Upload
truongquynh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
3
DDAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Deskripsi 4
Profil 1 (Kawasan Danau Toba) 21
Mou 24
Dokumentasi 37
Profil 2 (Kawasan Borobudur) 40
Mou 50
Dokumentasi 54
Profil 3 (Kawasan Kuta Mandalika) 57
Mou 60
Dokumentasi 64
4
PPROGRAM NASIONAL TAHUN 2018 BIDANG PENDIDIKAN VOKASI DI KAWASAN DANAU TOBA PROVINSI SUMATERA UTARA,
KAWASAN BOROBUDUR PROVINSI JAWA TENGAH, DAN KAWASAN KUTA MANDALIKA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/440/BAK tanggal
25 Januari 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Rabu tanggal 7
Februari 2018 bertempat di Ruang Rapat Direktorat Jenderal Bina
Administrasi Kewilayahan, Gedung H Lantai 3 dilaksanakan Rapat
Identifikasi Potensi Kerjasama 3 (tiga) Kawasan Pariwisata dengan
Pemerintah Daerah dalam Bidang Pendidikan Vokasi yang berlokasi di
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Rapat dihadiri oleh Direktur Otonomi Daerah Bappenas,
Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Provinsi Sumatera Utara,
Sekretaris DPMPTSP Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas
Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, dan Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
a. Rapat membahas pelaksanaan Program Prioritas Nasional Tahun
2018 dengan Identifikasi Potensi Kerjasama 3 (tiga) Kawasan
Pariwisata dengan Pemerintah Daerah dalam Bidang Pendidikan
Vokasi yang berlokasi di Kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera
Utara, Kawasan Borobudur Provinsi Jawa Tengah, dan Kawasan
Kuta Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Hasil kesepakatan rapat adalah agar pemerintah daerah segera
menindaklanjuti Rapat Identifikasi Potensi Kerjasama 3 (tiga)
Kawasan Pariwisata dengan Pemerintah Daerah dalam bidang
vokasi dengan melaksanakan Rapat Konsolidasi Internal di masing-
5
masing daerah untuk melakukan identifikasi potensi kerjasama
pemda dengan dunia usaha dan dunia industri di Kawasan Danau
Toba Provinsi Sumatera Utara, Kawasan Borobudur Provinsi Jawa
Tengah, dan Kawasan Kuta Mandalika Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
2. Surat Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan tanggal 7 Maret
2018 Nomor 120.23/1391/BAK hal Inisiasi Kesepakatan Kerjasama
Pemerintah Daerah dan Dunia Usaha/Dunia Industri yang ditujukan
kepada Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Jawa Tengah, dan
Gubernur Nusa Tenggara Barat. Adapun isi surat dimaksud yakni:
a. Pelaksanaan program prioritas nasional Inisiasi Kerja Sama Pemda
dengan Dunia Usaha dalam Bidang Pendidkan Vokasi Tahun 2018,
dimaksudkan agar tercipta sinergitas antara pemerintah daerah
yang memiliki kewenangan pembinaan sekolah vokasi dengan
dunia industri/dunia usaha pada 3 (tiga) kawasan tersebut.
b. Diharapkan akan dihasilkan perjanjian kerja sama antara Gubernur
dengan dunia usaha dalam rangka peningkatan kompetensi lulusan
SMK menjadi tenaga siap pakai yang dapat mendukung
pengembangan industri pariwisata atau industri terkait lainnya di
kawasan tersebut.
c. Berkenaan dengan angka 2 (dua) di atas, serta dalam rangka tindak
lanjut pertemuan awal yang dilaksanakan pada tanggal 7 Februari
2018 bertempat di Kantor Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan yang dihadiri oleh Bappenas, Kepala Dinas yang
menangani Pariwisata, Kepala Dinas Pendidikan, serta pejabat yang
menangani kerjasama daerah pada Provinsi Sumatera Utara, Jawa
6
Tengah dan Nusa Tenggara Barat, diharapkan bantuan Saudara
Gubernur untuk melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menugaskan Dinas teknis terkait dan Biro yang membidangi
kerja sama daerah untuk berkoordinasi dengan dunia
usaha/dunia industri atau asosiasi terkait dalam rangka
mendorong suksesnya pengembangan program nasional
pengembangan pendidikan vokasi serta meningkatnya
kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri.
2) Melakukan identifikasi terhadap potensi-potensi yang dapat
dikerjasamakan antara Pemerintah Daerah dengan dunia
usaha/dunia industri.
3) Melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka
proses terwujudnya perjanjian kerja sama dimaksud sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
4) Penandatanganan kesepakatan kerja sama diharapkan dapat
dilaksanakan sebelum bulan November 2018 di Jakarta yang
akan disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kementerian
terkait.
3. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/2639/BAK tanggal
30 April 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Senin tanggal 14 Mei
2018 bertempat di Ruang Rapat Direktorat Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan, Gedung H Lantai 7 dilaksanakan Rapat Identifikasi Potensi
Kerjasama 3 (tiga) Kawasan Pariwisata dengan Pemerintah Daerah
dalam Bidang Pendidikan Vokasi yang berlokasi di Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rapat
7
dihadiri oleh Kepala Biro Otda dan Kerjasama Provinsi Sumatera Utara,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Badan Otorita Danau
Toba.
a. Rapat ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan rapat yang sudah
dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2018 dengan fokus membahas
evaluasi identifikasi dan pembuatan draft kerjasama bidang vokasi
pariwisata di Kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera Utara,
Kawasan Borobudur Provinsi Jawa Tengah, dan Kawasan Kuta
Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Kawasan Kuta Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
menyiapkan draft kesepakatan bersama antara pemerintah daerah
dengan PT. Indonesia Tourism Development Cooperation (ITDC)
sedangkan pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Provinsi
Sumatera Utara sedang menyiapkan draft kesepakatan bersama
antara pemerintah daerah dengan mitra dunia industri dan dunia
usaha di bidang pariwisata.
4. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/3636/BAK tanggal
5 Juli 2018 hal Undangan Rapat maka Pada Hari Rabu tanggal 11 Juli 2018
bertempat di Hotel LePolonia Medan, Jl. Jenderal Sudirman No. 14, Kota
Medan dilaksanakan Rapat Sinkronisasi Potensi Kerjasama 3 (tiga)
Kawasan Pariwisata dengan Pemerintah Daerah dalam Bidang
Pendidikan Vokasi di Provinsi Sumatera Utara. Rapat dibuka oleh Pj.
Gubernur Sumatera Utara yang dihadiri oleh Kepala Biro Otonomi
Daerah dan Kerja Sama Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas
8
Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Pendidikan,
Asisten I Bidang Pemerintahan, Kadishub di 7 (tujuh) kabupaten/kota,
Para Kabag Pemerintahan di Kawasan Danau Toba dan Direktur Utama
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba serta dari pihak swasta antara lain
ASITA, PHRI, ICA, HPI, ASPERAPI, PUTRI, MICE.
a. Rapat ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Rapat Identifikasi
Potensi Kerja Sama 3 (tiga) Kawasan Pariwisata dengan
Pemerintah Daerah dalam Bidang Pendidikan Vokasi, yang
berlokasi di Kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera Utara,
Kawasan Borobudur Provinsi Jawa Tengah, dan Kawasan
Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Maksud dan tujuan rapat pendidikan vokasi ini adalah sesuai dengan
tuntutan Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI). Hal ini merupakan
langkah maju untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang berkualitas. Melalui kerja sama ini diharapkan akan
menghasilkan peningkatan kompetensi lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) menjadi tenaga siap pakai yang dapat mendukung
pengembangan industri pariwisata atau industri terkait lainnya di 3
(tiga) kawasan tersebut khususnya di Kawasan Danau Toba,
disamping itu membahas kerja sama antar daerah di bidang
transportasi di Kawasan Danau Toba yang melibatkan 7 (tujuh)
kabupaten/kota yang nantinya akan dituangkan dalam kesepakatan
bersama.
c. Dalam pembahasan rapat disepakati draft kesepakatan bersama di
bidang pendidikan vokasi dengan dunia usaha yang akan
disempurnakan oleh Biro Otda dan Kerjasama dan akan dirapatkan
kembali pada bulan Agustus sekaligus draft kesepakatan bersama
9
di bidang transportasi di Kawasan Danau Toba sudah mendapatkan
paraf koordinasi masing-masing pemerintah daerah.
d. Rapat Sinkronisasi Potensi Kerja Sama 3 Kawasan dengan Pemda
dalam Bidang Pendidikan Vokasi di Provinsi Sumatera Utara akan
ditindaklanjuti oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba dengan
mengundang para Bupati di Kawasan Danau Toba dengan Pj.
Gubernur Sumatera Utara dalam acara pengarahan terhadap
program vokasi bidang pariwisata dan bidang transportasi di
Kawasan Danau Toba yang direncanakan pada tanggal 24 Juli 2018
bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara.
e. Rencana penandatanganan kesepakatan bersama antar 3 (tiga)
Kawasan Pariwisata dan bidang transportasi akan diselenggarakan
di Jakarta pada bulan Oktober 2018 oleh Gubernur, Bupati dan
Walikota di Kawasan Danau Toba serta dengan mitra dunia usaha
dalam bidang pariwisata yang akan disaksikan oleh Bapak Direktur
Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan.
5. Berdasarkan Undangan Coffee Morning Meeting Nomor
274/AU.1/BPODT/VII/2018 tanggal 12 Juli 2018 dari Direktur Utama Badan
Pelaksana Otorita Danau Toba maka pada hari Rabu tanggal 24 Juli 2018,
dilaksanakan Coffee Morning Meeting di D’Heritage Grand Aston City
Hall Medan rapat dipimpin oleh Pj. Gubernur Sumatera Utara yang
dihadiri oleh Bupati Toba Samosir, Bupati Karo, Bupati Humbang
Hasundutan, Bupati Pakpak Bharat, Bupati Samosir, Sekdakab Tapanuli
Utara, Sekdakab Dairi, Sekdakab Simalungun, Kadis Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Kepala Biro Otonomi Daerah dan
Kerja Sama SetdaProvsu, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan
10
Kementerian Dalam Negeri dan Direktur Utama Badan Pelaksana
Otorita Danau Toba.
a. Pembahasan pengembangan pendidikan vokasi melalui kerja sama
pembinaan dan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang link and match dengan dunia usaha
pariwisata dan Inisiasi terwujudnya kerja sama penyelenggaraan
transportasi di Kawasan Danau Toba.
b. Pembahasan rapat yakni Kesepakatan Bersama dalam bidang
Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang
link and match dengan Dunia Usaha Pariwisata dan Kesepakatan
Bersama Kerja Sama Penyelenggaraan Transportasi di Kawasan
Danau Toba (draft kesepakatan bersama terlampir)
c. Hasil Kesepakatan rapat yakni :
1) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama – sama dengan 8
(delapan) Kabupaten di Kawasan Danau Toba sepakat untuk
melaksanakan kerja sama penyelenggaraan transportasi di
Kawasan Danau Toba.
