Author
yoananda
View
96
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Metodologi Pendidikan
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SMP Negeri 1 Wajak sebagai UPTD yang berada di lingkungan Kecamatan Wajak
mempuyai peran besar bagi berkkembangnya pendidikan di Kecamatan Wajak sendiri.
Dari tahun ke tahun sekolah ini semakin dipercaya masyarakat sebagai salah satu
penyelenggara pendidikan menengah ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah
peminat yang mendaftar di sekolah ini. Sebagai rasa tanggung jawab terhadap jaminan
mutu sekolah ini, upaya-upaya perbaikan dan peningkatan pembelajaran terus dilakukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, namun dari tahun ke tahun masih saja
dijumpai masalah pembelajaran. Pemecahan masalah pembelajaran ini merupakan
tanggung jawab bersama antara tenaga kependidikan dan guru sehingga akan tercapai
keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan tersebut. Kerjasama yang erat dan
sinergi antara keduanya mutlak diperlukan untuk segera mewujudkan tercapainya
peningkatan mutu pendidikan dalam arti luas.
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1
Wajak semester 2 pada pelajaran Biologi materi sistem organisasi kehidupan diperoleh
gambaran secara umum bahwa hasil belajar siswa kelas VII F baik dalam hasil belajar
formatif maupun sumatif adalah yang paling rendah diantara delapan kelas paralel lainnya.
Data menunjukkan bahwa rata-rata nilai formatif dan nilai sumatif kelas ini masing-masing
adalah 74,93 dan 62,04. Data dari nilai formatif dan nilai sumatif masing-masing kelas
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wajak semester 2
tahun 2014/2015
KELAS NILAI FORMATIF NILAI SUMATIF
VII A 76.72 85.86
VII B 79.46 81.07
VII C 78.75 73.33
VII D 83.10 66.83
VII E 87.93 79.31
VII F 74.93 62.04
VII G 83.33 78.33
VII H 79.07 69.96
VII I 83.70 67.56
(Yuliati, 2014: komunikasi pribadi, tidak dipublikasikan)
Observasi kelas telah dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran Biologi materi
sistem organisasi kehidupan kelas VII serta wawancara kepada guru Biologi (Ibu Yuliati)
di SMP Negeri 1 Wajak yang dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014. Dari hasil
yang diperoleh, kelas VII F merupakan kelas yang cukup aktif dalam proses pembelajaran
yang didalamnya mencangkup kegiatan bertanya, menjawab pertanyaan dan diskusi.
Lebih dari setengah siswa yang ada di kelas VII F memberi tanggapan dengan
mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru, di sisi
lain juga tidak sedikit siswa yang bertanya kepada guru ketika belum memahami materi.
Untuk kegiatan diskusi, memang masih ada siswa di kelas VII F ini yang kurang
memperhatikan dan sibuk dengan kegiatannya sendiri, tetapi jumlahnya ridak
mendominasi hanya sebagian kecil saja. Masing-masing siswa yang ada, telah membawa
buku materi karena pada kurikulum 2013 yang diterapkan saat ini siswa diwajibkan
memiliki buku pegangan, dan juga dari pihak sekolahan telah menyediakan buku pelajaran
yang jumlahnya memadai bagi siswa melalui perpustakaan. Tetapi berdasarkan pada hasil
analisis data di atas bahwa kelas VII F merupakan kelas dengan nilai formatif dan nilai
sumatif terendah dari kedelapan kelas lainnya. Beberapa model pembelajaran sudah dicoba
diterapkan oleh guru seperti pemberian tugas, pengerjaan LKS (lembar kerja siswa),
penayangan Power Point dan kelompok diskusi belum juga menunjukkan hasil belajar
yang setara dengan kelas paralel lain.
Kenyataan di atas barangkali berkaitan dengan sulitnya materi mata pelajaran
organisasi kehudupan sehingga mempengaruhi pemahaman yang dimiliki siswa,
mengingat kondisi siswa kelas VII F yang sangat beragam di antaranya jenis kelamin,
agama, kemampuan akademik dan karakter siswa dalam kelas. Hal ini menjadi tantangan
bagi guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mendukung sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa dapat memahami materi yang
diberikan. Masalah ini merupakan masalah yang penting dan mendesak untuk segera
disistem organisasi kehidupanesaikan dengan pertimbangan ketersediaan waktu dan daya
dukung yang ada dikarenakan kondisi tersebut akan membawa dampak penurunan pada
hasil belajar siswa jika tidak segera dipecahkan. Pemahaman sendiri merupakan
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996).
