15
7 1. Pendahuluan Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari pencapaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran, yang disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah [1]. Proses pembelajaran yang didominasi oleh guru, mengakibatkan siswa sulit untuk memahami materi, faktor lain siswa sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan monoton sehingga membuat siswa jenuh dan bosan. Hasil observasi pada mata pelajaran kimia menunjukkan kegiatan pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran kooperatif dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan buku LKS, pembelajaran seperti ini membuat siswa sulit memahami materi dan banyak siswa yang lupa membawa LKS, selain itu Guru sulit untuk menjaga agar siswa tetap tertarik terhadap materi dan Guru belum memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah yaitu LCD proyektor dan laptop pada proses pembelajaran. Keinginan untuk mengikuti pelajaran terutama bidang studi kimia cenderung menurun. Salah satu faktor ini disebabkan karena metode pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kimia kurang tepat [2]. Berdasarkan permasalahan yang ada, hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru setelah melaksanakan observasi dikelas. Guru malas untuk mengubah model dan media pembelajaran karena guru merasa dengan adanya model pembelajaran konvensional dirasa sudah cukup untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal lain karena pada umumnya kelas jurusan IPA memiliki semangat belajar yang lebih daripada kelas jurusan yang lain, sehingga hanya dengan pemberian materi secara konvensional dan tugas yang lebih banyak akan membawa peningkatan dalam belajar tanpa adanya pembaharuan model dan media pembelajaran. Guru juga menyatakan pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama dan saat melakukan penerapan dikelas guru tidak mau repot membawa LCD proyektor, laptop serta alat lainnya. Sementara menurut guru peranan ilmu kimia sangat penting diantara ilmu pengetahuan lainnya. Tidak ada ilmu pengetahuan alam yang tidak bergantung pada ilmu kimia, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terlibat dengan zat kimia baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa pelajaran kimia sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar siswa mengetahui penyebab fenomena alam, bagaimana cara penerapan dan mengetahui cara mempraktekkan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa masalah yang ada maka perlu diadakan pembaharuan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini fokus permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan adalah permasalahan untuk menghadapi proses pembalajaran dan media yang digunakan untuk pembelajaran. Dalam proses pembelajaran penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya pada level individu [3]. Salah satu model pembelajaran ini adalah model pembelajaran Team Assisted Individuallization (TAI). Model pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut untuk berdiskusi, saling mengajari anggota kelompok dan belajar bertanggung jawab dengan tugas masing-

Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

  • Upload
    dodung

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

7

1. Pendahuluan

Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini

adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang

masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari pencapaian daya

serap siswa terhadap materi pelajaran, yang disebabkan oleh banyak faktor salah

satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah [1]. Proses

pembelajaran yang didominasi oleh guru, mengakibatkan siswa sulit untuk

memahami materi, faktor lain siswa sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam

pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan monoton

sehingga membuat siswa jenuh dan bosan.

Hasil observasi pada mata pelajaran kimia menunjukkan kegiatan

pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran kooperatif dan masih

menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya dilakukan

dengan menggunakan buku LKS, pembelajaran seperti ini membuat siswa sulit

memahami materi dan banyak siswa yang lupa membawa LKS, selain itu Guru

sulit untuk menjaga agar siswa tetap tertarik terhadap materi dan Guru belum

memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah yaitu

LCD proyektor dan laptop pada proses pembelajaran. Keinginan untuk mengikuti

pelajaran terutama bidang studi kimia cenderung menurun. Salah satu faktor ini

disebabkan karena metode pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kimia

kurang tepat [2]. Berdasarkan permasalahan yang ada, hal ini dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru setelah melaksanakan observasi

dikelas. Guru malas untuk mengubah model dan media pembelajaran karena guru

merasa dengan adanya model pembelajaran konvensional dirasa sudah cukup

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal lain karena pada umumnya kelas

jurusan IPA memiliki semangat belajar yang lebih daripada kelas jurusan yang

lain, sehingga hanya dengan pemberian materi secara konvensional dan tugas yang

lebih banyak akan membawa peningkatan dalam belajar tanpa adanya

pembaharuan model dan media pembelajaran. Guru juga menyatakan pembuatan

media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama dan saat melakukan

penerapan dikelas guru tidak mau repot membawa LCD proyektor, laptop serta

alat lainnya. Sementara menurut guru peranan ilmu kimia sangat penting diantara

ilmu pengetahuan lainnya. Tidak ada ilmu pengetahuan alam yang tidak

bergantung pada ilmu kimia, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terlibat

dengan zat kimia baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal inilah yang

menjadi dasar mengapa pelajaran kimia sangat dibutuhkan dalam dunia

pendidikan agar siswa mengetahui penyebab fenomena alam, bagaimana cara

penerapan dan mengetahui cara mempraktekkan ilmu kimia dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan beberapa masalah yang ada maka perlu diadakan

pembaharuan dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini fokus

permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan adalah permasalahan untuk

menghadapi proses pembalajaran dan media yang digunakan untuk pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan

keterlibatan siswa, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan

khususnya pada level individu [3]. Salah satu model pembelajaran ini adalah

model pembelajaran Team Assisted Individuallization (TAI). Model pembelajaran

ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut untuk berdiskusi, saling

mengajari anggota kelompok dan belajar bertanggung jawab dengan tugas masing-

Page 2: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

8

masing dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal dibanding

dengan kelompok lain.

Penggunaaan model pembelajaran dalam hal ini tidak cukup untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, perlu juga adanya pembaharuan media

pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih maksimal.

