23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat, terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS dengan luas total lahan sekitar 168 km 2 . Kota Bandung memiliki lokasi yang sangat strategis, dimana lokasinya bersinggungan dengan salah satu pusat kegiatan ekonomi nasional, yaitu kawasan Jabodetabek. Dalam perkembangannya, Kota Bandung berkembang menjadi salah satu dari lima kota terbesar di Indonesia. Berbagai pusat kegiatan untuk wilayah Jawa Barat bersimpul di kawasan Kota Bandung, mulai dari pusat kegiatan pemerintahan sampai dengan pusat kegiatan ekonomi semuanya berpusat di Kota Bandung. Perdagangan, jasa, dan pariwisata adalah urat nadi dari kegiata ekonomi di Kota Bandung. Dengan menyandang status sebagai pusat kegiatan tersebut, Kota Bandung tidak dapat lepas dari berbagai permasalahan. Salah satu masalah utama adalah mengenai sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, yaitu pemukiman, air bersih, transportasi, energi, komunikasi, serta fasilitas publik. Transportasi menjadi salah satu masalah yang sering menjadi sorotan, baik itu dari warga Kota Bandung maupun pengunjung dengan berbagai tujuan kegiatan di Kota Bandung. Menurut Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ditegaskan bahwa transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian PENYUSUNAN MATERI DAN PELAKSANAAN PELATIHAN BAGI PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG 1

Christian Titip

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ini kalo mau bikin penyuluhan ke supir angkot

Citation preview

Page 1: Christian Titip

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat, terletak pada koordinat 107° BT and

6° 55’ LS dengan luas total lahan sekitar 168 km2. Kota Bandung memiliki lokasi yang sangat

strategis, dimana lokasinya bersinggungan dengan salah satu pusat kegiatan ekonomi nasional,

yaitu kawasan Jabodetabek. Dalam perkembangannya, Kota Bandung berkembang menjadi

salah satu dari lima kota terbesar di Indonesia.

Berbagai pusat kegiatan untuk wilayah Jawa Barat bersimpul di kawasan Kota Bandung, mulai dari

pusat kegiatan pemerintahan sampai dengan pusat kegiatan ekonomi semuanya berpusat di Kota

Bandung. Perdagangan, jasa, dan pariwisata adalah urat nadi dari kegiata ekonomi di Kota

Bandung. Dengan menyandang status sebagai pusat kegiatan tersebut, Kota Bandung tidak dapat

lepas dari berbagai permasalahan. Salah satu masalah utama adalah mengenai sarana dan

prasarana pelayanan dasar masyarakat, yaitu pemukiman, air bersih, transportasi, energi,

komunikasi, serta fasilitas publik.

Transportasi menjadi salah satu masalah yang sering menjadi sorotan, baik itu dari warga Kota

Bandung maupun pengunjung dengan berbagai tujuan kegiatan di Kota Bandung. Menurut

Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ditegaskan bahwa

transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan lalu lintas dan

angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda

angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan

umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi

martabat Bangsa terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa dan terwujudnya

penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat pemberian penghargaan terhadap

tindakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

Salah satu permasalahan yang sangat mencolok di Kota Bandung adalah permasalahan di

bidang transportasi, seperti pelayanan angkutan umum yang masih belum sesuai harapan,

tingginya fatalitas pada kejadian kecelakaan di jalan khususnya yang melibatkan angkutan

umum yang berakibat pada kerugian yang tidak sedikit. Permasalahan tersebut terjadi

sebagian besar karena faktor Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas di jalan masih

belum memadai kualitas kompetensinya, sehingga d i p e r l u k a n upaya penanganan

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

1

Page 2: Christian Titip

khusus terhadap faktor tersebut. Berdasarkan data statistik mayoritas kecelakaan lalu lintas

disebabkan oleh human error, yang berarti awak kendaraan angkutan umum merupakan hal

utama dan penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan dalam usaha meningkatkan

pelayanan dan keselamatan lalu lintas angkutan jalan.

Upaya untuk meningkatkan keselamatan tentunya bukan hanya tanggung jawab

pemerintah saja melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat. Mengingat keselamatan

lalu lintas jalan melibatkan banyak instansi dan banyak kepentingan (stakeholder), maka

dalam upaya tersebut diperlukan suatu koordinasi oleh seluruh stakeholder sehingga

penanganannya dapat dilaksanakan secara terpadu, efektif, efisien, dan tepat sasaran.