2
Sulitnya materi yang ada dikarenakan siswa yang masih awam dengan berbagai istilah
yang ada di dalam mata pelajaran sistem organisasi kehidupan. Siswa sendiri dituntut
untuk mengetahui gambar bagian-bagian penyusun sistem organisasi kehidupan beserta
fungsinya dimana siswa belum pernah melihat secara nyata tentang gambar bagian-bagian
yang ada, sehingga mata pelajaran tersebut di anggap abstrak oleh siswa. Pemahaman
siswa dalam mata pelajaran sistem organisasi kehidupan ini diperlukan agar siswa dapat
menguasai materi dengan baik sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan. Hal ini akan tampak pada hasil belajarnya.
Shocking Picture Quiz adalah suatu model pembelajaran quantum learning yang
diterapkan melalui media visual dimana menekankan pada aktifitas dan partisipasi aktif
siswa dalam segi intelektual dan emosional secara optimal untuk memperoleh pemahaman
materi secara lebih bermakna. Salah satu cara penerapan shocking picture quiz ini adalah
melalui kuis yang didesain sebagai permainan dimana ditampilkan dalam media visual
(bentuk gambar) yang akan ditebak siswa tentang bagian-bagian penyusun serta fungsinya.
Tidak hanya siswa yang ingin menjawab saja, tetapi disini guru akan menunjuk siswa
secara acak ataupun sesuai keinginan guru untuk menjawab sehingga menimbulkan kesan
terkejut pada siswa. Sistem organisasi kehidupananjutnya untuk siswa yang ditunjuk harus
berdiri menjelaskan jawaban dari kuis kepada semua teman sekelasnya sehingga siswa
tersebut mengajarkan apa yang dia tahu kepada temannya. Tidak hanya itu, ketika siswa
bersangkutan yang ditunjuk belum bisa memberikan jawaban yang benar, maka guru akan
meberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab secara benar sehingga munculah
suasana kompetisi si dalam kelas.
Kegiatan kuis bergambar ini akan meningkatkan daya kreatif guru dalam menyiapkan
proses belajar mengajar sehingga siswa aktif untuk berpartisipasi, lingkungan belajar lebih
efektif. Untuk siswa dapat menjadi pemicu aktivitas belajar dikarenakan siswa harus
bersiap menghadapi kemungkinan untuk menjawab kuis dari guru dan siswa menjadi
paham akan materi karena siswa melihat dan merekam dalam otak apa yang ditayangkan
dan dibicarakan dalam kuis. Kuis bergambar dilakukan untuk membuktikan fakta dan
konsep, proses belajar bukanlah semata kegiatan menghafal tetapi juga merekam apa yang
telah dilihat, didengar dan diucapkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Oleh sebab itu dalam pembelajaran juga harus ditayangkan gambar yang
mendukung materi serta diadakan kuis berupa pertanyaan agar siswa dapat aktif berfikir
dan dapat memahami materi.
3
Berdasarkan dari beberapa pemikiran di atas maka untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan di kelas VII F SMP Negeri 1 Wajak ini maka dilakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Metode Shocking Picture Quiz Melalui Media Visual dalam Pembelajaran
Biologi Pokok Bahasan Sistem organisasi kehidupan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa SMP Negeri 1 Wajak Kelas VII Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2 PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu dikaji dalam
penelitian ini adalah:
1.2.1.1 Bagaimanakah penerapan metode shocking picture quiz melalui media visual
dalam pembelajaran Biologi pokok bahasan sistem organisasi kehidupan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Wajak kelas VII semester 2
tahun ajaran 2014/2015?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Untuk pemecahan masalah di atas dapat dirumuskan melalui tindakan-tindakan berikut.
Penayangan gambar dimana merupakan media visual yang mendukung materi disertai
pengajuan pertanyaan dengan menunnjuk siswa secara acak akan meningkatkan aktivitas
siswa untuk belajar menghadapi kuis gambar serta membuat siswa merekam dan
mengingat gambar serta jawaban yang dilotarkan sehingga muncul pemahaman secara
otomatis pada siswa. Hal ini berkaitan dengan akar masalah yang ingin dipecahkan di kelas
VII F yaitu meningkatkan pemahaman siswa akan materi sistem organisasi kehidupan
sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Melalui kegiatan shocking picture quiz ini
siswa menjadi aktif belajar untuk menghadapi kuis dan mencerna gambar sehingga dapat
menyebutkan fungsi serta bagian dan letaknya.
Kuis bergambar yang diatur mengejutkan siswa ini akan menjadi tantangan tersendiri
bagi siswa dalam menghadapinya sehingga siswa akan mempersiapkan diri dengan belajar
sebelumnya sebelum menghadapi kuis, dan ketika kuis berjalan siswa akan berusaha untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan melalui gambar dan berusaha mengingat gambar.
