Upload
vianny11
View
30
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Definisi
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypty (betina). ( Effendy Christantie, 1995 ).
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang terdapat pada anak dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama. Uji tourniquet akan positif disertai ruam, tanpa ruam dan beberapa atau
semua gejala perdarahan. (Hendarwanto, IPD, 1999 )
Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina). Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak , serta
sering menimbulkan kejadian luar biaa atau wabah. ( Suroso Thomas, FKUI, 2002 )
2. Anatomi dan fisiologi darah
Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen
padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari:
a. Air : terdiri dari 91 – 92 %
b. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 %. Terdiri dari :
1) Protein ( albumin, globulin, fibrinogen )
2) Bahan anorganik ( natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi dan iodium )
3) Bahan organic ( zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, kreatinin, xantin, asam
amino, fosfolipid, kolesterol, gluksa dll )
Komponen padat darah terdiri dari :
a. Sel darah merah
Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm. eritrosit tidak memiliki
nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luar, hemoglobin ( ptotein yang mengandung besi )
dan karbon anhidrase ( enzim yang terlibat dalam transport karbndioksida ). Pembentukan
eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit nrmal
yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan perempuan : 4,1 – 5,1 106 / mm3. funsi eritrosit
adalah mengangkut dan melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang
dewasa umur eritrosit adalah 120 hari.
b. Sel darah putih
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah
normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :
1) Neutrofil 55 %
2) Eosinofil 2 %
3) Basofil 0,5 – 1 %
4) Monosit 6 %
5) Limfosit 36 %
c. Trombosit
Trombosit bukan merupakan sel melainkan pecahan granular sel, berbentuk piringan dan
tidak berinti, berdiameter 1 – 4 mm dan berumur kira-kira 10 hari. Sekitar 30 – 40 % berada
dalam limpa sebagai cadangan dan sisanya berada dalam sirkulasi. Trombosit sangat
penting peranannya dalam hemostasis dan pembekuan. Trombositopenia didefinisikan
sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000 / mm3.
Fungsi darah secara umum yaitu :
a. Respirasi yaitu transport oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari
jaringan ke paru-paru
b. Gizi, transport makanan yang diabsorpsi
c. Ekskresi, transport sisa metablisme ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang
d. Mempertahankan keseimbangan asam basa
e. Mengatur keseimbangan air
f. Mengatur suhu tubuh
g. Transport hormon
Gibson, John 2002 : Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi . Jakarta : EGC.
3. Etiologi
Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-
1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (baca : virus dengue tipe 1-4). infeksi oleh satu tipe virus dengue
akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang bersangkutan pada
masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang sementara dan parsial
terhadap infeksi virus lainnya. Wabah dengue juga telah dissertai Aedes albopictus, Aedess
polinienssiss, Aedess sscuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan kurang
berperan karena nyamuk-nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan
semak-semak, sedangkan Aedes aegypti banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk.
Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah
a. Berbadan kecil, warna hitam dan belang-belang
b. Menggigit pada siang hari, yaitu rentang waktunya antara Pkl 08.00 – 10.00 pagi.
c. Gemar hidup di tempat yang gelap dan lembab dan di baju-baju yang bergantungan
d. Badannya mendatar saat hinggap
e. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
f. Banyak bertelur di genangan air yang terdapat pada sisa-sisa kaleng bekas, tempat
penampungan air, bak mandi, ban bekas dan sebagainya.
4. Klasifikasi
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan, uji rumpeleede positf dan
mudah memar.
b. Derajat II
Tanda pada derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit berupa ptekiae dan ekimosis,
epistaksis, muntah darah (hematemesis), melena, perdarahan gusi.
c. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun,
gelisah.
d. Derajat IV
Syok berat dimana nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur, kulit lembab dan
dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru. Merupakan manifestasi syok dan seringkali
berakhir dengan kematian.
5. Patofisiologi
Virus dengue ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai 4 tipe yaiyu DEN-
1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, dimana keempat jenis ini dapat menyebabkan manifestasi klinis
yang bermaca-macam dari asimptomatis sampai fatal. Dengue fever merupakan
manifestasi klinis yang ringan, sedang Dengue Haemorrhagic Fever merupakan manifestasi
klinis yang berat.
