11
BPH Epidemiologi Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran, yang kontinyu sampai usia akhir 30- an. Pertengahan dasawarsa ke-5, prostat bisa mengalami perubahan hyperplasia. Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. Keadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun Diagnosis Banding o Carcinoma prostat Penyebab dan Faktor Kanker Prostat Penelitian menunjukkan bahwa, seperti kanker lainnya, kanker prostat adalah penyakit multifaktorial yang merupakan kombinasi keturunan, etnis, hormon, diet dan lingkungan. Tidak dapat dipastikan penyebabnya namun ada beberapa hal yang dapat menjadi factor risiko seseorang terkena kanker prostat. Faktor-faktor risiko tersebut adalah : Umur --> risiko terkena kanker prostat meningkat di usia > 50 tahun Etnis --> pria Amerika-Afrika berisiko 1,5 - 2 kali lebih besar untuk terkena kanker prostat dibandingkan ras kulit putih Faktor keturunan -->Pria dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga mereka, berisiko 2 - 3 kali lebih besar Kebiasaan Makan --> diet tinggi lemak telah

BPH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

epidemiologi, diagnosis banding, penatalaksanaan

Citation preview

Page 1: BPH

BPHEpidemiologi

Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran, yang kontinyu sampai usia akhir 30-an. Pertengahan dasawarsa ke-5, prostat bisa mengalami perubahan hyperplasia.Pada usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benigna. Keadaan ini dialami oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun

Diagnosis Bandingo Carcinoma prostat

Penyebab dan Faktor Kanker Prostat

Penelitian menunjukkan bahwa, seperti kanker lainnya, kanker prostat adalah penyakit multifaktorial yang merupakan  kombinasi  keturunan, etnis, hormon, diet dan lingkungan. Tidak dapat dipastikan penyebabnya namun ada beberapa hal yang dapat menjadi factor risiko seseorang terkena kanker prostat.

Faktor-faktor risiko tersebut adalah :

Umur --> risiko terkena kanker prostat meningkat di usia > 50 tahun Etnis --> pria Amerika-Afrika berisiko 1,5 - 2 kali lebih besar untuk

terkena kanker prostat dibandingkan ras kulit putih Faktor keturunan -->Pria dengan riwayat kanker prostat dalam

keluarga mereka, berisiko 2 - 3 kali lebih besar  Kebiasaan Makan --> diet tinggi lemak telah dikaitkan dengan

peningkatan risiko kanker prostat.  Agen kimia -->paparan terhadap bahan kimia seperti cadmium telah

terlibat dalam perkembangan kanker prostat.

Tanda dan Gejala Kanker Prostat

Kebanyakan pria dengan kanker prostat tidak memiliki gejala dan hal ini terutama terjadi  pada tahap awal penyakit ini. Ini berarti bahwa kanker prostat banyak yang tidak terdeteksi sampai kanker telah menyebar ke luar prostat. Di mana terdapat tanda-tanda dan gejala, karakteristik mereka tergantung pada seberapa berat kanker dan penyebaran kanker . Jika kanker terdeteksi dalam tahap awal, kebanyakan pria tidak akan mengalami gejala apapun.Gejala biasanya muncul ketika tumor penyebabkan  obstruksi (penyumbatan) kemih di leher kandung kemih atau uretra. Tanda dan gejalanya adalah :

Page 2: BPH

1. Sering BAK terutama pada malam hari 2. Kesulitan dalam memulai dan menghentikan aliran kemih3. Nyeri buang air kecil 4. lemah atau terganggu aliran urin (retensi urin) 5. perasaan tidak lampias ketika berkemih. Biasanya keluhan ini juga

ditemui pada pembesaran prostat jinak atau infeksi prostat.

Tanda dan gejala saat mencapai stadium lanjut yaitu :

1. Adanya darah dalam urine2. Sakit saat ejakulasi 3. Rasa terbakar atau nyeri buang air kecil4. Disfungsi ereksi. 5. Jika kanker prostat telah menyebar ke kelenjar getah bening yang

terletak di panggul, dapat menyebabkan rasa sakit atau kekakuan pada punggung bawah, pinggul atau paha atas dan tidak nyaman di daerah panggul. 

