27

Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengetahuan lingkungan

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangBak dua sisi dari mata uang yang tak terpisahkan, kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam. Berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya, pemanfaatan bahan bahan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia juga meningkat. Eksploitasi terhadap alam dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berbagai jenis bahan tambang misalnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbarui lagi.Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 253,60 juta jiwa dan menduduki peringkat keempat dunia setelah China, India dan AS. Banyak permasalahan lingkungan yang ditimbulkan akibat jumlah penduduk Indonesia yang menembus angka 253,60 juta jiwa. Permasalahan lingkungan ini seolah menjadi prestasi tersendiri yang membuat negeri ini lebih dikenal dunia. Permasalahan kependudukan yang selalu dihadapi oleh negara maju maupun berkembang adalah masalah over populasi, angka kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, urbanisasi, pengangguran, ketidakmerataan penyebaran penduduk yang semakin kompleks akan mengimbas kepada segmen terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu kelestarian lingkungan hidup.Sebelum kita membahas gagasan mengenai cara untuk mengatasi pencemaran lingkunganyang mengakibatkan kerusakan keseimbangan lingkungan dan kelestarian alamkarena tidak terkendalinya laju kependudukan ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa dan bagaimana keadaan kependudukan dan lingkungan di Indonesia, pengertian dan jenis-jenis pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia terkait dengan polusi yang menguasai ibu kota Jakarta, dan bencana-bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia sendiri,faktor-faktor penyebabnya, dan cara menanggulanginya ditinjau dari berbagai pihak terkait, serta gagasan untuk mengatasinya.B. Rumusan masalah1. Bagaimana dinamika penduduk di Indonesia saat ini ?2. Bagaimana hubungan penduduk dengan lingkungan ?3.