2) Terkait dengan pengelolaan usaha transportasi di Kawasan
Danau Toba masih perlu adanya pembahasan lanjutan apakah
pengelolanya Badan Usaha MIlik Daerah (BUMD) atau
konsorsium yang pembentukannya dibiayai oleh APBD
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan APBD 8 (delapan)
Kabupaten di Kawasan Danau Toba dalam bentuk penyetaraan
modal dan sumbangan dari pemerintah pusat.
3) Penandatangan kesepakan bersama antara Pemerintah Provinis
Sumatera Utara dengan 8 (delapan) Kabupaten di Kawasan
Danau Toba direncanakan paling lambat bulan September 2018
11
sebelum berakhirnya masa jabatan Pj. Gubernur Sumatera
Utara.
4) Sebelum acara penandatangan, diharapkan ada rapat final
pembahasan draft kesepakatan bersama yang direncanakan
pada bulan Agustus 2018. Pada acara rapat dimaksud sudah
terparaf koordinasi oleh pejabat yang memiliki kewenangan dari
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun dari 8 (delapan)
Pemerintah Kabupaten di Kawasan Danau Toba.
6. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/4729/BAK tanggal
21 Agustus 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Senin tanggal 27
Agustus 2018 bertempat di Ruang Rapat F.L. Tobing Lantai 9 Kantor
Gubernur Sumatera Utara, Jl. Diponegoro No. 30, Kota Medan
dilaksanakan Rapat Finalisasi dan Penandantanganan Kesepakatan
Bersama antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Sektor Terkait dan
Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara. Adapun agenda rapat yakni:
a. Finalisasi Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pembinaan dan
Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi dengan Dunia Industri
dan Dunia Usaha;
b. Finalisasi Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Kerja
Sama Penyelenggaraan Transportasi di Kawasan Danau Toba.
7. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/4877/BAK tanggal
27 Agustus 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Senin tanggal 3
12
September 2018 bertempat di Hotel Aryaduta Medan, Jl. Kapten Maulana
Lubis No. 8, Kota Medan dilaksanakan Rapat Koordinasi dengan Sektor
Terkait dan Daerah di Sumatera Utara yang dipimpin oleh Dirjen Bina
Administrasi Kewilayahan sekaligus Pj. Gubernur Sumatera Utara dan
dihadiri oleh Bupati Karo, Bupati Samosir, Wakil Bupati Simalungun,
Wakil Bupati Tapanuli Utara, Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Wakil
Bupati Dairi, Wakil Bupati Toba Samosir, dan Kadishub Pakpak Bharat.
Adapun agenda rapat yakni:
a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pembinaan dan
Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi dengan Dunia Industri
dan Dunia Usaha antara pemerintah daerah provinsi dengan
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba serta dari
pihak swasta antara lain ASITA, PHRI, ICA, HPI, ASPERAPI, PUTRI,
MICE;
b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama
Penyelenggaraan Transportasi di Kawasan Danau Toba antara
pemerintah daerah provinsi dengan 8 (delapan) kabupaten di
Kawasan Danau Toba yakni Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten
Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat,
Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Dairi,
dan Kabupaten Simalungun.
8. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/4267/BAK tanggal
31 Juli 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Kamis tanggal 9
Agustus 2018 bertempat di Hotel Pandanaran, Jl. Pandanaran No. 58,
Semarang, Jawa Tengah dilaksanakan Rapat Sinkronisasi Potensi Kerja
13
Sama 3 (tiga) Kawasan dengan Pemda dalam Bidang Pendidikan Vokasi
di Provinsi Jawa Tengah. Rapat dibuka oleh Asisten I Setda Provinsi
Jawa Tengah dan dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah, Perwakilan dari Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan
Pengelola Taman Wisata Borobudur. Adapun hasil rapat sebagai
berikut:
a. Rapat ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Rapat Identifikasi
Potensi Kerja Sama 3 (tiga) Kawasan Pariwisata di Jakarta dengan
mengundang Pemerintah Daerah dalam Bidang Pendidikan Vokasi,
yang berlokasi di Kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera Utara,
Kawasan Borobudur Provinsi Jawa Tengah, dan Kawasan
Mandalika Provinsi Jawa Tengah.
b. Maksud dan tujuan rapat pendidikan vokasi ini adalah sesuai dengan
tuntutan Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI). Hal ini merupakan
langkah maju untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang berkualitas. Melalui kerja sama ini diharapkan akan
menghasilkan peningkatan kompetensi lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) menjadi tenaga siap pakai yang dapat mendukung
pengembangan industri pariwisata atau industri terkait lainnya di 3
(tiga) kawasan tersebut khususnya di Kawasan Borobudur.
c. Dalam pembahasan rapat disepakati draft kesepakatan bersama di
bidang pendidikan vokasi dengan dunia usaha yang akan
disempurnakan oleh Kepala Biro Pemerintahan Otda dan
Kerjasama Provinsi Jawa Tengah dan akan dirapatkan kembali pada
akhir bulan Agustus ini.
14
9. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor: 005/0012111 tanggal 13 Agustus 2018 hal Undangan
Rapat maka pada Hari Jumat tanggal 24 Agustus 2018 bertempat di
Ruang Rapat Biro Pemerintahan, Otda dan Kerjasama Setda Provinsi
Jawa Tengah Gedung A Lantai XI. Adapun hasil rapat sebagai berikut:
a. Melaporkan naskah kesepakatan bersama bersama bidang
pendidikan vokasi (naskah terlampir) kepada Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri.
b. Akan dilaksanakan rapat lanjutan yang bertempat di Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan.
10. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/5164/BAK
tanggal 10 September 2018 hal undangan rapat dilaksanakan Rapat
Koordinasi dengan Sektor Terkait dan Daerah pada tanggal 13
September 2018 bertempat di Hotel Swiss Bellin Jakarta, adapun
agenda rapat yakni:
a. memfasilitasi terwujudnya Inisiasi Perumusan Kesepakatan
Bersama Antara Pemerintah Daerah dengan Industri/Swasta
dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi khususnya yang terkait
dengan pariwisata di Kawasan Borobudur Provinsi Jawa Tengah.
b. Finalisasi Draft Kesepakatan Bersama tentang Pembinaan dan
Pengembangan Pendidikan Vokasi Pariwisata dan Pendukung
Pariwisata di Kawasan Borobudur Kabupaten Magelang Provinsi
Jawa Tengah.
15
11. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/6271/BAK
tanggal 25 Oktober 2018 hal Undangan Penandatanganan Kesepakatan
Bersama maka pada Hari Kamis tanggal 25 September 2018 bertempat
di Gedung A Lantai II Kantor Gubernur Jawa Tengah Jl. Pahlawan
Nomor 9 Provinsi Jawa Tengah. Adapun yang dilaksanakan adalah
Penandatangan Kesepakatan Bersama antara Provinsi Jawa Tengah,
Badan Otorita Kawasan Pariwisata Borobudur, Taman Wisata Candi
Borobudur, Ratu Boko dan Prambanan, Persatuan Hotel dan Restoran
(PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), dan
Ikatan Hotel General Manager tentang Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Vokasi Pariwisata dan Pendukung Pariwisata di Kawasan
Borobudur Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
12. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/3916/BAK
tanggal 13 Juli 2018 hal Undangan Rapat maka pada Hari Rabu Tanggal 1
Agustus 2018 bertempat di Lombok Garden Hotel, Jl. Bung Karno No. 7,
Mataram, dilaksanakan rapat Sinkronisasi Potensi Kerja Sama 3 (tiga)
Kawasan dengan Pemda dalam bidang Pendidikan Vokasi di Provinsi
Nusa Tenggara Barat yang dihadiri oleh Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara
Barat Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Commisioner ITDC. Adapun hasil rapat sebagai berikut:
16
a. Maksud dan tujuan rapat pendidikan vokasi ini adalah sesuai
dengan tuntutan Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI). Hal ini
merupakan langkah maju untuk menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Melalui kerja sama ini
diharapkan akan menghasilkan peningkatan kompetensi lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi tenaga siap pakai
yang dapat mendukung pengembangan industri pariwisata atau
industri terkait lainnya di 3 (tiga) kawasan tersebut khususnya di
Kawasan Mandalika.
b. Dalam pembahasan rapat disepakati draft kesepakatan bersama di
bidang pendidikan vokasi dengan dunia usaha yang akan
disempurnakan oleh Dinas PMPTSP Provinsi Nusa Tenggara Barat.
(draft terlampir)
13. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/5546/BAK
tanggal 24 September 2018 hal Undangan Rapat Sinkronisasi Potensi
Kerja Sama 3 (tiga) Kawasan dengan Pemda yang dilaksanakan pada
Hari Selasa tanggal 2 Oktober 2018 bertempat di Hotel Best Western
Mangga Dua Jl. Mangga Dua Abdad Nomor 111 Jakarta Pusat, adapun
agenda rapat yakni:
a. Pembahasan draft kesepakatan bersama di bidang pendidikan
vokasi dengan dunia usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Akan dilaksanakan Finalisasi Draft di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dengan mengundang stakeholders terkait yakni Dunia
Industri dan Dunia Usaha di Kawasan Kuta Mandalika.
17
14. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: tanggal hal Undangan
Rapat, diselenggarakan Rapat Koordinasi dengan Sektor Terkait dan
Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Hari Senin tanggal 26
November 2018 bertempat di Hotel Lombok Garden Hotel Jl. Bung
Karno Nomor 7, Mataram, Nusa Tenggara Barat, adapun agenda rapat
yakni:
a. Finalisasi Draft Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan PT. Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC), Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Association Of The
Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Nusa
Tenggara Barat tentang Pembinaan Dan Pengembangan
Pendidikan Vokasi Kepariwisataan Di Kawasan Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
b. Paraf Koordinasi Draft Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan PT. Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC), Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Association Of The
Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Nusa
Tenggara Barat tentang Pembinaan Dan Pengembangan
Pendidikan Vokasi Kepariwisataan Di Kawasan Mandalika
Kabupaten Lombok Tengah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
15. Berdasarkan Undangan Rapat dari Sekretaris Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Nomor: 005/6762/BAK
tanggal 9 November 2018 hal Undangan Rapat, diselenggarakan Rapat
18
Gabungan Koordinasi dengan Sektor Terkait dan Daerah pada Hari
Kamis tanggal 29 November 2018 bertempat di Hotel Aryaduta Jakarta
Jl. Prajurit KKO Usman dan Harun Nomor 44 – 48 Jakarta Pusat
dilaksanakan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Antara
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan PT. Indonesia
Tourism Development Corporation (ITDC), Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Association Of
The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Nusa
Tenggara Barat tentang Pembinaan Dan Pengembangan Pendidikan
Vokasi Kepariwisataan Di Kawasan Mandalika Kabupaten Lombok
Tengah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
16. Kegiatan Program Nasional Bidang Vokasi Pariwisata Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan Tahun 2018 di Kawasan Wisata Danau Toba
Provinsi Sumatera Utara, Kawasan Wisata Kuta Mandalika Provinsi
Nusa Tenggara Barat dan Kawasan Wisata Candi Borobudur di Provinsi
Jawa Tengah telah dilaksanakan dengan menghasilkan 4 (empat)
Kesepakatan Bersama yakni:
a. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pembinaan dan
Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi dengan Dunia Industri
dan Dunia Usaha antara pemerintah daerah provinsi dengan
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba serta dari
pihak swasta antara lain ASITA, PHRI, ICA, HPI, ASPERAPI, PUTRI,
MICE;
b. Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama
Penyelenggaraan Transportasi di Kawasan Danau Toba antara
pemerintah daerah provinsi dengan 8 (delapan) kabupaten di
19
Kawasan Danau Toba yakni Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten
Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Pakpak Bharat,
Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Dairi,
dan Kabupaten Simalungun.