6. Fungsi kandung kemih atas akan rusak. 7. Sering mengalami infeksi kemih berulang. 8. Kanker prostat lanjut yang telah menyebar ke tulang dapat

menyebabkan nyeri tulang, terutama di pinggul dan tulang belakang, patah tulang, melemahnya tulang dan kompresi tulang belakang.

o Neurogenic bladder atau Kandung kemih neurogenik

Kandung kemih neurogenik adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengontrol kandung kemih dengan baik karena kerusakan pada saraf yang mengontrol kemampuan berkemih, menyebabkan kandung kemih menjadi lebih aktif atau kurang aktif. Orang-orang yang menderita kandung kemih neurogenik yang lebih aktif mampu berkemih, tetapi mereka memiliki kesulitan untuk mengosongkan kandung kemih secara keseluruhan.

Mereka juga memiliki kesulitan dalam mengendalikan otot-otot kandung kemih secara baik. Oleh karena itu, mereka akan sering mengompol ketika kandung kemih terisi lewat batas. kondisi ini umumnya ditemukan pada orang-orang dengan penyakit neurogenik, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson, sklerosis multipel dan cedera medula spinalis.

Gejalanya dapat inkontinensia urine, retensi urine, dan sering buang air kecil.

Page 3: BPH

o Penggunaan obat-obatan yang berlebihan/lama seperti :

- Ganglionic blocking agents

- Parasympatolytics

- Transquilizers

o Acute prostatitis

Prostatitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar prostat. Gejala :

a. Berhenti dan memulai lagi saat buang air kecilb. Demamc. Ejakulasi yang menyakitkand. Mederita nyeri punggu bawahe. Mengalami kesulitan BAK atau menjaga aliran kemihf. Mual, muntah, nyeri pada pangkal pahag.

Tatalaksana Terapi BPH dapat berkisar dari watchful waiting di mana tidak diperlukan

teknologi yang canggih dan dapat dilakukan oleh dokter umum, hingga terapi bedah minimal invasif yang memerlukan teknologi canggih serta tingkat keterampilan yang tinggi. Berikut ini akan dibahas penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamentosa, terapi bedah konvensional, dan terapi minimal invasif.

Watchful WaitingWatchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan (skor

IPSS <>3. AUA skor dari 0-71. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah makan malam agar

mengurangi nokturia.2. Menghindari obat-obat parasimpatolitik (mis: dekongestan).3. Mengurangi kopi.4. Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering buang air kecil.

Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap tiga bulan untuk diperiksa: skoring, uroflowmetri, dan TRUS.

5. Bila terjadi kemunduran, segera diambil tindakan.

Terapi MedikamentosaPilihan terapi non-bedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa).

Terdapat tiga macam terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional, yaitu dengan penghambat adrenergik a-1, penghambat enzim 5a reduktase, dan fitoterapi.

Page 4: BPH

· Penghambat adrenergik a-1Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor a-1 yang banyak ditemukan pada

otot polos ditrigonum, leher buli-buli, prostat, dan kapsul prostat. Dengan demikian, akan terjadi relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars prostatika menurun dan mengurangi derajat obstruksi. Obat ini dapat memberikan perbaikan gejala obstruksi relatif cepat.

Efek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat menimbulkan keluhan pusing (dizziness), lelah, sumbatan hidung, dan rasa lemah (fatique).

Pengobatan dengan penghambat reseptor a-1 masih menimbulkan beberapa pertanyaan, seperti berapa lama akan diberikan dan apakah efektivitasnya akan tetap baik mengingat sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya volume prostat. Contoh obat: prazosin, terazosin dosis 1 mg/hari, dan dapat dinaikkan hingga 2-4 mg/hari. Tamsulosin dengan dosis 0.2-0.4 mg/hari2.

