telah terbuka, ada beberapa biji pada satu daun sisik, strobilus jantan dan daunnya. Ada beberapa helai daun yang bersatu pada tangkainya. Pengenalan Gymnospermae Gambarkan ; beberapa daun dari Adiatum yang

16

2. Gnetum gnemon Alat pembiakan tumbuhan ini tidak mempunyai daun sisik, tetapi bentuknya masih menyerupai strobilus. Daun tidak berbentuk jarum, mirip dengan daun Dicotyledoneae. b. Pengenalan Dicotyledoneae Contoh tumbuhannya adalah bunga merak dan putri malu. Tuliskan persamaan dan perbedaan dari tanaman tersebut. Amati dan gambarlah ; karanagn bunganya, jumlah mahkota bunga, ada tidaknya kelopak bunga, jumlah benang sari, daun tunggal atau majemuk. Pengenalan Monocotyledoneae Amati bunga lilin, perhiasan bunga tidak dapat dibedakan menjadi kelopak dan mahkota (tidak mempunyai kelopak dan mahkota). Gambarkan bunga lili dan sebutkan nama bagian-bagiannya. Untuk alang-alang, cabutlah satu rumpun alang-alang lengkap dengan stolonnya. Perhatikan : bentuk bunganya, ada berapa macam perhiasan bunga, jelas/ tidaknya perhiasan bunga, benang sari jelas/ tidak, stolon dan macam urat daun. Gambarlah dan sebutkan bagian-bagiannya. 3.5. Pertanyaan 1. Sebutkan dua sifat dari Gymnospermae yang dapat digunakan untuk membedakan dari kelas dicotyledoneae dan monocotyledoneae ? 2. Sebutkan sifat dari monocotyledoneae yang sering kali berbeda dengan dicotyledoneae mengenai daunnya dan batangnya ! 3. Berdasarkan sifatnya, masuk famili apakah tumbuhan ini : Kacang tanah Tembakau Perhatikan ; jumlah perhiasan bunga, terpisah atau bersatu, jumlah benang sari dan macam urut daun. Pengenalan Angiospermae

17 Jagung IV. KEANEKARAGAMAN HEWAN. Dalam praktikum ini, praktikan diharuskan mengenal keanekaragaman hewan dari tingkat rendah hingga yang lebih tinggi. Selanjutnya laporan harus diberikan dalam bentuk gambar dengan dilengkapi klasifikasi/ sistematika hewanhewan tersebut. Perhatikan hewanhewan tersebut , dimungkinkan ada kemiripan dengan gambar-gambar dibawah ini. a. Subkingdom Protozoa Filum Protozoa Setetes air selokan yang diteteskan pada gelas objek dan dilihat di bawah mikroskop, dimungkinkan terdapat hewan bersel satu seperti di bawah ini. Amati dan gambar. 1. Kelas Sarcodina (Rhizopoda) Kingdom Protista

Gambar : Amoeba proteus 2. Kelas Flagellata ( Mastigophora)

Euglena viridis

Trypanosoma sp

18

Spirotrichonympha bispira

Ceratium sp

Noctiluca sp

3. Kelas Sporozoa

Gregarina sp

19 4. Kelas Ciliata

Paramaecium caudatum

Epidinium (Diplodinium) caudatum Sumber : Storer dan Usinger (1957) b. Filum Annelida Kingdom Animalis

Perhatikan cacing tanah, lihat setanya di bawah mikroskop. Anda akan diberi penerangan seperlunya tentang cacing tanah.

20 c. 1. Klas Pisces Perhatikan ikan yang ada dihadapan anda. Amati morfologinya, kenali Filum Chordata

fisiologinya. Setelah diberi penerangan seperlunya, anda dapat menggambarnya.

