Upload
kelvin-mandela
View
218
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
CHOP
Pada field study di sekolah MASTER kelompok kami melakukan penyuluhan mengenai gizi seimbang, zat-zat gizi, angka kecukupan gizi yang dianjurkan, jenis-jenis zat gizi, pentingnya sarapan, bahaya merokok, penyuluhan tentang bahaya narkoba dan HIV AIDS.
Tanggal:
31 mei hari jumat (2013-05-31)
Tempatnya :
Jalan Arif Rahman Hakim Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Terminal
Terpadu Kota Depok Kode Pos 16431 Jawa Barat TELP. 021 92612047 / 021 77217308
Waku pelaksanaan:
2 siang sampai 4.30.sore
Jumlah responden:
21 siswa laki-laki .
Media presentasi:
Media penyuluhan atau presentasi adalah alat yg dapat dijadikan perantara untuk
menyampaikan suatu pesan atau gagasan kepada sasaran tertentu
Media penyuluhan yang kami gunakan berupa proyektor yang dihubungkan ke dalam
laptop dan dalam presentasi kami memuat banyak gambar untuk mempermudahkan siswa
dalam menangkap materi dan juga agar tampilan menjadi lebih menarik, merangsang,
dan membuat siswa jadi lebih ingat,.
metode presentasi:
kami menggunakan metode penyuluhan 1 arah dalam pemberian informasi yang terdiri 4
materi yaitu bahaya merokok,HIV AIDS, pentingnya sarapan dan gizi seimbang dimana
dalam tiap akhir sesi kami memberikan waktu peserta untuk bertanya .Pada akhir semua
sesi kami memberikan quiz berupa simulasi dan pertanyaan tentang materi yang terkait
Komunikasi adalah salah satu cara pemberian informasi atau pesan yang berkaitan
dengan gizi dari seseorang atau institusi kepada masyarakat.
Carl Hovland: komunikasi adalah proses untuk mengubah perilaku orang lain.
Komunikasi adalah penyampaian informasi, pembentukan pendapat masyarakat,
pembentukan sikap & pembentukan perilaku
Harold Laswell : Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu
Pada saat presentasi yang terdiri dari 4 jenis materi, terjadi komunikasi 1 arah yaitu
para siswa mendengarkan materi yang diberikan dimana hal ini bertujuan untuk
mentertibkan acara dan membantu siswa untuk focus. Pada akhir setiap sesi materi
dilakukan proses tanya jawab dimana peserta diperbolehkan untuk menanyakan
mengenai materi yang tidak di mengerti lalu pemberi informasi menjawab dan
menjelaskan kepada mereka dengan bahasa yang mudah dimengerti .
Disana juga terjadi komunikasi yang interaktif. Karena penerima infomasi atau siswa
mendengarkan dan menyimak pesan atau penyuluhan yang disampaikan oleh si pemberi
informasi dan siswa aktif sepanjang penyuluhan.
komunikasi berjalan dengan lancar dan siswa-siswa(responden) memperhatikan
mahasiswa(narasumber) dalam penyuluhan,
Antuasisme masyarakat:
Antusiame siwa sangat terlihat dalam penyuluhan , karna menurut mereka ini merupakan
waktu yang tepat untuk mendapat informasi mengenai kesehatan dan gizi seimbang yang
pada mulanya pengetahuan mereka akan aspek tersebut sangat minimalis .
Epidemiologi
Host :
Lahir kurang bulan,BBLR, Pendidikan orangtua yg rendah, pemberian makan yg kurang tepat,
Ketidak teraturan pemberian makanan.
Agent :
Pasokan zat gizi kedalam sel yg tidak mencukupi
Environment :
Permasalahan ekonomi, shg berpengaruh pada makanan sehari-hari, (pengadaan, pengolahan
makanan, penyajian,variasi) yang mengakibatkan anak menjadi bosan
.Lingkungan tempat tinggal yang kumuh,mengakibatkan anak menjadi tidak nafsu makan ,
menurunkan daya tahan ,memudahkan penularan mikroorganisme baik melalui
makanan .maupun cara lain
Komponen penilaian status gizi individu pada saat penyuluhan:
Dalam penyuluhan ini , kami mengadakan pengukuran antropometri berupai pengukuran Body
Mass Indeks yaitu mengukur berat badan dan tinggi badan siswa. Pengukuran ini bertujuan
untuk menilai tingkat perkembangan dan pertumbuhan serta mendeteksi perubahan-perubahan
dalam tubuh siswa yang berpotensi patologis yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Melihat Rata-rata umur dan BMI murid laki-laki :
umur 16-20 tahun dengan rata-rata 17 tahun pada 21 siswa laki-laki, MEAN?
Pendidikan gizi
Pada mulanya para siswa menganggap kriteria makanan yang baik adalah 4 sehat 5
sempurna ,namun setalah mendapat penyuluhan mereka jadi mengetahui kriteria
makanan yang baik adalah konsep gizi seimbang.
a. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. (WHO)
Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan
merubah atau mengendalikan lingkungan. (Piagam Ottawwa, 1986)
Sasaran promosi kesehatan
Sasaran primer (Perorangan / Keluarga)
Contoh tindakan : Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
langsung maupun melalui media Massa, berperan aktif dalam upaya / kegiatan
kesehatan,dll.
Metode promosi kesehatan
Pada kegiatan field study sasaran promosi kesehatan kami adalah siswa sma yang
bersekolah di yayasan tersebut. Kami memakai media untuk presentasi dengan
slide pada powerpoint. terdiri lebih dari 21 orang peserta (kelompok besar)
dengan dua orang presentan.
