Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    1/16

    DINAMIKA POPULASI HEWAN

    (Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras)

    Oleh:

    Kelompok: 1

    Inne Tiara Anggita

    Ira Kendi

    Linda

    Leny Aprianita

    Najma Istifada

    Nike Ardila

    Muchammad Sangkut

    Okta Diana

    Ovie Shela Ramadhani

    Pembimbing: Irham Falahudin, M.Si

    Jurusan Pendidikan Biologi

    Fakultas Tarbiyah

    IAIN Raden Fatah Palembang

    2013

    PRODI BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH

    IAIN RADEN FATAH PALEMBANG

    2013

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    2/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPopulasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Dalam

    penyebarannya individu-individu tersebut dapat berada dalam kelompok-

    kelompok, dan kelompok terpisah dari organism satu degan yang lainnya.

    Pemisahan ini disebabkan oleh kondisi geografis atau cuaca dan lain-lain

    (Falahudin, 2014).

    Populasi juga dapat diartikan sebagai kelompok kolektif organisme-organisme

    yang berasal dari species yang sama yang menduduki ruang atau tempat tertentu,

    memiliki ciri atau sifat tertentu yang bukan merupakan sifat dari individu.

    Beberapa sifat itu adalah kerapatan, natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju

    kematian), penyebaran umum, potensi biotik, disperse, dan bentuk pertumbuhan

    atau perkembangan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang secara

    langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat adaptif, sifat keserasian

    reproduktif dan ketahanan.

    Populasi dapat menyebar secara merata atau tidak merata, hal ini tergantung

    dari kepadatan, pertumbuhan populasi pada suatu daerah, pertumbuhan suatu

    populasi dapat dilihat dari dinamikanya dalam suatu komunitas. Pertumbuhan

    populasi adalah kemampuan populasi untuk meningkatkan jumlah individunya

    yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti angka kelahiran (Falahudin,

    2014).

    Pengukuran kepadatan bisa menggunakan cara menghitung langsung seluruh

    individu yang ada di dalam batas populasi.Pada sebagian besar kasus tidak praktis

    bahkan tidak mungkin untuk menghitung semua individu yang ada di dalam

    populasi. Ada beberapa macam teknik pengambilan contoh atau sampel untuk

    menaksir kepadatan dan ukuran total populasi. Populasi juga memiliki sifat-sifat

    genetik yang secara langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat adaptif,

    sifat keserasian reproduktif dan ketahanan. Pada beberapa kasus ukuran populasi

    ditaksir dengan menggunakan indikator tidak langsung seperti jumlah sarang atau

    lubang atau kotoran atau jejak.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    3/16

    1.2Tujuan PraktikumTujuan praktikum ini adalah

    1. Untuk mengetahui cara penghitungan populasi dan dinamika populasi2. Mengetahui laju pertumbuhan populasi kumbang beras pada berbagai

    makanan.

    1.3Alat dan Bahan1. Alat: Gelas cup aqua 9 buah, kain kasa, thermometer2. Bahan: Kumbang beras, beras, jagung, kacang hijau, serbuk kayu,

    gandum.

    1.4Cara Kerja1. Susunlah gelas cup sebayak 3 baris ( 3A, 3B, 3C = total 9 gelas) seperti

    gambar berikut.

    B

    C

    A

    2. Gelas A kumbang berar 20 ekor + beras, gelas B kumbang beras 20 ekor +jagung

    3. Gelas C kumbang beras 20 ekor + kacang hijau, gelas D kumbang beras20 ekor + serbuk kayu, gelas E 20 ekor kumbang + gandum.

    4. Amati setiap gelas dan catat berapa kumbang yang mati dan yang hidupsetiap hari selama 15 hari.

    5.

    Hitunglah laju pertutumbuhan ketiga perlakuan kumbang tersebut.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    4/16

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Populasi

    Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis

    (kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang

    mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang

    walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok

    dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soegianto, 1994).

    Populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola.

    Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran

    populasi, yang relatif konstan sedangkan populasi lain berfluktasi cukup besar.

    Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang

    untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi,

    pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam

    populasi dalam upaya untuk memahami alam (Heddy, 1986).

    Suatu tempat disekitar kita dapat ditemukan adanya berbagai jenis organisme

    baik sejenis maupun berbeda jenis yang membentuk suatu organisasi kehidupan.

    Mereka berinteraksi saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain

    dalam berbagai bentuk (Ferial, 2013).

    Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu

    yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang menarik

    bagi seorang ekolog adalah ukuran dan kerapatannya. Jumlah individu dalam

    populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu daerah

    atau satuan volume adalah kerapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian(mortalitas), yang masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota

    mempengaruhi ukuran dan rapatan populasi (Odum, 1993).