Tidak hanya itu, siswa dituntut untuk bisa menjelaskan dan menerangkan apa yang
dipahami dan apa yang telah dipelajarinya dari pertanyaan kuis yang didapatkan sehingga
siswa akan terlatih mengajarkan ilmunya kepada teman sekelas. Dan ketika penjelasan
siswa dirasa kurang oleh guru, maka guru akan meberikan kesempatan kepada siswa lain
4
yang ingin memperbaiki jawaban dari temannya sehingga uncul suatu kompetisi di
dalamnya. Hal-hal yang demikian ini akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar
yang dapat dicapai siswa sistem organisasi kehidupanama proses pembelajaran.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.5.1 Untuk menjelaskan penerapan metode shocking picture quiz melalui media
visual dalam pembelajaran Biologi pokok bahasan sistem organisasi kehidupan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Wajak kelas VII semester
2 tahun ajaran 2014/2015.
1.4 KONTRIBUSI PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi sehingga
manfaatnya tampak untuk:
a. Guru: untuk mengembangkan strategi pembelajaran berbasis quantum learning
sehingga terbentuk profesionalisme pendidik dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Tenaga kependidikan: untuk dapat mengembangkan profesionalismenya dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis kuis.
c. Siswa: untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajarnya.
d. Komponen sekolah lainnya misal guru di kelas lain di tingkat yang berbeda dapat
melakukan implementasi hasil penelitian ini sehingga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran secara integral.
1.5 HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah dan tujuan
penelitian yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan seperti
berikut:
1.7.1 Melalui penerapan metode shocking picture quiz melalui media visual dalam
pembelajaran Biologi pokok bahasan sistem organisasi kehidupan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Wajak kelas VII semester 2
tahun ajaran 2014/2015.
5
1.6 DEFINISI OPERASIONAL
1.6.1 Shocking Picture Quiz : merupakan metode pembelajaran berbasis
kuis dengan menggunakan media visual yaitu gambar yang akan di tayangkan
pada siswa, dimana di dalamnya terdapat aktivitas permainan.
1.6.2 Media Visual : media yang melibatkan media penglihatan
yang berupa gambar.
1.6.3 Hasil Belajar : merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar dimana penilaiannya banyak didasarkan pada ranah
kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesia
dan evaluasi.
1.6.4 Materi Sistem Organisasi Kehidupan : materi tentang ruang lingkup biologi
(permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan).
1.7 BIDANG KAJIAN
Desain dan Strategi Pembelajaran di Kelas
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HASIL BELAJAR
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Nana Sudjana, 2009: 3). Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Dari pengertiaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil
usaha siswa yang diperoleh sistem organisasi kehidupanama siswa menerima pengalaman
belajar.
Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2005: 22) ”Dalam system pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional
pengklasifikasian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
rahah psikomotorik”. Masing masing ranah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesia dan evaluasi.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau refleksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilam dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu (a) gerak reflek, (b) keterampilan
gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e)
gerakan keterampilam kompleks dan (f) gerakan ekspresif dan interpretative.
Ketiga ranah tersebut menjadi aspek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,
yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah adalah ranah kognitif karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk.
7
7
(2007: 76- 77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai
berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti
menggunakan faktor eksternal yang berupa penggunaan model pembelajaran quantum
learning dengan metode shocking picture quiz melalui media visual. Pelaksanaan jenis
model pembelajaran quantum learning ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran Biologi.
2.2 MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti “tengah”
“perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad,2002:3).
Media Pembelajaran sendiri dipergunakan untuk memudahkan dalam penyampaian
materi kepada peserta didik. Peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang
komplek. Pemanfaatan media juga berperan besar dalam memberikan pengalaman belajar
peserta didik. Belajar merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, media, atau
dengan lingkungannya (Azhar Arsyad, 2005:1).
Media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. (Hamidjojo dalam
Azhar Arsyad, 2002:4).
Sanaky (2011:42) mengemukakan ada beberapa jenis dan karakteristik media
pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a) Media Pembelajaran, dilihat dari sisi aspek bentuk fisiknya, yaitu:
1. Media elektronik seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD,
computer, internet dan lain-lain.
2. Media non-elektronik seperti buku, handout, modul, diktat, media grafis dan
alat peraga.
b) Media pembelajaran dari aspek panca indera yaitu:
1. Media audio (dengar)
8
2. Media visual (melihat) termasuk media grafis
3. Media audio-visual (dengar-melihat)
c) Media pembelajaran dari aspek alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan, dan
2. Perangkat lunak (software), sebagai pesan atau informasi.
2.3 MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang melibatkan media penglihatan. Terdapat dua jenis
pesan yang dimuat dalam media visual yaitu verbal dan non verbal. Pesan verbal visual
terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan dan pesan non verbal isual. Posisi symbol-
simbol nonverbal visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut
sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software nya media
visual.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita ketahui bahwa media visual merupakan media
yang dalam penggunaannya lebih menekankan pada symbol-simbol nonverbal yakni
berupa gambar.
