Upload
vubao
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
Filsafat Umum
" Filsafat Nilai Antara Etika dan Estetika "
Disusun oleh:
Siti Nur Halimah
Wilda Liani
Zakiyah Umamah
Kelas III E PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKBUMIMata Kuliah : Filsafat Umum
Dosen Pengampu : Cecep Hilman
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan ridhonya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan tugas mata kuliah Filsafat Umum yang berjudul " Filsafat Nilai antara
Etika dan Estetika ".
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah Filsafat Umum, juga kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas ini.
Harapan penyusun semoga penyusunan tugas ini bermanfaat bagi kita semua
serta menjadi tambahan ilmu bagi pembaca. Penyusun menyadari jika dalam
penyusunan ini maaih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan hati
terbuka kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas ini.
Demikian tugas yang kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak kekurangan penyusun mohon maaf.
DAFTAR ISI
2
Hormat kami,
Penyusun
KATA PENGANTAR………………………..........................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Masalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika...........................................................................................3
B. Peran dan Fungsi Etika................................................................................4
C. Perbedaan dan persamaan Etika dan Etiket..............................................5
D. Pengertian Estetika...................................................................................6
E. Kaitan Etika dan Estetika dalam Kehidupan..............................................9
BAB III PENUTUP
1. Simpulan...................................................................................................12
2. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi yang sekarang ini, masih banyak sekali orang-
orang yang tidak memahami tentang etika dan estetika, baik dari
definisinya ataupun dengan pengaplikasiannya di masyarakat, padahal
etika dan estetika harus dimiliki setiap manusia.
Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral, etika mengacu
pada perbuatan dan tingkah laku manusia, nilai dan norma, sedangkan
estetika cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan jasmani dan
rohani, keindahan alam dan seni.
Berdasarkan pengertian diatas nilai estetika sesuatu harus disertai
dengan etika, karena persepsi estetika kadang subjektif, sehingga bila tidak
dibatasi dari segi etika maka akan berpengaruh negatif,
Etika dan estetika akan selalu berkaitan dengan kehidupan yang
menentukan bagaimana manusia bersikap dan bertingkah laku baik atau
buruk. Sehingga manusia mampu menilai estetika sesuatu didasari dengan
pertimbangan etika berupa nilai norma yang berlaku, baik secara agama
maupun budaya sebagai filter dalam menjaga keberagaman cara pandang
masyarakat di Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian etika ?
2. Apa peranan dan fungsi etika?
3. Apa perbedaan etika dan etiket?
4. Apa yang dimaksud dengan pengertian estetika?
5. Mengapa etika dan estetika saling berkaitan dalam kehidupan?
4
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui pengertian etika
2. Mengetahui peranan dan fungsi etika
3. Mengetahui perbedaan etika dan etiket
4. Mengetahui pengertian estetika
5. Mengetahui kaitan etika dan estetika dalam kehidupan
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Pengertian Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dan secara teriminologi
etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-buruk.yang dapat
dinilai baik-buruk adalah sikap manusia, yaitu yang menyangkut
perbuatan, tingkah laku, gerakan, kata-kata dan sebagainya.
Etika dibagi menjadi etika deskriptif dan etika normatif. Etika
deskriftif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya,
tidak memberi penilaian, tidak memilih mana yang baik mana yang buruk.
Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian mana yang baik mana
yang buruk, mana yang harus dikerjakan mana yang tidak. Etika normati
dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. (Bertens, 2002: 15-17)
Etika umum membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai,
motivasi sebuah perbuatan dan sebagainya, etika khusus adalah
pelaksanaan dari prinsip-prinsip umum, seperti etika pergaulan, etika
dalam pekerjaan dan sebagainya. Ada beberapa teori tentang baik buruk
(etika).
Nilai teori dalam islam di bagi menjadi lima kategori :
1. Baik sekali
2. Baik
3. Netral
4. Buruk
5. Buruk sekali
Teori baik-buruk dari hedonisme mengajarkan bahwa sesuatu dianggap
baik bila mengandung hedone (kenikmatan, kepuasan) bagi manusia.
