Dinasti Bani Abbasiyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menjelaskan dari mulai berdiri sampai kehancuran Dinasti Abbasiyah di Baghdad

Citation preview

DINASTI BANI ABBASIYAH(132-656H/750-1258M)A. Pembentukan Dinasti bani abbasiyah di dirikan oleh abu abbas as-saffah yang nama lengkap nya adalah Abdullah ibn ali ibn Abdullah ibn abbas. Beliau lahir di humaymah pada tahun 104H /723 M dan meninggal di hasyimiah pada bulan zulhijah 136H/juni 754M[footnoteRef:1].dinamakan dinasti abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan abbas paman Nabi Muhammad saw. Dinasti ini di terbentuk melalui kudeta atau revolusi yang di lakukan oleh abu abbas as-shaffah dengan dukungan kaum mawali dan syiah terhadap dinasti umayyah di pusat kota damaskus pada tahun 132 h/750 m. gelar as-shaffah bloodshedder berartiyang haus darah di berikan belakangan oleh para penulis sejarah sehubungan dengan kebijakan nya membunuh seluruh keturunan umayyah[footnoteRef:2] dan semuaa lawan politiknya termasuk kelompok syiah yang sebelum nya bahu-membahu dengan kekuatan abbasyiah menjatuhkan dinasti bani umayyah . [1: Ensiklopedi islam 1,1994,Jakarta:PT ichtiar Baru Van Hoeve,h.34] [2: Abdurrahman ad-Dakhil adalah keturunan Bani Umayyah yang selamat dari pembantain Abu Abbas as-shaffah dan pasukannya.]

Bani abbas menjadi penguasa islam melanjutkan dinasti bani umayyah setelah melalui perjalanan panjang. Pada mulanya bani hasyim menuntut ke khalifahan berada di tangan mereka karena merasa keluarga Nabi saw yang terdekat.tuntutan yang sudah lama sejak itu baru menjadi gerakan ketika dinasti bani umayyah berdiri mengalahkan ali ibn abi thalib dan bersikap keras terhadap bani hasyim. P ropaganda abbasiyah di mulai ketika umar ibn abdul aziz (717-720M) menjadi khalifah dinasti umayyah.ketetraman dan kestabilitas Negara dalam kepemimpinan umar yang adil ,di manfaatkan oleh gerakan abbas siyah untuk menyusun dan merencanakan gerakan yang berpusat di humaymah(hamimah,di syam dekat dmasyik). Ketika ali ibn Abdullah ibn abbas ,seorang zahid,yang dikenal sangat dekat dengan pemerintah bani umayyah diberi hadiah humaymah. Ali memutukan pindah dari hijaz ke humaymah dan menjadi pimpinan gerakan. Ia di teruskan oleh anak nya Muhammad ibn ali, yang memperluas gerakan dengan menetapkan tiga kota sebagai gerakan,yaitu humaymah sebagai pusat perencana dan organisasi,kufah sebagai kota penghubung,dan khurasan sebagai pusat gerakan praktis.

B. Perkembangan Politik,Administrasi,dan EkonomiBerkuasnya dinasti bani abbasyiah menggantikan dinasti bani umayyah,mennadakan terjadinya perubahan dalam berpolitikan islam. Pemerintah abbasyiah menerapkan konsep Negara(khalifah) yang teokratis (theocratic state)menggantikan Negara sekuler(seculer state,mulk)dinasti bani umayyah. Selain itu, dinasto bani abbasyiah berbeda dengan dinasti bani umayyah yang arab centred, yaitu lebih bersifat internasional. Dinasti bani abbasyiah di pandang sebagai pemerintah Neo-muslim,dimana orang arab hanyalah merupakan satu bagian dri komunitas umat islam.Dengan tidak mengurangi makna jasa abu abbas dan kedudukannya sebagai khalifah pertama,phillip k.hitti mengemukakan bahwa Abu jafar al-mamansurlah yang sebenarnya mendirikan atau menegakan dinasti bani abbasyiah,ketiga puluh lima penerusnya,semuanya,mengikuti garis-garis pemerintahan nya[footnoteRef:3]. [3: Philip k. hitti,1970,history of the Arabs,London:The Macmillan press Ltd,h. 289-290.]