Gambar merupakan salah satu media visual sederhana yang dapat mempermudah cara
belajar siswa. Penggunaan media gambar dapat mempercepat proses penyampaian,
penangkapan, dan penguasaan materi. Angkowo dan Kosasih (2007: 28) berpendapat
bahwa “Fungsi media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam menyampaikan pesan (materi
pembelajaran) yang lebih konkrit kepada siswa, sehingga lebih mudah dipahami”.
Menurut Angkowo dan Kosasih (2007: 28) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan media gambar yaitu:
1) Gambar yang bagus, menarik, jelas dan mudah dimengerti
2) Apa yang digambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari
3) Gambar harus benar dalam arti harus dapat menggambarkan situasi yang serupa jika
dilihat pada keadaan yang sebenarnya
4) Gambar memiliki kesederhanaan dalam arti tidak rumit sehingga sulit dipahami siswa
5) Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya
6) Ukuran gambar sesuai dengan kebutuhannya
Angkowo dan Kosasih (2007: 29) juga berpendapat bahwa ada beberapa
prinsip umum penggunaan media gambar diantarnya:
9
1) Gambar harus realistis dan digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci
dengan realisme yang sulit diproses dan dipelajari seringkali mengganggu perhatian
siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
2) Gambar harus melukiskan perbedaan konsep-konsep
3) Warna gambar harus digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan
komponen-komponen.
Media gambar sebagai salah satu media pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan dari media gambar adalah:
1) Sifatnya konkrit. Artinya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata.
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas. Selain itu, anak-anak tidak selalu bisa di bawa ke tempat
objek tersebut berada. Untuk itu gambar dapat mengatasinya.
3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
4) Media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah dan membetulkan kesalahpahaman.
5) Media gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus (Angkowo dan Kosasih, 2007: 30-31).
Kelemahan media gambar adalah:
1) Gambar hanya menekankan presepsi indera mata
2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan belajar
3) Ukuran sangat terbatas, tidak memadahi untuk kelompok besar (Angkowo dan Kosasih,
2007: 31).
2.4 MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Ada banyak pakar pendidikan yang memberi definisi model pembelajaran.
Fathurrohman dan Sutikno (2008:15) menyatakan model merupakan cara yang digunakan
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan, Roestiyah (2008:1) menyatakan
model adalah cara penyajian yang dilakukan guru agar para siswa memiliki pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Dari kedua definisi itu disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan cara yang digunakan oleh guru agar para siswa memiliki pengetahuan, sikap,
dan keterampilan guna mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu bentuk model
pembelajaran ini adalah model quantum learning.
10
De Porter dan Hernacki (2001:16) menyatakan “kami mendefinisikan Quantum
Learning sebagai ‘interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya’. Semua
kehidupan adalah energi.” Quantum learning mempermasalahkan cara menjadikan belajar
waktu yang menyenangkan sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Ada tiga hal pokok dalam quantum learning, yaitu 1) neurolinguistik, 2) sugestologi, dan
3) pemercepatan belajar. Neurolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak.
Menurut DePorter dan Hernacki, (2001:14), bahasa yang positif dapat meningkatkan
tindakan yang positif, yang pada akhirnya dapat merangsang fungsi otak yang paling
efektif . Ditambahkan (ibid.:36-37) bahwa fungsi otak kiri untuk sesuatu yang bersifat
verbal dan otak kanan untuk sesuatu yang bersifat nonverbal harus diberdayakan secara
seimbang. Sugestologi yaitu ilmu yang mempelajari pengaruh sugesti dalam pembelajaran.
Sugesti positif akan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga memberi rasa nyaman dan
menyenangkan. Caranya, lewat pembelajaran yang diwujudkan dalam komunikasi yang
halus, mudah dan santai.
Siswa diharapkan terbebas dari rasa takut untuk melakukan suatu kesalahan karena
kesalahan yang dilakukan dalam pembelajaran merupakan proses yang wajar.
Pemercepatan belajar yaitu sesuatu yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan dengan upaya normal disertai dengan kegembiraan.
Pemercepatan dapat dilakukan dengan menyatukan semua unsur, seperti: hiburan,
permainan, warna, cara berpikir positif, kesehatan fisik dan emosi, sehingga tercipta
pengalaman belajar yang efektif.