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi replikasi virus kemudian akan
terjadi viremia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh , sakit kepala, mual, muntah,
nyeri otot dan sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, hiperemi tenggorokan dan pada
keadaan yang lebih berat mungkin akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening,
hepatomegali dan splenomegali.
Gigitan nyamuk yang pertama mungkin tidak menimbulkan gejala atau dapat juga terjadi
dengue fever yaitu reaksi tubuh ringan yang merupakan reaksi yang biasa terlihat pada
infeksi oleh virus. Reaksi akan berat jika penderita mengalami infeksi berulang (ke-2)
terutama jika oleh virus yang berbeda pada infeksi yang pertama sehingga terjadi reaksi
antigen-antibody dan akan menimbulkan kompleks antigen-antibody (kompleks virus-
antibody). Keadaan ini dapat menyebabkan beberapa hal yaitu:
a. Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoxin yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas dindingpembuluh darah dan terjadinya
perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular. Perembesan plasma
ini menyebabkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi pleura dan renjatan (syok).
b. Timbulnya agregasi trombosit yang melepakan ADP akan mengalami metamorfosis.
Trombosit yang mengalami metamorfosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotel
dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan
c. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir terjadipembekuan
intravascular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini plasminogen akan menjadi plasmin
yang berperan dalam pembentukkan anafhilatoxin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin
degradation product. Kemudian meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
sehingga terjadinya perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
.
6. Tanda dan gejala
a. Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena
c. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri
ulu hati
d. Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro
orbita), hepatomegali, splenomegali
e. Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Labotatorium
1) Darah
a) Trombosit
b) Hemoglobin
c) Hematokrit
d) Elektrolit serum
e) Pemeriksaan gas darah
2) Urine
b. Pemeriksaan radiology
c. USG
8. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian minum 1- 2 liter per hari, pemberiaan oralit, jus buah juga baik untuk
mengatasi kekurangan volume cairan
b. Antipiretik
c. Kompres hangat
d. Monitor TTV dan tanda-tanda perdarahan
e. Antibiotic
f. Diazepam, jika kejang
g. Pemberian cairan intravena (Ringer Lactat, Nacl 0,9 %, Dextrose 5 %)
h. Bila hematokrit meningkat beri cairan plasma (Dekstran, albumin 5 %)
i. Pemberian tranfusi darah
j. Jika asidosis metabolic beri natrium Bikarbonat
9. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Anoksia jaringan
c. Asidosis metabolic
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat demam dengue, dengan minum penurun panas dan istirahat demam tidak
dirasakan lagi
- Lingkungan rumah yang berdempet, banyak air tergenang, pembuangan barang-barang
bekas dan kaleng-kaleng bekas sembarangan
- Riwayat demam kembali dengan tanda-tanda perdarahan (tanda-tanda perdarahan yang
khas dari demam berdarah dengue)
b) Pola nutrisi metabolic
- Intake menurun karena mual dan muntah
- Adakah penurunan BB?
- Adakah kesulitan menelan?
- Demam tinggi yang tiba-tiba sampai kadang menggigil selama 2-7 hari
c) Pola eliminasi
- Konstipasi
- Diare
- Tinja berwarna hitam pada perdarahan hebat
- Produksi urine menurun (kurang dari 1cc/KgBb/jam) pada syok
d) Pola aktivitas dan latihan
- Badan lemah, nyeri otot dan sendi
- Tidak bisa beraktivitas, pegal-pegal seluruh badan
e) Pola istirahat dan tidur
- Istirahat dan tidur terganggu karena demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, gelisah
f) Pola persepsi kognitif
- Apakah yang diketahui klien dan keluarga tentang penyakitnya?
- Apakah yang diharapkan klien/keluarga terhadap sakitnya
g) Pola persepsi dan konsep diri
- Apakah klien merasa puas terhadap keadaan dirinya?
