20
A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Definisi Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (betina). ( Effendy Christantie, 1995 ). Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang terdapat pada anak dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji tourniquet akan positif disertai ruam, tanpa ruam dan beberapa atau semua gejala perdarahan. (Hendarwanto, IPD, 1999 ) Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina). Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak , serta sering menimbulkan kejadian luar biaa atau wabah. ( Suroso Thomas, FKUI, 2002 ) 2. Anatomi dan fisiologi darah Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari: a. Air : terdiri dari 91 – 92 % b. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 %. Terdiri dari : 1) Protein ( albumin, globulin, fibrinogen ) 2) Bahan anorganik ( natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi dan iodium ) 3) Bahan organic ( zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, kreatinin, xantin, asam amino, fosfolipid, kolesterol, gluksa dll ) Komponen padat darah terdiri dari : a. Sel darah merah Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm. eritrosit tidak memiliki nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luar, hemoglobin ( ptotein yang mengandung besi ) dan karbon anhidrase ( enzim yang terlibat dalam transport karbndioksida ). Pembentukan eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin

DHF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DHF

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi

Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue,

sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypty (betina). ( Effendy Christantie, 1995 ).

Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit yang terdapat pada anak dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua

hari pertama. Uji tourniquet akan positif disertai ruam, tanpa ruam dan beberapa atau

semua gejala perdarahan. (Hendarwanto, IPD, 1999 )

Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (betina). Penyakit ini dapat

menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak , serta

sering menimbulkan kejadian luar biaa atau wabah. ( Suroso Thomas, FKUI, 2002 )

2. Anatomi dan fisiologi darah

Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen

padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari:

a. Air : terdiri dari 91 – 92 %

b. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 %. Terdiri dari :

1) Protein ( albumin, globulin, fibrinogen )

2) Bahan anorganik ( natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi dan iodium )

3) Bahan organic ( zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, kreatinin, xantin, asam

amino, fosfolipid, kolesterol, gluksa dll )

Komponen padat darah terdiri dari :

a. Sel darah merah

Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm. eritrosit tidak memiliki

nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luar, hemoglobin ( ptotein yang mengandung besi )

dan karbon anhidrase ( enzim yang terlibat dalam transport karbndioksida ). Pembentukan

eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit nrmal

yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan perempuan : 4,1 – 5,1 106 / mm3. funsi eritrosit

adalah mengangkut dan melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang

dewasa umur eritrosit adalah 120 hari.

b. Sel darah putih

Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah

normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :

Page 2: DHF

1) Neutrofil 55 %

2) Eosinofil 2 %

3) Basofil 0,5 – 1 %

4) Monosit 6 %

5) Limfosit 36 %

c. Trombosit

Trombosit bukan merupakan sel melainkan pecahan granular sel, berbentuk piringan dan

tidak berinti, berdiameter 1 – 4 mm dan berumur kira-kira 10 hari. Sekitar 30 – 40 % berada

dalam limpa sebagai cadangan dan sisanya berada dalam sirkulasi. Trombosit sangat

penting peranannya dalam hemostasis dan pembekuan. Trombositopenia didefinisikan

sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000 / mm3.

Fungsi darah secara umum yaitu :

a. Respirasi yaitu transport oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari

jaringan ke paru-paru

b. Gizi, transport makanan yang diabsorpsi

c. Ekskresi, transport sisa metablisme ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang

d. Mempertahankan keseimbangan asam basa

e. Mengatur keseimbangan air

f. Mengatur suhu tubuh

g. Transport hormon

Gibson, John 2002 : Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi . Jakarta : EGC.

3. Etiologi

Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terdiri dari 4 tipe yaitu DEN-

1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (baca : virus dengue tipe 1-4). infeksi oleh satu tipe virus dengue

akan memberikan imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang bersangkutan pada

masa yang akan datang. Namun, hanya memberikan imunitas yang sementara dan parsial

terhadap infeksi virus lainnya. Wabah dengue juga telah dissertai Aedes albopictus, Aedess

polinienssiss, Aedess sscuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan kurang

berperan karena nyamuk-nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah perkebunan dan

semak-semak, sedangkan Aedes aegypti banyak tinggal di sekitar pemukiman penduduk.

Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah

a. Berbadan kecil, warna hitam dan belang-belang

b. Menggigit pada siang hari, yaitu rentang waktunya antara Pkl 08.00 – 10.00 pagi.

c. Gemar hidup di tempat yang gelap dan lembab dan di baju-baju yang bergantungan

Page 3: DHF

d. Badannya mendatar saat hinggap

e. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter

f. Banyak bertelur di genangan air yang terdapat pada sisa-sisa kaleng bekas, tempat

penampungan air, bak mandi, ban bekas dan sebagainya.

4. Klasifikasi

a. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan, uji rumpeleede positf dan

mudah memar.

b. Derajat II

Tanda pada derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit berupa ptekiae dan ekimosis,

epistaksis, muntah darah (hematemesis), melena, perdarahan gusi.

c. Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun,

gelisah.

d. Derajat IV

Syok berat dimana nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur, kulit lembab dan

dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru. Merupakan manifestasi syok dan seringkali

berakhir dengan kematian.

5. Patofisiologi

Virus dengue ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai 4 tipe yaiyu DEN-

1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, dimana keempat jenis ini dapat menyebabkan manifestasi klinis

yang bermaca-macam dari asimptomatis sampai fatal. Dengue fever merupakan

manifestasi klinis yang ringan, sedang Dengue Haemorrhagic Fever merupakan manifestasi

klinis yang berat.

Setelah virus masuk ke dalam tubuh, maka akan terjadi replikasi virus kemudian akan

terjadi viremia yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh , sakit kepala, mual, muntah,

nyeri otot dan sendi, ruam atau bintik merah pada kulit, hiperemi tenggorokan dan pada

keadaan yang lebih berat mungkin akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening,

hepatomegali dan splenomegali.

Gigitan nyamuk yang pertama mungkin tidak menimbulkan gejala atau dapat juga terjadi

dengue fever yaitu reaksi tubuh ringan yang merupakan reaksi yang biasa terlihat pada

infeksi oleh virus. Reaksi akan berat jika penderita mengalami infeksi berulang (ke-2)

terutama jika oleh virus yang berbeda pada infeksi yang pertama sehingga terjadi reaksi

antigen-antibody dan akan menimbulkan kompleks antigen-antibody (kompleks virus-

Page 4: DHF

antibody). Keadaan ini dapat menyebabkan beberapa hal yaitu:

a. Aktivasi system komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoxin yang

menyebabkan peningkatan permeabilitas dindingpembuluh darah dan terjadinya

perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular. Perembesan plasma

ini menyebabkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi,

hipoproteinemia, efusi pleura dan renjatan (syok).

b. Timbulnya agregasi trombosit yang melepakan ADP akan mengalami metamorfosis.

Trombosit yang mengalami metamorfosis akan dimusnahkan oleh system retikuloendotel

dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan

c. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir terjadipembekuan

intravascular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini plasminogen akan menjadi plasmin

yang berperan dalam pembentukkan anafhilatoxin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin

degradation product. Kemudian meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah

sehingga terjadinya perembesan plasma dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular

.

6. Tanda dan gejala

a. Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari

b. Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan

gusi, hematemesis, melena

c. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri

ulu hati

d. Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro

orbita), hepatomegali, splenomegali

e. Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.

7. Pemeriksaan diagnostik

a. Labotatorium

1) Darah

a) Trombosit

b) Hemoglobin

c) Hematokrit

d) Elektrolit serum

e) Pemeriksaan gas darah

2) Urine

b. Pemeriksaan radiology

c. USG

Page 5: DHF

8. Penatalaksanaan medis

a. Pemberian minum 1- 2 liter per hari, pemberiaan oralit, jus buah juga baik untuk

mengatasi kekurangan volume cairan

b. Antipiretik

c. Kompres hangat

d. Monitor TTV dan tanda-tanda perdarahan

e. Antibiotic

f. Diazepam, jika kejang

g. Pemberian cairan intravena (Ringer Lactat, Nacl 0,9 %, Dextrose 5 %)