Quantum learning pada dasarnya merupakan model yang dilakukan secara nyaman dan
menyenangkan, seperti yang dinyatakan oleh DePorter dan Hernacki (2001:8) “… kami
yakin bahwa agar efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan. Kami yakin bahwa
belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan
berhasil.” Prinsip quantum learning menekankan pada sifat positif yang dipunyai dengan
menyingkirkan rasa takut gagal. Hal ini dapat dilakukan dengan memupuk sifat juara,
menemukan gaya belajar yang menyenangkan, mengetahui keajaiban dengan memori kita,
berpikir logis dan kreatif, serta banyak hal positif lainnya.
Salah satu penerapan model pembelajaran quantum learning ini adalah dengan kuis
dimana di dalam kuis terdapat tiga hal pokok dari quantum learning, yaitu neurolinguistik,
sugestologi, dan pemercepatan belajar. Kuis juga merupakan sebuah permainan yang
nyaman dan menyenangkan sehingga materi mudah diterima oleh siswa.
11
2.5 QUIZ
Quiz merupakan salah satu model pembelajaran dari model quantum learning yang
memiliki arti sebagai ulangan. Menurut Depdiknas (2000:537), kuis mempunyai tiga arti,
yaitu 1) ujian lisan atau tulisan, 2) acara hiburan dalam radio atau televisi yang berupa
perlombaan adu cepat dan ketangkasan dalam menjawab pertanyaan, dan 3) daftar
pertanyaan sederhana yang berhadiah.
Dalam pembahasan ini digunakan definisi yang kedua bahwa kuis sebagai acara
hiburan dengan yang mencangkup adu ketangkasan dalam menjawab pertanyaan karena
berhubungan sekali dengan prinsip pada model quantum learning. Disini model
pembelajaran kuis sendiri diterapkan dengan gambar yang akan ditayangkan kepada siswa
dimana gambar tersebut akan mewakili pertanyaan dari kuis yang akan diberikan. Guru
akan memberikan pertanyaan kuis dari gambar yan telah ditampilkan secara acak kepada
siswa sesuai dengan keinginan guru sehingga siswa harus bersiap-siap terkejut karena akan
ditunjuk untuk menjawab kuis dari guru. Karena alasan tersebutlah model pembelajaran ini
disebut shocking picture quiz.
Kuis sebagai salah satu bentuk model permainan dapat digunakan untuk mewadahi
keinginan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran karena di dalam program pertunjukan
kuis terdapat dua unsur yang baik untuk memfasilitasi pembelajaran, yaitu belajar dan
bermain. Hal itu terlihat jelas apabila para guru mau mencermati kuis-kuis yang
ditayangkan di televisi. Ada banyak hal yang dapat dijadikan ilham dalam pengajaran,
seperti: tata cara bertanyanya, pengaturan waktunya, suasana yang diciptakannya, bahan
atau materi yang disajikannya, pendekatan yang dipakai. Semua itu dapat digunakan
sebagai sarana penciptaan situasi belajar yang menyenangkan tanpa harus mengorbankan
tujuan yang hendak dicapai.
2.6 SHOCKING PICTURE QUIZ
Shocking Picture Quiz merupakan model pembelajaran berbasis kuis dengan
menggunakan media visual yaitu gambar yang akan di tayangkan pada siswa, di dalamnya
terdapat aktivitas permainan dimana akan membuat siswa merasa nyaman dan
menyenangkan bagi siswa.
Langkah-langkah dari shocking picture quiz ini meliputi:
a) Penayangan gambar yang telah disediakan kepada siswa dimana gambar
berhubungan dengan materi sistem organisasi kehidupan.
12
b) Pertanyaan disiapkan berdasarkan gambar yang ada. Misalnya pada gambar
mitokondria, pertanyaan meliputi bagian-bagian penyusunnya, letaknya dan
fungsinya), pertanyaan tersebut ditanyakan guru kepada siswa.
c) Siswa ditunjuk secara acak dan sesuai keinginan guru untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan.
d) Siswa yang ditunjuk berdiri di tempat dan menjawab pertanyaan sembari
menjelaskan jawaban kepada teman sekelasnya
e) Jika jawaban siswa kurang benar atau kurang lengkap maka guru akan memberikan
kesempatan bagi siswa lain yang ingin membenarkan. Di sini siswa yang tercepat
mengangkat tanganlah yang mendapat kesempatan untuk menjawab.
f) Guru memberi poin kepada siswa yang ditunjuk dan siswa yang membenarkan
2.7 HUBUNGAN ANTARA SHOCKING PICTURE QUIZ DENGAN HASIL
BELAJAR
Shocking picture quiz yang akan diterapkan sebagai model pembelajaran di kelas ini
mencangkup beberapa kegiatan di dalamnya yang meliputi melihat, mendengar, menjawab
pertanyaan, dan menerangkan. Tidak hanya itu, shocking picture quiz sendiri merupakan
model permainan yang memadukan tiga hal pokok dari quantum learning, yaitu
neurolinguistik, sugestologi, dan pemercepatan belajar dimana seperti yang di jelaskan
pada pembahasan sebulumnya memiliki peran dalam mewujudkan komunikasi yang halus,
mudah dan santai sehingga memuunculkan pemahaman siswa.