Pemanfaatan TIK sangat diperlukan untuk penyampaian materi khususnya dengan

menggunakan visualisasi. Jenis multimedia persentasi bisa digunakan untuk

membantu dalam menjelaskan materi. Penggunaan multimedia persentasi yang

bisa dimanfaatkan adalah aplikasi Prezi Desktop. Kelebihannya yaitu mampu

menampilkan tema tiga dimensi, memiliki tampilan yang lebih memudahkan siswa

untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air, sehinggga video

maupun animasi flash bisa dijalankan lebih ringan dibandingkan media persentasi

lain. Penggunaan model pembelajaran dan media ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia khususnya materi

struktur atom dan sistem periodik.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ari Suharjanto, dkk (2012)

dalam penelitian Penerapan Media Pembelajaran Dengan Penggunaan Software

Prezi dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Diklat Komunikasi.

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas XI AP 2 SMK Murni 2

Surakarta dilakukan dalam 2 siklus. Hasil dari penelitian menyimpulkan beberapa

hal yaitu (1) Perasaan senang siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata

diklat komunikasi meningkat, sebelum diberi tindakan hanya 41,82%, setelah

diberi tindakan I meningkat menjadi 62,73%, setelah diberi tindakan II terjadi

peningkatan yang signifikan menjadi 88,41% dengan kualifikasi sangat baik. (2)

Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata diklat komunikasi

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari prosentase sebelum diberi tindakan yang

hanya 43,64%, setelah diberi tindakan I meningkat menjadi 63,18%, setelah diberi

tindakan II terjadi peningkatan yang signifikan menjadi 86,59% dengan

kualifikasi sangat baik. (3) Perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

mata diklat komunikasi meningkat, sebelum diberi tindakan yang hanya 47,73%,

setelah diberi tindakan I meningkat menjadi 62,50%, setelah diberi tindakan II

terjadi peningkatan yang signifikan menjadi 85,45% dengan kualifikasi sangat

baik. (4) Keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata diklat

komunikasi meningkat, sebelum diberi tindakan yang hanya 55,23%, setelah

diberi tindakan I meningkat menjadi 66,14%, setelah diberi tindakan II terjadi

peningkatan yang signifikan menjadi 88,18% dengan kualifikasi sangat baik [4].

Lestari (2010) dalam penelitian Classroom Action Research yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Mata

Pelajaran Kimia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization di MA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta” menyatakan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization mampu

meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa [5].

Berdasarkan uraian yang ada, pada penelitian ini dilakukan pengembangan

dengan tujuan untuk mengetahui “Efektivitas Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) berbantu Media Prezi Dekstop Terhadap Hasil Belajar

Kimia di SMAN 1 Bringin”.

Efektivitas proses pembelajar an berarti tingkat keberhasilan guru dalam

mengajar kelompok tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk tujuan

instruksional tertentu [6]. Dalam penelitian ini dirumuskan acuan beberapa kriteria

efektivitas yang dijabarkan sebagai berikut: (1) Pembelajaran dikatakan efektif,

Page 3: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

9

jika model pembelajaran TAI berbantu prezi dekstop meningkatkan nilai gain

ternomalisasi siswa, dengan kriteria nilai gain ternomalisasi kelas eksperimen

lebih tinggi > daripada kelas kontrol. (2) Pembelajaran dikatakan efektif dan tuntas

apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang telah mendapat

perlakuan memperoleh nilai ≤ 75 atau batas minimal KKM. (3) Pembelajaran

dikatakan efektif jika tanggapan siswa adalah positif, yakni minimal dengan skor

rerata nilai hasil angket tanggapan siswa sebesar 75% (rentang nilai “setuju”) [7].

Model pembelajaran Team Assisted Individualization ini menerapkan

bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab memberikan

pembelajaran terhadap siswa yang lemah. Proses pembelajaran seperti ini

diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa

yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, siswa yang

lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi [8].

Kelebihan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

(TAI) dirancang untuk memuaskan kriteria yang mampu menyelesaikan masalah-

masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual. (1) Dapat

meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin. (2)

Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar

kelompok-kelompok kecil. (3) Operasional program yang sederhananya sehingga

para siswa di kelas tiga SD ke atas dapat melakukannya. (4) Para siswa akan

termotivasi untuk mempelajari materi yang diberikan dengan cepat dan akurat. (5)

Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan agar siswa jarang menghabiskan

waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi

kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. (6) Para siswa akan dapat

melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang mengecek

kemampuannya ada dibawah siswa yang dicek. (7) Programnya mudah dipelajari

baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru

tambahan atau tim guru [9].

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah aplikasi Prezi

Desktop. Prezi merupakan sebuah perangkat lunak berbasis internet atau software

as a service (SaaS) yang digunakan sebagai media presentasi dan juga alat untuk

mengeksplorasi berbagai ide di atas kanvas virtual [10]. Prezi dapat menggeser

paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada

siswa dan guru hanya sebagai fasilitator sehingga siswa menjadi aktif belajar,

tidak lagi mengandalkan guru sebagai narasumber tunggal [11].

Kelebihan prezi dekstop adalah dapat menampung keberagaman gaya

belajar, karena prezi diprogram untuk menampilkan media visual, audio, maupun

animasi. Media prezi fokus pada satu bidang slide yang disebut dengan kanvas

virtual, setelah itu pengguna bisa mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut

sampai bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat

jelas. Penggunaan fasilitas ZUI membuat presentasi terlihat dinamis, karena

kanvas bisa diperkecil, diperbesar dan diputar 360 derajat. Selain itu, prezi

merupakan aplikasi yang berbasis Adobe Air, sehinggga video maupun animasi

flash bisa dijalankan lebih ringan. Awalnya aplikasi ini hanya bisa digunakan

secara online namun saat ini sudah bisa digunakan secara offline dengan

diluncurkannya Prezi Desktop [12].

Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang [13].

Keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator

berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan

dan semacamnya [14]. Hasil belajar banyak dipengaruhi berbagai faktor baik

berasal dari dirinya (internal) maupun berasal dari luar dirinya (eksternal). Faktor

internal antara lain (1) faktor jasmani (2) faktor rohaniah (3)faktor kematangan

Page 4: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

10

fisik maupun psikis.. Faktor eksternal antara lain terdiri dari (1) faktor sosial (2)

faktor budaya (3) faktor lingkungan fisik (4) faktor lingkungan spritual atau

keagamaan [15].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design.

Bentuk desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign [16].

Bentuk desain dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

O1 : Pretest kelompok eksperimen sebelum perlakuan.

O2 : Posttest kelompok eksperimen setelah perlakuan.

O3 : Pretest kelompok kontrol sebelum perlakuan.

O4 : Posttest kelompok kontrol.

X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen.

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

Team Assisted Iindividualization (TAI) berbantu media prezi dekstop terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Bringin.

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1 Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen & Kontrol

Perangkat Pembelajaran

Identifikasi Masalah

Kajian Pustaka

Pembuatan RPP

& media pembelajaran

Pembuatan instrumen

penelitian

Pretest

Perlakuan pembelajaran dengan model

pembelajaran TAI berbantu Prezi

Perlakuan pembelajaran dengan

model konvensional

Posttest

Pengolahan data dan analisis hasil penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Penarikan Kesimpulan

Page 5: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

11

Tahap awal identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Identifikasi masalah

dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum

penelitian ini dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses

belajar mengajar yang selama ini dilakukan baik dari cara mengajar, penyampaian

serta penataan letak tempat duduk siswa. Tahap kedua yaitu kajian pustaka,

dilakukan pencarian solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah

ditemukan. Tahap ketiga, pembuatan perangkat pembelajaran yaitu terdiri dari

Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan materi untuk digunakan pada kelas

eksperimen dan kontrol. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dikelas

berjalan secara terstruktur serta pembuatan instrumen penelitian. Tahap keempat

yaitu pemberian pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum dilakukannya perlakuan. Sebelum pretest diberikan pada siswa, pretest

harus dilakukan melalui tahap perhitungan uji validitas dan realibitas soal. Uji ini

dilakukan untuk melihat seberapa valid dan reliabel soal yang akan diujikan.

Tahap kelima dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Kelas

kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional

sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model

pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop. Tahap keenam pemberian posttest

untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan yang

kemudian akan dapat memperlihatkan seberapa efektivitas model pembelajaran

TAI berbantu Prezi Dekstop dan konvensional dalam meningkatkan hasil belajar

siswa. Tahap ketujuh pengolahan data dan analisis hasil, hal ini dilakukan untuk

mendapatkan sebuah kesimpulan seberapa besar perbedaan yang terjadi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Tahap terakhir pembahasan hasil penelitian &

penarikan kesimpulan, tahap akhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah

penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI berbantu Prezi

Dekstop terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut: (1) Siswa diberi apersepsi,

siswa ditanya tentang materi struktur atom dan sistem periodik. (2) Siswa

menjawab pertanyaan sesuai apersepsi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan siswa dan sejauh mana siswa memahami materi. (3) Siswa dibentuk

ke dalam kelompok yang heterogen. Pembentukan kelompok ini dilihat dari dari

hasil akademik siswa dikelas, hasil pretest, sikap siswa dan jenis kelamin siswa.

Setelah kelompok heterogen terbentuk, guru menyampaikan peraturan

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI. (4)

Guru mempersentasikan materi berbantu Prezi Dekstop untuk memudahkan

penyampaian materi dan efisiensi waktu. Materi ini berisi teori, gambar dan video

tentang struktur atom dan sistem periodik yang sudah dirancang sebelum

penelitian dilaksanakan. Isi materi tentang teori diambil dari buku panduan guru,

untuk materi berupa gambar dan video diambil dari internet. (5) Setelah

penyampaian materi selesai, guru memberikan tugas kelompok yang harus

dikerjakan setiap kelompok. Tugas ini berupa lembar diskusi yang akan dikerjakan

oleh masing-masing kelompok setelah siswa melakukan pembelajaran dengan

berbantu media pembelajaran Prezi Dekstop. Tujuan kelompok disini juga

digunakan untuk melatih siswa belajar berkomunikasi, bekerja sama untuk

mencapai tujuan dalam kelompok. Jika ada anggota kelompok yang belum paham

dengan materi pembelajaran dikelas maka siswa yang sudah memahami materi

harus memberikan pembelajaran kepada anggota yang belum paham. Setelah

siswa bekerja secara kelompok, masing-masing anggota diberikan kuis berupa soal

yang dikerjakan secara individu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah bekerja secara berkelompok. (6) Setelah siswa

mengerjakan kuis, skor yang diperoleh setiap individu direkapitulasi. Skor

individu juga menentukan skor kelompok. Jadi, anggota kelompok yang

Page 6: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

12

memperoleh nilai kuis tinggi dapat menyumbangkan nilainya untuk skor

kelompok. Hal ini memicu siswa dalam kelompok untuk bekerja sama dan

meningkatkan kepedulian antar anggota kelompok. Perbedaan kegiatan

pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen secara rinci dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen

Kegiatan Belajar Kelas Kontrol Kegiatan Belajar Kelas Eksperimen

Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang kelas dipersiapkan seperti

absensi, kebersihan dan ketenangan

Salam dan doa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Pendahuluan

a. Apersepsi

Ruang kelas dipersiapkan seperti

absensi, kebersihan dan ketenangan

dan media pembelajaran

Salam dan doa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Siswa diberikan pertanyaan secara lisan

tentang materi pembelajaran struktur

atom dan sistim periodik

b. Elaborasi

Guru menjelaskan materi

pembelajaran dengan model

pembelajaran konvensional berbantu

buku panduan guru

Guru memberikan pertanyaan lisan

kepada siswa dan siswa menjawab

c. Konfirmasi

Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran bersama-sama

Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Siswa diberikan pertanyaan secara lisan

tentang materi pembelajaran struktur atom

dan sistim periodik.

b. Elaborasi

Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok

yang terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen

Guru menjelaskan materi tentang bilangan

kuantum,jumlah elektron dan jumlah orbital

dengan prezi dekstop

Setelah penyampaian materi dengan

mengunakan prezi dekstop selesai. Siswa

berdiskusi tentang: perbandingan fungsi

bilangan kuantum, jumlah elektron dan

jumlah orbital

Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok

Guru bertanya pada masing-masing

kelompok tentang hasil diskusi kelompok

c. Konfirmasi

Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran bersama-sama

Penutup

Siswa diberikan tugas individu

Penutup

Siswa diberikan tugas individu

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Mia di SMA

Negeri 1 Bringin tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 3 kelas. Sampel yang

akan dijadikan subjek penelitian diambil dua kelas yaitu siswa kelas X Mia 1

(kelas eksperimen) dan X Mia2 (kelas kontrol) dengan jumlah masing-masing

siswa sebanyak 30 siswa Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik sampling purposive dimana teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Berdasarkan pertimbangan guru Kimia di SMA Negeri 1 Bringin yaitu

kelas X Mia 1 dan X Mia 2 jadwal pelajaran lebih efisien, memiliki kemampuan

yang hampir sama dan jumlah siswa yang sama.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu berupa angka-angka

yang datanya akan dianalisis menggunakan statistik. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat

Page 7: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

13

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar dilihat

dari hasil pretest dan posttest. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan

model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop.

Instrumen yang digunakan observasi, soal tes pretest-posttest dan angket.

Observasi digunakan untuk mengetahui mengamati pelaksanaan dan

perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran dikelas. Indikator aktivitas terdiri dari (1) turut serta dalam

melaksnakan tugas belajarnya (2) Terlibat dalam pemecahan masalah (3) Bertanya

kepada siswa atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya (4)

berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

(5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru (6) menilai

kemampuan dirinya dan hasil-hasill yang diperolehnya (7) melatih diri dalam

memecahkan soal atau masalah sejenis (8) kesempatan menggunakan atau

menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau

persoalan yang dihadapinya [17]. Hasil pretest dan posttest digunakan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen baik

sebelum perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan pada masing-masing kelas.

Hasil belajar ini kemudian dibandingkan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa

setelah diberikan treatment atau tidak ada perbedaan setelah diberikan perlakuan

pada masing-masing kelas. Instrumen angket digunakan untuk melihat tanggapan

tentang penggunaan model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop, apakah

perlakuan model dan media pembelajaran layak digunakan atau tidak dalam proses

pembelajaran di kelas Kimia. Indikator yang digunakan dalam instrumen kuisioner

adalah ketertarikan dan kesenangan terhadap penggunaan model pembelajaran TAI

berbantu prezi dekstop pada mata pelajaran Kimia [18].

Analisis data dalam peneletian berupa uji validitas dan reliabilitas butir

soal, uji independent sample t, nilai ketuntasan kelas, uji indeks gain, perhitungan

skor angket. Analisis data dalam penelitian dibantu dengan menggunakan program

pengolah data statistik.

4. Hasil Pembahasan

Langkah pertama sebelum proses treatment diberikan adalah pemberian

pretest pada masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kemampuan siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol memilki kemampuan yang sama atau tidak, selain

itu untuk menentukan apakah siswa memiliki varians yang sama dan homogen.

Hasil pretest pada kelas eksperimen juga digunakan untuk menentukan pembagian

kelompok secara heterogen.

Pertemuan pertama pada kelas eksperimen yaitu (1) Guru membagi

kelompok berdasarkan akademik siswa dikelas, sikap siswa, jenis kelamin dan

hasil pretest. (2) Setelah pembentukan kelompok heterogen selesai, Guru

menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran prezi

dekstop. Dalam media ini materi disajikan dalam bentuk teks, gambar serta audio

visual (video). Teks berisi materi tentang perkembangan teori atom dari beberapa

ahli seperti, Niels Henrick David Bohr, Lou De Broglie, Erwin Schrodinger dan

Werner Karl Heisenberg. Materi dalam bentuk gambar berupa gambaran beberapa

macam dari bentuk orbital. Materi dalam bentuk video berisi bahan yang

digunakan untuk siswa diskusi kelompok. Dalam video ini berisi tentang materi

pembentukan bentuk orbital dan siswa diminta untuk menjelaskan sesuai dengan

pembentukan bentuk-bentuk orbital yang ada. Macam orbital ada 4 macam yaitu

(1) Orbital S memiliki jumlah elektron masksimun 2 dan jumlah orbital 1. (2)

Orbital P memilki jumlah elektron maksimun 6 dan jumlah orbital 3. (3) Orbital D

Page 8: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

14

memiliki jumlah elektron maksimun 10 dan jumlah orbital 5. (4) Orbital F

memiliki jumlah elektron maksimun 14 dan jumlah orbital 7. Tampilan media

pembelajaran dengan menggunakan prezi dekstop pada kelas eksperimen dapat

dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Tampilan materi dalam bentuk teks, gambar dan video