Abu jafar al-mansur melakukan perubahan mendasar bagi perkembangan dinasti bani abbasyiah sebagai Negara adikuasa di masa mendatang,yakni:1. Memindahkan ibu kota pemerintahan dari kota hasyimiyahdekat kufah di irak ke kota yang baru di bentunya yaitu bagdad pada tahun 762M.2. Mengangkat aparat yang duduk dalam lembaga eksekutif dan yudikatif.3. Mengangkat wazir(menteri)dalam lembaga eksekutif sebagai coordinator departemen.4. Membentuk lembaga protocol Negara.5. Membentuk skertaris Negara.6. Membentuk kepolisian Negara di samping melanjutkan angkatan bersenjata.7. Pemakaian gelar tahta seperti al-mansur memakai gelar tahtaAbu jafaryang lebih popular dari pada nama sebenarnya[footnoteRef:4]. [4: Ensiklopedi islam jilid 1,Op. Cit., h.5-6.]

Hingga akhir kekhalifahan al-watsiq (232H/847M),dinasti bani abbasyiah menjalankan kebijakan-kebijakan politis,yang sebagian nya menompang kemajuan dan kejayaanya,yaitu:[footnoteRef:5] [5: A. Hasjmy,1993. Sejarah kebudayaan islam,Jakarta:bulan bintang,h.213-214.]

1. Khalifah tetap dari keturunan arab murni,sedangkan penjabat-penjabat di bawahnya seperti mentri,gubernur,panglima,dan pengawal di angkat dari golongan mawali Persia.2. Kota bagdag di jadikan kota internasional(kota pintu terbuka)bagi kegiatan-kegiatan politik,ekonomi,sosial,dan kebudaayaan. Oleh karena itu, masyarakat menjadi pluralistik terdiri dari arab,turki,Persia,romawi, qibti,hindi, barbari ,zindi,dll.3. Khalifah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi perkembangan ilmupengetahuan.4. Pemerintah menjamin kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat dalam segala bidang yakni fikih, aqidah,falsafah,ibadah,dll.5. Para mentri keturunan Persia di beri hak penuh untuk menjalankkan pemerintahannya sehingga mereka memiliki peranan penting dalam proses kemajuan dan kejayaan islam. Mereka rata-rata tergolong pevinta ilmu dan sangat komitmen kepada perkembangan kea rah kemajuan dalam segala bidang kehidupan.Kekuasaan dinasti ini berlangsung kurang lebih 500 tahun,sejak tahun 132H/750M hingga tahun 656H/1258 M. dalam kurun waktu itu.pola pemerintahan nya berubah-ubah sesuai perubahan politik,sosial,budaya,dan penguasaan.Para sejarawan membagi periodisasi dinasti abbasyiah dalam 5 periode yaitu:1. Periode pertama (132H/750 M-232 H/847M) yaitu pengruh Persia pertama.2. Periode kedua (232 H /847 M -334 H/945 MM)yaitu pengaruh turki pertama.3. Periode ketiga(334 H /945 M-447 H/1055 M)yaitu pengaruh persia kedua dimana dinastu buwaih penganut aliran syiah berkuasa.4. Periode keempat(447 H/1055 M-590 H/1199) yaitu pengaruh turki kedua dimana dinasti bani saljuk berkuasa.5. Periode ke lma(590 H/1199 M-656H/1258 M)yaitu masa khalfah bebas dari pengaruh dinasti lain,namun kekusaan nya hanya di sekitar kota baghdad.[footnoteRef:6] [6: Ensiklopedi islam jilid 1,Op.Cit.,h.4-9.]

Muhammad hudlari bek pun membagi kekuasaan bani abbas dalam 5 periode :1. Periode kekuatan dan penuh karya ,berlangsung 100 tahun dari 132-232 H/750-847 M.2. Periode berkuasanya mamalik turki,berlangsung 102 tahun dari 232-334H/847-945M.3. Periode berkuasanya raja-raja dinasti buwaihi,berlangsung 113 tahun dari tahun334-447H/945-1055 M.4. Periode berkuasanya raja-raja dinasti saljuk ,berlangsung 83 tahun dari tahun 447-530 H/1055-1136 M.5. Periode bani Abbas mendapatkan kembali pengaruh politiknya,berlangsung 126 tahun,dari tahun 530-656H/1135-1258M.[footnoteRef:7] [7: Muhammad khudlari Bek,1945,Muhadiarat Tarikh al-umam al-islamiyah,kairo:Maktabah al-istiqamah,h.486.]