Untuk hasil belajar telah disebutkan bahwa yang paling banyak dinilai oleh para guru
di sekolah adalah ranah kognitif karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pelajaran dimana berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesia dan evaluasi.
Sebelum diadakannya kuis, siswa akan secara mempersiapkan diri untuk belajar karena
antisipasi bahwa dia akan ditunjuk oleh guru untuk menjawab kuis. Dengan
memperhatikan gambar yang termasuk dalam media visual diamana ditayangkaan oleh
guru, siswa akan otomatis mengingat gambar tersebut, sistem organisasi
kehidupananjutnya siswa akan mencoba menjawab kuis yang diberikan oleh guru dengan
menerangkan jawaban yang dimiliki kepada teman sekelasnya dimana siswa dengan
tindakan tersebut siswa telah melakukan pengaplikasian ilmu yang didapatkannya. Dari
pengaplikasian ini siswa akan memperoleh bukan hanya ingatan belaka, melainkan
13
peahaman terhadap materi yang akan meningkatkan hasil evaluasi sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
2.8 MATERI BIOLOGI KELAS VII
Kompetensi Dasar(KI 3)
Kompetensi Dasar(KI 4)
Materi Pokok(Dalam Silabus)
3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis..
Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan
Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa
Metode Ilmiah: mengidektifikasi masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, menentukan variabel, mengolah data, mengkomunikasikan
Keselamatan Kerja3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi
Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
Keanekaragaman hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem), flora, fauna, mikroorganisme.
Sistem klasifikasi makhluk hidup: taksan, klasifikasi binomial
Garis Wallace, Garis Weber. Keunikan hutan hujan tropis,
pesisir dan laut Indonesia Upaya pelestarian kehati
Indonesia secara in-situ dan ex-situ
Manfaat kehati (ekonomi, pendidikan, dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan
3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran
4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk
Virus Ciri-ciri virus: struktur dan
reproduksi Kasus-kasus penyakit yang
14
Kompetensi Dasar(KI 3)
Kompetensi Dasar(KI 4)
Materi Pokok(Dalam Silabus)
virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
model/charta disebabkan virus Peran virus dalam kehidupan Jenis-jenis partisipasi remaja
dalam menanggulangi persebaran virus HIV dan lainnya
3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis
Kingdom monera Ciri Archaebacteria dan
Eubacteria, Penanaman bakteri/pour
plate/streak plate Pengamatan Koloni bakteri Pengecatan gram Pengamatan sel bakteri Pengamatan koloni Pengecatan bakteri Bentuk sel bakteri Peranan bakteri dalam
kehidupan3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peranya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
Protista Ciri-ciri umum protista. Ciri-ciri umum Protista mirip
jamur (jamur lendir/ Slime Mold.
Ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan (Alga)
Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa)
Peran Protista dalam kehidupan
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Fungi/Jamur Ciri-ciri kelompok jamur .
dalam hal morfologi, cara memperoleh nutrisi, reproduksi
Pengelompokan jamur Peran jamur secara ekologis,
ekonomis, medis, dan pengembangan iptek
3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis
4.7 Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis
Plantae Ciri-ciri umum plantae. Tumbuhan lumut. Tumbuhan paku Tumbuhan biji
(Spermatophyta) Manfaat dan peran tumbuhan
15
Kompetensi Dasar(KI 3)
Kompetensi Dasar(KI 4)
Materi Pokok(Dalam Silabus)
tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.
dalam ekosistem, manfaat ekonomi, dan dampak turunnya keanekaragaman tumbuhan bagi ekosistem
3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Animalia Invertebrata Ciri-ciri umum Animalia. Ciri dan klasifikasi hewan
Invertebrata Ciri dan klasifikasi Hewan
Vertebrata. Peranan hewan Invertebrata
dan Vertebrata dalam kehidupan
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media
Ekologi Komponen ekosistem Aliran energi. Interaksi dalam ekosistem Daur biogeokimia
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Keseimbangan lingkungan Kerusakan
lingkungan/pencemaran lingkungan.
