Upload
ricky-leo
View
7
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Case
Citation preview
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JL. Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk. Jakarta-Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS PRA ANESTESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU ANESTESI
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA
Nama Mahasiswa : Deabryna. Hehakaya Tanda Tangan :
NIM : 11-2010-243
Dokter Pembimbing : dr Amelia, Sp.An
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. M
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Pondok Terong Rt.03/Rw.05
Tanggal Pemeriksaan : 09 mei 2011
Tanggal Masuk RS : 09 mei 2011
ANAMNESISDiambil dari: Autoanamnesis
Tanggal: 09 Mei 2011
Jam: 20.00 WIB
Keluhan Utama :
1
Nyeri perut kanan bawah 9 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 9 jam SMRS os mengeluh nyeri perut kanan bawah, rasa nyeri seperti pada saat haid, tidak
berkurang pada pergantian posisi, tidak demam, tidak mual dan muntah..
Riwayat penyakit Penyerta :
(-)
Habit :
Riwayat Operasi Sebelumnya :
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 141/91mmHg
Frekuensi Nadi : 91x/menit
Frekuensi Napas :
Suhu : 37,1ºC
Kepala : Normochepali
Leher : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah lengkap 05/05/2011
Hasil Unit Nilai normal
Hb 12,6 g/dl 12- 16
2
Leukosit 14,96 Ribu/mm3 5- 10
Trombosit 260 Ribu/mm3 150- 450
Hematokrit 38 % 38- 47
MCV 91,3 fl 82- 92
MCH 30,6 pg 27- 42
MCHC 33,5 g/dl 34- 45
LED 20 mm/jam <15
Hitung jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 1-3
Neutrofil stab 1 % 3- 5
Neutrofil segmen 70 % 54- 62
Limfosit 23 % 25- 33
Monosit 6 % 3- 7
Keton darah 0,2 Low 0,4- 0,8
Mid 1,8- 2,8
High 3,7- 5,7
GDS 661 g/dl <200
SGOT 163 U/L <35
SGPT 108 U/L <40
Ureum 31 mg/dl 10- 50
Creatinine
Urid acid
Troponin T
0,8
5,3
Negative
mg/dl
mg/dL
ng/ml
0,5- 1,5
2,7-7
Negative < 0,03
EKG:
Kesan: Acut inferior dan lateral MCI
3
RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 7 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan os tampak sakit berat, kesadaran: compos mentis, TD: 142/100 mmHg, nadi: 99
kali/menit, suhu: 36°C, pernapasan: 20 kali/menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapat:
lekosit: 14,96 ribu/mm, GDS: 661 g/dL. Pada hasil EKG menunjukkan adanya Acut inferior dan
lateral MCI.
DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS
1. Miocardiac infark acute
Dasar diagnose:
Nyeri dada
SGOT SGPT meningkat
2. Diabetes mellitus tipe II
Dasar diagnosa:
Riwayat diabetes mellitus
GDS: 661 mg/dL
Usia > 45 tahun.
Pemeriksaan yang dianjurkan:
1. Pemeriksaan analisa gas darah untuk menyingkirkan diagnosa gangguan elektrolit
2. Periksa kurva gula darah harian
3. Pemeriksaan EKG serial
4. Periksa darah lengkap secara serial
RENCANA PENGELOLAAN
Non-Farmakologis1. pasang O2 canule 3L/min2. bed rest dan posisi setengah duduk3. infus NaCl 0,9% 500cc/8jam 4. diet DM 1600 secara enteral5. hitung balans cairan
4
Body mass index (BMI) = BB/TB2
= 60/(1,60)2
= 23,43Berat badan ideal = (TB - 100)- 10%(TB-100)
= (160-100)- 10%(160-100)= 60 - 6= 54
Kebutuhan kalori basal(BMR)= BB ideal x 25 kcal/ kg BB (perempuan)= 54 x 25= 1350 kcal
Stress berat, maka ditambah 30% dari BMR
= 30% x 1350 kcal
= 405 kcal
Maka, total kebutuhan kalori= 1350 + 405 kcal
= 1755 ~ 1700 kcal
Anggaran output cairan
Urin = 0,5cc x 60kg x 24jam
= 720 cc
IWL = 15cc x 60kg
= 900 cc
Anggaran Total output cairan = 1620 cc
Disebabkan pasien mempunyai masalah jantung, balans cairan harus negatif. Pada pasien ini
diberikan cairan infus NaCl 0,9% sebanyak 1600cc/24jam
Farmakologis ISDN sublingual 3 x 5mg
Terapi insulin diberikan berdasarkan kurva gula darah harian
Gula darah < 200 g/dl tidak perlu insulin
201- 250 g/dl 5ui
250- 300 g/dl 10ui
300- 350 g/dl 15ui
>350 g/dl 20ui
DIABETES MELLITUS
5
Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis sering kali dianggap sebagai penyakit
orang tua atau panyakit yang hanya timbul karena factor keturunan. Anggapan ini salah, karena
semua umur dapat terserang penyakit ini termasuk kawula muda. Menurut data WHO, Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus ( DM ) di dunia.
masalah utamanya, gejala dini penderita DM bias sangat tidak khas sehingga tidak menyadari
seseorang mengidap penyakit DM.
Gejala awal pada penderita muda lebih khas, ditandai dengan banyak makan, banyak
minum, banyak kencing, tetapi berat badan menurun drastic. DM terjadi jika pancreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika
sel tidak memberikan respons yang tepat terhadap insulin.
PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Pencegahan ini ditujukan kepada orang-orang yang termasuk dalam kategogi beresiko
tinggi terhadap Diabeters Mellitus tetapi belum muncul dan diusahakan agar tidak
muncul gejala-gejala klinis Diabetes Mellitus. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
untuk mengurangi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya DM, serta upaya
yang dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor tersebut. Upaya-upaya tersebut antara
lain adalah:
Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang
disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari
makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan penyusutan
konsumsi energi. Mengkonsusmsi makanan dengan kandungan karbohidrat yang
berserat tinggi dan bukan olahan.
Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas insulin dan
menjaga berat badan agar tetap ideal.
Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat, swasta dan
pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat
2. Pencegahan Sekunder
6
pencegahan sekunder atau dapat dikatakan sebagai deteksi dini yaitu denngan
pemeriksaan penyaring. Pengobatan penyakit sejak awal harus segera dilakukan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi menahun
Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini
mungkin terutama individu/populasi.
Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.
Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi penyuluhan
seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk
mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan olah raga.
3. Pencegahan Tersier
Jika komplikasi sudah terjadi diusahakan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut
dan memperbaiki penderita sedini mungkin sebelum penderita mengalami
kecacatan menetap sehingga kualitas hidup lebih baik.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
7
8
9
10
11