9
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Boneka Lingkungan atau yang biasa disebut “Boling” merupakan sebuah boneka hasil pemanfaatan limbah plastic yang telah menjadi sampah buangan yang selanjutnya dijadikan sebagai suatu produk yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan barang-barang bekas ini merupakan upaya untuk menekan jumlah pembuangan limbah plastik dan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya yang semakin langka. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse ) maupun daur ulang (recycle ). Daur ulang merupakan upaya memanfaatkan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis, melalui proses fisik maupun kimiawi atau keduanya hingga didapat suatu produk yang dapat dipergunakan dan diperjualbelikan lagi. Boneka Lingkungan ini selain bisa dijadikan sebagai sovenir juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara pembukaan ruang terbuka hijau secara mikro di rumah tangga. Karena boneka ini di desain tidak hanya memperhatikan aspek penampilan namun juga dari segi fungsionalitas. Karena boneka ini akan ditumbuhi dengan beberapa jenis tanaman yang dapat juga dijadikan sebagai bumbu dapur dan buah-buahan. Untuk pemasaran produk, pemasaran dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Usaha ataupun strategi pemasaran dilakukan dengan cara menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi tentang layanan menerima pesanan untuk acara-acara khusus, seperti pernikahan, ulang tahun, maupun seminar ke berbagai kalangan dan instansi. Untuk pemasaran secara tidak langsung, pemasaran akan dilakukan melalui media elektronik seperti blog, facebook dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar produk yang dipasarkan dapat tersebar ke tingkat nasional.

contoh metode rencana pkm-k

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: contoh metode rencana pkm-k

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Boneka Lingkungan atau yang biasa disebut “Boling” merupakan sebuah boneka hasil

pemanfaatan limbah plastic yang telah menjadi sampah buangan yang selanjutnya dijadikan

sebagai suatu produk yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan barang-barang bekas ini

merupakan upaya untuk menekan jumlah pembuangan limbah plastik dan untuk mengurangi

ketergantungan terhadap sumber daya yang semakin langka. Pemanfaatan limbah plastik dapat

dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan

upaya memanfaatkan kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis,

melalui proses fisik maupun kimiawi atau keduanya hingga didapat suatu produk yang dapat

dipergunakan dan diperjualbelikan lagi.

Boneka Lingkungan ini selain bisa dijadikan sebagai sovenir juga bisa dijadikan sebagai salah

satu cara pembukaan ruang terbuka hijau secara mikro di rumah tangga. Karena boneka ini di desain

tidak hanya memperhatikan aspek penampilan namun juga dari segi fungsionalitas. Karena boneka ini

akan ditumbuhi dengan beberapa jenis tanaman yang dapat juga dijadikan sebagai bumbu dapur dan

buah-buahan.

Untuk pemasaran produk, pemasaran dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Usaha ataupun strategi pemasaran dilakukan dengan cara menyebarkan pamflet-

pamflet yang berisi tentang layanan menerima pesanan untuk acara-acara khusus, seperti

pernikahan, ulang tahun, maupun seminar ke berbagai kalangan dan instansi. Untuk

pemasaran secara tidak langsung, pemasaran akan dilakukan melalui media elektronik seperti

blog, facebook dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar produk yang dipasarkan dapat tersebar ke

tingkat nasional.

H. METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan tempat

Program ini dilaksanakan selama empat bulan. Untuk aspek produksi, lokasi yang

dipergunakan adalah di Asrama Putri Dramaga dan rumah kontrakan seorang angota tim di

Babakan Lebak. Sedangkan lokasi pusat penjualan produk bertempat di Media Centre

FEMA.

Page 2: contoh metode rencana pkm-k

2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain gunting dan lem

pistol. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain serbuk gergaji, limbah plastik yang

dibersihkan, limbah kertas, zat pewarna, botol plastik bekas, tempurung kelapa, bibit lidah

buaya, bibit strawberi, dan pupuk urea.

3. Perencanaan Produksi

3.1 Survey Bahan Baku

Tim kami akan melakukan survey bahan baku untuk kualitas dari bahan baku yang

akan digunakan yaitu berupa limbah plastik dan kertas yang masih layak didaur ulang.

