43
1 TUGAS PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Dampak pertumbuhan penduduk terhadap kesehatan masyarakat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup Dosen Pembimbing : Surtani Harahap,M.Pd Oleh : Nur Wulan Rahmadani Lingga ( 1201670 ) Roza ( 1201664 ) JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa.Indonesia merupakan negara mega biodiversity kedua setelah Brazil.Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang khas.Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya.Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di dunia.Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,39 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura.Pertumbuhan penduduk yang besar memerlukan sarana tambahan investasi serta sarana yang mendukung kesejahteraan rakyat seperti perekonomian, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal ini merupakan masalah pemerintah untuk memenuhi taraf hidup masyarakat. Pemerintah menyediakan berbagai lowongan pekerjaan tetapi akibat pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, jumlah lowongan kerja menjadi semakin sedikit hingga menyebabkan banyak pengangguran dan terjadinya perilaku kriminalitas. Maka,hal tersebut juga menimbulkan kurangnya kesejahteraan rakyat dalam perekonomian dan sosial.Peranan ekonomi dalam pertambahan penduduk sangatlah penting. Seperti dalam hal pembangunan, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan, maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang pertumbuhan ekonomi.Kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan jumlah perekonomian namun pada suatu keadaan pertumbuhan penduduk tidak hanya menaikkan ekonomi namun juga dapat menurunkannya. Pada tahun tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 10.380 juta jiwa atau sebesar 5.33 persen dari tahun 1995. Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996- 2008 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan dengan itu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Hal ini tidak mungkin tercapai jika pemerintah belum bisa memecahkan masalah kependudukan.Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin sulitnya pelayanan kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.Selain itu pertumbuhan penduduk juga berdampak secara tidak langsung bagi kesehatan masyarakat karena dalam tolak ukur kesehatan salah faktornya adalah kepadatan penduduk.Dimana semakin tinggi jumlah penduduk akan mempengaruhi persebaran kelengkapan sarana prasarana kesehatan dan akan dibahas dalam bab selanjutnya.

Citation preview

1

TUGAS PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Dampak pertumbuhan penduduk terhadap kesehatan masyarakat

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup

Dosen Pembimbing :

Surtani Harahap,M.Pd

Oleh :

Nur Wulan Rahmadani Lingga ( 1201670 )

Roza ( 1201664 )

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.

kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepes dari

buku-buku dan browsing internet. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua dan dapat kita jadikan pedoman di kehidupan sehari-hari.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di

perlukan untuk kesempurnaan laporan ini.Akhirnya, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi teman-teman khususnya dan kita semua pada umumnya.

Padang ,

Februari 2015

3

DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................... ....i

Daftar isi.................................................................................................................. ii

BAB I

A. Latar Belakang............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah........................................................................................3C. Tujuan penulisan..........................................................................................3

BAB II

1. demografi dan kesehatan............................................................................4

2. Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan.........................................6

3. Penduduk Dan Lingkungan ....................................................................... 7

4. Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan Dengan Lingkungan

12

5. Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan......................................... 15

6. Beberapa Dampak Kepadatan Penduduk................................................. 19

BAB III

A. Kesimpulan............................................................................................... 22

B. Saran ......................................................................................................... 23

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman

alam serta budaya yang luar biasa.Indonesia merupakan negara mega biodiversity

kedua setelah Brazil.Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang

khas.Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya.Luas

ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di

dunia.

Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan

nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan

Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat

ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,39 % per

tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka

pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah

penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya

adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di

Singapura.

Pertumbuhan penduduk yang besar memerlukan sarana tambahan investasi

serta sarana yang mendukung kesejahteraan rakyat seperti perekonomian,

pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal ini merupakan masalah

pemerintah untuk memenuhi taraf hidup masyarakat. Pemerintah menyediakan

berbagai lowongan pekerjaan tetapi akibat pertumbuhan penduduk yang begitu

pesat, jumlah lowongan kerja menjadi semakin sedikit hingga menyebabkan

banyak pengangguran dan terjadinya perilaku kriminalitas. Maka,hal tersebut juga

menimbulkan kurangnya kesejahteraan rakyat dalam perekonomian dan sosial.

Peranan ekonomi dalam pertambahan penduduk sangatlah penting. Seperti

dalam hal pembangunan, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan,

5

maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang pertumbuhan

ekonomi.

Kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan jumlah

perekonomian namun pada suatu keadaan pertumbuhan penduduk tidak hanya

menaikkan ekonomi namun juga dapat menurunkannya. Pada tahun  tahun 2000,

jumlah penduduk Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa

dengan laju pertumbuhan sebesar 10.380 juta jiwa  atau sebesar 5.33 persen  dari

tahun 1995. Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996-

2008 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan

dengan itu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk

merupakan sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah  (RPJM). Hal ini tidak mungkin tercapai jika

pemerintah belum bisa memecahkan masalah kependudukan.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan semakin

sulitnya pelayanan  kesehatan yang merata kepada masyarakat. Pengetahuan

tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas,

morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah

tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk

dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata dan tepat pada

sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di Indonesia adalah

masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan

struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana

bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh

masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk.

Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan

kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan pelayanan kesehatan.

Selain itu pertumbuhan penduduk juga berdampak secara tidak langsung

bagi kesehatan masyarakat karena dalam tolak ukur kesehatan salah faktornya

adalah kepadatan penduduk.Dimana semakin tinggi jumlah penduduk akan

6

mempengaruhi persebaran kelengkapan sarana prasarana kesehatan dan akan

dibahas dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

7. Apakah defenisi demografi dan kesehatan?

8. Apa sajakah Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan ?

9. Bagaimanakah hubungan antara Penduduk Dan Lingkungan ?

10. Sejauh apakah Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan

Dengan Lingkungan ?

11. Bagaimanakah Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan ?

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mampu definisi demografi dan kesehatan

2. Agar mahasiswa mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Derajat.

3. Agar mahasiswa mengetahui hubungan antara Penduduk Dan Lingkungan.

4. Agar mahasiswa menegtahui Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang

Berkaitan Dengan Lingkungan.

5. Agar mahasiswa menegtahui Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan

6. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa.

D. Manfaat penulisan

Dari penulisan makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu

sebagaii berikut :

1. Bagi penulis sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan dan

sebagai syarat guna meyelesaikan studi Pendidikan Kependudukan dan

Lingkungan Hidup.

2. Bagi pembaca sebagai sumber informasi dan penambah khazanah

ilmu.

3. Bagi sekolah sebagai sumber kepustakaan yang bermanfaat bagi

peserta didik.

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Defenisi Demografi Dan Kesehatan

1. Definisi Demografi

Demography is the scientific study of human populations in primarily with

the respect to their size, their structure (composition) and their development

(change). Yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih artinya

sebagai berikut Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah

terutama mengenai jumlah, struktur komposisi penduduk dan perkembangannya.

(Multilingual Demographic Dictionary).

 “Demography is the study of the size, territorial distribution and

composition of population, changes there in and the components of such changes

which maybe identified as natality, territorial movements (migration) and social

mobility (changes of states). Yang dalam terjemahan Indonesia diartikan kurang

lebih sebagai berikut “ Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial, dan

komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan

itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial

(migrasi) dan mobilitas social (perubahan status). (Philip M Hauser dan Duddley

Duncan ,1959) yang diakses dari situs http://syamsuqamaridji.blogspot.com.

Dari kedua definisi diatas, disimpulkan (dapat disimpulkan) bahwa

demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur

penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur

penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni

kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.

2. Defenisi Kesehatan

8

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini

juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme,

sering secara implisit manusia.Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia

atau World Health Organization (WHO), pada tahun 1948, kesehatan

didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan

bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."

Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,

mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,

bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan

sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik."Kesehatan fisik terwujud

apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan

memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal

atau tidak mengalami gangguan.Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen,

yakni pikiran, emosional, dan spiritual seperti :

a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan

sebagainya.

c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa

syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam

fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat

dilihat dari praktik keagamaan seseorang.

Indikator Kualitas Kesehatan dilihat dari tingkat kualitas hidup masyarakat

terkait dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut dihitung dalam

skala individu terkait dengan fasilitas kesehatan untuk penyakit yang tidak

mengancam jiwa, penyakit terminal, penyakit penurunan kesehatan pada

masyarakat lansia, penyakit kronis, dan penyakit yang telah berada pada tahap

akhir.Pelibatan faktor kesehatan pada tingkat kualitas hidup masyarakat

didefinisikan oleh para peneliti dari University of Toronto yaitu sebagai derajat

seseorang agar dapat menikmati berbagai pilihan pada kehidupannya. Kualitas

hidup tersebut berdasarkan kategori “being”, “belonging”, dan “becoming”.