Sejak zaman Yunani kuno teori ini sudah ada, bagi vitalisme, baik buruk
6
ditentukan oleh ada atau tidak adanya kekuatan hidup yang dikandung
oleh objek yang dinilai. Manusia yang cerdas, ulet, kuat, itulah manusia
yang baik. Ultilitarisme menyatakan bahwa yang baik ialah yang berguna
(utility = kegunaan).utilitarisme terbagi dua : utilitarisme pribadai dan
utilitarisme social.bagi bentham, utilitarisme merupakan perkembangan
hedonisme. menurutnya, etika harus memperhitungkan jumlah kenikmatan
dikurangi jumlah penderitaan tentang hasil perbuatan, itulah yang
menentukan nilai perbuatan itu. Menanggung derita dalam melakukan
kebaikan adalah tidak baik. Jadi, mesti dihitung lebih dulu, banyak mana
kenikmatan ataukan penderitaan yang terdapat di dalam perbuatan itu.
Pragmatisme suatu aliran yang segolongan darah dengan utilitarisme,
prinsip yang diajarkan oleh aliran ini ialah yang baik adalah yang berguna
secara praktis dalam kehidupan, tokoh utamanya ialah Charles P. Peirce,
Wiliam james, John Dewey, dan Scott Schiller. Peirce adalah yang mula-
mula mengumumkan pragmatisme dan dikembangkan oleh William james.
Bagi james, ukuran kebenran suatu teori ialah kegunaan praktis teori itu,
bukan dilihat secara teoretis. Bagi pierce, untuk mengerti suatu pikiran
cukuplah kita memastikan tindakan apa yang dapat dihasilkan oleh ide itu.
(Tafsir:1990, 40).
B. Peran dan Fungsi Etika
1. Etika membantu dalam menginterprestasikan ajaran agama yang saling
bertentangan
2. Etika dapat membantu menerapkan ajaran moral agama terhadap
masalah-masalah baru dalam kehidupan manusia
3. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat mengemukakan penilaian
tentang prilaku manusia
4. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dang
dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik didalam masyarakat.
7
C. Etika dan Etiket
Dalam rangka membenarkan istilah, harus kita simak lagi perbedaan
antara “etika” dan “etiket”. Karap kali dua istilah ini dicampuradukkan
begitu saja, padalah perbedaan diantaranya sangat hakiki. etika disini
berarti moral dan etiket berarti sopan santun, tetapi disamping perbedaan
ada juga persamaan antara etika den etiket :
1. etika dan etiket menyangkut prilaku manusia, istilah-istilah ini hanya
kita pakai mengenai manusia. Hewan tidak mengenal etika maupun
etiket.
2. baik etika ataupun etiket mengatur prilaku manusia secara normatif,
artinya, memberi norma bagi prilaku manusia dan dengan demikian
menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
dan ada beberapa perbedaan sangat penting antara etika dan etiket,
menurut Bertens (Bertens: 2002,9-10)
1. Etika menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia.
contohnya, jika saya menyerahkan sesuatu kepada atasan, saya harus
menyerahkan dengan menggunakan tangan kanan.
Akan dianggap melanggar etiket , bila orang menyarahkan sesuatu
dengan tangan kiri. Akan tetapi etika tidak terbatas. Etika memberi
norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah
apakah suatu perbuatan boleh dilakukan, iya atau tidak.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. jika tidak ada yang melihat,
maka etiket tidak berlaku. contohnya, ada banyak peraturan etiket yang
mengatur cara kita makan. akan melanggar etiket, bila kita makan
sambil berbunyi atau dengan meletakkan kaki di atas meja,
dan sebagainya. namun etika selalu berlaku juga kalau tidak ada saksi
mata. etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain
8
Etiket bersifat relatif. Akan ada yang dianggap tidak sopan dalam satu
kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
Contoh yang jelas adalah makan dengan tangan, di suatu daerah
tertentu mungkin masih dianggap sopan, namun di Jawa makan yang
sopan harus pakai sendok. Lain halnya etika, etika jauh lebih absolute.
Jangan membunuh, jangan mencuri, jangan bohong, merupakan
prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah di beri
dispensasi.
3. Jika kita berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari
segi lahiriahnya saja, sedangkan etika menyangkut manusia dari segi
dalam. sebelumnya dikatakan bahwa etiket merupakan kumpulan cara
dan sifat perbuatan yang bersifat lahiriah saja. Tata krama sering
disebut etiket, yakni kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam
lingkungan pergaulan antarmanusia setempat.
Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Dan krama berarti sopan
santun, kebiasaan sopan santun atau tata sopan santun. Sedangkan
etika menunjukkan seluruh
sikap manusia yang bersikap rohaniah maupun yang bersikap
jasmaniah. kesadaran manusia terhadap baik buruk disebut kesadaran
etis atau kesadaran moral.
D. Pengertian Estetika
Pengertian Estetika dari kata Yunani Aesthesis atau pengamatan
adalah cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan. Objek dari
estetika adalah pengamalan akan keindahan. Di dalam estetika yang dicari
adalah hakikat dari keindahan, bentuk-bentuk pengalaman keindahan
(seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan seni dan
keindahan alam), diselidiki emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang
indah, agung, tragis, bagus, mengharukan, dan sebagainya.
Teori lama tentang keindahan bersifat metafisis, teori modern
bersifat psikologis. Menurut plato, keindahan adalah realitas yang
9
sungguh-sungguh, suatu hakikat yang abadi, tidak berubah. Meskipun ia
menyatakan bahwa harmoni, proporsi, dan simetri adalah yang
membentuk keindahan. (tafsir:1990:41)
Berdasarkan pendapat Semiawan, menjelaskan estetika sebagai “the study
of nature of beauty in the fine art”, mempelajari tentang hakikat keindahan
didalam seni. Estetika aialah cabang filsafat yang mengkaji tentang
hakikat indah dan buruk.
Definisi estetika itu beragam. setiap filsuf memiliki pendapat yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Pada prinsipnya, mereka sependapat
bahwa estetika ialah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang
keindahan atau hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni.
Definisi-definisi itu diantaranya:
3. Definisi umum :
Estetika ialah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal
yang indah, yang terdapat pada alam dan seni.
4. Luis O. Kattoff:
Estetika ialah Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan
dan peranan keindahan,
khususnya di dalam seni.
5. Dictionary of Philosophy (dagobert D. Runes):
Estetika ialah Cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan
atau hal yang indah, khusunya dalam seni serta cita rasa dan ukuran-
ukuran nilai baku dalam menilai seni.
6. The Encyclopedia of Philosophy:
Estetika ialah cabang Filsafat yang bertalian dengan penguraian
pengertian-pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul
bilamana seseorang merenungkan tentang benda-benda estetis.
7. William Halverson :
10
Estetika ialah Cabang filsafat (axciology) yang bertalian dengan sifat
dasar dari nilai-nilai non-moral khususnya keindahan dan nilai-nilai
lainya apapun yang mempunyai sangkutan istimewa dengan seni.
8. Van meter Ames (Collier’s Encyclopedia):
Pengkajian tentang apa yang tersangkut dalam penciptaan,
penghargaan dan kritik seni, dalam hubungan seni dengan peranan
yang berubah dari dalam suatu dunia pancaroba.
9. Gerome Stolnitz (The Encyclopedia of Phylosophy):
Estetika digambarkan sebagai pengkajian filsafati tentang keindahan
dan kejelekan. Keindahan memiliki nilai estetis yang bersifat positif,
sedangkan kejelekan mempunyai nilai estetis yang bersifat negatif. Hal
yang tidak baik bukan berarti tidak adanya unsur keindahan.
10. The american Society for aestheties:
Semua pengkajian mengenai seni dan bermacam-macam pengalaman
yang berhubungan dengan itu dari suatu sudut pandang filsafati, ilmiah
dan teoritis lainnya, termasuk dari psikologi, sosiologi, anthropology,
sejarah kebudayaan kritik seni dan pendidikan (The Liang
Gie,1976,16-31). berikutnya, nilai baik sebanding dengan nilai indah,
tetapi kata” indah” lebih sering dikenakan pada seni, sedangkan “baik”
pada perbuatan. Di dalam kehidupan, indah lebih berpengaruh
ketimbang baik. manusia lebih tertarik pada rupa ketimbang pada
tingkah laku. manusia yang tingkah lakunya baik (etika), tetapi kurang
indah (estetika), akan dipilih belakangan, yang dipilih lebih dulu
adalah manusia yang memiliki keindah, sekalipun kurang baik.
Estetika dibedakan menjadi estetika deskriptif dan estetika
normatif. Estetika deskriptif melukiskan gejala pengalaman keindahan,
sedangkan estetika normatif mencari dasar pengalaman itu. contohnya,
ditanyakan apakah keindahan itu akhirnya sesuatu yang objektif
(terletak dalam lukisan) atau justru subjektif (terletak dalam mata
manusia itu sendiri). Perbedaan lain dari estetika adalah estetis ilmiah
dengan estetis filsafat.