Sejalan dengan perkembangan sarana transportasi perlu diikuti dengan kesiapan Sumber

Daya Manusia (SDM) baik dalam rangka keselamatan, kelancaran, kenyamanan, maupun tertib

lalu lintas dengan memperbaiki kualitas SDM. Sehingga kecenderungan – kecenderungan

yang negatif dapat diturunkan seperti ketidakdisiplinan pengemudi pada saat

mengendarai kendaraan, terutama kendaraan umum, kurang pengetahuan tentang tata

cara mengemudi yang baik, tingginya jumlah dan fatalitas kecelakaan lalu lintas, banyaknya

pelanggaran lalu linas, buruknya pelayanan kepada penumpang, kemacetan, dan lainnya.

Pengembangan kualitas SDM tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan

bagi pengemudi angkutan umum, khususnya di Kota Bandung.

1.2 Maksud dan Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini mempunyai maksud sebagai berikut:

a. Sosialisasi pentingnya kesadaran tertib dalam berlalu lintas dalam rangka mengedepankan

peningkatan keselamatan lalu lintas di wilayah Kota Bandung melalui pembinaan kepada

para pengemudi angkutan umum di Kota Bandung.

b. Penyelenggaraan pembinaan sebagai usaha untuk membangun sikap dan perilaku serta

mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan lalu lintas jalan sebagai wujud

aktualitasi dari Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan.

c. Pemberian penghargaan terhadap pengemudi angkutan umum sebagai usaha untuk

mengapresiasi pengemudi yang telah mematuhi peraturan dalam berlalu lintas serta

diharapkan dapat menjadi figur contoh bagi pengemudi angkutan umum lainnya.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

2

Page 3: Christian Titip

Kegiatan ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Dapat merubah pola pikir dan sudut pandang tentang diri dan profesinya sebagai

pengemudi kendaraan angkutan umum sehingga mendorong dirinya untuk lebih

percaya diri dan merasa dihargai, dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran akan

pentingnya keselamatan diri, penumpang, dan pemakai jalan lainnya.

b. Dapat merubah sikap dan perilaku pengemudi menjadi lebih disiplin dan bertanggung

jawab sekaligus mempersiapkan pengemudi kendaraan angkutan umum yang

profesional dan berkualitas, sehingga mewujudkan pelayanan jasa angkutan umum

yang baik.

c. Untuk mendorong terwujudnya penurunan jumlah pelanggaran lalu lintas, kejadian

kecelakaan dan tingkat fatalitas akibat kecelakaan terutama yang disebabkan oleh

faktor pengemudi.

d. Untuk mewujudkan peran serta masyarakat dalam memberikan penilaian yang positif

terhadap perilaku atau unjuk kerja dari pengemudi kendaraan umum.

e. Untuk mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi pengemudi angkutan umum

dalam profesi yang digelutinya.

f. Mendorong para stakeholder yang terkait dengan upaya peningkatan keselamatan di

jalan untuk selalu aktif berkoordinasi dan menghasilkan output yang langsung

dirasakan oleh bangsa dan negara.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di Kota Bandung adalah seluruh

pengemudi angkutan umum yang ada di kota Bandung. Perwakilan dari masing-masing rute

angkutan umum melalui pengemudi angkutan umum yang kemudian akan menjadi

peserta dalam pemilihan pengemudi angkutan umum teladan.

Hal yang paling utama dan penting dalam penyelenggaraan pelatihan ini adalah

bagaimana dapat membentuk dan meningkatkan mental attitude (perilaku) bagi

pengemudi yang diharapkan dapat membawa pengaruh positif pada lingkungannya. Oleh

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

3

Page 4: Christian Titip

sebab itu membentuk karakter pengemudi yang berkeselamatan dan memahami ketentuan

perundang – undangan yang diimplementasikan secara nyata dalam pelaksanaan tugas

sebagai pengemudi merupakan tujuan akhir yang diharapkan.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

4

Page 5: Christian Titip

Bab 2 Kajian Literatur

2.1 Aspek Hukum

Dasar – dasar hukum yang mengatur mengenai angkutan umum yaitu:

1) Undang - undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;

2) UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat;

3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

4) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum;