Pelestarian lingkungan Limbah dan daur ulang. Jenis-jenis limbah. Proses daur ulang
(Yuliati, 2014: komunikasi pribadi, tidak dipublikasikan)
2.9 Materi Sistem Organisasi Kehidupan
Pada materi system organisasi kehidupan siswa dituntut untuk memahami tentang
ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan). Pada sistem organisasi kehidupan terdapat tingkatan mulai sel sampai
organisme, serta komposisi utama penyusun sel. Sesuai pada pembahasan sebelumnya
bahwa materi ini merupakan materi yang baru dan masih awam bagi siswa sehingga sulit
untuk memahami materi. Untuk itu, diperlukan adanya metode baru untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam materi system organisasi kehidupan ini yaitu dengan metode
shocking picture quiz dimana menggunakan media visual yaitu dengan gambar yang akan
16
memberi gambaran pada siswa tentang bagaimana bentuk sel, jaringan ataupun organisme
sehingga siswa mengerti dan paham akan materi yang diterimanya.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana
mengikuti suatu daur (siklus) yang didalamnya terdapat kegiatan merencanakan tindakan,
melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan dan melaksanakan refleksi atas tindakan
yang telah dilakukan.
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis PTK,
maka pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran tim peneliti sebagai team teaching
(terdiri 1 dosen dan dua guru bidang studi Biologi) di lapangan karena berperan sebagai
instrumen peneliti dan pemberi tindakan. Team teaching yang dimaksud adalah satu tim
guru dalam proses pembelajaran di kelas. Kehadiran team teaching sebagai tim peneliti
adalah sangat penting karena sebagai instrumen yang utama berperan dalam hal (1)
perencana kegiatan, (2) pengumpul data, (3) penganalisis data, (4) pelapor hasil penelitian
dan (5) sebagai guru. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kehadiran peneliti di lapangan
adalah menyusun rencana kegiatan, melaksanakan pembelajaran, mengumpulkan data dan
melaksanakan wawancara dengan subjek penelitian (siswa). Dalam melaksanakan
penelitian ini, tim peneliti merekam dan mencatat tingkah laku siswa dan semua kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung.
3.2 LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 1 Wajak dengan alamat Jl. Raya Suko Anyar
Wajak. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II, bulan November 2014.
Pengambilan data dilakukan sistem organisasi kehidupanama 1 siklus pembelajaran,
dimana setiap siklusnya terdiri atas sat kali tatap muka.
3.3 SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Wajak kelas VII F. Jumlah siswa di
kelas adalah 29 orang, yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Di
SMP Negeri 1 Wajak tidak ada pembagian kelas unggulan dan kelas biasa, tetapi
merupakan pencampuran siswa-siswi dari tingkat kecerdasan yang heterogen.
18
18
3.4 PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4
tahap yaitu:
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
3. Observasi (Observation)
4. Refleksi (Reflection)
Secara operasional prosedur penelitian sebagai berikut :
observasi awal refleksi awal perencanaan tindakan 1
refleksi 1 observasi 1 Pelaksanaan tindakan 1
rencana tindakan 2 pelaksanaan tindakan 2 observasi 2
refleksi 2
3.5 REFLEKSI AWAL
Refleksi awal merupakan kegiatan yang dilakukan berdasarkan hasil observasi
awal. Berdasarkan hasil observasi pada minggu ketiga bulan November 2014 sistem
organisasi kehidupanama persiapan test sumatif akhir semester II 2014/2015 terdapat
banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kurangnya pemahaaman siswa
terhadap pelajaran Biologi pada mata pelajaran sistem organisasi kehidupan. Hal ini
nampak pada nilai sumatif dan nilai formatif siswa yang cenderung kurang. Salah satu
diantara penyebabnya adalah siswa yang masih awam dengan berbagai istilah yang ada di
dalam mata pelajaran sistem organisasi kehidupan. Faktor lain yaitu metode yang
diterapkan seperti pemberian tugas, pembelajaran di luar kelas masih terpusat pada guru
dan ceramah kurang bisa membantu dalam pemahaman siswa, sehingga hasil belajar siswa
kurang baik. Berdasarkan observasi tersebut tim peneliti akan menerapkan suatu bentuk
shocking picture quiz dengan system perminan agar siswa tidak hanya menghafalkan
materi tetapi mengerti dan mendapatkan pemahaman akan materi tersebut. Dengan
19
demikian hasil pembelajaran ini akan menjadi pemahaman dan pengalaman belajar yang
bermakna sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
3.6 SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan Tindakan I
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru bidang studi Biologi pada tahap
ini adalah sebagai berikut:
a. Menyusun soal kuis untuk materi Sistem organisasi kehidupan yang dibuat oleh tim
peneliti.