Kejayaan dinasti bani abbasyiah berada pada delapan khalifah,yaitu:1. Al-mahdi(775-785M).2. Al-hadi(775-786M).3. Harun al-rasyid(786-809M).4. Al-amin(809-913M).5. Al-mamun(813-833M).6. Al-mutashim(833-842M).7. A-watsiq(842-847M).8. Al-mutawakkil(847-861M).[footnoteRef:8] [8: Jaih Mubarok.2004. sejarah peradaban islam. Bandung: Puataka Bani Quaraisy,h.76. ]

Adapun keseluruhan halifah dinasti bani abbasyiah yang berkuasa berjumlah 37 orang.[footnoteRef:9] Khalifah dinasti bani abbasyiah yaitu al-Mustashim di bunuh ole bangsa mongol di bawah pimpinan Hulagu khan yang menaklukan Baghdad 656 H/1258 M. Seorang pangeran keturunan abbasyiah berhasil lolos dari pembunuhan dan meneruskan khilafah dengan gelar khalifah yang berkuasa di bidang keagaamaan saja di bawah kekuasaan kaum mamluk di kairo,Mesir tampa kekuasaan duniawi yang bergelar sultan. Para khalifah dinasti bani abbasyiah yang ada di mesir berjumlah 22 orang.[footnoteRef:10] Jabatan yang di sandang oleh keturunan abbasyiah di mesir berakhir ketika di ambil oleh sultah salim I dari turkiutsmani yang menguasai mesir pada tahun 923 H/1517 M.sejak saat itu,hilanglah khalifah abbasyiah untuk selama-lamanya. [9: C.E.Bosworth,Dinasti-dinasti Islam,terj.iiyas Hasan,Bandung:Mizan,h.27-28.] [10: C. E.Bosworth,Op.Cit,. h.28-29.]

Administrasi pemetintah dinasti bani abbasyiah merupakan perkembangan dari pemerintahan dinasti bani umayyah terakhir, al-mansur mengakui berhutang budi kepada hisyam (khalifah umayyah) di bidang organisasi kebudayaan. Organisasi pemerintahan dinasti bani abbasiyah di sebut diwan al-azizyang di kepalai oleh wazir al-tafwid. Diwan al-aziz terdiri dari diwan al-kharaj (departemen pajak tanah), diwan al-dia(departemen berbendaharaan Negara), diwan al-jund(departemen pertahanan), diwan al-mawali wa al-ghilman (departemen mawali dan budak), diwan al-zuman al-nafaqat(departemen pengawas pembelajaan Negara),diwan al-rasail(departemen kejaksaan), dan diwan al-ahdas wa al-syurthah(departemen millisi dan kepolisiian).peradilan di kelola oleh qadi yang di kepalai oleh qadhi al-qudhat, sebagai pemimpn pengadilan tertinggi. Dalam pengelolaan administrasi, Qadi di bantu olehAdl.[footnoteRef:11] [11: K.Ali,1980,A study of Islamic History, Delhi India:Idarah Adabiat,h.291-292.]

Pembagian kekuasaan atas daerah-daerah dinasti bani abbasiyah pun merupakan perkembangan dari sistem propinsi yang di pakai pada dinasti bani umayyah. Sangat luasnya daerah kekuasaan dan sulitnya interkomuniklasi, desentralisasi administrasi dan kekuasaan tidak dapat di elakan. Kepala daerah di pimpin oleh gubernur yang memiliki kekuasaan cenderung mutlak untuk urusan-urusan daerah. Gubenur memangku jabatan selama di sukai wazir yang mengusulkan pengangkatan nya kepada khalifah.Peningkatan perekonomian dinasti bani abbasiyah di mulai pada masa khalifah al-mahdi (158-169 H/775-785M).pada masa ini di lakukan pembangunan irigasi,memperluas areal tanah garapan dan oengeringan paya-paya untuk meningkatkan hasil pertanian yang meliputi gandum,padi,kurma dan zaitun(olives). Logam hasil pertambangan pun di kelola seperti emas dari propinsi sebelah barat terutama nubia dan sudan,perak dari propinsi sebelah timur,tembaga dari isfanha,besi dari Persia,asia tengah dan sisillia,batu permata terdapat hamper di seluruh wilayah,dan mutiara dari teluk Persia.perindustrian meliputi tekstil,pakaian jadi,selimut,permadani,dan hiasaan dinding.Perdangan pun di kembangkan dimana Baghdad sebagai kota perdagangan transito antara eropa dan timur jauh. Perdangan mencapai perkembangan yang luassejak dari pelabuhan besar seperti siraf di teluk Persia,bashra,dan ubulla. Hingga pelabuhan kecil seperti pelabuhan aden,dan pelabuhan laut merah. Para pedagang muslim berlayar ke india,Ceylon,Indonesia,dan cina.mereka membwa pulang barang komoditi untuk di konsumsi dalam negeri atau pun diekspor kembali.Perkembangan politik,administrasi dan ekonomi yang di alami dunia islam berimplikasi pada perkembangan aspek-aspek kehidupan lainnya seperti ilmu,kebudayan,dan peradaban.C. Kemajuan peradabanMasa dinasti bani abbsiyah merupakan masa ke emasan islam, yakni dalam bidang ilmu dan kebudayaan telah mencapai tingkat yang sangat tinggi.Ilmu agama yang di kembangkan pada masa dinasti bani abbasiyah mencakup:a. Ilmu Haditsb. Ilmu Tafsirc. Ilmu Fikihd. Ilmu Tasawuf atau mistisisme Islame. Ilmu kalam atau Theologif. Ilmu Tarikh atau sejarahg. Ilmu sastra h. Ilmu bahasa (lughah),ilmu tata bahasa, ilmu al-qoriah, dan ilmu agama lainnyaDintara ilmu yang menarik pada masa dinasti abbasiyah adalah filsafat yang berasal dari yunani kemudian di tejemahkan ke dalam bahas arab. Buku-buku yang berasal dari Persia maupun suryani (spanyol)pun takluput daripenerjemahan ke dalam bahasa arab. Dari gerakan penerjemahan ini muncul para filosof islam,seperti:a. Al-kindi (185-260 H/801-873M)b. Al- Razi(251-313H/865-925M)c. Al-Farabi(258-339H/870-950M)d. Ibn Sina(370-428H/980-1037M)e. Ibn Miskawaih(320-421H/932-1030M)f. Al- Ghazali(455-507H/1059M)Kemajuan sains pada masa dinasti abbasiyah di dukung oleh scince policy,yakni antara lain dengan didirikan nya akademi,sekolah dan observatorium(lembaga imiah yang melakukan penelitian dan pengajaran nya sekaligus)di samping perpustakaan.