Sesuai amanat UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

pasal 5 dinyatakan bahwa Negara bertanggung jawab atas Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan dan pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah, yang meliputi

perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Dalam hal penyediaan dan

penyelenggaraan jasa layanan angkutan orang dalam trayek, pemerintah

mengendalikannya dengan menerbitkan Ijin. Hakekat diterbitkannya Ijin oleh pemerintah

adalah dalam rangka untuk:

1. Memberikan jaminan bagi pengguna jasa angkutan untuk mendapatkan jasa angkutan

sesuai dengan keinginn dan kebutuhannya. Untuk mewujudkan kepastian pelayanan jasa

angkutan umum tersebut maka setiap operator harus dapat melaksanakan kewajiban yang

telah ditetapkan.

2. Memberikan perlindungan kepada penyedia jasa/operator dengan menjaga keseimbangan

antara penyediaan angkutan (supply) dan permintaan angkutan (demand), agar

perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan usahanya.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

5

Page 6: Christian Titip

Berdasarkan pasal 173 dan 174, untuk mendaptkan perizinan angkutan dapat dilakukan

melalui prosedur sebagai berikut:

Gambar 2.1 Prosedur Perizinan Angkutan

Sumber: Pelayanan Publik Di Sektor Perhubungan Darat, Ditjen Perhubungan Darat

2.2 Aspek Teknis

2.2.1 Sistem Jaringan Jalan dan Lalu Lintas

Karakteristik utama arus lalu lintas yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan,

perancangan, analisa dan operasi lalu lintas antara lain:

1. Volume lalu lintas

2. Kecepatan dan waktu tempuh.

3. Kepadatan atau kerapatan arus lalu lintas.

Ketiga komponen itu termasuk pembahasan arus lalu lintas dalam skala mikroskopik,

yaitu arus lalu lintas secara keseluruhan. Pembahasan tersebut diatas telah mengalami

perkembangan dari dari konsep awalnya yakni bahwa elemen utama dari araus lalu lintas

adalah: komposisi atau klasifikasi, volume, sal tujuan, kualitas dan biaya. Pergeseran

tersebut terjadi karena pada dewasa ini arus lalu lintas pada dasarnya hanya

menggambarkan berapa banyak jenis kendaraan yang bergerak.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

6

Page 7: Christian Titip

1. Volume Lalu Lintas (Q)

Volume lalu lintas merupakan jumlah kendaraan yang melewati satu titik tertentu dari suatu

segmen jalan selama waktu tertentu (Edward, 1978). Diyatakan dalam satuan

kendaraan/jam atau kendaraan/hari. Volume lalu lintas pada satu jalan bervariasi, tergantung

pada volume dua arah, arah lalu lintas, volume harian, bulanandan tahunandan pada

komposisi kendaraan. Volume lalu lintas mempunyai ciri yang berbeda menurut waktu

(Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan yang Tertib, 1996) adalah sebagai berikut:

a. Variasi Harian

Arus lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam seminggu. Maksud dari

seseorang untuk melakukan perjalanan adalah bervariasi dalam seminggu tersebut.

Alasan utama terjadinya variasi adalah karena adanya hari minggu, hari libur (toko dan

kantor tutup), hari besar nasional, hari pasar, cuaca, siklus perjalanan angkutan barang

yang lebih dari satu hari. Variasi harian di Indonesia akan sangat berbeda jika

dibandingkan dengan negaranegara Eropa dan Amerika, karena di Indonesia

sebagian kantor tetap buka di hari sabtu. Dengan demikian, jalan perkotaan akan tetap

sibuk selama enam hari,dan di jalan antar kota akan menjadi sibuk di hari sabtu dan

minggu sore.

b. Variasi Jam

Volume lalu lintas umumnya rendah pada malam hari, tetapi meningkat secara cepat

sewaktu orang mulai pergi berangkat kerja.volume jam sibuk biasanya terjadi di jalan

perkotaan pada saat orang melakukan perjalanan ke dan dari tempat kerja atau

sekolah.

c. Variasi Bulanan

Sebab utama adanya variasi lalu lintas bulanan adalah adanya perbedaaan musim pada

saat liburan, misalnya menjelang lebaran, musim panen dan lain sebagainya.