· Penghambat enzim 5a reduktaseObat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim 5a reduktase, sehingga

testosteron tidak diubah menjadi dehidrotestosteron. Dengan demikian, konsentrasi DHT dalam jaringan prostat menurun, sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. Obat ini baru akan memberikan perbaikan simptom setelah 6 bulan terapi.Salah satu efek samping obat ini adalah menurunnya libido dan kadar serum PSA2. Contoh obat : finasteride dosis 5 mg/hari.

· Kombinasi penghambat adrenergik a- 1 dan penghambat enzim 5a reduktaseTerapi kombinasi penghambat adrenergik a-1 dan penghambat enzim 5a

reduktase pertama kali dilaporkan oleh Lepor dan kawan-kawan pada 1996. Terdapat penurunan skor dan peningkatan Qmax pada kelompok yang menggunakan penghambat adrenergik a-1. Namun, masih terdapat keraguan mengingat prostat pada kelompok tersebut lebih kecil dibandingkan kelompok lain. Penggunaan terapi kombinasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

FitoterapiTerapi dengan bahan dari tumbuh-tumbuhan poluler diberikan di Eropa dan

baru-baru ini di Amerika. Obat-obatan tersebut mengandung bahan dari tumbuhan seperti Hypoxis rooperis, Pygeum africanum, Urtica sp, Sabal serulla, Curcubita pepo, Populus temula, Echinacea purpurea, dan Secale cerelea. Masih diperlukan penelitian untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya.

Terapi Bedah KonvensionalProstatektomi digolongkan dalam 2 golongan:

1. Prostatektomi terbuka :a. Prostatektomi suprapubik transvesikalis (Freyer)b. Prostatektomi retropubik (Terence Millin)c. Prostatektomi perinealis (Young)

2. Prostatektomi tertutup :a. Reseksi transuretral.b. Bedah beku

Page 5: BPH

Open simple prostatectomyIndikasi untuk melakukan tindakan ini adalah bila ukuran prostat terlalu besar,

di atas 100 gram, atau bila disertai divertikulum atau batu buli-buli. Dapat dilakukan dengan teknik transvesikal atau retropubik. Operasi terbuka memberikan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada TUR-P1-2.Terapi Invasif Minimal

Transurethral resection of the prostate (TUR-P)Prinsip TUR-P adalah menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang

menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. Sampai saat ini, TUR-P masih merupakan baku emas dalam terapi BPH. Sembilan puluh lima persen prostatektomi dapat dilakukan dengan endoskopi3.Komplikasi jangka pendek adalah perdarahan, infeksi, hiponatremia (sindrom TUR), dan retensi karena bekuan darah. Komplikasi jangka panjang adalah struktur uretra, ejakulasi retrograd (75%), inkontinensia (<1%),>3.

Transurethral incision of the prostate (TUIP)Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan

ukuran prostat kecil, yang sering terdapat hiperplasia komisura posterior (leher kandung kemih yang tinggi).Teknik ini meliputi insisi pada arah jam 5 dan 7. Penyulit yang bisa terjadi adalah ejakulasi retrograd.

Terapi laserTerdapat dua sumber energi yang digunakan, yaitu Nd YAG dan holmium

YAG. Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy.

Keuntungan terapi laser adalah perdarahan minimal, jarang terjadinya sindrom TUR, mungkin dilakukan pada pasien yang menjalani terapi antikoagulan, dan dapat dilakukan tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Kerugiannya di antaranya tidak didapatkan jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, diperlukan waktu pemasangan kateter yang lebih lama, keluhan iritatif yang lebih banyak, dan harga yang mahal1,2. Efek samping yang pernah dilaporkan di Indonesia adalah perdarahan (2%), nyeri pasca operasi (3%), retensi (19%), ejakulasi retrograd (3%), dan disfungsi ereksi (1%).

.Microwave hyperthermia

Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan melalui uretra atau rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi. AUA skor 8 atau lebih.