Dengan kebijakan tersebut menimbulkan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,seperti:a. Kedokteranb. Ilmu kimiac. Astronomid. Matematikae. Optokf. Fisikag. Geografih. Sain nya seperti Botani (Abd latif),Antidote/penawar racun(ibn sarabi),dan musik(Nasiruddin Tusi,qutubuddin,Asy-syirazi,dan safiuddin)

D. Kemunduran dan kehancuranSetelah mengalami kemajuan ,dinasti bani abbasiyah pun mengalami kemunduran dan kehancuran yang di sebabkan oleh faktor internal dan eksternal. a. Faktor Internal 1. Kemewahan hidup dikalangan penguasa Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah,bahkan cenderung mencolok.setiap Khalifah cenderung ingin lebih mewah daripada pendahulunya.kondisi ini memberi peluang kepada tentara propesional asal turki untuk mengambil alih kendali pemerintah.

2. Perebutan kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah

Perebutan kekuasaan dimulai sejak masa Al-Mamun dengan Al-Amin.Ditambah dengan masuknya unsur turki dan parsi.Setelah Al-Mutawakkil wafat,pergantian khalifah terjadi secara tidak wajar.Dari kedua belas khalifah pada periode kedua Dinasti Abbasiyah ,hanya empat orang khalifah yang wafat dengan wajar. Selebihnya, para khalifah itu wafat karena dibunuh atau diacun dan diturunkan secara paksa.

3. Konflik Keagamaan

Sejak terjadinya konfik antara Muawiyah dan Khalifah Ali yang berakhir dengan lahirnya tiga kelompok umat: pengikut Muawiyah ,Syiah dan Khawarij , ketiga kelompok itu senantisa berebut pengaruh. Yang senantiasa berpengaruh pada masa kekhalifahan Muawiyah maupun masa kekhalifahan Abbasiyah adalah kelompok Sunni dan kelompok Syiah. Walaupun pada masa-masa tertentu antara kelompok Sunni dan Syiah saling mendukung, misalnya pada masa pemerintahan Buwaihi, antara kedua kelompok tak pernah ada satu kesepakatan.

b. Faktor eksternal1. Banyaknya pemberontakan Banyaknya daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah, akibat kebijakan yang lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan islam, secara Real daerah-daerah itu berada dibawah kekuasaan gubernur-gubernur yang bersangkutan.Akibatnya, provinsi-provinsi tersebut banyak yang melepaskan diri dari genggaman penguasa Bani Abbas. Adapun cara provinsi-povinsi tersebut melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad adalah: pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti Daulah Umayah di Spanyol dan Idrisiyah di Maroko.Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukanya semakin bertambah kuat, kemudian melepaskan diri, seperti daulat Aglabiyah di Tunisia dan Trahiriyah di Kurasan.