d. Variasi Arah

Volume arah lalu lintas dalam satu hari pada masing-masing arah biasanya sama besar,

tetapi kalau dilihat pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada jam sibuk banyak

orang yang melakukan perjalanan dalam satu arah, demikian juga pada daerah-

daerah pariwisata atau pada saat acara keagamaan juga terjadi hal seperti ini dan akan

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

7

Page 8: Christian Titip

kembali lagi pada akhir masa liburan tersebut. Jenis variasi ini merupakan suatu kasus

yang khusus, tetapi halini dapat mewakili permintaan lalu lintas tertingi terhadap sistem

transportasi dalam sebulan. Beberapa hal berhubungan dengan volume lalu lintas yang

sering digunakan karena mempunyai akurasi yang tinggi dan dapat mewakili besarnya

pergerakan kendaraan yang terjadi disuatu ruas jalan.

e. Volume lalu lintas perjam

Merupakan jenis volume lalu lintas yang sering digunakan karena mempunyai akurasi

yang tinggi dan dapat mewakili besarnya pergerakan kendaraan yang terjadi disuatu

ruas jalan.

f. Average Annual Daily Traffic (AADT)

Lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) merupakan volume lalu lintas total dalam

satu tahun dibagi jumlah hari dalam satu tahun.( 365 hari )

g. Average Daily Traffic ( ADT )

Lalu lintas harian rata-rata, yakni jumlah lalu lintas rata rata dalam satu hari, dihitung

dari volume lalu lintas dalam beberapa hari dibagi dengan jumlah hari.

h. Average Weekday Traffic ( AWT )

Lalu lintas hari kerja rata-rata, yakni jumlah lalu lintas yang diukur selama 24 jam

pada hari kerja selama satu bulan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

i. Rate of Flow

Merupakan nilai ekivaluensi dari volume lalu lintas perjam, dimana dihitung dari

jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dari suatu lajur atau segmen

jalan selama interval waktu kurang dari satu jam, biasanya 15 menit.

j. Satuan mobil penumpang (smp)

Dalam MKJI,1997 difinisi dari emp (ekivalensi mobil penumpang) adalah

faktor yang menunjunjukkan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan

sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringan dalam arus

lalu lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya mirip, emp

= 1.0) dan definisi dari smp (satuan mobil penumpang) adalah satuan untuk arus

lalu lintas dimana arus berbagai tipe kendaraan diubah menjadi arus kendaraan

ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp. Semua nilai arus

lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp)

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

8

Page 9: Christian Titip

dengan mengunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara

empiris untuk tipe kendaraan berikut (berdasarkan MKJI, 1997) :

• Kendaraan ringan (HV) meliputi mobil penumpang, minibus, pick up, truk kecil dan

jeep atau kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan jarak as 2.0 – 3.0 m

(klasifikasi Bina Marga)

• Kendaraan berat (HV) meliputi truck dan bus atau kendaraan bermotor dengan

jarak as lebih dari 3.50 m, biasanya beroda lebih dari 4 (klasifikasi Bina Marga).

• Sepeda motor (MC) merupakan kendaraan bermotor beroda dua atau tiga

(klasifikasi Bina Marga).

Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp) berdasarkan MKJI, 1997, seperti yang

terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Emp untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi

Sumber: MKJI, 1997 (halaman 5 – 38)

2. Kecepatan (Us)

Kecepatan merupakan rata-rata pergerakan dari arus lalu lintas dalam hubungannya

dengan jarak dan waktu tempuh yang diperlukan. Kecepatan merupakan jarak yang

ditempuh oleh suatu kendaraan pada suatu ruas jalan tertentu setiap satuan waktu,

biasanya dinyatakan dalam satuan km/jam

Dua macam kecepatan rata-rata yang biasa digunakan di dalam analisa dan perencanaan lalu

lintas, antara lain:

a. Time Mean Speed (v)

Merupakan rata-rata dari kecepatan tiap kendaraan yang mengamati. Diperoleh dari

jumlah total kecepatan kendaraan di bagi dengan jumlah kendaraan yang diamati.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

9

Page 10: Christian Titip

b. Space Mean Speed ( µs)

Merupakan kecepatan rata-rata yang diperoleh dari rata-rata seluruh waktu tempuh yang

diperlukan oleh setiap kendaraan untuk menempuh suatu jarak tertentu pada suatu segmen

jalan.