h. Bila hematokrit meningkat beri cairan plasma (Dekstran, albumin 5 %)

i. Pemberian tranfusi darah

j. Jika asidosis metabolic beri natrium Bikarbonat

9. Komplikasi

a. Syok hipovolemik

b. Anoksia jaringan

c. Asidosis metabolic

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

- Riwayat demam dengue, dengan minum penurun panas dan istirahat demam tidak

dirasakan lagi

- Lingkungan rumah yang berdempet, banyak air tergenang, pembuangan barang-barang

bekas dan kaleng-kaleng bekas sembarangan

- Riwayat demam kembali dengan tanda-tanda perdarahan (tanda-tanda perdarahan yang

khas dari demam berdarah dengue)

b) Pola nutrisi metabolic

- Intake menurun karena mual dan muntah

- Adakah penurunan BB?

- Adakah kesulitan menelan?

- Demam tinggi yang tiba-tiba sampai kadang menggigil selama 2-7 hari

c) Pola eliminasi

- Konstipasi

- Diare

- Tinja berwarna hitam pada perdarahan hebat

Page 6: DHF

- Produksi urine menurun (kurang dari 1cc/KgBb/jam) pada syok

d) Pola aktivitas dan latihan

- Badan lemah, nyeri otot dan sendi

- Tidak bisa beraktivitas, pegal-pegal seluruh badan

e) Pola istirahat dan tidur

- Istirahat dan tidur terganggu karena demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, gelisah

f) Pola persepsi kognitif

- Apakah yang diketahui klien dan keluarga tentang penyakitnya?

- Apakah yang diharapkan klien/keluarga terhadap sakitnya

g) Pola persepsi dan konsep diri

- Apakah klien merasa puas terhadap keadaan dirinya?

- Adakah perasaan malu terhadap penyakitnya?

h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

- Adanya perasaan cemas, takut terhadap penyakitnya

- Ingin ditemani orang tua atau orang terdekat saat sakit

i) Pola reproduksi seksual

- Pada anak perempuan apakah ada perdarahan pervagina (bukan menstruasi)?

j) Pola sistem kepercayaan

- Menyerahkan penyakitnya kepada Tuhan / pasrah

- Menyalahkan Tuhan kaerna penyakitnya

- Memanggil pemuka agama untuk mendoakan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya

cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular

c. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi

yang tidak adekuat

e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik

f. Kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, prognosis dan program pengobatan

mengenai penyakit DHF yang berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi

3. Rencana Keperawatan

a. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

Page 7: DHF

Tujuan : hipertermi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran :

1) Suhu tubuh normal (36-370 C)

2) Pasien mengatakan tidak panas lagi

Rencana tindakan :

1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan

Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

2) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh

Rasional : keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien di rumah

sakit

3) Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi

Rasional : kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat

meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori

4) Anjurkan klien banyak minum ± 1-2 liter / hari

Rasional : peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga

perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak

5) Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring

Rasional : mencegah terjadinya peningkatan metabolisme tubuh dan membantu proses

penyembuhan

6) Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

Rasional : pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh

7) Monitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai program medik

Rasional : karena IWL meningkat 10 %setiap peningkatan suhu tubuh 10C, maka

peningkatan intake cairan perlu untuk mencegah dehidrasi

8) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik

Rasional : antipiretik berfungsi dalam menurunkan suhu tubuh

b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya

cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran :

1) Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan vaskuler yang ditandai dengan TTV

stabil dalam batas normal

2) Produksi urine 1 cc/KgBb/jam

3) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Page 8: DHF

Rencana tindakan :

1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan

Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

2) Kaji tanda dan gejala kurang volume cairan (selaput mukosa kering, rasa haus dan

produksi urine menurun)

Rasional : deteksi dini kurang volume cairan

3) Monitor dan catat cairan yang masuk dan keluar

Rasional : mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan keluar

4) Beri minum yang cukup dan sesuaikan dengan jumlah cairan infuse

Rasional ; minum cukup untuk menambah volume cairan dan sesuaikan dengan cairan

infuse untuk mencegah kelebihan cairan

5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intravena

Rasional : program cairan intravena sangat penting bagi pasien yang mengalami deficit

volume cairan dengan keadaan umum yang jelek karena cairan yang masuk langsung ke

pembuluh darah

6) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit dan

hemoglobin

Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah

c. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan

Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran :

