BWurna2

Embed Size (px)

Citation preview

Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai pigmen erutama cis aldehida A2. Penglihatan warna mempunyai kemampuan

membedakan gelombang sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnetiknya mempunyai panjang gelombang yang terletak antara 440-700 nm. Warna primer yang utama pada pigmen sel kerucut adalah merah, hijau, dan biru. Warna komplemen ialah warna yang bila dicampur dengan warna primer akan berwarna putih. Gelombang elektromagnit yang diterima pigmen akan diteruskan rangsangannya pada korteks pusat penglihatan warna diotak. Bila panjang gelombang terletak diantara kedua pigmen maka akan terjadi penggabungan warna. Cacat penglihatan warna atau buta warna dapat dikenal dalam bentuk: 1. Trikomatik Mengenal semmua akan tetapi mungkin: Normal Anomaly, dimana terdapat sedikit kurang daya tangkap warna tertentu o Protanomali (kurang merah) o Deutronomali (kurang hijau) o Tritanomali (kurang biru)

2. Dikromatik a. Protanopia (tidak kenal merah) b. Deuranoipia (tidak kenal hijau) c. Tritanopia (tidak kenal hijau) 3. Monokromatik Pada kelainan macula maka sering terdapat kelainaan pada penglihatan warna biru dan kuning, sedang pada kelaianan saraf optic akan terlihat gangguan penglihatan warna merah dan hijau. Kelainan ditemukan pada HLA (kromosom ke-6 HLA, HLB, HLC). Pemeriksaan buta warna dilakukan dengan uji anolamoskop, uji Farnsworth 100 hue, uji Holmgren, dan uji ishihara.

Warna merupakan corak gelombang dengan kejenuhannya pada warna putih. Dikenal warna primer yaitu warna dasar yang dapat memberikan jenis warna yang terlihat dengan campuran ukuran tertentu. Buta warna dikenal berdasarkan istilah yunani protos (pertama), deutros (kedua), tritos (ketiga) yang pada warna 1. Merah, 2. Hijau, 3. Biru. Yang dimaksud dengan anopia adalah menyatakan cacat sedang anomali berarti cacat parsial. Trikomat Keadaan pasien yang mempunyai tiga pigmen kerucut yang mengatur fungsi penglihatan. Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna akan tetapi dengan interpretasi yang berbeda daripada normal yang paling sering ditemukan adalah: 1. Trikomat anomaly, dimana pasien mempunyai ketiga pigmen kerucut akan tetapi satu tidak normal, pada anomaly ini perbandingan merah hijau dipilih pada anomaloskop berbeda disbanding dengan orang normal. 2. Deutronomali dengan cacat pada hijau sehingga diperlukan lebih banyak hijau, karena terjadi gangguan lebih banyak daripada warna hijau, 3. Protanomali, dimana dibutuhkan lebih banyak merah untuk menggabung menjadi kuning baku pada anomaloskop, yang pada pasien terdapat buta berat terhadap warna hijau merah dimana merah lebih banyak terganggu. Protonomali dan deutronomali diturunkan X linked dan di Amerika terdapat 5% pada anak laki-laki 4. Tritanomali, merupakan cacat pada melihat warna biru, yang diturunkan secara dominan pada 0.1% pasien Dikromat pasien yang mempunyai dua pigmen kerucut dan mengakibatkan sukar membedakan warna tertentu. 1. Protanopia, keadaan yang paling sering ditemukan dengan cact pada warna merah hijau.

2. Deutranopia, kurang pigmen hijau 3. Tritanopia, dimana terdapat kesukaran membedakan warna merah dari kuning. Monokromat atau akromatopsia, dimana hanya terdapat satu jenis kerucut sehingga hanya dapat membedakan warna dalam bentuk hitam putih saja, yang sering mengeluh fotopobia, tajam penglihatan yang kurang. Buta warna dapat ditemukan pada penyakit macula, saraf optic, sedang pada kelainan retina ditemukan cacat relative penglihatan warna biru dan kuning sedanng kelainan saraf optic memberikan kelaianan melihat warna merah dan hijau. Bentuk buta warna juga dikenal: Monokromatisme rod (batang) Disebut juga suatu akromatopsia dimana terdapat kelaiann pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan berkurang 6/60, nistagmus, fotopobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi akibat kelainan sentral sehingga terdapat gangguan penglihatan warna total, hemeralopia (buta silang) tidak terdapat buta senja/malam, dengan kelainan refraksi tinggi. Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya macula dengan pigmen abnormal. Monocromatisme cone (kerucut) Hanya terdapat sedikit cacat, hal yang jarang, tajam penglihatan normal, tidak terdapat nistagmus. Buta warna umumnya dianggap lebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan 20:1. Sel kerucut retina merupakan sel yang dapat membedakan warna. Pada sel kerucut terdapat 3 macam pigmen yang dapat membedakan warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru. Sel kerucut yang dibagian sentral atau macula lutea memegang peranan yang terpenting untuk meliat warna. Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna. Pasien tidak atau kurang dapat membedakan warna yang dapat terjadi congenital ataupun didapaykan akibat penyakit tertentu. Hampir 5% laki-laki dinegara barat

menderita buta warna yang diturunkan, lebih sering terdapat pada laki-laki disbanding perempuan. Mungkin pula disebabkan karena tidak terlatih untuk melihat warna-warna. Buta warna total merupakan keadaan yang jarang. Kebanyakan penderita buta warna dapat membedakan warna akan tetapi dengan penilaian yang berbeda. Dengan adanya teori trikomat maka kemungkinan gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih pigmen kerucut. Bentuk defesiensi yang paling sering ditemukan adalah trikomat anomaly. Pada protanomali terdapat kekurangan kerentanan merah, sehingga diperlukan lebih banyak warna merah untuk bergabung dengan kuning baku. Sedangkan yang dimaksud sebagai protanopia adalah kurangnya sensitive pigmen merah kerucut.