132
Dodi Dharma Cahyadi Kagumi Kekayaan Indonesia Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000 ISSN 2460-5573

E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KATA & ANGKA Seorang staf khusus menteri memberi tips berharga, “Bisnis media itu cuma dua hal, yaitu angka dan kata.” Kata tentu terkait konten media itu. Angka menyangkut soal “penghasilan” dari kata. Bila kata yang bagus tanpa diimbangi angka memadai, jadinya kerugian. Banyak media lahir tapi segera menghilang karena angka tak mendukung. Tips itulah yang dipegang oleh Majalah Indonesia ketika hadir kembali ke pasar sejak 1 Juli 2015. Soal kata, kami memang lebih ringan karena pilihan lebih kepada people journalism yang lebih melihat sosok. Kami ingin sosok-sosok yang berkontribusi terhadap bangsa ini dipublikasikan kepada khalayak. Oleh karena itu, Majalah Indonesia punya perhatian terhadap SATU Indonesia Award 2015 yang diselenggarakan PT Astra International Tbk. Penghargaan ini sekaligus memunculkan sosok-sosok muda yang berkontribusi terhadap bangsa. Sebelumnya, mereka berbuat tetapi tenggelam oleh hiruk pikuk kegaduhan politik nasional. Soal angka, kami tak segan-segan menemp

Citation preview

Page 1: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Dodi Dharma Cahyadi

Kagumi Kekayaan Indonesia

Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000

ISSN 2460-5573

Page 2: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015
Page 3: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000

Dzulmi Eldin

Mengurai Kemacetan Medan

Page 4: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015
Page 5: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000

Sofian Raga

Memperkuat CSR

Page 6: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015
Page 7: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Nicodemus Kasan Kurniawan

Bisnis Hotel Tidak Susah

Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000

Page 8: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015
Page 9: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02/Agustus 2015/Harga Rp 30.000

Soekirman

Penggerak Ekowisata

Page 10: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

10 Edisi 02 | Agustus 2015

Pemimpin RedaksiErwin Nurdin

Penasihat SeniorFirdaus Nurdin

Editor SeniorToto TIS Suparto

Staf RedaksiYaya Mauliana NoorPuti Nadhira Jonggi AbialdoPuti Mauli Nadia

Sekretaris RedaksiNurul Okta Putri Disain Grafis Arifin Zaein, Vianty Manullang

Promosi & KerjasamaYoyoh Sulastri (Manajer)Nofia RizqiRehan DwitamaHamdaniHarry Moeryanto

Penerbit

CEOWita Anggraini

Sirkulasi JoniAwaludinGimunAde Doto

KeuanganEsti Hartanti

Kantor: Jl. Kayu Putih Dua No. 66 Pulomas, Jakarta Timur 13260

Telp: 021-4707306021-97924766 (Esia) 081281879002 (Tsel)081908488072 (XL)085770968111 (IM3)

Faks:021-4707306

www.majalahindonesia.com

@INDONESIA_MI

Majalah Indonesia

majalah_indonesia

[email protected]@gmail.com

Page 11: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 11

Beranda

Dodi Dharma Cahyadi dan Toto TIS Suparto

xxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Seorang staf khusus menteri memberi tips berharga, “Bisnis media itu cuma dua hal, yaitu angka dan kata.” Kata tentu terkait konten media itu. Angka menyangkut soal “penghasilan” dari kata. Bila kata yang bagus tanpa diimbangi angka memadai, jadinya kerugian. Banyak media lahir tapi segera menghilang karena angka tak mendukung.

Tips itulah yang dipegang oleh Majalah Indonesia ketika hadir kembali ke pasar sejak 1 Juli 2015. Soal kata, kami memang lebih ringan karena pilihan lebih kepada people journalism yang lebih melihat sosok. Kami ingin sosok-sosok yang berkontribusi terhadap bangsa ini dipublikasikan kepada khalayak. Oleh karena itu, Majalah Indonesia punya perhatian terhadap SATU Indonesia Award 2015 yang diselenggarakan PT Astra International Tbk. Penghargaan ini sekaligus

memunculkan sosok-sosok muda yang berkontribusi terhadap bangsa. Sebelumnya, mereka berbuat tetapi tenggelam oleh hiruk pikuk kegaduhan politik nasional.

Soal angka, kami tak segan-segan menempatkan diri sebagai media promosi. Pilihan ini kami yakini mampu membantu untuk mencari angka. Media bukan lagi idealisme semata, tetapi juga bicara soal pragmatisme. Media adalah industri. Oleh karena itulah, kami terbuka terhadap promosi tersebut.

Pada akhirnya, kehadiran kami yang memasuki edisi kedua ini mampu memperkaya khasanah jurnalisme nasional. Terimakasih kepada pembaca atas respons bagus terhadap Majalah Indonesia. I

Kata dan Angka

Erwin Nurdin dan Sapta Nirwandar saat Relaunching Majalah Indonesia

Page 12: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

12 Edisi 02 | Agustus 2015

18 34 47

Isi

• Presiden Joko Widodo “Jokowi itu Presiden Indonesia” 19• Dodi Dharma Cahyadi; Mengagumi Kekayaan Indonesia 23• T Dzulmi Eldin; Medan Bebas Macet 25• SofianRaga;AjakSwastaPunyaCSR 26• Nicodemus Kasan Kurniawan; Bisnis Hotel Tidak Susah 29• Soekirman; Pecinta & Penggerak Ekowisata 32• RidwanKamil;Gebrakan“TombolPanik” 35• TriRismaharini;MenularkanSeniMemimpin 36• Bima Arya; Green City Mendunia 38• SATU Indonesia Awards; Dibuka hingga 24 Agustus 2015 42• ResikaCaesaria;CIMOLMadeARIZKA 45• SriMuraniAriningsih;MemimpindenganHati 49• Capt.Avirianto;Pilotos 51• BanggasSilitonga;AnakPetaniSipahutar 53• AlekRudiNainggolan;KerasuntukDisiplin 54

CIMOL Made ARIZKAResika Caesaria

Dodi Dharma Cahyadi

Mengagumi Kekayaan Indonesia

Presiden Joko Widodo

“Jokowi itu Presiden Indonesia”

Page 13: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 13

60 76 82

• Capt.MarkFerdinandPangabean;MengurusiSitusSejarah 56

• AgusArifWibawanto;BerkarierdenganKonsep 60• CikBaharuddinAdam;OrangPulau 62• PurwantoYudonagoro;UripikuNguripi 64• JokoParomo;PentingnyaJaringan 66• M.Iqbal‘Billy’Alamsjah;MultiTalenta 70• H.MKusasi;MasihMerasajadiGuru 72• HadiMDjuraid;PublishorFinish 74• LimaSrikandiMedan;Tangguh,TakKenalLelah 76• DwiPrasetyo;InspiratorLingkungan 78• KhusaeriSeger;BelajarKerjaKerasdariTetangga 82• BudiAswadi;BelajardariMLM 84• Yudi Eka Putra; Makna Kesetiaan• InvantrisJayaAlam;ArtiKebersamaan; 88• Khoirul Anwar; The Next Einstein 90

• Martunis; Tangan Tuhan Membimbing Korban Tsunami 92• Surono;“GunungRaungNggak Mak Bleg” 95• MengenangEksotikaSinabung 97• GunungPadangPiramidaPurbaWarisan 100• NenekMoyangGunungPadangMenapaki378Anak

Tangga 102• GunungPadang;DudukBersiladiBatuSinggasana 104• GunungPadang;PulangMembawaMisteri 106• TorajadanKuburanBatu 109• Pesona Kete Kesu 110• TourGuideTidakTentukanTarif 111• LobodanAndui 114• RenyTolengke;BelajarBahasaInggrisdariTuris 116• Keunikan Sate Klathak 118• NinaPuspaSari;KapalSelamyangMembanggakan 120• TradisiPacuJalur;BertahandariGempuranZaman 126

M. Iqbal ‘Billy’ Alamsjah

Multi TalentaToraja dan Kuburan Batu

Tradisi Pacu Jalur

Bertahan dari Gempuran Zaman

Page 14: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

14 Edisi 02 | Agustus 2015

Festival Lembah Baliem 2015

Tomohon International Flower Festival 2015: Let’s Join Flowers Extravaganza

Bulan Citra Budaya Lombok-Sumbawa 2015

31 Juli - 2 Agustus 2015Lokasi : Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua

8-12 Agustus 2015Lokasi : Klenteng Sampoo Kong, Semarang

8 Agustus 2015Lokasi: Kompleks Islamic Center, Lombok, NTB

Festival ini diselenggarakan oleh Kabupaten Jayawijaya untuk memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai serta budaya suku tradisional Lembah Baliem. Demi memeriahkannya akan diselenggarakan juga berbagai pertunjukkan seni budaya yang menarik termasuk tarian tradisional Papua, balapan babi, lempar tombak (sege), lontar rotan, panahan, sikoko dan masih banyak lagi lainnya. Ini adalah kesempatan Anda untuk melihat semua ragam suku di Dataran Tinggi Wamena dan Lembah Baliem berkumpul untuk merayakan festival tahunan bersama. Suku-suku akan melakukan atraksi perang dengan tujuan menjaga kelincahan dan kesiapan mereka untuk mempertahankan desa.

Tomohon International Flower Festival (TIFF) kembali hadir tahun ini. Acaranya akan digelar pada 8-12 Agustus 2015 bertempat di “Kota Bunga”, Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Tomohon International Flower Festival merupakan parade bunga paling menarik di Tanah Air, mirip festival mirip parade bunga Pasadena di Amerika Serikat.

Bulan Citra Budaya Lombok Sumbawa 2015 melibatkan ribuan orang, termasuk pelaku dan industri wisata, juga peserta dari sepuluh negara, yaitu: Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Italia, Amerika Serikat, India, dan negara-negara di ASEAN. BCB sendiri dilaksanakan dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke NTB yang ditargetkan 2 juta wisatawan pada 2015.

Acara dimulai dengan pelaksanaan Mataram Carnival. Panitia akan menampilkan pentas seni lintas etnis lainnya seperti suku Banjar, Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa, dan Maluku. Selain itu, kerajinan khas NTB juga turut diperkenalkan seperti kerajinan Bumi Gora, yaitu berupa perak, mutiara, ketak, gerabah, anyam-anyaman, cukli, dan cenderamata lainnya.

Kalender

Page 15: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 15

Swiss-Belhotel Ironman 70,3 Bintan 2015

Indonesian Jazz Festival: Jazz in Unity

Bali Marathon 2015

8 Agustus 2015Lokasi : Pulau Bintan

29 - 30 Agustus 2015Lokasi : Istora Senayan Jakarta

30 Agustus 2015Lokasi: Gianyar, Bali

Ajang festival musik jazz di Tanah Air akan dimeriahkan dengan hadirnya Indonesian Jazz Festival 2015. Acara ini akan berlangsung pada 29-30 Agustus 2015, bertempat di Istora Senayan Jakarta. Indonesian Jazz Festival akan menghadirkan 5 panggung yang menampilkan band dengan berbagai genre jazz dalam negeri.

Kembali diselenggarakan untuk ke-4 kalinya, Bali Marathon 2015 mengajak pesertanya untuk mengelilingi Kabupaten Gianyar di Pulau Dewata. Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh BII Maybank ini terdiri dari tiga kategori, yaitu: Full Marathon (42.195Km), Half Marathon (21.097Km) dan 10K.

Kompetisi triathlon jarak ultra ternama di Asia Tenggara, Bintan MetaMan Iron Distance Triathlon, berubah nama menjadi Swiss-Belhotel Ironman 70,3 Bintan.Popularitas kompetisi ini di kawasan Asia Pasifik terus meningkat dan tahun iniakan berlangsung pada 23 Agustus 2015.

Tradisi Pacu Jalur

19-23 Agustus 2015Lokasi: Kuantan Singingi, Riau

Tradisi pacu jalur sampai sekarang masih mengakar di masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi , Riau. Tahun ini, tradisi pacu jalur itu akan dilaksanakan pada 19-23 Agustus 2015. Ingin melihat kemeriahan tradisi itu? Jangan lupa datang ke Kuantan, Riau.

Page 16: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

16 Edisi 02 | Agustus 2015

Ion Bali Benoa merupakan hotel bintang tiga baru yang terletak di salah satu spot tujuan wisata di Bali yaitu Nusa Dua.

Hotel ini mengusung konsep baru yaitu budget luxury hotel dengan layanan bintang lima.

Dengan dikelola oleh para manager yang mempunyai latar belakang pengalaman dari jaringan hotel internasional berbintang lima, hotel ini memberikan nuansa yang berbeda dalam hal pelayanan dari budget

hotel lainnya di Bali.Ion Bali Benoa menawarkan sebuah

kolam renang outdoor yang terletak di lantai 2 dengan bar di kolam renang. Hotel ini juga menawarkan layanan antar-jemput gratis untuk ke Pantai Tanjung Benoa atau pantai sekitar Nusa Dua bahkan sampai ke pantai Kuta kepada para Tamunya.

Kamar dengan gaya modern dilengkapi dengan interior yang cantik dan lantai kayu ini hanya berjarak 25 menit dari Bandara

Internasiona Ngurah Rai. Sementara lokasi water sport hanya berjarak 200 meter.

Hotel ini juga memiliki Restoran di Rooftop di mana anda bisa menikmati berbagai hidangan lezat sambil menikmati pemandangan seluruh area Nusa Dua.

Ion Bali Benoa juga menawarkan paket-paket menarik seperti Kamar termasuk Water sport, kamar termasuk Golf dan paket-paket lainnya.

