14
TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk dunia mengalami peningkatan sangat cepat mulai tahun 1960. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di beberapa belahan dunia telah menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dengan cepat. Gejala ini diikuti munculnya fenomena kemiskinan dan kekurangan pangan yang melanda beberapa tempat di dunia. Hal ini menjadi keprihatinan beberapa ahli, sehingga mereka tertarik mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan tersebut dengan harapan dapat mengatasi masalah ini di kemudian hari. PERTUMBUHAHAN PENDUDUK MENURUT PARAH AHLI A. ALIRAN MALTHUSIAN DAN NEO MALTHUSIAN 1. Aliran Malthusian Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus,. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul “Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Socienty, with Remarks on the Specculations of Mr.Godwin, M. Condorcet, and Other Writers ”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini (Weeks, 1992). Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan

teori pertumbuhan penduduk

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teori pertumbuhan penduduk

TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk dunia mengalami peningkatan sangat cepat mulai tahun 1960.

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di beberapa belahan dunia telah menyebabkan pen-

ingkatan jumlah penduduk dengan cepat. Gejala ini diikuti munculnya fenomena kemiskinan

dan kekurangan pangan yang melanda beberapa tempat di dunia. Hal ini menjadi keprihati-

nan beberapa ahli, sehingga mereka tertarik mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan

tersebut dengan harapan dapat mengatasi masalah ini di kemudian hari.

PERTUMBUHAHAN PENDUDUK MENURUT PARAH AHLI

A. ALIRAN MALTHUSIAN DAN NEO MALTHUSIAN

1. Aliran Malthusian

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus,. Pada permulaan tahun 1798 lewat

karangannya yang berjudul “Essai on Principle of Populations as it Affect the Future

Improvement of Socienty, with Remarks on the Specculations of Mr.Godwin, M. Condorcet,

and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan

binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi

dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini (Weeks, 1992).

Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antara

laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa

manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan

makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak

diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami

kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Untuk

dapat keluar dari permasalahan kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus

dibatasi.

Menurut Malthus pembatasan, dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu :

1.Preventive checks => pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran.

Preventive checks dapat dibagi menjadi dua, yaitu: moral restraint dan vice. Moral restraint

(pengekangan diri) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksual, dan vice pengurangan

kelahiran seperti: diterima.

2.Positive checks => pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila disuatu

wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian

akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya..

Page 2: teori pertumbuhan penduduk

Positive checks dapat dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu: Vice (kejahatan) ialah segala jenis

pencabutan nyawa sesama manusia seperti pembunuhan anak-anak (infanticide),

pembunuhan orang-orang cacat, dan orang-orang tua. Misery (kemelaratan) ialah sesegala

keadaan yang menyebabkan kematian.

Tabel 2. Pembatasan Pertumbuhan Penduduk

Preventive Checks

(Lewat Penekanan Kelahiran)

Positive Checks

(Lewat Proses Kematian)

Moral Restraint

(Pengekangan Diri)

Vice (Usaha

Pengurangan

Kelahiran)

Vice (Segala Jenis

Pencabutan Nyawa)

Misery (Keadaan

yang menyebabkan

kematian)

- Segala usaha

mengekang

nafsu seksual

- Penundaan

perkawinan

- pengguguran

kandungan

- Homoseksual

- Promiscuity

- Adultery

- Penggunaan alat-

alat kontrasepsi*

- pembunuhan

anak-anak

- pembunuhan

orang-orang cacat

- pembunuhan

orang-orang tua

- epidemis

- bencana alam

- peperangan

- kelaparan

- kekurangan

pangan

*Thomas Robert Malthus hanya percaya pada Moral Restraint sebagai preventive checks

Pendapat Malthus banyak mendapat tanggapan para ahli dan menimbulkan diskusi

yang terus menerus. Pada umumnya gagasan yang dicetuskan Malthus dalam abad ke-18

pada masa itu dianggap sangat aneh. Asumsi yang mengatakan bahwa dunia akan kehabisan

sumber daya alam karena jumlah penduduk yang selalu meningkat, tidak dapat diterima oleh

akan sehat. Dunia baru (Amerika, Afrika, Australia dan Asia) dengan sumber daya yang

berlimpah, baru saja terbuka untuk para migran dari dunia lama (misalnya Eropa Barat).