BAB IIPEMBAHASANA. Dinamika Penduduk Di IndonesiaDinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk. Perubahan perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk.Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat, China dan India. Jumlah penduduk yang besar, wilayah yang luas, serta kondisi geografis berupa kepulauan serta persebaran penduduk yang tidak merata menjadi permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun bertambah pesat. Hal ini dapat dilihat dalam kurun waktu 40 tahun (tahun 1971-2010), penduduk Indonesia bertambah sekitar 88 juta jiwa. Berdasarkan data terkini, jumlah penduduk Indonesia sebagaimana yang tercatat dalam sensus penduduk 2010 sebesar 237.641.236 jiwa (www.bps.go.id). Kondisi demikian menimbulkan beragam permasahan kependudukan seperti kemiskinan, kriminalitas, pencemaran lingkungan, keterbatasan sumberdaya alamdan masalah-masalah lainnya. Dimana sangat dibutuhkan kesadaran berbagai pihak bahwa masalah kependudukan merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, Swasta serta Masyarakat sipil termasuk kelompok remaja sebagai generasi muda bangsa memiliki tanggung jawab yang sama besar.Dari tahun ke tahun jumlah penduduk selalu bertambah. Pertambahan penduduk mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kurva perolehan angka penduduk oleh badan pusat statistic di berbagai kota di Indonesia yang selalu menunjukan peningkatan. Pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya : kelahiran dan kematian seseorang dan juga migrasi penduduk yang tidak terkendali. Dampak yang ditimbulkan dari pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam didaerahnya. Keseimbangan lingkungan akan terganggu karena luas daerah yang tersedia terkadang tidak sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk di suatu daerah. Begitu juga dengan kelestarian alam, karena jumlah pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan penduduk tidak lagi perduli terhadap kelestarian alam disekitarnya dan hanya memikirkan kepentingan individualisme.B. Hubungan Penduduk dan LingkunganMasalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya maupun negara-negara lainnya di dunia umumnya. Brown (1992:265-280), menyatakan bahwa masalah lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi, deforestasi, overs eksploitasi terhadap sumber-sumber alam, serta berbagai fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang signifikan. Keprihatinan ini tidak saja memberikan agenda penanganan masalah lingkungan yang bijak. Namun juga merupakan warning bagi kehidupan, bahwa kondisi lingkungan hidup sedang berada pada tahap memprihatinkan. Seandainya tidak dilakukan upaya penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu tertentu kehidupan ini akan musnah.Hal ini terjadi menurut Soemarwoto (1991:1), karena lingkungan (alam) tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui bahwa manusia merupakan bagian integral dari lingkungan hidupnya, ia tidak dapat dipisahkan dari padanya. Padatnya penduduk suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak suatu daerah semakin terciut, dan hal ini disebabkan manusia merupakan bagian integral dari ekosistem, dimana manusia hidup dengan mengekploitasi lingkungannya. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam.Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat diibaratkan seperti lilin, pertumbuhan penduduk yang cepat akan membakar lilin dari kedua ujungnya. Sehingga batang lilin itu akan cepat meleleh dan habis. Konsekwensinya adalah berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu, sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah pula. Dalam perspektif historis tentang kependudukan dan dampak lingkungan Derek Lewlyn dan Jones (dalam Alfi, 1990:22) melakukan penelitian di kota Sidney di Australia, berdasarkan hasil penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa sebenarnya keseimbangan ekologi itu tidak kekal. Kota Sidney yang dulunya sangat asri dengan tatanan lingkungan kota yang nyaman, tetapi mulai periode 80-an, semuanya telah berubah menjadi tidak nyaman lagi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menandakan bahwa perkembangan penduduk sedikit banyak akan mempengaruhi lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik.Dari kenyataan sejarah menurut Derek Lewlyn dan Jones, sebenarnya krisis lingkungan hidup yang terjadi pada masyarakat modern ini sebagai dari peledakan penduduk dan kemajuan teknologi modern, sudah dimulai ratusan tahun lalu. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa perkembangan penduduk dunia dilihat dari perspektif sejarah sebenarnya mempunyai tiga tahapan transisi yang biasa diistilahkan dengan konsep Demographis Transition. Tiga transisi itu adalah: pra-transition; transition; post transition.Dijelaskan lebih lanjut oleh Derek Lewlyn dan Jones, bahwa dalam masyarakat pra-transition, tingkat kematian dan tingkat kelahiran sama tinggi. Masyarakat-masyarakat semacam ini masih ada dalam kehidupan masyarakat modern, seperti di Afrika, Amerika Latin dan sebagian Asia.Masyarakat transition, rata-rata tingkat kematian mulai menurun, terutama tingkat kematian bayi dan anak-anak. Akibat dari keadaan ini maka tingkat kelahiran meningkat; lebih banyak anak-anak hidup mencapai usia produktif. Pada tingkat akhir masa transition ini tingkat kelahiran juga menurun sebagai akibat dari pelaksanaan birth control. Pada umumnya sebagian negara berkembang berada pada tingkat transition.Sementara itu pada masyarakat post-transition rata-rata tingkat kelahiran dan kematian rendah.Hal ini disebabkan jumlah bayi dan anak-anak sampai pada tingkat minimum sekali. Tahapan transisi dalam pertumbuhan penduduk ini membawa dampak kepada keseimbangan lingkungan.Artinya bahwa semakin cepat pertumbuhan penduduk, maka akan membawa akibat kepada tekanan yang kuat terhadap sumber daya alam. Seperti meningkatnya kebutuhan pangan, air bersih, pemukiman dan sebagainya.Sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara persediaan sumber daya alam dengan kebutuhan manusia.Pertambahan penduduk yang cepat, makin lama makin meningkat hingga akhirnya memadati muka bumi. Hal ini membawa akibat serius terhadap rentetan masalah besar yang membentur keseimbangan sumber daya alam. Karena bagaimanapun juga setiap menusia tidak lepas dari bermacam-macam kebutuhan mulai dari yang pokok hingga sampai pada kebutuhan pelengkap. Sedangkan semua kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sangat banyak dan tidak terbatas, sementara itu kebutuhan yang diperlukan baru akan terpenuhi manakala siklus dan cadangan-cadangan sumber daya alam masih mampu dan mencukupi. Tetapi akan lain jadinya jika angka pertumbuhan penduduk kian melewati batas siklus ataupun jumlah cadangan sumber-sumber kebutuhan. Andaikata kondisi perkembangan demikian tidak diupayakan penanganan secara serius maka pada saatnya akan terjadi suatu masa krisis. Lebih parah lagi sebagaimana dikemukakan diatas adalah terjadinya bencana yang dapat memusnahkan kehidupan manusia.Keterkaitan keseimbangan lingkungan dan kelestarian terhadap Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan. Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut.Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia secara tidak sadar telah merusak alam yang telah memberi kecukupan untuk menjalani kehidupan ini. Tetapi, karna perkembangan tekhnologi, ilmu pengetahuan, dan jumlah pertambahan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan hancurnya ekosistem alam yang sangat penting di muka bumi ini. Jika keseimbangan alam telah rusak, maka manusia tidak akan bisa hidup dengan tenang. Misalnya ketersediaan jumlah oksigen yang menipis karna penebangan hutan untuk lahan industri, lahan pemukiman, dan lahan pertanian.

