61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBANGUNAN INTERFACE ROUTER SEBAGAI IMPLEMENTASI ROUTING DINAMIK IPv6 DENGAN QUAGGA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika DISUSUN OLEH: ARIES PUJO SURYOKO M3109016 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBANGUNAN INTERFACE ROUTER SEBAGAI IMPLEMENTASI

ROUTING DINAMIK IPv6 DENGAN QUAGGA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Diploma III Teknik Informatika

DISUSUN OLEH:

ARIES PUJO SURYOKO

M3109016

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRACT

ARIES PUJO SURYOKO. M3109016. THE ESTABLISHMENT OF

ROUTER INTERFACE AS THE IMPLEMENTATION OF IPV6

DYNAMIC ROUTING WITH QUAGGA. The final project, Surakarta:

Diploma III program in Computer Science, Faculty of Mathematics and Natural

Sciences, Sebelas maret University, Surakarta 2011.

To perform the configuration of the IPv6 routing in networks with large

scale, CLI mode is not efficient for network administrators. By the consideration

of the issue, it needs to be made an interface that is user-friendly for IPv6 routing

configuration on the router. The purpose of this final project is to create a web-

based IPv6 routing interface for router configuration.

A web-based IPv6 routing interface is used only for router configuration

in the form of IPV6 static routing using IPv6 dynamic routing and daemon zebra

with RIPng routing uses ripngd daemon and the OSPFv3 uses daemon ospf6d.

This Interface is made by using the PHP programming language with a user

interface in the form of free website templates that are downloaded from the

internet. The web Interface is made using CentOS 5.6 with software routing

Quagga as the router. Creation of a web-based interface for the router is equipped

with facilities in the form of networking, routing tables as well as the addition of

ping and traceroute and display system that functions to see the resource from the

router.

It can be inferred that the web-based IPv6 routing interface can be used as

a substitute for the use of the CLI mode on the router configuration by the

network administrator.

Key words : CentOS 5.6,Interface web, IPv6, networking ,OSPFv3, PHP, Quagga,

Router, Routing protocol, RIPng.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

ARIES PUJO SURYOKO. M3109016. PEMBANGUNAN

INTERFACE ROUTER SEBAGAI IMPLEMENTASI ROUTING

DINAMIK IPv6 DENGAN QUAGGA. Tugas Akhir, Surakarta : Diploma III

Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Untuk melakukan konfigurasi routing IPv6 pada jaringan dengan skala

yang besar, mode CLI tidaklah efisien bagi administrator jaringan. Dengan

pertimbangan masalah tersebut, maka perlu dibuat sebuah interface yang bersifat

user-friendly untuk konfigurasi routing IPv6 pada router. Tujuan dari tugas akhir

ini adalah membuat sebuah interface routing IPv6 berbasis web untuk keperluan

konfigurasi router.

Interface routing IPv6 berbasis web ini hanya digunakan untuk

konfigurasi router berupa routing statis IPv6 menggunakan daemon zebra dan

routing dinamis IPv6 dengan routing RIPng menggunakan daemon ripngd dan

OSPFv3 menggunakan daemon ospf6d. Interface ini dibuat menggunakan bahasa

pemrograman PHP dengan user interface berupa template website bebas biaya

yang di unduh dari internet. Interface web ini dibuat menggunakan sistem operasi

CentOS 5.6 dengan software routing Quagga sebagai router. Pembuatan interface

berbasis web untuk router ini dilengkapi dengan fasilitas networking berupa tabel

routing, ping dan traceroute serta penambahan tampilan system yang berfungsi

melihat resource dari router.

Dapat disimpulkan bahwa interface routing IPv6 berbasis web ini dapat

digunakan sebagai pengganti penggunaan mode CLI pada konfigurasi router oleh

administrator jaringan.

Kata kunci : CentOS 5.6,Interface web, IPv6, networking ,OSPFv3, PHP, Quagga,

Router, Routing protocol, RIPng.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang

paling penting. Salah satu protokol yang penting adalah IPv4 (Internet Protocol

version 4.0), dimana masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani

penambahan jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks.

Maka untuk memenuhi kekurangan dari alamat IPv4 dimana hanya tersedia 4,3

milyar saja muncul suatu alamat IP versi baru yang disebut dengan IPv6 (Internet

Protocol version 6.0),yang menawarkan suatu pemecahan yang lebih permanen

dalam hal jumlah alamat IP, yaitu sekitar 2128 atau

340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. (Taufan, 2002)

Jumlah alamat IP yang sangat banyak tersebut memang menjadi suatu

ketertarikan tersendiri dari IPv6 namun dikarenakan system jaringan komputer

yang ada sebagian besar merupakan IPv4 maka diperlukan waktu setidaknya

sampai dua tahun ke depan untuk memigrasikan sistem jaringan yang

mengadaptasi penggunaan IPv6. Di Indonesia sendiri beberapa operator dan ISP

(Internet Service Provider) sudah memulai proses ini dan terus

berupaya meningkatkan penetrasi IPv6. (Akmal, 2011)

Sedangkan untuk melakukan konfigurasi routing IPv6 maka dapat

dilakukan dengan software open source yang disebut dengan Quagga. Dalam

quagga pengaturan yang dilakukan seluruhnya menggunakan mode

CLI(Command Line Interface). Karena mode CLI tersebut banyak orang yang

awam akan CLI harus belajar terlebih dahulu command yang berfungsi untuk

melakukan konfigurasi routing.

Maka untuk mengatasi kesulitan dalam memahami suatu perintah CLI

untuk mengkonfigurasi routing perlu dibuat suatu interface yang berguna untuk

memudahkan melakukan konfigurasi routing IPv6 sehingga seseorang yang tidak

begitu faham akan perintah CLI akan terbantu dengan adanya interface routing

yang tentunya lebih user-friendly ini.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diambil perumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat interface router untuk konfigurasi routing static dan

routing dinamik IPv6?

2. Bagaimana untuk membuat interface untuk konfigurasi dinamik route IPv6

yang menggunakan protocol RIPng dan OSPFv3?

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini,

maka pembahasan masalah mengacu pada batasan berikut:

1. Interface konfigurasi router dibuat menggunakan bahasa pemrograman

PHP.

2. Protokol dinamik route yang disertakan adalah RIPng dan OSPFv3 dan juga

ditambahkan sebuah fungsi untuk melakukan konfigurasi static route,

konfigurasi Ethernet,tool ping dan traceroute.

3. Software opensource routing yang dipergunakan adalah Quagga.

4. Data konfigurasi tidak disimpan dalam database namun tersimpan didalam

file.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah membangun interface

router sebagai implementasi routing dinamik IPv6 dengan Quagga yang memiliki

fasilitas untuk konfigurasi routing statis dan routing dinamik RIPng dan OSPFv3.

1.5 Manfaat

Manfaat dari Tugas Akhir ini antara lain :

1. Memudahkan administrator jaringan dalam melakukan konfigurasi router IPv6

melalui interface web.

2. Mendukung segera terlaksananya migrasi dari IPv4 ke IPv6.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan tahapan yang dilakukan saat melakukan suatu

penelitian. Tahapan dalam penelitian meliputi :

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang berkaitan dengan Tugas Akhir ini

dilakukan untuk menambah pengetahuan dan mencari referensi bahan untuk

routing IPv6. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi literatur

dengan membaca literatur maupun bahan–bahan teori baik berupa buku, data dari

internet yang dapat membantu pembuatan tugas akhir maupun laporan tugas akhir.

2. Tahap Perancangan dan Pembuatan Interface Router

Tahap ini merupakan perancangan dan pembuatan interface router yang

meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface dengan PHP serta

pemasangan template pada interface web.