Mereka memperkirakan bahwa sumber daya alam di dunia baru tidak akan dapat dihabiskan.

Beberapa kritik terhadap teori Malthus adalah sebagai berikut:

a) Malthus tidak memperhitungkan kemajuan-kemajuan transportasi yang

menghubungkan daerah satu dengan yang lain sehingga pengiriman bahan makanan

ke daerah-daerah yang kekurangan pangan mudah dilaksanakan.

Page 3: teori pertumbuhan penduduk

b) Dia tidak memperhitungkan kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi, terutama

dalam bidang pertanian. Jadi produksi pertanian dapat pula ditingkatkan secara cepat

dengan mempergunakan teknologo baru.

c) Malthus tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan-pasangan

yang sudah menikah. Usaha pembatasan kelahiran ini telah dianjurkan oleh Francis

Place pada tahun 1822 (Flew, 1976).

d) Fertilitas akan menurun apabila terjadi perbaikan ekonomi dan standar hidup

penduduk dinaikkan. Hal ini tidak diperhitungkan oleh Malthus.

2. Aliran Neo-Malthusians

Kelompok Neo-Malthusianism ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa

mengurangi jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja. Untuk keluar dari

perangkap Malthus, mereka menganjurkan menggunakan semua cara-cara “preventive

checks” misalnya dengan menggunakan alat-alat kotrasepsi untuk mengurangi jumlah

kelahiran, pengguguran kandungan (abortions). Paul Ehrlich mengatakan :

.....the only way to avoid that scenario is to bring the birth rate under control-perhaps

even by force (Week, 1992).

Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971,

menggambarkan penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut.

Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan yang sangat

terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang

rusak dan tercemar. Pada tahun 1990 Ehrlich dan istrinya merevisi buku tersebut dengan

judul yang baru “The Population Explotion”, yang isinya bahwa bom penduduk yang

dikhawatirkan tahun 1968, kini sewaktu-waktu akan dapat meletus. Kerusakan dan

pencemaran lingkungan yang parah karena sudah terlalu banyaknya penduduk sangat

merisaukan mereka. Selanjutnya Ehrlich menulis:

....the poor are dying of hunger, while rich and poor alike are dying from the by-

products of affluence-pollution and ecological disaster (Week, 1992).

Pandangan mereka (Ehrlich dan Hardin) tentang masa depan dunia ini sangat suram,

namun demikian isu kependudukan ini sangat penting bagi seluruh generasi terutama bagi

penduduk di negara maju (developed world).

Pada tahun 1972, Meadow menerbitkan sebuah buku dengan judul “The Limit to

Growth”. Tulisan Meadow memuat hubungan antara variabel lingkungan yaitu penduduk,

produksi pertanian, produksi industri, sumber daya dan polusi (Gambar 1). Dalam gambar

Page 4: teori pertumbuhan penduduk

tersebut jelas terbaca bahwa pada waktu persediaan sumber daya alam masih berlimpah,

maka bahan makanan per kapita, hasil industri dan penduduk bertambah dengan cepat.

Pertumbuhan ini akhirnya menurun sejalan dengan menurunnya persediaan sumber daya

alam yang akhirnya menurut model ini habis pada tahun 2100. Walaupun dibuat asumsi yang

bervariasi dari laju perkembangan kelima variabel diatas, terjadinya malapetaka (kelaparan,

polusi, dan habisnya sumber daya alam) tidak dapat dihindari, hanya waktunya dapat

tertunda. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan, yaitu membiarkan malapetaka itu

terjadi, atau manusia itu membatasi pertumbuhannya dan mengelola lingkungan alam dengan

baik

Gambar 1. Hubungan Antara Sumberdaya Alam, Penduduk, Makanan perkapita, hasil

industri perkapita dan polusi, dari The Limit to Growth.

Ahli-ahli biologi dan ahli-ahli lingkungan menyambut baik buku The Limit to Growth

ini, karena karena mempunyai kesamaan dengan dunia binatang dan tumbuhan-tumbuhan

dimana pertumbuhannya sangat dibatasi oleh daya tampung alam. Sebaliknya ahli-ahli ilmu

sosial memberi kritikan terhadap karya Meadow karena tidak memasukkan unsur-unsur

sosial-budaya dalam pembuatan modelnya. Meadow mengasumsikan bahwa faktor sosial-

budaya dianggap sama dan konstan.

