49
TUGAS KEDARURATAN B3 DI INDUSTRI [TL-6190] Tugas Makalah UAS SARANA PRASARANA KEDARURATAN DI INDUSTRI Nama : Adinegara (25308029)

Tugas Uas Ked b3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Uas Ked b3

TUGAS

KEDARURATAN B3 DI INDUSTRI

[TL-6190]

Tugas Makalah UAS

SARANA PRASARANA KEDARURATAN DI INDUSTRI

Nama : Adinegara (25308029)

MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2010

Page 2: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 1

Bab I

Pendahuluan

Kedaruratan (emergency) atau keadaan darurat adalah situasi dan kondisi yang

tidak normal, terjadi secara tiba-tiba, bersifat mengganggu kegiatan dalam sebuah

organisasi atau komunitas yang perlu segera ditanggulangi. Keadaan darurat dapat

berubah menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban

penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan

sarana, prasarana dan fasilitas umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata

kehidupan dan penghidupan masyarakat. Keadaan darurat dapat dibagi menjadi

beberapa kategori berdasarkan sumber penyebabnya, yaitu:

a. Bencana alamiah (natural hazard), contohnya banjir, kekeringan, angin

topan, gempa, petir;

b. Kegagalan teknis (technological hazard) seperti pemadaman listrik,

bendungan bobol, kebocoran nuklir, peristiwa kebakaran/ledakan, kecelakaan

kerja/lalulintas;

c. Huru hara, meliputi perang dan kerusuhan.

Kedaruratan di industri seringkali terjadi disebabkan oleh adanya kegagalan teknis

dari suatu proses.

Kecelakaan industri seringkali terjadi dan berdampak luas dikarenakan antisipasi

kedaruratan yang tidak maksimal. Untuk mengantisipasi keadaan darurat

diperlukan unsur mitigasi lewat upaya Kesiapsiagaan (preparedness) dan Tanggap

Darurat (emergency response). Kesiapsiagaan adalah keadaan siap dan siaga

terhadap kejadian atau situasi khusus atau yang tidak terduga sedangkan Tanggap

darurat adalah serangkaian kegiatan dan upaya pemberian bantuan kepada korban

bencana berupa pertolongan kesehatan, bahan makanan, obat-obatan,

penampungan sementara, serta mengatasi kerusakan secara darurat supaya dapat

berfungsi kembali. Upaya tanggap darurat dapat berjalan dengan baik dan

maksimal apabila jauh sebelum terjadi kedaruratan telah dipersiapkan unsur

berupa kesiapsiagaan. Kedua unsur tersebut merupakan mutu yang penting dalam

mencapai tujuan dan dalam mencegah serta memitigasi dampak negatif.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 3: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 2

Salah satu elemen dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat di industri adalah

ketersediaan sarana dan prasarana kedaruratan di lingkungan sekitar kegiatan

industri. Pihak pengusaha mesti menyediakan fasilitas, peralatan dan

perlengkapan yang tepat guna diikuti dengan melakukan berbagai pengaturan

penanganan kedaruratan sedemikian rupa sehingga lebih efektif antara lain

melalui kegiatan penyusunan dan uji coba rencana penanganan kedaruratan,

mengorganisasi, memasang dan menguji sistem peringatan dini, penggudangan

dan penyiapan barang-barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, pelatihan dan

gladi, penyiapan mekanisme alarm dan prosedur-prosedur tetap.

Guna mencapai koordinasi yang efektif antara berbagai pihak ketika terjadi

kedaruratan, sebaiknya fasilitas tanggap darurat disediakan di sekitar lingkungan

industri. Tulisan ini selanjutnya akan membahas berbagai sarana dan prasarana

kedaruratan yang seringkali digunakan dalam dunia industri.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 4: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 3

Bab II

Sarana Prasarana Kedaruratan di Industri

Ada banyak sekali jenis sarana dan prasarana kedaruratan yang dibangun dan

dipasang disekitar lingkungan industri. Namun, yang sering dapat terlihat adalah

sebagai berikut:

• Alat Pemadam Api Ringan

(APAR)

• Fire Hydrant

• Fire Alarm

• Smoke Detector

• Sprinkler System

• Jalan Keluar

• Kotak P3K

• Klinik

• APD

• Mobil Pemadam Kebakaran

• Mobil Ambulans

• dan sebagainya

1. ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Alat pemadam api ringan atau APAR ialah alat yang ringan serta mudah dilayani

oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. APAR tidak

dirancang untuk memadamkan api yang tidak terkendali, seperti halnya api yang

telah mencapai langit-langit dan APAR tidak boleh digunakan jika

membahayakan penggunanya (contoh: tidak ada jalan keluar, banyak asap, bahaya

ledakan, dan sebagainya).

APAR berdasarkan cara operasinya dapat dibagi menjadi dua tipe: stored pressure

(berisi nitrogen) dan cartridge-operated (berisi CO2). APAR tipe stored pressure

umumnya dipasang hampir di setiap area industri, sedangkan tipe cartridge-

operated hanya diletakkan di beberapa fasilitas khusus industri. APAR lebih

lanjut dapat dibagi menjadi model hand-held dan cart-mounted (wheeled

extinguishers). Model hand-held bersifat portabel karena ringan (0.5 - 14 kg).

Adapun unit cart-mounted (23+ kg) dilengkapi roda. Model beroda ini umum

dijumpai di kawasan konstruksi, landasan pesawat terbang, heliport, dermaga dan

marina.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 5: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 4

(a) (b) (c)

Gambar 1. APAR (a) bagian-bagian APAR (b) tipe stored pressure; (c) tipe cartridge-operated

Klasifikasi APAR hand-held

Terdapat beberapa klasifikasi APAR yang diakui secara internasional. Tiap

klasifikasi berfungsi untuk memadamkan api yang berasal dari kelompok bahan

bakar tertentu (kelas api). Australia dan Inggris mengenal enam kelas api:

Kelas A : solid organik (contoh: kertas dan kayu)

Kelas B : flammable liquid dan liquifiable solid.