c. Penandatangan Kesepakatan Bersama antara Provinsi Jawa
Tengah, Badan Otorita Kawasan Pariwisata Borobudur, Taman
Wisata Candi Borobudur, Ratu Boko dan Prambanan, Persatuan
Hotel dan Restoran (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata
Indonesia (ASITA), dan Ikatan Hotel General Manager tentang
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Vokasi Pariwisata dan
Pendukung Pariwisata di Kawasan Borobudur Kabupaten Magelang
Provinsi Jawa Tengah.
d. Penandatanganan Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan PT. Indonesia Tourism
Development Corporation (ITDC), Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Association Of The
Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Nusa
Tenggara Barat tentang Pembinaan Dan Pengembangan Pendidikan
Vokasi Kepariwisataan Di Kawasan Mandalika Kabupaten Lombok
Tengah Di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
17. Berdasarkan hasil evaluasi di Tahun 2018 maka kegiatan Program
Nasional Bidang Vokasi Pariwisata memiliki dampak positif bagi
daerah yakni menjadi pengungkit bagi peningkatan pembinaan dan
pengembangan kapasitas sumber daya manusia khususnya bidang
vokasi kepariwisataan dan meningkatkan sektor perekonomian di
Kawasan Kepariwisataan di Kawasan Wisata Danau Toba, Kawasan
21
22
DDanau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang
berada di kaldera Gunung Berapi Super. Danau ini memiliki panjang 100
kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 505 meter
(1657 ft). Danau ini terletak di tengah pulauSumatera bagian utara dengan
ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2953 ft). Danau ini membentang
dari 2.88°N 98.52°E sampai 2.35°N 99.1°E. Ini adalah danau terbesar di
Indonesia dan danau vulkanik terbesar di dunia.
Danau Toba adalah lokasi letusan gunung berapi super masif
berkekuatan VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu yang
memicu perubahan iklim global. Metode penanggalan terkini menetapkan
bahwa 74.000 tahun yang lalu lebih akurat. Letusan ini merupakan letusan
eksplosif terbesar di Bumi dalam kurun 25 juta tahun terakhir. Menurut teori
bencana Toba, letusan ini berdampak besar bagi populasi manusia di
seluruh dunia; dampak letusan menewaskan sebagian besar manusia yang
hidup waktu itu dan diyakini menyebabkan penyusutan populasi di Afrika
timur tengah dan India sehingga memengaruhi genetika populasi manusia di
seluruh dunia sampai sekarang.
Para ilmuwan sepakat bahwa letusan Toba memicu musim dingin
vulkanik yang menyebabkan jatuhnya suhu dunia antara 3 hingga 5 °C (5,4
hingga 9,0 °F), dan hingga 15 °C (27 °F) di daerah lintang atas. Penelitian
lanjutan di Danau Malawi, Afrika Tengah, menemukan endapan debu letusan
Toba, tetapi tidak menemukan bukti perubahan iklim besar di Afrika
Timur. Pada tanggal 18 Juni 2018, musibah tenggelamnya kapal feri terjadi di
Danau Toba dan menenggelamkan lebih dari 190 orang.
Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 69.000-
77.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi
23
super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan
Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada
letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di
atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat.
Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2,
dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada
beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini
juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi
manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut
menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih
memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang
kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau
Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan
munculnya Pulau Samosir.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
LLetak
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis terletak di 7° 36′ 28” LS dan 110° 12′ 13” BT. Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
Bentuk Bangunan
� Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
� Tinggi 35,40 meter.
� Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
� Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
� Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
� Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
� Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter kubik (kira-kira 2.000.000 potong batu)
42
RRiwayat Temuan
Candi Borobudur muncul kembali tahun 1814 ketika Sir Thomas Stanford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris yang menjadi wali negara Indonesia mengadakan kegiatan di Semarang, waktu itu Raffles mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu telah ditemukan susunan batu bergambar, kemudian ia mengutus Cornelius seorang Belanda untuk membersihkannya. Pekerjaan ini dilanjutkan oleh Residen Kedu yang bernama Hartman pada tahun 1835. Disamping kegiatan pembersihan, ia juga mengadakan penelitian khususnya terhadap stupa puncak Candi Borobudur, namun sayang mengenai laporan penelitian ini tidak pernah terbit. Pendokumentasian berupa gambar bangunan dan relief candi dilakukan oleh Wilsen selama 4 tahun sejak tahun 1849, sedangkan dokumen foto dibuat pada tahun 1873 oleh Van Kinsbergen. Menurut legenda Candi Borobudur didirikan oleh arsitek Gunadharma, namun secara historis belum diketahui secara pasti. Pendapat Casparis berdasarkan interpretasi prasasti berangka tahun 824 M dan prasasti Sri Kahulunan 842 M, pendiri Candi Borobudur adalah Smaratungga yang memerintah tahun 782-812 M pada masa dinasti Syailendra. Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana.