C. Data Kependudukan Antar Provinsi Di IndonesiaBerikut merupakan tabel Rasio Jenis Kelamin Menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000, 2005, 2010Provinsi1971198019901995200020052010

Aceh100.21101.49101.05100.01101.10-100.20

Sumatera Utara101.32100.7299.7699.2499.8099.6299.80

Sumatera Barat93.6995.5395.8894.0796.1097.4998.40

Riau104.63103.99105.16102.77104.40104.24106.30

Jambi107.45105.65104.32101.65104.20105.92105.50

Sumatera Selatan99.51102.05101.19102.08101.00102.43103.70

Bengkulu101.99103.23105.63101.85103.20104.09104.60

Lampung102.33107.28105.51104.89106.20107.63106.10

Kepulauan Bangka Belitung----104.00109.00108.00

Kepulauan Riau-----99.87105.50

DKI Jakarta102.13102.58101.95100.56102.5098.70102.80

Jawa Barat96.7999.12100.51100.82102.10102.71103.60

Jawa Tengah95.2596.6297.4796.7699.2099.7798.80

DI Yogyakarta94.2896.2596.7198.3498.30100.1797.70

Jawa Timur94.3295.5195.9696.2497.9098.6597.50

Banten----101.50103.79104.70

Bali97.9498.3999.46100.21101.00103.14101.70

Nusa Tenggara Barat97.4598.2995.5192.5994.2093.4994.30

Nusa Tenggara Timur101.9999.5698.3498.0998.60100.4198.70

Kalimantan Barat104.21103.49103.85104.81104.70104.98104.60

Kalimantan Tengah101.75106.32106.63104.91106.80106.46109.00

Kalimantan Selatan96.3198.8299.6399.39100.50101.83102.60

Kalimantan Timur106.96111.64110.91106.23109.70109.71111.30

Sulawesi Utara100.57102.27102.74102.99104.90103.85104.40

Sulawesi Tengah104.63106.44105.08102.67104.70105.23105.20

Sulawesi Selatan94.7794.9495.5094.8895.1094.7895.50

Sulawesi Tenggara91.3196.8999.7096.61100.70101.60101.00

Gorontalo----101.00101.34100.70

Sulawesi Barat------100.80

Maluku103.00104.43103.82102.98102.80103.09102.30

Maluku Utara----104.70105.21104.90

Papua Barat------112.40

Papua141.44109.29110.49103.83110.40112.34113.40

INDONESIA97.1898.8299.4599.09100.60101.11101.40

Sumber: Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 1995, 2000, 2005, 2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (1995)

D. Data Kependudukan Desa-KotaBerikut merupakan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk provinsi Sulawesi Selatan menurut Kabupaten/Kota 2013Kabupaten/KotaLuasPendudukKepadatan

Km2%Jumlah%Penduduk

Orang/Km2

(1)(2)(3)(4)(5)(6)

01. Kepulauan Selayar1,199.912.60127,2201.52106

02. Bulukumba1,170.102.54404,8964.85346

03. Bantaeng397.060.86181,0062.17456

04. Jeneponto837.991.82351,1114.21419

05. Takalar620.261.35280,5903.36452

06. Gowa1,802.083.91696,0968.34386

07. Sinjai924.152.01234,8862.82254

08. Maros1,538.443.34331,7963.98216

09. Pangkep814.951.77317,1103.80389

10. Barru1,192.392.59169,3022.03142

11. Bone4,593.389.97734,1198.80160

12. Soppeng1,337.992.90225,5122.70169

13. Wajo2,394.155.20390,6034.68163

14. Sidrap2,081.014.52283,3073.40136

15. Pinrang1,892.424.11361,2934.33191

16. Enrekang1,821.413.95196,3942.35108

17. Luwu2,940.516.38343,7934.12117

18. Tana Toraja2,149.674.66226,2122.71105

22. Luwu Utara7,365.5115.98297,3133.5640

25. Luwu Timur7,315.7715.87263,0123.1536

26. Toraja Utara1,169.952.54222,3932.67190

71. Makassar181.350.391,408,07216.887,764

72. Pare-Pare88.920.19135,1921.621,520

73. Palopo254.570.55160,8191.93632

Sulawesi Selatan46,083.94100.008,342,047100.00181

Berikut merupakan jumpalh penduduk Sulawesi Selatan menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin, 2010-2013TahunJumlah Penduduk (Ribuan Jiwa)Rasio Jenis Kelamin

Laki-LakiPerempuanTotal

20103,924.44,110.38,034.895.5

20113,977.74,178.48,156.195.2

20124,025.14,214.98,240.095.5

20134,071.44,270.68,342.095.3

Sumber: Proyeksi Penduduk, BPS

E. Upaya Penanggulangan Masalah Kependudukan Di IndonesiaMasalah-masalah kependudukan di Indonesia yaitu: 1. Jumlah penduduk besarNegara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:a. Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.b. Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.