21 2. Klas Amphibia Amati morfologi katak (Rana sp). yang diberikan sebelumnya. Gambar morfologi eksternal dan internalnya. Hewan ini sudah lebih maju dibandingkan dengan hewan-hewan

Katak Morfologi Ekterna p.l. : Plika longitudinal p.d. : Plika dorsolateral

Katak Jantan

Katak betina Sumber : Sugiri (1989)

22 V. MENGENAL JARINGAN TUMBUHAN 5.1. Dasar Teori Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacammacam sel yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Sel parenkima : Sel dengan dinding tipis, membentuk jaringan dasar parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar. 2. Sel Kolenkima : Serupa dengan parenkim, tetapi berdinding tebal, terutama pada sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim, umumnya terdapat di daerah kortex. 3. Sel Epidermis : Sel dengan dinding tebal (penebalan primer) membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar. 4. Sel Sklerenkim : Sel yang mempunyai perubahan sekunder, membentuk jaringan sklerenkim dan menurut bentuknya dapat dibedakan 2 macam yaitu : sklereid ( sel berukuran pendek bercabang atau tidak bercabang) dan serat (selnya berukuran panjang dengan ujung runcing). 5. Trakeid 6. Trakea : Selnya berujung runcing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem pada tumbuhan kayu. : Selnya mengalami penebalan pada dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masingmasing sel berlubang sebagian merupakan suatu saluran. 7. Pembuluh Tapis : Terdiri dari deretan memanjang dari sel-sel yang memiliki dinding yang berpori halus.

23

Gambar. Sel Parenkima

Gambar. Sel Kolenkim

Gambar. Sel Sklerenkim

Gambar. Sel Epidermis

24 Trakeid dan Trakea merupakan bagian dari xilem (kayu) sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem (kulit kayu). Xilem dan floem ini membentuk ikatan pembuluh. Macam-macam sel tersebut terorganisasi dalam organ tumbuhan dalam pola tertentu. Organ-organ yang terdapat pada tumbuhan yang mempunyai jaringan pembuluh terdiri dari : akar, batang, dan daun. 1. Akar Akar berfungsi untuk mengisap air dengan garam-garam yang terlarut dari tanah, oleh karena itu terdapat : Rambut akar untuk mengisap air, terdapat paad akar muda. Lapisan terdalam dari kortex ialah endodermis yaitu selapis sel

yang berfungsi untuk mengatur masuknya air kedalam jaringan pembuluh. Letakxilem dan floem bergantian. 2. Batang Batang, pada batang jaringan pembuluh teratur dalam berkas pembuluh, dimana masing-masing berkas terdiri dari berkas xilem di dalam dan berkas floem di luar. Dilihat dalam penampang melintang, berkas pembuluh pada dikotil terletak dalam suatu lingkaran, sedangkan pada monokotil tampak tersebar. Kambium pembuluh terdapat diantara xilem dan floem pada dikotil dan akan membentuk jaringan pembuluh baru, tidak saja didalam ikatan pembuluh, tetapi juga diluarnya. 3. Daun Daun, terdiri dari sel-sel yang telah menyesuaikan diri untuk macam-macam peranan. Pada umumnya daun berbentuk lebar sesuai dengan fungsi utamanya yaitu fotosintesis, makin luas permukaannnya, makin efisien untuk fotosintesis. Untuk mengurangi penguapan, epidermis dilapisi kutikula atau lilin, sedangkan stomata berfungsi dalam mengatur penguapan serta pertukaran gas.

25 5.2. Tujuan Praktikum Mempelajari jaringan dan mendeteksi ikatan pembuluh batang dikotil, monokotil, berkayu dan akar. 5.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu :Pisau silet tajam,Kaca objek dan kaca penutup, Jarum bertangkai, pinset, pipet, Mikroskop. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu : Batang jagung (Zea mays), Batang bunga mawar (Rosa sinensis), Akar kecambah kacang merah (Phaseolus vulgaris) umur 4 5 hari, Daun Rhoeo discolor, Daun karet (Hevea brassiliensis), Anilin Sulfat, Empulur singkong/ ubi kayu (Manihot esculenta)/ gabus 5.3. Cara Kerja