Langkah (3) guru memberikan tugas kelompok berupa lembar diskusi

kepada masing-masing kelompok. Lembar diskusi ini dikerjakan berdasarkan hasil

diskusi yang dilakukan kelompok setelah melakukan pengamatan pada video yang

diiputar oleh guru serta dari hasil penyampaian materi yang dijelaskan dengan

berbantu prezi dekstop. Dalam diskusi siswa dituntut untuk berperan aktif

memberikan pendapat serta memberikan bimbingan kepada anggota kelompok

yang belum paham dengan materi yang diajarkan. Hal ini bertujuan agar proses

pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru dan membuat siswa menjadi sumber

belajar untuk siswa yang lain. Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TAI berbantu Prezi Desktop ini membuat siswa lebih senang dan

antusias dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan siswa saling memberikan

pendapat dalam kelompok untuk mengisi tugas lembar diskusi yang diberikan.

Selain itu siswa yang belum paham dengan materi pembelajaran tidak takut dan

malu untuk bertanya kepada anggota kelompok yang lain. Anggota kelompok

yang sudah paham juga memberikan pengarahan, pemahaman kepada anggota

kelompok yang belum paham. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa bekerjasama

dalam sebuah kelompok dan melatih ketrampilan siswa dalam berdiskusi.

Tugas guru dalam hal ini hanya mengawasi agar setiap kelompok benar-

benar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan guru juga

memberikan pengarahan jika ada kelompok yang bertanya. (4) Setelah diskusi

kelompok selesai hasil pekerjaan kelompok dikumpulkan dan guru memberikan

beberapa pertanyaan seputar diskusi yang dilakukan pada kelompok dan setiap

kelompok berebut untuk dapat menjawab pertanyaan yang ada untuk memperoleh

poin guna menambah nilai kelompok. Proses tanya jawab ini membuat

pembelajaran lebih menarik karena setiap anggota kelompok saling berebut untuk

dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, jika kelompok dapat

menjawab pertanyaan maka kelompok mendapat nilai dan poin guna menambah

nilai kelompok yang berdampak pada hasil belajar siswa. Semakin banyak

kelompok menjawab pertanyaan yang diberikan maka semakin tinggi nilai yang di

dapat. (5) Kegiatan terakhir pada pertemuan pertama siswa diberikan tugas

individu untuk dikerjakan dirumah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami setelah diberikan treatment.

Pembelajaran pertemuan pertama pada kelas kontrol pembelajaran hanya

dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. (1) Guru

hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah dengan berbantu buku

panduan Guru dan LKS. (2) Siswa hanya mendengarkan penjelasan yang

disampaikan oleh guru. Dalam proses dengan menggunakan model pembelajaran

Page 9: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

15

konvensional siswa sulit menangkap pemahaman materi karena tidak ada

gambaran atau tampilan karena guru hanya memberikan penjelasan dengan

menggunakan metode ceramah tanpa memanfaatkan media yang ada disekolah.

Akibat dari pembelajaran ini siswa merasa bosan dan memilih untuk bermain

dengan teman sebangku karena guru tidak memperhatikan bagaimana sikap siswa

dikelas saat proses pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang secara tidak

langsung berdampak pada hasil belajar siswa. Tahap akhir pada pertemuan

pertama kelas kontrol siswa juga diberikan tugas individu untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa dengan model pembelajaran konvensional.

Pertemuan kedua proses pembelajaran pada kelas eksperimen antara lain

(1) Guru menanyakan dan mengecek sejauh mana siswa mengerjakan tugas

individu. (2) Siswa diminta untuk duduk berkelompok seperti pada pertemuan

pertama dan membahas tugas invididu secara bersama-sama. Anggota kelompok

yang belum paham dan belum bisa mengerjakan tugas individu dapat bertanya

kepada anggota kelompok yang sudah paham dan anggota kelompok yang paham

wajib memberikan pengarahan atau bimbingan sampai anggota yang belum paham

benar-benar paham. Proses pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak malu

untuk bertanya dan berdiskusi karena pada umumnya pembelajaran dengan teman

sebaya tidak akan membuat siswa merasa tegang dan membuat siswa lebih

nyaman serta penjelasan dari teman lebih dapat cepat diterima karena penjelasan

menggunakan bahasa sehari-hari. Tugas guru dalam hal ini juga hanya sebagai

pengamat dan mengarahkan siswa untuk bekerjasama, berdiskusi pada kelompok

masing-masing. (3) Setelah diskusi kelompok selesai dilakukan, siswa dan guru

bersama-sama membahas tugas individu, agar siswa tahu apakah hasil tugas

individu dan hasil pembelajaran kelompok sesuai dengan penyampaian materi

yang diberikan oleh guru. Hal ini dilakukan agar pemahaman materi sama

sehingga tidak ada perbedaan pendapat, karena dalam diskusi disini sifatnya

banyak bermunculan pendapat dari masing-masing siswa pada tiap kelompok.

Tugas guru disini mengarahkan agar siswa memiliki pemahaman yang terhadap

materi. (4) Langkah berikutnya guru melanjutkan pembelajaran dengan

menggunakan media Prezi Desktop. (5) Tahap akhir pada pertemuan kedua setelah

penyampaian materi yaitu, siswa diberikan posttest. Untuk kelas kontrol pada

pertemuan kedua pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran

konvensional dengan berbantu buku panduan guru dan LKS seperti pada

pertemuan pertama. (1) Pada awal pelajaran guru mengecek dan melihat tugas

individu siswa. Tujuannya untuk memastikan bahwa siswa benar-benar

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. (2) Setelah pengecekan selesai, guru

meminta siswa untuk mengerjakan soal didepan dan ditulis pada papan tulis.