3. Tahap Pengujian Interface Router

Tahap pengujian interface router dilakukan agar dapat mengetahui apakah

sistem kerja interface telah sesuai atau belum sehingga router nantinya dapat

bekerja.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini

dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan dalam

tugas akhir.

Bab II LANDASAN TEORI

Landasan teori memuat tinjauan pustaka dan teori yang mendukung dalam

pembuatan tugas akhir.

Bab III PERANCANGAN

Memuat tentang desain dan perancangan tugas akhir serta alat dan bahan

yang digunakan.

Bab IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Memuat tentang tahap-tahap penelitian, implementasi desain dan hasil

analisa data yang telah diperoleh dalam penyusunan tugas akhir.

Bab V PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan dan saran.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 IPv6

IP version 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai

pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC

791.Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang

dikelompokkan dalam kategori berikut : ( Taufan, 2002)

a. Kapasitas Perluasan Alamat

IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung

oleh IPv4 dari 32bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini

digunakan untuk mendukung peningkatan hirarki atau kelompok

pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas alamat yang dapat

dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat

pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas

juga dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan

jumlah pada alamat multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas

alamat yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan jenis atau tipe

alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan

digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan

node.(Taufan, 2002)

b. Penyederhanaan Format Header

Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat

sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan

hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya

bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header pada

paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien. (Taufan, 2002)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Peningkatan dukungan untuk header pilihan dan tambahan (Options and

extention header)

Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya

pengkodean header Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien

dalam penerusan paket (packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam

pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat

fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa

akan datang. (Taufan, 2002)

d. Kemampuan pelabelan aliran paket

Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah

memungkinkan pelabelan paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta

penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS) atau real-

time. (Taufan, 2002)

e. Autentifikasi dan kemampuan privasi

Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data

dan data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. (Taufan, 2002)

2.2 Routing

Routing merupakan proses penerusan paket dari sebuah node ke node lain

pada jaringan tanpa koneksi (connectionless) yang berdasar pada alamat Layer 3

(alamat IP). Perangkat jaringan yang menangani proses routing adalah router.

Router memiliki kemampuan intelijensi dalam melakukan proses routing.

Pada umumnya sebuah router dapat diprogram secara manual dengan jalur

informasi yang sebelumnya telah ditetapkan yang disebut juga dengan routing

statis, atau router juga dapat menjalankan aplikasi yang memfasilitasi proses

learning dan sharing informasi routing secara otomatis. Proses perolehan

informasi routing dengan metode tersebut disebut juga dengan routing dinamik.

(Aziz et al. , 2002)

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2.2.1 Routing Statis dan Dinamik

Informasi jalur routing statis dapat secara manual diprogram ke router dan

menjadikan router untuk hanya menggunakan interface tertentu atau alamat IP

hop berikutnya untuk meneruskan paket ke alamat tujuan yang sesuai. Routing

statis memiliki kemampuan untuk menyesuaikan alamat jaringan dengan cakupan

yang luas. Namun cara lain untuk memperoleh informasi routing adalah dengan

menggunakan aplikasi terdistribusi yang telah diaktifkan pada router yang

memungkinkan pengumpulan dan penyebaran informasi routing. Aplikasi routing

ini sering disebut sebagai protokol routing dinamik karena mereka tidak hanya

berperan sebagai alat pengoleksi jalur routing, akan tetapi juga bekerja secara

real-time, melakukan pelacakan kondisi konektivitas dalam jaringan untuk

menyediakan informasi routing seakurat mungkin. (Aziz et al. , 2002)

Hal ini bertentangan dengan sifat routing statis, dimana entri routing

dilakukan secara manual dan membutuhkan perlakuan manual untuk

memprogram ulang router dalam jaringan jika pada jaringan tersebut terjadi

perubahan jalur. Secara jelas, protokol routing dinamik memberikan kenyamanan

lebih kepada operator jaringan dari pada routing statis dalam hal mengelola

informasi routing. Harga untuk kenyamanan ini, bagaimanapun, adalah

kompleksitas dalam melakukan konfigurasi dan troubleshooting. Pengoperasian

protokol routing dinamik juga dapat memerlukan banyak resource, memerlukan

resource memori dan pemrosesan dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu,

bekerja dengan protokol routing dinamik sering memerlukan pengetahuan dan

keahlian yang lebih berpengalaman untuk menangani desain jaringan, konfigurasi

router, tuning, dan tugas-tugas troubleshooting terkait. (Aziz et al. , 2002)

Meskipun routing statis tidak begitu memerlukan sumber daya sistem dan

membutuhkan tingkat keterampilan teknis yang lebih rendah dalam

mengkonfigurasi dan troubleshooting, namun upaya dalam memasukkan routing

secara statis pada jaringan yang cukup besar membuatnya menjadi pilihan yang

kurang menarik. Secara jelas, routing statis bukan kandidat yang baik untuk

perusahaan besar saat ini dan untuk penyedia layanan Internet (ISP). Kelemahan

lain dari routing statis adalah bahwa routing statis kurang fleksibel untuk

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

implementasi pada policy routing yang rumit. Ketika terdapat implementasi policy

routing, tidak ada pengganti yang lebih baik untuk kecerdasan dan fleksibilitas

yang disediakan oleh protokol routing dinamik. (Aziz et al. , 2002)

2.2.2.1 Routing Information Protocol Next Generation (RIPng)

Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol routing

yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6.

RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol

UDP sebagai transport. RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi

antar RIPng. (Malkin et al. , 1997)

Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:

1. Jarak local network dihitung 0

2. Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.

3. Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour.

4. Dilakukan perhitungan secara kontinue.

5. Menggunakan algoritma Ballman-Ford.

Command pada RIPng Header berisi:

1. Request, meminta daftar tabel routing pada RIPng yang lain

2. Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar

routing.

Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan

1. Hanya bisa sampai 15 HOP

2. Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus

menerus

3. Bersifat Classful

Perbedaan yang terjadi antara RIP pada IPv4 (RIPv2) dan IPv6 (RIPng)

adalah port UDP dimana pada IPv4 menggunakan port 520 sedangkan IPv6

menggunakan port 521 sebagai media transpor. RIPng hanya memiliki 2 perintah

yaitu response dan request, berbeda dengan RIPv2 yang memiliki banyak perintah

dan banyak yang tidak terpakai dan ada yang dibuang pada RIPng seperti

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

authentifikasi. Perubahan yang terjadi dari RIPv2 ke RIPng antara lain, ukuran

routing yang tidak lagi dibatasi, subnet IPv4 digantikan dengan prefix IPv6, next-

hop dihilangkan tetapi kegunaannya tidak dihilangkan, authentifikasi dihilangkan,

namun kemampuan yang hanya sampai 15 hop masih sama. (Malkin et al. , 1997)

2.2.2.2 Open Shortest Path First version 3 (OSPFv3)

Open Shortest Path First adalah routing protokol yang digunakan pada

IPv6. OSPF ini berdasarkan atas Link-state dan bukan berdasarkan atas jarak.

Setiap node dari OSPF mengumpulkan data state dan mengumpulkan pada Link

State Packet.

LSP dibroadcast pada setiap node untuk mencapai keseluruhan network.

Setelah seluruh network memiliki “map” hasil dari informasi LSP dan dijadikan

dasar link-state dari OSPF. Kemudian setiap OSPF akan melakukan pencarian

dengan metode SPF (Shortest Path First) untuk menemukan jarak yang lebih

efisien.