Kelas C : flammable gas

Kelas D : bahan logam (metal)

Kelas E : peralatan listrik

Kelas F : lemak dan minyak goreng

Tabel 1. Klasifikasi APAR di Australia

Tipe   Kesesuaian penggunaan APAR terhadap Kelas ApiWater AFoam A BDry chemical (powder)

A B C E

Carbon dioxide (A) B C E FVaporising liquid (not halon)

A B C E

Halon*) A B EWet chemical A F*) APAR Halon (kuning) ilegal untuk dimiliki atau digunakan terhadap api, kecuali jika ada izin.

Tabel 2. Klasifikasi APAR di Inggris

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 6: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 5

Tipe   Kesesuaian penggunaan APAR terhadap Kelas ApiWater AFoam A BDry powder (A) B C ECarbon dioxide B EWet chemical A (B) FKelas D powder DHalon gas

Sedangkan menurut Permennakertrans No. 04/MEN/1980 tentang Syarat‐Syarat

Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan, pada pasal 2:

(1). Kebakaran dapat digolongkan :a) Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);b) Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Golongan B);c) Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);d) Kebakaran logam (Golongan D).

(2). Jenis alat pemadan api ringan terdiri :a) Jenis cairan (air);b) Jenis busa;c) Jenis tepung kering;d) Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);

(3). Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam api ringan tersebut ayat (1) dan ayat (2) dapat diperluas sesuai dengan perkembangan teknologi.

Jenis Media Pemadam dalam APAR

Kimia kering / Dry Chemical

Berisi senyawa kimia mencakup sodium bikarbonat, potassium bikarbonat,

potassium bikarbonat berbahan dasar urea, potassium klorida atau mono

kromonium fosfat yang dicampur secara khusus sehingga dapat menyerap panas.

Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi kimia pembakaran

dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan bahan yang terbakar. Untuk

jenis dapat digunakan untuk kelas kebakaran A, B maupun C.

Foam

AFFF atau Aqueous Film Forming Foam adalah campuran busa yang dilarutkan

dalam air, berfungsi sebagai penghalang tercampurnya udara dengan uap bahan

bakar dengan cara membentuk lapisan film hidrokarbon pada permukaan bahan

bakar untuk menekan timbulnya uap bahan bakar. Biasanya digunakan untuk jenis

kelas kebakaran D.

Halon

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 7: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 6

Halon merupakan senyawa gas hidrokarbon yang salah satu atau lebih gugus

hidrogennya diganti dengan atom halogen atau atom bromine. Sifatnya stabil.

Cara kerja dari jenis pemadam ini adalah dengan mengikat oksigen, sehingga

memutus rantai reaksi kimia pada proses pembakaran. Biasanya digunakan untuk

memadamkan jenis kelas kebakaran C. Namun saat ini sudah jarang digunakan

karena mempunyai efek samping terhadap ozon.

Karbondioksida (CO2)

Media yang digunakan dalam APAR adalah gas CO2. Cara kerja dari pemadam

jenis ini adalah dengan menyingkirkan oksigen dari area kebakaran dan

memisahkannya dari bahan bakar, karena CO2 lebih berat dibandingkan dengan

oksigen. Karena CO2 tersimpan dalam fasa cair dengan tekanan tinggi, maka

suhunya pun sangat rendah (dibawah -78ºC), sehingga pemadamannya juga

dilakukan dengan metode pendinginan. Cocok untuk jenis kebakaran kelas C.

Air

APAR yang berisi air biasanya berwarna perak. Isi apar ini adalah air murni yang

disimpan dalam sebuah tabung bertekanan. Untuk jenis pemadam ini biasanya

digunakan hanya untuk jenis kebakaran kelas A saja.

Gambar 2. Jenis APAR berdasarkan media dan kelas api

Powder / Bubuk Kelas D

Khusus untuk kelas kebakaran D atau kebakaran yang melibatkan bahan dasar

logam. Bahan berupa campuran antara sodium klorid dan material thermoplastik.

Kimia basah / Wet Chemical

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 8: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 7

Pemadam jenis kimia basah merupakan campuran berbahan dasar potassium

asetat yang digunakan untuk memadamkan bahan yang digunakan dalam proses

memasak. Cara kerja dari jenis pemadam ini adalah dengan mendinginkan bahan

yang terbakar dan membentuk lapisan yang memisahkan antara api dan udara.

Ketentuan Pemasangan dan Penempatan APAR

(1) Ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai

dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

(2) Tinggi pemberian tanda pemasangannya adalah 125 cm dari dasar lantai.

(3) Harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.

(4) Jarak antara APAR yang satu dengan lainnya tidak melebihi 15 meter

(5) Semua tabung APAR sebaiknya berwarna merah.

(6) Tidak memasang dan menggunakan APAR yang berlubang atau berkarat.

(7) Dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau

ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

(8) Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya diberi

kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.

(9) Sengkang tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati.

(10)APAR tidak dipasang dalam ruangan bersuhu melebihi 490C atau -440C

kecuali apabila APAR dibuat khusus untuk suhu diluar batas tersebut diatas.

(11)Untuk APAR yang ditempatkan di tempat terbuka harus dilindungi dengan

tutup pengaman.

Gambar 3. APAR mesti terletak di lokasi yang jelas, mudah dicapai, tidak terhalang objek

Pemeliharaan APAR

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 9: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 8

(1) APAR diperiksa tiap 1-2 kali dalam setahun (6 atau 12 bulan sekali),

mencakup:

Kondisi isi dan tekanan dalam tabung apakah sesuai standard atau tidak;

Kondisi luar tabung, pengaman tabung, handel, label, mulut pancar, pipa

pancar, apakah berlubang, berkarat, macet, tersumbat atau tidak.

(2) Apabila yang ditemukan cacad sewaktu pemeriksaan harus segera diperbaiki

atau diganti.

(3) Untuk setiap APAR dilakukan percobaan secara berkala dengan jangka

waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan

coba 30 (tiga puluh) detik.

(4) Tabung tidak boleh digunakan sesudah 10 (sepuluh) tahun terhitung tanggal

pembuatannya dan selanjutnya dikosongkan.

(5) Tabung gas yang dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk dipakai harus

dimusnahkan.

(6) Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat pada badan alat pemadam

api ringan tersebut.