Metode Sokratik (two way methode)
Terdapat timbal balik antara peserta dengan presentan.
Strategi Promosi Kesehatan
Pemberdayaan
Agar tiap individu yaitu para siswa mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya dengan cara memandirikan diri masing-masing secara proaktif
mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.
b. Penilaian Status Gizi
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang
individu dalam suatu variabel
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya
Faktor-Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Status Gizi
- Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang adalah
lingkungan fisik, biologis, budaya, sosial, ekonomi, dan politik
o Kondisi fisik yang dapat mempengaruhi terhadap status pangan dan gizi suatu daerah
adalah cuaca, iklim, kondisi tanah, sistem bercocok tanam, dan kesehatan
lingkungan.
o Faktor lingkungan biologi misalnya adanya rekayasa genetika terhadap tanaman dan
produk pangan. Kondisi ini berpengaruh terhadap pangan dan gizi. Selain itu adanya
interaksi sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi yaitu infeksi akan
mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi.
o Lingkungan ekonomi. Kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam
penyediaan pangan dan kualitas gizi. Apabila tingkat perekonomian seseorang baik
maka status gizinya akan baik. Golongan ekonomi yang rendah lebih banyak
menderita gizi kurang dibandingkan golongan menengah ke atas.
o Faktor lingkungan budaya. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak
terdapat pantangan, takhayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi
makanan menjadi rendah. Di samping itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan
jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.
o Lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi ekonomi di
suatu daerah dan menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan oleh
masyarakat. Misalnya kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan yang memiliki pola
konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Selain status gizi juga dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk, ketegangan dan tekanan sosial dalam masyarakat.
o Lingkungan politik. Ideologi politik suatu negara akan mempengaruhi kebijakan
dalam hal produksi, distribusi, dan ketersediaan pangan
METODE PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian status gizi ada 2 macam, yaitu penilaian status gizi secara langsung
dan penilaian status gizi secara tidak langsung
Penilaian Status Gizi secara Langsung
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu:
- Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan
normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini
- Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur.
- Berat badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu.
- Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U
maupun BB/TB. Sebagai alternatif bila tidak memungkinkan mengukur BB dan TB
Nilai ambang batas untuk balita 12,5 – 13 cm dapat menggantikan interpretasi
BB-TB rendah atau wasting
- Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan
khusus (penyakit) lainnya, seperti adanya edema, asites dan hepatomegali.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:
Berat Badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m)2
Batas ambang IMT untuk Indonesia, adalah sebagai berikut:
o IMT < 17,0: keadaan kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau
Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
o IMT 17,0-18,4: keadaan kurus dengan Kekurangan Berat Badan tingkat ringan atau
KEK ringan.
o IMT 18,5-25,0: normal.
o IMT 25,1-27,0: keadaan gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat ringan.
o IMT > 27,0: keadaan gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.
Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk menginterpretasikannya
dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu:
persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit.
- Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi,
median sama dengan persentil 50. Nilai median dinyatakan sama dengan 100%
(untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk
mendapatkan ambang batas.
KEP ringan KEP sedang KEP berat
Berat badan menurut
usia (BB/U) 70-80%
baku median WHO-
NCHS
Berat badan menurut
usia (BB/U) 60-70%
baku median WHO-
NCHS
Berat badan menurut
usia (BB/U) <60% baku
median WHO-NCHS
Dan atau Berat badan
menurut tinggi badan
(BB/TB) 80-90% baku
median WHO-NCHS
Dan atau Berat badan
menurut tinggi badan
(BB/TB) 70-80% baku
median WHO-NCHS
Dan atau Berat badan
menurut tinggi badan
(BB/TB) <70% baku
median WHO-NCHS
Indeks BB/U (acuan standar %)
Berat badan terukur saat itu x 100%
Berat badan standar sesuai ukuran umur terukur
Interpretasi :
>120% = gizi lebih
80-120% = gizi baik
60-80% = gizi kurang
<60 = gizi buruk
Indeks BB/TB (acuan standar %)
Berat badan terukur saat itu x 100%
Berat badan standar sesuai ukuran tinggi badan terukur
Interpretasi :
>120% = obesitas
110-120% = overweight
90-110% = normal
70-90% = gizi kurang
<70% = gizi buruk
- Persentil
Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen terhadap median
adalah persentil. Persentil 50 sama dengan Median atau nilai tengah dari jumlah
populasi berada diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya.
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai posisi
individu dalam sebaran populasi rujukan
o Normal bila antara persentil 5 dan 95
o Kurang bila kurang persentil 5
o Lebih bila lebih persentil 95
- Standar Deviasi Unit (SDU)
Nilai skor-Z atau SD:
Ukuran antropometrik (BB-U, TB-U dan BB-TB) disajikan sebagai nilai SD
atau skor-Z di bawah atau di atas nilai mean atau median rujukan
o Normal bila antara -2SD sampai +2SD
o Kurang bila <-2SD
o Lebih bila >+2SD
WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk
memantau pertumbuhan.
2. Klinis
Penilaian status gizi secara klinis adalah metode penilaian yang didasarkan
pada perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal-
hal yang diperhatikan seperti rambut, kepala leher, mata, mulut, kulit, kuku.
3. Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan status gizi dengan
pemeriksaan spesimen yang diuji di laboratorium yang dilakukan pada berbagai
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja, hati
dan otot
Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
- Survei Konsumsi Makanan
Merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei
ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi
- Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
- Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.