3. Kerapatan

(D)

Kerapatan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau

lajur, secara umum di ekpresikan dalam satuan mobil penumpang perkilo meter

(smp/km). Model dari hubungan antara variable arus, kecepatan, dan kerapatan

menurut Grenshield, pada dasarnya dapat diterangkan bahwa:

a. Pada kondisi kerapatan mendekati nol, arus lalu lintas juga mendekati harga nol,

dengan asumsi seakan akan tidak terdapat kendaraan bergerak. Sedangkan

kecepatan akan mendekati kecepatan rata-rata pada kondisi arus bebas.

b. Apabila kerapatan naik dari angka nol, maka arus juga naik, pada suatu kerapaatan

tertentu akan tercapai suatu titik dimana bertambahnya kerapatan akan membuat arus

menjadi turun.

c. Pada kondisi kerapatan mencapai kondisi maksimum atau disebut kerapatan kondisi

jam(kerapatan jenuh) kecepatan perjalanan akan mendekati nol, demikian pula arus alu

lintas akan mendekati harga nol karena tidak memungkinkan kendaraan untuk dapat

bergerak lagi.

Dilapangan data tentang kepadatan lalu lintas sulit diperoleh, sehingga kepadatan lalu

lintas biasanya diperoleh dari hasil perhitungan data kecepatan dan volume (arus) lalu lintas.

4. Kapasitas

Kapasitas jalan adalah volume kendaraan maksimum yang dapat melewati jalan persatuan

waktu dalam kondisi tertentu. Dalam hal ini, kapasitas diukur tidak sekedar dalam

pengertian kuantitas, tetapi juga kualitas dari jalan per jam atau per menit, dimana

kapasitas tersebut tergantung pada lebar jalan, dan juga pada kecepatan lalu lintas yang

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

10

Page 11: Christian Titip

ada. Hal terpenting dalam penilaian kapasitas jalan adalah pemahaman akan kondisi yang

berlaku.

a. Kondisi Ideal

Kondisi Ideal dapat dinyatakan sebagai kondisi yang mana peningkatan kondisi jalan lebih

lanjut dan perubahan kondisi cuaca tidak akan menghasilkan pertambahan nilai kapasitas.

Kondisi ideal terjadi bila :

• Lebar jalan kurang dari

3,5m.

• Kebebasan lateral tidak dikurangi dari 1,75m.

• Standar geometrik baik.

• Hanya kendaraan ringan atau light vehicle yang menggunakan jalan.

• Tidak ada batas kecepatan.

b. Kondisi Jalan

Kondisi jalan yang mempengaruhi kapasitas meliputi :

• Tipe fasilitas atau kelas jalan

• Lingkungan sekitar (misalnya antar kota atau perkotaan)

• Lebar lajur /

jalan

• Lebar bahu

jalan

• Kebebasan lateral ( dari fasilitas pelengkap lalu lintas )

• Kecepatan rencana

• Alinyemen horisontal dan vertikal

• Kondisi permukaan jalan dan cuaca

c. Kondisi Medan

Tiga kategori dari kondisi medan umumnya

dikenal :

1. Medan datar semua kombinasi dari alinyemen horisontal dan vertikal dan

kelandaian yang tidak menyebabkan kendaraan angkutan barang kehilangan

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

11

Page 12: Christian Titip

kecepatan dan dapat mempertahankan kecepatan yang sama seperti kecepatan

mobil penumpang.

2. Medan bukit semua kombinasi dari alinyemen horisontal dan vertikal dan

kelandaian yang menyebabkan kendaraan angkutan barang kehilangan kecepatan jauh

di bawah kecepatan mobil penumpang tetapi tidak mneyebabkan mereka merayap

untuk periode waktu yang panjang.

3. Medan gunung semua kombinasi dari alinyemen horisontal dan kelandaian yang

menyebabkan kendaraan angkutan barang merayap untuk periode waktu yang cukup

panjang dengan interval yang

s

ering.

d. Kondisi Lalu

Lintas

Tiga kategori dari lalu lintas jalan yang umumnya dikenal, yaitu:

1. Mobil penumpang, kendaraan yang terdaftar sebagai mobil penumpang dan kendaraan

ringan lainnya seperti van, pick up, jeep dan dormobil

2. Kendaraan barang, kendaraan yang mempunyai lebih dari empat roda, dan umumnya

digunakan untuk transportasi barang.