(7) Alat pemadam api ringan ditempatkan kembali pada posisi yang tepat.

Penjelasan lebih meneyeluruh dapat dilihat dalam Peraturan yang bersangkutan.

2. FIRE HYDRANT

Fungsi utama hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi

kebakaran. Banyak negara maju telah membuat standard pewarnaan dan tanda-

tanda khusus untuk setiap sistem hidran sedangkan di negara-negara dunia ketiga

hal tersebut belum lazim. Pada saat terjadi peristiwa kebakaran fire hydrant harus

mudah terlihat dan segera dapat dipergunakan. National Fire Protection

Association (NFPA) secara spesifik menyatakan bahwa hidran harus diwarnai

dengan chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat seperti white, bright

red, chrome silver dan lime-yellow, tetapi sebenarnya aspek terpenting adalah

warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu. 

NFPA menyatakan bahwa ada perbedaan secara fungsi antara fire hydrant untuk

kebutuhan perkotaaan (municipal system) dan kebutuhan pribadi (private system)

termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga harus ada perbedan warna dan

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 10: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 9

penandaan lainnya. Fire Hydrant. o rg salah satu website yang berkenaan dengan

hydrant memberikan masukan sbb :

Tabel 3. Penandaan warna fire hydrant dan peruntukkannya

Supply Body Color

 Municipal System:  Chrome Yellow

 Private System:  Red

 Non-Potable System:  Violet (Light Purple)

Ciri penandaan lainnya adalah flow indicators, standar NFPA untuk bonnets (topi

hydrant) dan caps (sumbat hydrant) harus diwarnai sesuai dengan indikasi

kuatnya tekanan aliran hydrant (20 p.s.i.) dan kode standarnya sbb :

Gambar 4. Outdoor fire hydrant dan penandaan warna bonnets dan capsnya

Tabel 4. Penandaan warna fire hydrant berdasarkan flow indicator

Class C Less than 500 GPM Red

Class B 500-999 GPM Orange

Class A 1000-1499 GPM Green

Class AA 1500 GPM & above Light BlueSumber: NFPA 291, Chap. 3

Fire hydrant dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu outdoor dan indoor hydrant.

Industri sering memasang kedua jenis hidran tersebut. Outdoor hydrant seing

ditemukan berbentuk batang seperti gambar di atas, dipasang di bagian luar

gedung sedangkan indoor hydrant umumnya berbentuk box berwarna merah atau

putih berisi keran dan selang seperti gambar di bawah. Indoor hydrant tersebut

dipasang di dinding bangunan. Box hydrant berisi selang juga dapat diletakkan di

luar bangunan berdekatan dengan hydrant berbentuk pipa.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 11: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 10

Gambar 5. Fire hydrant berbentuk box

Pemeriksaan dan Perawatan

Fire hydrant memerlukan pemeriksaan dan perawatan setiap tahun. Produsen

hidran menyarankan agar melumasi bagian head mechanism serta mengganti

bagian head gasket dan o-ring setiap tahun agar hidran dapat berfungsi baik.

Lubrikasi head mechanism sebaiknya menggunakan food grade non-petroleum

lubricant supaya tidak terjadi kontaminasi dalam sistem distribusi air hidran.

Ketentuan mengenai hidran di tempat kerja di Indonesia ada dalam "Keputusan

Menteri Negara Pekerjaan Umum RI" No 10/KPTS/2000 tentang KETENTUAN

TEKNIS PENGAMANAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA

BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN pada Bagian 3: Sistem

Pemadaman Kebakaran Manual, 3.3 Hidran kebakaran dalam bangunan.

3. FIRE ALARM SYSTEM

Sistem alarm kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi sistem alarm otomatis,

manual, atau gabungan dan dirancang untuk mendeteksi kehadiran api yang tidak

diinginkan dengan cara memonitor perubahan lingkungan. Sistem tersebut dapat

memberitahu orang untuk melakukan evakuasi ketika terjadi kedaruratan,

memanggil layanan kedaruratan, serta mempersiapkan struktur dan sistem terkait

untuk mengendalikan penyebaran api dan asap.

Inisiasi Alarm

Alat aktivasi manual; berbentuk break glass station, buttons and manual

pull station. Alat tersebut harus diletakkan pada lokasi yang mudah terlihat

(pada lokasi dekat jalan keluar) dan selalu siap untuk dioperasikan.

Alat aktivasi otomatis dapat dalam berbagai bentuk tergantung perubahan

fisik akibat api yang ingin dideteksi seperti: energi termal konveksi (detektor

panas), produk pembakaran (detektor asap), energi radiasi (detektor nyala

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 12: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 11

api), gas pembakaran (detektor karbon monoksida) dan agen-agen pemadam

api (detektor aliran air).

Berbagai ketentuan mengenai alarm kebakaran otomatis terutama di tempat kerja

diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per/02/MEN/1983 Tentang

Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik. Terhadap instalasi alarm kebakaran

otomatis harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian berkala secara mingguan

bulanan dan tahunan. Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat dilakukan oleh

konsultan kebakaran atau organisasi yang telah diakui oleh Direktur atau pejabat

yang ditunjuk.

(a) (a)

(c) (d)

Gambar 6. (a) Fire Alarm Aktivasi Manual break glass station; (b) manual pull station; (c) indikator bunyi alarm; (d) alarm yang dilengkapi dengan indikator lampu

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 13: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 12

4. SMOKE DETECTOR

Detektor asap adalah alat untuk mendeteksi kehadiran asap. Dunia industri

biasanya melengkapi sistem alarm otomatisnya dengan setiap bangunan dengan

detektor asap. Detektor asap biasanya disimpan dalam plastik bentuk cakram

berdiameter sekitar 150 mm dan mempunyai ketebalan 25 mm. Kebanyakan

detektor bekerja dengan prinsip deteksi optik (photoelectric) atau proses fisik

(ionization) atau gabungan kedua prinsip tersebut.