5.3.1. Mengenal/ Mempelajari jaringan daun karet dan Rhoeo discolor 1. Selipkan sepotong daun Ficus pada empulur batang singkong atau gabus yang telah dibelah ujungnya. Iris tipis. 2. Letakkan irisan tersebut diatas kaca objek yang sudah bersih dan tetesi anilin sulfat atau air. Kemudian tutup dengan kaca penutup yang bersih. Usahakan jangan ada gelembung udara. 3. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x, 40 x. Perhatikan : epidermis palisade, xilem, floem dan stoma. 4. Buatlah sayatan permukaan bawah daun Rhoeo discolor (permukaan yang berwarna violet / ungu). Letakkan irisan tersebut diatas kaca objek yang sudah bersih dan tetesi anilin sulfat/ air. Tutup dengan kaca penutup yang sudah bersih. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x dan 40 x. Perhatikan ; letak dan bentuk stoma. Tunjukkan sel epidermis, sel penutup, sel tetangga dan celah.

26 5.3.2. Mempelajari Ikatan Pembuluh batang Dikotil, Monokotil dan Akar. 1. Buat sayatan melintang dari batang muda jagung dan batang bunga mawar serta akar kecambah kacang merah setipis mungkin, dengan menggunakan pisau silet yang tajam. 2. Letakkan pada kaca objek yang sudah bersih dan tetesi anilit sulfat/ air. Tutup dengan kaca penutup. Bagian yang mengandung lignin akan berwarna kuning. 3. Kenali ikatan pembuluh dan jaringan-jaringan lain. 3.5. Pertanyaan 1. Apa perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dilihat dari ikatan pembuluhnya ? 2. Apa perbedaan antara akar dan batang pada penampang melintangnya ?

27 VI. 6.1. Dasar Teori Difusi adalah proses berpindahnya suatu zat dari tempat dengan konsentrasi yang tinggi ke tempat dengan konsentrasi zat lebih rendah. Difusi zat terlarut dari suatu larutan ke dalam larutan yang lainnya dapat berlangsung melalui suatu membran dengan permeabilitas tertentu yaitu permeabel untuk zat tersebut. Permeabilitas dari membran tersebut ada 3 macam, yaitu : 1. membran karet. 2. 3. Permeabel, yaitu membran yang dapat dilalui oleh Semi permeabel, yaitu membran yang hanya dapt Difusi dari pelarut misalnya air melalui membran yang semi permeabel dari tempat dengan konsentrasi pelarut lebih rendah ke tempat dengan konsentrasi pelarut lebih tinggi di sebut osmosis. Pada sel tumbuhan, dinding sel yang terdiri dari selulosa bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat terlarut, sedangkan membran sitoplasma bersifat semi permeabel. Jadi sel tadi di simpan dalam air suling, air akan berosmosis melalui sitoplasma ke dalam vakuola, karena vakuola berisi cairan yang mengandung zatzat terlarut, sehingga hipertonis terhadap air. Karena adanya air yang masuk tadi, akan terjadi tekanan dari dalam vakuola kepada membran plasma dan dinding sel, yang disebut turgor. Sedangkan jika sel ditempatkan di dalam larutan gula dengan konsentrasi tinggi, maka air akan keluar dari vakuola sehingga membran sitoplasma akan mengkerut dan terlepas dari dinding sel. mengalami plasmolisis. Hal demikian sel air maupun zat-zat tertentu yang terlarut didalamnya. dilalui oleh air, tetapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Impermeable (tidak permeabel) di mana air Misalnya maupun zat yang terlarut di dalamnya tidak dapat melaluinya. DIFUSI DAN OSMOSIS