3. Bus, kendaraan yang mempunyai lebih dari empat roda, dan umumnya digunakan

untuk transportasi penumpang, dan mobil caravan.

e. Populasi Pengemudi

Karakteristik arus lalau lintas seringkali, dihubungkan dengan kondisi lalu lintas pada hari

kerja yang teratu, misalnya pemakai jalan yang rutin, kapasitas diluar hari kerja atau

bahkan diluar jam sibuk pada hari kerja mungkin akan lebih rendah.

f. Kondisi Pengendalian Lalu Lintas

Kondisi pengendalian lalu lintas mempunyai pengaruh yang nyata pada kapasitas jalan,

tingkat pelayanan dan arus jenuh. Bentuk pengendalian lalu lintas tipikal termasuk :

• Lampu lalu lintas

• Rambu / marka henti

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

12

Page 13: Christian Titip

• Rambu / marka beri jalan

Sedangkan untuk pola dan sistem jaringan jalan angkutan umum dapat dibedakan atas 2 (dua)

jenis jalan, yaitu jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum merupakan prasarana angkutan

yang diperuntukkan bagi seluruh lalu lintas umum, sedangkan jalan khusus adalah

prasarana angkutan yang diperuntukkan bagi lalu lintas selain lalu lintas umum, seperti

jaringan jalan di kompleks–kompleks perkebunan, di kompleks kehutanan, jalan

pertambangan, jalan di kompleks–kompleks Hankam, dan lain–lain.

Pembagian jalan tersebut di atas adalah pembagian jalan berdasarkan jenisnya,

sedangkan menurut tingkatan pelayanan jalan mempunyai 2 (dua) macam sistem jaringan

yaitu sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan

jalan primer adalah jaringan jalan yang menghubungkan kota–kota di tingkat negara,

sedangkan sistem jaringan jalan sekunder adalah jaringan jalan yang menghubungkan zone–

zone atau pusat– pusat kegiatan masyarakat di dalam kota, berdasarkan fungsinya secara

garis besar jalan dapat dikelompokkan atas: Jalan Arteri (Regional) untuk angkutan jarak

jauh, Jalan Kolektor untuk angkutan jarak sedang dan Jalan Lokal untuk jalan pendek.

Sebenarnya secara hirarki dan fungsional, jalan primer adalah jaringan Arteri karena angkutan

jarak jauh itu melayani pengangkutan antar kota di tingkat nasional, dan jalan sekunder

adalah jaringan kolektor dan lokal karena angkutan jarak sedang dan pendek itu melayani

pusat–pusat dalam kota.

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

13

Page 14: Christian Titip

2.2.3 Angkutan Umum Kota Bandung

Setiap kota besar terdapat sistem transportasi umum yang dapat memenuhi kebutuhan

mobilisasi masyarakatnya. Di Kota Bandung memiliki beberapa moda angkutan umum

dan melayani trayek baik di dalam kota, maupun lintas kota sekitar wilayah Bandung

Raya. Moda transportasi tersebut dilayani oleh angkutan kota (angkot), bus kota

(DAMRI), dan Trans Metro Bandung (TMB). Berikut adalah beberapa trayek angkutan

umum di Kota Bandung.

• Angkutan Kota (Angkot)

01A. Abdul Muis-Cicaheum via Binong (hijau-kuning) 24 Jam

01B. Abdul Muis-Cicaheum via Aceh (hijau-merah tua)

02. Abdul Muis - Dago (hijau-orange)

03. Abdul Muis - Ledeng (hijau-biru muda)

04. Abdul Muis - Elang (orange-hijau)

05. Cicaheum - Ledeng (hijau-hitam)

06. Cicaheum - Ciroyom (hijau-orange-hijau) 24 Jam

07. Cicaheum - Ciwastra - Derwati (coklat-krem-coklat)

08. Cicaheum - Cibaduyut (merah-krem-merah) 24 Jam

09. Stasiun Hall - Dago (hijau-orange-hijau)

10. Stasiun Hall - Sadang Serang (hijau-kuning-hijau)

11A. Stasiun Hall - Ciumbeuleuit via Eyckman (hijau-biru-hijau)

11B. Stasiun Hall - Ciumbeuleuit via Cihampelas (hijau-biru-hijau)