Detektor asap optis umumnya memiliki kemampuan deteksi lebih cepat terhadap

asap yang dihasilkan api nyala kecil sedangkan detektor asap ionisasi lebih cepat

mendeteksi asap dari api yang menyala besar. Obscuration atau kekaburan adalah

standard unit pengukuran bagi sensitivitas detektor asap. Kekaburan yang

dimaksud yaitu asap mengaburkan visibilitas atau tingkat kemampuan pandangan

sensor detektor. Konsentrasi asap yang lebih tinggi menyebabkan tingkat

kekaburan menjadi lebih tinggi pula, dan menurunkan tingkat visibilitas.

Gambar 7. Detektor Asap

Tabel 4. Tipe dan tingkat sensitivitas detektor asap

Tipe Detektor Tingkat Kekaburan

Ionization 2.6-5.0% obs/m (0.8-1.5% obs/ft)

Photoelectric 6.5-13.0% obs/m (2-4% obs/ft)

Beam 3% obs/m (0.9% obs/ft)

Aspirating 0.005-20.5% obs/m (0.0015-6.25% obs/ft)

Laser 0.06-6.41% obs/m (0.02-2.0% obs/ft)

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 14: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 13

Beberapa hal yang mesti diperhatikan mengenai detektor asap adalah sebagai

berikut:

(1).Detektor asap harus dapat bekerja baik dan kepekaannya tidak terpengaruh

oleh tegangan listrik yang bekerja.

(2).Dalam menentukan letak detektor asap harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a) kecepatan aliran udara bila detektor asap dipasang dalam saluran udara,

dekat saluran udara atau dalam ruang ber-AC;

b) suhu sekitar langit-langit;

(3).Pemasangan detektor asap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) sekurang-kurangnya satu detektor asap harus dipasang untuk setiap 92 m2

luas lantai.

b) jarak antar detektor asap tidak lebih dari 12 m dalam ruangan biasa dan 18

m di dalam koridor.

(4).Setiap kelompok alarm kebakaran dibatasi sampai 20 buah detektor asap dan

dapat melindungi ruangan tidak lebih dari 2000 m2 luas lantai.

Ketentuan mengenai pemasangan detektor asap lebih jelas diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No.Per/02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran

Otomatik pada Bab IV Sistem Deteksi Asap.

5. FIRE SPRINKLER DAN SPRINKLER SYSTEM

Fire sprinkler atau penyiram api adalah bagian dari sistem sprinkler yang

berfungsi menyemprotkan air ketika efek api terdeteksi, seperti saat temperatur

ruangan telah mencapai titik tertentu. Ketika temperatur ruangan mencapai titik

tertentu, bagian heat-sensitive glass bulb (lihat Gambar 6) atau fusible link pada

sprinkler yang berfungsi sebagai sumbat saluran air pecah sehingga air dapat

keluar dari lubang pipa. Titik temperatur aktivasi setiap jenis sprinkler berbeda,

tergantung tipe bahaya yang dihadapi. Untuk pembeda jenis sprinkler biasanya

glass bulb tersebut diberi warna yang berbeda (lihat Tabel 5). Aliran air dari pipa

menumbuk deflektor sehingga menghasilkan pola persebaran air tertentu.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 15: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 14

Gambar 8. Fire Sprinkler, pentolan berwarna merah adalah heat-sensitive glass bulb

Sistem sprinkler atau penyiram api merupakan langkah perlindungan terhadap api,

terdiri dari sistem suplai air yang memberikan tekanan yang cukup serta laju

aliran air pada sistem perpipaan distribusi air hingga pada alat fire sprinkler yang

terhubung.

Tabel 5. Maximum ceiling temperature, nominal operating temperature of the sprinkler, color of the bulb or link and the temperature classification

Maximum Ceiling Temperature

Temperature Rating

Temperature Classification

Color Code (with Fusible Link)

Glass Bulb Color

100°F / 38°C135-170°F / 57-77°C

OrdinaryUncolored or Black

Orange (135°F) or Red (155°F)

150°F / 66°C175-225°F / 79-107°C

Intermediate WhiteYellow (175°F) or Green (200°F)

225°F / 107°C250-300°F / 121-149°C

High Blue Blue

300°F / 149°C325-375°F / 163-191°C

Extra High Red Purple

375°F / 191°C400-475°F / 204-246°C

Very Extra High Green Black

475°F / 246°C500-575°F / 260-302°C

Ultra High Orange Black

625°F / 329°C 650°F / 343°C Ultra High Orange Black

Jumlah sprinkler yang aktif hanya terbatas pada sprinkler yang terdekat dengan

api saja. Sprinkler untuk industri perlu pelepasan air minimal sekitar 75-150

liter/menit (20-40 US galon/menit), namun direkomendasikan menggunakan

sprinkler jenis terbaru yaitu Early Suppression Fast Response (ESFR)

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 16: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 15

(100 US galon/menit atau 0.0063 m3/detik). Sebagai catatan, sistem sprinkler

hanya bekerja sekitar 1 – 4 menit, sehingga upaya pemadaman api lebih lanjut

tergantung pada waktu kedatangan tim pemadam kebakaran pada lokasi

kebakaran.

Tipe Sistem Sprinkler

1. Sistem wet pipe

Tipe sistem ini paling sering digunakan daripada tipe sistem lainnya karena

sederhana yaitu pipa sprinkler telah terisi oleh air sehingga ketika glass bulb

pecah, air langsung tersembur. Kelemahan tipe ini adalah bila terjadi

kebocoran pipa.

2. Sistem dry pipe

Sistem dry pipe hanya dapat dipasang pada ruangan dingin yang

temperaturnya mampu membekukan air pada sistem wet pipe. Pipa sistem ini

belum terisi oleh air hingga sprinkler teraktivasi. Beberapa kelemahan sistem

tersebut adalah:

Sistem lebih kompleks karena memerlukan peralatan tambahan dan

kontrol tekanan udara;

Biaya pemasangan dan perawatan lebih mahal

Mempunyai fleksibilitas desain lebih rendah

Waktu respons lebih lama: karena pipa belum terisi air, maka perlu waktu

untuk mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler.

Potensi korosi pipa yang besar

3. Sistem "Banjir"

Sistem ini tidak menggunakan heat-sensitive light bulb atau fusible link.

Digunakan untuk menghadapi bahaya khusus dimana api dapat menyebar

cepat. Air belum terdapat dalam pipa kecuali jika sprinkler teraktivasi.