28 Untuk mengamati proses osmosis dan turgor, digunakan daging buah pepaya mentah. Sedangkan untuk plasmolisis digunakan sel epidermis bawah daun Rhoe discolor. Tumbuhan ini mempunyai daun yang tidak bertangkai dengan letak basal rozet, permukaan daun berwarna hijau sedangkan permukaan bawah berwarna ungu. 6.2. Tujuan Praktikum Mengamati proses difusi melalui beberapa percobaan. 6.3. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan yaitu : Mikroskop biologi, Kaca objek dan kaca penutup, Pisau silet tajam, Mistar, Kertas grafik, cawan petri, Air ledeng , Larutan garam 20% (20 gram dalam air 100 ml air), 6.4. Prosedur kerja 6.4.1. Osmosis dan Turgor (buah pepaya) 1. Buatlah dua buah keratan daging buah pepaya mentah dengan ukuran panjang 8 cm, lebar 1 cm dan tebal 2 mm. 2. Letakkan keratan yang satu dalam cawan petri yang berisi iar ledeng dengan satu lagi dalam cawan petri yang berisi berisi larutan garam 20%. Biarkan keduanya selama 20 menit. 3. Setelah selesai, kemudian bandingkan dengan kedua keratan tersebut. Ukur panjang dan lebar, serta tebal keduanya. 4. Isilah tabel percobaan di bawah ini dan pindahkan pada lembar kerja dan buat kesimpulannya. Cairan Air ledeng Larutan garam 20% Sebelum percobaan Panjang : cm Lengkungan : Panjang : Sesudah percobaan Panjang : cm mm cm mm Pipet tetes. Sedangkan bahan yang diperlukan : Buah pepaya mentah, Daun Rhoeo discolor ,

mm Lengkungan : cm Panjang :

Lengkungan : mm Lengkungan : 6.4.2. Plasmolisis (Epidermis daun Rhoeo discolor)

29 1. Dengan menggunakan pisau yang tajam, buat sayatan setipis mungkin permukaan bawah dari daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu dan letakkan di atas kaca objek yang telah di beri 1 tetes air suling. Tutup dengan kaca penutup dan usahakan jangan sampai ada gelembung udara pada dan di sekitar objek. 2. Amati di bawah mikroskop biologi sel-sel yang berwarna ungu dari sayatan tersebut. 3. Beri 1 2 tetes larutan gula 10% di dekat salah satu sisi kaca tutup sambil hisap air yang berlebih dengan kertas saring di sisi kaca tutup yang berlawanan. Biarkan 10 menit 4. Amati sekarang sel-sel yang berwarna ungu tadi, catat perubahan yang terjadi pada sitoplasma sel-sel tersebut. Gambarkan keadaan sel-sel sebelum percobaan (dalam air ledeng) dan sesudah percobaan (dalam larutan gula 10%). 6.5. Pertanyaan 1. Pada kerutan buah pepaya yang manakah yang turgornya berkurang. Mengapa? 2. Apa yang terjadi pada sel-sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor setelah diberi larutan gula 10 % ?

VII. FOTOSINTESIS

30 7.1. Dasar Teori Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang komplek. dalam kloroplas. Proses tadi

menggunakan energi dari cahaya yang dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat Fotosintesis memerlukan CO2 dan H2O sebagai bahan, Karbohidrat yang pertama di menghasilkan karbohidrat dan melepaskan O2. tepung.

bentuk adalah glukosa, yang selanjutnya diubah dan di simpan dalam bentuk Proses fotosintesis dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor seperti suhu, cahaya, kadar CO2, dan sebagainya. Untuk menunjukkan dan membuktikan seluruh proses dan fakta tadi dalam suatu percobaan saja sangat sulit dilakukan. Mengingat waktu dan peralatan yang tersedia sangat terbatas, maka dalam praktikum ini dipilih dua percobaan saja yang dapat menunjukkan : a. b. Pada fotosintesis dihasilkan tepung Gas yang dihasilkan oleh fotosintesis

7.2. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum ini adalah mengamati proses fotosintesis dan pengaruh intensitas cahaya terhadap fotosintesis. 7.3. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah : gelas kimia, cawan petri, lampu spritus, tripot, kasa asbes, pinset, ember plastik, pipet, kantong plastik bening, hot plate, tabung suntikan, karet gelang, korek api, dan penjepit kertas/ klip. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu : air ledeng, alkohol, larutan lugol, daun, kertas timah, ganggang hidrilla dan NaHCO3 (soda kue). Petunjuk : Daun Pilihlah daun dari tumbuhan dikotil yang daunnya tidak terlalu besar (panjang 3 6 cm dan lebar 2 4 cm). Daun hendaknya berwarna hijau seluruhnya, tidak terlalu tebal, tidak berbulu, tidak mengandung getah, tidak

