Upload
ria-afriani
View
11
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
a
Citation preview
Dari hipotesis-hipotesis tersebut di atas, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium pada pasien dapat menyingkirkan beberapa hipotesis, seperti :
1. Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan biasanya sekunder akibat gagal jantung kiri yang kronik. Tetapi
gagal jantung kanan dapat berdiri sendiri. Keluhan dominan pada gagal jantung kanan
adalah akibat kongesti vena sistemik, berbeda dengan gagal jantung kiri dimana keluhan
akibat kongesti vena pulmonal. Pada pasien ini, terdapat keluhan utama yaitu bengkak
pada kedua tungkai kaki, tetapi bengkak tersebut juga ditemukan di periorbital dan juga
tangannya. Sedangkan pada gagal jantung kanan edemanya pada pergelangan kaki
apabila penderita masih berjalan kesana kemari, edema pada sacral bila penderita dalam
posisi berbaring. Selain itu juga sering ditemukan hepatomegali. Keluhan edema pasien
yang meliputi periorbital dan tangan tidak cocok dengan edema gagal jantung kanan.
2. Penyakit hati
Edema tungkai pada penyakit ini disebabkan oleh rendahnya kadar albumin serum. Bisa
ditemukan pada penyakit hati kronis misalnya sirosis, terdapat asites dan adanya bukti
klinis serta biokimiawi yang menunjukkan penyakit hati (terlihat pembuluh darah
kolateral, ikterus dan spider angioma). Pada gagal hati akut, pasien biasanya sakit berat,
terdapat gejala gangguan otak yang menonjol dan tes fungsi hati yang abnormal.
Selain itu, pada penyakit hati edema juga biasanya terjadi menyeluruh sebagai akibat
hipoalbuminemia yang disebabkan berkurangnya sintesis albumin di hati.
3. Obstruksi limfatik
Obstruksi limfatik menyebabkan bentuk edema unilateral, kadang-kadang disebut edema
‘non pitting’. Gejala ini tidak cocok karena pada pasien didapatkan edema yang bersifat
‘pitting’.
4. Idiopatik
Sindroma ini, yang terjadi hampir eksklusif pada perempuan, ditandai khas oleh episode
edema periodik, sering disertai oleh distensi abdomen. Perubahan diurnal berat badan
(hampir besar) terjadi dengan retensi ortostatik natrium dan air, sehingga pasien dapat
bertambah berat beberapa pon setelah berdiri selama beberapa jam. Gejala-gejala tersebut
tidak ada pada pasien ini.
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis kerja pada pasien ini kelompok kami sepakat adalah “Diabetes Mellitus dengan
komplikasi nefropati diabetikum dan neuropati diabetikum”. Diagnosis kerja ini diambil
karena dari anamnesis terdapat gejala khas DM seperti poliuri, mudah lelah dan mengantuk.
Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium terdapat glukosa dan mulai terdapat proteinuria yang
memperbesar kemungkinan bahwa pasien ini sudah mencapai tahap komplikasi nefropati.
Karena proteinuria, timbullah gejala edema di tungkai, tangan, periorbital pada pasien yang
menjadi keluhan utamanya. Selain itu, gejala kebal pada kaki hingga pertengahan betis
menunjang juga akan adanya komplikasi neuropati diabetikum.
Dafpus
Isselbacher K, Braunwald E. Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed 13.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000 . P. 213-17
Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007. P. 12-13