Sprinkler teraktivasi jika ada bahaya yang terdeteksi oleh sistem alarm

otomatis (detektor asap, panas, dsb.) atau juga dapat diaktivasi secara manual.

Setelah teraktivasi, air keluar dari semua sprinkler secara simultan.

4. Pre-Action System

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 17: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 16

Sistem pre-action adalah hibrida dari sistem wet, dry, dan "banjir". Ada dua

sub-tipe: single interlock dan double interlock. Inti kerja dari sistem ini

adalah ketika bahaya terdeteksi oleh detektor asap atau detektor panas, pipa

sprinkler kemudian menjadi siaga (dari sistem dry menjadi sistem wet)

namun tidak sampai mengeluarkan air hingga bagian heat-sensitive light bulb

atau fusible link teraktivasi.

5. Foam water sprinkler systems

Merupakan sistem khusus yang melepaskan campuran air dengan busa sabun

konsentrasi rendah. Sistem didesain khusus untuk menghadapi bahaya dari

flammable liquid.

6. JALAN KELUAR

Jalan keluar atau exit adalah bagian dari sebuah sarana jalan ke luar yang

dipisahkan dari tempat lainnya dalam bangunan gedung oleh konstruksi atau

peralatan untuk menyediakan lintasan jalan yang diproteksi menuju exit

pelepasan.

Gambar 9. Jalan keluar / exit.

Sarana jalan ke luar harus dipelihara terus menerus, bebas dari segala hambatan

atau rintangan untuk penggunaan sepenuhnya pada saat kebakaran atau pada

keadaan darurat lainnya. Perlengkapan, dekorasi atau benda-benda lain tidak

boleh diletakkan sehingga mengganggu exit, akses ke sana, jalan ke luar dari sana

atau mengganggu pandangan. Cermin tidak boleh dipasang di dalam atau dekat

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 18: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 17

exit manapun sedemikian rupa yang dapat membingungkan arah jalan ke luar.

Berbagai komponen penting sarana jalan keluar dapat didaftarkan sebagai berikut:

- Pintu

- Tangga

- Ruang tertutup kedap asap

- Exit horisontal

- Ram

- Jalan terusan exit

- Eskalator dan travelator

- Tangga penyelamatan terhadap

kebakaran

- Tangga panjat penyelamatan

kebakaran

- Alat penyelamatan luncur

- Peralatan anak tangga bergantian

- Daerah tempat perlindungan

Standard mengenai tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar

untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung di

Indonesia telah diberikan SNI melalui SNI 03 – 1746 - 2000

Pintu

Setiap pintu dan setiap jalan masuk utama

yang dipersyaratkan untuk melayani sebagai

sebuah exit harus dirancang dan dibangun

sehingga jalan dari lintasan ke luar dapat

terlihat jelas dan langsung. Berbagai hal

yang harus diperhatikan mengenai pintu

keluar meliputi lebar, ketinggian lantai,

ayunan dan gaya untuk membuka, kunci,

grendel dan peralatan alarm, tipe pintu.

Gambar 10. Pintu exit

Pintu exit sebaiknya:

– Jangan dibiarkan terbuka

– Harus dalam keadaan tertutup

– Berfungsi untuk menahan penyebaran api

– Melindung dari jalan keluar dari asap

– Jalan keluar mesti terbebas dari halangan

Tangga

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 19: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 18

Perubahan ketinggian di dalam sarana jalan ke luar lebih dari 50 cm ( 21 inci )

harus diselesaikan dengan ram atau tangga. Perubahan ketinggian sarana jalan ke

luar tidak lebih dari 50 cm ( 21 inci ) harus menggunakan satu ram atau tangga

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keberadaan dan lokasi bagian ram dan

jalur jalan harus mudah terlihat. Kedalaman anak tangga dari tangga tersebut

minimum harus 30 cm ( 13 inci ), dan keberadaan serta lokasi setiap tangga harus

mudah terlihat.

Gambar 11. Perubahan ketinggian pada sarana jalan ke luar.

Kriteria dimensi tangga-tangga standard dapat dilihat dalam SNI 03–1746–2000.

Semua tangga di dalam, yang melayani sebuah exit atau komponen exit harus

tertutup. Tangga yang melayani lima lantai atau lebih harus diberi tanda di dalam

ruang tertutup pada setiap bordes lantainya. Tanda itu juga harus menunjukkan

lantai itu, dan akhir teratas dan terbawah dari ruang tangga tertutup, dan

identifikasi tangga. Penandaan akan juga menyatakan lantai dari, dan arah ke, exit

pelepasan. Kemanapun ruang tertutup untuk tangga membutuhkan lintasan dalam

arah ke atas untuk mencapai permukaan exit pelepasan, penandaan dengan

indikator pengarahan menunjukkan arah ke permukaan dari exit pelepasan harus

disediakan pada setiap bordes permukaan lantai dari yang ke arah atas dari

lintasan yang dibutuhkan. Penandaan seperti itu harus mudah terlihat apabila pintu

dalam posisi terbuka atau tertutup.

Ruang tertutup kedap asap

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 20: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 19

Suatu ruang tertutup kedap asap harus terdiri dari suatu tangga menerus yang

ditutup dari titik tertinggi ke titik terendah oleh penghalang yang mempunyai

tingkat ketahanan api 120/120/120 atau sesuai SNI 03-1736-2000. Setiap ruang

tertutup kedap asap harus di lepas ke jalan umum, ke halaman atau lapangan yang

langsung ke jalan umum, atau ke dalam jalur terusan exit. Jalur exit seperti itu

harus tanpa bukaan lain dari pada pintu masuk dari ruang tertutup yang kedap

asap dan pintu ke halaman luar, lapangan, atau jalan umum. Jalur terusan exit

harus dipisahkan dari sisa bangunan oleh bahan dengan tingkat ketahanan api

120/120/120 atau sesuai SNI 03-1736-2000 tentang tata cara perencanaan sistem

proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

Tangga panjat penyelamatan kebakaran

Tangga panjat penyelamat kebakaran hanya diijinkan apabila menyediakan :

a) Akses menuju tempat di atap yang tidak dihuni; atau

b) Sebuah sarana jalan keluar kedua dari lift gudang seperti yang diijinkan

untuk bangunan hunian gudang; atau

c) Sebuah sarana jalan ke luar dari menara dan platform yang ditinggikan

untuk perlengkapan mesin atau tempat yang serupa, untuk hunian tidak

lebih dari tiga orang yang mampu menggunakan tangga panjat; atau

d) Sebuah sarana jalan ke luar kedua dari ruangan ketel uap atau tempat yang

serupa untuk hunian tidak lebih dari tiga orang yang mampu menggunakan

tangga panjat; atau

e) Akses ke tanah dari balkon atau tangga terendah dari tangga penyelamatan

kebakaran untuk bangunan yang kecil.