Routing table yang dihasilkan berdasarkan atas informasi LSP yang

didapat sehingga OSPF memberikan informasi LSP secara flood, karena OSPF

sudah memiliki kemampuan untuk memilih informasi LSP yang sama maka flood

ini tidak mengakibat exhousted.

OSPF ini menggunakan protokol TCP bukan UDP, mendukung VLSM

(Variable Length Subnet Mask). (Coltun et al., 1999)

OSPF menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF) oleh Dijkstra,

yaitu:

1. Diasumsikan sudah ada data table sebelumnya. Data yang diperlukan antara

lain PATH (ID, path cost, arah forwarding ) TENTATIVE (ID, path cost, arah

forwarding), Forwarding database.

2. Taruh local sebagai root dari tree dengan ID,0,0 pada PATH

3. Temukan link N dan taruh di PATH. Hitung jarak Root-N dan N-M, apabila M

belum terdapat di PATH atau TENTATIVE, apabila nilainya lebih baik taruh di

TENTATIVE.

4. Apabila TENTATIVE bernilai kosong , batalkan. Lainnya, masukkan nilai

TENTATIVE ke PATH.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Keterangan OSPF:

Version, 8 bit, diisi dengan dengan versi dari OSPF

Type, 8 bit, diisi dengan Type code dari OSPF yaitu:

1. Hello, untuk mengetahui adanya pasangan OSPF

2. Database Description, mengirimkan deskripsi dari OSPF

3. Link State Request, meminta data dari pasangan OSPF

4. Link State Update, mengupdate data table pada OSPF

5. Link State Aknowledgment, mengirimkan pesan error

Length, 16 bit, panjang header dan data dari OSPF

Router ID, 32 bit, Router ID dari source paket

Area ID, 32 bit, Area dari paket ini.

Checksum, 16 bit

AuType, 16 bit, model autentifikasi dari OSPF

Authentication, 64 bit, misal tanpa autenticasi, simple password, cryptographic

password.

Keterangan untuk OSPFv3:

Version, 8 bit, diset 3

Checksum, 16 bit, CRC

Instance ID, 8 bit

Reserves, 8 bit diset 0 (Coltun et al., 1999)

2.3 Quagga

Quagga merupakan sebuah paket software routing protokol TCP/IP

dengan lisensi GNU General Public License, yang bekerja pada lingkungan

GNU/Unix dan Solaris. Syntax yang digunakan pada Quagga merupakan syntax

yang mirip dengan syntax yang digunakan pada software router lain seperti Cisco.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Quagga bekerja dengan cara membagi proses-proses (daemon) menjadi

beberapa proses, sesuai dengan protokol masing-masing proses. Misalkan

digunakan sebuah protokol routing RIP, maka sebuah daemon baru bernama

“ripd” akan dibuat. Proses-proses tersebut dikendalikan oleh sebuah proses yang

bernama Zebra.

Zebra merupakan IP routing manager bawaan Quagga. Zebra bekerja

dengan menyediakan beberapa informasi yang terjadi di dalam kernel, diantaranya

adalah update table routing, interfaces lookups, redistribusi rute antar protokol

routing yang berbeda. (Anonim-1, 2005)

2.3.1 Sistem Arsitektur Quagga

Gambar.2.1. Sistem arsitektur Quagga

Sistem arsitektur Quagga dibagi menjadi beberapa bagian. Daemon zebra

merupakan daemon yang bertugas me-manage tiap-tiap daemon protokol routing

seperti “ripd” dalam berkomunikasi baik dengan kernel maupun dengan daemon

protokol routing lain. (Anonim-1, 2005)

Daemon-daemon dari protokol routing yang terdapat di Quagga dapat di

akses melalui protokol vty (telnet). Masing-masing daemon routing memiliki port

telnet tersendiri. (Anonim-1, 2005)

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Gambar.2.2. Port-port daemon protokol routing di Quagga

2.3.2 Zebra

Zebra merupakan daemon pengelola IP routing di Quagga. Zebra

menyediakan informasi update tabel routing, lookup interface, dan redistribusi

rute antar protokol routing yang berbeda.

2.3.2.1 Routing Statis dengan zebra

Untuk melakukan konfigurasi routing statis pada Quagga, perintah yang

digunakan pada daemon zebra adalah: “ipv6 route network gateway”

Dimana network adalah alamat network tujuan routing statis dan gateway

adalah alamat gateway routing statis. Penulisan network pada daemon zebra dapat

dilakukan dengan format “A:B:C:D:E:F:G:H/M” (2012:ada:cafe:0:0:0:0:0:/64)

atau dapat juga disingkat menjadi (2012:ada:cafe::/64). (Anonim-1, 2005)

2.3.3 Ripngd

Ripngd merupakan daemon yang digunakan untuk melakukan konfigurasi

routing RIPng di Quagga.

2.3.3.1. Routing Dinamik RIPng dengan ripngd

Untuk melakukan konfigurasi routing dinamik RIPng pada Quagga,

perintah yang digunakan pada daemon ripngd adalah:

- “router ripng”

- “network network”

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Perintah “router ripng” digunakan untuk mengaktifkan protocol routing

RIPng di Quagga. Sedangkan perintah “network network” merupakan perintah

untuk memasukkan alamat network RIP. Penulisan network pada daemon ripd

dapat dilakukan dengan format “A:B:C:D:E:F:G:H/M“ (2012:ada:cafe:caca:

0:0:0:0/64) dan dapat juga disingkat menjadi (2012:ada:cafe::/64) atau dengan

menggunakan nama out interface/ethernet (eth0). (Anonim-1, 2005)

2.3.4. Ospf6d

Ospfd merupakan daemon yang digunakan untuk melakukan konfigurasi

routing OSPFv3 di Quagga.

2.3.4.1. Routing dinamik OSPFv3 dengan ospf6d

Untuk melakukan konfigurasi routing dinamik OSPF pada Quagga,

perintah yang digunakan pada daemon ospfd adalah:

- “router ospf”

- “network network area area”

Perintah “router ospf6” digunakan untuk mengaktifkan protocol routing

OSPFv3 di Quagga. Sedangkan perintah “interface ifname area area” merupakan

perintah untuk memasukkan nama interface dan area OSPFv3. Penulisan interface

sebaiknya sesuai dengan interface yang ada sedangkan penulisan area dapat

dilakukan dengan format “A.B.C.D” (0.0.0.0) atau format “M” (0). (Anonim-1,

2005)

2.4. CentOS 5.6

CentOS singkatan dari Community ENTerprise Operating System (Sistem

Operasi Perusahaan buatan Komunitas/Masyarakat) adalah sistem operasi gratis

yang dibuat dari source code Red Hat Enterprise Linux (RHEL). Proyek ini

berupaya untuk 100% binari kompatibel dengan produk hulunya (RHEL). Dan

tentu saja menggunakan paket RPM.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Karena CentOS dikompile dari SRPM RHEL maka CentOS 100%

kompatible dengan RHEL, isi dari CentOS hampir sama dengan RHEL. Lalu, apa

bedanya? Bedanya pada CentOS semua atribute RHEL dibuang, misalnya

README.TXT RHEL diganti menjadi README.TXT CentOS.(Anonim-3,

2012)

2.5. PHP

PHP adalah bahasa server-side scripting yang memiliki berbagai macam

fitur yang dapat digunakan dalam pembuatan website dinamik. Selain digunakan

untuk membuat website, PHP juga cocok jika digunakan pada sebuah aplikasi

berbasis web. Beberapa kelebihan sebuah bahasa pemrograman adalah adanya

function yang dapat dipanggil ke dalam sebuah script yang bertujuan efisiensi

scripting. Demikian juga dengan PHP, PHP memiliki berbagai macam function

yang dapat digunakan pada pembuatan sebuah aplikasi berbasis web. (Anonim-2,

2011)