Siswa yang berani maju mendapatkan poin lebih dari guru dan apabila jawabannya

benar maka akan lebih bagus dan mendapatkan nilai tambah lebih di mata guru.

(3) Setelah pembahasan tugas individu selesai guru melanjutkan pembelajaran

dengan menggunakan metode konvensional seperti pada pertemuan pertama. (4)

Tahap akhir pada kelas kontrol diberikan posttest. Dokumentasi guru

menyampaikan materi dengan menggunakan media Prezi Dekstop dapat dilihat

pada gambar. Gambar sebelah kiri ( Pengajaran dilakukan oleh peneliti) pada

tahap ini siswa diberi gambaran umum tentang media pembelajaran Prezi Desktop

baik mengenai keunggulan media, cara pembuatan persentasi dan kelebihannya

dibandingkan media persentasi lain serta pada tahap peneliti mengajarkan sedikit

materi kimia mulai dari munculnya teori atom serta perkembangannya dan

macam-macam teori atom. Gambar sebelah kanan (pembelajaran dilakukan oleh

Guru kimia ) dengan berbantu prezi dekstop materi yang diajarkan adalah

spesifikasi dari masing-masing teori atom, cara perhitungan dan cara menganalisa

macam-macam teori berdasarkan ketentuan masing-masing teori.

Page 10: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

16

Gambar 3 Guru menyampaikan materi berbantu prezi dekstop

Adanya model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dikelas. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat

dari terjadinya proses pembelajaran dikelas dan dengan membandingkan hasil test

siswa pada masing-masing kelas. Proses pembelajaran kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol ini dapat dinilai dari aktivitas siswa pada masing-masing

kelas. Hasil observasi aktivitas siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Hasil Perhitungan Observasi Aktivitas Siswa di Kelas

No Indikator Persentase Kelas

Kontrol Eksperimen

1 Turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya 36.67 76.67

2 Terlibat dalam pemecahan

permasalahan 30 80

3

Bertanya kepada siswa lain atau kepada

guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya

23.33 73.33

4

Berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk pemecahan

masalah

33.33 80

5 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai

dengan petunjuk guru 0 90

6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-

hasil yang diperolehnya 66.67 80

7 Melatih diri dalam memecahkan soal

atau masalah sejenis 83.67 90

8

Kesempatan menggunakan atau

menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapi

100 100

Total Persentase= X 100% 46.67% 83.75%

(Denis : 2013) [19]

Berdasarkan perhitungan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa total persentase

keaktifan siswa dikelas kontrol sebesar 46.67 % masuk dalam kategori cukup baik

sedangkan keaktifan pada kelas eksperimen 83.75% masuk dalam kategori sangat

baik. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan daftar yang berisi indikator

kemudian siswa diamati per individu dengan mengisi lembar observasi yang

dibuat. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa efektivitas model pembelajaran TAI

Page 11: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

17

berbantu Prezi Dekstop berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Kimia.

Analisis hasil uji instrumen dengan menggunakan software pengolah data

statistik. Soal awal berjumlah 30 soal pilihan ganda kemudian diujikan pada kelas

lain, yakni kelas yang tidak mendapat perlakuan yaitu kelas X Mia 3. Hasil 30 soal

yang diujikan didapat 20 soal valid dan 10 soal tidak valid. Soal yang tidak valid

adalah soal nomor 4,5,6,24,25,26,27,28,29,30. Soal yang valid tersebut kemudian

diuji reliabilitas yang mempunyai ketentuan, jika Alpha > 0.05 maka data reliabel.

Hasil pengujian menunjukkan Alpha 0.84 > 0.05, maka soal dapat dinyatakan

reliabilitas’bagus’.

Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai signifikasi pretest kelompok

eksperimen dan kelas kontrol > 0.500. Nilai signifikasi yang diperoleh adalah

0.862 dan 0.500 > 0.05 dan nilai signifikan posttest kelompok eksperimen dan

yang diperoleh adalah 0.070 dan 0.074 > 0.05, maka diambil kesimpulan nilai

pretest & posttest kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai siswa yang jauh, letak nilai siwa

tidak terlalu jauh dengan nilai rata-rata kelas. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah populasi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

mempunyai data berdistribusi normal atau tidak.

Hasil uji homogenitas pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan nilai signifikasi P= 0.940. Nilai P (0.940) > α (0.05) dan nilai signifikansi

posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh P= 0.279. Nilai P

(0.279) > α (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data posttest juga berasal dari

populasi dengan variansi yang sama (homogen). Uji homogenitas digunakan untuk

menguji data atau kelompok apakah mempunyai variansi sama atau homogen

diantara kelompok yang ingin diuji. Jika data atau kelompok variansinya sama

maka dikatakan ada homogenitas.

Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa

nilai signifikasi berada pada kriteria terdistribusi normal dan homogen. Langkah

selanjutnya adalah perhitungan uji indenpendent sample t-test. Untuk syarat

perhitungan uji indenpendent sample t-test yaitu nilai uji normalitas dan

homogenitas harus > dari 0.05. Hasil perhitungan analisis data dapat dilihat pada

tabel 3.