1) TTV stabil dalam batas normal

2) Hematokrit dalam batas normal ( L : 40-52 %, P : 35-47 % )

3) Hemoglobin dalam batas normal ( L : 11,5-16,5 g/dL, P : 13-17,5 g/dL )

4) Trombosit dalam batas normal (150.000-400.000 /mm3 )

5) Tidak terjadi tanda-tanda syok

Rencana tindakan :

1) Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan

Rasional : TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

2) Monitor tanda-tanda perdarahan

Rasional : perdarahan yang tepat diketahui dapat segera diatasi sehingga pasien tidak

sampai ke tahap hipovolemik akibat perdarahan hebat

3) Observasi perkembangan bintik-bintik merah di kulit, keringat dingin, kulit lembab dan

dingin serta tanda-tanda sianosis

Rasional : mengetahui tanda-tanda terjadinya syok sehingga dapat menentukan intervensi

Page 9: DHF

secepatnya

4) Bila terjadi syok hipovolemik, baringkan pasien dalam posisi datar

Rasional : menghindari kondisi yang lebih buruk

5) Segera puasakan pasien bila terjadi perdarahan saluran pencernaan

Rasional : mengistirahatkan saluran pencernaan untuk sementara selama perdarahan dari

saluran cerna

6) Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda

perdarahan

Rasional : keterlibatan keluarga sangat membantu tim perawatan untuk segera melakukan

tindakan yang tepat

7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tranfusi dan cairan parenteral

Rasional : untuk menggantikan volume dan komponen darah yang hilang dan untuk

memenuhi keseimbangan cairan tubuh

8) Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit dan

hemoglobin

Rasional : mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi

yang tidak adekuat

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran :

1) Klien mengalami peningkatan selera makan dan mampu menghabiskan 1 porsi makanan

yang disediakan

2) Mual, ¬muntah hilang

3) Berat badan dalam batas normal

Rencana tindakan :

1) Kaji keluhan mual, muntah dan anoreksia yang dialami pasien

Rasional : untuk menentukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien

2) Kaji pola makan pasien, catat porsi makan yang dihabiskan setiap hari

Rasional : mengetahui masukan nutrisi pasien

3) Timbang berat badan pasien setiap hari

Rasional : mengetahui kecukupan nutrisi pasien

4) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makan dalam porsi kecil tetapi sering

Rasional : mencegah pengosongan lambung

5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy antiemetik dan vitamin

Page 10: DHF

Rasional : antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah, vitamin untuk meningkatkan

selera makan dan daya tahan tubuh pasien

e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuan : pasien mampu untuk beraktivitas setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran :

1) Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya

2) Klien dapat mandiri untuk mandi, makan, eliminasi dan berpakaian

Rencana tindakan :

1) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam beraktivitas

Rasional : mengetahui kemampuan pasien dalam beraktivitas

2) Libatkan keluarga/orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien

Rasional : memberikan dorongan kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

3) Anjurkan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang sesuai dengan pulihnya

kekuatan pasien

Rasional : agar klien berpartisipasi dalam perawatan diri

4) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari jika pasien belum mampu sendiri

Rasional : bantuan yang tepat perlu dilakukan agar pasien tidak memaksakan diri

beraktivitas sementara dirinya belum mampu sehingga kelelahan pasien dapat dihindari

f. Kebutuhan pembelajaran mengenai kondisi, prognosis dan program pengobatan

mengenai penyakit DHF yang berhubungan dengan kurangnya pemajanan informasi

Tujuan : pengetahuan pasien/ keluarga tentang penyakit DHF bertambah setelah dilakukan

tindakan keperawatan

Sasaran :

1) Pasien/keluarga dapat mengerti mengena pengertian, penyebab, prose terjadinya

penyakit, tanda dan gejala, cara pencegahan dan pengobatan dan komplikasi DHF

Rencana tindakan :

