5
Diagnosis Trauma Mata kelompok 5 : rudolf & subandi Anamnesis Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan sesaat setelah cedera. Harus diperhatikan apakah gangguan penglihatan yang ada bersifat progresif lambat atau memiliki onset mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler bila terdapat riwayat memalu, mengasah atau ledakan, pemeriksaan pencitraan yang tepat harus dilakukan pada kondisi-kondisi tersebut. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan Ini biasa dilakukan ketika pasien datang dengan keluhan, penglihatan memburam atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya pasien akan diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapannya diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan.Pasien akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa dibaca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila pasien bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata adalah 6/60 (enam per enam puluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat dibaca. Setelah diketahui nilai visus, pasien biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta- ganti. Tujuannya adalah agar mata dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik.

Diagnosis Trauma Mata

Embed Size (px)

Citation preview

Diagnosis Trauma Matakelompok 5 : rudolf & subandiAnamnesis

Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan sesaat setelah cedera. Harus diperhatikan apakah gangguan penglihatan yang ada bersifat progresif lambat atau memiliki onset mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler bila terdapat riwayat memalu, mengasah atau ledakan, pemeriksaan pencitraan yang tepat harus dilakukan pada kondisi-kondisi tersebut.

Pemeriksaan Fisik1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Ini biasa dilakukan ketika pasien datang dengan keluhan, penglihatan memburam atauperkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya pasien akan diminta duduk dalam sebuah kursi dan di hadapannya diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen) atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan.Pasien akan diminta untuk membaca tulisan dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa dibaca. Masing-masing tulisan memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila pasien bisa membaca tulisan teratas, maka ketajaman mata adalah 6/60 (enamper enam puluh). Pemeriksaan dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat dibaca. Setelah diketahui nilai visus, pasien biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta-ganti. Tujuannya adalah agar mata dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik.

Bila visus mata sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akan melakukan dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan pasien. Pasien harus menghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan lambaian tangan.Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya senter. Bila cahaya pun tak terlihat, maka mata mungkin mengalami kebutaan.Pemeriksaan ini memang sangat subjektif (tergantung dari persepsi pasien sendiri). Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan pemeriksaan komputer, yangjelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan papan Snellen. 2. Pemeriksaan Lapangan pandangPemeriksaan lapang pandang merupakan pemeriksaan pada keluasan pandang klien terhadap aspek lateral, medial, superior, dan inferior penglihatan.3. Pemeriksaan posisi bola dan otot mataPosisi bola mata penting untuk pemeriksaan, apakah ada perubahan posisi mata, apakah terdapat kejulingan mata. Dokter akan melakukan inspeksi bola mata dan ia akan memintapasien untuk menggerakkan bola mata, ke delapan arah mata angin. Bila ada masalah pada otot atau juling dapat diketahui melalui pemeriksaan ini.4. Pemeriksaan kelopak mataKelopak mata akan diperiksa bila terjadi trauma atau luka pada kelopak atau terjadinya mata merah. Kelopak akan diamati apakah ada edema, ekimosis, tanda cedera kimia atau luka bakar, laserasi-medial, lateral, tepi kelopak, kanalikuli, ptosis, benda asing yang menempel dibola mata, robekan tendon canthus.5. Pemeriksaan bagian mata depan

Pemeriksaan ini untuk melihat beberapa keadaan di mata depan yaitu bagian kornea, konjungtiva, iris, pupil, sklera, dan lensa.Pada pemeriksaan kornea, biasanya dokter ingin mengetahui apakah ada luka pada kornea. Dokter akan melakukan tes floresensi. Pasien akan diberikan obat floresen, kemudian dibilas dengan air suling, dan dilihat dengan lampu kobalt biru. Bila ada luka, maka akan terlihat cahaya berpendar.

Tes ini dilakukan bila terjadi luka pada bola mata.Namun saat ini pemeriksaan juga dibantu dengan alat slit lamp, yang lebih mempermudahpemeriksaan bagian mata depan. Yang sering pula adalah pemeriksaan lensa. Lensa diamati dan dilihat apakah terjadi kekeruhan, seperti yang sering terjadi pada penderita katarak.

6. Pemeriksaan bagian mata belakang/ Ofthalmoskop

Pemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti retina danpembuluh darah mata. Dokter menggunakan alat yang disebut oftalmoskop. Biasanya pasienakan ditetesi obat (obat midriatikum) untuk memperbesar pupil sehingga dapat mempermudah pemeriksaan.

7. Pemeriksaan Tonometri SchiotzPemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tekanan bola mata (tekanan intraocular) meningkat atau rendah. Alat ini diberi beban dan diletakkan pada permukaan korne dan akan menekan bola mata ke dalam. Adanya tekanan tonometri ii akan mendapatkan perlawanan tekanan yang ada dalam bola mata. Pemeriksaan ini dilakukan pada pederita yang dicurigai menderita glaucoma, klien pra dan pasca bedah mata. Pemeriksaan ini tidak dilakukan ada klien yangmengalami luka pada kornea.

Tonometri yang akan digunakan pada klien harus steril untuk mencegah terjadinya infeksi. Beban yang digunakan pada tonometri schiotz adalah 5,5 gr, 7,5 gr, 10 gr, dan 15 gr. Gunakan beban terkecil dahulu mulai dari 5,5 gr. Jika hasil skala pengukuran dengan beban 5,5 gr adalah 1-3, ganti beban dengan 7,5 dan seterusnya.

Pemeriksaan Penunjang1. LaboratoriumPemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuatsediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radangpolimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengangiemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.2. Pemeriksaan lainnyaAda banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer ( pengukurtekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein Fundusangiografi), CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked Potensial untuk menilai transmisi impuls dari rerina sampai korteks oksipital.

Referensi:American College of Surgeons. 2008. Trauma Mata. Advanced Trauma Life Support for Doctors. 8th edition. Halaman: 363.Vaughan. Asbury. Trauma Mata. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC 2009. Halaman 372.