2
LO 1. Dysgeusia. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi. Hal ini merupakan masalah yang sering ditemui pada pasien yang menerima radioterapi kanker nasofaring, karena setidaknya melibatkan 2/3 bagian lidah. Pasien menjadi tidak nafsu makan, malas untuk mengunyah, dan dapat mempengaruhi gizi pasien. Kehilangan dari persepsi semua rasa biasanya jarang ditemukan. Persepsi dari rasa pahit dan asam lebih mudah terkena dari pada rasa asin dan manis. Penelitian menunjukkan bahwa dysgeusia dikeluhkan sekitar 70% pada pasien yang menerima radioterapi. Dysgeusia ditemukan pada 2-3 hari setelah terapi radiasi dengan dosis 200-400 cGy. Hal ini terjadi karena taste bud bersifat radiosensitif yang kemudian terjadi degenerasi taste bud. Selain dari radioterapi, dysgeusia juga dapat dipengaruhi oleh kenaikan viskositas laju aliran saliva dan perubahan biochemical saliva yang dapat menimbulkan perubahan barrier mekanis saliva sehingga dapat menyebabkan sulitnya kontak fisik antara lidah dengan bahan makanan.

Dys Geusia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Dys Geusia

LO 1.

Dysgeusia.

Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana salah

satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi. Hal ini merupakan masalah yang

sering ditemui pada pasien yang menerima radioterapi kanker nasofaring, karena

setidaknya melibatkan 2/3 bagian lidah. Pasien menjadi tidak nafsu makan, malas

untuk mengunyah, dan dapat mempengaruhi gizi pasien. Kehilangan dari persepsi

semua rasa biasanya jarang ditemukan. Persepsi dari rasa pahit dan asam lebih

mudah terkena dari pada rasa asin dan manis.

Penelitian menunjukkan bahwa dysgeusia dikeluhkan sekitar 70% pada pasien

yang menerima radioterapi. Dysgeusia ditemukan pada 2-3 hari setelah terapi

radiasi dengan dosis 200-400 cGy. Hal ini terjadi karena taste bud bersifat

radiosensitif yang kemudian terjadi degenerasi taste bud.

Selain dari radioterapi, dysgeusia juga dapat dipengaruhi oleh kenaikan viskositas

laju aliran saliva dan perubahan biochemical saliva yang dapat menimbulkan

perubahan barrier mekanis saliva sehingga dapat menyebabkan sulitnya kontak

fisik antara lidah dengan bahan makanan.

Biasanya kehilangan rasa bersifat sementara. Rasa pada umumnya kembali

normal atau mendekati batas normal dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah

radioterapi. Tetapi apabila kehilangan rasa ini disebabkan oleh karena terjadi

kerusakan pada salah satu sel syaraf intragemmal maka kerusakan pada sel ini

tidak akan mungkin kembali, karena serat syaraf tidak akan membelah dan tidak

berproliferasi sehingga radiasi yang menyebabkan hilangnya rasa ini tidak akan

bisa sembuh.

Referensi :

Vissink A, Jansma J, Spijkervet F K L, Burlage F R, Coppes R P. Oral sequelae

of head and neck radiotherapy. Crit Rev Oral Biol. Med. 2003; 14 (3): 199-212.

Page 2: Dys Geusia

Sandow P L, Hejrat-Yazdi M, Heft M W. Taste loss and recovery following

radiation therapy. J Dent Res. 2006; 85(7): 608-11.

Jham B C, Freire A R. Oral complication of radiotherapy in the head and neck.

Rev Bras Otorrinolaringol. 2006; 72 (5): 704-8.