9

Kualitas yang dimaksud akan mengidentifikasi bagaimana seseorang dapat

menikmati kehidupan tanpa bergantung lingkungannya, dan apakah seseorang

dapat mencapai tujuan pribadi, harapan, dan aspirasinya.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan

1. Environment atau lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup

keadaan sumber daya alam serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah

maupun di dalam lautan.Contoh : akses terhadap air bersih, jamban/tempat BAB,

sampah, lantai rumah, breeding places, polusi, sanitasi tempat umum, bahan

beracun berbahaya, kebersihan TPU (Tempat Pelayanan Umum)

2. Behavior atau perilaku

Contoh : alkohol, rokok, promiscuity ( tempat-tempat berisiko, narkoba,

olahraga), dan health seeking behavior ( kalau tidak sakit parah tidak akan pergi

ke puskesmas).

3. Heredity atau keturunan

Contoh : Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi

sumber daya masyarakat, jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk serta

jumlah kelompok khusus/rentan (bumil, persalinan, bayi, dan lainnya).

4. Pelayanan Kesehatan

Menurut H.L.Blum pelayanan kesehatan merupakan urutan ketiga yang

mempengaruhi derajat kesehatan. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah

setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati

penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, kelompok, dan ataupun

masyarakat.

Yang termasuk dalam faktor pelayanan kesehatan adalah :

sistem pelayanan kesehatan

kemudahan masyarakat untuk dapat menjangkau pelayanan kesehatan

10

sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan

sesuai dengan prinsip ilmu dan teknologi kedokteran

Faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan sangat banyak sehingga

pembicaraan kesehatan disetiap wilayah maupun negara tidak mungkin dilakukan

secara akurat.Data tentang penyakit secara tepat tidak tercapai di negara-negara

sedang berkembang,namun sebagian besar masyarakat masih menggunakan

pengobatan sederhana.

Kesehatan individu adalah yang sangat penting bagi kesejahteraan

hidupnya dan kesejahteraan keluarga.Kesehatan penduduk berpengaruh langsung

pada perkembangan kehidupan sosial dan ekonominya.

Perbaikan keadaan kesehatan penduduk,terutama dengan berhasilnya

memberantas penyakit-penyakit menular dan penyakit infeksi telah menurunkan

angka kematian di seluruh dunia secara besar-besaran.Selain itu peningkatan

jumlah penduduk yang besar tentu akan mempengaruhi jumlah fasilitas

pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan sanitasi tidak memadai

dengan permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu besar.Mulai

dari tidak cukupnya bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan anak dan orang

dewasa yang semakin meningkat jumlahnya,tidak cukupnya pelayanan kesehatan

yang diperlukan,meningkatnya polusi air dan udara yang memiliki dampak

negatif bagi kesehatan maka masalah itu akan sangat dirasakan oleh seluruh

masyarakat.

Kesehatan penduduk suatu negara ikut menentukan kapasitas daya dalam

produksi barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan manusia.Tenaga

kerja,jika keadaan kesehatan jasmani dan rohani tidak baik ,tidak akan mampu

menaikkan kapasitas kerjanya yang sangat diperlukan bagi peningkatan produksi

bahan pangan,rumah dan bagi penyediaan jasa untuk pelayanan

pendidikan,kesehatan,keamanan dan lainnya.Jadi jelaslah bahwa keadaan

kesehatan bangsa dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduknya.

C. Penduduk Dan Lingkungan

11

Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua

permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun

negara-negara lainnya di dunia umumnya.Brown dalam bukunya (1992:265-280),

menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah

pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap

sumber-sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari

semakin menujukkan peningkatan yang signifikan.Keprihatinan ini tidak saja

memberikan agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak.Namun juga

merupakan “warning” bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang

berada pada tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya

penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini

akan musnah.

Hal ini terjadi menurut Soemarwoto dalam bukunya (1991:1), karena

lingkungan (alam) tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal

seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan

hidupnya, ia tidak dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu

daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini

disebabkan manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia

hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat

meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama

meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk

yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas

sumber daya alam.

Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut

dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar

lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis.

Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam

ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu,

sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah

pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan

Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota

12

Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan

bahwa sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang

dulunya sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai

periode 80-an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit

banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.

Dari kenyataan sejarah menurut Derek Lewlyn dan Jones, sebenarnya

krisis lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat modern ini sebagai dari

peledakan penduduk dan kemajuan teknologi modern, sudah dimulai ratusan

tahun lalu.Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan

penduduk dunia dilihat dari perspektif sejarah sebenarnya mempunyai tiga

tahapan transisi yang biasa diistilahkan dengan konsep “Demographis

Transition”. Tiga transisi itu adalah:

a) pra-transition

b) transition

c) post transition.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Derek Lewlyn dan Jones, bahwa dalam

masyarakat pra-transition, tingkat kematian dan tingkat kelahiran sama tinggi.

Masyarakat-masyarakat semacam ini masih ada dalam kehidupan masyarakat

modern, seperti di Afrika, Amerika Latin dan sebagian Asia.Masyarakat

transition, rata-rata tingkat kematian mulai menurun, terutama tingkat kematian

bayi dan anak-anak. Akibat dari keadaan ini maka tingkat kelahiran meningkat;

lebih banyak anak-anak hidup mencapai usia produktif. Pada tingkat akhir masa

transition ini tingkat kelahiran juga menurun sebagai akibat dari pelaksanaan

“birth control”.Pada umumnya sebagian negara berkembang berada pada tingkat

transition.Sementara itu pada masyarakat post-transition rata-rata tingkat

kelahiran dan kematian rendah.Hal ini disebabkan jumlah bayi dan anak-anak

sampai pada tingkat minimum sekali. Tahapan transisi dalam pertumbuhan

penduduk ini membawa dampak kepada keseimbangan lingkungan.Artinya bahwa

semakin cepat pertumbuhan penduduk, maka akan membawa akibat kepada

tekanan yang kuat terhadap sumber daya alam. Seperti meningkatnya kebutuhan

13

pangan, air bersih, pemukiman dan sebagainya.Sehingga menimbulkan

ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan

manusia.

Pertambahan penduduk yang cepat, makin lama makin meningkat hingga

akhirnya memadati muka bumi.Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan

masalah besar yang membentur keseimbangan sumber daya alam.Karena

bagaimanapun juga setiap menusia tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

mulai dari yang pokok hingga sampai pada kebutuhan pelengkap. Sedangkan

semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sangat banyak dan tidak terbatas,

sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi manakala siklus dan

cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Tetapi akan

lain jadinya jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus ataupun

jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan. Andaikata kondisi perkembangan

demikian tidak diupayakan penanganan secara serius maka pada saatnya akan

terjadi suatu masa krisis. Lebih parah lagi sebagaimana dikemukakan diatas

adalah terjadinya bencana yang dapat memusnahkan kehidupan manusia.

Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat

dapat berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga

menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Menurut

Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk

sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian

lingkungan adalah sebagai berikut:

a) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah

domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang

persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan

luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan

penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.

b) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan

ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport

modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri

dan limbah transport. Di daerah industri juga terdapatkepadatan penduduk

14

yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi

limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.

c) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan

kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan

intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk

pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk

masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan

pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan

lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk

membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung

lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah,

dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat,

berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat.

Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya

memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan

penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat

dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.

d) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya.

Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini

terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi,

kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan

bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan

sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber

daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber

daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula

pencemaran.

Berdasarkan pendapat yang kemukakan oleh Soemarwoto, maka tidaklah

berlebihan bahwa dampak kepadatan penduduk terhadap kualitas lingkungan

sangatlah besar.Indonesia sebagai sebuah negara yang jumlah penduduknya

sangat besar juga sedang menghadapi problematika besar tentang masalah kualitas

lingkungan. Masalah yang dihadapi ini akan semakin kompleks karena lajunya

15

pertumbuhan penduduk tidak bisa ditekan dalam pengertian bahwa secara alamiah

jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus bertambah, disamping itu juga tingkat

pencemaran (air dan udara), tekanan terhadap lahan pertanian, rendahnya

kesadaran lingkungan, banyaknya pemilik HPH yang tidak bertanggungjawab,

dan tidak konsistennya Pemerintah dalam menegakkan hukum akan semakin

mempercepat penurunan mutu lingkungan secara makro. Hal ini terjadi menurut

Abdullah (2002:20) karena adanya perilaku manusia yang tidak

bertanggungjawab dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.