b. Membuat lembar observasi (pedoman pengamatan) untuk mengamati hasil belajar
siswa yang sistem organisasi kehidupanama megikuti kuis.
c. Membuat angket untuk merekam hasil belajar siswa sistem organisasi kehidupanama
mengikuti kuis.
d. Membuat rambu-rambu penilaian sistem organisasi kehidupanama sistem organisasi
kehidupanama siswa megikuti kuis.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Salah satu dari tim peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan
mengarahkan siswa.
b. Siswa diberikan soal kuis dalam bentuk gambar dalam tayangan melalui LCD.
c. Guru menunjuk acak siswa untuk menjawab kuis dalam bentuk gambar yang telah
ditayangkan.
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang ingin melengkapi jawaban atau
membenarkan jawaban siswa yang menjawab kuis.
e. Guru memberi nilai dalam bentuk poin kepada siswa.
f. Pertemuan I: kuis diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran setelah guru
menerangkan materi pelajaran sistem organisasi kehidupan.
- Siswa melihat gambar yang telah ditampilkan oleh guru.
- Siswa menjawab kuis dalam bentuk gambar yang telah diberikan
oleh guru.
- Siswa melengkapi dan atau membenarkan jawaban teman yang
kurang.
- Siswa membuat resume tetang kuis.
3. Tahap Observasi I
20
a. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan
menerapkan kuis dalam bentuk gambar yang telah disusun dan dibuat oleh peneliti
sendiri.
b. Sistem organisasi kehidupanain menggunakan lembar observasi, keadaan di dalam
kelas sistem organisasi kehidupanama kegiatan belajar mengajar dicatat dalam
jurnal/catatan lapangan.
4. Tahap Refleksi I
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data hasil observasi dan data dari catatan
lapangan.
b. Melakukan refleksi apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran Biologi. Hasil refleksi sistem organisasi kehidupananjutnya
dipakai untuk melakukan perencanaan tindakan siklus II.
3.7 SIKLUS II
Pada siklus II, tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan sama dengan pada siklus I
tetapi materi kuisnya dirubah sehingga siswa mendapatkan materi yang berbeda dari siklus
I.
1. Tahap Perencanaan Tindakan II
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru bidang studi Biologi pada tahap
ini adalah sebagai berikut:
e. Menyusun soal kuis untuk materi Sistem organisasi kehidupan yang dibuat oleh tim
peneliti.
f. Membuat lembar observasi (pedoman pengamatan) untuk mengamati hasil belajar
siswa yang sistem organisasi kehidupanama megikuti kuis.
g. Membuat angket untuk merekam hasil belajar siswa sistem organisasi kehidupanama
mengikuti kuis.
h. Membuat rambu-rambu penilaian sistem organisasi kehidupanama sistem organisasi
kehidupanama siswa megikuti kuis.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
g. Salah satu dari tim peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan
mengarahkan siswa.
h. Siswa diberikan soal kuis dalam bentuk gambar dalam tayangan melalui LCD.
21
i. Guru menunjuk acak siswa yang berbeda dari siklus I untuk menjawab kuis dalam
bentuk gambar yang telah ditayangkan.
j. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang ingin melengkapi jawaban atau
membenarkan jawaban siswa yang menjawab kuis.
k. Guru memberi nilai dalam bentuk poin kepada siswa.
l. Pertemuan II: kuis diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran setelah guru
menerangkan materi pelajaran sistem organisasi kehidupan.
- Siswa melihat gambar yang telah ditampilkan oleh guru.
- Siswa menjawab kuis dalam bentuk gambar yang telah diberikan
oleh guru.
- Siswa melengkapi dan atau membenarkan jawaban teman yang
kurang.
- Siswa membuat resume tetang kuis.
3. Tahap Observasi II
c. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan
menerapkan kuis dalam bentuk gambar yang telah disusun dan dibuat oleh peneliti
sendiri.
d. Sistem organisasi kehidupanain menggunakan lembar observasi, keadaan di dalam
kelas sistem organisasi kehidupanama kegiatan belajar mengajar dicatat dalam
jurnal/catatan lapangan.
4. Tahap Refleksi II
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu melakukan refleksi diri mengenai proses
dan hasil yang diperoleh dalam melaksanakan tindakan yang telah diterapkan pada siklus
II. Validasi instrumen yang berupa pedoman observasi, angket siswa berdasarkan analisis
rasional dan kuis untuk melihat hasil belajar dilakukan melalui uji coba ke kelas paralel
lain dengan bantuan anggota tim peneliti yang mengajar di kelas paralel tersebut.
22