Ion Bali Benoa Hotel

Ion Bali BenoaJl. Pratama No. 93, Tanjung Benoa - Bali, Indonesia 80363Tlp : +62 361 8498338 Fax: +62 361 8498339e : [email protected] W : http://www.ionbalibenoa.com

Page 17: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 17

Page 18: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

18 Edisi 02 | Agustus 2015

Peristiwa

Presiden Joko Widodo bersama Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud

Page 19: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 19

Presiden Joko Widodo akhirnya harus menegaskan bahwa dirinya adalah Presiden

Indonesia. “Jokowi itu presidennya Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo di Aceh, Kamis (16/7/2015). Menurut Jokowi, Indonesia bukan hanya seputaran Jakarta. Namun terbentang luas dari Aceh hingga Papua. “Supaya semuanya kita ini merasa Indonesia dan Jokowi itu presidennya Indonesia bukan hanya milik Jakarta saja.”

Apa pasal penegasan itu muncul? Sebab, ada saja penilaian miring ketika Presiden Jokowi berlebaran di Aceh. Buat apa berlebaran di Aceh. Seolah lebaran itu dijadikan pencitraan oleh

Presiden Joko Widodo. Tahun lalu Presiden Jokowi mengikuti perayaan Natal di Papua, tahun ini Jokowi memilih Provinsi Aceh sebagai lokasi Kepala Negara dan keluarga menunaikan Salat Idul Fitri.

Saat memutuskan berlebaran di Aceh, ada alasan simpel yakni supaya seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke meyakini Presiden Jokowi bukan milik Jakarta semata. Jokowi pun mencetak sejarah, presiden tidak open house di Jakarta. Ia blusukan ke daerah.

Pada malam Lebaran Idul Fitri 1436 H, Presiden Jokowi menunaikan Shalat Isya di Masjid Raya Baiturahman

Banda Aceh. Pada malam itu, Presiden Jokowi dan Ibu Negara, turut merasakan atmosfir takbir bersama ribuan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar. Shalat Idul Fitri pun ditunaikan Jokowi dan keluarga bersama masyarakat Aceh di Masjid Raya Baiturrahman yang sarat sejarah.

Pengalaman berlebaran di tengah masyarakat menjadi pengalaman penuh kenangan bagi Jokowi dan keluarga. “Saya dan keluarga senang sekali bisa bersilaturahim, bermaaf-maafan di hari kemenangan ini,” tutur Presiden Jokowi di Banda Aceh, sebelum bertolak ke Solo Jawa Tengah, Jumat (17/7). I

Presiden Joko Widodo

“Jokowi itu Presiden Indonesia”Teks Toto TIS Suparto Foto Setkab.go.id

Peristiwa

Page 20: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

20 Edisi 02 | Agustus 2015

SPACIOUS PARKING AREAManaged by

SPACIOUS PARKING AREAManaged by

Page 21: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 21

SPACIOUS PARKING AREAManaged by

SPACIOUS PARKING AREAManaged bySPACIOUS PARKING AREA

Managed by

SPACIOUS PARKING AREAManaged by

Page 22: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

22 Edisi 02 | Agustus 2015

Inspirasi

Di mana ia bertugas, Dodi Dharma Cahyadi berusaha beradaptasi dengan adat setempat. Di

Kepulauan Riau, ia senang berpakaian adat Melayu.

Page 23: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 23

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Begitu peribahasa yang menggambarkan seseorang

perlunya mengikuti adat setempat walau ia bukanlah bagian dari adat itu. Sikap itu pula yang diperhatikan oleh Dodi Dharma Cahyadi, kepala Bandara Dabo di Kepulauan Riau.

Arek Surabaya ini menghormati keragaman budaya di Tanah Air, termasuk saat bertugas di Kepulauan Riau. Ia pun dengan senang hati ikut mengenakan pakaian Melayu Lingga. Ia mengenakan baju kurung setiap Jumat sebagaimana lazimnya pegawai di pemerintah daerah. “Saya bersimbiosis,” katanya di Jakarta Selasa (28/7/2015) malam. Inilah cara yang ia tempuh untuk beradaptasi dengan tempat tugasnya. Ini pula cara yang jitu untuk berbaur dengan masyarakat setempat.

Namun lepas dari keharusan berpakaian adat setiap Jumat, Dodi Dharma Cahyadi memang menyukai pakaian Melayu Lingga. Saat Dodi menghadiri acara adat, ia tak segan mengenakan pakaian Melayu. “Saat saya mengenakan pakaian Melayu ini, saya menjadi sadar bahwa Indonesia sangat kaya. Saya kagum dengan kekayaan negeri ini,” katanya. Ia menghormati kemajemukan, dan Dodi ingin terlibat dalam melestarikan keragaman Nusantara ini.

Dodi pindah ke Dabo di Pulau Singkep pada 2011. Saat itu ia dipindahkan dari Bandara Trunojoyo di Madura ke Bandara Dabo. Ia diamanahi untuk menjadi kepala bandara itu. “Di Madura saya juga mengikuti adat setempat,” katanya. Ia selalu ikut Yasinan di setiap malam Jumat. Beginilah cara Dodi beradaptasi dengan lingkungan kerja, seperti peribahasa tadi, “Di mana Bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” I

Inspirasi

Dodi Dharma Cahyadi

Mengagumi Kekayaan IndonesiaTeks Toto TIS Suparto Foto Erwin Nurdin / Istimewa

Dodi Dharma Cahyadi dan keluarga

Dodi menampilkan silat warga Persaudaraan Setia Hati Terate

Page 24: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

24 Edisi 02 | Agustus 2015

Inspirasi

Page 25: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 25

Karut marut kendaraan di kota Medan sangat mengkhawatirkan. Kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya masuk dalam daftar 10 kota yang paling macet di dunia.

Kondisi ini diperparah dengan padatnya kendaraan, etika pengguna jalan yang kurang peduli terhadap sesama pengguna, menerobos traffic light. Ditambah lagi infrastruktur jalan yang berlubang dan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan.

T Dzulmi Eldin, tokoh masyarakat, punya keinginan kota Medan dapat terbebas dari kemacetan. Untuk mewujudkan hal itu, menurut Eldin-sapaan akrabnya mengemukakan pemerintah kota harus fokus membenahi infrastruktur kota.

“Kita harus fokus membenahi infrastruktur untuk mengurangi kemacetan,” kata mantan Wali kota Medan periode 15 Mei 2013 hingga 18 Juni 2014, kemudian dilantik menjadi Wali Kota Medan defenitif sisa masa bhakti 2010-2015.

Pria kelahiran Medan 4 Juli 1960 sebelum menjadi wali kota sempat menduduki jabatan strategis di pemerintah daerah di antaranya, Kepala Dispenda, Asisten Administrasi Umum, Sekretaris Kota, Wakil wali kota. I

T Dzulmi Eldin

Medan Bebas MacetTeks & Foto Yaya Mauliana Noor / Istimewa

Inspirasi

Page 26: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

26 Edisi 02 | Agustus 2015

Wali Kota Tarakan Sofian Raga mengajak pihak swasta yang memiliki program corporate social responsibility (CSR) ikut berperan dalam program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.

Sofian ungkapkan dalam waktu dekat dirinya akan mengundang seluruh perusahaan yang ada di Tarakan khususnya yang telah memiliki program CSR, untuk membahas penyaluran program CSR kepada masyarakat sehingga lebih tepat sasaran.

“Nanti kita akan mengundang teman – teman yang memiliki CSR, program ini akan kita susun secara bersama–sama, sehingga CSR yang disalurkan oleh perusahaan bisa lebih terarah dan tepat sasaran karena akan kita bagi menjadi beberapa sektor, diantaranya ada yang fokus terhadap dunia pendidikan, lingkungan, maupun

Sofian Raga

Ajak Swasta Punya CSRTeks & Foto Yaya Mauliana Noor / Youtube.com

pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” katanya.

Sofian mengingatkan CSR untuk kepentingan masyarakat Tarakan bukan sekadar acara seremonial karena dengan jalinan kerja sama antara Pemkot dengan pihak swasta, penyaluran CSR akan lebih bermakna dan bermanfaat dari pada sekadar seremonial.

Ia berikan contoh bentuk perhatian perusahaan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan cara peluncuran program CSR yang konsen terhadap perlindungan lingkungan, seperti pembuatan rumah (depo) kompos yang sudah ada dibeberapa kelurahan. Depo kompos dapat menguragin penumpukan sampah serta dapat menjaga lingkungan tetap bersih dan asri. I

Penggerak

Page 27: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 27

Penggerak

Page 28: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

28 Edisi 02 | Agustus 2015

Inspirasi

Page 29: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 29

Bermula dari Pekanbaru, tumbuhlah jaringan nasional yang telah mengelola 20 hotel dalam

13 tahun dan berambisi untuk beroperasi di semua ibukota provinsi di Indonesia. Chain hotel Zuri Hotel Management (ZHM) kini berkembang menjadi jaringan yang disegani di Tanah Air.

Adalah Nicodemus Kasan Kurniawan, CEO ZHM, yang berhasil membangun jaringan itu. Ayah tiga anak ini telah membuktikan bahwa anak bangsa pun sanggup membangun jaringan hotel. Pria yang sejak kecil bercita-cita menjadi insinyur itu sekaligus menepis anggapan bahwa membangun jaringan hotel sulit. Jaringan internasional lebih berhasil.

“Masak orang Indonesia tidak mampu mengelola sendiri hotel?” kata Nicodemus dalam percakapan di Pekanbaru, Riau, belum lama ini. Nico mengaku tak pernah belajar perhotelan

secara khusus, tetapi dalam praktiknya ia malah piawai dalam manajemen perhotelan.

Penggemar sayur lodeh itu menegaskan manajemen hotel itu tidak susah. Alasannya, manajemen itu cuma mengatur orang untuk tidur, mandi dan makan secara nyaman. Urusan macam ini tak perlu tergantung orang asing. “Orang kita mampu!”

Lahir di Ketamputih, sebuah desa di Bengkalis, Provinsi Riau, tahun 1959, Nicodemus Kasan Kurniawan, lulusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung tahun 1984 ini, pernah menjabat Sekretaris REI Riau tahun 1992 dan Wakil Ketua REI Riau tahun 1995. Begitu lulus dari Unpar Bandung, Nico langsung balik kampung, menjadi kontraktor dan membangun daerah. Dari pengalaman sebagai kontraktor itulah ia punya kemampuan membangun hotel lebih efisien. I

Inspirasi

Teks & Foto Erwin Nurdin

Bisnis Hotel Tidak Susah

Nicodemus Kasan Kurniawan

Page 30: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

30 Edisi 02 | Agustus 2015

Page 31: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 31

Page 32: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

32 Edisi 02 | Agustus 2015

Di sela-sela peringatan HUT ke-6 Majalah Bandara di Jakarta, penulis berbincang panjang dengan Soekirman, 60, yang sejak 5 Juli 2013 menjabat

Bupati Serdang Begadai, Sumatera Utara. Pria kelahiran Perbaungan, Serdang Bedagai, pada 6 April 1955 itu bercerita banyak tentang pariwisata. Termasuk bagaimana ia antusias untuk menjual potensi wisata Serdang Begadai.

“Kami dekat dengan bandara Kuala Namu, dan ini menjadi keunggulan kami untuk menyerap para wisatawan,” kata alumnus Fakultas Pertanian USU. Ia menambahkan wisatawan bisa ditawari pesona pantai dan ditantang memompa adrenalin untuk berarung jeram di sejumlah sungai. Di antaranya yang paling popular adalah Ancol Arung Jeram (Ancol Rafting). Soekirman yang pernah berafting di sana mengemukakan tempat itu berpotensi menjadi salah satu objek wisata andalan Serdang Bedagai karena telah memenuhi syarat ekowisata. Di samping melakukan olahraga sekaligus menikmati panaroma perkebunan karet dan kelapa sawit serta agrowisata desa seperti kebun duku, kebun pisang barangan dan ternak di Desa Bartong.

Ia menambahkan bahwa jeram sungai Bahbolon memiliki grade (kelas tingkat kesulitan) yang aman untuk pemula, walaupun mendebarkan tetapi mengasyikkan

Soekirman

Pecinta & Penggerak EkowisataTeks Toto TIS Suparto & Foto Yaya Mauliana Noor

Penggerak

Page 33: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 33

dengan pemandangan air terjun, tebing yang terjal (grand canyon), dinding ajaib (magic wall) berupa batu cadas indah tersusun rapi oleh alam, swimming (berenang) dan jumping (melompat) dijeram, serta melihat primata dua jenis kera dan pengamatan burung (bird watching).

“Ekowisata macam inilah yang ingin saya jual ke wisatawan,” katanya. Ternyata, beberapa kolega Soekirman menuturkan, Bupati memang dikenal sebagai tokoh penggerak ekowisata di Indonesia. Ia sempat membangun beberapa paket wisata di Sumut, bahkan menjadi konsultan untuk pengembangan ecotourism industry di Bali. Ia mengaku mencintai seluruh aspek pariwisata, tapi gerakan ekowisata yang coba dihidupkan dulu terhalang oleh berbagai peristiwa ekonomi, politik, masalah lingkungan dan insiden kecelakaan pesawat.

Kembali ke Ancol Arung Jeram yang berlokasi di Dusun III Desa Buluh Duri Kecamatan Sipispis, juga dilengkapi fasilitas home stay berkapasitas 100 orang, 15 unit peralatan arung jeram (lengkap) dengan 20 orang pemimpin tim (skipper) yang merupakan pemuda setempat yang sudah terlatih dan berpengalaman dengan dana yang dikenakan untuk per orangnya Rp. 180.000,- termasuk transportasi lokal dan makan siang. I

“Di Serdang Bedagai kami punya potensi

ekowisata. Kami ingin memasarkannya

kepada wisatawan, apalagi daerah kami

dekat dengan Bandara Kuala Namu. Inilah

potensi daerah yang bisa mendorong perekonomian”.

Penggerak

Page 34: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

34 Edisi 02 | Agustus 2015

Inovasi

Walikota Bandung, RidwanKamil, memenuhi janjinya untuk meluncurkan aplikasi “Tombol Panik” yang bermanfaat bagi warga Bandung. Inovasi berupa aplikasi Android itu membantu warga dalam kondisi darurat. Ada begal, jangan keburu panik, tekan saja “Tombol Panik”!