3.2 Pengadaan Alat dan Bahan Baku

Alat-alat dan bahan berupa bibit dan pupuk yang digunakan untuk memproduksi

dibeli di toko terdekat dan ditempatkan di tempat produksi yang telah tersedia sementara

bahan-bahan berupa limbah dicari oleh semua anggota tim dan pekerja sewaan di sekitar

dramaga, Bogor.

3.3 PemilihanBahan Baku

Limbah plastik, kertas dan botol plastik yang akan di-daur ulang akan diseleksi dan

dipilih yang layak untuk didaur ulang agar tidak mengkontaminasi penanaman bibit tanaman

pada Boling. Sementara bibit tanaman buaya dan strawberi dipilih yang tidak terjangkit

penyakit.

3.4 Pembuatan “Boling”

Proses pertama pembuatan “Boling” adalah membersihkan limbah plastik yang telah

diperoleh dan menyeleksi limbah-limbah yang layak didaur-ulang. Kemudian proses

pembuatan inti boneka Boling yang terdiri dari selang dan wadah dari potongan botol plastik

dibuat sedemikian rupa agar berbentuk tiga tingkat dan dalam keadaan tegak dengan susunan

wadah pertama adalah pupuk urea cadangan, tingkat kedua adalah pupuk primer dan tingkat

ketiga adalah bibitnya.

Proses selanjutnya setelah membuat inti Boling adalah membungkusnya agar menjadi

sebuah boneka, yaitu menggabungkan inti boneka yang telah dibuat dengan wadah dari

tempurung kelapa yang berisi adonan serbuk kayu dan daun kering. Penggabungan ini

dilakukan sedemikian rupa agar tempurung kelapa menjadi bagian kepala boneka. Sementara

untuk bagian badan boneka digunakan potongan botol plastik yang telah dihiasi plastik yang

Page 3: contoh metode rencana pkm-k

warnanya dikombinasikan. Di bagian tempurung kelapa, dibuat sebuah pahatan dan tambalan

untuk membuat bentuk mata, hidung dan mulut boneka, setelah itu dicat dengan warna

dasarSebagai sentuhan akhir, bagian-bagian boneka yang digabung dilem dengan lem pistol.

3.5 Rancangan “Boling”

Bentuk dasar dari “Boling” ini adalah dari bentuk bola boling itu sendiri namun

dimodifikasi sehingga berbentuk sepeti sebuah boneka dengan berbagai macam ekspresi di

wajahnya sebagai penarik perhatian.

32 cm

14 cm

Bentuk, warna dan ekspresi Boling dikombinasikan sehingga produk menjadi variatif.

3. 6 Pengemasan“Boling”

“Boling” dikemas dengan plastik bekas yang telah didau-rulang dan diikat dengan

pita berwarna-warni agar menambah nilai estetika dan layak jual

Tempat munculnya tanaman dari bibit

Bentuk dasar Boling

Inti Boneka Boling

Bentuk yang padat dari adonan serbuk kayu, dedaunan dan plastik

Pattern permukaan bumi diaplikasikan

ke badan Boling

Wada bibit tanaman

Pupuk organik

Pupuk organik

Tekstur Boling dibentuk dari material

luarnya yaitu, tempurung kelapa dan botol plastik

Page 4: contoh metode rencana pkm-k

4. Aspek Manajemen

Struktur organisasi usaha “Boling” adalah sebagai berikut.

5. Strategi Pemasaran

Manajemen pemasaran (marketing) adalah kegiatan untuk mempertahankan dan

mengembangakan keberlangsungan kegiatan usaha. Dalam kegiatan wirausaha, perlu

diperhatikan prioritas target pemasaran. Dalam pemasaran usaha Boling ini, yang

diprioritaskan menjadi komsumen adalah mahasiswa, kemudian pelajar dan masyarakat

umum. Oleh karena itu harga tiap satuan “Boling” ditetapkan sekitar Rp 12.000,- dimana

harga ini cukup terjangkau bagi mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum sebagai sebuah

souvenir boneka.