Akibat yang lebih jauh atas permasalahan tersebut adalah problematika

yang muncul tidak hanya sebatas pada satu sisi kependudukan saja, tetapi juga

daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan hidup secara seimbang. Akhirnya

sampai pada satu titik terminologi akan terjadi “collapse”. Keadaan ini sangat

mungkin terjadi karena daya dukung lingkungan tidak lagi mampu menopang

kebutuhan hidup manusia.Semantara manusia dengan dengan jumlah yang terus

meningkat dari waktu kewaktu membutuhkan ketersediaannya bahan kebutuhan

yang disediakan oleh alam.

Disisi lain, karena pemanfaatan sumber daya alam tidak mengindahkan

eko-efisien, dan cenderung mengabaikan kelestariannya maka berakibat buruk

terhadap kualitas sumber daya alam. Perkembang selanjutnya akan terjadi

ketimpangan antara kebutuhan yang harus disediakan alam, dengan kemampuan

alam sendiri untuk menyediakan.

Ketidakmampuan alam dalam menyediakan kebutuhan manusia maka

pada gilirannya akan berakibat pada malapetaka. Melihat kondisi yang demikian

maka satu hal yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana mengupayakan

jalinan hubungan harmonis antara pemenuhan kebutuhan manusia dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan alam dan diharapkan daya dukung lingkungan

tetap tersedia terutama dalam menopang laju pertumbuhan penduduk yang makin

hari terus mengalami peningkatan.

16

D. Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan Dengan

Lingkungan

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik

pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.

Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan

penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang

artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi

jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal

kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya

lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.Dalam

dalam masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau

penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang

terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak

terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah

tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.

Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat,

perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha

sendiri dalam semua sektor kesehatan.Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua

sektor, termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat,

diperlukan untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan

dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-

masalah kesehatan.Seperti semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada

lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan

hidup.Kesehatanlah yang rugi apabila lingkungan tidak lagi memenuhi

kebutuhan-kebutuhan manusia akan makanan, air, sanitasi, dan tempat

perlindungan yang cukup dan aman- karena kurangnya sumber-sumber atau

distribusi yang tidak merata.Kesehatanlah yang rugi apabila orang-orang

menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah- seperti binatang-binatang

mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir yang mabuk.

17

Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan

berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak

dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya.

Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk

kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat

menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat

menyebabkan banyak penyakit.Kemampuan manusia untuk mengubah atau

memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial

budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan

secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya,

masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup

sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup

tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang

diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya

tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya

social ekonomi.

WHO menyatakan “ Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh

secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari

penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok

Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi

kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang

bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat

luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih

merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status

kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air

bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida,

masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat,

populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan

yang dapat menimbulkan satu model penyakit.

18

Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar

ditangani masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini

pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang

utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan

baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal

sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk

pembangunan asap dapur. Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari

perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah

penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa

indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka

harapan hidup (63 tahun) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara

bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia mulai

menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari tenaga

manusia.Sebagai contohnya di Surabaya pada tahun 20 Januari Tahun lalu terkena

wabah penyakit Sapi gila dan di Cikarang mewabah demam berdarah.

E. Hubungan Antara Demografi Dan Kesehatan

Selama dasawarsa yang lalu, penduduk dunia bertambah dengan tingkat

yang mencengangkan. Peningkaatan angka pertambahan penduduk ini sedemikian

kritis sehingga banyak orang mengakui bahwa peledakan penduduk dewasa ini

merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia yang

sangat berpengaruh terhadap kesehatan penduduk.

Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang

ditawarkan diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat

kontrasepsi KB, penundaan perkawinan, bahkan menurut teori malthus

memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks (pengurangan penduduk

melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan penduduk

melalui proses kematian).