Page 35: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 35

“Besok, kami launching aplikasi Tombol Panik. Unduh di Google Play

Store. Register nomor HP. Pijit layar 3 kali, bantuan polisi datang,” begitu kicauan Ridwan Kamil yang diunggah Kamis (9/7/2015). Kabar itu disampaikan Wali Kota Bandung melalui akun Twitter @ridwankamil.

Bagaimana menggunakan aplikasi “Tombol Panik”? Pengguna cukup mengunduh aplikasi bernama X-Igent Panic Button di Google Play Store. Kemudian pengguna mengisi nama lengkap, nomor ponsel, e-mail dan kata sandi. Pengguna juga harus memasukkan kontak orang-orang terdekat (whitelist) yang akan dihubungi ketika pengguna dalam bahaya. Setelah terdaftar, widget ‘’SOS’’ otomatis muncul di layar ponsel. Jika terjadi

hal-hal yang tak diinginkan,

pengguna bisa langsung menekan tombol “SOS” di layar tanpa harus masuk ke aplikasi “Tombol Panik”.

Saat tombol “SOS” ditekan pengguna, otomatis terhubung langsung ke Bandung Command Center. Di sini telah siaga para petugas dan dua orang polisi. Maka, identitas pengguna, sekaligus lokasi saat menekan tombol, akan terlacak petugas. Selain itu juga terhubung ke ponsel keluarga atau orang-orang terdekat pengguna. Saat itulah petugas maupun keluarga bisa bergerak ke

Inovasi

Ridwan Kamil

Gebrakan “Tombol Panik”Teks Rehan Dwitama Foto Humas Pemkot Bandung

lokasi, mencari tahu hal-hal yang terjadi pada pengguna. Jika lokasi jauh dari Bandung Command Center, petugas bisa menghubungi polisi terdekat lokasi untuk segera bergerak.

Begitulah cara kerja “Tombol Panik”. Dengan demikian, “Tombol Panik” dapat digunakan warga Bandung saat keadaan darurat, seperti kecelakaan atau perampokan. Aplikasi Android ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melindungi dirinya dari pembegalan yang sempat marak di kota itu. “Tombol Panik” dibuat oleh anak Bandung. Untuk sementara, fungsinya masih terbatas di Kota Kembang sebagai bentuk perwujudan Smart City. I

Page 36: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

36 Edisi 02 | Agustus 2015

Hampir dua jam Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, membagi pengalamannya menjadi wali kota kepada peserta sekolah partai di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/7/2015). Sekolah partai itu diadakan

oleh PDI Perjuangan dalam rangka memberi pembekalan kepada para kandidat kepala daerah yang telah direkomendasi partai tersebut. Kehadiran Risma diharapkan akan menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi para kandidat untuk memenangi pilkada pada Desember mendatang, dan jika menang pilkada mereka bisa bekerja serius sebagaimana dilakukan Walikota Surabaya.

Ingin tahu kunci sukses Risma memimpin Surabaya? Kata Risma, pemimpin itu harus sering turun ke lapangan menemui rakyatnya. Lalu dengarkan keluhan rakyat, kemudian carikan solusi dari sejumlah persoalan yang membuat rakyat mengeluh. “ Setiap Sabtu dan Minggu, saya turun ke kampung-kampung. Dari sebelum jam enam pagi hingga tengah malam. Sebagai pemimpin harus siap menyediakan waktu banyak untuk rakyat, berbuat yang terbaik untuk rakyat, mumpung kita diberi kepercayaan menjadi pemimpin,” kata Risma.

Selain di sekolah partai itu, dalam berbagai kesempatan Risma acap menularkan seni memimpin. Satu hal penting, bagi Risma, memimpin itu adalah bertindak. Bukan sekadar ngomong, tetapi momong rakyatnya. Misalnya saja, Risma ngomong agar rakyat menjaga kebersihan, maka ia momong rakyatnya dengan bertindak langsung memungut sampah di pinggir jalan. Hal ini ia lakukan agar menjadi contoh bahwa Surabaya harus menjadi kota bersih.

Risma juga membangun taman di tengah-tengah kota agar bisa dijadikan tempat bermain untuk anak-anak. Tiap sore, Risma selalu menyapa anak-anak yang sedang bermain di taman. Di tengah kunjungannya itu, Risma selalu mengingatkan anak-anak agar tetap rajin belajar.

Walikota Surabaya itu juga tak segan-segan keluar malam hari untuk keliling kota Surabaya. Jika ia menemukan anak di bawah umur masih keluyuran, Risma menegur dan memarahinya. Atau, jika lalu lintas macet, Risma tak segan-segan turun dari mobilnya lalu mengatur sendiri lalu lintas. Risma juga sering menjadi narasumber di radio swasta untuk mendengar keluhan warganya.

Apakah Risma akan berhasil menularkan seni memimpin itu? Kita tunggu saja munculnya Risma-Risma yang lain, yang siap mensejahterakan rakyat Indonesia. I

Tri Rismaharini

Menularkan Seni MemimpinTeks Rehan Dwitama, Foto Humas Pemkot Surabaya

Inspirasi

Page 37: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 37

Beginilah cara Risma menyapa rakyatnya.

Inspirasi

Page 38: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

38 Edisi 02 | Agustus 2015

Konsep green city, rendah karbon dan ramah lingkungan yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Bogor kini telah mendunia. Konsep itu dipaparkan

oleh Walikota Bogor Bima Arya pada The International Forum for Sustainable Asia & The Pacific (ISAP) di Yokohama pada 27-29 Juli 2015.

Forum itu diselenggarakan oleh National Institute for Environmental Studies (NIES) Jepang. NIES adalah lembaga independen di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, yang berkecimpungan dalam penelitian dan pendanaan bidang Lingkungan Hidup di Jepang dan juga internasional. ISAP merupakan forum internasional yang mempertemukan para pemimpin lembaga negara dan pemerintah kota, perwakilan dan ahli lingkungan hidup diseluruh wilayah Asia dan Pasifik, untuk berdiskusi, merancang action plan dan melaksanakan kegiatan aksi green city, rendah karbon dan ramah lingkungan, termasuk memberikan bantuan kepada beberapa kota dalam mewujudkan aksi tersebut.

Bima Arya

Green City MenduniaTeks Rehan Dwitama Foto Pemkot Bogor

Pemimpin

Page 39: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 39

Dalam forum tersebut Walikota Bogor mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan konsep Bogor Green City yang sekaligus membuka secara resmi salah satu Plenary Sessions. Pemerintah Kota Bogor pun dipercaya untuk menjadi salah satu panelis dengan menyampaikan konsep rencana pembangunan lingkungan hidup dalam Plenary Sessions dengan tema Promoting Mitigation Action Through Measuring, Reporting and Verification (MVR) System.

Kehadiran Pemerintah Kota Bogor dalam forum tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan bantuan pembangunan lingkungan hidup di Kota Bogor. Pemerintah Jepang dan dunia usaha di Jepang melalui NIES akan memberikan bantuan kepada Pemerintah Kota Bogor berupa alat monitoring penggunaan energi dan penanggulangan pencemaran emisi karbon, yang direncanakan sejumlah 100 unit beserta aplikasi, pendukungnya serta pemeliharaannya selama enam tahun senilai hampir Rp 1 Miliar. Alat monitoring tersebut akan diintegrasikan ke dalam program Bogor Green Room sebagai sarana pemantau kota yang lebih komprehensif. I

Konsep Green City Bogor, dikenalkan

kepada aktivis dunia lew The International

Forum for Sustainable Asia &

The Pacific (ISAP) di Yokohama pada

27-29 Juli 2015 .

Pemimpin

Page 40: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

40 Edisi 02 | Agustus 2015

Page 41: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 41

Page 42: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

42 Edisi 02 | Agustus 2015

SATU Indonesia Awards Dibuka hingga 24 Agustus 2015DalamrangkaHariSumpahPemuda,PTAstra

International Tbk kembali menganugerahkan SATU IndonesiaAwards.Penganugerahanyangtelah memasuki tahun keenam ini akan memberikan bantuandanakegiatanmasing-masingsenilaiRp55jutadanpembinaankegiatanbagiparapenerimaapresiasiSATUIndonesiaAwards2015.

Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2015 hingga tanggal 23 Juli sudahmencapai 1.500orang,bertambah6,16%dibandingkandenganjumlahpendaftarpadaperiodeyangsamatahunlalusebanyak1.413. Jumlah inidiperkirakanterusbertambahmengingatperiodependaftarandibukahingga24Agustus2015.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (berkacamata) bersama penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2014. (Foto: Astra International)

Page 43: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 43

Syarat peserta: • Berusiamaksimal35tahun,• Individuataukelompokdenganjumlahanggotaminimal3orang,

• Kegiatanharusorisinal,• Penggiat/kegiatannyatelahberlangsungminimal2tahun(khususkategoriTeknologiminimal1tahun),

• Belumpernahmenerimapenghargaannasional/internasional,

• Belumterliputmedianasional,• BukankaryawanGrupAstra&TempoMediaGrup.

JuriSATUIndonesiaAwards2015adalahProf.EmilSalim(DosenIlmuLingkunganPascaSarjanaUniversitasIndonesia),Prof.NilaMoeloek(MenteriKesehatanRepublikIndonesia),Prof.FasliJalal(GuruBesarPascaSarjanaUniversitasNegeri Jakarta),Dr.OnnoPurbo(PakarTeknologiInformasi)danIr.TriMumpuni (Pendiri InstitutBisnisdanEkonomiKerakyatan,TenagaAhliKementerianESDM).

Page 44: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

44 Edisi 02 | Agustus 2015

Inspirasi

Page 45: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 45

Teks Toto TIS Suparto Foto PT Astra International Tbk

CIMOL Made ARIZKA

Resika Caesaria

Resika Caesaria dihadapkan pada posisi dilematis. Ia harus kuliah, tetapi perekonomian keluarga terbatas.

“Namun jika berusaha, selalu ada jalan,” begitu prinsip hidup Cika, sapaan akrab Resika. Perempuan asal Banyumas, Jawa Tengah, itu menemukan jalan dimaksud. Ide muncul, yakni membuat cimol dan dijual ke sekitarnya. Cika tak malu-malu menjajakan makanan itu disela-sela kuliahnya. Dari makanan itulah perekonomian keluarga membaik.

Keberhasilannya ia tularkan ke masyarakat sekitarnya. Ia pun menciptakan sistem waralaba gratis. Sebanyak 60 orang dari 10 kecamatan sudah menjadi mitra. Para mitra itu rata-rata pengangguran dan masyarakat ekonomi lemah. Bayangkan, Cika memberikan secara gratis kepada para mitra itu berupa gerobak, peralatan dan bahan baku membuat cimol.

“Saya sudah tertolong oleh cimol, saya juga ingin cimol ini menolong orang lain,” kata Cika. Atas keikhlasan Cika itulah, ia diapresiasi oleh SATU Indonesia. I

SATU Indonesia Awards merupakan penghargaan yang diberikan kepada generasi muda Indonesia yang berprestasi dan mempunyai kontribusi positif untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya. SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia memberikan penghargaan di lima bidang, yakni lingkungan,

pendidikan, teknologi, kesehatan, dan ekonomi/kewirausahaan.

Inspirasi

Page 46: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

46 Edisi 02 | Agustus 2015

Page 47: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 47

Page 48: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

48 Edisi 02 | Agustus 2015

Inspirasi

sdfgs

Page 49: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 49

Bunda Rindu saat sehari-hari menjadi Kepala Bandara kelas I Radin Inten II di Lampung Selatan.

“Saya berusaha menerapkan hal itu. Memimpin dengan hati, kasih sayang dan penuh persahabatan,” kata Bunda Rindu saat menceritakan filosofi memimpin. Setidaknya, selama berkarier sejak tahun 1984, ia merasa memimpin dengan hati merupakan filosofi yang pas. Konon pemimpin berhati nurani dan tulus akan selalu memberi layanan prima bagi rakyatnya.

Bunda Rindu menambahkan memimpin dengan hati melahirkan sifat kasih sayang. Nasihat bijak mengingatkan kasih sayang perlu dimiliki oleh semua orang, dalam hal ini seorang pemimpin. Dengan kasih sayang, pemimpin mampu bersimpati dan memberikan empati, dan mengulurkan tangan. I

“Hati nurani yang hidup akan membuat seseorang sadar telah

berbuat kesalahan dan semangat untuk memperbaikinya sehingga kesalahan tidak akan terulang lagi.” Begitulah kalimat bijak yang selayaknya dipegang para pemimpin.

Para pemimpin bijak telah membuktikan bahwa mereka dicintai rakyatnya karena mampu mengesampingkan egoisme pribadi serta kelompoknya. Hati nurani rakyat dan nurani dirilah yang menjadi “pengawal” kepemimpinannya.

Kisah kepemimpinan yang menggunakan hati nurani menginspirasi Sri Murani Ariningsih, atau yang akrab disapa Bunda Rindu, untuk menerapkan seni kepemimpinan dengan hati. Bukan soal mudah memang, tetapi filosofi kepemimpinan itu berusaha dipegang

Sri Murani Ariningsih

Memimpin dengan HatiTeks & Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Page 50: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

50 Edisi 02 | Agustus 2015

Komunitas

Avirianto dan kolega pilot

Page 51: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 51

memiliki hobi yang sama, kegiatan buakan hanyak bersifat kumpul-kumpul serta turing saja. Tetapi harus memiliki nilai manfaat bagi orang lain seperti bakti sosial.

Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan tak selalu semua anggota Pilotos bisa ikut serta. “Terkadang jadwal kegiatan berbenturan dengan jadwal terbang,” kata mantan Cover Boy serta Model Iklan.

No Compland, No Incident, No Accident merupaka Moto dari Pilotos serta menularkan budaya Disiplin di Dunia Penerbangan ke Dunia Bikers (Jalan Raya), sehingga menjadi Panutan para Bikers lainnya. I

Profesi sama tidak lantas menjadikan hobi mereka berbeda. Kecintaan terhadap

dunia bikers serta memacu adrenalin secepat memacu pesawat jet membuat para Pilot ini sepakat mendirikikan perkumpulan moge yang diresmikan 22 September 2011. Nama Pilotos sengaja diambil yang artinya Penerbang berbasis kendaraan Harley-Davidson dan Off Road 4x4.