Pendapat Dumarcay Candi Borobudur didirikan dalam 5 tahap pembangunan yaitu:
– Tahap I + 780 Masehi – Tahap II dan III + 792 Masehi – Tahap IV + 824 Masehi – Tahap V + 833 Masehi
43
NNama Candi Borobudur Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat
diantaranya:
Raffles: Budur yang kuno (Boro= kuno, budur= nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro= agung, budur= Buddha) Budha yang banyak (Boro= banyak, budur= Buddha)
Moens: Kota para penjunjung tinggi Sang Budha
Casparis: Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.
Poerbatjaraka: Biara di Budur (Budur= nama tempat/desa)
Soekmono dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.
Pemugaran Upaya pemugaran Candi Borobudur dilakukan sebanyak dua kali
yaitu pertama dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dibawah pimpinan Van Erp dan yang kedua dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang diketuai oleh Soekmono (alm).
Pemugaran I tahun 1907 – 1911, Pemugaran I sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah Hindia Belanda. Sasaran pemugaran lebih banyak ditujukan pada bagian puncak candi yaitu tiga teras bundar dan stupa pusatnya. Namun oleh karena beberapa batunya tidak diketemukan kembali, bagian puncak (catra) stupa, tidak bisa dipasang kembali. Pemugaran bagian bawahnya lebih bersifat tambal sulam seperti perbaikan/pemerataan lorong, perbaikan dinding dan langkan tanpa pembongkaran sehingga masih terlihat miring. Usaha-usaha konservasi telah dilakukan sejak pemugaran pertama oleh Pemerintah Hindia Belanda
44
dengan terus menerus mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap Candi Borobudur, sementara proses kerusakan dan pelapukan batu-batu Candi Borobudur yang disebabkan oleh berbagai faktor terus berlangsung. Dan hasil penelitian yang diadakan oleh suatu panitia yang dibentuk dalam tahun 1924 diketahui bahwa sebab-sebab kerusakan itu ada 3 macam, yaitu korosi, kerja mekanis dan kekuatan tekanan dan tegangan di dalam batu-batu itu sendiri (O.V. 1930 : 120-132).
PPemugaran II tahun 1973 – 1983, Sesudah usaha pemugaran Van Erp berhasil diselesaikan pada tahun 1911, pemeliharaan terhadap Candi Borobudur terus dilakukan. Berdasarkan perbandingan antara kondisi saat itu dengan foto-foto yang dibuat Van Erp 10 tahun sebelumnya, diketahui ternyata proses kerusakan pada Candi Borobudur terus terjadi dan semakin parah, terutama pada dinding relief batu-batunya rusak akibat pengaruh iklim. Selain itu bangunan candinya juga terancam oleh kerusakan. Dengan masuknya Indonesia menjadi anggota PBB, maka secara otomatis Indonesia menjadi anggota UNESCO. Melalui lembaga UNECO tersebut, Indonesia mulai mengimbau kepada dunia internasional untuk ikut menyelamatkan bangunan yang sangat bersejarah tersebut. Usaha tersebut berhasil, dengan dana dari Pelita dan dana UNESCO, pada tahun 1975 mulailah dilakukan pemugaran secara total. Oleh karena pada tingkat Arupadhatu keadaannya masih baik, maka hanya tingkat bawahnya saja yang dibongkar. Dalam pembongkaran tersebut ada tiga macam pekerjaan, yaitu tekno arkeologi yang terdiri atas pembongkaran seluruh bagian Rupadhatu, yaitu empat tingkat segi empat di atas kaki candi, pekerjaan teknik sipil yaitu pemasangan pondasi beton bertulang untuk mendukung Candi Borobudur untuk setiap tingkatnya dengan diberi saluran air dan lapisan kedap air di dalam konstruksinya, dan pekerjaan kemiko arkeologis yaitu pembersihan dan pengawetan batu-batunya, dan akhirnya penyusunan kembali batu-batu yang sudah bersih dari jasad renik (lumut, cendawan, dan mikroorganisme lainnya) ke bentuk semula.
45
RRelief
Disamping maknanya sebagai lambang alam semesta dengan pembagian vertikal secara filosofis meliputi Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu, Candi Borobudur mengandung maksud yang amat mulia, maksud ini diamanatkan melalui relief-relief ceritanya. Candi Borobudur mempunyai 1.460 panil relief cerita yang tersusun dalam 11 deretan mengitari bangunan candi dan relief dekoratif berupa relief hias sejumlah 1.212 panil. Relief cerita pada tingkat Kamadhatu (kaki candi) mewakili dunia manusia menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi. Hal ini terlihat pada dinding kaki candi yang asli terpahatkan 160 panil relief Karmawibhangga yang menggambarkan hukum sebab akibat. Tingkat Rupadhatu (badan candi) mewakili dunia antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh suatu pengertian dunia nyata. Pada tingkatan ini dipahatkan 1.300 panil yang terdiri dari relief Lalitavistara, Jataka, Avadana, dan Gandawyuha. Berikut uraian singkat dari relief tersebut:
1. Tingkat I
Dinding atas relief Lalitavistara : 120 panilRelief ini menggambarkan riwayat hidup Sang Buddha Gautama dimulai pada saat para dewa di surga Tushita mengabulkan ermohonan Bodhisattva untuk turun ke dunia menjelma menjadi manusia bernama Buddha Gautama. Ratu Maya sebelum hamil bermimpi menerima kehadiran gajah putih dirahimnya. Di Taman Lumbini Ratu Maya melahirkan puteranya dan diberi nama pangeran Sidharta. Pada waktu lahir Sidharta sudah dapat berjalan, dan pada tujuh langkah pertamanya tumbuh bunga teratai. Setelah melahirkan Ratu Maya meninggal, dan Sidharta diasuh oleh bibinya Gautami. Setelah dewasa Sidharta kawin dengan Yasodhara yang disebut dengan dewi Gopa. Dalam suatu perjalanan Sidharta mengalami empat perjumpaan yaitu bertemu dengan pengemis tua yang buta, orang sakit, orang mati membuat Sidharta menjadi gelisah, karena orang dapat menjadi tua, menderita, sakit dan mati. Akhirnya Sidharta bertemu dengan seorang pendeta, wajah pendeta itu damai, umur tua, sakit, dan mati tidak menjadi ancaman bagi seorang pendeta. Oleh karena menurut ramalan Sidharta akan menjadi pendeta, maka ayahnya mendirikan istana yang megah untuk Sidaharta. Setelah
46
mengalami empat perjumpaan tersebut Sidharta tidak tenteram tinggal di istana, akhirnya diam-diam meninggalkan istana. Sidharta memutuskan enjadi pendeta dengan memotong rambutnya. Pakaian istana ditinggalkan dan memakai pakaian budak yang sudah meninggal, dan bersatu dengan orang-orang miskin. Sebelum melakukan samadi Sidharta mensucikan diri di sungai Nairanjana. Sidharta senang ketika seorang tukang rumput mempersembahkan tempat duduk dari rumput usang. Di bawah pohon Bodhi pada waktu bulan purnama di bulan Waisak, Sidharta menerima pencerahan sejati, sejak itu Sidharta menjadi Buddha di kota Benares.