- Adakah perasaan malu terhadap penyakitnya?
h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Adanya perasaan cemas, takut terhadap penyakitnya
- Ingin ditemani orang tua atau orang terdekat saat sakit
i) Pola reproduksi seksual
- Pada anak perempuan apakah ada perdarahan pervagina (bukan menstruasi)?
j) Pola sistem kepercayaan
- Menyerahkan penyakitnya kepada Tuhan / pasrah
- Menyalahkan Tuhan kaerna penyakitnya
- Memanggil pemuka agama untuk mendoakan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya
cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
c. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat
e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
f. Kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, prognosis dan program pengobatan
mengenai penyakit DHF yang berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi
3. Rencana Keperawatan
a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : hipertermi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Suhu tubuh normal (36-370 C)
2) Pasien mengatakan tidak panas lagi
Rencana tindakan :
1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
Rasional : keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien di rumah
sakit
3) Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi
Rasional : kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori
4) Anjurkan klien banyak minum ± 1-2 liter / hari
Rasional : peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga
perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
5) Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring
Rasional : mencegah terjadinya peningkatan metabolisme tubuh dan membantu proses
penyembuhan
6) Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
Rasional : pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh
7) Monitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai program medik
Rasional : karena IWL meningkat 10 %setiap peningkatan suhu tubuh 10C, maka
peningkatan intake cairan perlu untuk mencegah dehidrasi
8) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik
Rasional : antipiretik berfungsi dalam menurunkan suhu tubuh
b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya
cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular
Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan vaskuler yang ditandai dengan TTV
stabil dalam batas normal
2) Produksi urine 1 cc/KgBb/jam
3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Rencana tindakan :
1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Kaji tanda dan gejala kurang volume cairan (selaput mukosa kering, rasa haus dan
produksi urine menurun)
Rasional : deteksi dini kurang volume cairan
3) Monitor dan catat cairan yang masuk dan keluar
Rasional : mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan keluar
4) Beri minum yang cukup dan sesuaikan dengan jumlah cairan infuse
Rasional ; minum cukup untuk menambah volume cairan dan sesuaikan dengan cairan
infuse untuk mencegah kelebihan cairan
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena
Rasional : program cairan intravena sangat penting bagi pasien yang mengalami deficit
volume cairan dengan keadaan umum yang jelek karena cairan yang masuk langsung ke
pembuluh darah
6) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit dan
hemoglobin
Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah
c. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) TTV stabil dalam batas normal
2) Hematokrit dalam batas normal ( L : 40-52 %, P : 35-47 % )
3) Hemoglobin dalam batas normal ( L : 11,5-16,5 g/dL, P : 13-17,5 g/dL )
4) Trombosit dalam batas normal (150.000-400.000 /mm3 )
5) Tidak terjadi tanda-tanda syok
Rencana tindakan :
1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Monitor tanda-tanda perdarahan
Rasional : perdarahan yang tepat diketahui dapat segera diatasi sehingga pasien tidak
sampai ke tahap hipovolemik akibat perdarahan hebat
3) Observasi perkembangan bintik-bintik merah di kulit, keringat dingin, kulit lembab dan
dingin serta tanda-tanda sianosis
Rasional : mengetahui tanda-tanda terjadinya syok sehingga dapat menentukan intervensi
secepatnya
4) Bila terjadi syok hipovolemik, baringkan pasien dalam posisi datar
Rasional : menghindari kondisi yang lebih buruk
5) Segera puasakan pasien bila terjadi perdarahan saluran pencernaan
Rasional : mengistirahatkan saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan dari
saluran cerna
6) Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda
perdarahan
Rasional : keterlibatan keluarga sangat membantu tim perawatan untuk segera melakukan
tindakan yang tepat
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tranfusi dan cairan parenteral
Rasional : untuk menggantikan volume dan komponen darah yang hilang dan untuk
memenuhi keseimbangan cairan tubuh
8) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit dan
hemoglobin
Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Klien mengalami peningkatan selera makan dan mampu menghabiskan 1 porsi makanan
yang disediakan
2) Mual, ¬muntah hilang
3) Berat badan dalam batas normal