    Menurut Soegianto (1994), Di alam perlu dibedakan :

    1. Perubahan ukuran populasi musiman yang sebagian besar dipengaruhi olehadaptasi sejarah kehidupan bersama- sama dengan perubahan faktor

    lingkungan.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    5/16

    2. Fluktuasi tahunan (anual) ada dua macam :a. Fluktuasi yang dipengaruhi oleeh perbedaan faktor fisik lingkungan yang

    terjadi secara tahunan atau faktor ekstrinsik (yaitu faktor diluar interinsik

    dalam populasi). Fluktuasi yang dipengaruhi oleh perbedaan faktor fisik

    lingkungan cendrung tidak teratur dan jelas berkaitan dengan variasi dari

    faktor fisik yang membatasi misalnya tempratur, curah hujan, dan

    sebagainya.

    b. Fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh dinamika populasi atau faktorintrinsik (yaitu faktor dalam populasi). Populasi jenis ini sering

    memperlihatkan keteraturan shingga istilah siklus / daur adalah

    memadai. Fluktuasi tahunan akan hebat pada ekosistem yang relatif

    sederhana dimana komunitas hanya terdiri dari beberapa populasi

    misalnya populasi kutub, hutan buatan, dan sebagainya. Dapat dikatakan

    makin tua dan terorganisir komunitas makin rendahlah fluktuasi populasi

    Menurut Odum (1993), Faktorfaktor yang menyebabkan :

    1. Fluktuasi kepadatan populasi dapat disebabkan karena variasi faktor fisik luarmisalnya variasi iklim, faktor fisik luar adalah faktor ekstrinsik.

    2. Fluktuasi juga dapat disebabkan karena faktor intrinsik (faktor dalampopulasi) misalnya predasi, penyakit, dan sebagainya. Kadang kadang sulit

    untuk menentukan penyebab fluktuasi karena populasi dapat mengubah dan

    mengadakan kompensasi terhadap faktor fisik. Tetapi dapat dikemukakan

    perinsip dasar sebagai berikut ; makin terorganisir dan matang suatu

    komunitas serta makin stabil lingkungan akan makin rendah amplitudo

    fluktuasi kepadatan populasi.

    Pengaturan populasi dan konsep-konsep pengendalian populasi yangbergantung dan tidak bergantung kepada kepadatan populasi. Pada ekosistem

    dengan keanekaragaman rendah dan sedang mengalami tekanan fisik cendrung

    bergantung pada komponen fisik misalnya cuaca, arus, pencemaran, dan

    sebagainya. Sedangkan pada ekosistem dengan keberagaman tinggi atau tidak

    mengalami tekanan fisik maka populasinya cendrung dikendalikan secara

    biologik. Pada semua ekosistem terdapat kecendrungan yang kuat dimana

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    6/16

    populasi akan berkembang menurut seleksi alam dan menuju pengendalian diri

    (Odum, 1993).

    2.2 Kumbang Beras (Sitophilusoryzae)

    Kumbang beras atau kutu adalahserangga yang tidak bersayap dan berukuran

    kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea (kutu yang melompat, ordo

    Siphonaptera) dan louse (kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan ordo

    Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit). Dalam bahasa Indonesia keduanya

    tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo

    Hemiptera)dan beberapa anggota ordoColeoptera (Winarno, 1993).

    Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk

    Indonesia. Beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain

    setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras

    (Hadisubroto, 1989).

    Sitophilus oryzaeadalah nama latin dari kutu beras. Kutu dewasa ukurannya

    lebih kecil dari bulir beras. Panjangnya sekitar 3mm. Tubuhnya berwarna abu -

    abu kehitaman dengan bintik - bintik hitam di atasnya. Kutu beras berasal dari

    Asia. Namun, kini telah menjadi hama bahan pangan di seluruh dunia (Harianto,

    2001).

    Sitophilus oryzaehidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras, jagung dan

    gandum. Kutu ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan penelitian, kutu

    betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu

    betina melubangi bulir beras dengan rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu

    butir telur (Harianto, 2001).

    Kutu beras dapat hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betinamampu menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva

    setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari. Setelah itu

    akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras

    merupakan hama perusak bahan pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras,

    jagung dan gandum, tetapi juga merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum,

    ketela, kedelai, kacang hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari (Harianto,

    2001).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Seranggahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siphonaptera&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phtiraptera&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Werenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemipterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Coleopterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Coleopterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hemipterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Werenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Phtiraptera&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siphonaptera&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Serangga
  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    7/16

    2.3Ciri Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)Ciri morfologi dari kumbang beras (Sitophilus oryzae) adalah memiliki mata,

    antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan

    memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Larva biasanya bersembunyi di

    dalam padi- padian dan biji lainnya tempat ia menjadi kepompong Tidak berkaki

    Dewasa panjang 2-3mm. Lekukan melingkar di rongga dada Bintik kemerahan

    pada erytra dan rostrum/moncong (Nonadita, 2008).