12. Stasiun Hall - Gede Bage (hijau muda-hijau) 05.00-21.oo

13. Stasiun Hall - Sarijadi (biru muda-hijau Lintas Husein)

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

14

Page 15: Christian Titip

14. Stasiun Hall - Gunung Batu (biru muda-hijau Lintas Husein)

15. Margahayu Raya - Ledeng (biru-kuning-biru)

16. Dago - Riung Bandung Permai (putih-hijau)

17. Dago - Pasar Induk Caringin (orange-putih-hijau)

18. Panghegar Permai - Dipatiukur (putih-kuning-hijau)

19A. Ciroyom - Sarijadi via Sukajadi (hijau-krem-hijau)

19B. Ciroyom - Sarijadi via Sederhana (hijau-krem)

20. Ciroyom - Bumi Asri (hijau-orange)

21. Ciroyom - Cikudapateuh (putih-kuning-hijau)

22. Sederhana - Buah Batu - Cipagalo (Sukajadi - Kalapa & Kalapa - Buah Batu) (biru- hijau)

23. Sederhana - Cijerah (hijau-merah-hijau)

24. Sederhana - Cimindi (biru muda-hijau Lintas Husein)

25. Ciwastra - Ujungberung (biru muda-kuning-biru muda)

26. Cisitu - Tegalega (ungu-hijau)

27. Cijerah - Ciwastra - Derwati (abu abu-hijau)

28. Elang - Gede Bage - Ujungberung (biru-krem-hijau)

29. Abdul Muis - Mengger (orange-hijau)

30. Elang - Cicadas (Elang - Kalapa via Pasar Baru, St. Hall & Kalapa - Cicadas via

TSM, Binong) (merah-hijau)

31. Antapani - Ciroyom (coklat-hijau)

32. Cicadas - Cibiru (hijau-biru-hijau) 24 Jam

33. Bumi Panyileukan - Sekemirung (Gedebage - Simpang Dago) (pink-hijau)

34. Sadang Serang - Caringin (biru muda-hijau) 24 Jam

35. Cibaduyut - Karang Setra (Kalapa - Cibaduyut & Kalapa - Karang Setra) (kuning- hijau)

36. Halteu Andir - Cibogo Atas (biru muda -hijau Lintas Husein)

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

15

Page 16: Christian Titip

Perum DAMRI

Perum DAMRI melayani beberapa trayek bus kota Bandung, namun beberapa trayek sudah tidak beroperasi lagi. Umumnya, bus DAMRI beroperasi mulai dari pukul 05.30 hingga 18.00. Berikut adalah beberapa trayek yang dilayani oleh Perum DAMRI:

0 1 . Cicaheum - Cibeureum (sudah tidak beroperasi lagi karena bersinggungan dengan TMB koridor 2 yang juga dioperatori DAMRI)

02. Ledeng - Leuwi Panjang

03. Dipati Ukur - Buah Batu (sudah tidak beroperasi lagi)

04. Kiaracondong - Ciroyom (sudah tidak beroperasi lagi)

05. Dipati Ukur - Leuwi Panjang

06 A. Elang - Jatinangor via tol Moh. Toha

06 B. Elang - Cibiru via By Pass Soekarno Hatta

07. Dipati Ukur - Jatinangor via tol Moh. Toha

08. Kebon Kalapa - Tanjung Sari

09. Cicaheum - Leuwi Panjang

10. Elang - Cicadas via Lingkar Selatan (sudah tidak beroperasi lagi)

11. Cibiru - Kebon Kalapa

12. Alun alun - Soreang (sudah tidak beroperasi lagi)

13. Alun alun - Baleendah (sudah tidak beroperasi lagi)

14. Kiaracondong - Sarijadi (sudah tidak beroperasi lagi)

15. Alun alun – Ciburuy

• Trans Metro Bandung

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

16

Page 17: Christian Titip

Saat ini, baru terdapat 2 koridor yang dilayani oleh Trans Metro Bandung dan rencananya

koridor ketiga akan segera beroperasi. Berikut adalah daftar Koridor TMB:

1. Cibeureum - Cibiru

2. Cicaheum - Cibeureum

3. Cicaheum - Sarijadi (segera beroperasi)

2.2.2

Penyusunan materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pengemudi angkutan umum di kota bandung

17