Dengan memperhatikan kritik-kritik diatas, Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi

model Meadow ini. Mereka memperhatikan adanya variasi unsur-unsur lingkungan antara

satu tempat dengan yang lain sehingga masalah lingkungan yang akan menimpa daerah-

daerah datangnya tidak bersamaan.

Page 5: teori pertumbuhan penduduk

B. Aliran Marxist

Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels tidak

sependapat dengan Malthus yang mengatakatan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan

terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan makanan.

Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat disuatu negara bukanlah tekanan

penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja.

Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang

terdapat pada negara-negara kapitalis, tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian dari

pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalislah yang menyebabkan

kemelaratan tersebut, dimana mereka menguasai alat-alat produksi. Untuk mengatasi hal-hal

tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistim kapitalis ke sistim sosialis.

Menurut Marx dalam sistim sosialis alat-alat produksi dikuasai oleh buruh, sehingga

gaji buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh

karena itu masalah kemelaratan akan dihapuskan. Selanjutnya dia berpendapat bahwa

semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produksi yang dihasilkan, jadi dengan

demikian tidak perlu diadakan pembatasan pertumbuhan penduduk: Marx dan Engels

menentang usaha-usaha moral restraint yang disarankan oleh Malthus (Weeks, 1992).

Beberapa kritik yang telah dilontarkan terhadap teori Marx ini diantaranya adalah

sebagai berikut: Marx mengatakan bahwa hukum kependudukan di negara sosialis

merupakan antithesa hukum kependudukan di negara kapitalis. Menurut hukum ini apabila di

negara kapitalis tingkat kelahiran dan tingkat kematian sama-sama rendah maka di negara

sosialis akan terjadi kebalikannya yaitu tingkat kelahiran dan kematian sama-sama tinggi.

Namun kenyataannya tidaklah demikian, tingkat penduduk di negara Uni Soviet hampir sama

dengan negara maju yang sebagian besar merupakan negara kapitalis. RRC sebagai negara

sosialis tidak dapat mentolerir lagi pertumbuhan penduduk yang tidak dihambat sesuai

dengan ajaran Marxist, karena di beberapa wilayah jumlah makanan sudah sangat terbatas.

Pada tahun 1953 pemerintah RRC mulai membatasi jumlah pertumbuhan penduduknya

dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi dan membolehkan pengguguran kandungan

(abortion).

C. Teori Kependudukan Mutakhir

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 diadakan formulasi kembali

(Reformulations) beberapa teori kependudukan terutama teori Malthus dan Marx yang

Page 6: teori pertumbuhan penduduk

merupakan rintisan teori kependudukan mutakhir. Teori-teori ini dapat dibagi menjadi dua

kelompok yaitu;

1.Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi

a. John Stuart Mill

John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat

menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju

pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat

bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.

Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seseorang tinggi ia cenderung ingin

mempunyai keluarga kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup

(standard of living) merupakan determinan fertilitas. Tidaklah benar bahwa kemiskinan

tidaklah dapat dihindarkan (seperti dikatakan Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan

karena sistim kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan:

........the niggardlines of nature, not the injustice of society, is the cause of the fenalty

attached to overpopulation (Week, 1992).

Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka

keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu:

mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke

wilayah lain.

Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu

sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkkan tingkat golongan yang tidak mampu.

Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka

mempertimbnagkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha

yang ada. Disamping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki

anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan

rendah.

b. Arsene Dumont

Arsene Dumont, seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada akhir abad

ke-19. Pada tahun 1890 ia menulis sebuah artike berjudul Depopulation et Civilization. Ia

melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory fo

sosial capilarity). Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai

kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan

berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa

Page 7: teori pertumbuhan penduduk

yang dia sendiri telah mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam

masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang. Konsep ini

dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.