    2.4SistematikaSistematika atau klasifikasi kumbang beras (Sitophilus oryzae) adalah

    sebagai berikut yaitu Kingdom Animalia, Fillum Arthropoda, Class Insecta,

    Ordo Coleopteran, Famili Cucrlionidae, Genus Sitophilus, dan Species

    Sitophilus oryzae (Hadisubroto, 1989).

    2.5Gejala seranganGejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang beras (Sitophilus oryzae)

    adalah pada butir-butir beras yang terserang akan terdapat goresan pada bagian-

    bagian samping beras. Dan apabila tahap serangannya sudah lama maka butir-

    butir beras akan menjadi hancur (Hadisubroto, 1989).

    2.6PengendalianPengendalian Kumbang beras (Sitophilus oryzae) adalah biasanya digunakan

    dengan cara Fumigasi PH3, Pemasangan Beetle Trap, dan Perangkap UV.

    Pemanasan ruangan/ heating, Untuk pengendalian hama gudang secara alami, kita

    bisa menggunakan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pestisida nabati,seperti daun dan biji srikaya atau juga biji saga. Dan juga menjaga kebersihan

    gudang Menjaga suhu dan kelembaban gudang, Kemasan kedap udara,

    Menurunkan tingkat kadar air, Mencegah kutu datang, dan Meningkatkan derajat

    sosoh (Hanny, 2002).

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    8/16

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1Hasil

    1. BerasNo. Hari Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

    1 Senin

    Selasa

    Rabu

    Kamis

    Jumat

    Sabtu

    -

    -

    -

    19

    19

    20

    20

    20

    20

    20

    19

    19

    18

    18

    19

    18

    18

    18

    18

    19

    19

    19

    22

    22

    Jumlah sisa koloni

    22

    2. Kacang Ijo

    No. Hari Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

    1 Senin

    Selasa

    Rabu

    KamisJumat

    Sabtu

    -

    -

    -

    1916

    10

    1

    0

    0

    00

    0

    0

    0

    0

    00

    0

    0

    0

    0

    00

    0

    Jumlah sisa koloni

    0

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    9/16

    3. Jagung

    No. Hari Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

    1 Senin

    Selasa

    Rabu

    Kamis

    Jumat

    Sabtu

    -

    -

    -

    19

    17

    17

    17

    15

    15

    16

    16

    15

    15

    15

    17

    17

    17

    17

    18

    18

    19

    19

    20

    20

    Jumlah sisa koloni

    20

    4. Gandum

    No. Hari Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

    1 Senin

    Selasa

    Rabu

    Kamis

    Jumat

    Sabtu

    -

    -

    -

    19

    20

    20

    20

    17

    20

    18

    18

    19

    19

    18

    18

    16

    16

    19

    19

    19

    20

    20

    21

    21

    Jumlah sisa koloni

    21

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    10/16

    5. Serbuk KayuNo. Hari Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

    1 Senin

    Selasa

    Rabu

    Kamis

    Jumat

    Sabtu

    -

    -

    -

    17

    16

    14

    11

    5

    10

    8

    8

    6

    6

    7

    7

    7

    5

    5

    5

    5

    6

    6

    4

    4

    Jumlah sisa koloni

    4

    3.2 Pembahasan

    Presentase kerusakan beras akibat dari kumbang Sitophilus oryzaepada tabel

    dan grafik berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan tidak

    adanya penyusutan yang terjadi pada bahan simpanan.

    Menurut Triharso (2004), Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi

    umumnya selama 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini tergantung

    pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis dan mutu

    produk yang diserang. Menurut literatur diatas, maka dapat dikatakan bahwa tidak

    terjadinya penyusutan kemungkinan diakibatkan oleh kelembaban yang rendah,

    mutu bahan simpanan yang tinggi yang menyebabkan kematian pada kumbang,

    dan usia kumbang yang mendekati batas siklus hidup serta jenis timbangan

    dengan ketepatan pengukuran yang baik.

    Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, Presentase kerusakan jagungakibat kumbang Sitophilus zeamays yang terlihat pada tabel dan grafik

    menunjukkan hasil yang sama seperti kacang hijau, kopra dan beras, yakni tidak

    adanya penyusutan yang terjadi pada bahan simpanan.