2.5.1 Konektivitas antara PHP dengan Quagga

Fitur function yang terdapat pada bahasa PHP merupakan sebuah fitur

yang dapat dipertimbangkan dalam pembuatan sebuah aplikasi. Salah satu

function yang terdapat pada bahasa PHP adalah function untuk melakukan koneksi

telnet. Quagga merupakan sebuah software dimana pengaturan utama software

tersebut dilakukan melalui terminal, dengan melakukan request telnet ke port-port

sesuai dengan port protokol routing yang akan di remote. (Anonim-2, 2011)

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Function yang digunakan pada PHP dalam pembuatan interface web

router antara lain adalah:

1. Function “fsockopen()”.

Function ini bekerja dengan melakukan koneksi dengan socket yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan aplikasi telnet. Argumen yang digunakan

dalam function ini adalah alamat IP dan nomor port dari aplikasi telnet server

yang akan di tuju dalam sesi telnet dengan user / client. Contoh pemanggilan

function “fsockopen()” di PHP adalah:

fsockopen(“127.0.0.1”, ”2601”):

1. Port 2601 = Routing Statis / daemon Zebra (Quagga).

2. Port 2602 = Protokol routing RIP.

3. Port 2603 = Protokol routing RIPng.

4. Port 2604 = Protokol routing OSPF.

5. Port 2605 = Protokol routing BGP.

6. Port 2606 = Protokol routing OSPFv3.

Dimana “127.0.0.1” adalah alamat IP server Quagga dan “2601” adalah

nomor port telnet dari server telnet yang dimiliki oleh server Quagga. Port-port

telnet dari protokol routing Quagga antara lain:

2. Function “fclose()”.

Function ini digunakan untuk menutup sesi telnet antara PHP dengan

Quagga yang sebelumnya dibuka dengan function “fsockopen()”.

3. Function “file()”.

Function ini digunakan untuk mendapatkan isi dari file konfigurasi router

untuk diproses dan ditampilkan pada interface web.

4. Function “file_put_contents()”.

Function ini digunakan untuk menulis kembali ke file konfigurasi router

setelah sebelumnya di baca oleh function “file()”.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5. Function “stristr()”.

Function ini digunakan untuk melakukan pencarian string tertentu pada

file konfigurasi router. Pencarian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai

konfigurasi tertentu pada router untuk ditampilkan pada interface web.(Anonim-

2, 2011)

Dengan menggunakan function-function tersebut pada sebuah template

website yang diunduh dari internet, jika diimplementasikan pada sebuah komputer

dengan OS Linux/UNIX dengan software routing Quagga dengan Apache maka

dapat dihasilkan sebuah interface router berbasiskan web.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB III

PERANCANGAN

3.1 Desain Sistem

3.1.1 Alur kerja interface router

Web Interface

Quagga

Input User

CentOS 5.6

Gambar.3.1. Alur kerja interface router

Desain alur kerja sistem dari interface router yang akan dibuat adalah

sebagai berikut :

1. back-end dari router adalah komputer dengan sistem operasi CentOS 5.6.

2. Quagga merupakan engine dari router yang melakukan proses routing pada

kernel OS CentOS 5.6. Quagga akan mendapatkan interaksi dari user melalui

perantara interface web.

3. Template website merupakan front-end dari interface, dalam diagram pada

Gambar.3.1. Web Interface merupakan interface yang dibuat dengan PHP

dengan tambahan template website.

4. Agar user dapat memberikan input perintah kepada back-end sistem, maka

diperlukan sebuah penghubung antara user dengan back-end sistem, dalam hal

ini PHP (Web Interface) berperan sebagai penghubung tersebut.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3.1.2 Topologi untuk test interface router

Dalam pembuatan router ini, topologi yang dipergunakaan untuk test

interface router adalah seperti topologi router pada umumnya.

3.1.2.1. Topolologi routing Statik dan RIPng

Untuk test routing Statik dan RIPng yang digunakan adalah topologi yang

terdapat pada gambar 3.2

JhonNG_OSMikrotik Router

2012:ada:cafe:caca::/64

Mikrotik Router

2012:ada:cafe:1::1/64

2012:ada:cafe:1::2/64

2012:ada:cafe:2::1/64

2012:ada:cafe:2::2/64

2012:ada:cafe:3::/642012:ada:cafe:4::/64

Gambar.3.2. Topologi perencanaan RIPng dan Statik

3.1.2.2. Topologi untuk routing OSPFv3

Untuk test routing OSPFv3 yang digunakan adalah topologi yang terdapat

pada gambar 3.3

JhonNGOS

Mikrotik Router

Mikrotik Router

2012:ada:cafe:caca::/64

Mikrotik Router2012:ada:cafe:1::1/64

2012:ada:cafe:1::2/64

2012:ada:cafe:2::1/64

2012:ada:cafe:2::2/64 2012:ada:cafe:4::1/64

2012:ada:cafe:3::1/64

2012:ada:cafe:3::2/64

2012:ada:cafe:5::/64

2012:ada:cafe:6::/64

2012:ada:cafe:4::2/64

2012:ada:cafe:7::/64

Gambar.3.3. Topologi perencanaan OSPFv3

AREA BACKBONE

AREA 1

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dari gambar topologi perencanaan, manajemen Router CentOS

(JhonNG_OS) dapat dilakukan dengan menggunakan PC client, dan Router

CentOS dihubungkan dengan 2 buah router lain dengan protokol routing RIP dan

OSPF,serta salah 1 yang terhubung dengan mikrotik lainnya menggunakan

routing statik.

3.2 Analisa Kebutuhan

Dalam pembuatan interface router berbasis web ini membutuhkan

beberapa perangkat hardware dan software, antara lain :

3.2.1. Hardware

Kebutuhan hardware yang digunakan dalam pembuatan router antara lain:

1. Komputer dengan spesifikasi optimal sebagai berikut:

- Prosesor : AMD 2.4 GHz.

- RAM : 2048 MB.

- Harddisk : 40 GB.

- VGA : 128 MB.

2. 3 buah fast ethernet port.

3.2.2. Software

Kebutuhan software yang digunakan untuk pembuatan interface router

berbasis web antara lain:

1. Sistem Operasi CentOS 5.6.

Sebagai back-end dari router, OS CentOS 5.6 memiliki kelebihan

dalam hal keamanan dan tidak dapat diragukan lagi karena CentOS

merupakan turunan dari redhat yang merupakan OS dengan security yang

terbaik saat ini namun CentOS berbeda dengan Redhat,

2. Software routing Quagga 0.98.

Software routing Quagga merupakan komponen utama dalam

pembuatan interface router ini. Manajemen routing protocol baik statis

maupun dinamis secara keseluruhan di tangani oleh Quagga.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3. Web Server Apache 2.2.3.

Untuk dapat melakukan remote server Quagga melalui web

interface, maka diperlukan adanya sebuah web server. Apache merupakan

web server yang telah tersedia secara langsung pada CentOS 5.6.

4. PHP versi 5.33.

Dalam melakukan konektivitas antara web interface dengan back-

end Quagga melalui web server Apache, bahasa pemrograman PHP

diperlukan sebagai media untuk melakukan komunikasi antara web

interface dengan server Quagga.

5. Template Website

Untuk menampilkan interface router berbasiskan web diperlukan

sebuah template website yang sederhana dan tidak rumit. Template web

tersebut dapat berupa template bebas biaya yang dapat di unduh dari

alamat http://www.css3templates.co.uk/.