2. Pertumbuhan penduduk cepatTerdapat beberapa solusi yang bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atas masalah kependudukan ini, diantaranya:a. Melaksanakan program KB (2 anak lebih baik) Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil. Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.b. Menunda pernikahan diniTujuannya yaitu:1. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.2. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.

3. Persebaran Penduduk Tidak MerataPersebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Jika kondisi ini dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang.Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah. Upaya-upaya tersebut adalah:a. Pemerataan pembangunanb. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaanc. Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnyad. Meratakan persebaran penduduk di Indonesiae. Peningkatan taraf hidup transmigranf. Pengolahan sumber daya alamg. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesiah. Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran

4. Kualitas Penduduk RendahKualias penduduk tercermin dari tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan.a. Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:1. Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.2. Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.3. Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya alam yang tersedia.Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan).5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.b. Tingkat Pendidikan RendahWalaupun bangsa Indonesia telah berusaha keras untuk meningkatkan tingkat pendidikan namun karena banyaknya hambatan yang dialami maka hingga saat ini tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.Beberapa faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia adalah:1. Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.2. Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di sekolah.3. Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:1. Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.2. Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.3. Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.4. Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.5. Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.6. Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.7. Meningkatkan pengetahuan para pendidik (guru/dosen) dengan penataran dan pelatihan.8. Penyempurnaan kurikulum sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.9. Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.c. Tingkat Kesehatan RendahFaktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat kesehatan di Indonesia adalah:1. Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.2. Penyakit menular sering berjangkit.3. Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:1. Melaksanakan program perbaikan gizi.2. Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.3. Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.4. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.5. Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.6. Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.7. Penyediaan air bersih.8. Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), kegiatan posyandu meliputi:a) Penimbangan bayi secara berkalab) Imunisasi bayi/balitac) Pemberian makanan tambahand) Penggunaan garam oralite) Keluarga berencanaf) Peningkatan pendapatan wanita

5. Komposisi penduduk sebagian besar berusia mudaGolongan usia muda adalah penduduk yang berusia 0-14. Kebutuhan penduduk usia muda yang harus disediakan oleh pemerintah yaitu sarana pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan sarana pendidikan dan kesehatan yang disediakan pemerintah sering tidak seimbang dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu pemerintah terus menggalakkan partisipasi pihak swasta agar bersedia membangun sekolah maupun rumah sakit.

F. Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Lingkungan HidupPenduduk adalah orang-orang yang tinggal disuatu daerah/ wilayah tertentu yang terikat oleh peraturan yang berlaku dan saling berinteraksi secara terus menerus. Di Indonesia, penduduk adalah semua orang yang berdomisili diwilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Petumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.Fertilitas atau kelahiran dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Mortalitas atau kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Peningkatan kepadatan populasi manusia berakibat pula pada peningkatan kebutuhan hidup yang mau tidak mau terjadi eksploitasi pada sumber daya alam. Semakin bertambahn ya jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi dan semakin banyak pula sumber daya alam yang dibutuhkan. Permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk, antara lain:1. Air bersih Meskipun 2/3 dari permukaan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh sebab itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius.2. Berkurangnya ketersediaan panganBertambahnya populasi memerlukan jumlah pangan yang cukup banyak. Ketidakseimbangan antara pangan dan manusia menimbulkan masalah kurang gizi atau kurangnya bahan pangan. Maka dari itu petani harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari semakin banyak.Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana umum terus bertambah sehingga banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya untuk tempat tinggal, pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi pertanian akan menurun sehingga bahan pangan harus di impor terlebih dahulu yang membuat harganya semakin melonjak tinggi.3. Berkurangnya ketersediaan lahanJumlah penduduk yang bertambah memerlukan lahan luas sebagai sarana tempat tinggal, melakukan kegiatan industri, pertanian, dan lain-lain. Semakin besar perbandingan populasi manusia dengan jumlah lahan menyebabkan lahan makin sulit untuk didapatkan.Akibatnya, banyak pohon dihutan yang harus ditebang untuk mendapatkan lahan yang diinginkan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.4. Berkurangnya ketersediaan udara bersihSemakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Polusi dari sisa pembakaran kendaraan menyebabkan pencemaran udara, contohnya gas karbon monoksida dan karbon dioksida yang jumlahnya melebihi normal. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian tumbuhan hijau melalui penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan udara.