11
Melihat dari persoalan diatas bahwa definisi estetika merupakan suatu
persoalan filsafat yang sejak dulu sampai sekarang cukup
diperbincangkan para filsuf dan diberikan jawaban yang berbeda-beda.
Perbedaan itu terlihat dari berlainannya sasaran yang dikemukakan.
The Liang Gie
merumuskan sasaran-sasaran itu adalah sebagai berikut:
a. Keindahan
b. Keindahan dalam alam dan seni
c. Keindahan khusus pada seni
d. Keindahan ditambah seni
e. Seni (segi penciptaan dan kritik seni serta hubungan dan peranan
seni)
f. Cita rasa
g. Ukuran nilai baku
h. Keindahan dan kejelekan
i. Nilai nonmoral (nilai estetis)
j. Benda estetis
k. Pengamalan estetis (The Liang Gie: 1983,20-21)
E. Pengertian Keindahan
Pengertian keindahan menurut etimologi berasal dari kata Latin
bellum akar kata bonum yang berarti kebaikantMenurut cakupannya
dibedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (beauty) dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah (the beautiful). Dalam
filsafat kedua hal itu dicampuradukan.
Banyak keindahan di dunia ini, banyak manusai yang suka dengan
keindah-an, dari keindahan tersebut manusia mengapresiasikannya
menjadi berbagai bentuk “nilai”. Dalam perkembanganya nilai yang
terkandung dalam keindahan tersebut membuat suatu kehidupan
12
menjadi lebih bermakna dan berarti. Dari beberapa bentuk keindahan
yang ada, maka keindahan tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa
perwujudan, yaitu :
1. Keindahan seni
2. Keindahan moral
3. Keindahan intelektual
4. Keindahan absolut (mutlak)
5. Keindahan alam
Keindahan alam menampakkan diri pada :
a.Keselarasan (harmony)
b.Ketakselarasan yang luar biasa (extreme disharmony)
c.Kewarna-warnian (colourful)
d.Ketenangan (calm, idylich )
e.Keluasan dan terpahami
Keindahan menurut sudut pandang luasnya dapat dibagi menj adi tiga,
yaitu sebagai berikut :
1. Keindahan dalam arti yang luas
Pengertian keindahan berasal dari Yunani dahulu yang didalamnya
tercakup ide kabaikan. Plato mengatakan tentang watak yang indah
dan hukum yang indah. Aristoteles mengatakan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus mengatakan
ilmu yang indah dan kebijaksanaan yang indah. Bangsa Yunani
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
symmetria untuk keindahan berdasarkan penglihatan, hannonia
untuk keindahan berdasarkan pendengaran, pengertian keindahan
yang seluas luasnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan
intelektual.
2. Keindahan dalam Arti yang Terluas
13
Menyangkut pengalaman-pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam Arti Terbatas dalam hubungnya denga Penglihat-
an
Disini lebih disempitkan, jadi Hanya menyangkut benda-benda
yang diserap dengan penglihatan berupa keindahan dari bentuk dan
warna.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
14
Setelah Penyusun menyelesaikan tugas ini, maka dapat Penyusun simpulkan
sebagai berikut:
1) Pengertian Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos
yang berarti watak kesusilaan atau adat. Pengertian Estetika dari kata
Yunani Aesthesis atau pengamatan adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang keindahan.
2) Etika menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Etiket
hanya berlaku dalam pergaulan.
3) Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral, etika mengacu pada
perbuatan dan tingkah laku manusia, nilai dan norma, sedangkan estetika
cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan jasmani dan rohani,
keindahan alam dan seni.
B. Saran
Segala sesuatu pasti ada kekurangan dan kelebihan, oleh karena itu
penyusun ingin menyampaikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat
bagi kemajuan kita semua. Saran-saran tersebut diantaranya:
1) Saran untuk Mahasiswa. Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan
pembelajaran, dan kedisiplinan dan mempertahankan tanggung jawab
dalam menyeleaaikan tugas dan belajar.
2) Saran untuk umum. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens k, Etika;PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2002
Tafsir Ahmad, filsafat Umum; Rosda, Bandung 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
15
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://makalah-dudi.blogspot.com/2018/04/estetika-filsafat-
keindahan.html
16