“Kami di komunitas ini memang memiliki hobi dengan motor gede,” kata Capt. Avirianto yang kebetulan menjadi Kepala Bidang Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Kantor Otoritas Wilayah I. Menurut Capt. Avi dengan sapaan akrabnya. Sesama Pilot yang kebetulan

Capt. Avirianto

PilotosTeks & Foto Erwin Nurdin

Komunitas

Avirianto dan keluarga

Page 52: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

52 Edisi 02 | Agustus 2015

Motivasi

Page 53: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 53

Namanya Banggas Silitonga, jelas bernuansa Medan. Namun hidup memang berputar ibarat roda dan ini membuatnya lebih mengakar sebagai orang Nunukan. Apalagi istri orang

Nunukan. Keluarga pun menetap di Nunukan karena istri mengajar di Nunukan. Maka, ia pun kerap dianggap sebagai Medan Nunukan.

Hidup Banggas memang menggelinding dari satu tempat ke tempat lain. Meski anak petani dari Sipahutar, justru Banggas melaju

di dunia penerbangan, bukan dunia pertanian sebagaimana yang digeluti orang tuanya. Apa yang dicapai kini terpacu karena motivasi.

Sebagaimana umumnya, Banggas termotivasi untuk hidup lebih baik dari orang tuanya.Beruntung ia punya motivasi. Menurut Banggas, tidak setiap orang

dilengkapi motivasi. Ada kalanya himpitan hidup acap mengubur motivasi. Hidup tanpa motivasi, maka tak punya keuletan untuk mewujudkan mimpi. Seseorang akan terus membiarkan mimpi sebatas mimpi. Inilah kelebihan Banggas. Ia menjadikan mimpi sebagai motivasi. Ia pun belajar tiada henti, maupun bekerja sambil belajar.

Maka dari itu setamat SMA di Tarakan, Banggas muda mengadu nasib sebagai tenaga outsourching di perusahaan kontraktor Pertamina di Pulau Bunyu. Ketertarikan terhadap Pertamina tak lepas dari pengaruh abangnya yang bekerja di Pertamina di Nunukan.

“Saya tak lama di Pertamina,” kata Banggas belum lama ini. Ia banting stir menjajal dunia penerbangan. Ia pun sejak 1981 bekerja di bandar udara di Nunukan. Dari sanalah karier melesat seperti pesawat yang cepat meninggalkan runway. Menghabiskan masa kerja 17 tahun, ia pun akhirnya menjadi kepala Bandara Nunukan periode 1998 sampai 2007.

Anak bungsu dari empat bersaudara ini mulai berpindah tempat. Pada 2007-2010 menjadi Kepala Bandara di Ketapang, kemudian di Cilacap pada 2010-2014. Ia terkenang dengan masa tugas di Cilacap. Bayangkan, mulai tidak ada apa-apa, kemudian mulailah mendarat pesawat walau masih tiga kali seminggu, selanjutnya tiga kali sehari. Bahkan pada pengujung masa tugasnya, Cilacap sudah diramaikan sejumlah flying school, yaitu Alpha Flying School, Deraya Flying School, STPI Curug, Ganesha Flying School, dan Perkasa Flying School.

Pada akhirnya, suami dari Cosrry Hutahayan ini merapat ke Bandara Binaka. Begitulah hidup, menggelinding dari satu tempat ke tempat lain. Banggas yang Medan Nunukan tak pernah mengira bahwa anak petani malah sukses di bandara. I

Banggas Silitonga

Anak Petani SipahutarTeks & Foto Erwin Nurdin

Motivasi

Page 54: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

54 Edisi 02 | Agustus 2015

Motivasi

menonton berita, kemudian kita tulis dan akan ditanya oleh bapak,” katanya mengenang masa lalu.

Ilmu disiplin itulah, kata ayah dua orang putra ini, bisa meniti karier hingga dipercaya memimpin satu bandara. “Masih kecil saya habiskan untuk belajar dan bekerja membantu orang tua, mulai menjaga ikan, berjualan dan saya lakukan berjalan kaki,” katanya sementara sekolah pendidikan formal SD hingga SMA di lakukan di Pekanbaru. “Saya lalu melanjutkan pendidikan di PLP Curug dan lulus 1996,” tuturnya.

Setelah dari Curug, Alex lalu mendapatkan penempatan sebagai staff seksi listrik bandara di Direktorat Fasilitas Elektronik dan Listrik Penerbagan di Balai Teknik Penerbangan. Tahun 2009 hingga 2013 suami Army S lalu dipindah ke staf seksi verifikasi peralatan dan utilitas bandara di Direktorat Bandar Udara.

Kemudian 2013 hingga 2014, Alex dipindahkan sebagai kasi fasilitas dan peralatan bandara, bidang pelayanan dan pengoperasian bandara di Kantor Otoritas Bandara wilayah V Makassar. “Dan ini pengalaman saya yang pertama memimpin Bandara Pongtiku di Tana Toraja, dengan membawahi sebanyak 23 orang pegawai dan honor,” katanya yang dulu bercita-cita bergabung di kepolisian. I

Pagi itu, pada suatu waktu, Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas

III Pongtiku, Makale, Sulawesi Selatan ramai. Seluruh petugas melakukan apel pagi berdasarkan instruksi kepala bandara baru Alek Rudi Nainggolan. Disiplin keras langsung diterapkan, bagi petugas pria yang terlambat langsung dikenai hukuman push up, sementara bagi wanita harus keliling memutari teman-teman yang berdiri.

Bagi Alek disiplin sangat penting diterapkan apalagi untuk pelayanan bandara. “Hukuman diperlukan untuk setiap unit kerja, mulai dari teguran keras. Kami apel setiap pukul 07.00 wita. Biasanya yang terlambat saya hukum dengan push-up sebanyak lima kali, sementara yang wanita berlari,” katanya kepada Majalah Indonesia.

Menurut pria kelahiran Pekanbaru 4 April 1975, hukuman yang diberikan tidak monoton. Diganti seperti hormat bendera hingga apel selesai. “Biasanya hukuman juga diberikan bagi petugas yang tidak rapi dalam berseragam yaitu tanpa ikat pinggang maupun perlengkapan lainnya,” tambah dia.

Bagi Alek menerapkan disiplin sangat susah. Sedari kecil ia sudah mendapatkan ilmu disiplin dari sang ayah. Mulai jam belajar, pulang bermain hingga jam menonton TV yang dibatasi. “Biasanya kita tiap malam itu

Alek Rudi Nainggolan

Keras untuk DisiplinTeks & Foto Mauliana Noor

Page 55: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 55

Motivasi

Page 56: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

56 Edisi 02 | Agustus 2015

Pelestari

mengembalikan kondisi prasasti seperti semula, cat putih dibersihkan.

Selain menghapus cat putih tadi, berbagai pekerjaan lain ia lakukan agar prasasti itu terpelihara. Mark punya waktu untuk ikut melestarikan sejarah setelah bandara seolah “mati suri”. Sebelum tahun 1980 bandara masih ramai karena ada penerbangan perintis. Setelah 1980 penerbangan perintis dari Jambi ke Japura terhenti karena ada jalan lintas timur. Meski ke Jambi ditempuh tujuh jam, orang lebih memilih lewat jalan lintas timur. Ke Pekanbaru butuh tiga jam, orang pun memilih lewat jalan darat untuk ke kota itu.

Akhirnya, kegiatan bandara tak terlalu padat, Mark pun seolah menjadi kepada museum. Ia lestarikan prasasti, ia pun ikut menjadi pelestari sejarah. I

Sehari-harinya adalah Kepala Bandara Japura Rengat, tetapi juga tergerak untuk mengurusi

situs sejarah. Itulah yang dilakukan Capt. Mark Ferdinand Pangabean di Bandara Japura di sela kesibukan sebagai kepala bandara.

Ceritanya, Bandara Japura itu dibangun di masa penjajahan Belanda. Dulu memang bandara besar karena Rengat dikenal sebagai lokasi pengelolaan minyak. Sejak 1954 diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Saat penyerahan itu, di kompleks bandara terdapat semacam prasasti.

“Barangkali karena tak paham tentang prasasti itu, ada orang yang mengecat putih prasasti,” kata Mark. Ia tidak membiarkan cat merusak prasasti. Ia kemudian punya inisiatif untuk

Capt. Mark Ferdinand Pangabean

Mengurusi Situs SejarahTeks & Foto Erwin Nurdin

Page 57: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 57

Pelestari

Page 58: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

58 Edisi 02 | Agustus 2015

Adventure BorneoRiver Edition

Nikmati keindahan salah satu destinasi unggulan di Indonesia.

Dengan pesawat terbaru dan canggih dikelasnya Embraer E-Jet 195 “ LuxuryJet For Everyone ”

Pesan sekarang di www.kalstaronline.com atau di biro perjalanan Anda.

+62 21 2934 3456 +62 21 2934 3400

www.kalstaronline.com

Langsung danTanpa Transit

TERBANGJAKARTA -

PANGKALAN BUN

TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING

RAIN FOREST

Page 59: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 59

Page 60: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

60 Edisi 02 | Agustus 2015

Orang bilang jika sudah mencapai posisi general manager di perhotelan, maka pilihan kemudian tinggal dua: pensiun atau menjadi owner. Bagi Agus Arif Wibawanto, pilihan

kedua menjadi harapannya. “Ingin memiliki manajemen hotel sendiri dan memiliki hotel sendiri,” kata Agus di Yogyakarta belum lama ini.

Harapan itu tidak sekadar melayang di awang-awang. Harapan itu punya pijakan. Pengalaman panjang berprofesi di perhotelan, memperkuat tekad mengubah harapan menjadi kenyataan.

Sebelum menjadi GM di Tembok Batu Residence Yogyakarta, ia pernah menjadi GM di Ivory Ayola Bandung, serta General Manager di Panorama Hotel & Convention, Executive Assistant Manager at Aerowisata Hotels & Resorts, dan sejumlah hotel lainnya.

Pendeknya lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di Hotelschool The Hague, BPLP-STPB-NHI, malang melintang di perhotelan. Setidaknya 12 tahun di Jakarta, lima tahun di Surabaya, dua tahun di Lombok, dan beberapa tempat lainnya. Inilah yang membuat harapannya sebagai kewajaran.

“Bukan sesuatu yang sulit asal kita punya konsep,” kata anak pertama dari lima bersaudara. Dalam berkarier Agus harus setia mengawal konsep. Di Tembok Batu, ia punya konsep kostel, yakni perpaduan antara tempat kos dan hotel, mengingat lokasi hotel dekat dengan perguruan tinggi. Di Ayola ia pernah sukses setelah menerapkan konsep butik. Maka dari itu, saran Agus, jangan enggan untuk membuat konsep, apapun bidang yang ditekuninya. I

Agus Arif Wibawanto

Berkarier dengan Konsep

Teks & Foto

Motivasi

Page 61: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 61

Page 62: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

62 Edisi 02 | Agustus 2015

Cik Baharuddin Adam

Orang PulauTeks dan Foto Erwin Nurdin & Toto TIS Suparto

Kawan-kawankerjabiasamemanggilnyaPakBahar.NamunayahdariJanetaRamadhaniAdamitulebihsenangdisapadenganCikBahar.

BaharuddinAdam,namalengkapCikBahar,kiniGeneralManagerHotelAmarisPalembang.Iamengakumerasa lebihpasdisebutMelayu,persisnyaorangpulau.Meski20tahunberpindah-pindahdariBintan,Lombok,PadangdansekarangdinegeripempekPalembang,suamiDianMirnaliaini merasatergetarhatinyajikadisapaCikBahar.

“Sayaorangpulau,besardiTanjungPinang,darahMelayumengalirbegituindahdikehidupanini,”ujarpenggemarikandanberkebun.

Lahir25Oktober1973diTanjungPinangBintan,CikBaharmemulaikarierperhotelannyadiBintanLagoon.Didorongkeinginanberkembang,BaharmelanglangbuanadarisatupulaukepulaulaindiseanteroNusantara.

ApakeinginanCikBaharuntukmasadepan?“Punyakos-kosan,”ujarpekerjatekunini.I

Inspirasi

Page 63: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 63

Motivasi

Page 64: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

64 Edisi 02 | Agustus 2015

“Dengan berbagai keterbatasan yang kita miliki, kita bisa jadi berguna bagi orang lain,” begitu kata Purwanto Yudonagoro, general manager Lorin

Hotel Solo, saat berbincang santai tentang makna kehidupan. Filosofi sederhana, tetapi bukan soal mudah untuk diwujudkan dalam kehidupan nyata. Apalagi kini kehidupan kian diserang virus pragmatisme, ketimbang idealisme.

Namun bagi Purwanto, itulah prinsip yang harus dipegang kuat. Prinsip yang mengakar pada dirinya dari pembelajaran pada pandangan hidup Jawa. Hal yang dikemukakan Purwanto itu dikenal sebagai etika “Urip iku Nguripi”. Secara harafiah diartikan hidup itu menghidupi. Secara filosofi hidup itu tujuan yang sebenarnya adalah untuk menghidupi orang lain, jadi berprofesi ada nilai kemanusiaan yang dalam yaitu memberikan penghidupan.

Purwanto juga mendalami etika Jawa dari buku. Ia dikenal penikmat buku-buku filosofi, selain mendengarkan musik. “Semua genre, tetapi paling suka pop rock,” kata ayah satu anak. Lelaki asli Solo, anak pertama dari lima bersaudara, bertekad mewujudkan prinsip hidupnya dari profesinya sebagai orang hotel.