31 banyak berlekuk permukaannya. Misalnya: daun mawar, daun bougenvill, daun cabe, kacang tanah dan sebagainya. Tumbuhan Hydrilla Hydrilla adalah tumbuhan air yang terpendam, dengan akar didasar perairan, seringkali batangnya putus (karena rapuh) sehingga tumbuhan tadi berkumpul dekat permukaan. Tumbuhan tersebut bisa tumbuh di kolam atau danau yang tidak terlalu dalam. Setelah tumbuhan diambil (tidak perlu dengan akarnya), langsung disimpan dalam air dari kolam yang sama dalam ember atau kantong plastik. Larutan Lugol Larutan lugol adalah suatu larutan yang mengandung Iodium. Ada beberapa formula yang dikenal tetapi cara sederhana untuk menyediakan adalah : KI = 1 gram, Iodium kristal = 0,5 gram dilarutkanke dalam 5 ml air suling sambil diaduk encerkan dengan air suling hingga volume 50 ml. 7.4. a. Cara Kerja Pilih tumbuhan di kebun yang daunnya baik untuk

7.4.1. Percobaan A. Fotosintesis Menghasilkan Tepung percobaan, pada sore hari tutuplah bagian tengah daun dengan kertas timah, dengan melipatkan kertas timah sebesar 1,2 mm. Agar tidak mudah lepas gunakan penjepit kertas. b. Pada keesokan harinya setelah daun terkena cahaya matahari beberapa lama petiklah, buka kertas timahnya, dan secepatnya masukkan dalam air mendidih hingga agak layu. c. Masukkan daun ke dalam alkohol panas sampai warna daun agak putih. Dengan pinset pindahkan daun ke cawan petri, kemudian tetesi dengan larutan lugol hingga merata. d. Perhatikan warna yang terjadi. Kesimpulan apakah yang di dapat dari percobaan tadi.

32 7.4.2. Percobaan B. Gas yang Dihasilkan Fotosintesis a. b. c. d. Dalam ember plastik isiair kran atau air sumur hingga -nya. Larutkan 5 gram NaHCO2 (soda kue) atau 4 sendok teh. Beri tanda kantong plastik dengan spidol : A dan B. Isilah kantong dengan air dari ember tersebut. Ikat 10 batang hydrilla (panjang 15 cm) dengan ikatan longgar pada pangkalnya, masukkan ke dalam kantong yang berisi air. Masukkan kantong plastik ke dalam air diember. Ikatlah mulutnya dengan karet gelang hingga rapat, jaga jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya. Mengikatnya dilakukan dalam air (Gambar 3 A). e. f. gelap. g. Setelah 30 menit atau 60 menit, perhatikan apakah ada gelembung gas pada kantong plastik a dan B. Pilihlah kantong plastik yang ada gasnya, atau yang paling banyak gasnya. h. i. Hitunglah jumlah gelembung per satuan dan catatlah hasil yang diperoleh dalam lembar kerja. Setiap kali akan menghitung gelembung, lebih dulu tambahkan satu tetes larutan NaHCO2 dan nantikan beberapa menit hingga pengeluaran gelembung stabil. 7.5. Pertanyaan 1. Pada daun yang berwarna merah dapatkah terjadi fotosintesis ? Mengapa demikian ? 2. Jika digunakan lampu hijau, apakah terjadi fotosintesis ? Mengapa demikian ? 3. Adakah cara lain untuk membuktikan bahwa suatu gas adalah oksigen ? jelaskan ! Letakkan kantong tadi pada panas matahari dengan ikatan diatur dari bawah. Letakkan kantong B seperti cara 3 dan 4, simpan ditempat yang

33