Jalan Keluar harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

- Kapasitas sarana jalan keluar (beban hunian, pengukuran sarana jalan keluar,

lebar, dsb);

- Jumlah sarana jalan keluar;

- Susunan sarana jalan keluar;

- Pengukuran jarak lintasan ke exit ;

- Pelepasan dari exit;

- Pencahayaan darurat dan penandaan sarana jalan keluar.

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 21: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 20

Gambar 12. Pintu Exit dan Tangga Darurat

Assembly Area

Assembly area merupakan area tempat berkumpul karyawan kerja bila timbul

situasi darurat. Luas dari area tersebut bervariasi tergantung kebutuhan industri,

terkadang area yang dijadikan assembly area adalah lapangan luas terbuka dan

terkadang tempat parkir juga dijadikan assembly area. Sebaiknya ada penanda

atau identitas yang menunjukkan suatu area merupakan assembly area.

Gambar 13. Contoh assembly area

7. SAFETY SIGN

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 22: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 21

Safety sign bertujuan untuk menarik perhatian pekerja ketika terjadi situasi

bahaya dan memberikan informasi mengenai keselamatan. Sistem untuk tanda dan

papan sinyal didasarkan warna kerja lampu lalu lintas, yaitu – merah untuk

larangan, kuning untuk berhati-hati dan hijau untuk aksi positif. Warna keempat

yaitu biru dapat digunakan untuk tanda perintah dan untuk menyampaikan

informasi lokasi telepon.

Tabel 6. Arti warna dari Safety Sign

Bentuk dari tanda juga dapat distandardisasikan seperti: cakram untuk larangan

dan instruksi, segitiga untuk tanda peringatan, kotak dan persegi untuk tanda

kedaruratan dan informatif.

Tabel 7. Bentuk geometrik tanda dan artinya

Tabel 8. Kombinasi bentuk geometrik dengan warna dan artinya

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 23: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 22

Do not extinguis No access for Flammable matter Explosive matter with water industrial vehicles

Safety helmet must Safety gloves must First aid post Emergency exit/escape route be worn be worn

Fire hose Fire extinguisher This way Emergency fire telephone

Gambar 14. Beberapa Contoh Gambar Safety Sign

8. KOTAK PERALATAN P3K

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 24: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 23

Peralatan P3K adalah kumpulan peralatan dan perlengkapan yang digunakan

dalam tindakan pertolongan pertama bila kedaruratan menghasilkan kecelakaan.

Kotak peralatan P3K dapat berisi berbagai macam alat tergantung dari siapa yang

mengumpulkan peralatan dan untuk tujuan apa dipasang kotak P3K tersebut. Isi

kotak juga dapat bervariasi pada tiap daerah dikarenakan terdapat perbedaan

peraturan organisasi atau pemerintah. Rekomendasi yang ditujukan pada peralatan

P3K adalah semua alat berada dalam kotak atau wadah yang bersih dan kedap air

agar isi kotak terjaga dan dalam kondisi aseptik. Peralatan P3K juga harus

diinspeksi secara teratur dan diganti apabila ada yang rusak atau kadaluarsa.

ISO First Aid SymbolAlternate version of the first

aid symbol

Symbol of the Red Cross

Star of life

Gambar 15. Simbol yang umum terdapat pada kotak P3K

Isi Kotak P3K

Isi kotak P3K yang paling umum mencakup perban adhesif, obat-obatan,

desinfektan tingkat rendah. Jenis peralatan yang dapat dilengkapi dalam kotak

P3K adalah sebagai berikut:

Airway, Breathing and Circulation:

Umumnya pocket mask dan face shield. Item tambahan/khusus contohnya

Oropharyngeal airway, Nasopharyngeal airway, Bag valve mask, Manual

aspirator atau suction unit

Trauma injuries:

Perban adhesif (band-aid, plester)

Pembalut steril

Perban biasa

Salin / pembersih luka (a)

Sabun

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 25: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 24

Bahan antiseptik

Obat merah

Alat Pelindung Diri (APD):

Sarung tangan

Kacamata atau pelindung mata lainnya

Masker

Apron

Instrumen dan Peralatan:

Gunting

Penjepit / Tang kecil (b)

Pemantik api / Bunsen

Wadah alkohol dan lap pembersih

Suntikan

Senter dan penlight

Thermometer

Obat-obatan: (c)

Life saving: aspirin, Epinephrine autoinjector

Pain killer: paracetamol (acetaminophen), anti-inflammatory painkiller

(Ibuprofen, Naproxen), Codeine

Symptomatic relief : obat anti diare, garam oralit, antihistamin, obat anti racun

(norit), garam bau-bauan (ammonium carbonate)

Gambar 16. Kotak peralatan P3K (diatas: (a) band-aid; (b) sarung tangan; (c) penjepit

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 26: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 25

Semua tempat kerja (industri) wajib menyediakan peralatan P3K. OSHA

merekomendasikan ANSI/ISEA Specification Z308.1 sebagai dasar isi kotak P3K

minimum yang disarankan. Secara umum, tipe sarana P3K yang diperlukan di

tempat kerja ditentukan oleh banyak faktor seperti:

Peraturan dan hukum lokal yang berlaku;

Jenis industri;

Jenis bahaya tempat kerja yang dihadapi;

Jumlah pekerja;

Jumlah lokasi tempat kerja tersebar;

Jarak dengan layanan darurat terdekat (dokter, rumah sakit, ambulans).