3.3 Alur Kerja

Pada tahap ini dilakukan konfigurasi awal dalam pembuatan interface

router, yaitu instalasi sistem back-end atau router. Tahap-tahap yang dilakukan

dijelaskan pada Gambar.3.4.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Instalansi Sistem Operasi CentOS 5.6

Instalansi Quagga,apache dan PHP

Konfigurasi Server

Desain Web Interface

Pembuatan Web Interface Router

PENGUJIAN

Gambar.3.4. Alur kerja pembuatan interface router

3.3.1. Instalasi Sistem Operasi CentOS 5.6.

Router yang akan dibuat merupakan router dengan back-end OS CentOS

.Oleh karena itu yang pertama dilakukan adalah melakukan instalasi OS CentOS

pada PC. Seperti proses instalasi OS Linux pada umumnya, hal-hal yang

dipersiapkan pada tahap ini adalah mempersiapkan partisi harddisk kosong untuk

lokasi sistem CentOS tersebut serta partisi Swap.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3.3.2. Instalasi Software Routing Quagga

Quagga menyediakan paket-paket software Quagga yang dapat diinstalasi

secara online maupun secara offline dengan menggunakan file yang ber ekstensi

.rpm dan dapat lagsung dipergunakan ketika sudah menghidupkan paket-

paketnya.

3.3.3. Instalasi Web Server Apache

Proses instalasi Web server Apache dapat dilakukan dengan mudah pada

distro CentOS, karena secara default, pada saat instalasi OS CentOS berlangsung,

user akan diberikan pilihan apakah akan mengikutsertakan paket web server

Apache pada instalasi CentOS ataukah tidak. Sehingga Web server Apache ikut

terinstal pada sistem CentOS 5.7.

3.3.4. Instalasi PHP

Selain paket-paket Apache, pada saat proses instalasi OS CentOS 5.7

berlangsung, user juga diberikan pilihan apakah akan menginstal paket PHP

ataukah tidak. Sehingga software PHP beserta modul PHP untuk berkoneksi

dengan web server Apache dapat digunakan tanpa perlu melakukan konfigurasi

pada file konfigurasi Apache (apache2.conf) terlebih dahulu. Secara default, pada

OS CentOS 5.7 web server Apache akan berjalan dengan modul PHP dengan

status enabled.

3.3.5. Konfigurasi Server

Setelah semuanya terinstalasi belum sepenuhnya CentOS dapat berjalan

sesuai yang diinginkan,karena keamanan yang cukup ketat,maka dalam

pengkonfigurasian quagga kadang file tidak dapat disimpan karena ada sebab

tertentu jadi dalam tahap konfigurasi ini akan dilakukan suatu pengaturan

sehingga CentOS dapat dipergunakan sebagai router sebagaimana mestinya.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3.3.6. Layout Interface Web

Rencana desain interface web yang akan dibuat untuk manajemen router

dapat dilihat pada gambar.3.5.

Gambar.3.5. Layout interface web

Penjelasan komponen penyusun interface web adalah sebagai berikut:

1. Login

Merupakan halaman awal untuk proses otentikasi user.

2. System

Halaman untuk melihat proses yang terjadi pada router,interfaces,jumlah

memori tersedia dan lainnya.

3. Interfaces

Halaman untuk melakukan konfigurasi IPv6 dalam suatu interface.

4. Routing Dynamic IPv6

Halaman utama seputar manajemen routing, yang terdiri atas routing static,

routing RIPng, routing OSPFv3, Redistribute.

5. Routing Tabel

Halaman untuk menampilkan status tabel routing.

6. Utility

Berisi tool untuk troubleshooting dan maintenance jaringan, yaitu ping dan

traceroute.

7. Logout

Proses keluar dari interface routing ipv6.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3.3.7. Membuat Interface Web

Dalam pembuatan Interface Web, beberapa point yang akan dibuat adalah:

1. Pembuatan file konfigurasi untuk sarana menyimpan konfigurasi router.

2. Pembacaan konfigurasi dari file dengan PHP untuk menampilkan status

router pada Interface Web.

3. Pengaturan atribut-atribut file konfigurasi router dengan tujuan agar dapat

diakses oleh aplikasi router.

3.4 Pengujian dan Perbaikan

Setelah selesai melakukan tahap pembuatan router disertai dengan

interface web, langkah selanjutnya adalah tahap pengujian. Tahap-tahap pengujian

meliputi pengujian interface web dan pengujian sistem kerja router yang

disesuaikan dengan hasil topologi.

3.4.1. Pengujian sistem kerja Router

Pengujian sistem kerja router ini meliputi pengujian antar router, dengan

tujuan untuk mengetahui fungsionalitas dan kompatibilitas dari router yang akan

dibuat dengan router lain. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan penggunaan

seluruh routing disambungkan dan dengan penambahan redistribute sehingga

semua router dapat berkomunikasi.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA

4.1 Instalasi OS CentOS 5.6, Apache, dan PHP dan setting IPv6

Instalasi paket-paket Sistem Operasi CentOS 5.6 dilakukan dengan

langkah-langkah instalasi sistem operasi Linux seperti pada umumnya, yaitu:

a. Menyiapkan komputer dengan partisi harddisk kosong untuk instalasi OS

CentOS 5.6 dengan spasi 20 GB dan swap 1 GB.

b. Menyiapkan DVD instalasi CentOS 5.6.

c. Menjalankan proses instalasi sesuai dengan panduan instalasi pada DVD

CentOS 5.6.

d. Biasanya dalam proses penginsatalan CentOS langsung disertakan package-

package yang dibutuhkan saat pemilihan support sistem instalasi CentOS

seperti nampak pada gambar 4.1.

Gambar.4.1. Pilihan instalasi support system CentOS

Kemudian proses instalasi Sistem Operasi CentOS 5.6 dilanjutkan sesuai

dengan langkah pada panduan instalasi.

Setelah instalasi OS CentOS 5.6 telah selesai, secara default software

Apache dan PHP akan berjalan secara otomatis pada saat sistem start-up dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sudah dapat digunakan tanpa mengubah konfigurasi pada masing-masing

software.

Untuk menjalankan Apache pada saat booting maka dapat dilakukan dengan cara

menjalankan perintah berikut:

- “chkconfig --level 2345 httpd on”.

Untuk mengetahui apakah proses Apache telah berjalan, dapat dilakukan perintah

yang dapat dilihat pada gambar 4.2:

“ps aux | grep httpd”

Gambar.4.2. Proses Apache yang telah berjalan

Namun yang sangat disayangkan dalam instalasi CentOS 5.6 tidak

langsung dapat dipergunakan untuk alamat IPv6 maka harus dilakukan pengaturan

dahulu seperti dibawah ini:

Edit file konfigurasi module probe:

“vi /etc/modprobe.conf”

Cari dua line dibawah ini dan berikan komentar jika ada:

“#alias net-pf-10 off “

“#alias ipv6 off ”

Dan ubah parameter dibawah ini dari 1 menjadi 0:

“options ipv6 disable=0”

Sehingga terlihat seperti ini: (skrip didepan tanda “#” tidak dieksekusi)

#alias net-pf-10 off

#alias ipv6 off

#options ipv6 disable=1

options ipv6 disable=0

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kemudian edit network file dengan perintah:

nano /etc/sysconfig/network

Ubah IPv6 networking menjadi „yes‟:

NETWORKING_IPV6=yes

Serta tambahkan skrip IPv6 forwarding juga supaya nantinya IPv6 dapat

compatible dengan routing statik:

IPV6FORWARDING=yes

Keluar dan simpan pengaturan tersebut.

Setelah selesai maka router perlu direboot dengan menggunakan perintah:

shutdown –r now

Maka setelah menjalankan step-step diatas maka CentOS telah kompatibel

dengan IPv6.