Meski bercita-cita menjadi tentara, Purwanto pada 1988 masuk hotel sebagai front office. Kariernya melesat, terbukti sudah 16 tahun memegang posisi GM hotel. Dan saat bertugas di Lorin Hotel, ia bertekad membuat hotelnya sebagai terunggul dan menjadi pilihan pertama bagi banyak orang. Ia optimistis karena Lorin berbeda, baik dari sisi lingkungan dan konsep, sehingga hotel terbesar 360 kamar itu menjadi leader di antara hotel yang ada. I

Purwanto Yudonagoro

Urip iku Nguripi

Teks & Foto

Inspirasi

luxury you can afford

the luxury the service the tradition

Page 65: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 65

luxury you can afford

the luxury the service the tradition

Page 66: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

66 Edisi 02 | Agustus 2015

Meski berlatar belakang pendidikan STM listrik, Joko Paromo bisa meraih sukses berkarier di perhotelan. Bukan di bagian teknik, tetapi malah di

bidang pemasaran. Lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, itu kini menjadi Director of Sales Marketing The Sahid Rich Jogja.

Apa enaknya berkarier di hotel? “Bisa membangun jaringan,” katanya belum lama ini. Di hotel banyak ketemu orang, saling sapa, lempar senyum, berkomunikasi dan kemudian terbangunlah relasi.

Adanya jaringan itulah membuat pertemanan bertambah luas. Hubungan bisnis terbangun. Hobi bisa dijalani bersama-sama lewat komunitas. Itulah kekuatan sebuah jaringan sebelumnya tak diperolehnya saat bekerja di percetakan.

Joko memang pernah bekerja di percetakan. Joko menjadi operator mesin cetak. Tentu saja sebagai operator ia kerap tampil belepotan, jauh dari rapih. Belum lagi lingkungan kerja yang membuatnya sering pula menghirup aroma bahan kimia. Tak urung, walau setiap malam minum susu dan makan bubur kacang hijau, kondisi kerja itu membuatnya kurang nyaman.

Kondisi itu mendorongnya untuk mengubah nasib. Kebetulan ayahnya kerap menasihati, “Nasibmu bisa berubah oleh dirimu sendiri. Kamu harus kerja keras.” Nasihat ayahnya menjadi inspirasi baginya untuk mengubah nasib. Ia pun berkarier di hotel yang menambah luas jaringannya. I

Joko ParomoPentingnya

Jaringan Teks Toto TIS Suparto, Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Page 67: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 67

Page 68: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

68 Edisi 02 | Agustus 2015managed by

WE KNOWHOW TOPLEASE YOU

Management & Team Grand Zuri Pekanbarumengucapkan

Selamat Idul Fitri1436 H

Page 69: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 69

Page 70: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

70 Edisi 02 | Agustus 2015

Suaranya merdu kala menyanyi, tutur katanya runtut ketika menjelaskan sesuatu dan ketawanya berderai hangat bercengkerama dengan wartawan. Itulah sosok

M. Iqbal Alamsjah.  Anak tertua dari sepuluh bersaudara, kini mengemban tugas sebagai Kepala Biro Hukum dan Pusat Komunikasi Publik Kementeri Pariwisata.

Iqbal, sering dipanggil Billy Alamsjah, nama panggungnya, sangat piawai bicara dan berkomunikasi. Disela-sela halal bihalal Kemenpar, praktis penggemar berkebun ini melantunkan lebih sepuluh lagu. Suasana menjadi segar dengan canda gurau auditor ini.

Menamatkan D4 STAN - Akuntan,S2 Economic Development di Vanderbilt University Nasville Tennesesse, USA dan S3 DIM Unpad Bandung fokus ekonomi dan marketing, perjalanan karier Iqbal gado-gado.

Lama jadi auditor, kemudian sebagai Direktur P2HUMAS DJP, Kemenkeu. Iqbal ditarik ke lingkungan pariwisata mengurusi ekonomi kreatif, media dan iklan.

Lho kenapa hijrah ke Kementrian Pariwisata? karena dia mau memaksimalkan otak kanan nya.” Khoirunnnas anfauhum linnas”, motto hidupnya. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama. Dia tak pelit ilmu, selalu ingin berbagi ilmu kepada siapa saja.

Senang bernyanyi dan pernah melahirkan album, Iqbal dikenal serba bisa dan multi talenta. Apa keinginan Iqbal yang masih dikejarnya.

“Ingin jadi ustad, terutama untuk diri sendiri dan syukur untuk orang lain,” ujar Iqbal yang lahir di Jakarta 3 juli 1958 dan memiliki tiga anak laki-laki.

Apa resep Iqbal untuk tetap awet muda? Menurut penggemar berkebun ini pola pikir postip thingking dan mengamalkan filosfi sebaik baik manusia, adalah manusia bermanfaat bagi sesama, membuat Iqbal bersemangat dan punya arti. I

M. Iqbal ‘Billy’ Alamsjah

Multi TalentaTeks & Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Page 71: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 71

Inspirasi

Page 72: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

72 Edisi 02 | Agustus 2015

Motivasi

merantau ke Kalimatan Timur. “Saya ikut teman ke Kaltim, jadi guru honor di MTS kurang lebih satu tahun ikut tes pegawai. Saya diangkat menjadi PNS 1989,” kata suami Hj Kasmawati Spd.

Ayah tiga anak ini pun meniti karier menjadi Kepala Sekolah di MAN, hingga menjadi Kepala Kantor Departemen Agama Balikpapan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Pemprov Kaltim.

“Jadi saya memiliki jiwa guru, walaupun kini tidak menjadi guru, tapi Pusdiklat ini saya anggap diri saya sebagai kepala sekolah. Dan harus kita sadari bahwa orang pintar itu juga karena guru,” imbuh dia. I

Kerja keras dan belajar dengan tekun menjadi modal H. Muhammad Kusasi

Kapusdiklat Tenaga Teknis Pendidian dan Keagamaan, Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, untuk keluar dari belenggu ketergantungan keluarga. Dari kecil Kusasi belajar hidup mandiri dengan berdagang bunga dan kue keliling kampung.

“Orang tua hanya sebagai petani menanam padi di sawah. Selain itu juga berjualan gula merah dan bunga menggunakan sepeda, kehidupan kami sangat sederhana,” katanya mengenang cerita masa kecil kepada Majalah Indonesia di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Saat berusia lima tahun, Kusasi harus kehilangan figure seorang ibu karena meninggal dunia. Kemudian dia dibesarkan kakak-kakaknya, hingga sang ayah menikah lagi. “Ayah saya menjadi pedoman, sehabis salat subuh, ia mengaji dan langsung berjualan bunga,” katanya.

Menurut Kusasi yang memilih ia menjadi guru awalnya bukan kehendaknya. Dan ia baru tahu menjadi guru ketika masuk PGAN selama empat tahun, kemudian melanjutkan enam tahun di PGAN. “Jadi nggak tau kalau sekolah itu nanti mencetak murid jadi guru. Memang besar pengaruh kakak terhadap saya,” ujarnya yang melanjutkan pendidikan hingga Strata 3 di UNJ Manajemen 2012 lalu.

Setelah lulus, pria kelahiran Amuntai, Kalimantan Selatan (Kalsel), 4 Januari 1960 ini memberanikan diri

H.M Kusasi

Masih Merasa jadi GuruTeks & Foto Mauliana Noor

Page 73: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 73

Motivasi

Page 74: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

74 Edisi 02 | Agustus 2015

Hadi M Djuraid

Publish or FinishTeks Toto TIS Suparto & Foto Erwin Nurdin

Ada inspirasi menarik dari Hadi M Djuraid, Staf Khusus Menteri Perhubungan bidang Keterbukaan Informasi Publik.

Ia menyatakan bahwa hubungan dengan media itu penting untuk menyampaikan kinerja kepada publik.

Menurut Hadi, sekarang ini era informasi, dan sudah saatnya informasi itu dibagikan kepada publik melalui komunikasi yang baik. Peran public relations menjadi penting untuk membangun komunikasi yang baik tersebut. Ia menyebut 80 persen merupakan peran public relations.

“Berpijak dari peran public relations itulah maka akan terbangun media relation,” katanya saat dijumpai di kantornya belum lama ini. Selain itu, lanjutnya, media relation juga terkait sikap. “Bagaimana kita membangun sikap baik dengan teman-teman media. Bilamana mengabaikan sikap baik itu, jangan harap kinerja kita akan sampai ke publik.”

Hadi yang juga mantan wartawan itu memberi contoh, di Kementerian Perhubungan media relation dijaga benar. Sejumlah wartawan yang biasa meliput di Kemenhub membentuk forum dinamakan Forwahub. Lewat forum itulah hubungan media dan institusi bisa dijaga dengan baik.

Pada akhirnya Hadi mengingatkan, jangan ragu untuk melakukan publikasi. Sekarang ini berlaku adagium “Publish or Finish”. Maksudnya, banyak perusahaan yang tutup usaha alias finish karena mengabaikan aspek publikasi alias publish. Maka dari itu, Staf Khusus Menhub itu menyarankan kepada segenap jajaran di Kemenhub, termasuk para pengambil keputusan di daerah, untuk tetap publish ketimbang kelak finish. Tentu saja finish di sini lebih berpengertian tenggelamnya nama institusi, atau bahkan matinya karier seseorang. I

Motivasi

Page 75: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 75

Page 76: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

76 Edisi 02 | Agustus 2015

Jika lima perempuan bertemu, mereka penuh tawa. Terlihat santai tetapi kalau sudah bekerja tak kenal lelah. Berani begadang. Kurang tidur. Stress. Namun

tugas yang diemban mereka terealisasi dengan lancar. Tangguh, maka acap dipanggil Srikandi. Mereka ini menjadi andalan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara.

Mereka perempuan yang punya passion di hotel dan restoran. Mereka adalah Dewi Juita Purba, Eva Christina Ginting, Sari Ramayani, Rika Fatima dan Prana Hutabarat. Mereka memberi inspirasi dan motivasi kepada para pelaku bisnis hotel dan restoran, bahwa ketangguhan adalah kunci sukses berbisnis perhotelan maupun restoran. .

Dewi boleh dibilang paling lama bergelut di bisnis perhotelan. Lebih dari 20 tahun. Ia lebih banyak menggeluti bidang MICE. Dewi pula yang mengajak rekan-rekannya sesama pebisnis untuk menghidupkan PHRI Sumut. Dan lima “Srikandi” itu menjelma menjadi tim solid untuk mensukseskan event-event PHRI Sumut, termasuk musyawarah daerah. I

Lima Srikandi Medan

Tangguh, Tak Kenal LelahTeks & Foto Erwin Nurdin / Toto TIS Suparto

Inspirasi

Page 77: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 77

Inspirasi

Dewi Juita Purba, pemilik Kafe Nongkrong

Christina Ginting, GM Karibia Boutique Hotel

Eva Sari Ramayani, Grand Swissbelhotel

Rika Fatima,Grand Darussalam Hotel

Prana Hutabarat, Kenanga Garden

Page 78: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

78 Edisi 02 | Agustus 2015

Dwi Prasetyo

Inspirator LingkunganMeskiberkarierdibidangperhotelan,bukanberartikepedulianterhadaplingkunganmenjaditrurun.DwiPrasetyo,GMGrandEltyKrakatoa,Lampung,punya

kepedulianterhadappenghijauan.Pantaidisekitarhotelkianrimbundenganmangrove.

Teks Toto TIS Suparto, Foto Erwin Nurdin

PenggerakLingkungan

Page 79: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 79

Check out for Children ala Unesco memberikan inspirasi kepada Dwi Prasetyo, general manager Grand Elty Krakatoa di Kawasan Krakatoa Nirwana

Resort, Kalianda, Lampung, untuk menerapkan pola serupa bagi donasi lingkungan hidup. Lantas lahirlah Check Out for Earth yang digunakan bagi kegiatan pelestarian lingkungan.

“Uang yang terkumpul dari para donatur dimanfaatkan untuk penanaman mangrove dekat kawasan hotel,” kata Dwi di Lampung belum lama ini. Kini, di lingkungan Grand Elty Krakatoa telah tertanam 5.000 batang mangrove. Manajemen hotel menggandeng masyarakat setempat untuk sama-sama menjaga lingkungan pantai. Jangan sampai abrasi menggerogoti pantai.

Kepedulian Dwi juga ditunjukkan dengan berbagai langkah mengamankan karang. Sederhana saja, ia memasang tanda larangan untuk menginjak karang. Hasilnya jitu, karang kian berkembang dan terjadilah reklamasi pantai. Karang-karang yang terjadi dari reklamasi, kembali ditanami mangrove. Begitu seterusnya sehingga garis pantai terlindungi mangrove.

Dwi Prasetyo yang pernah berkarier di Sheraton dan Novotel berhasil menyulap kawasan Grand Elty dari lahan tidur menjadi produktif. Pada akhirnya, kawasan resort itu menjadi ikon wisata Lampung, sekaligus percontohan dalam kegiatan penghijauan. Aktivitas itu diapresiasi dengan penghargaan Kalpataru dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. I

InspirasiPenggerakLingkungan

Page 80: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

80 Edisi 02 | Agustus 2015

Page 81: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 81

Page 82: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

82 Edisi 02 | Agustus 2015

Khusaeri Seger

Belajar Kerja Keras dari

TetanggaPengalaman berkarier di negara

tetangga, membuat GM Novita Hotel Khusaeri Seger belajar banyak ikhwal kerja

keras maupun disiplin. Delapan tahun ia berkarier di Malaysia dan sepuluh tahun di Singapura, Khusaeri bisa menularkan pola

kerja disiplin saat kembali ke Tanah Air.Bagi Khusaeri ada untungnya ia

berkarier di negara tetangga. Setidaknya saat jatuh, ia mampu bangun seketika.

Ia kerja keras, ia pun melesat lagi dalam hal berkarier. Ia pun bisa tahu kiat-kiat berkarier, termasuk memajukan hotel. Pria kelahiran Brebes itu punya obsesi

menekuni bisnis dan trading. Suami dari Ita Juwita itu punya hobi berenang dan golf.