9. KLINIK PERUSAHAAN (INDUSTRI)

Klinik adalah unit kecil atau fasilitas kesehatan kecil yang melayani sejumlah

kecil pasien. Klinik di perusahaan (industri) bertujuan memperpendek waktu

'chain of survival' ketika kedaruratan menimbulkan luka (injury). Chain of

survival terdiri dari: early access-early basic life support-early defibrillation- early

advanced life support, dimana klinik berada pada chain 3 (early defibrillation) dan

chain 4 (advanced life support) karena kedua rantai tersebut membutuhkan

seorang profesional untuk menjalankannya (perawat berkualifikasi atau dokter

berkualifikasi). Posisi first aider berada di rantai 2, sedangkan rantai satu diisi

oleh semua orang (lay person).

Pembangunan fasilitas klinik di perusahaan umumnya mempertimbangkan faktor-

faktor seperti:

- luas cakupan operasional perusahaan

- jumlah pekerja

- tingkat risiko di tempat kerja

- jumlah tenaga kerja dalam klinik (jumlah EMT atau dokter)

- peralatan klinik

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 27: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 26

10. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Perusahaan bertanggungjawab dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)

bagi pekerja untuk melindungi mereka dari bahaya tempat kerja. Selain itu, APD

ditujukan untuk memberikan perlindungan ketika menghadapi situasi darurat,

terutama jika pekerja tertentu ditunjuk dalam memitigasi keadaan darurat tersebut

(seperti: tim pemadam kebakaran, tim tanggap darurat kimia dan B3, dsb).

Keadaan darurat yang dimaksud dapat berupa bahaya kimiawi, radiologi, atau

mekanik yang dapat menyebabkan jejas melalui absorpsi, inhalasi atau kontak

fisik. APD yang disediakan mesti memadai, dirawat dengan tepat dan bersih.

Adapun jenis APD dapat dibagi berdasarkan organ tubuh yang dapat

dilindunginya sebagai berikut:

- APD Proteksi mata dan wajah: goggle,

- APD Proteksi saluran pernafasan: gas mask, respirator, SCBA

- APD Proteksi kepala: protective helmet,

- APD Proteksi kaki: sepatu safety, sepatu boot

- APD Proteksi tangan: sarung tangan

Gambar 17. Alat Perlindungan Diri

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 28: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 27

Jenis APD yang dapat digunakan dan ditujukan untuk perlindungan seluruh tubuh

ketika terjadi kedaruratan contohnya adalah:

- Eyewashes dan Emergency Shower

- Chemical Protective Clothing

- APD Heat Stress (Fire fighter clothing)

Gambar 18. Pakaian yang digunakan unit pemadam kebakaran

11. MOBIL PEMADAM KEBAKARAN

Mobil pemadam kebakaran sangat berguna ketika menghadapi kedaruratan

kebakaran besar. Mobil tersebut membawa peralatan dan ahli profesi pemadam

kebakaran ke lokasi kedaruratan kebakaran. Peralatan yang dibawa mobil tersebut

dapar baerupa tangga, pike pole, kapak dan peralatan potong lainnya, halligan bar,

APAR, ventilating equipment, floodlights, pipa selang air, self-contained

breathing apparatus (SCBA), peralatan umum lainnya.

Mobil pemadam kebakaran mempunyai beberapa jenis metode pemompaan air ke

api kebakaran, seperti menyambungkan pipa selang air ke fire hydrant

menggunakan meriam air (air untuk meriam air biasanya ada dalam reservoir

onboard mobil). Sebagian besar perusahaan tidak memiliki fasilitas mobil

pemadam kebakaran karena memerlukan biaya pembelian dan perawatan mobil

yang tinggi. Industri di Indonesia lebih mengandalkan jasa Dinas Pemadam

Kebakaran yang ada pada kawasan lokal. Beberapa perusahaan yang menyediakan

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 29: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 28

mobil pemadam kebakaran biasanya berasal dari jenis perusahaan jasa transportasi

seperti di bandara, Jasa Marga (jalan tol) atau industri besar seperti tambang.

Gambar 19. Unit mobil pemadam kebakaran tipikal meriam air

12. MOBIL AMBULANS PERUSAHAAN

Ambulans berfungsi sebagai transportasi penyedia pre-hospital treatment

(perawatan sebelum dibawa ke rumah sakit). Kehadiran ambulans sangat

membantu dalam situasi darurat dimana terjadi korban dengan luka parah dan

korban harus segera dibawa ke rumah sakit. Ambulans yang digunakan oleh

industri dapat disebut dengan Company Ambulance yang umumnya tergolong

jenis Ambulans Darurat (Emergency ambulance). Banyak perusahaan besar dan

pusat industri lain seperti pabrik kimia, kilang minyak, perusahaan pembuatan

minuman bir, dan perusahaan penyulingan memiliki jasa ambulans. Ambulans

perusahaan biasanya bertindak sebagai kendaraan tanggap darurat pertama (first

response vehicle) dalam keadaan darurat seperti kebakaran atau ledakan.

Gambar 20. Mobil Ambulans

Always plan for the best and prepare for the worst!

Page 30: Tugas Uas Ked b3

Bab III

Pembahasan

Banyak industri peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dalam

sistem manajemen K3nya menyertakan unsur perencanaan tanggap darurat. Salah

satu cara pemenuhan dalam perencanaan tersebut adalah dengan menyediakan dan

mempersiapkan sarana dan prasarana kedaruratan seperti yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya. Salah satu industri yang berusaha menyediakan dan

mempersiapkan sarana dan prasarana tersebut dapat terlihat pada PT. Denso

Indonesia yang terletak di Kawasan Industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Penulis tidak mampu memberikan keterangan lebih jelas dan akurat mengenai

data berbagai jenis sarana dan prasarana kedaruratan di PT. Denso Indonesia.