2. Dominasi Bangsa TurkiSejak abad kesembilan, kekuatan militer Abbasiyah mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-orang profesional dibidang kemiliteran, khususnya tentara turki,kemudian mengangkatnya menjadi panglima-panglima pengangkatan anggota militer inilah, dalam perkembangan selanjutnya, yang mengancam kekuasaan khalifah.Khalifah Dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada masa kekuasaan Bangsa Turki 1, Mulai khalifah ke-10, Khalifah Al-Mutawwakil (tahun 232 H.) hingga khalifah ke-22, khalifah Al-Mustaqfi Billah (Abdullah Suni-Qasim tahun 334 H). Pada masa kekuasaan bangsa Turqi II (Banu Saljuk), mulai dari khalifah ke27, Khalifah Muqtadie bin Muhammad (tahun 467 H.) hingga khalifah ke-37 khalifah mustashim bin Mustanshir (tahun 656 H.).

3. Dominasi Bangsa Persia Masa kekuasaan Bangsa Parsi (banu buyah) berjalan lebih dari 150 tahun. Pada masa ini, kekuasaan pusat baghdad dilucuti dan di berbagai daerah muncul negara-negara baru yang berkuasa dan membuat kemajuan dan perkembangan baru.Pada awal pemerintahan Bani Abbasiyah, keturunan parsi bekerja sama dalam mengelola pemerintahan dan Dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang. Pada periode kedua, saat kekhalifahan Bani Abbasiyah sedang mengadakan pergantian khalifah, yaitu dari khalifah muttaqi (khalifah ke-22) kepada khalifah Muthie (khalifah ke-23) tahun 334 H, Banu Buyah (parsi) berhasil merebut kekuasaan.

Sementara itu Sebab-sebab kehancuran Dinasti Abbasiyah :a. Perang salibPerang salib merupakan sebab dari eksternal umat islam.perang salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi dan perhatian pemerintah Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara salib sehingga memunculkan kelemahan-kelemaha. b. Serangan Bangsa Mongol (1258 M)Serangan tentara mongol ke wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan islam menjadi lemah apalagi serangan Hulagu Khan dengan pasukan Mongol yang biadab menyebabkan kekuatan Abbasiyah menjadi lemah dan akhirnya menyerah kepada kekuatan Mongolc. Kemerosotan Ekonomi Khilafah Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang poltik. Pada periode pertama pemerintah Bani Abbasiyah merupakan pemerintah yang kaya. Dana yang masuk lebih besar daripada yang keluar,sehingga baitul mah penuh dengan harta. Setelah khalifah mengalami periode kemunduran, pendapatan negara menurun, dan dengan demikian terjdi kemerosotan dalam bidang ekonomi.

E Proses Runtuhnya dinasti bani AbbasiyahPada tanggal 10 pebruari 656H/1258M. Baghdad menghadapi sebuah pasukan mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu jengis khan. Perlawanan kaum muslimin dapat mereka patahkan. Pasukan tartar di bawah komando yagunus memasuki kota Baghdad dari jurusan barat, sedangkan pasukan lainnya yang langsung di pinpin hulagu khan masuk dari jurusan timur. Ketika halifah al-mustashim beserta beberapa pembesar Negara dan tokoh-tokoh masyarakat keluar untuk menjumpai mereka (pasukan mongol) semua di pancung lehernya,termasuk al-mustashim sendiri yang telah di bunuh di seret-sret dengan kuda pasukan mongol kemudian membludak memasuki Baghdad lewat semua jurusan. Tiga puluh empat hari lamanya pedangmereka merajarela,hannya sedikit saja penduduk yang selamat. Beberapa dari keluarga bani abbasiyah dapat melarikan diri,dan di antaranya akhirnya ada yang menetap di mesir[footnoteRef:12]. [12: Harun Nasution,1985.Op.Cit., h.80]

Menurut beberapa sumber sejarah,kedatangan hulagu ke Baghdad atas undangan seorang wazir yang benama ibn al-aqami al-rafidiy(penganut aliran ekstrem syiah). Ia yakin hulagu pasti akan membunuh khalifah al-musthashim dan setelah itu hulagu tentu akan pergi meninggalkan Baghdad.dengan demikian,ibn al-aqami dapat memindahkan kekuasaan kekhalifahan ke tangan orang-orang awaliyyin. Tetapi kenyataan nya,setelah pasukan mongol membunuh khalifah,mereka merampok semua yang terdapat di dalam istana lalu membakar kota Baghdad sehingga banyak sekali penduduk yang mati.[footnoteRef:13] [13: Ahmad Amin,Op.Cit., h.140.s]