Kegiatan antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk

mengatasi permasalahan ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china

19

menerapkan model yang berbeda dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan

sasaran “pertumbuhan penduduk” dalam kebijakan kependudukannya melalui

beragam cara : mulai dari pemberian imbalan bagi keluarga dengan satu anak, dan

sanksi bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan kebijakan ini, wajib

militer bagi para pemuda, penundaan usia kawin, sampai pada komitmen

pemimpinnya yang memberi pembenaran pada program ini sebagai bagian dari

ajaran sosialisme.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya ilmu demografi maka

pemecahan masalah penduduk yang berhubungan dengan kesehatan dapat

diketahui melalui data demografi agar tepat sasaran sehingga penyaluran

kesehatan dapat merata keseluruh lapisan masyarakat.

Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan

merupakan beban dalam pembangunan.Pertumbuhan penduduk yang meningkat

berkaitan dengan semakin sulitnya pelayanan  kesehatan yang merata kepada

masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti

fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek

keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana

program untuk dapat mengembangkan program pelayanan kesehatan yang merata

dan tepat pada sasarannya.Masalah utama yang dihadapi di bidang kesehatan di

Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang

seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan

dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi

dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan

pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan

yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan

perkembangan pelayanan kesehatan.

ProvinsiLaju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

Aceh 2,93 2,72 1,46 2,36

Sumatera Utara 2,60 2,06 1,32 1,10

Sumatera Barat 2,21 1,62 0,63 1,34

Riau 3,11 4,30 4,35 3,58

20

Jambi 4,07 3,40 1,84 2,56

Sumatera Selatan 3,32 3,15 2,39 1,85

Bengkulu 4,39 4,38 2,97 1,67

Lampung 5,77 2,67 1,17 1,24

Kepulauan Bangka Belitung - - 0,97 3,14

Kepulauan Riau - - - 4,95

DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17 1,41

Jawa Barat 2,66 2,57 2,03 1,90

Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94 0,37

DI Yogyakarta 1,10 0,57 0,72 1,04

Jawa Timur 1,49 1,08 0,70 0,76

Banten - - 3,21 2,78

Bali 1,69 1,18 1,31 2,15

Nusa Tenggara Barat 2,36 2,15 1,82 1,17

Nusa Tenggara Timur 1,95 1,79 1,64 2,07

Kalimantan Barat 2,31 2,65 2,29 0,91

Kalimantan Tengah 3,43 3,88 2,99 1,79

Kalimantan Selatan 2,16 2,32 1,45 1,99

Kalimantan Timur 5,73 4,42 2,81 3,81

Sulawesi Utara 2,31 1,60 1,33 1,28

Sulawesi Tengah 3,86 2,87 2,57 1,95

Sulawesi Selatan 1,74 1,42 1,49 1,17

Sulawesi Tenggara 3,09 3,66 3,15 2,08

Gorontalo - - 1,59 2,26

Sulawesi Barat - - - 2,68

Maluku 2,88 2,79 0,08 2,80

Maluku Utara - - 0,48 2,47

Papua Barat - - - 3,71

Papua 2,67 3,46 3,22 5,39

INDONESIA 2,31 1,98 1,49 1,49

Catatan : Tidak Termasuk Timor Timur

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk

Indonesia adalah sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-

laki dan 118.048.783 perempuan. Distribusi penduduk Indonesia masih

21

terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sebesar 58 persen, yang diikuti oleh Pulau

Sumatera sebesar 21 persen. Selanjutnya untuk pulau-pulau/kelompok kepulauan

lain berturut-turut adalah sebagai berikut: Sulawesi sebesar 7 persen; Kalimantan

sebesar 6 persen; Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6 persen; dan Maluku dan

Papua sebesar 3 persen.

Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah tiga provinsi dengan

urutan teratas yang berpenduduk terbanyak, yaitu masing-masing berjumlah

43.021.826 orang, 37.476.011 orang, dan 32.380.687 orang. Sedangkan Provinsi

Sumatera Utara merupakan wilayah yang terbanyak penduduknya di luar Jawa,

yaitu sebanyak 12.985.075 orang.

Dengan luas wilayah Indonesia yang sekitar 1.910.931 km2, maka rata-

rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km2.

Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta,

yaitu sebesar 14.440 orang per km2. Sementara itu, provinsi yang paling rendah

tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8

orang per km2.

Penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika

pemerintah Hindia Belanda mengadakan sensus penduduk tahun 1930 penduduk

nusantara adalah 60,7 juta jiwa. Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama

setelah Indonesia merdeka, jumlah penduduk sebanyak 97,1 juta jiwa. Pada tahun

1971 penduduk Indonesia sebanyak 119,2 juta jiwa, tahun 1980 sebanyak 146,9

juta jiwa, tahun 1990 sebanyak 178,6 juta jiwa, tahun 2000 sebanyak 205,1 juta

jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa.

Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama

sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49 persen. Laju pertumbuhan penduduk

Provinsi Papua adalah yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain

di Indonesia, yaitu sebesar 5,46 persen.

Bila dilihat menurut pulau atau kelompok kepulauan, provinsi dengan laju

pertumbuhan penduduk tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut:

1.    Sumatera

22

Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk

tertinggi, yaitu sebesar 4,99 persen. Sementara itu, provinsi yang memiliki laju

pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar

1,11 persen.

2. Jawa

Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi

Ban- ten, yaitu sebesar 2,79 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan

penduduk terendah adalah Provinsi Jawa Tengah, yaitu sebesar 0,37 persen.

3. Bali-Nusa Tenggara

Provinsi Bali memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 2,15

persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk terendah adalah

Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu sebesar 1,17 persen.

4. Kalimantan

Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan laju pertumbuhan pen-

duduk tertinggi, yaitu sebesar 3,80 persen. Sementara itu, provinsi yang memi-

liki laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Provinsi Kalimantan Barat, yaitu

sebesar 0,91 persen.

5. Sulawesi

Provinsi Sulawesi Barat memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi, yaitu

sebesar 2,67 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan penduduk

terendah adalah Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 1,17 persen.

6. Maluku-Papua

Provinsi yang memiliki laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Provinsi

Papua, yaitu sebesar 5,46 persen. Sedangkan provinsi dengan laju pertumbuhan

penduduk terendah adalah Provinsi Maluku Utara, yaitu sebesar 2,44 persen.

Peningkatan jumlah penduduk yang besar tentu akan mempengaruhi

jumlah fasilitas pelayanan kesehatan,penyediaan rumah dan pengamatan sanitasi

tidak memadai dengan permintaan yang besar oleh jumlah penduduk yang begitu

besar.Mulai dari tidak cukupnya bahan pangan yang bergizi bagi pertumbuhan

anak dan orang dewasa yang semakin meningkat jumlahnya,tidak cukupnya

23

pelayanan kesehatan yang diperlukan,meningkatnya polusi air dan udara yang

memiliki dampak negatif bagi kesehatan maka masalah itu akan sangat dirasakan

oleh seluruh masyarakat.

Kesehatan penduduk suatu negara ikut menentukan kapasitas daya dalam

produksi barang dan jasa yang diperlukan bagi kesejahteraan manusia.Tenaga

kerja,jika keadaan kesehatan jasmani dan rohani tidak baik ,tidak akan mampu

menaikkan kapasitas kerjanya yang sangat diperlukan bagi peningkatan produksi

bahan pangan,rumah dan bagi penyediaan jasa untuk pelayanan

pendidikan,kesehatan,keamanan dan lainnya.Jadi jelaslah bahwa keadaan

kesehatan bangsa dipengaruhi oleh keadaan dan pertumbuhan penduduknya.

F. Beberapa Dampak Kepadatan Penduduk

1. Berkurangnya Ketersediaan Lahan

Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk

menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi .Pada sisi lain ,luas tanah atau

lahan tidak bertambah.Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan tanah pertanian

semakin berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.

2. Kebutuhan Udara Bersih

Setiap makluk hidup membutuhkan oksigen untuk pernapasan  .Demikian

pula manusia sebagai makluk hidup juga membutuhkan oksigen untuk

kehidupanya.Manusia memperoleh oksigen yang dibutuhkan melalui udara

bersih .Udara bersih ndust udara yang tidak tercemar,sehingga huyakitas udara

terjaga dengan baik.Dengan udara yang  bersih akan diperoleh pernapasan yang

sehat.