Teori kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara demokrasi,

dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di

masyarakat. Di negara Perancis pada abad ke-19 misalnya, dimana sistim demokrasi sangat

baik, tiap-tiap orang berlomba-lomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya

angka kelahiran turun dengan cepat. Di negara sosialis dimana tidak ada kebebasan untuk

mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, sistem kapilaritas sosial tidak dapat berjalan

dengan baik.

c. Emile Durkheim

Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologi Perancis yang hidup pada akhir abad

ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari

adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992). Ia mengatakan, pada suatu

wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan

penduduk, akan timbul saingan diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup.

Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan

pendidikan dan ketrampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu. Keadaan seperti ini jelas

terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang kompleks.

Apabila dibandingkan antara masyarakat tradisional dan masyarakat industri, akan

terlihat bahwa masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat dalam memperoleh

pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena

ada masyarakat industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi. Tesis dari

Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi daro Darwin dan juga pemikiran dari Ibn Khaldun.

d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday

Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Salder mengemukakan, bahwa daya

reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada disuatu negara atau wilayah.

Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika

kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.

Thomson (1953) meragukan kebenaran dari teori ini setelah melihat keadaan di Jawa,

India dan Cina dimana penduduknya sangat padat, tetapi pertumbuhan penduduknya juga

Page 8: teori pertumbuhan penduduk

tinggi. Dalam hal ini Malthus lebih kongkret argumentasinya daripada Sadler. Malthus

mengatakan bahwa penduduk di suatu daerah dapat mempunyai tingkat fertilitas tinggi, tetapi

dalam pertumbuhan alaminya rendah karena tingginya tingkat kematian. Namun demikian,

penduduk tidak dapat mempunyai fertilitas tinggi, apabila tidak mempunyai kesuburan

(fecunditas) yang tinggi, tetapi penduduk dengan tingkat kesuburan tinggi dapat juga

fertilitasnya rendah.

Teori Doubleday hampir sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya berbeda.

Kalau Sadler mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan

tingkat kepadatan penduduk, maka Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk

berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan kemakmuran

menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Jika suatu jenis makhluk diancam bahaya,

mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki. Mereka akan

mengimbanginya dengan daya reproduksi yang lebih besar (Iskandar, 1980).

Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagi

daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan faktor pengekang

perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang berpendapatan rendah,

seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai

kedudukan yang baik biasanya jumlah keluarganya kecil.

Rupa-rupa teori fisiologi ini banyak diilhami oleh teori aksi dan reaksi dalam

meninjau perkembangan penduduk suatu negara atau wilayah. Teori ini dapat pula

menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas penduduk semakin tinggi pula tingkat

produksi manusia.

2.TEKNOLOGI

Pandangan yang suram dan pesimis dari Malthus beserta penganut-penganutnya

ditentang keras oleh kelompok teknologi. Mereka beranggapan manusia dengan ilmu

pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah

kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai, sampai akhirnya dunia ketiga

mengakhiri masa transisi demografinya.

Ahli futurologi Herman Karn (1976) mengatakan bahwa negara-negara kaya akan

membantu negara-negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu akan jatuh kepada orang-orang

miskin. Dalam beberapa dekade tidak akan terjadi lagi perbedaan yang mencolok diantara

umat manusia di dunia ini.

Page 9: teori pertumbuhan penduduk

Dengan tingkat teknologi yang ada sekarang ini mereka memperkirakan bahwa dunia

ini dapat menampung 15 miliun orang dengan pendapatan melebihi Amerika Serikat dewasa

ini. Dunia tidak akan kehabisan sumber daya alam, karena seluruh bumi ini terdiri dari

mineral-mineral. Proses pengertian dan recycling akan terus terjadi dan era ini di sebut era

Substitusi. Mereka mengkritik bahwa The Limit to Growth bukan memecahkan masalah

tetapi memperbesar permasalahan tersebut.

Kelompok Malthus dan kelompok teknologi mendapat kritik dari kelompok ekonomi, karena

kedua-duanya tidak memperhatikan masalah-masalah organisasi sosial di mana distribusi

pendapatan tidak merata. Orang-orang miskin yang kelaparan, karena tidak meratanya

distribusi pendapatan di negara-negara tersebut. Kejadian seperti di Brasilia, dimana

pendapatan nasional (GNP) tidak dinikmati oleh rakyat banyak adalah salah satu contoh dari

ketimpangan organisasi sosial tersebut.