“Setiap hari saya berenang,” katanya. I

Inspirasi

Page 83: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 83

Page 84: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

84 Edisi 02 | Agustus 2015

Belajar formal dari D3 pajak, Budi Aswadi malah bekerja di perusahaan pestisida sebagai

kepala gudang. Pernah pula di bidang farmasi, sampai akhirnya ke perhotelan. Keragaman ini memperkaya khasanah manajemen dirinya.

Basisnya memang akunting dan audit pajak, tetapi praktiknya lebih kepada pemasaran. Ayah tiga anak itu belajar pemasaran dari bisnis MLM. Banyak trik-trik pemasaran yang digali dari bisnis MLM. Dari sinilah ia menguasai pemasaran bidang perhotelan sampai akhirnya mencapai posisi sales manager di Hotel Putra Mulia Medan.

“Saya suka belajar,” kata ayah dua anak. Dari kesukaan itu diperoleh berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi perjalanan kariernya. pun bisa-bisa dari mana saja. I

Budi Aswadi

Belajar dari MLMTeks & Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Page 85: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 85

Page 86: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

86 Edisi 02 | Agustus 2015

Kesetiaan ditunjukkan sungguh-sungguh oleh Yudi Ekaputra, GM Kharisma Hotel di Bukittinggi. Misalnya, ia bertahan 13 tahun di hotel itu walau banyak

tawaran datang kepadanya, dan tentu saja dengan iming-iming lebih menggiurkan.

Dalam 13 tahun, ayah dua anak itu menapak dari bawah hingga posisi tinggi itu tergapai. Ia memulai dari kitchen, front office, maupun house keeping. Ia sangat tahu perkembangan hotel yang dipimpinnya.

Kesetiaan lain, sulung dari empat bersaudara ini tetap tinggal Bukittinggi karena lahir di kota itu. Bersama sang istri, Eni Oktavia, merajut kehidupan di Bukittinggi. Ditambah lagi dengan kesetiaan terhadap olahraga, kian yakinlah cara Yudi menunjukkan makna kesetiaan. “Saya setia bermain badminton,” katanya. I

Yudi Eka Putra

Makna Kesetiaan

Teks & Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Page 87: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 87

Page 88: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

88 Edisi 02 | Agustus 2015

Invantris Jaya Alam

Arti KebersamaanTeks Toto TIS Suparto Foto Erwin Nurdin

Inspirasi

Banyakcaramembangunmanajemenperusahaanmaupuninstitusi.PilihanInvantrisJayaAlam,kepalaBandaraOesman

Sadik,diHalmaheraSelatan,adalahkebersamaan,Kitaakrabdenganistilahkebersamaantersebut,namunadakalanyapraktikkebersamaandiabaikanbegitusaja.

Invantrismengemukakaniamengutamakankebersamaandalamberbagaikesempatanagarterbangunikatan.Kebersamaanitumemilikimaknasebuahikatanyangterbentukkarenakekeluargaan.“Ibarattubuh,kekeluargaanitusalingterkaitsatusamalain,”kataInvantris.Satubagiansakit,bagianlainakanterasa.

Jadi,lanjutnya,kebersamaanmengandungunsursehatidansepikiran,tidakegois,kerendahanhati,dankerelaanberkorban.Jikasetiapindividudalam sebuah organisasi memahami dan terus belajarkebersamaan,makalambatlaunorganisasiyangdikembangkanakanmenjadisemakinkuatsertasolid.I

Page 89: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 89

Page 90: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

90 Edisi 02 | Agustus 2015

Albert Einstein nama yang sangat dikenal sebagai ilmuwan. Namun sedikit yang

berani bermimpi untuk menjadi Einstein. Di antara sedikit orang itu, beruntung ada

juga ilmuwan Indonesia yang bermimpi menjadi “The Next Einstein”. Dia adalah Dr.

Eng. Khoirul Anwar. Penampilan Khoirul memang sudah mirip ilmuwan. Berkacamata, dengan potongan

rambut dan gaya berbusana profesor banget. Sejak kecil pun ia sudah melahap buku-buku sains. Ia sudah membaca buku

berat macam teori ilmuwan ternama seperti Albert Einstein dan Michael

Faraday. Rajin membaca tentang kedua ilmuwan itu, lantas anak dari pasangan suami istri Sudjiarto dan Siti Patmi ini

bermimpi menjadi the next  Einstein dan Faraday yang bisa menciptakan teori baru.

Ternyata mimpinya terwujud. Khoirul menjadi penemu sekaligus pemilik paten

Khoirul Anwar

The Next EinsteinTeks Toto TIS Suparto

teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Pria

kelahiran Kediri pada 1978 ini menciptakan sebuah teknologi transmitter yang disebut

teknologi 4G.“Jaringan 2G tidak lagi digunakan pada 2012, yakni ketika 99% total pengguna

layanan telekomunikasi bermigrasi 3G dan LTE. Area coverage LTE di sana bahkan

diperluas hingga ke daerah pegunungan. Para penggunanya bisa menikmati 3G

dan LTE ketika mereka berada di gunung Fujiyama sekalipun,” cerita Khoirul.

Teknologi Long Term Evolution (LTE) sudah bisa dicicipi sejak lama di negara

maju. Di Indonesia baru tahun 2014. Itu pun ketersediaannya belum meluas.

Meski demikian, adanya jaringan generasi keempat ini memunculkan harapan

koneksi internet lebih cepat. Dan kita layak berterimakasih kepada Khoirul. I

Foto: YouTube

Inspirasi

Page 91: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 91

Khoirul Anwar

The Next EinsteinTeks Toto TIS Suparto

Page 92: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

92 Edisi 02 | Agustus 2015

Hidup acap tak terduga. Ada kuasa lain mengatur perjalanan hidup seseorang. Kuasa itu adalah tangan Tuhan yang menolong umatnya

keluar dari derita. Martunis, 18, merupakan salah satu yang dibimbing tangan Tuhan dalam

penggalan hidupnya.Sebelas tahun yang lalu, tangan Tuhan

mengangkat Martunis dari terpaan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004.

Martunis selamat dari tsunami setelah terkatung-katung di laut selama 19 hari, sementara

puluhan ribu orang menjadi korban musibah itu. Ia ditemukan dengan kaos seragam tim nasional

sepak bola Portugal. Martunis ditemukan warga dan diserahkan

kepada salah satu reporter televisi Inggris. Gambarnya kemudian menghebohkan

dunia. Portugal pun menaruh simpati dan

Martunis Tangan Tuhan Membimbing

Korban Tsunamimembantunya. Ia selamat dari amukan tsunami, dan tangan Tuhan mengantarkannya ke dekat

Cristiano Ronaldo, pesepakbola Portugal.Kini, saat Martunis beranjak dewasa, tangan

Tuhan membimbingnya untuk keluar dari karut marut sepak bola nasional. Martunis berangkat

ke Portugal dengan difasilitasi Kedutaan Besar Portugal di Jakarta untuk menggapai

keinginannya berlatih di klub yang membesarkan Cristiano Ronaldo. Sejak 28 Juni 2015 ia berlatih

dan sekolah di Sporting Lisbon.Martunis memberi asa kepada bangsa.

Setidaknya kelak akan ada pesepakbola kelas dunia dari Indonesia, walau sepak bola nasional tak pernah beres dari masalah. Kisah Martunis pun mengingatkan kepada orang lain, bahwa

manusia hanya wayang yang digerakkan tangan Tuhan. I

Teks Toto TIS Suparto & Foto Laman 1001soccer.com

Inspirasi

Page 93: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 93

Page 94: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

94 Edisi 02 | Agustus 2015

Erupsi Gunung Raung 23 Juli 2015(Foto: digitalbaca.com)

Foto: youtube.com

Page 95: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 95

Mbah Rono, sapaan akrab Surono, ahli gunung di negeri ini mengingatkan masyarakat

agar lebih tenang menghadapi fenomena Gunung Raung, terutama terhadap isu bahwa Gunung Raung akan meletus dahsyat seperti Gunung Merapi tempo hari.

Surono yang juga Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, menegaskan bahwa

letusan Gunung Raung tidak akan sama dengan Gunung Merapi. “Banyak isu Gunung Raung sama dengan Gunung Merapi, ya enggak lah,” kata Surono, saat menghadiri halal bihalal di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Sabtu (25/7/2015).

Mengapa? Magma Gunung Merapi lebih kental sehingga untuk mendorong

dari bawah ke permukaan perlu tenaga yang besar, sehingga begitu meletus mengeluarkan ledakan. Magma Gunung Raung encer, tertekan sedikit langsung keluar ke atas dan tidak meledak.

“Jadi Raung sudah dan sedang meletus makanya asapnya terus-menerus ya segitu-gitunya. Abu ada ya, nggak sekaligus mak bleg,” katanya. Maksud mak bleg itu langsung bluggg…meletus dahsyat. I

Surono

“Gunung RaungNggak Mak Bleg”

Teks Toto TIS Suparto Foto Badan Geologi

Page 96: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

96 Edisi 02 | Agustus 2015

Tanah Air

Page 97: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 97

Kaldera Sinabung 2011

Tanah Air

Mengenang Eksotika Sinabung

Gunung Sinabung atau “Deleng Sinabung”kini meradang. Ribuan orang terputus dari kehidupan. Mereka bertahan di tempat pengungsian. Mereka

membangun angan, kapan Sinabung kembali memberikan harapan. Namun, empat tahun yang lalu, Sinabung menawarkan eksotika yang kini jadi

kenangan.Teks & Foto Yaya Mauliana Noor

Page 98: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

98 Edisi 02 | Agustus 2015

Sekitar empat tahun yang lalu, Kamis (8/12//2011), saya dan lima teman menginjakkan kaki

di gunung setinggi 2.460 meter di atas permukaan laut. Kala itu, puncak tertinggi di Sumatera Utara itu baru satu tahun terdiam. Sebelumnya kerap “terbatuk-batuk”. Perjalanan panjang melelahkan, seolah terlupakan setelah mencapai puncak Sinabung yang berselimut awan.

Perjalanan dimulai dari pangkalan bus Jalan Jamin Ginting, Medan. Sore hari menuju Brastagi memakan waktu dua jam. Sesampai di Brastagi, Kabupaten Karo, perjalanan dilanjutkan dengan angkutan umum lainnya, butuh 45 menit menuju Danau Laukawar yang berada dekat dengan Sinabung. 

Senja hari menghembuskan udara sejuk. Air di danau nyaris tanpa riak. Istirahat sejenak, kemudian menjelang tengah malam kami siap menembus kegelapan gunung. Jalan yang dipilih merupakan rute yang sering dilalui para pendaki, di mana kiri dan kanan semak belukar ditingkahi suara jangkrik.

Di posko pertama kami berhenti

sejenak. Ada empat posko yang kami lalui untuk mencapai puncak. Posko terakhir dinamai Posko Pandan. “Sehabis dari Posko Pandan ini, medan yang kita lalui akan menanjak, dan langsung menuju puncak,” kata pemandu.

Benar juga, kami berjuang keras di jalan menanjak. Akhirnya, kami mencapai puncak. Kami mendapatkan keindahan duniawi tanpa batas di puncak Sinabung. Udara dingin menembus jaket yang

kami kenakan. Embun dan awas-awan tipis menyelimuti kami berenam. Asap belerang yang mengepul di tepi kaldera dari bentukan erupsi 2010 menjadi saksi.

Itulah kenangan empat tahun lalu. Saat saya berkunjung ke Sinabung beberapa waktu yang lalu, kenangan itu berganti kenyataan Sinabung yang kurang bersahabat. Letusannya menyisakan penderitaan masyarakat di sekitarnya. Kapankah Sinabung memberikan ketenangan lagi? I

Para pendaki gunung Sinabung

Erupsi 2015

Tanah Air

Page 99: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 99

Page 100: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

100 Edisi 02 | Agustus 2015

Tanah Air

Gunung Padang adalah lokasi megalitik terletak di desa Karyamukti, 40 km barat daya

Cianjur. Kira-kira enam kilometer dari stasiun kereta api Lampegan. Di sana terdapat megalitik terbesar di seluruh Asia Tenggara. Situs Gunung Padang yang terletak di ketinggian 885 meter di atas muka laut ini, diperkirakan dibangun di empat tempat yang berbeda.

Situs megalitik itu menutupi seluruh bukit bertingkat-tingkat dan dilengkapi tangga batu andesit pejal 400 m setinggi

Gunung Padang

Piramida Purba Warisan Nenek MoyangTeks & Foto Heru Legowo

Page 101: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 101

kebun teh yang hijau.Setelah makan dan istirahat, kami

meneruskan perjalanan. Aspal jalan mulus dengan kebun teh di kiri kanan jalan. Di sebuah tikungan di perkebunan teh ada tanda Situs Megalitik Gunung Padang 2 km. Dan sebentar kemudian, kami sudah memasuki gerbang situs megalitik Gunung Padang. Setelah parkir saya cek spedometer, dari Sukabumi kesini 21.5 km. Tidak jauh sebenarnya, hanya jalannya yang tidak mulus dan sempit. I

Tanah Air

Beberapa waktu lalu kami menuju situs itu. Dari Sukabumi, memilih rute melalui Sukaraja, melewati Cireungas. Sebelum stasiun Lampegan ada terowongan kereta api di sebelah kanan jalan. Konon ini terowongan kereta api terpanjang di Jawa Barat. Setelah melewati Cilubang, sampai di perkebunan teh. Berhenti di sini dan membuka bekal bekal nasi timbel dengan ikan goreng dan lalapan. Hmmm maknyus! Asyik juga makan nasi timbel, di kelilingi hamparan perbukitan

95 meter. Situs ini ditemukan pada tahun 1914 oleh ahli sejarah Belanda N.J. Krom. Situs Gunung Padang dipercaya dibangun 5000 SM dan mungkin lebih awal lagi. Ada indikasi bahwa situs ini adalah bekas piramida purba dari nenek moyang kita.