4.2 Instalasi Software Quagga

Untuk melakukan instalasi Quagga di CentOS 5.6, langkah-langkah yang

dilakukan cukup mudah apabila router telah terkoneksi ke internet .Ketikan

perintah dibawah ini pada terminal:

yum install quagga

Maka secara otomatis CentOS akan mendownload dan memasang

software quagga pada system.

Gambar.4.3. Proses instalasi quagga

Setelah proses instalasi Quagga telah selesai dilakukan, langkah

selanjutnya adalah melakukan konfigurasi dasar pada Quagga untuk pertama kali

pemakaian.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Langkah-langkah konfigurasi dasar Quagga adalah sebagai berikut:

Masuk ke direktori /etc/quagga/

cd /etc/quagga/

Melihat daftar file pada direktori tersebut

ls

Maka akan muncul:

bgpd.conf.sample ospfd.conf.sample vtysh.conf zebra.conf.sample

bgpd.conf.sample2 ripd.conf.sample vtysh.conf.sample

ospf6d.conf.sample ripngd.conf.sample zebra.conf

Terlihat disitu terdapat file zebra.conf.sample yang merupakan file sample

konfigurasi awal dari Quagga, dikarenakan file zebra.conf masih belum ada

konfigurasinya ada baiknya di rename atau di copy file tersebut dengan nama lain,

disini zebra.conf akan di ubah menjadi zebra.conf.backup, dengan menggunakan

perintah mv:

mv zebra.conf zebra.conf.backup

Copy zebra.conf.sample menjadi zebra.conf

cp zebra.conf.sample zebra.conf

Kemudian setting pengaturan di zebra.conf seperti gambar 4.4 sehingga

nanti dapat diakses melalui telnet

Gambar.4.4. Konfigurasi zebra.conf

Kemudian ganti juga kedua nama daemon routing dinamik IPv6 yaitu ospf6d dan

ripngd:

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

cp ospf6d.conf.sample ospf6d.conf

cp ripngd.conf.sample ripngd.conf

Kemudian setting pengaturan di ospf6d.conf seperti gambar 4.5 sehingga

nanti dapat diakses melalui telnet

Gambar.4.5. Konfigurasi ospf6d.conf

Dan juga setting pengaturan di ripngd.conf xseperti pada gambar 4.6

sehingga nanti dapat diakses melalui telnet

Gambar.4.6. Konfigurasi ripngd.conf

Lakukan perintah start pada Zebra,RIPng dan OSPFv3, agar ketiganya diaktifkan

dan dijalankan

service zebra start

service ripngd start

service ospf6d start

Atur ketiga aplikasi juga diaktifkan pada saat boot

chkconfig zebra on

chkconfig ripngd on

chkconfig ospf6d on

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Kemudian untuk mengakses ke dalam service ketiganya dapat dengan

menggunakan perintah telnet di sertai port yang digunakan aplikasi quagga

tersebut.

Untuk melihat daftar port yang digunakan masing-masing service tersebut

seperti pada gambar 4.7, dapat dilihat dengan perintah:

nano /etc/services

Gambar.4.7. Port Service Quagga

Maka setelah mengetahui alamat port yang digunakan, proses telnet dapat

dicoba seperti dibawah ini:

telnet localhost 2601 atau telnet 127.0.0.1 2601

Namun yang perlu diketahui cara tersebut tidak dapat dipergunakan

apabila akan mengakses service ospf6d dan ripngd karena keduanya

menggunakan alamat IPv6 jadi perintahnya akan menjadi seperti dibawah ini:

telnet localhost6 2603 atau telnet ::1 2606

Gambar.4.8. Telnet versi IPv4

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar.4.9. Telnet versi IPv6

Jika telnet telah berhasil seperti pada gambar 4.8 dan 4.9 maka pengaturan

quagga telah berhasil tinggal di konfigurasi sesuai dengan kebutuhan.Password

dapat dilihat pada file zebra.conf,ospf6d.conf serta ripngd.conf tetapi pada default

password yang digunakan adalah “zebra”.

4.3 Script PHP

Script function PHP yang digunakan pada interface web router adalah

sebagai berikut:

1. Function fsockopen() = digunakan untuk membuka koneksi telnet.

2. Function fwrite() = digunakan untuk memasukkan perintah pada koneksi

telnet.

3. Function fclose() = digunakan untuk menutup koneksi telnet.

4. Variabel $out merupakan variabel yang berisi perintah-perintah yang

dimasukkan untuk melakukan konfigurasi protokol routing pada router.

5. Variabel $port merupakan port masing-masing daemon Quagga.

Berikut ini adalah contoh skrip yang digunakan untuk mengakses server:

<?php

$fp = fsockopen("127.0.0.1", $port, $errno, $errstr, 30);

if (!$fp) {

echo "$errstr ($errno)<br />\n";

} else {

$out = $_SESSION['seirist']."\r\n";

$out .= "enable\r\n";

if ($port == 2601) {

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

$out .= "seirist\r\n";

}

$out .= "enable\r\n";

$out .= "seirist\r\n";

$out .= $prnth;

$out .= "copy running-config startup-config\r\n";

$out .= "exit\r\n\r\n";

fwrite($fp, $out);

fclose($fp);

}

?>

4.4 Template Web

Template web yang diimplementasikan pada interface web router

merupakan template web bebas biaya yang dibuat oleh CSS_one seperti terlihat

pada gambar 4.10. Template tersebut dapat diunduh dari alamat:

http://www.css3templates.co.uk/downloads/CSS3_one.zip

Gambar.4.10. Template web css3templates

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4.5 Layout Web

Layout interface web yang telah dibuat adalah sebagai berikut:

4.5.1 Tampilan Login

Gambar.4.11. Validasi user yang belum login

Gambar.4.12. Interface login router

Jika user belum login maka akan muncul pemberitahuan seperti pada

gambar 4.11 dan ketika di OK maka akan otomatis menuju halaman login seperti

gambar 4.12.

Gambar.4.13. Validasi user yang salah memasukkan password / username

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar.4.14. Validasi user yang benar memasukkan password / username

Pada halaman Login jika user salah memasukkan password, akan muncul

dialog pernyataan kesalahan memasukkan password seperti pada gambar.4.13 dan

apabila berhasil maka akan muncul seperti gambar 4.14 dan otomatis menuju

halaman awal interface router.

4.5.2 Menu Informasi Sistem (System Information)

Pada menu utama disini akan muncul suatu Informasi dari system router

yang dipergunakan antara lain:info cpu,info memory,memory system,free

memory system,keterangan interface,detail system operasi yang dipergunakan

seperti nampak pada gambar 4.15.

Gambar.4.15. Tampilan System Information

4.5.3 Menu Interface

Pada menu Interface ini akan ditampilkan mengenai informasi IP dari

interface serta terdapat menu untuk menghapus serta menambah alamat IP seperti

nampak pada gambar 4.16.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar.4.16. Tampilan Menu Interface

4.5.4 Menu Routing IPv6

Pada Menu Routing IPv6 ini terdapat 4 pilihan pengaturan yaitu Statik

Route, RIPng, OSPFv3 dan Redistribute.

4.5.4.1 Static route

Tampilan statik route dapat dilihat pada gambar 4.17.

Gambar.4.17. Tampilan Static Route

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Pada menu ini akan dipergunakan untuk pengaturan routing statik. Pada

pengaturan disini yang dapat dilihat adalah mengedit routing static,menambah

routing static dan menghapus routing statik.

4.5.4.2 RIPng

Tampilan RIPng dapat dilihat pada gambar 4.18.