1) Kaji tingkat pengetahuann pasien dan keluarga tentang penyakit DHF

Rasional : memberikan infrmasi kepada pasien / keluarga, perawat perlu mengetahui

sejauh mana informasi atau pengetahuan tentang penyakit pasien serta kebenaran

informasi yang telah didapatkan pasien / keluarga sebelumnya

2) Kaji latar belakang pendidikan pasien dan keluarga

Rasional : agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan

mereka sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang direncanakan tercapai

Page 11: DHF

3) Jelaskan tentang pengertian, sebab, proses penyakit, tanda dan gejala, cara

pencegahan dan pengobatan serta komplikasi dengan menggunakan gambar dan leaflet

dan dengan kata-kata yang mudah dipahami

Rasional : agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman dan dengan menggunakan leaflet dan gambar penjelasan yang diberikan

dapat dibaca dan dilihat berulang-ulang

4) Berikan kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya sehubungan dengan

penyakit yang dihadapinya dan jawab pertanyaannya

Rasional : mengurangi kecemasan dan memotivasi pasien untuk kooperatif selama masa

perawatan atau penyembuhan

4. Evaluasi

a. Suhu tubuh normal (36-370 C).

b. Kekurangan volume cairan vascular tidak terjadi dan pasien tidak mengalami kekurangan

volume cairan.

c. Syok hipovolemik tidak terjadi, pasien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan

seperti hematemesis, melena, perdarahan gusi, epistaksis dan ptekiae.

d. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

e. Aktivitas dan latihan pasien dapat dilakukan secara mandiri

f. pengetahuan pasien / keluarga tentang kondisi, prognosis dan program pengobatan

penyakit DHF bertambah

Patoflow

Infeksi virus dengue I

(tidak ada gejala , dengue fever ringan membaik)

Infeksi virus dengue berulang

(oleh tipe virus dengue yang berbeda dengan infeksi I)

Replikasi virus Kompleks antigen – antibody

Viremia

Aktivasi system agregasi Aktivasi faktor Hageman

Komplemen trombosit (faktor XII)

Demam (Dp 1)

Mual, muntah (Dp 4) Dikeluarkannya zat ADP Plasminogen

Page 12: DHF

anafilatoxin dilepaskan menjadi plasmin

Anoreksia (Dp 4)

Lemah (Dp 5) Peningkatan permeabilitas metamorfosis Penghancuran fibrin

Kapiler trombosit dan pembentukan

Nyeri otot anafilatoxin

Nyeri kepala Perembesan plasma dari trombosit di

ruang intra ke ekstravaskular musnahkan oleh RES Peningkatan

Hepatomegali permeabilitas

Splenomegali kapiler

Trombositopenia

Perembesan plasma

Kadang diare dari ruang intra

konstipasi, Tanda-tanda perdarahan ke ruang ektra

sakit menelan, ringan : ptekiae,perdarahan vascular (Dp 2)

batuk,pilek gusi, mimisan (Dp 3)

Tidak teratasi

Perdarahan hebat

( dapat terjadi di seluruh bagian tubuh)

Saluran pencernaan : hematemesis, melena

Saluran perkemihan : hematuri (Dp 3)

Hemokonsentrasi

Volume plasma berkurang

Efusi

Syok

Anoksia jaringan

Asidosis metabolic

Kematian

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: DHF

Carpenito, Lynda Jual-Moyet.(2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta :

EGC.

Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF edisi 1. Jakarta : EGC

Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka

Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta ; EGC

Mansjoer, Arif et all. 2000. Kapita selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media aesculapius

Monica, Ester. 1999. Demam Berdarah Dengue ( Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan

Pengendalian. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2001. Fisiologi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika

Suyono, Slamet. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Jakarta ; FKUI

Page 14: DHF

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DEMAM BERDARAH / DENGUE HEMORAGIC FEVER

(DHF)A. Pengertian Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthropodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES (AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY)

B. Penyebab Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Penyebab Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty)