Diperkirakan berdasarkan dari tahun pembangunannya, situs ini lebih tua dari piramida di Mesir. Dan orang Sunda percaya lokasi ini adalah tempat suci dimana Raja Siliwangi mencoba membangun istana dalam satu malam.

Page 102: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

102 Edisi 02 | Agustus 2015

Dari tempat parkir ke pintu masuk situs berjarak sekitar 600 meter. Sebenarnya mudah ditempuh dengan jalan kaki, tetapi ojek bertarif Rp 5.000 siap mengantar ke atas. Setelah

membayar tiket masuk Rp. 2.000, kami bersiap naik ke atas. Menurut pemandu wisata Ahmad Saepudin, situs Gunung Padang

terdiri dari lima lantai. Dari bawah untuk ke lantai pertama melalui tangga batu utama dengan 378 buah anak tangga, tingginya sekitar 800-an meter. Sebenarnya saya memilih tangga yang asli, tetapi tangga itu tidak dapat dilewati. Ada renovasi karena tangga batu itu sudah mulai labil dan butuh pemeliharaan. Jadi kami menggunakan tangga beton yang tampaknya baru selesai dibangun. Untunglah tangga itu dilengkapi pegangan pengaman dari pipa besi, di kiri dan kanannya sehingga lebih mudah menaikinya.

Perlu beberapa kali berhenti untuk menarik nafas saat menaiki tangga yang panjang dan cukup curam ini. Perlahan-lahan akhirnya kami sampai di lantai pertama. Pada lantai pertama dijumpai tumpukan batu menggunung di sebelah kiri, Gunung Masigit. Yang di sebelah kanan, ada semacam ruangan berukuran sekitar 4X10 m yang dikurung dengan batu yang ditanam berdiri mengelilinginya, Batu Meja yang berwarna kuning. Di depan Gunung Masigit dan Batu Meja ini ada dua Batu Gamelan. Batu ini kalau dipukul mengeluarkan suara nyaring, seperti gamelan.

Saya naik ke lantai dua. Dari sini Gunung Padang tampak seperti berundak-undak dari bawah ke atas. Ratusan batu berserakan dan ada yang diatur membentuk pagar serta jalan setapak. Saya melihat berkeliling, ternyata Gunung Padang ini dikelilingi lima gunung, yaitu Gunung Karuhun, Emped, Malati, Pasir Malang & Gunung Batu. Di lingkaran luarnya Gunung Pasir Pohor, Kencana, Gunung Gede dan Pangrango. Situs ini juga dikeliling lima sungai, dua sungai yang besar adalah Kali Cikuta dan Kali Cipanggulan. I

Gunung Padang

Menapaki 378 Anak

Tangga Teks & Foto Heru Legowo

Tanah Air

Page 103: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 103

Page 104: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

104 Edisi 02 | Agustus 2015

Saya turun dari atas gardu pandang. Jadi alih-alih menaiki Gunung Padang dari bawah ke atas, saya malah menyusuri situs dari atas turun ke bawah. Tetapi itu tak mengganggu eksplorasi dari lantai

ke lantai lain.Dari lantai satu naik ke lantai dua mestinya ada tangga yang

langsung lurus, tetapi ditutup karena mungkin batu-batu itu takut runtuh dan mencelakai orang. Oleh sebab itu saya harus melewati jalan buatan ke atas melingkar dari sisi sebelah kanan. Tinggi ke atas sekitar 50 meteran. Di lantai dua ada dua pohon yang tumbuh berdempetan, pohon kemenyan. Menurut Ahmad lokasi ini namanya Mahkota Dunia. Dari bawah pohon kemenyan ini pandangan ke bawah sangat lepas dan Gunung Batu di kejauhan tampak jelas.

Dari lokasi ini ada jalan setapak yang dibatasi dua batu tegak semacam gerbang kecil. Kami berada di lantai tiga. Di sini ada Batu Lumbung dan Batu Maung yaitu batu yang ada enam lubang menyerupai bekas kaki harimau. Lalu ada batu bekas telapak kaki yang agak tersembunyi. Untunglah Ahmad menunjukkan tempatnya. Batu itu berlekuk cukup dalam, seperti bekas kaki dengan lima jari-jarinya.

Selanjutnya memasuki lantai keempat, lagi-lagi ada semacam gerbang kecil. Di sisi kiri ada sebuah batu yang seperti dipahat dan bentuknya menyerupai senjata Kujang. Tetapi bagi saya, bentuk itu mirip tunas kelapa, seperti lambangnya pramuka. Setelah naik ke lantai ini, di sebelah kiri ada Batu Gendong atau Batu Kanuragan. Ada mitos barang siapa yang dapat mengangkat batu itu, maka semua keinginannya akan terkabul. Hanya saja batu itu sekarang sudah dipindahkan, karena ditakutkan menjadi syirik dan menimbulkan celaka bagi yang tidak kuat ketika berusaha mengangkatnya.I

Gunung PadangDuduk Bersila di Batu Singgasana

Teks & Foto Heru Legowo

Tanah Air

Page 105: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 105

Page 106: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

106 Edisi 02 | Agustus 2015

Setelah beristirahat cukup, sambil mendengarkan penjelasan Ahmad, kami bergerak turun. Rasanya lebih cepat turun

daripada ketika naik. Menjelang sore ternyata masih banyak juga yang datang dan akan naik.

Kami kembali dan pulang melalui Cianjur. Dari lokasi Gunung Padang ke tepi jalan raya Cianjur-Sukabumi, jaraknya 20 km.

Kami belok ke kanan ke Cianjur. Dari sini Cianjur masih 10 km lagi. Rute pulang ini lebih lancar dari pada melalui Lampegan.

Akhirnya, bagi anda yang tertarik dengan hal-hal yang bernuansa masa silam dan tertarik mencari tahu bagaimana

manusia dulu berasal dan bermula, lokasi ini layak dikunjungi. Tumpukan batu-batu yang masif dan berat itu membuat saya

bertanya-tanya : dahulu bagaimana membuatnya?Sama halnya ketika saya tertegun-tegun di bawah Piramida Gizza di Mesir. Bagaimana mereka pada sekitar tahun 3500

SM membangun piramida dengan menumpuk batu-batu yang begitu besar dan berat. Di dalamnya mereka membangun terowongan yang hanya pas untuk lewat orang merangkak

Gunung PadangPulang

Membawa Misteridan ada ruangan kecil dengan sarcofagus ditengahnya? Di

tengah ruangan itu, persis ditengah-tengah puncak Piramida; Pharaoh atau Fir’aun percaya dia akan abadi jika dapat

bersatu dengan Dewa Ra, Amon Ra.Berdasarkan penelitian, batu-batu itu bukan berasal dari Gunung Padang itu sendiri. Berarti mesti di angkut dari

suatu lokasi yang entah darimana? Lalu caranya bagaimana, dengan teknologi ribuan tahun yang lalu? Lha kalau sekarang mau angkat batu yang kecil saja, orang nggak kuat … Padahal jaman dulu mereka mengangkat batu yang sangat berat dan

naik ke atas gunung lagi! Sungguh luar biasa!Dan … melihat batu-batu berserakan di Gunung Padang, jangan-jangan benar dulu di sini juga ada bangunan kuno

yang sophisticated. Apalagi jika benar luasnya 29 hektar … 15 kali lebih luas dari Borobudur. Waduh pasti situs ini

menyimpan misteri masa purba yang menakjubkan. Seyogyanya pemerintah harus memberi perhatian serius

untuk mengeksplorasi lebih lanjut situs ini. I

Teks & Ilustrasi Heru Legowo

Tanah Air

Page 107: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 107

Page 108: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

108 Edisi 02 | Agustus 2015

Tanah Air

Page 109: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 109

Peti itu merupakan makam gantung. Peti mati adalah peti kaum bangsawan, semakin tinggi letak petinya semakin tinggi derajat jenazah yang dikubur disana.

“Kalau yang paling atas untuk bangsawan, untuk di tengah kalangan menengah dan yang di bawah untuk orang biasa,” ujarnya. Untuk di kuburan Londa ini, kata Reny, dikhususkan untuk masyarakat bermarga Tolengke dan Topangrapa. Memasuki goa, penerangan berasal dari lampu yang di bawa pemandu. Goa terasa hening dinding terasa dingin. “Ini batu kapur dan sudah berusia ratusan tahun, jadi terasa dingin, ini bentukan alami dan bukan pahatan,” tambah Reny.

Di dinding-dinding goa, terdapat peti-peti jenazah yang ditumpuk, tak jarang, tengkorak teronggok di sudut-sudut celah goa, tulang-tulang berasal dari peti mati yang jatuh dari tebing tempat semula digantung, atau karena peti mati sudah hancur di makan usia. Tengkorak dan tulang-tulang ini dapat saja di tempatkan di peti yang baru, hanya saja untuk melakukan hal tersebut harus pula dilaksanakan upacara adat yang biayanya tidak sedikit.

Reny menjelaskan, ada tiga alasan mengapa orang Toraja menaruh jenazah di dalam goa. Yang pertama karena melanjutkan zaman batu, kedua karena masyarakat Toraja sudah memprediksi masa depan dengan jumlah penduduk yang semakin banyak dan akan mengurangi lahan pertanian. “Yang ketiga, yang melakukan ziarah bisa melihat peti jenazah yang meninggal dan menggantinya,” katanya. I

Salah satu tujuan wisata unggulan yang ada di Sulawesi Selatan adalah Tana Toraja. Selain berada di dataran tinggi. Tana Toraja juga kental akan berbagai tradisi dan kebudayaan. Salah satu magnet wisatawan adalah kuburan batu goa Londa dan Lemo. Berikut penelusuran Majalah Indonesia melihat keunikan pengurubaran masyarakat Tana Toraja.

Semilir angin menyelimuti keheningan lokasi kuburan batu Londa di Kota Rantepao. Dinding

curam pada sebuah bukit menambah kesan hening. Menuju Goa Londa, wisatawan harus menaiki dan menuruni puluhan anak tangga untuk menuju pemakaman masyarakat Tana Toraja.

Setibanya di dekat goa makam yang usianya ratusan tahun, suasana mistis kental terasa, apalagi disambut alam yang dipenuhi pepohonan. Di dekat pintu goa, nampak peti mati bertumpuk di celah tebingnya. Di atas terdapat deretan patung kayu manusia (tau-tau) lengkap dengan pakaian berjejer rapi.

Menurut pemandu wisata Reny Tolengke, patung kayu dipahat semirip mungkin dengan jenazah yang dikubur di goa. “Menggunakan kayu nangka dan untuk mendapatkan patung, jenazah harus memotong sebanyak 24 kerbau dalam upacara adat,” ujarnya menjelaskan.

Sambil memegangi lampu petromak, Reny menjelaskan di sekitar barisan patung, tampak peti –peti mati (erong) yang diletakan di atas tebing.

Toraja dan Kuburan BatuTeks & Foto Yaya Mauliana Noor

Tanah Air

Page 110: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

110 Edisi 02 | Agustus 2015

Pesona Kete KesuToraja memberikan sejuta pesona. Tomponan merupakan

magnet wisatawan. Di Kete Kesu bisa menyaksikan Tomponan, selain tempat pemakaman yang khas itu.

Teks & Foto Yaya Mauliana Noor

Page 111: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 111

Sekira 4 kilometer dari Bukit Londa, objek wisata yang wajib dikunjungi adalah Kete Kesu,

yakni suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal dengan adat dan kehidupan tradisional.

Selain terdapat rumah adat Toraja atau dikenal Tomponan yang didirikan sejak ratusan tahun lalu, desa ini juga memiliki bukit pemakaman yang serupa dengan Londa. Namun, pemakaman di Kete Kesu tak hanya khusus untuk keluarga saja.

Di areal desa wisata ini, terdapat enam Tomponan di Kete Kesu yang dulunya dipakai oleh nenek moyang mereka untuk tempat tinggal para bangsawan. Awalnya, Tomponan hanya berada di bukit-bukit saja, namun, pihak Belanda meminta untuk memindahkannya ke pinggir jalan. I

Tour Guide Tidak Tentukan Tarif

Bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi

goa Londe. Pastikan Anda menyewa lentera

petromak dari masyarakat lokal seharga Rp 30 ribu.

Karena untuk memasuki kawasan goa memang

memerlukan lentera sebagai penerang.

Anda dapat membawa sendiri lentera atau meminta

seseorang (yang juga berperan sebagai guide)

untuk membawanya. Biasanya tour guide khusus

goa makam Londa tidak menentukan tarif. I

Page 112: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

112 Edisi 02 | Agustus 2015

Upacara pemakaman secara adat bagi jenazah bangsawan Toraja dikenal dengan nama Rambu Solo. Untuk masyarakat Tana Toraja melakukan

upacara adat ini, sanak keluarga yang ditinggalkan harus menyembelih sebanyak 24 higga 100 ekor kerbau (bagi golongan bangsawan) atau sekira 8 ekor kerbau untuk kalangan menengah. Sementera tiga ekor untuk golongan warga biasa.

Untuk memenuhi syarat tersebut, tak jarang keluarga yang ditingglkan membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengumpulkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan sebuah upacara Rambu Solo.

Selama menunggu upacara tersebut dilaksakan, jenazah dianggap belum meninggal dengan sempurna (sakit) Oleh karena itu, jenazah akan disimpan di rumah adat (tongkonan) dan diperlakukan sebagaimana orang yang masih hidup, misalnya dengan memberinya makanan kesukaan, rokok dan lainnya.

Benda-benda tersebut ditaruh di sisi peti jenazah serupa sesajen. Jenazah yang disimpan di sebelumnya dibalsam agar tidak menimbulkan bau. I

Upacara Rambu Solo

Teks & Foto Yaya Mauliana Noor

Tanah Air

Page 113: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 113

Page 114: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

114 Edisi 02 | Agustus 2015

Jika cerita Romeo dan Juliet mendunia dalam mempertahankan cinta mereka, Toraja juga punya cerita serupa. Hal senada juga dialami

sepasang kekasih bernama Lobo dan Andui. Mereka berdua dipercaya meninggal karena gantung diri di pohon gara-gara percintaan yang tidak direstui.