dinding bawah relief Manohara dan Avadana : 120 panilCerita Manohara menggambarkan cerita udanakumaravada yaitu kisah perkawinan pangeran Sudana dengan bidadari Manohara. Karena berjasa menyelamatkan seekor naga, seorang pemburu bernama Halaka mendapat hadiah laso dari orang tua naga. Pada suatu hari Halaka melihat bidadari mandi di kolam, dengan lasonya berhasil menjerat salah seorang bidadari tercantik bernama Manohara. Oleh karena Halaka tidak sepadan dengan Manohara, maka Manohara dipersembahkan kepada pangeran Sudana, meskipun ayah Sudana tidak setuju. Banyaknya rintangan tidak dapat menghalangi pernikahan pangeran Sudana dengan Manohara. Cerita Awadana mengisahkan penjelmaan kembali orang-orang suci, diantaranya kisah kesetiaan raja Sipi terhadap makhluk yang lemah. Seekor burung kecil minta tolong raja Sipi agar tidak dimangsa burung elang. Sebaliknya burung elang minta raja Sipi menukar burung kecil dengan daging raja Sipi. Setelah ditimbang ternyata berat burung kecil dengan raja Sipi sama beratnya, maka raja Sipi bersedia mengorbankan diri dimangsa burung elang. Seorang pemimpin harus berani mengorbankan dirinya untuk rakyat kecil dan semua makhluk hidup.
langkan bawah (kisah binatang) relief Jatakamala: 372 panil langkan atas (kisah binatang) relief Jataka:128 panil Relief ini mempunyai arti untaian cerita jataka yang mengisahkan reinkarnasi sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai seorang manusia bernama pangeran Sidharta Gautama. Kisah ini cenderung pada penjelmaan sang Buddha sebagai binatang yang berbudi luhur dengan pengorbanannya. Cerita jataka diantaranya kisah kera dan banteng. Kera yang nakal suka mengganggu
47
banteng, namun banteng diam saja. Dewi hutan menasehati banteng untuk melawan kera, namun banteng menolak mengusir kera karena takut kera akan pergi dari hutan dan mengganggu kedamaian binatang-binatang lain. Akhirnya dewi hutan bersujud kepada banteng karena sikap banteng didalam menjaga keserasian dan kedamaian di hutan. Kisah jataka lainnya adalah pengorbanan seekor gajah yang mempersembahkan dirinya untuk dimakan oleh para pengungsi yang kelaparan.
22. Tingkat II
� dinding relief Gandawyuha : 128 panil
� langkan relief Jataka/Avadana : 100 panil Relief ini mungkin melanjutkan kehidupan Sang Buddha di masa lalu. Beberapa adegan dikenal kembali antara lain terdapat pada sudut barat laut, yaitu Bodhisattva menjelma sebagai burung merak dan tertangkap, akhirnya memberikan ajarannya.
3. Tingkat III
dinding relief Gandawyuha : 88 panil Relief ini menggambarkan riwayat Bodhisattva Maitreya sebagai calon Budha yang akan datang, merupakan kelanjutan dari cerita di tingkat II.
Arca
� Tokoh yang diarcakan: Dhyani Buddha, Manusi Buddha, dan Boddhisatva.
� Jumlah arca : 504 buah
Rincian letak arca :
� Pada tingkat Rupadhatu terdapat 432 arca, ukuran semakin ke atas semakin kecil dan diletakkan pada relung, dengan rincian: Teras I : 104 arca Teras II : 104 arca Teras III : 88 arca Teras IV : 72 arca Teras V : 64 arca.
� Pada tingkat Arupadhatu terdapat 72 arca dengan ukuran sama dan diletakkan di dalam stupa, dengan rincian:Teras VI : 32 arca Teras VII : 24 arca Teras VIII : 16 arca.
48
� Pada tingkat Rupadhatu ini terdapat 432 arca Dyani Buddha diletakkan di dalam relung di segala penjuru arah mata angin yaitu: Arca Dhyani Buddha Aksobya letak di sisi Timur dengan sikap tangan Bhumisparsamudra, Arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa letak sisi Selatan dengan sikap tangan Waramudra, Arca Dhyani Buddha Amoghasidha letak di sisi Utara dengan sikap tangan Abhayamudra, Arca Dhyani Buddha Wairocana di pagar langkan tingkat V dengan sikap Witarkamudra.