C. Tanda dan gejala Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :

o Meningkatnya suhu tubuho Nyeri pada otot seluruh tubuho Suara serako Batuko Epistaksiso Disuriao Nafsu makan menuruno Muntaho Ptekieo Ekimosiso Perdarahan gusio Muntah daraho Hematuria masifo Melena

D. Klasifikasi Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Klasifiksi DHF menurut WHO

I. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)

II. Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Page 15: DHF

III. Derajat III Kegagalan sirkulasi  darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit  dingin, lembab, gelisah, hipotensi)

IV. Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

Pemeriksaan Diagnostik Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)o Darah Lengkap = Hemokonsentrasi (Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih), Thrombocitopeni (angka 

thrombosit 100. 000/ mm3  atau kurang)o Serologi = Uji HI (hemaaglutinaion Inhibition Test)o Rontgen Thorax = Effusi Pleura

E. Pathways Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)

o Download Pathway Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)

F. Penatalaksanaan Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Medik1. DHF tanpa Renjatano Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )o Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompreso Jika kejang maka dapat diberi luminal ( anticonvulsan ) untuk anak <1 th dosis 50 mg IM dan untuk 

anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3 mg / Kg BB anak <1 th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ Kg BB.

o Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat2. DHF dengan Renjatano Pasang infus RLo Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )o Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Keperawatan1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jamo Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jamo Observasi intike - outputo Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, 

Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompreso Pada pasien DHF derajat II : Pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan 

gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

o Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri O2 pengawasan tanda – tanda vital   tiap   15   menit,   pasang   cateter,   observasi   produksi   urine   tiap   jam,   periksa   Hb,   Ht   dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahano Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena

Page 16: DHF

o Catat banyak, warna dari perdarahano Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan Tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuho Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodiko Beri minum banyako Berikan kompres

F. Asuhan Keperawatan pada pasien Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)

I. Pengkajian1. Kaji riwayat Keperawatan2. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri 

ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran)

II. Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan   Volume   cairan   berhubungan   dengan   peningkatan   permeabilitas   kapiler   , 

perdarahan, muntah, dan demam2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada 

nafsu makan4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus5. Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

III. Perencanaan1. Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan2. Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat3. Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal4. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif

IV. Implementasi1. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairano Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jamo Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun 

cekung, produksi urine menuruno Mengobservasi dan mencatat intake dan outputo Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuho Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah, BJ urin , serum tubuho Mempertahankan intake dan output yang adekuato Memonitor dan mencatat berat badano Memonitor pemberian cairan melalui intra vena setiap jamo Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat (insesible water loss / IWL)

2. Perfusi jaringan Adekuato Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah 

, Capillary Refill )

Page 17: DHF

o Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu , kelembaban dan warna)o Menilai  kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin  ,  nyeri  , 

pembengkakan kaki )3. Kebutuhan nutrisi adekuato Ijinkan anak memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki 

kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.o Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake 

nutrisio Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi 

seringo Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang samao Mempertahankan kebersihan mulut pasieno Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

4. Mempertahankan suhu tubuh normalo Ukur tanda – tanda vital suhu tubuho Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhuo Lakukan “ tapid sponge” (seka) dengan air biasao Tingkatkan intake cairano Berikan terapi untuk menurunkan suhu

5. Mensupport koping keluarga Adaptifo Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh 

stresso Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi 

faktor yang paling mencemaskan keluargao Identifikasikan   koping   yang   biasa   digunakan   dan   seberapa   besar   keberhasilannya   dalam 

mengatasi keadaan

G. Pencegahan Demam Berdarah / Dengue Hemoragic Fever (DHF)Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:

o Rumah selalu terango Tidak menggantung pakaiano Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekalio Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujano Tutup tempat penampungan air

Perencanaan pemulangan dan Pendidikan Kesehatano Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan 

kondisi fisik anako Jelaskan terapi yang diberikan, dosis, efek sampingo Menjelaskan gejala  –  gejala  kekambuhan penyakit  dan hal  yang harus  dilakukan untuk  mengatasi 

gejalao Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

Page 18: DHF

DAFTAR PUSTAKA1. Buku ajar IKA infeksi  dan penyakit tropis IDAI Edisi  I.  Editor :  Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry 

Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.2. Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 19953. Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267