“Iya, mereka meninggal karena bunuh diri. Makanya dikenal sebagai Romeo dan Juliet,” ujar tour guide, Reny Tolengke. Menurut Reny, kisah percintaan kedua insan tersebut adalah hubungan terlarang. Sebab, keduanya masih dalam satu keluarga yang memang dilarang.

“Mereka sepupu sekali dan kalau menikah kan tidak baik untuk keturunan mereka,” tambah dia. Karena larangan itu, mereka pun memilih jalan untuk menggantung diri.

“Dan kisah mereka terjadi 54 tahun lalu,” katanya. Pihak keluarga pun akhirnya menyepakati untuk memakamkan keduanya secara berdampingan di bukit Londa. Dua kepada tengkorak itupun dikeluarkan dari peti dan disimpan di atas peti yang telah hancur. I

Lobo dan Andui

Cinta Tak Berujung

Teks & Foto Yaya Mauliana Noor

Tanah Air

Fitrajaya Siwu, Kepala Bandara Tanah Merah Boven Digoel, Papua dan Staf

Page 115: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 115

Selamat Hari Raya

Fitrajaya Siwu, Kepala Bandara Tanah Merah Boven Digoel, Papua dan Staf

Idul Fitri 1436 H

Minal ‘Aidin WalfaizinMohon Maaf Lahir Batin

Page 116: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

116 Edisi 02 | Agustus 2015

Bagi Reny Tolengke menjadi pemandu wisata

merupakan kesibukan yang mengasyikkan. Selain

bertemu dengan banyak orang, Reny dapat

belajar berbagai bahasa di antaranya bahasa

Inggris dari wisatawan asing yang berkunjung di

kubur batu Londa di Kota Rantepao Tana Toraja,

Sulawesi Selatan.

Meski berpenghasilan tidak menentu,

menurut Reny, pekerjaan yang digelutinya saat

ini juga membawa misi untuk memperkenalkan

tradisi kubur batu di kampung halamannya. “Saya

belajar bahasa Inggris dari turis yang datang,

kalau bahasa Spanyol bisa sedikit-sedikit,” katanya

sambil tersenyum kepada Majalah Indonesia,

beberapa waktu lalu.

Pria berkumis ini mengungkapkan menjadi

pemandu wisata bukanlah cita-citanya dari

Reny Tolengke

Belajar Bahasa Inggris dari Turis

kecil. Tapi karena kondisi kesehatan ia tidak bisa

menggapai cita-citanya terdahulu. “Kecil dulu sih

punya cita-cita, tapi karena sakit jantung jadi tidak

bisa,” kenangnya.

Reny pun memulai menjadi pemandu

wisata sejak di bangku sekolah dasar. Untuk

penghasilan tergantung dengan banyak tidaknya

turis yang datang. “Kalau sepi hanya dapat Rp

50 ribu, tergantung turis yang datang. Tapi saya

enjoy aja. Kalau tidak ada turis saya ada perkerjaa

sampingan lain,” katanya yang mengaku tidak

pernah merasa takut menjaga kubur batu.

“Kadang ikut jaga sampai malam, karena

banyak pencurian patung dan barang-barang

berharga karena usianya sudah mencapai ratusan

tahun dan itu sudah menjadi barang antik,” jelas

dia. I

Inspirasi

Teks & Foto Yaya Mauliana Noor

Page 117: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 117

Page 118: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

118 Edisi 02 | Agustus 2015

Ke Jogja tidak makan sate klathak terasa hambar. Maka dari itu, jangan lewatkan untuk menikmati sate klathak yang unik itu. Namun jangan

sembarangan makan sate klathak. Hanya di Pasar Wonokromo bisa menikmati sate klathak dalam suasana aslinya.

Di mana Pasar Wonokromo? Pasar ini berlokasi di Jalan Imogiri Timur Km 12, Pleret, Bantul. Persisnya setelah perempatan Jejeran-Wonokromo. Cara mencari Jalan Imogiri Timur ini mudah. Kita masuk ke Ring Road Selatan, kita akan menemukan Terminal Bus Giwangan, dan dari arah Giwangan cari jalan lurus ke selatan. Ujung dari jalan ini adalah Makam Imogiri yang terkenal itu, tetapi Pasar Wonokromo sebelum makam raja-raja Yogyakarta tersebut. Di pasar itu, cari jalan masuk sisi selatan, di sana ada beberapa penjual sate klathak, di antaranya Pak Jono dengan “label” Warung Sate Klathak Horor.

“He..he..sengaja saya pakai nama ini, biar orang yang datang ke sini nggak sendirian. Biar bawa teman karena takut yang horor-horor,” kata Jono menjelaskan ikhwal nama itu. Jono ini merupakan salah satu dari tiga penjual sate

Keunikan Sate KlathakTeks & Foto Rehan Dwitama

Tanah Air

Page 119: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 119

klathak yang sejak dulu memilih lokasi Pasar Wonokromo. Dulu, sebelum pasar direnovasi ia berjualan di dalam pasar. Sekarang, ia memilih dekat tempat parkir pasar.

Kapan ke Pasar Wonokromo? Jangan siang hari. Sebaiknya malam hari, karena lebih gayeng menikmati sate klathak dengan teh gitel alias teh manis kental nan panas itu. Pakai mug kuno, terasa sekali aroma teh manis itu. Bisa kita nikmati sembari menunggu penjual membakar sate klathak.

Sate klathak ini berbahan dasar daging kambing muda. Sate ini unik, karena tanpa bumbu kecap atau kacang, melainkan direndam garam beberapa saat sehingga terasa gurih. Keunikan lain, satu porsi hannya dua tusuk, tetapi dagingnya lebih besar dari sate umumnya dan tetap empuk. Jangan kaget, tusuk sate yang digunakan bukan dari bambu namun menggunakan besi jeruji sepeda. Kata Jono, agar bisa menghantarkan panas merata sehingga daging dapat matang dengan sempurna.

Satu porsi sekitar Rp 15.000, plus kuah tongseng atau gule, dan nikmati kelezatannya dengan teh gitel tadi. Menu lain memang ada tongseng, gule, dan tengkleng. Cuma, yang punya kolesterol, pintar-pintar mengendalikan diri. I

“Sate klathak ini juga jadi ikon

Jogja. Kalau ke Jogja tidak

menikmati sate klathak plus teh

nasgitel, rasanya hambar. Ada yang

belum lengkap menikmati nuansa

Jogja…”

Tanah Air

Page 120: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

120 Edisi 02 | Agustus 2015

Tabah sampai akhir adalah motto kapal selam, dan bagi Nina Puspa Sari lebih pas jika sabar di

museum. Maksudnya, ia memang harus sabar melayani pengunjung yang ingin menengok kebanggaan bangsa itu. Ia sehari-hari menjadi guide di Museum Kapal Selam di Surabaya.

“Saya senang bisa mengenalkan kepada pengunjung tentang kapal selam kebanggaan kita,” lanjut Nina menceritakan profesinya. Ia merasa punya kontribusi untuk ikut melestarikan nilai-nilai sejarah bangsa.

Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 adalah monumen pada skala penuh (bukan replika), kapal selam ini adalah salah satu dari Armada Divisi Timur. Konstruksi monumen dimulai pada Juli 1995. Pada saat yang sama, KRI Pasopati 410 telah diiris menjadi 16 bagian di PT. PAL Indonesia.

Nina Puspa Sari

Kapal Selam yang MembanggakanTeks & Foto Rehan Dwitama

Kemudian bagian per bagian diciptakan kembali dan diletakkan di atas pondasi monumen. Monkasel resmi dibuka pada 15 Juli 1998 dan telah beroperasi sebagai salah satu objek wisata di Surabaya.

KRI Pasopati 410, termasuk tipe SS Whiskey Class, dibuat di Vladi Wostok Rusia pada tahun 1952. Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam. KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh, memberi penindasan secara psikologis. Kapal ini memiliki panjang 76,6 m dan lebar 6,30 meter. I

Pelestari

Page 121: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 121

Pemimpin

Page 122: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

122 Edisi 02 | Agustus 2015

DariSabangSampaiMerauke

Page 123: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 123

Page 124: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

124 Edisi 02 | Agustus 2015

DariSabangSampaiMerauke

Page 125: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 125

Page 126: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

126 Edisi 02 | Agustus 2015

Tradisi Pacu Jalur

Bertahan dari Gempuran ZamanTeks Puti Nadhira Foto Disbudpar Riau

Datanglah ke Riau pada 19-23 Agustu 2015, di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, akan

digelar tradisi pacu jalur. Tradisi ini muncul pada abad ke-17 di era Kerajaan Melayu. Tradisi digelar untuk memeriahkan hari besar agama Islam.

Saat penjajahan Belanda, tradisi tidak menghilang. Pacu jalur justru digelar untuk memperingati hari ulang tahun Ratu Wilhelmina.

Setelah Indonesia merdeka pacu jalur dilakukan untuk merayakan kemerdekaan.

Jalur itu semacam perahu yang muat 30-40 orang. Mereka mendayung bersama untuk bisa dipacu di sungai. Saat mereka memacu, penonton di tepi sungai memberi semangat dengan tepukan meriah, bahkan teriakan nyaring. Biasanya warga desa pendukung jalur yang saling memberi

semangat itu. Biasanya setiap desa atau kelurahan menyertakan jalur dalam lomba.

Banyak ritual yang dilakukan sebelum lomba pacu berlangsung. Salah satunya Mahalo Jalur, yaitu menarik jalur ke sungai. Namun ritual ini pelan-pelan lapuk di makan zaman. Meski begitu, serangkaian tradisi pacuk jalur ini masih menjadi magnet bagi wisatawan nusantara maupun turis. I

Tanah Air

Page 127: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 127

Tanah Air

Page 128: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

128 Edisi 02 | Agustus 2015

Memaafkan“Kupat kaliyan santen, sedaya ngaku lepat nyuwun

pangapunten,” begitu simbol yang bisa kita baca manakala menerima kiriman ketupat plus menu opor ayam pada malam takbiran atau “bakda kupatan” di bulan Syawal. Tradisi mengirim ketupat masih bisa dijumpai di sekitar kita, walau gairahnya mulai memudar di masyarakat perkotaan. Tradisi ini sejalan dengan kebiasaan meminta maaf pada Idul Fitri atau bulan Syawal.

Kebiasaan maaf memaafkan berangkat dari ajaran agama maupun kepercayaan apapun yang menganjurkan manusia untuk tulus saling memaafkan. Saat meminta maaf adalah saat jeda untuk ngaku lepat (mengaku salah), sekaligus berkomitmen tidak mengulangi kesalahan serupa. Sejatinya saat berucap “Mohon maaf...”, apalagi ditambah dengan, “....lahir dan batin,”, ia telah menyatakan komitmen tersebut.

Maaf adalah sebuah paradoksal, satu sisi mengingat tetapi sisi lain melupakan. Maaf adalah mengingat karena saat meminta maaf sesungguhnya sedang mengingat kesalahan yang pernah diperbuat. Maaf juga melupakan karena siapapun tak ingin mengulang setiap kesalahan yang pernah diperbuatnya. Ada tekad untuk melupakan kesalahan yang pernah diperbuat.

Kembali ke soal ketupat, bahwa penyampaian maaf lewat ketupat merupakan simbol. Namun dalam praktiknya sesungguhnya mengajarkan kita agar sebaiknya menghadirkan fisik tatkala menyampaikan permintaan maaf tersebut. Misalnya, kita membawa ketupat ke sejumlah kerabat yang berarti secara langsung bisa berinteraksi dengan orang yang ingin kita mintai maaf. Atau kita mengundang tetangga maupun kolega untuk kenduri

ketupat pada “bakda kupatan” sehingga interaksi fisik juga terjadi.

Sayangnya belakangan ini kehadiran fisik tak lagi penting saat kita menyampaikan permohonan maaf. Lalu yang terjadi, simbol ketupat terdesak kiriman SMS, BBM, WA maupun jejajring sosial. Jurus kreativitas melahirkan kalimat-kalimat lugas yang sangat menakjubkan, menggugah, menggurui, sarat inspirasi dan penuh humor. Kecanggihan teknologi membuat kita bisa menyampaikan maaf kepada sejumlah kerabat maupun kolega dengan sekali pencet saja. Tetapi kecanggihan teknologi ini membuat seseorang terkadang tak tahu persis kepada siapa ia meminta maaf. Ia sekadar meminta maaf kepada sejumlah nama yang tersimpan di memori perangkat canggihnya itu.

Tanpa bermaksud menjelek- jelekkan cara

kita bermaaf-maafan lewat kemajuan teknologi,

kita saling mengingatkan, kita bisa

terjebak formalitas belaka saat memakai SMS, BBM ataupun jejaring sosial untuk maaf memafkan. Banyak di

antara kita memilih cara modern itu dengan alasan fleksibel; tidak

dibatasi jarak, tidak pula dibelenggu waktu, ataupun disandera kesibukan.

Namun aneh rasanya jika meminta maaf teman sekantor, tetangga, bahkan kerabat, cukup

lewat SMS! Rasanya cara-cara lama tetap memberikan makna sejati

dari tindakan maaf memaafkan. Kemungkinan distorsi itu bisa dihindari. Betapa gayeng-nya manakala dalam bulan Syawal hadir pada kenduri ketupat sembari maaf memaafkan. Atau tak perlu lagi malu menghantarkan hidangan ketupat kepada orang yang kita hormati sembari ngaku lepat (kupat) dan sesegera mungkin memohon maaf. I

Toto TIS Suparto

Khatulistiwa

Page 129: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 129

Page 130: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

130 Edisi 02 | Agustus 2015

Page 131: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

Edisi 02| Agustus 2015 131

Page 132: E megazine majalah indoenesia edisi 02 agustus 2015

132 Edisi 02 | Agustus 2015Ismed Amziz Mahyeldi Nasharullah Muslim Kasim

Irwan Prayitno