Hasil Kelas Rata-rata

nilai

df Sig. (P) α thitung ttabel

Ketuntasan

kelas Gain

Pretes Eksperimen

Kontrol

52.83

57.67

58 0.144 0.05

1.481

1.671 7 %

17 % -

Postets Eksperimen

Kontrol

81.83

73.17 58 0.279 0.05 5.139 1.671

93%

60%

0.61

0.37

Berdasarkan tabel 3 kenaikan nilai dari kelas eksperimen menunjukkan

peningkatan yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas

eksperimen dari 52.83 naik menjadi 81.83 sedangkan nilai kelas kontrol dari rata-

rata nilai 57.67 naik menjadi 73.17. Hasil indenpendent sample t-test dari nilai

hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol, memperoleh nilai signifikansi

pretest sebesar 0.144 > 0.05, maka dapat disimpulkan tidak signifikan atau tidak

ada perbedaan sebelum diadakan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop. Untuk hasil posttest uji indenpendent

sample t-test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat

disimpulkan signifikan atau terdapat perbedaan setelah diadakan perlakuan

Page 12: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

18

menggunakan model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop. Hasil analisa data

posttest menunjukkan thitung (5.319 > ttabel 1.671). Hasil perhitungan nilai

menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu nilai hasil belajar kelas eksperimen

≥ kelas kontrol. Perhitungan rata-rata nilai pretest hasil belajar siswa di kelas

kontrol sebesar 57.67 pada hasil nilai posttest hasil belajar naik menjadi 73.17

tetapi kenaikan lebih tinggi dan signifikan terjadi pada kelas eksperimen dari nilai

hasil belajar pretest rata-rata nilai sebesar 52.83 dan nilai hasil belajar posttest naik

menjadi 81.83.

Penggunaan model dan media pembelajaran dikatakan efektif terhadap

hasil belajar siswa apabila ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 75% dari

jumlah siswa yang mendapat nilai KKM. Hasil perhitungan persentase

ketuntasan pretest untuk kelas kontrol sebesar 17% dan posttest naik menjadi 60%

sedangkan persentase ketuntasan pretest kelas eksperimen sebesar 7% dan posttest

naik menjadi 93%. Berdasarkan jumlah persentase ketuntasan masing-masing

kelas dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih

tinggi dan tercapai dibandingkan kelas kontrol yang belum mencapai nilai

ketuntasan kelas karena masih ≤ 75%. Hal ini berarti pemberian perlakuan pada

kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop

lebih tinggi dalam proses peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan

kelas kontrol yang proses pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional.

Nilai indeks gain dilakukan dengan membandingkan nilai pretest dan

posttest masing-masing kelas hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pencapaian peningkatan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.

Perhitungan hasil nilai indeks gain ternomalisasi menunjukkan bahwa rata-rata

gain ternormalisasi kemampuan pemahaman kelas eksperimen berbeda dengan

rata-rata gain ternormalisasi kelas kontrol. Hasil rata-rata gain ternormalisasi (g)

kelas eksperimen sebesar 0.61 lebih besar daripada rata-rata gain ternormalisasi

kelas kontrol (g) sebesar 0.37. Hasil perhitungan uji gain ternomalisasi

menunjukkan kenaikan nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas eksperimen. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa perlakuan

pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran TAI berbantu Prezi

Dekstop lebih dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap hasil belajar

daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Pengolahan data angket peneliti menggunakan skala likert. Kriteria

jawaban yaitu, SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak

Setuju). Hasil perhitungan instrumen angket dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Perhitungan persentase per item pernyataan

No Pernyataan Skor Total

Jawaban

Persentase

1 Saya senang belajar Kimia jika pembelajarannya dilakukan

secara kelompok

96 8%

2 Saya lebih mudah belajar kimia dengan model

pembelajaran kelompok

88 7.33%

3 Saya tidak takut bertanya jika saya tidak memahami materi

Kimia dengan model pembelajaran kelompok

96 8%

4 Saya lebih paham dengan penjelasan dari teman

sekelompok dibandingkan guru

64 5.33%

5 Saya senang mengerjakan soal Kimia dengan cara diskusi

kelompok

93 7.75%

6 Pembelajaran dengan media prezi dekstop sangat

membantu dalam proses pembelajaran

100 8.33%

Page 13: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

19

7 Media prezi dekstop memudahkan saya memahami materi

yang ada

98 8.17%

8 Tampilan prezi dekstop tidak membuat saya merasa bosan

dengan materi yang ada

97 8.08%

9 Tambahan fitur gambar, video, grafik dengan prezi dekstop

memudahkan saya dalam mengingat materi yang diajarkan

98 8.17%

10 Adanya model pembelajaran kelompok dan pemanfaatan

media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam dunia

pendidikan

109 9.08%

Total 939 78.25%

Hasil perhitungan berada pada interval setuju dan sangat setuju namun

lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan persentase skor sebesar 78.25%.

Secara jelas perhitungan dapat dilihat dibawah ini :

Prosentase = x 100 %

=

= 78,25 % [16]

Hasil perhitungan pada tabel 3 menunjukkan jumlah skor pengumpulan

data adalah 939 dan persentase sebesar 78,25%. Hasil ini diperoleh dari total

keseluruhan jawaban responden tentang penggunaan model pembelajaran TAI

berbantu Prezi Dekstop pada mata pelajaran Kimia dan berarti penggunaan model

pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop mendapat tanggapan positif dan di

setujui responden serta layak digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Kimia.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Ari Suharjanto, dkk (2012), Lestari (2010) dan Ekawati (2012)

yang menjelaskan bahwa media pembelajaran Prezi Dekstop dan model

pembelajaran TAI berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dan melibatkan siswa senang mengikuti dalam proses pembelajaran

Kimia. Selain itu, hasil penelitian pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk

meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial, aktivitas dan interaksi

antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Keberhasilan efektivitas model pembelajaran TAI berbantu Prezi Dekstop

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia dapat dilihat dari analisis

data yang telah dilakukan dengan menghitung uji normalitas, yang

memperlihatkan bahwa kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen

sama (terdistribusi normal). Hasil lain yaitu uji homogenitas yang menunjukkan

bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari varian yang sama. Kedua

hasil analisis uji statistik dilihat dengan membandingkan hasil nilai pretest dan

posstest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t pretest

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas

kontrol dan eksperimen sebelum adanya perlakuan. Perbedaan hasil belajar antara

kelas eksperimen dan kontrol terjadi ketika kelas eksperimen mendapat perlakuan.

5. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantu Prezi

Page 14: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

20

Dekstop berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan hasil belajar

Kimia kelas X Mia 1 SMA Negeri 1 Bringin. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa

yang lebih senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas.

Dalam pembelajaran kelompok siswa yang cenderung malas dan bosan lebih dapat

mengikuti pembelajaran yang dilakukan dengan pembentukan kelompok

menggunakan model pembelajaran TAI. Selain itu media pembelajaran prezi

dekstop juga mendapat tanggapan positif dari siswa dan dampak membantu dalam

penyampaian materi dikelas. Selain itu membuat dapat menarik perhatian siswa

dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh seperti yang terjadi pada kelas

kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan hasil aktivitas siswa pada kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 83.75% >

kelas kontrol 46.67%. Perhitungan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol

meningkat dari hasil pretest sebesar 57.67 dan hasil posttest naik menjadi 73.17

tetapi kenaikan lebih tinggi dan signifikan terjadi pada kelas eksperimen dari hasil

pretest rata-rata nilai sebesar 52.83 dan hasil posttest naik menjadi 81.83. Uji beda

menggunakan t-test diperoleh skor rata-rata hasil belajar posttest kelas eksperimen

dan kontrol diperoleh skor signifikansi 0.000, menunjukkan bahwa 0.000 < 0.05

dan berarti ada perbedaan yang signifikan. Hasil perhitungan nilai ketuntasan

pretest kelas kontrol, 5 siswa kelas kontrol tuntas dengan persentase 17% dan hasil

posttest menunjukkan kenaikan yaitu 18 siswa tuntas dengan persentase 60%,

namun hasil ini belum menunjukkan nilai ketuntasan kelas karena masih <75%.

Berbeda dengan hasil nilai ketuntasan pretest kelas eksperimen, 2 siswa kelas

eksperimen tuntas dengan persentase 7% dan hasil posttest menunjukkan kenaikan

yaitu 28 siswa tuntas dengan persentase 93%, hasil ini menunjukkan nilai

ketuntasan kelas karena > 75%. Hasil gain ternomalisasi menunjukkan bahwa nilai

kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan perbandingan

nilai gain ternomalisasi 0.61>0.37. Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikan antar nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen

(mempunyai kemampuan yang berbeda).

Hasil angket menunjukkan bahwa efektivitas model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI) berbantu Prezi Dekstop mendapat tanggapan

positif dan dapat diterima siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan total skor

939 dari total maksimal skor kriteria 1200. Perhitungan persentase angket

menunjukkan 78.25%.

6. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan

pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan

memperbaiki beberapa kekurangan yang ada dalam penelitian ini, maupun dengan

melakukan variasi proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah

sehingga timbul suatu keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang

tidak bisa diselesaikan atau sulit asalkan mereka mau mempelajarinya.

7. Daftar Pustaka

[1] Radno, Harsanto. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta :

Kanisius.

[2] Memes, Wayan. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP, Jakarta : PPGSM,

Dirjen Dikti, Depdiknas.

[3] Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 15: Efektifitas Model Pembelajaran Team Assisted ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8873/3/T1_702010163_Full... · untuk memahami materi dan aplikasi ini berbasis Adobe Air,

21

[4] Ari Suharjanto, Hery Sawaiji, Tutik Susilowati (2012). Penerapan Media

Pembelajaran Dengan Penggunaan Software Prezi dalam Upaya

Meningkatkan Minat Belajar Mata Diklat Komunikasi. Univesitas Sebelas

Maret Surakarta.

[5] Lestari. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi dan Motivasi siswa Kelas X

Mata Pelajaran Kimia Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI di

MA Ali Maksum Krapyak. UIN. Yogyakarta.

[6] Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta :

Rineka Cipta.

[7] Wijaya, Yoga Permana. 2010. Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif

Berbasis Konteks Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK.

Bandung : Pendidikan Ilmu Komputer. FPMIPA UPI.

[8] Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika.

Semarang : UNNES Press.

[9] Slavin, Robert, E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek jilid 1 (Edisi

9). Jakarta: Indeks.

[10] Settle, Q.Katie M. A., Lauri M. B. 2011. Using Prezi in the classroom. Jurnal

NACTA vol. 55 No. 4.

[11] Aribowo, I.T. 2012. Keefektifan Penggunaan Multimedia Prezi pada Pembelajaran

Keterampilan Menulis Bahasa Jerman di SMA Negeri 2 Bangutapan Bantul.

Yogyakarta : UNY.

[12] Rosadi, H. 2013. Pengembangan Media Slide Berbasis Program Aplikasi

Prezi pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Sekolah

Menengah Pertama. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

[13] Sukmadinata, Nana S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

[14] Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

[15] Moh. Uzzer dan Lilis S. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

[16] Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan RnD.

Bandung : CV Alfabeta.

[17] Anggraini, Endah. 2009. Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS

Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

(NHT) di SMA Negeri 1 Nguter Tahun Pelajaran 2009/2010 : Universitas

Sebelas Maret.

[18] Wijayanti, Pujik. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) Berbantuan Microsoft Powerpoint Terhadap

Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V

SDN Kalicacing 02. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana

[19] Puranama, Denis. 2013. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa

Kelas XI IPS 2 Sma Negeri 1 Turen pada Pokok Bahasan Turunan dengan

Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) : Universitas

Negeri Malang.