Selain harga yang terjangkau, strategi pemasaran yang diperukan kemasan yang

menarik dan distribusi yang meluas. Distribusi akan dilakukan dalam bentuk brosur, promosi

melalui blog dan dsitribusi langsung di tempat penjualan yang telah disewa.

6. EvaluasiPerkembangan Usaha

Proses pengukuran efektifitas perkembangan usaha akan dilakukan setiap pertengahan

bulan. Hal ini dilakukan agar usaha yang dilakukan dapat diketahui kekurangannya dan

diperbaiki agar mengalami perkembangan.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Tabel 1 Jadwal pelaksanaan kegiatan

UraianBulan

ke-1 ke-2 ke-3 Ke-4

Persiapan kegiatan

Finansial ManagerTyas

Marketing ManagerYoni

Production ManagerYuli

Chief Executive Officer

Salam

R&D ManagerTipa

Page 5: contoh metode rencana pkm-k

Pengadaanalat dan bahan

Pembuatan produk

Penyebaran pamphlet

Penjualan produk

Evaluasi kegiatan

Laporan pertanggungjawaban

J. RANCANGAN BIAYA

Tabel2 Rancanganbiayakegiatan

No Kegiatan Harga/unit UnitJumlah

TotalUnit

1 Biayaproduksi

Biayaperalatan (biayainvestasi)

- Plastik bekas 150 buah 6000 900.000

- Botol plastik bekas 800 buah 1000 800.000

- tempurung kelapa 500 buah 1000 500.000

- kawat 5.000 meter 20 100.000

- Label 300 buah 1000 300.000

- Gunting 5.000 buah 10 50.000

- Pistol lem 250.000 paket 1 250.000

- Lem lilin 2.000 batang 100 200.000

Biaya penyewaan tempat

- Sewa tempat 180.000 bulan 4 720.000

2 Biaya variable

- Serbuk kayu gergaji 8.000 karung 30 240.000

- Bibit lidah buaya 2000 batang 700 140.000 - Bibit strawberi 2500 Batang 800 240.000

- Pita kain warna-warni 3000 meter 20 60.000

- Pupuk Urea 100.000 paket 10 1.000.000

- Cat dan pewarna 50000 paket 4 200.000

3 Transportasi

- Pembelian dan survey alat&bahan 50.000 PP 10 500.000

4 Kesekretariatan

- Rental computer 5.000 jam 78 390.000

- Pamflet 150 lembar 500 75.000

- Alat tulis kantor 55.000 paket 5 275.000 - Print dan jilid 50.000 paket 2 100.000

5 Biayaoperasional

- Biaya listrikdan air 70.000 bulan 4 280.000

Page 6: contoh metode rencana pkm-k

- Pembersihan limbah dan plastik bekas 200.000 bulan 4 800.000

- Komunikasi 50.000 bulan 4 200.000

6 Dokumentasi

- CD Dokumentasi 6.000 buah 3 18.000Total BiayaKegiatan Program Rp 8.338.000

a. Pendapatan

Asumsi produksi Boling sebanyak 1000 buah1000 x Rp 12.000 = Rp. 12.000.000

b. Proyeksi Arus Kas

No Keterangan Periode Pra Operasi Periode KomersilArus Kas Masuk1. Modal Rp 8.338.0002. Penerimaan Hasil Penjualan Rp. 12.000.000Total Arus Kas Masuk Rp 8.338.000 Rp. 12.000.000Arus Kas Keluar1. Biaya Investasi Rp 2.820.0002. Biaya variabel Rp 3.222.0003. Biaya operasional Rp 3.760.000Total Arus Kas Keluar Rp 2.820.000 Rp 6.982.000Sisa Kas Rp 5.518.000 Rp 5.018.000

Surplus saldo akhir kas sebesar Rp 5.018.000,- dalam jangka waktu 4 bulan. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha ini memiliki potensi dan dapat direlisasikan. Saldo kas bersih

diperoleh dari hasil penjualan dengan total biaya usaha selama bulan sebesar Rp6.819.000,-