3. Kerusakan Lingkungan

Setiap tahun, hutan dibuka untuk kepentingan hidup manusia seperi untuk

dijadikan lahan pertanian atau pemukiman .Para ahli lingkungan memperkirakan

lebih dari 70% hutan di dunia  yang alami telah ditebang  atau rusak

parah .Menigkatnya jumlah  penduduk akan diiringi pula dengan meningkatnya

penggunaan sumber alam hayati. Adanya pembukaan hutan  secara liar   untuk

24

dijadikan  tanah pertaniaan atau untuk mencari  hasil hutan sebagai  mata

pencaharian penduduk akan merusak ekosistem hutan.

4. Kebutuhan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan mutlak makhluk hidup .Akan  tetapi,air yang

dibutuhkan manusia sebagai mkhluk hidup adalah air bersih. Air bersih digunakan

untuk kebutuhan penduduk atau rumah tangga sehari-hari.   Bersih merupakan air

yang memenuhi syarat kualitas  yang meliputi syarat fisika ,kimia ,dan biologi.

Syarat kimia yaitu air yang tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan

kesehatan  manusia. Syarat fisika  yaitu air tetap jernih (tidak brubah warna), tidak

ada rasa, dan tidak berbau. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung

mikrooganisme atau kuman-kuman penyakit.

5. Kekurangan Makanan

Manusia sebagai mahkluk hidup  membutuhan makanan. Dengan bertambahnya

jumlah  populasi manusia atau penduduk, maka  jumlah kebutuhan makanan yang

diperlukan juga semakin banyak. Bila hal ini tidak diimbangi dengan peningkatan

produksi  pangan, maka dapat terjadi kekurangan makanan .Akan tetapi,biasanya

laju pertambahan penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan

makanan. Ketidakseimbangan  antara bertambahnya  penduduk   dengan

bertambahnya   produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.

Akibatnya, penduduk dapat kekurangan gizi atau pangan. Kekurangan gizi

menyebabkan daya tahan tubuh seseorang terhadap  suatu penyakit  rendah,

sehingga mudah terjangkit penyakit.

6. Pencemaran air

Disebabkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industry yang tentu

akan berdampak bagi kesehatan masyrakat suatu bangsa.

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah.

Struktur penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur

penduduk ini selalu berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni

kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini

juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme,

sering secara implisit manusia.Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia

atau World Health Organization (WHO), pada tahun 1948, kesehatan

didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan

bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan."

26

Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua

permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun

negara-negara lainnya di dunia umumnya.Brown (1992:265-280), menyatakan

bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran

lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-

sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin

menujukkan peningkatan yang signifikan.Keprihatinan ini tidak saja memberikan

agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak.Namun juga merupakan

“warning” bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada

tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara

serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan musnah.

Hal ini terjadi menurut Soemarwoto (1991:1), karena lingkungan (alam)

tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui

bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak

dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan

menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan

manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia hidup dengan

mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan

permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya

konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada

akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya

alam.

Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut

dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar

lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis.

Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam

ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu,

sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah

pula.Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan

Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota

Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan

27

bahwa sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang

dulunya sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai

periode 80-an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit

banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.

B. Saran

Semoga kedepannya Indonesia bisa lebih baik lagi di tangan pemimpin

yang bisa menggiring masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,sinatala.dkk.2012.penyelamatan tanah air dan lingkungan.yayasan

pustaka obor Indonesia:Jakarta

Setiawan,B.2010.pengelolaan sumberdaya dan lingkungan.Gajah Mada

University Press:Yogyakarta

Djafar,tengku zahara,hj.2001.pendidikan kependudukan lingkungan hidup strategi

dalam pembangunan berkelanjutan berwawaean lingkungan.fakultas Ilmu

Pendidikan :Padang

Soetaryono, Retno. 1998. Dalam Prakteknya Kebijakan Lingkungan Membebani

Rakyat, Dalam: Warta Demografi, Tahun XXVIII,

Brown, Lester R. 1992. Tantangan Masalah Lingkungan Hidup (Bagaimana

Membangunan Masyarakat Manusia Berd Ratnasari, F. dkk. 2003. Masalah

Kesehatan. Penerbit: Kepel Press. Yogyakarta.

28

http://syamsuqamaridji.blogspot.com/2011/07/definisi-dan-pengertian-

demografi.html.

http://www.masbied.com/2010/01/14/isu-kependudukan/#more-1816

http://www.ekofitriyanto.com/