Trans urethral needle ablation (TUNA)Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat

mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas, sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat.

Page 6: BPH

High intensity focused ultrasound (HIFU)Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi

ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus.

Intraurethral stentAdalah alat yang secara endoskopik ditempatkan di fosa prostatika untuk

mempertahankan lumen uretra tetap terbuka. Dilakukan pada pasien dengan harapan hidup terbatas dan tidak dapat dilakukan anestesi atau pembedahan.

Transurethral baloon dilatationDilakukan dengan memasukkan kateter yang dapat mendilatasi fosa prostatika

dan leher kandung kemih. Prosedur ini hanya efektif bila ukuran prostat kurang dari 40 g, sifatnya sementara, dan jarang dilakukan lagi.

Page 7: BPH

International Prostate Symptom Score (I-PSS)

Patient Name: ______________________ Date of birth: ________ Date completed _______

In the past month:

Not at All

Less than 1 in 5 Times

Less than Half the Time

About Half the Time

More than Half the Time

Almost Always

Your score

1. Incomplete Emptying

How often have you had the sensation of not emptying your bladder?

0 1 2 3 4 5

2. Frequency

How often have you had to urinate less than every two hours?

0 1 2 3 4 5

3. Intermittency

How often have you found you stopped and started again several times when you urinated?

0 1 2 3 4 5

4. Urgency

How often have you found it difficult to postpone urination?

0 1 2 3 4 5

5. Weak Stream

How often have you had a weak urinary stream?

0 1 2 3 4 5

6. Straining

How often have you had to strain to start urination?

0 1 2 3 4 5

None1 Time

2 Times

3 Times

4 Times

5 Times

7. Nocturia

How many times did you typically get up at night to urinate?

0 1 2 3 4 5

Total I-PSS Score

Score: 1-7: Mild 8-19: Moderate 20-35: Severe

Page 8: BPH

Quality of Life Due to Urinary Symptoms

Delighted PleasedMostly Satisfied

MixedMostly Dissatisfied

Unhappy Terrible

If you were to spend the rest of your life with your urinary condition just the way it is now, how would you feel about that?

0 1 2 3 4 5 6

Sekilas tentang I-PSS

The International Prostate Symptom Score (I-PSS) ditentukan berdasarkan jawaban dari tujuh pertanyaan tentang gejala sistem perkemihan dan satu pertanyaan tentang kualitas hidup pasien. Setiap pertanyaan tentang gejala sistem perkemihan memperbolehkan pasien memilih satu dari enam yang dapat mengindikasi keganasan dari gejala yang terjadi. Setiap nomor dapat bernilai 0-5. Total skor bisa bervariasi dari 0-35 (asimtomatik - sangat simtomatik).

The questions refer to the following urinary symptoms:

Symptom

1. Incomplete emptying 2. Frequency 3. Intermittency 4. Urgency 5. Weak Stream 6. Straining 7. Nocturia

Pertanyaan nomor 8 mengenai kualitas hidup pasien.

Tujuh pertanyaan pertama I-PSS identik dengan pertanyaan pada the American Urological Association (AUA) symptom index yang mengkategorikan gejala sebagai berikut :

Mild (symptom score =< 7) Moderate (symptom score berkisar antara 8-19) Severe (symptom score berkisar antara 20-35)

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31128/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000381.htmhttp://www.urospec.com/uro/Forms/ipss.pdfhttp://www.webmd.com/men/prostate-enlargement-bph/benign-prostatic-

hyperplasia-bph-treatment-overviewMcConnel JD. 1998. Epidemiology, etiology, pathophysiology and diagnosis of

benign prostatic hyperplasia. In :Wals PC, Retik AB, Vaughan ED, Wein

Page 9: BPH

AJ. Campbell’s urology. 7th ed. Philadelphia: WB Saunders Company.p.1429-52.

Purnomo, Basuki B. 2003. Hiperplasia prostat dalam: Dasar – dasar urologi., Edisi ke – 2. Jakarta: Sagung Seto. p. 69 – 85