Gambar.4.18. Tampilan RIPng

Pada menu ini akan dipergunakan untuk pengaturan routing RIPng. Pada

pengaturan disini yang dapat dilihat adalah menambah routing network dan

menghapus routing statik.

4.5.4.3 OSPFv3

Tampilan OSPFv3 dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar.4.19. Tampilan OSPFv3

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pada menu ini akan dipergunakan untuk pengaturan routing OSPFv3. Pada

pengaturan disini yang terlihat adalah pengaturan router-id,penambahan area dan

network interface.

4.5.4.4 Redistribute

Menu redistribute dapat dilihat pada gambar 4.20

Gambar.4.20. Tampilan Redistribute

Pada menu ini nanti akan langsung menjalankan perintah menuju

redistribute untuk ripng dan ospfv3.

4.5.4.4.1 Redistribute RIPng

Menu redistribute RIPng dapat dilihat pada gambar 4.21

Gambar.4.21. Tampilan Redistribute RIPng

Pada menu ini akan diberikan pilihan untuk menambahkan redistribute

pada routing dinamik RIPng

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4.5.4.4.2 Redistribute OSPFv3

Menu redistribute OSPFv3 dapat dilihat pada gambar 4.22

Gambar.4.22. Tampilan Redistribute OSPFv3

Pada menu ini akan diberikan pilihan untuk menambahkan redistribute

pada routing dinamik OSPFv3

4.5.5 Menu Routing Tabel

Pada menu routing table disini dapat untuk melihat ip yang terkoneksi

dengan router JhonNG_OS serta melihat konfigurasi routing statik,RIPng dan

OSPFv3 apakah sudah benar atau belum tampak seperti gambar 4.23.

Gambar.4.23. Tampilan Routing tabel

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4.5.6 Menu Utility

Pada menu yang tampak pada gambar 4.24 terdapat dua buah utility yaitu

PING dan TRACEROUTE yang siap dipergunakan untuk mengetes routing yang

telah dibuat apakah sudah benar ataupun belum.

Gambar.4.24. Tampilan Utility

4.5.6.1 Utility Tracert

Menu yang tampak seperti pada gambar 4.25 ini dipergunakan untuk

mengetahui jalur mana yang dipergunakan data untuk mencapai tujuan.

Gambar.4.25. Tampilan Tracert

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4.5.6.2 Utility PING

Menu yang tampak seperti pada gambar 4.26 ini dipergunakan untuk

mengetes kestabilan dari koneksi yang dilakukan.

Gambar.4.26. Tampilan Ping

4.6 Pengujian Interface Router

Pada pengujian yang penulis lakukan topologi yang digunakan ada 2 yaitu

untuk pengujian OSPFv3 serta pengujian RIPng dan Statik .

4.6.1 Pengujian Statik

Pengujian statik route IPv6 menggunakan topologi gambar 4. 27

JhonNG_OSMikrotik Router

2012:ada:cafe:a::/64

Mikrotik Router

2012:ada:cafe:1::1/64

2012:ada:cafe:1::2/64

2012:ada:cafe:2::1/64

2012:ada:cafe:2::2/64

2012:ada:cafe:3::/642012:ada:cafe:4::/64

Gambar.4.27. Topologi pengujian RIPng dan statik

Dimana diketahui bahwa terdapat 2 buah router mikrotik dan 1 buah router

jhonNG_OS ,maka pengaturan yang bisa dilakukan adalah seperti berikut ini:

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Setting Router Mikrotik

a. Atur terlebih dahulu IP address ke router JhonNG_OS dan ke PC seperti

pada gambar 4.28

Gambar.4.28. IP address Mikrotik Statik

b. Setting IP route statik seperti pada gambar 4.29.

Gambar.4.29. Route static Ipv6

c. Maka hasilnya adalah seperti pada gambar 4.30

Gambar.4.30. IPv6 route list

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Setting JhonNG_OS

a. Atur alamat IP dan pastikan interface yang di masukan sesuai dengan

topologi seperti pada gambar 4.31.

Gambar.4.31. Alamat IP router JhonNG_OS

b. Maka akan terlihat IP interface yang telah di buat tadi di tabel list interface

dan tercetak di halaman interface seperti pada gambar 4.32.

Gambar.4.32. List Interface

c. Tambahkan statik route seperti pada gambar 4.33.

Gambar.4.33. Statik route JhonNG_OS

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Maka hasilnya akan terlihat pada gambar 4.34.

Gambar.4.34. Hasil routing statik

e. Selain tercetak pada tabel List Network Statis, routing yang dibuat tadi

juga akan tercetak pada menu routing tabel seperti gambar 4.35

Gambar.4.35.Routing tabel Statik

f. Untuk mengecek routing static ini bisa digunakan utility yang ada di

JhonNG_OS dan terlihat seperti gambar 4.36 dan juga 4.37.

Gambar.4.36. Ping statik IPv6

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar.4.37. Tracert static IPv6

g. Selain lewat JhonNG_OS ada baiknya traceroute dan ping dilakukan lewat

mikrotik juga,sehingga akan didapat hasil separti pada gambar 4.38,

gambar 4.39 ,gambar 4.40, dan gambar 4.41

Gambar.4.38. Test ping mikrotik 2

Gambar.4.39. Test traceroute Mikrotik 2

Gambar.4.40. Test ping Mikrotik 1

Gambar.4.41. Test traceroute Mikrotik 1

4.6.2 Pengujian RIPng

Pengujian RIPng menggunakan topologi gambar 4.27 Dimana diketahui

bahwa terdapat 2 buah router mikrotik dan 1 buah router jhonNG_OS ,maka

pengaturan yang bisa dilakukan adalah seperti berikut ini:

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Setting Router JhonNG_OS

a. Masuk menu RIPng seperti pada gambar 4.42 kemudian tambahkan nama

interfacenya ,jangan lupa untuk menambahkan update timer,timeout timer

dan garbage collection timer serta menentukan passive interfacenya.

Gambar.4.42. Network RIPng

b. Buat sehingga ketiga network yang ada pada tiap interface terdaftar seperti

gambar 4.43.

Gambar.4.43. List Network RIPng

2. Pengaturan pada Mikrotik

a. Kenalkan interface yang akan diberikan RIPng seperti gambar 4.44.

Gambar.4.44. Setting RIPng

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Pada RIPng setting redistribute diatur menjadi redistribute connected

seperti pada gambar 4.45.

Gambar.4.45. Redistribute RIPng

c. Lihat pada bagian routes di gambar 4.46 apakah network dari router lain

telah didapatkan.

Gambar.4.46. Routes RIPng

d. Kemudian ketika sudah selesai maka akan nampak pada gambar 4.47

bahwa routing RIPng telah terdaftar pada routing tabel

Gambar.4.47. Routing tabel RIPng

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

e. Selanjutnya melakukan test ping dan tracert seperti gambar 4.48 dan

4.49

Gambar.4.48. Test ping mikrotik RIPng

Gambar.4.49. Test traceroute mikrotik RIPng

4.6.3 Pengujian OSPFv3

Pengujian statik route IPv6 menggunakan topologi gambar 4.50

CentOS router

Mikrotik Router

Mikrotik Router

2012:ada:cafe:a::/64

Mikrotik Router2012:ada:cafe:1::1/64

2012:ada:cafe:1::2/64

2012:ada:cafe:2::1/64

2012:ada:cafe:2::2/64 2012:ada:cafe:4::1/64

2012:ada:cafe:3::1/64

2012:ada:cafe:3::2/64

2012:ada:cafe:5::/64

2012:ada:cafe:6::/64

2012:ada:cafe:4::2/64

2012:ada:cafe:7::/64

Gambar.4.50. Topologi pengujian OSPFv3

Dimana diketahui bahwa terdapat 3 buah router mikrotik dan 1 buah router

jhonNG_OS ,maka pengaturan yang bisa dilakukan adalah seperti berikut ini:

AREA BACKBONE

AREA 1

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1. Setting Mikrotik

a. Atur router id dan redistribute seperti gambar 4.51.