� Di dalam stupa teras I, II, dan III terdapat arca Dhyani Buddha Vajrasattva dengan sikap tangan Dharmacakramudra.
� Arca singa : 32 buahMenurut agama Buddha singa adalah kendaraan sang Buddha pada waktu naik ke surga, simbol kekuatan pengusir pengaruh jahat untuk menjaga kesucian Candi Borobudur.
SStupa
Jumlah stupa 73 buah dengan rincian 1 buah stupa induk, 32 stupa pada teras melingkar I, 24 stupa pada teras melingkar II, dan 16 stupa pada teras melingkar III. Bentuk stupa :
� Stupa induk berongga, tanpa lubang terawang.
� Stupa pada teras melingkar berlubang terawang:Lubang belah ketupat pada stupa teras melingkar I dan II Lubang segi empat pada stupa teras melingkar III.
� Arti simbolis lubang terawang belah ketupat: Berkaitan dengan filosofi menuju ke tingkat kesempurnaan – Arti simbolis lubang terawang segi empat: Berkaitan dengan filosofi lebih sederhana atau ?sempurna? daripada bentuk belah ketupat yang masih tergolong raya.
49
MMonitoring
Candi Borobudur setelah selesai dipugar tidak berarti selesai sudah perawatan terhadap candi tersebut. Tidak ada jaminan kalau Candi Borobudur terbebas dari proses kerusakan dan pelapukan. Oleh karena itu kantor Balai Konservasi Borobudur selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan. Misalnya monitoring melalui kegiatan observasi pertumbuhan mikroorganisme, observasi stabilitas batu candi, evaluasi struktur candi dan buki, observasi geohydrologi, observasi sistem drainase, analisis mengenai dampak lingkungan, dan lain-lain.
Perlindungan
Usaha perlindungan dilakukan dengan membuat mintakat (zoning) pada situs Candi Borobudur yaitu: Zone I Area suci, untuk perlindungan monumen dan lingkungan arkeologis (radius 200 m) Zone II Zona taman wisata arkeologi, untuk menyediakan fasilitas taman dan perlindungan lingkungan sejarah (radius 500 m) Zone III Zona penggunaan tanah dengan aturan khusus, untuk mengontrol pengembangan daerah di sekitar taman wisata (radius 2 km) Zone IV Zona Perlindungan daerah bersejarah, untuk perawatan dan pencegahan kerusakan daerah sejarah (radius 5 km) Zone V Zona taman arkeologi nasional, untuk survei arkeologi pada daerah yang luas dan pencegahan kerusakan monumen yang masih terpendam (radius 10 km).
Zona I dan zona II dimiliki oleh pemerintah. Zona I dikelola oleh Balai Studi dan Konservasi Borobudur, zona II dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Pada zona II juga tersedia fasilitas turis : parkir mobil, loket tiket, pusat informasi, museum, kios-kios, dan lain-lain. Zona III, IV, dan V dimiliki oleh masyarakat, tetapi pemanfaatannya dikontrol oleh pemerintah daerah.
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Lokasi Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Kabupaten : Lombok Tengah
Kawasan Luas Kawasan : ± 2000 Ha
Luas Kawasan KEK : 1.175Ha (luas kawasan
pengembangan)
Aksesibilitas & Hotel � Bandara Internasional Lombok (40 menit ke Mandalika)
� Tersedia 884 hotel (BPS Provinsi NTB, 2014)
Sekilas Mandalika � Satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki lautan
pasir keseluruhan 5.250 hektar.
� Mandalika ditunjuk sebagai The Best Destination Halal dan The Best
Honeymoon Destination di Dunia Halal Travel Award 2015.
� Mandalika langsung dihadapkan ke Laut Atlantik.
� Mandalika memiliki Pantai Kuta yang lembut dan berpasir putih serta
Pantai Tanjung Aan, pantai berpasir putih di daerah teluk dengan garis
pantai terpanjang.
� Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang diusulkan oleh PT
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah ditetapkan
melalui Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2014 tanggal 30 Juni 2014.
Pengembangan KEK Mandalika difokuskan untuk kegiatan utama
Pariwisata. Saat ini KEK Mandalika dalam tahap pembangunan I.
� Pengadaan lahan 1.035,67 ha telah selesai dan pembangunan fisik yang
telah dilakukan adalah pembangunan jalan dalam kawasan sepanjang 4
km.
59
� Terdapat 6 (enam) investor baru yang akan membangun hotel di KEK
Mandalika yaitu, Novotel, Royal Tulip, Pullman, ClubMed, Westin dan
Paramount. Pembangunan ini direncanakan selesai dalam 2 (dua) tahun
kedepan di awal tahun 2019.
� Adapun dukungan dari pemerintah yang akan diberikan adalah
perpanjangan runway Bandara Internasional Lombok, revitalisasi
Pelabuhan Lembar, serta penanganan jaringan air bersih kawasan Kuta
dan sekitarnya.
Luas Wilayah : 1.175 ha
Pengelola : PT Indonesia Tourism Development Corporation
(ITDC)
Dasar Hukum : Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2014
tanggal 30 Juni 2014
Kegiatan Utama : Pariwisata (perhotelan, resort, dan MICE)
Nilai Investasi Pengembang :
� Pembangunan kawasan Rp2,2 triliun
� Diperkirakan menarik investasi Rp28,63 triliun hingga tahun 2025
Proyeksi Tenaga Kerja : 58.700 orang
60
61
62
63
64
65
66