    Menurut Tjahjadi (2002), Semakin bertambah waktu penyimpanan, semakin

    besar pula tingkat kerusakan biji bahan simpanan, karena kondisi biji mengalami

    perubahan-perubahan suhu dan kelembaban yang memungkinkan hama gudang

    melakukan pengrusakan yang berpengaruh terhadap bobot bahan. Jadi seperti

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    11/16

    halnya kacang hijau, kopra, beras dan jagung, faktor kelembaban yang rendah

    yang dapat menyebabkan kematian kumbang, mutu bahan yang tinggi, tidak

    berkembangbiaknya kumbang akibat tidak seimbangnya jumlah kumbang yang

    bisa jadi dalam satu wadah tidak memiliki kumbang jantan atau sebaliknya

    ataupun minimya jumlah salah satu kumbang jantan/betina, dan usia kumbang

    yang mendekati batas siklus hidupnya serta ketepatan pungukuran berdasarkan

    jenis timbangan yang dipakai.

    Presentase kerusakan tepung akibat dari kumbang Tribolium sp. pada tabel

    dan grafik berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan tidak

    adanya penyusutan yang terjadi pada bahan simpanan. faktor yang

    mempengaruhinya adalah sama dengan faktor-faktor yang menyebabkan tidak

    terjadinya penyusutan pada pengamatan-pengamatan sebelumnya, yakni pada

    kacang hijau, kopra, beras dan jagung. yaitu karena usia kumbang yang mendekati

    batas siklus hidupnya, ketepatan pungukuran berdasarkan jenis timbangan yang

    dipakai, minimya jumlah salah satu kumbang jantan/betina sehingga berpengaruh

    pada proses kumbang dalam berkembang biak dan kelembaban yang rendah yang

    dapat menyebabkan kematian kumbang serta mutu bahan yang tinggi

    Pada pengamatan selanjutnya, yakni pengamatan morfologi hama gudang.

    Diantaranya Kumbang biji (Callosobruchus chinensis) , Kumbang kopra

    (Necrobia rufipes) , kumbang beras (Sitophilus oryzae), kumbang jagung

    (Sitophilus zeamays)dan kumbang tepung(Tribolium sp)memiliki ciri morfologi

    yang tidak jauh berbeda, Semuanya memiliki ciri morfologi yang sama karena

    semuanya tergolong dalam ordo coleoptera.

    Menurut Matnawy (2001), Ciri khas dari ordo coleoptera adalah sayap depan

    keras menanduk, sayap belakang transparan dan melipat bawah sayap depan padasaat tidak terbang, alat mulut menggigit-mengunyah, beberapa spesies memiliki

    moncong, bentuk tubuh dan antena bervariasi.

    Menurut hasil pengamatan morfologi pada tabel, Kumbang Callosobruchus

    chinensis memiliki bagian-bagian morfologi antara lain mempunyai Caput,

    antenna, alat mulut, mata majemuk, thorax, tungkai depan, tungkai tengah,

    tungkai belakang, abdomen dan sayap.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    12/16

    Kumbang Callosobruchus chinensismempunyai moncong yang pendek dan

    femur tungkai belakang yang membesar. Bentuk tubuh kumbang dewasa

    kebanyakan bulat atau lonjong. bentuk tubuhnya bulat telur dengan bagian

    kepalanya yang agak runcing. Pada sayap depannya terdapat gambaran gelap

    yang menyerupai huruf U dan pronotumnya halus. Warna sayap depannya coklat

    kekuning-kuningan (Triharso, 2004).

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    13/16

    BAB V

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalambahan-bahan simpanan di gudang.

    2. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera(berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, yang berarti

    insekta bersayap perisai ), seperti Tribolium sp, Sitophilus oryzae,

    Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipesdan lain-lain.

    4.2. Saran

    Agar dalam pelaksanaan praktikum, Kerjasama antara para praktikan

    dan asisten dapat lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan praktikum berlangsung

    dengan lebih efisien.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    14/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Falahudin,I.2014.Panduan Praktikum Ekologi Hewan.REFA Press.Palembang.

    Hadisubroto, T (1989) dalam Dewi Suryani. 2011. Azas-azas dan Konsep

    mengenai Organisasi pada Tingkat Populasi. Universitas Negeri

    Padang.Padang

    Odum,E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi.UGM Press. Yogyakarta.

    Soegianto, A. 1994.Ekologi Kwantatif. Usaha Nasional:Surabaya.

    Tarumingkeng, R.C. (1994) dalam Harmin Adijaya. 2011. Metode Sampling

    Biotik untuk Menduga Populasi Hewan Bergerak. Universitas Negeri

    Hasanudin.makassar.

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    15/16

    LAMPIRAN

    SAMPEL MENGGUNAKAN KACANG HIJAU

    SAMPEL MENGGUNAKAN JAGUNG

  • 7/25/2019 Dinamika Populasi Kurva Lulus Hidup Kumbang Beras

    16/16

    SAMPEL MENGGUNAKAN GANDUM

    SAMPEL MENGGUNAKAN BERAS