Oleh karena itu, penulis juga tidak mampu memberikan perbandingan ilmiah

mengenai penjelasan sarana dan prasarana pada perusahaan tersebut dengan

penjelasan bab sebelumnya. Meski demikian penulis berusaha memberikan

pandangan dan kesan subjektif mengenai topik ini berdasarkan hasil pengamatan

dan wawancara singkat sewaktu kunjungan ke PT. Denso Indonesia.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR):

APAR yang terlihat di dalam pabrik terlihat berada dalam kondisi baik, baru dan

bersih, dipasang di dinding (tidak didalam box), diinspeksi pada tahun 2009.

Namun, telah diketahui bahwa pada awal proses kerja PT. Denso Indonesia

menggunakan bahan yang mengandung logam seperti aluminium dimana apabila

terjadi kegagalan proses yang kemudian mengarah pada terjadinya kedaruratan

kebakaran akibat logam, maka APAR yang sesuai untuk bahaya kebakaran

tersebut adalah APAR media foam atau bubuk kering khusus untuk kelas api D.

APAR yang tersebar di pabrik bukan APAR untuk kelas api D.

Fire Hydrant:

Fire hydrant PT. Denso Indonesia dapat ditemukan baik didalam maupun diluar

area pabrik. Terlihat ada fire hydrant tersebar di beberapa titik lokasi proses kerja

(kebanyakan di dinding bangunan pabrik). Ada kotak hidran yang diberi tanda

tidak boleh digunakan. Hal tersebut dikarenakan box hidran tersebut terletak di

area proses awal yang menggunakan logam.

Page 31: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 18

Fire Alarm System:

Sistem alarm yang diterapkan oleh PT. Denso Indonesia tidak diketahui. Namun

apabila menyala, alarm tidak bersifat otomatis memberitahukan pihak pemadam

kebakaran dan teknisi medik yang berada di kawasan industri Cikarang, Bekasi.

PT. Denso secara manual harus memberitahu keadaan darurat melalui fasilitas

telepon.

Smoke Detector:

Smoke detector yang berada di PT. Denso Indonesia tidak dipasang di line

produksi, lebih banyak di area kantor dan ruangan-ruangan tertutup disekitar

pabrik.

Fire Sprinkler dan Sprinkler System:

Sistem sprinkler dipasang pada line produksi kecuali pada line proses awal yang

berpotensi bahaya kedaruratan kebakaran akibat logam. Jenis sistem sprinkler

yang digunakan oleh PT. Denso Indonesia tidak diketahui. Pemeriksaan sprinkler

diaku dilaksanakan setiap bulannya.

Jalan Keluar:

Bangunan line produksi PT. Denso Indonesia mirip gudang besar atau hangar

dimana akses masuk dan keluarnya mudah. Jalan keluar pada line produksi PT.

Denso Indonesia yang jelas tampak berada di bagian barat dan timur bangunan.

Bagian timur bangunan adalah area awal proses dan barat bangunan merupakan

bagian ujung dari proses produksi (proses assembling dan packing). PT. Denso

membuat jalur evakuasi dengan memberikan tanda red line di lantai.

Safety Sign:

Tanda-tanda safety di PT. Denso dapat terlihat dengan jelas dan mudah.

Kotak Peralatan P3K:

Kotak peralatan P3K tersebar di beberapa titik lokasi line produksi. Isi dari kotak

peralatan P3K tidak diketahui.

Klinik Perusahaan:

Klinik berjumlah 1 buah, berada di sebelah utara bangunan, dibantu oleh tenaga

medis seorang dokter dan seorang asisten untuk tiap shift kerja. Ruangan klinik

terkesan kecil. Peralatan yang berada dalam klinik tidak diketahui.

Page 32: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 19

Alat Pelindung Diri (APD):

Alat Pelindung Diri (APD) secara umum diberikan pada hampir setiap pekerja

pada line produksi seperti topi dan kacamata (goggle). APD lain adalah sarung

tangan, baju kerja khusus, sepatu safety, dan masker. Jenis APD yang khusus

disediakan PT. Denso Indonesia kepada pekerja yang ditunjuk untuk menghadapi

kedaruratan tidak diketahui.

Mobil Pemadam Kebakaran:

PT. Denso Indonesia tidak memiliki sarana mobil pemadam kebakaran, dan lebih

mengandalkan kedatangan unit mobil beserta petugas pemadam kebakaran yang

disediakan oleh pihak pengelola kawasan industri di Cikarang, Bekasi.

Mobil Ambulans Perusahaan:

PT. Denso Indonesia tidak memiliki sarana mobil ambulans, dan lebih

mengandalkan kedatangan unit mobil beserta petugas teknisi medik yang

disediakan oleh pihak pengelola kawasan industri di Cikarang, Bekasi.

Page 33: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 20

Bab IV

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Secara umum, hampir semua jenis sarana dan prasarana kedaruratan yang

telah dijelaskan pada bab 2 dimiliki oleh PT. Denso Indonesia. Sarana

kedaruratan yang tidak dimiliki adalah mobil pemadam kebakaran dan

ambulans. Hal ini masih wajar mengingat kepentingan sarana tersebut pada

jenis industri spare-part (PT. Denso Indonesia) tidak mendesak dan fasilitas

tersebut telah disediakan pihak pengelola kawasan industri.

2. Fasilitas yang dimiliki oleh PT. Denso Indonesia berada dalam kondisi

yang cukup baik dan up to date dengan tanpa mengingat ketepatgunaan

penggunaan dan atau pembangunan sarana dan prasarana.

Saran

1. Oleh karena data mengenai sarana dan prasarana masih dirasakan jauh dari

kesempurnaan, maka lebih baik apabila data penjelasan pada Bab II

dilengkapi dengan suatu standard apakah lokal (SNI) maupun internasional

seperti OSHA.

2. Dikarenakan perlu perbandingan yang lebih akuran maka akan lebih baik

apabila ada data lengkap mengenai data sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh PT. Denso Indonesia.

Page 34: Tugas Uas Ked b3

P a g e | 21

Referensi

1. En.wikipedia.org

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per‐04/MEN/1980

Tentang Syarat‐Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api

Ringan.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per/02/MEN/1983 Tentang Instalasi

Alarm Kebakaran Otomatik.

4. Health and Safety Authority. Obligatory Safety Signs.

5. SNI 03–1746-2000. Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan

ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan

gedung.

6. Fire hydrant.org