Rencana tindakan :
1) Kaji keluhan mual, muntah dan anoreksia yang dialami pasien
Rasional : untuk menentukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien
2) Kaji pola makan pasien, catat porsi makan yang dihabiskan setiap hari
Rasional : mengetahui masukan nutrisi pasien
3) Timbang berat badan pasien setiap hari
Rasional : mengetahui kecukupan nutrisi pasien
4) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan dalam porsi kecil tetapi sering
Rasional : mencegah pengosongan lambung
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy antiemetik dan vitamin
Rasional : antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah, vitamin untuk meningkatkan
selera makan dan daya tahan tubuh pasien
e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : pasien mampu untuk beraktivitas setelah dilakukan tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
2) Klien dapat mandiri untuk mandi, makan, eliminasi dan berpakaian
Rencana tindakan :
1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam beraktivitas
Rasional : mengetahui kemampuan pasien dalam beraktivitas
2) Libatkan keluarga/orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien
Rasional : memberikan dorongan kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
3) Anjurkan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien
Rasional : agar klien berpartisipasi dalam perawatan diri
4) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari jika pasien belum mampu sendiri
Rasional : bantuan yang tepat perlu dilakukan agar pasien tidak memaksakan diri
beraktivitas sementara dirinya belum mampu sehingga kelelahan pasien dapat dihindari
f. Kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, prognosis dan program pengobatan
mengenai penyakit DHF yang berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi
Tujuan : pengetahuan pasien/ keluarga tentang penyakit DHF bertambah setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Sasaran :
1) Pasien/keluarga dapat mengerti mengena pengertian, penyebab, prose terjadinya
penyakit, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan dan komplikasi DHF
Rencana tindakan :
1) Kaji tingkat pengetahuann pasien dan keluarga tentang penyakit DHF
Rasional : memberikan infrmasi kepada pasien / keluarga, perawat perlu mengetahui
sejauh mana informasi atau pengetahuan tentang penyakit pasien serta kebenaran
informasi yang telah didapatkan pasien / keluarga sebelumnya
2) Kaji latar belakang pendidikan pasien dan keluarga
Rasional : agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan
mereka sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang direncanakan tercapai
3) Jelaskan tentang pengertian, sebab, proses penyakit, tanda dan gejala, cara
pencegahan dan pengobatan serta komplikasi dengan menggunakan gambar dan leaflet
dan dengan kata-kata yang mudah dipahami
Rasional : agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dan dengan menggunakan leaflet dan gambar penjelasan yang diberikan
dapat dibaca dan dilihat berulang-ulang
4) Berikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya sehubungan dengan
penyakit yang dihadapinya dan jawab pertanyaannya
Rasional : mengurangi kecemasan dan memotivasi pasien untuk kooperatif selama masa
perawatan atau penyembuhan
4. Evaluasi
a. Suhu tubuh normal (36-370 C).
b. Kekurangan volume cairan vascular tidak terjadi dan pasien tidak mengalami kekurangan
volume cairan.
c. Syok hipovolemik tidak terjadi, pasien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan
seperti hematemesis, melena, perdarahan gusi, epistaksis dan ptekiae.
d. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
e. Aktivitas dan latihan pasien dapat dilakukan secara mandiri
f. pengetahuan pasien / keluarga tentang kondisi, prognosis dan program pengobatan
penyakit DHF bertambah
Patoflow
Infeksi virus dengue I
(tidak ada gejala , dengue fever ringan membaik)
Infeksi virus dengue berulang
(oleh tipe virus dengue yang berbeda dengan infeksi I)
Replikasi virus Kompleks antigen – antibody
Viremia
Aktivasi system agregasi Aktivasi faktor Hageman
Komplemen trombosit (faktor XII)
Demam (Dp 1)
Mual, muntah (Dp 4) Dikeluarkannya zat ADP Plasminogen
anafilatoxin dilepaskan menjadi plasmin
Anoreksia (Dp 4)
Lemah (Dp 5) Peningkatan permeabilitas metamorfosis Penghancuran fibrin
Kapiler trombosit dan pembentukan
Nyeri otot anafilatoxin
Nyeri kepala Perembesan plasma dari trombosit di
ruang intra ke ekstravaskular musnahkan oleh RES Peningkatan
Hepatomegali permeabilitas
Splenomegali kapiler
Trombositopenia
Perembesan plasma
Kadang diare dari ruang intra
konstipasi, Tanda-tanda perdarahan ke ruang ektra
sakit menelan, ringan : ptekiae,perdarahan vascular (Dp 2)
batuk,pilek gusi, mimisan (Dp 3)
Tidak teratasi
Perdarahan hebat
( dapat terjadi di seluruh bagian tubuh)
Saluran pencernaan : hematemesis, melena
Saluran perkemihan : hematuri (Dp 3)
Hemokonsentrasi
Volume plasma berkurang
Efusi
Syok
Anoksia jaringan
Asidosis metabolic
Kematian
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual-Moyet.(2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta :
EGC.
Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF edisi 1. Jakarta : EGC
Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta ; EGC
Mansjoer, Arif et all. 2000. Kapita selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media aesculapius
Monica, Ester. 1999. Demam Berdarah Dengue ( Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan
Pengendalian. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2001. Fisiologi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika
Suyono, Slamet. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Jakarta ; FKUI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DEMAM BERDARAH / DENGUE HEMORAGIC FEVER
(DHF)A. Pengertian Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthropodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES (AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY)
B. Penyebab Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Penyebab Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty)
C. Tanda dan gejala Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
o Meningkatnya suhu tubuho Nyeri pada otot seluruh tubuho Suara serako Batuko Epistaksiso Disuriao Nafsu makan menuruno Muntaho Ptekieo Ekimosiso Perdarahan gusio Muntah daraho Hematuria masifo Melena
D. Klasifikasi Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Klasifiksi DHF menurut WHO
I. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)
II. Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
III. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)
IV. Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
Pemeriksaan Diagnostik Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)o Darah Lengkap = Hemokonsentrasi (Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih), Thrombocitopeni (angka
thrombosit 100. 000/ mm3 atau kurang)o Serologi = Uji HI (hemaaglutinaion Inhibition Test)o Rontgen Thorax = Effusi Pleura
E. Pathways Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
o Download Pathway Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
F. Penatalaksanaan Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Medik1. DHF tanpa Renjatano Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )o Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompreso Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk anak <1 th dosis 50 mg IM dan untuk
anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3 mg / Kg BB anak <1 th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ Kg BB.
o Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat2. DHF dengan Renjatano Pasang infus RLo Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )o Tranfusi jika Hb dan Ht turun
Keperawatan1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jamo Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jamo Observasi intike - outputo Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht,
Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompreso Pada pasien DHF derajat II : Pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan
gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
o Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri O2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi produksi urine tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
2. Resiko Perdarahano Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
o Catat banyak, warna dari perdarahano Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan Tractus Gastro Intestinal
3. Peningkatan suhu tubuho Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodiko Beri minum banyako Berikan kompres
F. Asuhan Keperawatan pada pasien Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)
I. Pengkajian1. Kaji riwayat Keperawatan2. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri
ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran)
II. Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
III. Perencanaan1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal4. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif
IV. Implementasi1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairano Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jamo Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun
cekung, produksi urine menuruno Mengobservasi dan mencatat intake dan outputo Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuho Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah, BJ urin , serum tubuho Mempertahankan intake dan output yang adekuato Memonitor dan mencatat berat badano Memonitor pemberian cairan melalui intra vena setiap jamo Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat (insesible water loss / IWL)
2. Perfusi jaringan Adekuato Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah
, Capillary Refill )
o Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu , kelembaban dan warna)o Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin , nyeri ,
pembengkakan kaki )3. Kebutuhan nutrisi adekuato Ijinkan anak memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki
kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.o Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake
nutrisio Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi
seringo Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang samao Mempertahankan kebersihan mulut pasieno Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit
4. Mempertahankan suhu tubuh normalo Ukur tanda – tanda vital suhu tubuho Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhuo Lakukan “ tapid sponge” (seka) dengan air biasao Tingkatkan intake cairano Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5. Mensupport koping keluarga Adaptifo Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh
stresso Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi
faktor yang paling mencemaskan keluargao Identifikasikan koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam
mengatasi keadaan
G. Pencegahan Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
o Rumah selalu terango Tidak menggantung pakaiano Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekalio Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujano Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan Pendidikan Kesehatano Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kondisi fisik anako Jelaskan terapi yang diberikan, dosis, efek sampingo Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi
gejalao Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
DAFTAR PUSTAKA1. Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry
Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.2. Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 19953. Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267