Gambar.4.51. Router ID OSPFv3 mikrotik

b. Atur area name dan juga area ID seperti gambar 4.52.

Gambar.4.52. Area name dan area id OSPFv3 mikrotik

c. Kemudian atur interface dan area nya seperti gambar 4.53.

Gambar.4.53. Area dan interface OSPFv3 mikrotik

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Setting JhonNG_OS

a. Masuk menu OSPFv3 maka akan nampak seperti pada gambar 4.54

Gambar.4.54. Halaman awal OSPFv3 JhonNG_OS

b. Setting router ID seperti pada gambar 4.55

Gambar.4.55. Halaman setting router ID OSPFv3 JhonNG_OS

c. Setting interface dan area serta jenis passive interface seperti gambar 4.56

Gambar.4.56. Setting interface dan network area OSPFv3 JhonNG_OS

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

d. Dan hasilnya seperti gambar 4.57

Gambar.4.57. Halaman hasil setting OSPFv3 JhonNG_OS

e. Kemudian lihat pada routing tabel sesuai pada gambar 4.58

Gambar.4.58. Routing tabel OSPFv3 JhonNG_OS

f. Uji coba dengan utility ping pada JhonNG_OS, traceroute pada

mikrotik serta command prompt di windows dan hasilnya adalah seperti

gambar 4.59 untuk yang test melalui mikrotik,gambar 4.60 untuk yang

test melalui JhonNG_OS serta gambar 4.61 untuk yang test melalui

command prompt windows.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar.4.59. Test traceroute OSPFv3 Mikrotik

Gambar.4.60. Test ping OSPFv3 JhonNG_OS

Gambar.4.61. Test tracert command prompt windows

4.6.4 Pengujian Redistribute

Pengujian redistribute routing IPv6 yang berupa penggabungan dari

routing static,RIPng dan OSPFv3 menggunakan topologi gambar 4.62

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar.4.62. Topologi redistribute

Dimana diketahui bahwa terdapat 10 buah router mikrotik dan 1 buah

router JhonNG_OS ,maka pengaturan yang bisa dilakukan adalah seperti berikut

ini:

STATIK RIPng

OSPFv3

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Mikrotik

Di isi seperti pada percobaan sebelumnya tetapi dengan address yang

berbeda pada static route serta penambahan routing static untuk seluruh network

yang ada dan pada RIPng sama saja seperti pada percobaan sebelumnya karena di

kedua routing dinamik yang diinputkan bukanlah alamat IP melainkan nama

interfacenya sedangkan pada OSPFv3 keseluruhan diganti menjadi area backbone.

2. JhonNG_OS

a. Statik route di konfigurasi untuk mengenali seluruh IP network pengujian

sehingga akan terlihat seperti pada gambar 4.63

Gambar.4.63. Statik route redistribute

b. RIPng di konfigurasi sama seperti percobaan sebelumnya sehingga akan

terlihat seperti pada gambar 4.64

Gambar.4.64. RIPng redistribute

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. OSPFv3 di konfigurasi sama seperti percobaan sebelumnya namun area

yang dipergunakan seluruhnya menggunakan backbone sehingga akan

terlihat seperti pada gambar 4.65

Gambar.4.65. OSPFv3 redistribute

d. Redistribute pada OSPFv3 dikonfigurasi supaya dapat mengenali network

RIPng dan juga Statik sehingga akan terlihat seperti pada gambar 4.66.

Gambar.4.66. OSPFv3 list redistribute

e. Redistribute pada RIPng dikonfigurasi supaya dapat mengenali network

OSPFv3 dan juga Statik sehingga akan terlihat seperti pada gambar 4.67.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar.4.67. OSPFv3 list redistribute

f. Maka tabel routing yang akan terbentuk dapat terlihat seperti pada gambar

4.68.Namun yang terlihat pada tabel routing tersebut hanya routing statik

dan routing OSPFv3 dikarenakan di router JhonNG_OS memerlukan waktu

yang cukup lama untuk memproses redistribute routing RIPng.

Gambar.4.68. Tabel routing redistribute

g. Kemudian untuk mencari perbandingan dicoba mengganti router

jhonNG_OS dengan router mikrotik.Namun yang terdaftar di tabel routing

router penghubung mikrotik justru hanya RIPng dan statik. Berikut adalah

contoh hasil traceroute antar router RIPng dan static yang menggunakan

router penghubung mikrotik:

Gambar 4.69 menunjukan hasil traceroute dari RIPng menuju static route.

Gambar.4.69. Traceroute RIPng Statik

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Gambar 4.70 menunjukan hasil traceroute dari statik route menuju RIPng.

Gambar.4.70. Traceroute Statik RIPng

4.7 Evaluasi

Tabel Pengujian

Program Jalan Tidak Keterangan

Login √ Jika username dan password sesuai

dengan db.txt(login tanpa database)

System Information √ Muncul spesifikasi system sesuai

dengan hardware yang dipergunakan

Interface Menu √ Alamat Interface dapat dimasukan

apabila nama interface yang

dimasukan sesuai dengan interface

yang ada.

Routing Statik √ Routing statik dapat ditambahkan

apabila alamat gateway yang

dimasukan sesuai dengan kaidah

Ipv6

Routing RIPng √ Routing RIPng dapat berjalan

dengan normal apabila setting yang

dilakukan sesuai termasuk

penempatan passive interface namun

ketika untuk penggunaan redistribute

RIPng memerlukan waktu yang

cukup lama untuk memprosesnya.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Routing OSPFv3 √ Routing OSPFv3 dapat berjalan

dengan normal apabila setting yang

dilakukan sesuai termasuk

penempatan passive interface.

Redistribute √* Redistribute dapat berjalan dengan

normal ketika melakukan

redistribute OSPF dan Statik route.

*redistribute RIPng tidak berjalan

dengan normal oleh karena itu

routing tabel dari RIPng tidak

terdaftar pada routing tabel

Routing Tabel √ Routing Tabel bertambah sesuai

dengan routing yang dilakukan

Tools PING dan

TRACEROUTE

√ Jika alamat IP sesuai makan proses

dapat dilakukan

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...Untuk membatasi kajian masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, ... meliputi perancangan dan pembuatan sistem kerja interface

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Telah dibuat interface router sebagai implementasi routing dinamik IPv6

pada Sistem Operasi CentOS 5.6 dengan fitur sebagai berikut:

1. Konfigurasi router yang digunakan adalah routing statis ipv6 menggunakan

daemon zebra dan dinamis RIPng menggunakan daemon ripngd dan OSPFv3

menggunakan daemon ospf6d.

2. Dalam pembuatan sistem untuk koneksi interface web dengan Quagga

digunakan function fsockopen() dan fclose() pada PHP.

3. Dilengkapi dengan fasilitas networking berupa tabel routing, ping, traceroute

dan melihat isi system.

5.2 Saran

Untuk perkembangan kedepan, fitur yang belum tersedia pada interface

web router IPv6 yaitu:

1. Ditambahkan interface web untuk manajemen protokol routing IPv6 lain

yang telah tersedia di Quagga, seperti BGP4+.

2. Ditambahkan firewall drop ip, port, destination, source sehingga router lebih

aman dari tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab.

3. Ditambahkan fungsi management bandwidth untuk network yang

menggunakan IPv6.